PENDAHULUAN
1
tersebut terkait praktek pemberian makanan yang tidak tepat pada bayi dan anak
usia dini.4 Status gizi berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan
kecerdasan pada masa usia dini tergantung pada asupan zat gizi yang diterima.
Semakin rendah asupan zat gizi yang diterima, semakin rendah pula status gizi
dan kesehatan anak. Gangguan gizi pada masa bayi dan anak-anak terutama pada
umur kurang dari lima tahun dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan
jasmani dan kecerdasan anak. Pertumbuhan sel otak berlangsung sangat cepat dan
akan berhenti atau mencapai taraf sempurna pada usia 4-5 tahun. Perkembangan
otak yang cepat hanya dapat dicapai bila anak berstatus gizi baik.5
Menurut Riskedas pada tahun 2013, sekitar 37% atau sekitar 9 juta anak
balita mengalami stunting dan di seluruh dunia, Indonesia adalah negara dengan
prevalensi stunting kelima terbesar.6 Baduta (bawah dua tahun) yang mengalami
stunting akan memiliki tingkat kecerdasan yang kurang, dan menjadikan anak
menjadi lebih rentan terhadap penyakit sehingga dimasa depan dapat beresiko
pada menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan
dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan
memperlebar ketimpangan ekonomi.6 Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan
produktivitas pasar kerja, sehingga mengakibatkan hilangnya 11% GDP (Gross
Domestic Products) serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20%.
Selain itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan
ekonomi, sehingga mengurangi 10% dari total pendapatan seumur hidup dan juga
menyebabkan kemiskinan antar-generasi.6 Menurut sumber data dari kemenkes
tahun 2013 dan SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2013,
ditemukan balita dengan kondisi stunting sebanyak 37.970 jiwa atau sekitar
41.08% di Sumedang.4 Angka tersebut merupakan angka yang cukup besar yang
mampu mempengaruhi masa depan kota Sumedang nantinya.
2
ekonomi, sistem pendidikan, sistem kesehatan dan sistem sanitasi dan air bersih.
Pada tingkat rumah tangga (keluarga) yaitu kualitas dan kuantitas makanan yang
tidak memadai, tingkat pendapatan, jumlah dan struktur anggota keluarga, pola
asuh makan anak yang tidak memadai, pelayanan kesehatan dasar yang tidak
memadai, dan sanitasi dan air bersih tidak memadai menjadi faktor penyebab
stunting, dimana faktor-faktor ini terjadi akibat faktor pada tingkat masyarakat.
Peran keluarga turut membantu mencegah kejadian stunting, keluarga adalah dua
orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hiduup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada
Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga
dan masyarakat serta lingkungannya. Faktor penyebab yang terjadi di tingkat
rumah tangga akan mempengaruhi keadaan individu yaitu anak berumur dibawah
5 tahun dalam hal asupan makanan menjadi tidak seimbang, berat badan lahir
rendah (BBLR), dan status kesehatan yang buruk.5
3
1.2 Rumusan masalah
4
2. Mengetahui hubungan pengetahuan PHBS pada orangtua balita
terhadap angka kejadian stunting di Kecamatan Conggeang
Kabupaten Sumedang.
1.4 Hipotesis
5
1. Sebagai ilmu dan pengalaman praktis bagi peneliti dibidang kesehatan
masyarakat.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1.2 Topografi, Iklim, dan Curah Hujan
8
Gambar 2.2 Peta Administratif Kecamatan Conggeang
9
2.2.3 Demografis
Cakupan Wilayah
No Nama Desa
Jumlah KK Jumlah RW Jumlah RT
1 Babakan Asem 1095 9 30
2 Ungkal 261 2 7
3 Cibubuan 887 4 20
4 Conggeang Kulon 1094 8 26
5 Conggeang Wetan 676 4 12
6 Narimbang 1164 6 27
7 Cipamekar 1341 6 27
8 Pada Asih 1295 7 35
9 Karang Layung 1114 7 26
10 Jambu 833 4 13
11 Cacaban 686 3 16
12 Cibeureuyeuh 475 4 15
Total 10881 67 254
10
Tabel 2.2 Jumlah Balita di Kecamatan Conggeang Tahun 2017
11
keluarga di dalamnya. PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai Rumah
Tangga Sehat.21
12
Keunggulan dari ASI adalah:
5) Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat
diberikan kapan saja dan dimana saja.
Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai usia 1 bulan
sampai 5 tahun di posyandu. Manfaat penimbangan bayi dan balita setiap
bulan di Posyandu, antara lain:
3) Merujuk bayi dan balita ke puskesmas bila sakit, berat badan dua
bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM
(Bawah Garis Merah) dan dicurigai gizi buruk.
13
Air memiliki peranan dalam penularan penyakit diare karena air
merupakanunsur yang ada dalam makanan maupun minuman dan
juga digunakan untukmencuci tangan, bahan makanan, serta
peralatan untuk memasak atau makan. Air yang digunakan harus
bersih agar tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Jika air
terkontaminasi dan kebersihan yang baik tidak dipraktikkan,
makanan yang dihasilkan kemungkinan besar juga
terkontaminasi.21
Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indera kita, antara
lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba) :
3) Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak
payau, tidak pahit, dan harus bebas dari bahan kimia beracun.
4) Air tidak berbau, seperti bau amis, anyir, busuk, atau bau
belerang.
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit. Kuman tersebut akan pindah ke tangan apabila kita mencuci
tangan dengan air yang tidak bersih. Pada saat makan, kuman dengan
cepat masuk kedalam tubuh dan dapat menimbulkan penyakit. Sabun
dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman. Mencuci tangan
14
tanpa sabun menyebabkan kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
Mencuci tangan dengan sabun dilakukan setelah buang air besar, sebelum
makan dan menyuapi anak, sebelum menyusui bayi, setiap kali tangan
kita kotor (setelah memegang uang, memegang binatang, berkebun, dan
lain-lain), setelah menceboki bayi atau anak, dan sebelum memegang
makanan. Mencuci tangan dengan sabun dapat membunuh kuman
penyakit yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit seperti diare,
disentri, kolera, thypus, cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS), serta tangan menjadi bersih.17
15
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan
Jentik Berkala adalah pemeriksaan jentik pada tempat perkembangbiakan
nyamuk (tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak
mandi / WC, vas bunga atau tatakan kulkas dan di luar rumah seperti
talang air, alas pot bunga, ketiak daun, tempat minum burung, lubang
pohon atau pagar bambu yang dilakukan secara teratur setiap minggu.
Pemberantasan jentik di rumah dapat dilakukan dengan teknik dasar
minimal 3M Plus, yaitu:24
1) Menutup
Menutup adalah memberi tutup yang rapat pada tempat air yang
ditampung seperti bak mandi, kendi, toren air, botol air minum dan
lain sebagainya.
2) Menguras
3) Mengubur
16
- Memberi bubuk larvasi pada tempat air yang sulit dibersihkan;
17
Makan buah dan sayur setiap hari
18
Satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan
kimia berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin,
tar, dan carbon monoksida (CO). Nikotin dapat menyebabkan
ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah, tar menyebabkan
kerusakan sel paru-paru dan kanker, serta CO menyebabkan
berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen sehingga sel- sel
akan mati. Di dalam rumah akan terdapat perokok pasif dan perokok
aktif jika ada salah satu anggota keluarga yang merokok. Perokok
pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok
orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan
orang yang sedang merokok. Perokok aktif adalah orang yang
mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun, walaupun
hanya 1 batang dalam sehari. Orang yang menghisap rokok meskipun
tidak rutin atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok
hanya sekedar menghembuskan asapnya juga bisa dikatakan sebagai
perokok aktif.24
2.4. Pengetahuan
1) Faktor internal
Pendidikan
19
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi. Pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin
mudah menerima informasi.16
20
Pekerjaan
Usia
2) Faktor eksternal
Lingkungan
Sosial budaya
2.5 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek.Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan.32
Menerima (receiving)
Menanggapi (responding)
21
Memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek
yang dihadapi.
Menghargai (valuing)
Adopsi (adoption)
22
23
2.7 Stunting
2.7.1 Pengertian
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan
gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak
sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan
baru nampak saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini
meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah
sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa. Kemampuan
kognitif para penderita juga berkurang, sehingga mengakibatkan kerugian
ekonomi jangka panjang bagi Indonesia.25
24
pertumbuhan World Health Organization/National Center for Health Statistics
(WHO/NCHS). Stunting disebabkan oleh akumulasi episode stress yang sudah
berlangsung lama (misalnya infeksi dan asupan makanan yang buruk), yang
kemudian tidak terimbangi oleh catch up growth (kejar tumbuh).28
Dampak dari kekurangan gizi pada awal kehidupan anak akan berlanjut
dalam setiap siklus hidup manusia. Wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil yang
mengalami kekurangan energy kronis (KEK) akan melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR). BBLR ini akan berlanjut menjadi balita stunting dan
berlanjut ke usia anak sekolah dengan berbagai konsekuensinya. Kelompok ini
akan menjadi generasi yang kehilangan masa emas tumbuh kembangnya dari
tanpa penanggulangan yang memadai kelompok ini dikuatirkan lost generation.
Kekurangan gizi pada hidup manusia perlu diwaspadai dengan seksama, selain
dampak terhadap tumbuh kembang anak kejadian ini biasanya tidak berdiri sendiri
tetapi diikuti masalah defisiensi zat gizi mikro.29
25
2.7.3 Dampak Stunting pada Balita
- Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunting dapat
menganggu pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang kurang.
Anak stunting pada usia lima tahun cenderung menetap sepanjang
hidup, kegagalan pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada masa
remaja dan kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa yang stunting dan
mempngaruhi secara langsung pada kesehatan dan prduktivitas,
sehingga meningkatkan peluang melahirkan anak BBLR. Stunting
terutama berbahaya pada perempuan, karena lebih cenderung
26
menghambat dalam proses pertumbuhan dan berisiko lebih besar
meninggal saat melahirkan.
27
penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak
langsung.
Jenis ukuran tubuh yang paling sering digunakan dalam survei gizi
adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan yang disesuaikan dengan usia
anak. Pengukuran yang sering dilakukan untuk keperluan perorangan dan
keluarga adalah pengukuran berat badan (BB), dan tinggi badan (TB) atau
panjang badan (PB). Indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa
parameter yang merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih
pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur.
Indeks antropometri yang umum dikenal yaitu berat badan menurut umur
(BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB). Indikator BB/U menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini
(saat diukur) karena mudah diubah, namun indikator BB/U tidak spesifik karena
berat badan selain dipengaruhi oleh umur juga dipengaruhi oleh tinggi badan.
Indikator TB/U menggambarkan status gizi masa lalu. Indikator BB/TB
menggambarkan secara sensitif dan spesifik status gizi saat ini.
28
keadaan yang berlangsung lama, misalnya kemiskinan, perilaku hidup sehat dan
pola asuh/ pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan yang
mengakibatkan anak stunting.28
Pengetahuan
Stunting
Sikap
Praktik
29
= Variabel independen (bebas)
Pengetahuan
Internal
Eksternal
Pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan
Asi eksklusif
Menimbang bayi dan balita
Sikap Ketersediaan air bersih
Menerima Cuci tangan pakai sabun
Menanggapi Penggunaan jamban sehat
Menghargai Pemberantasan jentik
Makan buah dan sayur tiap hari
Aktivitas fisik setiap hari
Tidak merokok di dalam
Rumah
Praktek
Terpimpin
Adopsi
STUNTING
30
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
31
3.3.2 Sampel Penelitian
N
n= 2
1+ N e
Keterangan :
n = besar subjek
N = besar populasi
10881
n=
1+10881×(10 )²
10881
n=
109,81
n=99,08 ≈100
32
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi :
Kriteria eksklusi :
33
3.5.1 Alur Penelitian
Perumusan masalah
Perancangan Kuesioner
Mencari subjek
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi
Pengumpulan data
Pengolahan data
Analisis hasil
Kesimpulan
34
3.7 Rencana Manajemen dan Analisis
- Analisis univariat
- Analisis bivariate
35
3.8 Definisi Operasional
36
pasif adalah orang
yang menghisap rokok
3. Aktifitas Fisik:
Pengetahuan bahwa
Mengepel lantai dan
olahraga merupakan
jenis aktivitas fisik;
Manfaat Aktivitas fisik
dapat membuat tubuh
menjadi lebih bugar;
Waktu olahraga
minimal dalam sehari
adalah 10 menit
4. ASI Ekslusif:
Fungsi pemberian ASI
Eksklusif adalah untuk
perkembangan,
pertumbuhan dan
kecerdasan bayi yang
lebih unggul
dibandingkan susu
formula; ASI Eksklusif
adalah pemberian ASI
kepada bayi berumur
0-6 bulan tanpa
tambahan makanan
5. Air Bersih:
Jarak minimal sumber
air dengan sumber
pencemar (jamban, air
kotor, lubang sampah)
adalah 2 m; Syarat-
syarat fisik air bersih
harus tidak berwarna,
tidak berbau,dan tidak
berasa; Air bersih
dapat diperoleh dari
air hujan
6. Jamban Sehat:
Jenis jamban yang
memenuhi
persayaratan kesehatan
adalah jamban yang
37
memiliki leher angsa
tanpa septic tank;
Manfaat penggunaan
jamban sehat adalah
untuk menjaga
lingkungan sehat,
tidak mencemari
sumber air dan tidak
mengundang serangga
pembawa penyakit
7. Jentik Nyamuk:
Memberantas jentik
nyamuk yang benar
dengan membiarkan
tempat penampungan
air terbuka; Manfaat
rumah yang bebas
jentik nyamuk adalah
lingkungan rumah
terbebas dari penyakit
demam berdarah;
Penyakit malaria dapat
ditularkan melalui
perantara nyamuk
8. Konsumsi Buah
dan Sayur:
Sayur dan buah hanya
mengandung serat;
Salah satu manfaat
dari mengkonsumsi
buah dan sayuran
adalah untuk
melancarkan
pencernaan
9. Menimbang Bayi
dan Balita:
Menimbang berat
badan bayi dan balita
secara teratur berguna
untuk mengetahui
status gizi bayi; Berat
badan bayi/balita
berada di atas garis
merah pada Kartu
38
Menuju Sehat
menandakan
bayi/balita cukup gizi
10. Persalinan
Ditolong oleh
Tenaga Kesehatan:
Persalinan dapat
ditolong oleh
siapapun, dengan
harapan ibu dan bayi
selamat tanpa
mempedulikan
kebersihan alat yang
digunakan pada saat
persalinan merupakan
persalinan aman.
Sikap Sikap merupakan Pengisian 1. Sangat Likert
reaksi atau respon kuesioner tidak setuju
yang masih tertutup 2. Tidak setuju
dari seseorang 3. Ragu-ragu
terhadap suatu 4. Setuju
stimulus atau objek. 5. Sangat
1. Mencuci tangan setuju
dan memakai
sabun:
Setelah BAB tidak
perlu mencuci tangan
dengan sabun;
Sebelum makan tidak
perlu mencuci tangan
dengan sabun
2. Rokok:
Anggota keluarga
sebaiknya tidak
merokok; Tidak
masalah bagi ibu
apabila ada asap rokok
di dekat anak.
3. Aktifitas Fisik:
Aktifitas fisik
sebaiknya dilakukan
minimal 30 menit
setiap hari; Aktifitas
39
fisik tidak berpengaruh
terhadap kesehatan.
4. ASI Ekslusif:
Bayi sebaiknya hanya
diberikan ASI saja
(tanpa susu kaleng)
sampai berusia 6
bulan; Bayi berumur
0-6 bulan dapat
diberikan ASI dan
susu formula secara
bersamaan atau
bergantian; Ibu merasa
tidak nyaman saat
memberikan ASI
kepada anak.
5. Air Bersih:
Di rumah tangga perlu
tersedia air yang
bersih; Untuk
keperluan sehari – hari
(masak,minum,
mandi,dll), tidak harus
menggunakan air
bersih.
6. Jamban Sehat:
Di rumah tangga
/setiap rumah perlu
tersedia jamban/WC
yang memenuhi syarat
kesehatan( pakai septic
tank dan leher angsa);
Buang air besar/ kecil
sebaiknya di jamban
keluarga (sendiri) yang
memakai septic tank
dan leher angsa.
7. Jentik Nyamuk:
Barang – barang
bekas/sampah
sebaiknya dibakar;
Fogging atau
pengasapan
40
merupakan cara yang
efektif dalam
memberantas jentik
nyamuk.
8. Konsumsi Buah
dan Sayur:
Setiap makan pagi,
siang dan malam harus
selalu ada sayur;
Konsumsi buah dan
sayur tidak penting
bagi kesehatan tubuh.
9. Menimbang Bayi
dan Balita:
Keluarga harus
waspada apabila berat
badan bayi dan balita
tidak meningkat setiap
bulannya; Penting bagi
ibu untuk bayi dan
balita nya ditimbang
berat badannya setiap
bulan.
10. Persalinan
Ditolong oleh
Tenaga Kesehatan:
Menurut ibu
melakukan persalinan
boleh dimana saja asal
di tenaga kesehatan.
Tindakan atau Sikap belum tentu Pengisian 1. Ya Ordinal
Praktik terwujud dalam kuesioner 2. Kadang
tindakan, sebab untuk 3. Tidak
terwujudnya tindakan
perlu faktor lain antara
lain adanya fasilitas
atau sarana dan
prasarana.
Untuk mengetahui
tindakan mengenai:
1. Mencuci tangan
dan memakai
sabun:
41
Sebelum makan dan
setelah BAB
2. Rokok:
Adakah yang merokok
dalam rumah
3. Aktifitas Fisik:
Berolah raga setiap
hari dan minimal 30
mnt
4. ASI Ekslusif:
Memberikan tambahan
makanan/susu kaleng
pada anak terakhir
ketika usia 0-6 bln;
diberikannya terakhir
hingga usia 2 thn.
5. Air Bersih:
Mencuci peralatan
makan dan bahan
makanan di air sungai;
menggunakan PAM,
sumur/galon untuk
memasak dan minum.
6. Jamban Sehat:
BAK dan BAB di
jamban sendiri yang
menggunakan septic
tank dan leher angsa;
membersihkan jamban
secara rutin.
7. Jentik Nyamuk:
Menguras dan
menyikat tempat
penampungan air
rutin; membakar
sampah/ barang bekas.
8. Konsumsi Buah
dan Sayur:
Mengkonsumsi buah
dan sayur setiap hari.
9. Menimbang Bayi
42
dan Balita:
Menimbang BB bayi
dan balita setiap bulan
di posyandu.
10. Persalinan
Ditolong oleh
Tenaga Kesehatan
Persalinan yang
terkahir dijalani
dibantu oleh tenaga
kesehatan.
43
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya
adalah supaya subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika
subjek bersedia, maka responden harus menanda tangani lembar
persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak responden.
2. Anonimity
Dalam penggunaan subjek penelitian dilakukan dengan tidak
memberikan atau mencantumkan nama responder pada lembar
kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
atau hasil penelitian yang akan disajikan.
44
3. Confidentiality
45
BAB 4
HASIL PENELITIAN
46
36. 0,603 0,254 Valid
37. 0,608 0,254 Valid
38. 0,612 0,254 Valid
39. 0,615 0,254 Valid
40. 0,622 0,254 Valid
41. 0,611 0,254 Valid
42. 0,618 0,254 Valid
43. 0,593 0,254 Valid
44. 0,603 0,254 Valid
45. 0,615 0,254 Valid
46. 0,616 0,254 Valid
47. 0,614 0,254 Valid
48. 0,625 0,254 Valid
49. 0,620 0,254 Valid
50. 0,619 0,254 Valid
51. 0,615 0,254 Valid
52. 0,626 0,254 Valid
53. 0,626 0,254 Valid
54. 0,629 0,254 Valid
55. 0,627 0,254 Valid
56. 0,626 0,254 Valid
57. 0,611 0,254 Valid
58. 0,623 0,254 Valid
59. 0,610 0,254 Valid
60. 0,608 0,254 Valid
61. 0,616 0,254 Valid
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa secara keseluruhan nilai r hitung pada uji
validitas pada setiap komponen lebih besar dari rtabel. Ini menunjukkan bahwa
kuesioner peneliti dapat dilakukan untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap,
dan tindakan PHBS pada orangtua di Kecamatan Conggeang. Dari seluruh
komponen dalam kuesioner ini, pertanyaan nomor 43 nilai r hitung lebih besar dari
rtabel tapi tidak terlalu beda jauh.
47
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Sosiodemografi
Pendapatan Keluarga:
1. Rp < 500.000 9 8,3%
2. Rp 500.000 – 1.000.000 25 23,1%
3. Rp 1.000.000 – 2.000.000 40 37%
4. Rp > 2.000.000 34 31,5%
Usia Anak:
1. 0-2 bulan 2 1,9%
2. 3-5 bulan 4 3,7%
3. 6-8 bulan 3 2,8%
4. 9-11 bulan 7 6,5%
5. 12-17 bulan 19 17,6%
6. 18-23 bulan 10 9,3%
7. 24-35 bulan 20 18,5%
8. 36-47 bulan 22 20,4%
9. 48-60 bulan 21 19,4%
48
(69,4%). Hampir setengah dari responden menempuh pendidikan terakhir hingga
SMA (43,5%). Sebanyak 90,7% responden memiliki jumlah anggota keluarga
sebanyak 3-5 orang. Lebih dari sepertiga responden memiliki pendapatan keluarga
sebanyak Rp 1.000.000,- sampai Rp 2.000.000,- (37%). Usia anak responden
terbanyak adalah 36-47 bulan sebanyak 22 anak (20,4%). dan lebih dari setengah
anak responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 58 anak (53,7%).
BB/U
1. Gizi Buruk (< -3 SD) 6 5,6%
2. Gizi Kurang (-3 sampai -2 SD) 20 18,5%
3. Gizi Baik (-2 sampai 2 SD) 80 74,1%
4. Gizi Lebih (> 2 SD) 2 1,9%
BB/TB
1. Sangat Kurus (< -3 SD) 2 1,9%
2. Kurus (-3 sampai -2 SD) 10 9,3%
3. Normal (-2 sampai 2 SD) 90 83,3%
4. Gemuk (> 2 SD) 6 5,6%
TB/U
1. Sangat Pendek (-2 sampai 2 SD) 13 12%
2. Pendek (> 2 SD) 29 26,9%
3. Normal (-2 sampai 2 SD) 63 58,3%
4. Tinggi (> 2 SD) 3 2,8%
IMT/U
1. Sangat Kurus (<-3 SD) 3 2,8%
2. Kurus (-3 sampai -2 SD) 9 8,3%
3. Normal (-2 sampai 1 SD) 90 83,3%
4. Gemuk (1-2 SD) 6 5,6%
49
Tabel 4.3 menjelaskan karakteristik gizi anak berdasarkan BB/U, BB/TB,
TB/U, dan IMT/U. Hasil yang diperoleh dari perbandingan berat badan terhadap
umur (BB/U) anak, kategori terbanyak adalah gizi baik (-2 sampai 2 SD)
sebanyak 80 anak (74.1%). Berdasarkan berat badan terhadap tinggi badan
(BB/TB), jumlah terbanyak terdapat di kategori normal (-2 sampai 2 SD)
sebanyak 90 anak (83.3%). Sedangkan berdasarkan tinggi badan terhadap umur
(TB/U), kategori dengan jumlah terbanyak adalah normal (-2 sampai 2 SD)
sebanyak 63 anak (58,3%). Terakhir, pada perbandingan indeks massa tubuh
terhadap umur (IMT/U), sebanyak 90 anak (83,3%) berada pada kategori normal
(-2 sampai 1 SD).
Baik 99 91,7%
Buruk 9 8,3%
50
Tabel 4.5 Klasifikasi Sikap PHBS Pada Orangtua
Baik 88 81.5%
Cukup 20 18.5%
Buruk 0 0
51
Berikut adalah beberapa contoh praktek PHBS yang dilakukan oleh
masyarakat.
52
Menguras dan menyikat tempat penampungan air
secara rutin
1. Ya 78 75,2%
2. Kadang-kadang 27 25%
3. Tidak 3 2,8%
Dari tabel 4.7, dapat ditemukan beberapa aspek dimana praktek PHBS
pada orangtua balita dinilai masih kurang, yaitu lebih dari setengah jumlah
respoden (51,8%) belum melakukan aktivitas fisik selama minimal 30 menit
setiap hari, sebanyak 73,2% responden memiliki anggota keluarga yang merokok,
hampir sepertiga responden (32,4%) memberikan makanan tambahan atau susu
formula pada bayi sebelum berusia 6 bulan, dan 72,3% responden belum
mengonsumsi buah setiap hari.
53
Tabel 4.8 Karakteristik 12 Desa Conggeang Terhadap Stunting
Sangat
Nama Desa Pendek Normal Tinggi
Pendek
Desa Cacaban 0 6 3 0
(66,7%) (33,3%)
Desa Cibeureuyeuh 0 2 7 0
(22,2%) (77,8%)
Desa Cibubuan 1 2 6 0
(11,1%) (22,6%) (66,7%)
Desa Cipamekar 3 1 4 1
(33,3%) (11,1%) (44,4%) (11,1%)
Desa Jambu 2 1 6 0
(22,2%) (11,1%) (66,7%)
Desa Karanglayung 1 3 5 0
(11,1%) (33,3%) (55,6%)
Desa Narimbang 3 1 5 0
(33,3%) (11,1%) (55,6%)
Desa Padaasih 0 2 7 0
(22,2%) (77,8%)
Desa Ungkal 0 3 6 0
(33,3%) (66,7%)
Total 13 29 63 3
(12%) (26,9%) (58,3%) (28,3%)
54
Berdasarkan tabel 4.8, ditemukan desa dengan tingkat stunting tertinggi
adalah Desa Cacaban dengan 6 orang (66,7%), sedangkan desa dengan tingkat
stunting terendah adalah Desa Cibeureuyeuh, Desa Conggeang Kulon, dan Desa
Padaasih yaitu sebanyak 2 orang (22,2%).
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Stunting .398 108 .000 .618 108 .000
interprestasi praktik .497 108 .000 .473 108 .000
PHBS
interprestasi sikap .408 108 .000 .670 108 .000
PHBS
interprestasi .535 108 .000 .308 108 .000
pengetahuan PHBS
Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan semua nilai sig. pada kedua tes
normalitas yaitu 0.000. Dikarenakan nilai P < 0,05, maka data tidak terdistribusi
normal.
55
1. 0.00-0.19 = hubungan sangat lemah
2. 0.20-0.39 = hubungan lemah
3. 0.40-0.59 = hubungan sedang
4. 0.60-0.79 = hubungan kuat
5. 0.80-1.00 = hubungan sangat kuat
Tidak Correlatio
Stunting p-
Karakteristik Stunting n
value
n % n % Coefficient
Pengetahuan
1. Pengetahuan baik 39 39,4 60 60,6
2. Pengetahuan buruk 3 % 6 % 0.724 0.034
33,3 66,7
% %
Sikap
1. Sikap sangat baik 12 41,4 17 58,6
2. Sikap baik 29 % 46 %
3. Sikap cukup 1 38,7 3 61,3
4. Sikap kurang - % - %
5. Sikap buruk - 25% - 75% 0.643 0.045
- -
- -
Praktek
1. Praktek baik 35 39,8 53 60,2
2. Praktek cukup 7 % 13 %
3. Praktek kurang - 35,0 - 65,0 0.696 0.038
% %
- -
56
terhadap tingkat stunting (p>0,05). Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan p-value
pengetahuan yaitu 0,724, p-value sikap yaitu 0,643 dan p-value praktik yaitu
0,696.
57
BAB 5
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, ditemukan adanya korelasi yang sangat lemah baik
dari pengetahuan, sikap, maupun praktik PHBS orangtua balita terhadap tingkat
stunting.
1. Pengetahuan
58
2. Sikap
3. Praktik
59
BAB 6
6.1 Kesimpulan
3. Didapatkan p-value sikap yaitu 0,643 yang berarti tidak ada hubungan
antara sikap PHBS dengan stunting dan nilai koefisien korelasi sikap
yaitu 0,045 yang berarti adanya korelasi yang sangat lemah dan
searah.
4. Didapatkan dari p-value praktek yaitu 0,696 yang berarti tidak ada
hubungan antara praktik PHBS terhadap stunting dan nilai koefisien
korelasi praktik yaitu 0,038 yang berarti adanya korelasi yang sangat
lemah dan searah.
60
6.2 Saran
61
DAFTAR KEPUSTAKAAN
2. Kemenkes RI. Infodatin : Situasi Balita Pendek. Jakarta Selatan. ISSN 2442 –
7659. 2016. Diunduh dari :
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/situasi-balita-
pendek-2016.pdf. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2018.
7. Shella Monica. Gambaran Faktor – Faktor Kejadian Stunting Pada Balita Usia
24-59 Bulan Di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2010 (Analisis Data
Sekunder Riskesdas Tahun 2010). Jakarta : UIN. 2015
62
perilaku-yang-berhubungan-dengan-kejadian-stunting-pada-si.pdf pada
tanggal 15 Agustus 2018.
9. TS Hidayat, dkk. Hubungan Sanitasi dan Status Gizi Balita di Indonesia. 34(2)
:104 -113. 2011. Diakses dari: http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=71914&val=4888 pada tanggal 15 Agustus 2018.
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2012
Tentang Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan.
17. Departemen Kesehatan RI. Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan
RI. 2007.
63
20. Syafrudin & Hamidah. Kebidanan Komunitas. Jakarta:EGC. 2007
21. Depkes RI. 2006. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga. Pusat
Promosi Kesehatan Depkes RI. Jakarta.
22. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jawa
Timur: Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2012.
23. Dewan Redaksi Bulletin Warta RSUD. Bulletin RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas No. 7 Tahun IV: Cara Jumantik Memberantas
Nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD). Kapuas: RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo. 2010.
24. Proyek Kesehatan dan Gizi berbasis Masyarakat Untuk Mengurangi Stunting.
In: Corporation MC, editor. Jakarta: MCA-Indonesia; 2014.
32. Ghasemi A, Zahediasl S. Normality test for statistical analysis: A guide for
non-statisticians. International Journal of Endocrinology Metabolism. 2012:
10(2): 486-489.
33. Campbell MJ, Swinscow TDV. Statistics at Square One. 11 th rev eds. Wiley-
Blackwell: BMJ Books, 2009.
64
34. StatSoft, Inc. How to analyze data with low quality or small samples,
nonparametric statistics (homepage on the internet). Diunduh dari:
http://www.statsoft.com/Textbook/Nonparametric-Statistics
7 September 2018.
36. Kusumawati, Erna, Rahardjo, Setiyowati, dan Sari, Hesti Permata. Model of
Stunting Risk Factor Control Among Children Under Three Years Old.
Diunduh dari:
https://www.researchgate.net/publication/304467988_Model_Pengendalian_F
aktor_Risiko_Stunting_pada_Anak_Bawah_Tiga_Tahun. Diakses tanggal 8
September 2018
37. Vellim Dina Cahyani. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah
Tangga Dengan Kejadian Stunting Dan Non-Stunting Pada Remaja Putri Di
Smp Negeri 1 Nguter Sukoharjo. Diunduh dari:
https://core.ac.uk/download/pdf/148617708.pdf. Diakses tanggal 8 September
2018
38. Jee Hyun Rah, Aidan A Cronin, Bhupendra Badgaiyan, Victor M Aguayo3,
Suzanne Coates, dan Sarah Ahmed. Household sanitation and personal
hygiene practices are associated with child stunting in rural India: a cross-
sectional analysis of surveys. Diunduh dari
https://bmjopen.bmj.com/content/5/2/e005180.short. Diakses tanggal 9
September 2018
65
Lampiran 1 Formulir Partisipasi Penelitian
Nama : ................................................
SETUJU
Untuk berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian dokter muda yang berjudul
Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Pada Orangtua Balita Terhadap Angka Kejadian Stunting Di Kecamatan
Conggeang Kabupaten Sumedang. Tujuan, sifat, dan perlunya wawancara dan
pengukuran berat badan dan tinggi badan dalam penelitian tersebut telah
dijelaskan oleh peneliti dan saya mengerti sepenuhnya. Demikian pernyataan
dibuat tanpa ada unsur keterpaksaan dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Sumedang,_____________ 2018
Peneliti Responden
(..................................) (..................................)
66
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
LEMBAR KUESIONER
KECAMATAN KELURAHAN RT RW
Isilah kolom dengan memberikan tanda Check List( V ) pada pernyataan yang
sesuai
67
sabun
2 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dapat membunuh kuman penyakit
3 Salah satu penyakit yang bisa ditularkan akibat tidak mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun ialah Demam berdarah
Indikator Rokok
4 Nikotin adalah zat berbahaya yang terkandung dalam rokok
5 Salah satu penyebab diare adalah merokok
6 Perokok pasif adalah orang yang menghisap rokok
Indikator Aktifitas Fisik
7 Mengepel lantai dan olahraga merupakan jenis aktivitas fisik
8 Manfaat Aktivitas fisik dapat membuat tubuh menjadi lebih bugar
68
24 Persalinan dapat ditolong oleh siapapun, dengan harapan ibu dan bayi selamat
tanpa mempedulikan kebersihan alat yang digunakan pada saat persalinan
merupakan persalinan aman
Ket : dengan pernyataan, SS= Sangat Setuju, S= Setuju, RR= Ragu- Ragu,
TS = TidakSetuju , STS= Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan S S RR TS STS
S
Indikator Mencuci Tangan dan Memakai Sabun
25 Setelah BAB tidak perlu mencuci tangan dengan sabun
26 Sebelum makan tidak perlu mencuci tangan dengan sabun
Indikator Rokok
27 Anggota keluarga sebaiknya tidak merokok
28 Tidak masalah bagi saya apabila ada asap rokok di dekat anak
saya
Indikator Aktifitas fisik
29 Aktifitas fisik sebaiknya dilakukan minimal 30 menit setiap hari
30 Aktifitas fisik tidak berpengaruh terhadap kesehatan
Indikator ASI Eksklusif
31 Bayi sebaiknya hanya diberikan ASI saja (tanpa susu kaleng)
sampai berusia 6 bulan
32 Bayi berumur 0-6 bulan dapat diberikan ASI dan susu formula
secara bersamaan atau bergantian
33 Saya merasa tidak nyaman saat memberikan ASI kepada anak
saya
Indikator Air bersih
34 Di rumah tangga perlu tersedia air yang bersih
35 Untuk keperluan sehari – hari (masak,minum, mandi,dll), tidak
harus menggunakan air bersih
Indikator Jamban Sehat
36 Dirumah tangga /setiap rumah perlu tersedia jamban/WC yang
memenuhi syarat kesehatan( pakai septic tank dan leher angsa)
37 Buang air besar/ kecil sebaiknya di jamban keluarga (sendiri)
yang memakai septic tank dan leher angsa
Indikator Jentik Nyamuk
38 Barang – barang bekas/sampah sebaiknya dibakar
39 Fogging atau pengasapan merupakan cara yang efektif dalam
memberantas jentik nyamuk
Indikator Mengkonsumsi Buah dan Sayur
69
40 Setiap makan pagi, siang dan malam harus selalu ada sayur
41 Konsumsi buah dan sayur tidak penting bagi kesehatan tubuh
Indikator Menimbang Bayi dan Balita
42 Keluarga harus waspada apabila berat badan bayi dan balita tidak
meningkat setiap bulannya
42 Penting bagi saya untuk bayi dan balita saya ditimbang berat
badannya setiap bulannya
Indikator Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan
43 Menurut saya melakukan persalinan boleh dimana saja asal di
tenaga kesehatan
Isilah kolom dengan Cek Lis ( V) yang paling sesuai dengan yang ibu / bapak
lakukan sehari – hari.Ket : Ya= Jika selalu melakukannya, Kadang : Jika
tidak melakukann. Tdk = Jika tidak melakukan sama sekali
70
4. Apakah anda melakukan aktifitas fisik minimal 30 menit dalam sehari?
Indikator Rokok
5. Apakah ada yang merokok dalam rumah?
Indikator ASI Eksklusif
6. Apakah anda memberikan tambahan makanan atau susu kaleng pada
adank terakhir ketika berusia 0 – 6 bulan?
7. Apakah ibu memberikan ASI pada anak terakhir hingga usia 2 tahun?
Indikator Air Bersih
8. Apakah anda mencuci peralatan makan / bahan makanan dengan air kali
/ sungai?
9. Apakah anda menggunakan PAM, sumur/air galon untuk masak dan
minum?
Indikator Jamban Sehat
10. Apakah anda buang air besar/ kecil di jamban keluarga yang
menggunakan septic tank dan leher angsa?
11. Apakah anda membersihkan jamban keluarga secara rutin?
Indikator Jentik Nyamuk
12. Apakah anda menguras dan menyikat tempatpenampungan air secara
rutin?
13. Apakah anda membakar sampah / barang - barang bekas?
IndikatorKonsumsi Buah dan Sayur
14. Apakah anda mengkonsumsi buah setiap hari?
15. Apakah anda mengkonsumsi sayur seriap hari?
IndikatorMenimbang Bayi dan Balita
16. Apakah anda menimbang berat badan bayi dan balita anda setiap bulan
di Posyandu?
IndikatorPersalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan
17. Apakah dalam persalinan terakhir ibu dibantu oleh tenaga kesehatan?
71
DOKUMENTASI PENELITIAN DESA UNGKAL
INTERVENSI PENYULUHAN KESEHATAN
REPRODUKSI SMPN 1 KECAMATAN
CONGGEANG
72
INTERVENSI
INTERVENSI PENYULUHAN
PENYULUHAN 1000
PHBS
HPKDI
DI SDN
UNGKAL POSYANDU TANJUNG INDAH
INTERVENSI PENYULUHAN 1000
HPK DI POSYANDU TANJUNG
INDAH
73
74
Lampiran 4 Hasil SPSS
Reliability Statistics
.617 .474 62
pendidikan ibu
pendapatan keluarga
75
jenis kelamin
76
kategori gizi TB/U
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Stunting .398 108 .000 .618 108 .000
interprestasi praktik PHBS .497 108 .000 .473 108 .000
interprestasi sikap PHBS .408 108 .000 .670 108 .000
interprestasi pengetahuan .535 108 .000 .308 108 .000
PHBS
a. Lilliefors Significance Correction
77
nama desa * kategori gizi TB/U Crosstabulation
SANGAT
PENDEK (<- PENDEK ((-3) - NORMAL ((-2) -
3SD) (-2) SD) (2) SD) TINGGI (>2SD) Total
Cacaban Count 0 6 3 0 9
cibeureuyeuh Count 0 2 7 0 9
Cibubuan Count 1 2 6 0 9
Cipamekar Count 3 1 4 1 9
Jambu Count 2 1 6 0 9
karanglayung Count 1 3 5 0 9
Narimbang Count 3 1 5 0 9
Padaasih Count 0 2 7 0 9
78
Correlations
79