Anda di halaman 1dari 4

File 1 DERAJAT KEDALAMAN LUKA BAKAR

Klasifikasi Jaringan Yang Rusak Manifestasi Klinis Tes Jarum “Pin prick” Perkiraan Waktu Hasil Gambar
Sembuh

I Epidermis (Superfisial)  Kulit hipermik berupa eritem Nyeri ±7 hari atau lebih
kemerahan

 Nyeri (+)

 Tidak ada bullae

 Kondisi kulit kering

II Kerusakan bagian epidermis  Nyeri (+) Nyeri 7 – 14 hari atau lebih


Dangkal dan lapisan atas dari  Bullae (+)
corium/dermis  Kemerahan/kuning
Pertial  Kondisi kulit Basah
Thickness  Bagian kulit seperti folikel rambut,
kelenjar sebecea masih banyak

II Kerusakan hampir  Nyeri (+) Tidak Lebih dari 1 bulan


Dalam mengenai seluruh bagian begitu
dermis  Kemerahan nyeri
Full
Thickness  Kondisi kulit Basah

 Bullae (+)

 Sisa jaringan epitel tinggal sedikit.


Bagian kulit seperti folikel rambut,
kelenjar keringat, kelenjar sebecea
tinggal sedikit
III Kerusakan mencapai  Nyeri (-) Tidak nyeri Proses penyembuhan
jaringan subkutan, otot lebih lama
Third degree hingga tulang  Bewarna putih abu-abu, pucat
burn kecoklatan hingga hitam kering

 Tidak ada bullae

 Tidak terdapat jaringan epitel

File 3

PEMBERIAN CAIRAN DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS BAXTER

Rehidrasi dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:

 4cc/kgBB X % luas luka bakar/ 24 jam.

 Separuh diberikan 8 jam pertama dan separuh lagi diberikan dalam 16 jam berikutnya

 Rumus ini tidak mutlak karena banyak faktor tidak diperhitungkan, misal luka bakar yang dalam.

Contoh :

Korban gawat darurat dengan BB 50 kg, luas luka bakar 20%, maka korban gawat darurat akan mendapat
50 x 20 x4 cc/ 24 jam= 4000 cc/ 24 jam. Separuhnya 2000 cc (4 kolf) dalam 8 jam pertama.

Catatan : 2000 cc x 20 (faktor tetes infus set)


8 (jam) x 60 (menit)

: 40000
480
: ± 83 tetes / menit (maka, dalam 4 kolf 8 jam pertama diberikan 83 tetes/ menit)

Rumus ini hanya patokan awal dan menilai cukupnya cairan yang diberikan lebih tepat dengan menilai produksi urine setiap jam,
yaitu 30-50 cc setiap jam pada orang dewasa. Atau dapat menggunakan ukuran 1 – 1,5 cc/ kgBB/ Jam.
Contoh korban luka bakar yang BB nya 50 kg, maka produksi urine nya normal antara 50 – 75 cc/ jam.

File 2

PERHITUNGAN LUAS LUKA BAKAR


PENANGANAN
LUKA BAKAR

ETIOLOGI Primary survey;


Airway Control, identifikasi obstruksi jalan nafas jika luka bakar diarea leher
Breathing Support, Oksigenisasi, bila perlu O2 > 100% dengan menggunakan
NRM (Non-Rebreating Mask)
Circulation, rehidrasi dengan pemberian cairan adekuat (lihat file 3)
Disability, identifikasi adanya trauma lain, ketahui BB pasien, nilai persentase
dan derajat luka bakar (lihat file 1 dan file 2)
Sengatan listrik atau Bahan kimia Terbakar Api
sambaran petir

Persiapan ETT Secondary survey; Pemeriksaan laboratorium:


Melepaskan pakaian atau Mengurangi (Endo Terkea Tube) Exposure Darah; Hb, leukosit,
perhiasan yang dapat derajat luka bakar bila diindikasikan Pemeriksan penunjang trombosit, gula darah,
menghantarkan panas atau pemisahan analisa gas darah,
ditubuh pasien sumber panas elektrolit, albumin serum,
Monitoring urine ureum, kreaatinin, dll
out put (Kateter) Pemeriksaan radiologi;
Hal yang perlu diperhatikan:
Rongen, CT Scan, MRI
Gangguan elektrik Irigasi luka dengan Pemeriksaan fisik; secara
1. Semua terapi pengobatan diberikan
jantung atau air mengalir Head to toe, ttv, dan GCS
Irigasi lambung bila intravena selama masa resusitasi
perubahan Monitoring EKG
terjadi distensi 2. Kadar natrium harus tetap dimonitoring
kontraktilitas miocard
Kolaborasi;
abdomen ataupemberian
muntah
Resiko Jangan mencoba
Debridement 3. Fokus terapi cairan dalam mencegah syok
antibiotik,
berlebihanantiinflamasi,
(NGT)
cardiac arrest/ memecahkan bullae
hanya dilakukan Persiapan Rujukan bila hipovolemia
Persiapan RJP/ antinyeri, anti tetanus
henti EKG
jantung atau
bila vesikula
diindikasikan diperlukan
serum sesuai indikasi
Defibrilator 4. Persentase luka bakar >90 % dapat

Anda mungkin juga menyukai