Sistem Pencernaan Vertebrata
Sistem Pencernaan Vertebrata
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan dan minuman untuk tetap
hidup sehat dan tumbuh dengan baik. Makanan yang di konsumsi oleh makhluk hidup
tidak dapat langsung di serap langsung oleh tubuh makhluk hidup namun perlu
melalui proses pencernaan terlebih dahulu.
Sistem pencernaan merupakan organ terpenting dalam makhluk hidup. Sistem
pencernaan yang dimiliki oleh makhluk hidup itu tersusun atas organ pencernaan.
Organ pencernaan makhluk hidup di dunia ini di bagi menjadi dua kelompok besar
yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Organ pencernaan dan kelenjar
pencernaan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dalam proses pencernaan
makanan di dalam tubuh makhluk hidup.
Pada hewan vertebrata sistem pencernaan berfungsi untuk: menerima
makanan yang dimakan, menyimpan makanan sementara, mereduksi makanan secara
fisis, mereduksi makanan secara kimia, mengabsorbsi hasil pencernaan, dan menahan
sisa makanan yang tidak dapat dicerna kemudian membuangnya ke luar tubuh.
Dengan kata lain, sistem pencernaan berfungsi untuk ingesti dan digesti makanan,
absopsi sari makanan dan eliminasi sisa makanan. Tenzer, Amy et al (2014:75).
Secara umum pada hewan vertebrata, organ pencernaan makanan memiliki
struktur anatomi yang relatif sama walaupun ada bagian dari organ tersebut bervariasi
perbedaan jenis makanan, cara mengambil makanan, cara mencerna makanan, serta
teknik lain dalam sistem pencernaan makanan, antara lain karena ada variasi pada
struktur anatomi organ pencernaan makanan pada hewan vertebrata. Tenzer, Amy et
al (2014:50).
Pada makalah ini akan di bahas paparan lebih jelas dan lebih lanjut mengenai
sistem pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan.
Rumusan Masalah
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk memahami dan mengetahui struktur organ sistem pencernaan pada
hewan vertebrata (pisces, amfibi, reptile, aves dan mamalia)
2) Untuk memahami dan mengetahui proses pencernaan pada hewan verebrata
(pisces, amfibi, reptile, aves dan mamalia)
Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
BAB II
KAJIAN TEORI
Sistem Pencernaan Pisces
Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh,
kebiasan makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan
pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan
kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). Aryulina (2005)
1. Saluran pencernaan
Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut,
rongga mulut, faring, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.
a. Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak
berkembang dan malah hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang.
Pada ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang dengan baik dan menebal,
bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara
mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang
berperan sebagai alat peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas
hidung.
Gambar 2. Tipe – Tipe Gigi Pada Ikan
b. Rongga mulut
Di bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga
mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang
terdapat pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga
mulut diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan
permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah
masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ
pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
c. Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mulut. Sebagai tempat
proses penyaringan makanan.
d. Esofagus
f. Pilorus
Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan.
Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil atau menyempit.
g. Usus ( intestinum)
h. Rektum
i. Kloaka
j. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati
anus terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya
memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor.
Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan
pangkal ekor mendekati sirip dada. (Ville,1999)
2. Kelenjar Pencernaan
3. Proses Pencernaan
Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap
oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi
jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk
menyerap sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar
permukaannya lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut,
sari makanan akan diserap ke dalam darah.
Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh
tubuh untuk keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
adalah pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana.
Misalnya pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah
pemecahan zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga.
Misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air dan karbondioksida.
Pencernaan secara fisik dan mekanik dimulai di bagian rongga mulut yaitu
dengan berperannya gigi pada proses pemotongan dan penggerusan makanan.
Pencernaan secara mekanik ini juga berlangsung di segmen lambung dan usus yaitu
melalui gerakan-gerakan (kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan secara
mekanik di segmen lambung dan usus terjadi lebih efektif oleh karena adanya peran
cairan digestif. Pada ikan, pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian lambung, hal
ini dikarenakan cairan digestif yang berperan dalam proses pencernaan secara
kimiawi mulai dihasilkan di segmen tersebut yaitu disekresikan oleh kelenjar
lambung. Pencernaan ini selanjutnya disempurnakan di segmen usus. Cairan digestif
yang berperan pada proses pencernaan di segmen usus berasal dari hati, pankreas dan
dinding usus itu sendiri. Kombinasi antara aksi fisik dan kimiawi inilah yang
menyebabkan perubahan makanan dari yang asalnya bersifat komplek menjadi
senyawa sederhana atau yang asalanya berpartikel makro menjadi partikel mikro.
Bentuk partikel mikro inilah makanan menjadi zat terlarut yang memungkinkan dapat
diserap oleh dinding usus yang selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
Salah satu contoh amphibi adalah katak. Saluran pencernaan pada amphibi
terdiri atas mulut, kerongkongan (esophagus), lambung (ventrikulus), usus
(intestinum), dan kloaka. Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar
ludah. Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, hati, dan pankreas. Gigi
tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh di langit-langit disebut
gigi vormer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai ganti.
Lidah pada katak bercabang dua dan berfungsi sebagai alat penangkap
mangsa. Jika ada serangga, katak menjulurkan lidahnya dan serangga itu akan
melekat pada lidah yang berlendir. Proses pencernaan katak : makanan masuk ke
dalam mulut, kemudian melalui kerongkongan makanan ditelan masuk ke dalam
lambung. Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke usus halus. Di
dalam usus halus yang dindingnya mengandung pembuluh kapiler, sari makanan
diserap, kemudian sisa-sisa makanan akan dikeluarkan melalui lubang kloaka.
(Mutiara,2011)
1. Rongga Mulut.
Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-masing rahang
terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada gusi dan sedikit
melengkung kea rah rongga mulut. Dan khusus pada ular berbisa akan tumbuh gigi
yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada rongga mulut. Pada buaya giginya
bisa mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya retil tidak mengunyah
makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa.
Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan
ujung bercabang dua. Pada reptilian pemakan insekta memiliki lidah yang dapat
dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura lidahnya relative kecil dan tidak
dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaput dan
terletak di bagian rahang bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi
agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah menelan mangsanya.Pada
ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang bermuara di kantung
yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi tersebut.
2. Kerongkongan (esophagus)
4. Intestinum
Terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus
halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan
ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
5. Kelenjar pencernaan
Terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh hati ditampung di
dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dua lobus yaitu sinister dan
dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi sebelah
kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantara lambung dan duodenum. Pancreas
berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan.
Bentuk lambung pada reptil sesuai dengan bentuk tubuhnya. Kura-kura memiliki
lambung agak membulat, ular dan bengkarung memiliki bentuk lambung yang
memanjang.
Proses pencernaan reptil: makanan masuk melalui mulut. Kemudian makanan
masuk ke kerongkongan dengan bantuan lendir, seterusnya makanan masuk ke
lambung. Di dalam lambung makanan dihancurkan, kemudian sari-sari makanan
diserap dalam usus halus masuk ke dalam usus besar kemudian dikeluarkan melalui
lubang kloaka.
1. Rongga mulut
Di dalam rongga mulut, pakan atau makanan dicampur dengan air ludah dan
enzim air ludah (Saliva).Air ludah ini berfungsi sebagai bahan lubrikasi, air ludah
juga berfungsi sebagai enzim dalam proses pencernaan secara enzimatis. Komposisi
air ludah didominasi oleh air yang mengandung 99,00 % air dan 1% campuran mucin,
mineral dan a-amilase. Amilase Saliva mencerna pati (amilum) dan polisakarida
sejenis serta dapat aktif hingga ujung oesophagus.
2. Tembolok (Crop)
Pada pagi hari, tembolok burung kosong dan burung merasa lapar. Apabila
burung makan, pakan akan langsung dilewatkan dari oesophagus menuju
proventrikulus tanpa masuk tembolok terlebih dahulu. Apabila burung makan terus,
pakan yang antri dicerna akan tertahan dan transit terlebih dahulu ditembolok.
Apabila tembolok telah penuh, burung piaraan akan merasa kenyang secara fisik.
Burung akan segera berhenti makan meskipun sebenarnya kebutuhan energinya
belum terpenuhi. Apabila pakan yang dikonsumsi mengandung energi tinggi maka
apabila kebutuhan energinya telah terpenuhi, burung akan merasa kenyang secara
khemis. Burung akan segera berhenti makan meskipun temboloknya belum penuh
terisi pakan. (Staf Dosen,1990)
3. Lambung (Proventrikulus)
Enzim yang aktif pada proventrikulus adalah pepsin dan renin. Selain kedua
enzim tersebut, diproventrikulus juga disekresikan cairan yang mengandung air,
garam an organik, pepsinogen dan lipase. Pepsinogen melakukan pencernaan protein
secara tidak langsung. Lipase lambung melakukan pencernaan lemak menjadi asam
lemak dan gliserol. Di dalam proventrikulus tidak terjadi pencernaan karbohidrat
secara spesifik.(Thenawidjaja,1982)
4. Ampela (Gizzard)
Proses pelumatan pakan didalam gizzard dibantu oleh grit. Grit umumnya
berupa kerikil atau batu kecil, pecahan kaca, remukan kerang, dll. Grit ini membantu
gizzard dalam melumatkan pakan menjadi partikel - partikel lebih kecil agar
permukaan pakan lebih luas dalam menerima penetrasi enzim - enzim pencernaan.
Proses pelumatan pakan ini sangat penting dalam proses pencernaan pakan.
Semakin banyak bagian pakan yang terkena penetrasi enzim pencernaan maka
semakin besar kesempatan nutrien dalam (ingesta) pakan tercerna menjadi nutrien -
nutrien yang siap diserap dan dipergunakan dalam proses metabolisme.
5. Usus halus
Usus halus terdiri atas duodenum (usus 12 jari), jejunum dan ileum.
Duodenum merupakan tempat utama absorbsi nutrien pakan yang telah tercerna.
Absorbsi nutrien oleh duodenum ini dibantu oleh sekresi 4 cairan, yaitu cairan
duodenum, cairan empedu, cairan pankreas dan cairan usus. Fungsi usus adalah
melindungi dinding duodenum dari pengaruh suasana asam dari lambung
(proventrikulus).
Cairan (garam) empedu dihasilkan oleh hati, cairan ini mengandung asam
empedu dan zat warna empedu (K+ dan Na+) adalah mengemulsikan lemak,
mengaktifkan fungsi lipase pankreas serta menstabilkan emulsi dengan cara
menghidrolisis lemak (menjadi asam lemak dan glisero).
6. Usus besar
Didalam usus besar masih terdapat substansi pakan yang belum / tidak
tercerna dan tidak terabsorbsi oleh usus halus, seperti selulosa dan hemiselulosa.
Selulosa dan hemilulosa tidak terhidrolisis oleh enzim apapun yang dihasilkan
burung.
Didalam sekum dan kolon terdapat kegiatan jasad renik, seperti bakteri
proteolitik dengan fungsi utama mencerna protein - protein yang belum tercerna di
usus halus seperti skatole, indole, fenol, asam - asam lemak, H2S, asam - asam amino
dll.
Selain pencernaan protein tahap kedua tersebut diatas, didalam sekum juga
terjadi proses hidrolisis selulosa dan hemiselulosa secara sangat terbatas. Selain itu
jasad renik yang terdapat pada sekum juga mensintesis vitamin B (sebagian kecil
diabsorbsi). Sintesis vitamin B ini seakan tidak terlalu penting lagi karena setelah
sekum tidak terdapat lagi organ yang secara signifikan mengabsorbsi nutrien.
Kemudian ingesta didorong menuju usus halus yang terdiri dari 3 bagian yaitu
duodenum, jejunum dan illeum. Pada dinding doudenum ini terdapat pangkreas yang
menghasilkan beberapa enzim seperti amilase dan lipase. Amilase untuk mencerna
pati menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Lipase penting untuk mencerna lemak
menjadi asam lemak yang akan diserap oleh usus halus. Kemudian mengalami
absorbsi nutrien dalam usus halus , ingesta selanjutnya didorong menuju usus besar
dan disini sedikit mengalami absorbsi nutrien.
Terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak mempunyai gigi seri bagian
atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan
manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu
penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa. Jika dibandingkan
dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek. Esofagus (kerongkongan) pada sapi
sangat pendek dan lebar serta lebih mampu berdilatasi (mernbesar). Esofagus
berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm.
Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut.
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang
akan dimamah kembali (kedua kah). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses
pembusukan dan peragian.
Pencernaan Karbohidrat
Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut, dimana bahan makanan bercampur
dengan ptialin, yaitu enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva (saliva hewan
ruminansia sama sekali tidak mengandung ptyalin). Ptialin mencerna pati menjadi
maltosa dan dekstrin. Pencernaan tersebut sebagian besar terjadi di mulut dan
lambung. Mucin dalam saliva tidak mencerna pati, tetapi melumasi bahan makanan
sehingga dengan demikian bahan makanan mudah untuk ditelan. Mikroorganisme
dalam rumen merombak selulosa untuk membentuk asam-asam lemak terbang.
Mikroorganisme tersebut mencerna pula pati, gula, lemak, protein dan nitrogen bukan
protein untuk membentuk protein mikrobial dan vitamin B. Tidak ada enzim dari
sekresi lambung ruminansia tersangkut dalam sintesis mikrobial. Amilase dari
pankreas dikeluarkan ke dalam bagian pertama usus halus (duodenum) yang
kemudian terus mencerna pati dan dekstrin menjadi dekstrin sederhana dan maltosa.
Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah usus mencerna pula
karbohidrat. Enzim-enzim tersebut adalah:
Hewan memamah biak memiliki empat perut, yaitu perut masam, perut kitab,
perut jala, dan perut besar.
Sapi, kerbau, dan kambing termasuk hewan menyusui yang tergolong hewan
memamah biak. Pada saat sapi memakan rumput dengan gigi serinya, rumput tersebut
tidak dikunyah terlebih dahulu, tetapi langsung ditelan dan masuk ke dalam perut
besar. Di dalam perut besar terdapat banyak sekali bakteri yang mampu mengeluarkan
enzim untuk membantu mencernakan dinding-dinding sel rumput. Dari dalam perut
besar sedikit demi sedikit makanan masuk ke dalam perut jala. Di dalam perut jala
makanan membentuk gumpalan-gumpalan kecil.
Pada saat sapi istirahat, gumpalan-gumpalan makanan dari dalam perut jala ini
dikeluarkan lagi ke rongga mulut untuk dikunyah. Gumpalan-gumpalan makanan tadi
dikunyah menjadi makanan yang sangat halus, kemudian melalui kerongkongan
makanan masuk ke dalam perut kitab. Di dalam perut kitab, makanan mengalami
proses penghalusan melalui gerak peristaltik, kemudian disalurkan ke dalam perut
masam yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan yang berfungsi untuk mencerna
makanan secara kimiawi. Dalam arti sesungguhnya, perut masam merupakan
lambung. Di dalam usus halus, sari makanan mengalami proses penyerapa. Oleh
darah, sari-sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh. (Mutiara,2011)
Sistem Pencernaan Pada Manusia
1. Mulut
Di dalam rongga mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar air liur (saliva). Gigi
terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin. Struktur gigi terdiri atas mahkota gigi
yang terletak diatas gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi, dan akar gigi yang tertanam
dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi email yang berwarna putih.
Kalsium, fluoride, dan fosfat merupakan bagian penyusun email. Untuk
perkembangan dan pemeliharaan gigi yang bai, zat-zat tersebut harus ada di dalam
makanan dalam jumlah yang cukup. Akar dilapisi semen yang melekatkan akar pada
gusi.
Gambar 12. Rongga Mulut Pada Manusia
Ada tiga macam gigi yaitu gigi seri (insisor) yang berguna untuk memotong
makanan, gigi taring (caninus) untuk mengoyak makanan, dan gigi geraham (molar)
untuk mengunyah makanan. Dan terdapat pula tiga buahkelenjar saliva pada mulut,
yaitu kelenjar parotis, sublingualis, dan submandibularis. Kelenjar saliva
mengeluarkan air liur yang mengandung enzim ptialin atau amilase, berguna untuk
mengubah amilum menjadi maltosa. Pencernaan yang dibantu oleh enzim disebut
pencernaan kimiawi. Di dalam rongga mulut, lidah menempatkan makanan di antara
gigi sehingga mudah dikunyah dan bercampur dengan air liur. Makanan ini kemudian
dibentuk menjadi lembek dan bulat yang disebut bolus. Kemudian bolus dengan
bantuan lidah, didorong menuju faring.
Gigi adalah alat yang digunakan untuk mengolah makanan saat kita makan.
Dengan adanya gigi, kita dapat mengigit, memotong, mengunyah, sobek, dan
menghaluskan makanan yang kita makan. Proses dan cara kerja yang dilakukan gigi
dinamakan mencerna makanan secara mekanik. Gigi berfungsi untuk mengunyah
makanan menjadi halus. Hal ini sangat membantu kinerja enzim untuk mencerna
makanan secara cepat dan efisien.
1. Gigi seri (identis insisivus) adalah gigi yang terdiri satu akar yang berfungsi untuk
memotong dan mengerat makanan atau benda lainnya. Gigi seri berada pada bagian
depan dengan bentuk yang tegak dan tepi yang tajam. Seperti sekop atau tatah.
2. Gigi taring (identis kaninus) adalah gigi yang terdiri satu akar yang berfungsi untuk
mengoyak makanan atau benda lainnya. Bentuk dari gigi taring adalah tinggi dan
runcing.
3. Gigi geraham depan (pramolar) adalah gigi yang terdiri dari dua akar yang
berfungsi untuk menggilas dan mengunyah makanan atau benda lainnya. Bentuk gigi
gerahan depan adalah lebih rendah dan lebih rata dengan benjolan-benjolan kecil.
4. Gigi gerahan belakang (molar) adalah gigi yang terdiri dari tiga akar yang
berfungsi untuk melumat, menghancurkan, menghaluskan dan mengunyah makanan
atau benda-benda lainnya.
1. Mahkota Gigi (Korona) : Makhkota gigi (korona atau biasa disebut puncak gigi
yaitu bagian yang tampak dari luar. Setiap jenis memiliki bentuk mahkota gigi yang
berbeda-beda.
2. Leher gigi (Kolum) : Leher gigi (kolum) adalah bagian gigi yang berada di dalam
gusi yang terlindung dan merupakan batas antara mahkota dan akar gigi.
3. Akar gigi (Radiks) : Akar gigi adalah bagain gigi yang ada didalam rahang dan
tertanam. Akar gigi menancap di tulang rahang dengan jumlah satu atau dua.
2. Faring dan esofagus
Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk
kedalam tekak (faring). Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang
rongga mulut sampai ke permukaan kerongkongan (esophagus). Pada pangkal faring
terdapat katup pernapasan yang disebut epiglottis. Epiglotis berfungsi untuk menutup
ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan.
Setelah melalui faring, bolus menuju ke esophagus; suatu organ berbentuk tabung
lurus, berotot lurik, dan berdidnding tebal. Otot kerongkongan berkontraksi sehingga
menimbulkan gerakan meremas yang mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan
otot kerongkongan ini disebut gerakan peristaltik.
3. Lambung
4. Usus halus
Usus halus memiliki tiga bagian yaitu, usus dua belas jari (duodenum), usus
tengah (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Suatu lubang pada dinding
duodenum menghubungkan usus 12 jari dengan saluran getah pancreas dan saluran
empedu. Pankreas menghasilkan enzim tripsin, amilase, dan lipase yang disalurkan
menuju duodenum. Tripsin berfungsi merombak protein menjadi asam amino.
Amilase mengubah amilum menjadi maltosa. Lipase mengubah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantung
empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum. Getah empedu berfungsi untuk
menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
5. Usus besar
Bahan makanan yang sudah melalui usus halus akhirnya masuk ke dalam usus
besar. Usus besar terdiri atas usus buntu (appendiks), bagian yang menaik (ascending
colon), bagian yang mendatar (transverse colon), bagian yang menurun (descending
colon), dan berakhir pada anus. Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat
dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan
makanan yang tidak dpat tercerna, misalnya selulosa.
Usus besar berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bil kadar iar
pada sisa makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap kelebihan
air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan air, maka dinding usus besar
akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan. Di dalam usus besar
terdapat banyak sekali mikroorganisme yang membantu membusukkan sisa-sisa
makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang
berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus. (Sudjadi,2006)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas, rongga mulut, tembolok (Crop)
yang merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung, lambung
(Proventrikulus), ampela (Gizzard), usus halus terdiri atas duodenum (usus 12 jari),
jejunum dan ileum, usus besar, sekum dan kolon.
SARAN
Aryulina, D; Muslim, C; Manaf, S; dan Winarni, E.W. 2005. Biology Around Us.
Jakarta: Erlangga
Campbel, Reece, Mitcaell, JILID 2. 1925 / 1974. Biologi Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
Campbell, N.A., Reece, J. B., Mitchell, L. G. 2002. Biologi , edisi Kelima, Jilid 3.
Jakarta : Erlangga.
Sudjadi bagod, laila siti. 2006. Biologi sains dan kehidupan. Surabaya : Yudhistira
Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani, Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Ery
Rahayu, Nuning Wulandari, Siti Imroatul Maslikah. 2014. Hand Out Struktur
Perkembangan Hewan I (NBIO606). Malang: Universitas Negeri Malang.
Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani, Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Ery
Rahayu, Nuning Wulandari, Siti Imroatul Maslikah. Tanpa tahun. Struktur
Perkembangan Hewan I (SPH 1) (Bagian 1). Malang: Universitas Negeri
Malang.
Tenzer, Amy. Titi Judani, Nursasi Handayani, Umie Lestari, Abdul Gpfur. 2003.
Hand Out Struktur Hewan II. Malang : Universitas Negeri Malang.