OLEH :
MUH. JEFRIYANTO B.
F1F110054
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
I. Pembahasan ......................................................................................................... 4
I.3. Sifat – Sifat Fisik Molekul Obat dan Hubungannya Dalam Bidang Farmasi
............................................................................................................................. 9
𝑤 = ∫ 𝑝 𝑑𝑉
Panas, q
Panas merupakan salah satu bentuk energi , perubahan bentuk energi akibat panas
akan sama dengan yang diakibatkan oleh kerja
q(+) jika panas diadsorpsi oleh sistem dari sekelilingya (indotermal)
q(-) jika panas dilepaskan dari sistem ke lingkungan (eksotermal)
Energi, E
∆𝐸 = 𝐸2 − 𝐸1
E2 adalah energi pada keadaan akhir dan E1 dalah energi pada keadaan awal.
Dari persamaan Hukum termodinamika I
∆𝐸 = 𝑞 − 𝑤
Dalam bentuk diferensial : 𝑑𝐸 = 𝑑𝑞 − 𝑑𝑤
𝑑𝐸 = 𝑑𝑞 , maka 𝑑𝑤 = 0
𝑑𝐸 = −𝑑𝑞, maka 𝑑𝑞 = 0 (adiabatik)
Proses Reversibel dan Irreversibel
Reversibel jika sistem dan sekeliling berada dalam kesetimbangan
Irrebersibel jika tidak dapat balik, tidak berada dalam kesetimbangan
Termokimia
Panas reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan energi produk dan reaktan pada
volume konstan (∆E) atau tekanan konstan (∆H)
Hukum Hess
Jika panas reaksi dari masing-masing tahap reaksi diketahui, maka panas reaksi
yang diinginkan dapat dihitung dengan menambahkan atau mengurangi panas
reaksi dari masing-masing tahap.
Panas pembentukan : entalpi reaksi yang menunjukkan satu mol senyawa dari
unsur-unsurnya.
Panas pembakaran : panas reaksi satu mol zat dioksidasi secara sempurna.
Energi ikatan : panas reaksi yang dihubungkan dengan pemecahan ikatan kimia
dari molekul gas menjadi bagian-bagian gas.
Hukum Kedua Termodinamika
Efisiensi mesin : efisiensi tidak mungkin sama dengan satu, sebab W selalu lebih
kecil dari Q dalam perubahan kontinu panas menjadi kerja.
𝑤
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 =
𝑄
panas Q2 dirubah menjadi kerja (w) dan panas Q1 diserap oleh temperatur
T1
𝑤 𝑄2 −𝑄1 𝑄
maka : 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑄 = = 1 − 𝑄1,
2 𝑄2 2
karena :
𝑄2 𝑇
= 𝑇2,
𝑄1 1
𝑤 𝑄2 −𝑄1 𝑇2 −𝑇1
maka : 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑄 = =
2 𝑄2 𝑇2
Contoh :
Suatu mesin uap bekerja antara temperatur 373 K dan 298 K. (a)berapakah
efisiensi mesin, (b) jika mesin disuplai dengan 1000 kalori dari panas Q2,
berapakah kerja mesin dalam satuan erg.
Penyelesaian :
𝑤 373−298
(a) 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑄 = = 0,20 𝑎𝑡𝑎𝑢 20%
2 373
“Entropi zat murni bebentuk kristal adalah nol pada nol absolut, karena penataan
kristal akan menunjukkan keteraturan tinggi pada temperatur ini”
H=E+PV, H adalah energi total, E adalah energi internal dan PV adalah energi
eksternal
H=F+TS, F adalah energi yang tersedia secara isotermal dan TS adalah energi
yang tidak yertsedia secara isotermal
sifat termodinamika dan sifat Salah satu penerapan kimia komputasi dalam
bidang farmasi adalah pada bidang farmasi komunitas dan farmasi bahan alam
yang dilandasi moral dan etika pendidikan Profesi Apoteker yang dalam bidang
obat-obatan. formulasi obat yaitu membicarakan tentang kesetimbangan fase,
termodinamika, Proses respirasi di dalam sel, struktur dan fungsi lisosom. ilmiah
dalam berbagai bidang kimia baik yang berupa hasil I pada gas, Hukum I1
Termodinamika, fungsi energi bebas dan pe- nerapannya pada perubahan fasa, .
industri farmasi, dan industri-industri lain. Minyak, lemak, sabun.
I.3. Sifat – Sifat Fisik Molekul Obat dan Hubungannya Dalam Bidang
Farmasi
Sifat fisik suatu obat perlu dikaji karena :
Suatu syarat dalam formulasi produk suatu obat
Untuk memahami hubungan antara struktur obat dan aktivitas obat
Sifat yang dimaksud :
Sifat aditif, sifat yang diturunkan dari sifat atom/gugus fungsi di dalam
molekul. Contoh : massa
Sifat konstitutif, sifat yang tergantung pada susunan atom di dalam molekul.
Contoh : rotasi optik
Sifat aditif-konstitutif, seperti bias molar
Radiasi Elektromagnet/Gelombang elektromagnet
Mengkaji interaksi antara materi dan radiasi elektromagnet. Hubungan
antara energi dengan frekuensi :
𝑐 𝑐
𝐸 = ℎ, karena = maka 𝐸 = ℎ
1 1
∆𝐸 = 𝐸2 − 𝐸1 = ℎ𝑐𝑅 ( − )
𝑛12 𝑛22
I adalah intensitas sinar yang keluar dam I0 adalah intensitas sinar yang
masuk.
Contoh :
Suatu larutan mengandung 2x10-5 M klordiazepoksida yang dilarutkan
dalam 0,1 N NaOH ditempatkan dalam sel dengan panjang 1 cm. Absorbansi (A)
larutan ini adalah 0,648 pada panjang gelomabang 260 nm.
Spektrofotometer Inframerah (IR atau FTIR), untuk menentukan gugus
fungsi senyawa dalam sampel dengan cara membaca spektrum pada bilangan
gelombang tertentu
H
Spektrometer NMR/CNMR (nuclear Magnetik Resonance), untuk
menentukan jumlah dan posisi hidrogen/karbon di dalam suatu molekul
Spektrometer Massa, untuk menentukan perbandingan massa(m)/muatan
elektron(e) hasil fragmentasi suatu senyawa
Fluoresesi dan Fosforesensi (Photoluminescence), terjadi karena
emisi/pancaran cahaya UV oleh molekul ketika kembali ke keadaan dasar.
Perbedaan keduanya bergantung pada mekanisme mana yang dilalui oleh elektron
kembali di keadaan dasar.
Mekanismenya :
S0 + UV S* S0 + Fluoresensi
Terjadi perubahan spin elektron
T* S0 + Fosforensensi
Tetapan Dielektrik
Pemisahan muatan listrik melalui induksi medan listrik eksternal dengan
pelarut tertentu. Kapasitansi (farad), C=muatan (Coulomb), q/beda potensial,V
(Volt) Tetapan dielektrik, =Cx/C0, Cx adalah kapasitansi sampel, C0 adalah
kapasitansi pembanding.
Momen Dipol
Pemisahan daerah yang bermuatan positif dan negatif yang permanen
dalam molekul polar. Momen dipol permanen dapat dikorelasikan dengan
aktivitas biologi dari molekul-molekul tertentu untuk memperoleh informasi yang
bernilai tentang hubungan dari sifat-sifat fisik dan pemisahan muatan dalam suatu
kelas senyawa obat. Contoh : tiga isomer dari DDT.
I.4. Kinetika dan Hubungannya Dalam Bidang Farmasi
∫ d[A] = -k ∫ dt
dt
ln [A] = -kt + C
Waktu paruh
Kita mendefinisikan waktu paruh suatu reaksi adalah waktu yang
dibutuhkan untuk separuh (setengah) jumlah A yang telah bereaksi [A] = ½ [A]0.
Dari persamaan untuk laju orde pertama.
[A]
ln = -kt atau [A] = [A] 0 e -kt
[A] 0
Waktu paruh dapat dituliskan sebagai t1/2 untuk persamaan 6 diatas t = t1/2,
maka persamaan 6 menjadi :
c. Reaksi orde dua
Untuk kasus, ungkapan integrasi laju reaksi secara matematika tergantung
pada tipe (jenis) reaksi.
Untuk reaksi 2A hasil dapat dituluskan sebagai v = k’ [A]2
d[A]
= kdt
dt
dx
2 =
x -1
Secara matematika : ∫ x
1/2 [A] 0
ln = -kt 1/2
[A] 0
t 1/2 = ln 2 atau k = ln 2
k t 1/2
𝐿𝑎𝑗𝑢 = 𝑃𝑍𝑁𝑖
𝑘 = (𝑃𝑍)𝑒 𝐸𝑖 ⁄𝑅𝑇
∗ ⁄𝑅 ∗ ⁄𝑅𝑇
𝑘 = (𝑣𝑒 ∆𝑆 )𝑒 −∆𝑅
Kekutan ion
Konstanta dielektrik
Katalis Asam Basa Spesifik : penguraian obat (zat tertentu) dapat dipercepat
dengan penambahan ion hidrogen (H+)atau hidroksil (OH-)
Katalis Asam Basa Umum : selain ion hidrogen dan ion hidroksi
II.1. Kesimpulan
1. Tujuan mempelajari fase zat jika dihubungkan dengan bidang
kefarmasian adalah agar dalam membuat sediaan obat, kita dapat
mengetahui jenis – jenis zat yang sesuai untuk sediaan obat tersebut agar
dalam proses pembuatannya nanti dapat menghasilkan obat yang sesuai
dengan kebutuhan. Salah satu contohnya adalah pembuatan sediaan
emulsi.
2. sifat termodinamika dan sifat Salah satu penerapan kimia komputasi dalam
bidang farmasi adalah pada bidang farmasi komunitas dan farmasi bahan
alam yang dilandasi moral dan etika pendidikan Profesi Apoteker yang
dalam bidang obat-obatan. formulasi obat yaitu membicarakan tentang
kesetimbangan fase, termodinamika, Proses respirasi di dalam sel, struktur
dan fungsi lisosom.
3. Sifat fisik suatu obat perlu dikaji karena merupakan suatu syarat dalam
formulasi produk suatu obat, dan untuk memahami hubungan antara
struktur obat dan aktivitas obat. Adapun sifat yang dimaksud yaitu sifat
aditif, sifat yang diturunkan dari sifat atom/gugus fungsi di dalam
molekul. Contoh : massa, Sifat konstitutif, sifat yang tergantung pada
susunan atom di dalam molekul. Contoh : rotasi optik, dan Sifat aditif-
konstitutif, seperti bias molar
4. Dalam bidang farmasi, sediaan obat memiliki waktu kadaluarsa yang jelas
agar dalam penggunaannya tidak menimbulkan efek toksik pada pasien.
Dalam kinetika dipelajari waktu paruh yang dapat digunakan sebagai
metode untuk mengetahui waktu kadaluarsa obat. Selain itu dalam farmasi
dipelajari juga mengenai farmakokinetika.
II.2. Saran
1. Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat mengetahui
hubungan-hubungan fase zat, termodinamika, sifet kisik molekul obat, dan
kinetika dengan bidang kefarmasian.