Judul di atas merupakan pertanyaan yang sering kali muncul dalam wawancara
(interview). Ada yang menganggap merupakan pertanyaan mudah, atau bahkan
sebagian dari kita (orang melayu) sangat sulit mengungkapkan apa
kekuatan/keunggulan kita sendiri. Namun pertanyaan semacam ini harus dijawab
dengan baik agar kesan pewawancara menjadi positif terhadap Anda yang selanjutnya
akan mempengaruhi keputusan perusahaan menerima atau menolak lamaran Anda baik
sebagai peserta magang (internship) atau sebagai karyawan baru.
Dalam menjawab pertanyaan tentang “Apa kekuatan dan kelemahan Anda ?” atau “Apa
kekurangan Anda?” atau Apa kekurangan dan kelebihan Anda.?, usahakan untuk lebih
menekankan kepada kekuatan Anda yang sesuai dengan uraian pekerjaan yang Anda
tuju. Ubah kata/kalimat atau dengan kata lain, menyamarkan kelemahan Anda dan coba
untuk membuat kelemahan tadi menjadi sesuatu hal yang kelihatan positif. Sifat
pertanyaan ini adalah ingin melihat apakah Anda mengenal baik diri Anda sendiri, dan
apakah ada atau akan ada usaha untuk memperbaiki diri Anda sendiri.
Oleh karena itu Anda disarankan untuk mencari tahu dengan membuat daftar terlebih
dahulu dari apa yang merupakan keunggulan dan kelemahan Anda katakan. Salah satu
cara adalah mulai dengan menanyakan pada diri Anda sendiri apa yang merupakan
keunggulan dan kelemahan Anda, kemudian tanyakan pada satu atau dua orang teman
dekat Anda untuk meng-cross-check daftar yang Anda buat. Coba jangan Anda bantah
apa yang dikatakan oleh teman-teman Anda mengenai kelemahan dan kekuatan yang
mereka kemukakan. Anda harus banyak mendengar dan menelaah apa yang
dikemukakan.
Dalam mengungkapkan keunggulan (yang bisa disebut juga kekuatan atau kelebihan),
maka Anda harus mempertimbangkan kemampuan dasar yang Anda miliki terutama soft
skills (seperti leadership, Communicationship, team work, negotiation, Analytical skill,
dsb.). Dan coba sintesa atau gabungkan dengan kemampuan yang dituntut oleh
perusahaan yang dilamar.
Contoh Jawaban:
Untuk kelemahan
Contoh Jawaban
Ketika saya sedang mengerjakan sebuah pekerjaan/proyek, saya tidak hanya ingin
bekerja untuk memenuhi dateline. Namun, saya lebih memilih untuk menyelesaikan
pekerjaan/proyek sebelum jadwal yang ditetapkan.
Terorganisir bukan merupakan kekuatan saya, akan tetapi saya lebih menyukai
menerapkan sistem manajemen waktu yang benar-benar dapat membantu kemampuan
organisasi saya.
Saya ingin memastikan bahwa pekerjaan saya adalah sempurna, jadi saya cenderung
untuk sebisanya menghabiskan waktu tersisa untuk memeriksanya kembali. Namun,
saya telah mendapatkan keseimbangan yang baik dengan menggunakan suatu sistem
yang mampu memastikan semuanya dilakukan dengan benar ssaat pertama kali
dikerjakan.
Dulu saya menunggu sampai menit terakhir untuk mengatur janji untuk minggu yang
akan datang, tapi saya menyadari bahwa penjadwalan terlebih dahulu jauh lebih
bermanfaat.
Saya akan mengatakan bahwa saya bisa terlalu perfeksionis dalam pekerjaan. Kadang-
kadang, saya menghabiskan waktu lebih dari yang diperlukan pada tugas atau
mengambil tugas-tugas pribadi yang dapat dengan mudah didelegasikan kepada orang
lain. Meskipun saya tidak pernah melewatkan tenggat waktu, saya masih berupaya
untuk tahu kapan beralih ke tugas berikutnya, dan menjadi percaya diri ketika
menyelesaikan tugas yang lain.
Saya telah belajar untuk membuat sifat perfeksionisme saya menjadi sebuah
keuntungan di tempat kerja. Saya hebat dalam memenuhi deadline, dan dengan
perhatian saya terhadap detail, saya tahu pekerjaan saya sudah benar.
Saya dulu selalu bekerja pada satu proyek hingga selesai sebelum memulai yang lain,
tapi saya sudah belajar untuk bekerja pada banyak proyek pada saat yang sama, dan
saya pikir itu memungkinkan saya untuk lebih kreatif dan efektif di masing-masing
proyek.
Buat Perbandingan
Menurut Andrea Kay, penulis buku Interview Strategies That Will Get the Job You Want,
pertanyaan ini memang penuh jebakan. Padahal, di saat yang sama, kita diharuskan
“menjual diri”. Andrea pun menyarankan saat menyatakan kelemahan Anda,
bandingkan atau hubungkan kelemahan itu dengan kelemahan orang lain. Misalnya,
“Saya menjadi tidak sabar ketika tim saya tidak cepat mengambil inisiatif.” Dengan
begitu, tetap ada nilai plus dari kelemahan ini.
-Selalu Positif
Jadikan kelemahan Anda sebagai cara untuk bersinar saat wawancara. Bagaimana
caranya? Tampillah sebagai orang yang berjiwa positif. Siapa yang tak suka dengan
orang seperti ini? Ingat, Anda sedang dalam sesi wawancara dan harus membuat diri
Anda terlihat menarik untuk direkrut.
Jadi, Anda mungkin bisa mengatakan, “Saya jarang duduk di sini (sesi wawancara) dan
memikirkan diri saya dalam pertanyaan seperti ini. Akan tetapi, saya ingin menjawab
pertanyaan ini.” Ini lebih baik daripada mengatakan, “Saya jarang duduk di sini dan
berpikir tentang kelemahan saya.”Hindari menggunakan atau mengulang kata-kata
bernada negatif, meski si pewawancara melempar nada tersebut.
–Jangan Berlebihan
Hindari menggunakan kata bermakna superlatif seperti terlemah, terburuk, atau
terbesar, karena ini menunjukkan tingkat paling atas. Jika Anda mengatakan,
“Kelemahan terburuk saya…,” artinya kelemahan Anda ada dalam level tertinggi dan
menyiratkan Anda memiliki kelemahan lain yang levelnya lebih rendah. Ini akan
membuat pewawancara menanyakan kelemahan lainnya. Begitu pula ketika Anda
mengatakan “…hal yang paling ingin saya kembangkan…” Ini menyiratkan masih ada
hal lain yang juga perlu diperbaiki.
-Gunakan “Mungkin”
Ketika Anda mengatakan, “Kelemahan saya adalah…” ini menyatakan bahwa
kelemahan itu mutlak, selalu ada dalam diri Anda dan mungkin tidak bisa bisa diubah.
Jadi, akan lebih baik jika Anda mengganti pernyataan dengan, “Sepertinya saya orang
yang…” Jawaban ini memang menunjukkan seolah Anda sendiri tidak sepenuhnya
yakin memiliki kelemahan itu. Namun, jawaban ini menghindari Anda dari menjawab
kelemahan dengan kekuatan.
Pertanyaan ini memang bisa membuka diskusi lebih lanjut. Jadi, akan sangat membantu
jika Anda memahami kelemahan sekaligus kekuatan. Bijaklah saat menjawab karena
pertanyaan ini juga menjadi tolak ukur kecerdasan Anda dalam berdiplomasi.
Persiapkan dengan baik dan Anda akan sukses melalui wawancara.
Kelebihan
Buat daftar apa saja kelebihan dan kemampuan yang kamu miliki. Pastikan kelebihanmu
tersebut dapat dipakai langsung di dunia kerja. Tambahkan beberapa pengalaman yang
pernah kamu alami ketika menjawab pertanyaan ini.
Berikut beberapa contoh kelebihan yang bisa kamu gunakan untuk menjawab:
Percaya diri
Komitmen tinggi terhadap pekerjaan
Penuh semangat
Rapi
Kemampuan komunikasi yang baik
Kemampuan interpersonal yang baik
Dapat bekerja dalam tim
Kelemahan
Jika kamu merupakan fresh graduate yang belum memiliki banyak pengalaman kerja,
kamu harus memperlihatkan ketertarikan atas pekerjaan yang kamu lamar. Jabarkan
mengenai langkah-langkah yang telah kamu ambil untuk menunjang kariermu nanti.
Contohnya, ketika kamu mengambil kursus PHP untuk menunjang kariermu sebagai
Web Developer.
Jika kamu melamar pekerjaan yang tidak berhubungan dengan angka dan statistik,
kamu bisa mengatakan bahwa kamu lemah dengan matematika. Tambahkan juga
bahwa kamu sedang berusaha untuk mengatasi kelemahanmu ini. Contohnya, kamu
bisa mengatakan bahwa kamu sedang giat untuk belajar mengenai program komputer
yang digunakan untuk menghitung dengan cepat.
Kamu juga bisa mengatakan bahwa kelemahanmu dapat berarti kelebihanmu juga.
Contohnya, kamu merupakan orang yang tidak sabar ketika bekerja karena kamu ingin
pekerjaanmu tersebut selesei dengan cepat. Jangan lupa tambahkan bahwa kamu
selalu membuat to-do-list yang kamu gunakan sebagai penentu prioritas pekerjaan.
Selalu ingat, bahwa satu-satunya cara untuk menyakinkan dan membuat perekrut
berkesan adalah dengan memberi jawaban jujur.
Berikut ini merupakan tiga strategi yang dapat Anda gunakan untuk memastikan bahwa
membicarakan kelemahan Anda tidak akan menjadi titik lemah dalam wawancara
berikutnya.
Setiap orang memiliki area yang dapat ditingkatkan, dengan catatan jika Anda mampu
menggambarkan bagaimana pekerjaan yang berat menjadi ringan sehingga Anda akan
terlihat kuat, mampu dan bertanggung jawab dalam pengembangan karir Anda. Jadi,
pikirkan suatu rintangan yang sedang Anda hadapi dan tunjukkan bahwa Anda sedang
mengatasinya. Sebagai contoh Anda bisa menjelaskan bahwa Anda tidak pernah bisa
berbicara di depan umum, namun selama beberapa tahun terakhir, Anda telah meminta
peran kepemimpinan tim dan berhasil menjalani setiap meeting dan menemukan alat
untuk membantu Anda menjadi lebih nyaman ketika berbicara dalam keramaian.
Jika latar belakang Anda tidak sesuai dengan persyaratan dalam deskripsi pekerjaan,
atau jika Anda tahu bahwa pewawancara memiliki keraguan mengenai pengalaman
Anda, pertanyaan ini merupakan waktu yang tepat untuk mengatasi ketidakpastian
tersebut.
Anda dapat berbicara mengenai sesuatu hal yang dianggap oleh seorang pewawancara
sebagai rintangan, tetapi di saat yang bersamaan, Anda dapat mengubahnya untuk
menunjukkan kekuatan Anda. Sebagai contoh: “Ini mungkin terlihat seperti kelemahan
terbesar saya, karena saya tidak memiliki pengalaman dalam penjualan, tetapi
keterampilan yang saya dapatkan selama lima tahun penggalangan dana yang sangat
relevan dengan posisi tersebut dan biarkan saya menjelaskannya kepada Anda
mengapa seperti itu. ”
Pilih kekurangan yang dapat dijelaskan secara positif. Ubah istilah neurotik, keras
kepala atau tidak mampu mendelegasikan pekerjaan? menjadi kata-kata yang dapat
dipandang sebagai kekuatan seperti berdedikasi, persisten atau menyeluruh.
Apapun strategi yang Anda pilih, triknya adalah mengatakan kelemahan tersebut
dengan jujur dan cara yang positif. Latih terus jawaban Anda, sehingga Anda mampu
menjelaskannya dengan lebih mudah dan yang paling penting jelaskan hal tersebut
secara singkat, karena jika Anda menghabiskan terlalu banyak waktu berbicara
mengenai kekurangan Anda, maka akan mudah bagi pewawancara untuk menggali
kelemahan Anda lebih jauh. Lewatkan bagian “kelemahan” secepat mungkin, sehingga
Anda bisa mendapatkan apa yang paling penting: “kekuatan” Anda.
Misalnya Anda pelupa, katakan hal tersebut namun juga sebutkan usaha Anda untuk
meminimalisir sifat tersebut misalnya dengan membuat catatan kecil atau selalu
mencatat kegiatan2 yang akan dilakukan di buku catatan
Misalnya Anda tidak sabar menghadapi tim Anda yang tidak cepat mengambil
keputusan. Hal tersebut terkesan Anda menyalahkan orang lain, seolah Andalah yang
paling benar.
“Seandainya kelemahan diri Anda mencerminkan suatu hal yang belum terjadi dan
belum pasti terjadi, sebaiknya kata “mungkin” dihindari,” ujar Nurul.
4. Agar tidak terkesan subyektif, tambahkan cerita orang lain mengenai diri Anda.
Misalnya orang yang memuji Anda atau memberi masukan pada Anda. Hal tersebut
dapat menunjukkan penilaian orang lain terhadap diri Anda.
Hati-hati dan bijaklah saat Anda menjawab setiap pertanyaan. Usahakan untuk selalu
menjawab pertanyaan dengan jujur dan sesuai kondisi Anda yang sebenarnya. Jangan
pernah memanipulasi data ataupun jawaban Anda, ya. Hal itu nantinya akan merugikan
diri Anda sendiri.