Anda di halaman 1dari 4

Nama : Annisa Mukti Dinimadarina

Nim : 150910202058
Program Studi : Administrasi Bisnis

KESENIAN HADRAH “DARUSSALAM”


DI DESA PANDUMAN DUSUN LAMPARAN
KECAMATAN JELBUK, JEMBER

Budaya atau kebudayaan merupakan suatu cara hidup yang berkembang


dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, yang diwariskan dari generasi
ke generasi. Kesenian merupakan bagian dari budaya dan merupakan sarana yang
digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia.
Kesenian mempunyai beberapa fungsi diantaranya sebagai fungsi keagamaan,
pendidikan, komunikasi, rekreasi, dan pendidikan.

Kesenian juga memiliki banyak bentuk, diantaranya adalah seni rupa, seni
sastra dan seni pertunjukkan. Kita sepatutnya menjaga dan melestarikan kesenian,
khusunya kesenian daerah. Indonesia dikenal memiliki banyak pulau, dimana tiap-
tiap pulau nya memiliki kesenian yang berbeda-beda. Kesenian itu sendiri sangat
erat hubungannya dengan masyarakat.

Desa Panduman terkenal identik dengan keseniannya. Desa ini dulunya


adalah sebuah kerajaan Argopuro dengan seorang ratu bernama Dewi Rengganis.
Kesenian yang ada di desa ini diantaranya adalah tak-butakan / buto-butoan
(ondel-ondel), ludruk (teater komedi), can macanan (patung macan), pencak silat
(bela diri), nok beri (patung burung garuda) dan hadrah (bershalawat). Semua
kesenian itu biasanya ditampilkan dalam acara resik desa yang diadakan tiap
tahunnya, dimana kesenian ondel-ondel dan patung wajib ditampilkan.
Masyarakat desa Panduman berkeyakinan jika resik desa tidak dilaksanakan
dengan menampilkan kesenian tersebut, maka akan ada bencana seperti
pertengkaran dan kecelakaan misalnya.
Dari beberapa kesenian tersebut, hadrah yang berbeda. Karena hadrah
merupakan kegiatan bershalawat yang diiringi dengan musik. Dalam penelitian ini
saya akan lebih membahas tentang kesenian hadrah. Kesenian ini merupakan
bagian dari kesenian Islam. Hadrah bisa juga disebut sebagai bershalawat. Di desa
Panduman, tepatnya di dusun Lamparan, kelompok hadrah pertama mulai ada
sejak tahun 2008 dan bernama Hadrah “DARUSSALAM”. Kelompok hadrah ini
terbentuk atas usul bu Nyai dari Pondok Pesantren Darussalam yang menurut
narasumber kami, pak Maulid, kelompok hadrah ini terbentuk karena adanya
keinginan dari bu Nyai agar adanya kegiatan yang bernuansa Islam di dusun
tersebut.

Sejarah Hadrah Darussalam

Kelompok hadrah Darussalam ini terbentuk sejak tahun 2008. Hadrah ini
dibentuk atas usul dari bu Nyai Pondok Pesantren Darussalam yang berada di
dusun Lamparan. Bu Nyai kemudian menunjuk pak Maulid sebagai ketua
kelompok. Awalnya kelompok ini belajar terlebih dahulu dari orang Bondowoso
yang merupakan teman dari bu Nyai. Proses belajar atau latihan ini dilakukan
selama 2 bulan dengan menggunakan alat pinjaman. Selain berlatih dengan
pelatih, pak Maulid juga mengadakan latihan dengan acara arisan. Arisan ini
maksutnya adalah latihan dengan cara berpindah-pindah tempat dari rumah tiap-
tiap anggota. Selain untuk berlatih, arisan ini juga dimaksutkan untuk
mengenalkan kesenian ini kepada masyarakat sekitar. Respon masyarakat
lumayan baik terhadap kesenian Islam ini, karena mayoritas penduduk disana
memang beragama Islam.

Anggota, Alat Musik dan Kostum Hadrah Darussalam

Hadrah Darussalam beranggotakan 12 orang laki-laki dengan semua usia,


bahkan menurut pak Maulid ada anggota yang masih bersekolah dasar. Dari 12
orang tersebut 2 menjadi vokalis, 1 backing vokal, 3 pemukul rebana, 1 pemukul
drum, 1 pemukul kendang, 1 pemain keyboard dan sisanya merupakan pemain
cadangan. Untuk penggunaan alat musik keyboard tergantung kepada pemintaan
dari pemilik hajat.
Dalam memilih anggotanya, pak Maulid memang tidak membeda-bedakan
usia, beliau lebih menitikberatkan pada minat calon anggotanya. Karena
menurutnya jika kita memaksakan apa yang tidak menjadi kesukaan dari calon
tersebut hasilnya pasti tidak akan bagus.

Untuk kostum, pak Maulid tidak memberatkan anggota agar mempunyai


baju yang sama. Biasanya jika ada undangan, pak Maulid dan anggota hanya
menggunakan baju taqwa dengan warna putih agar terlihat sama.

Kegiatan-Kegiatan Hadrah Darussalam

Kelompok hadrah yang diketuai pak Maulid ini mempunyai beberapa


kegiatan, diantaranya ada latihan, arisan, walimahan dan pengajian rutin. Untuk
kegiatan latihan dan arisan dulunya sering dilakukan, namun karena kegiatan dari
tiap anggota mulai bertambah banyak, arisan ditiadakan dan untuk latihan hanya
dilakukan sehari sebelum acara. Sebagai pengisi acara walimahan (pengajian
menjelang pernikahan) kelompok hadrah Darussalam memang banyak diminati.
Menurut pak Maulid, ongkos yang dibebankan untuk menyewa kelompoknya
tidak berdasarkan harga tertentu melainkan seikhlasnya dari pemilik hajat.
Ongkos itu nantinya akan dibagi rata dan sisanya disimpan untuk kas hadrah
tersebut. Untuk pengajian rutin diadakan tiap seminggu sekali pada malam jumat.

Pak Maulid mengatakan tidak memiliki ritual-ritual khusus sebelum


pertunjukan, hanya ada kegiatan berdoa bersama sebelum memulai setiap
kegiatan. Hadrah Darussalam tidak pernah mengikuti kegiatan yang sifatnya
bersaing seperti sebuah perlombaan, karena tidak ingin menyombongkan diri.
Sebagai contoh, pak Maulid mengatakan bahwa kelompoknya ikut diundang
untuk memeriahkan acara resik desa di desa Panduman, tetapi beliau menolak
karena merasa kegiatan seperti itu adalah kegiatan cari-mencari perhatian (riya).
Pak Maulid mengatakan bahwa selain sebagai sarana penyalur hobi dan bentuk
kecintaan terhadap shalawat, kegiatan hadrah juga dapat memberikan pahala bagi
dirinya dan anggota kelompoknya.
ABSTRAK

Anda mungkin juga menyukai