METODE NUMERIK
DISUSUN OLEH:
ASTIKA ISTININGRUM
M0517010
ASISTEN:
HELENA NOORAINI (M0516026)
MAULIDA GUSNINA (M0516032)
Kemudian,
Jika ditulis dalam aturan iteratif, maka metode Jacobi dapat ditulis sebagai :
1 0 0 0 x1 C 1
x
0 1 0 0 2 C 2
0 0 1 0 A x 3 C 3
1
0
0 0 1 xn C n
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Permasalahan
Pada laporan praktikum ini, ada beberapa permasalahan/ kasus yang akan
dibahas, yaitu :
Kasus 1
Menganalisis penyelesaian SPL di atas dengan metode iterasi jacobi, iterasi gauss
seidel dan eliminasi gauss jordan.
Kasus 2
Menganalisis penyelesaian SPL di atas dengan metode iterasi jacobi, iterasi gauss
seidel dan eliminasi gauss jordan.
Kasus 3
Menentukan nilai galat dan membandingkan iterasi dari kasus 1 dan kasus 2 (segi
banyak iterasi dan konvergen atau tidak konvergen).
2.2 Algoritma
1. Algoritma Iterasi Jacobi
a. Masukan dimensi n, matriks A dan ruas kanan b
b. Lanjutkan pivoting sehingga diagonal-diagonal-nya dominan
c. Inisialisasi vector x
d. Untuk i=1 s/d max_iter dan toleransi belum dicapai lakukan :
Untuk i=1 s/d n lakukan :
e. Iterasi berhenti ketika nilai error lebih kecil dari toleransi error
f. Hasil akhir adalah vektor x
1 0 0 0 x1 C 1
x
0 1 0 0 2 C 2
x1 C 1
0 0 1 0 A 1
x 3 C 3
x2 C2
0 0 0 1 x n C
n xn Cn
2.3 Implementasi MATLAB
1. Implementasi MATLAB Metode Iterasi Jacobi
Input :
Output :
a. Hasil Perhitungan dengan Metode Iterasi Jacobi
b. Hasil Perhitungan dengan Metode Iterasi Gauss Seidel
c. Hasil perhitungan dengan Metode Eliminasi Gauss Jordan
Analisis kasus 1:
Pada penyelesaian menggunakan metode iterasi jacobi sampai iterasi ke-
20 didapatkan x1= 3.6054, x2= 7.0129, dan x3= -9.6977.
Pada penyelesaian menggunakan metode iterasi gauss seidel sampai
iterasi ke-20 didapatkan x1=0.7424, x2= -1.3374, dan x3= -2.5275.
Pada penyelesaian menggunakan metode eliminasi gauss jordan
didapatkan x1= 1.6667, x2= -1.5833, dan x3= -0.4167.
Pada metode iterasi jacobi dan gauss seidel sama-sama memiliki hasil
yang tidak konvergen pada iterasi ke-20. Hal ini dikarenakan matriks
diagonal A tidak dominan. Agar matriks diagonal dominan, maka unsur
diagonal matriks harus lebih besar dari penjumlahan unsur-unsur lainnya
pada baris tersebut. Berikut bukti jika matriks diagonal A tidak
konvergen :
Matriks diagonal A
Baris 1 = |1| < |-1|+|3| (tidak memenuhi)
Baris 2 = |3|< |5|+|-1| (tidak memenuhi)
Baris 3 = |-1|< |2|+|3| (tidak memenuhi)
Nilai galat dapat dihitung dengan rumus : Nilai Eksak-Nilai Numerik
Di bawah ini merupakan perbandingan nilai galat dari metode iterasi
jacobi dan gauss seidel adalah :
2. Analisis Kasus 2
Input:
Output:
a. Hasil Perhitungan dengan Metode Iterasi Jacobi
b. Hasil Perhitungan dengan Metode Iterasi Gauss Seidel
c. Hasil Perhitungan dengan Metode Eliminasi Gauss Jordan
Analisis kasus 2:
Pada penyelesaian menggunakan metode iterasi jacobi sampai iterasi ke-
20 didapatkan x1= 2.1394, x2= 0.4982, x3= -1.5850, x4= 0.2895.
Pada penyelesaian menggunakan metode iterasi gauss seidel sampai
iterasi ke-20 didapatkan x1=-2.1146, x2= -5.3667, x3= -5.1049, x4= -
1.3392.
Pada penyelesaian menggunakan metode eliminasi gauss jordan
didapatkan x1= 2.3827, x2= -0.5566, x3= 4.1330, x4= -5.0210.
Pada metode iterasi jacobi dan gauss seidel sama-sama memiliki hasil
yang tidak konvergen pada iterasi ke-20. Hal ini dikarenakan matriks
diagonal A tidak dominan. Agar matriks diagonal dominan, maka unsur
diagonal matriks harus lebih besar dari penjumlahan unsur-unsur lainnya
pada baris tersebut. Berikut bukti jika matriks diagonal A tidak
konvergen :
Matriks diagonal A
Baris 1 = |1| < |3|+|2|+|1| (tidak memenuhi)
Baris 2 = |2|< |-4|+|-5|+|1| (tidak memenuhi)
Baris 3 = |2|< |3|+|-3|+|4| (tidak memenuhi)
Baris 4 = |5| < |-1|+|2|+|-3| (tidak memenuhi)
3.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
a. Penyelesaian SPL ada 2 cara, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung.
b. Metode eliminasi gauss-jordan merupakan salah satu penyelesaian SPL dengan
cara langsung.
c. Metode iterasi jacobi dan iterasi gauss-seidel merupakan metode penyelesaian
SPL dengan cara tidak langsung (iterasi).
d. Teknik iterasi jarang digunakan untuk menyelesaikan SPL berukuran kecil
karena metode-metode langsung seperti metode Eliminasi Gauss lebih efisien
daripada metode iterasi. Akan tetapi, untuk SPL berukuran besar dengan
persentase elemen nol pada matriks koefisien besar, teknik iterasi lebih efisien
dari pada metode langsung dalam hal penggunaan memori komputer maupun
waktu komputasi.
e. Konvergen atau tidaknya matriks mempengaruhi hasil penyelesaian SPL.
Kasus 2