Dokumen - Tips - Aliran Melalui Lubang 56aa006f0c76d PDF
Dokumen - Tips - Aliran Melalui Lubang 56aa006f0c76d PDF
MEKANIKA FLUIDA
H-06 ALIRAN MELALUI LUBANG
KELOMPOK 4
Amri Munawar : 1406607035
Alvin Farhan Vilardi :1406607003
Carla Bona Vita :1406606991
Kahfi Kurnia :1406607104
II. Teori
Partikel zat cair yang mengalir melalui lubang berasal dari segala arah. Karena
zat cair mempunyai kekentalan maka beberapa partikel yang mempunyai lintasan
membelok akan mengalami kehilangan tenaga. Setelah melewati lubang pancaran air
mengalami kontraksi, yang ditunjukkan oleh penguncupan aliran. Kontraksi maksimum
terjadi pada suatu tampang sedikit disebelah hilir lubang, dimana pancaran kurang lebih
horisontal. Tampang dengan kontraksi maksimum tersebut dikenal dengan vena
kontrakta.
Pada aliran zat cair melalui lubang terjadi kehilangan tenaga menyebabkan
beberapa parameter aliran akan lebih kecil dibanding pada aliran zat cair ideal yang
dapat ditunjukkan oleh beberapa koefisien, yaitu koefisien kontraksi, kecepatan, dan
debit. Koefisien kontraksi (Cc) adalah perbandingan antara luas tampang aliran pada
vena kontrakta (ac) dan luas lubang (a) yang sama dengan tampang aliran zat cair ideal.
𝑎𝑐
𝐶𝑐 = …… (1)
𝑎
Koefisien kontraksi tergantung pada tinggi energi, bentuk dan ukuran lubang,
dan nilai reratanya adalah sekitar Cc = 0,64. Perbandingan antara kecepatan nyata
aliran pada vena kontrakta (ac) dan kecepatan teoritis (V) dikenal dengan koefisien
kecepatan (Cv).
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑣𝑒𝑛𝑎𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑘𝑎
𝐶𝑣 = …. (2)
kecepatan teoritis
Vc
𝐶𝑣 = 𝑉
Nilai koefisien kecepatan tergantung pada bentuk dari sisi lubang (lubang
tajam atau dibulatkan) dan tinggi energi. Nilai rerata dari koefisien kecepatan adalah
Cv = 0,97. Koefisien debit (Cd) adalah perbandingan antara debit nyata dan debit
teoritis :
𝑉𝑐 𝑎𝑐
𝐶𝑑 = 𝑥
𝑉 𝑎
𝐶𝑑 = 𝑐𝑣 𝑥 𝑐𝑐
Nilai koefisien debit tergantung pada nilai Cc dan Cv yang nilai reratanya
adalah 0,62.
Pusat lubang terletak pada jarak H dari muka air. Pertama kali dianggap zat
cair adalah ideal. Tekanan pada lubang adalah atmosfer. Dengan menggunakan
persamaan Bernoulli pada permukaan zat cair di kolam dan di lubang, kecepatan zat
cair pada titik tersebut dapat dihitung.
𝑝1 𝑣12 𝑝2 𝑣22
𝑧1 + + = 𝑧2 + +
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔
Oleh karena kecepatan di titik 1 adalah nol dan tekanan di titik 1 dan C adalah
atmosfer, maka :
𝑣22
𝑧1 = 𝑧2 +
2𝑔
𝑣22 = 2𝑔(𝑧1 − 𝑧2 ) = 2𝑔ℎ
Atau
𝑣2 = √2𝑔ℎ
Rumus tersebut menunjukkan kecepatan aliran teoritis pada zat cair ideal.
Pada zat cair riil, terjadi kehilangan tenaga yang disebabkan oleh kekentalan
(adanya vena kontrakta). Untuk itu perlu dimasukkan koefisien kecepatan (Cv),
sehingga :
𝑣𝑐 = 𝑐𝑐 𝑣2 = 𝑐2 √2𝑔ℎ
Sehingga secara umum kecepatan aliran melalui lubang (orifice) dapat dinyatakan
sebagai berikut:
V Cv. 2.g.h
Sedangkan dari percobaan ini harga Cv diperoleh dari hubungan :
X
Cv
2 hY
dimana:
V = Kecepatan aliran yang melewati lubang.
Cv = Koefisien Kecepatan.
g = Gravitasi.
h = Tinggi air terhadap lubang.
X = Jarak horizontal pancaran air dari bidang vena contracta.
Y = Jarak vertical pancaran air.
III. Alat dan Bahan
1. Meja Hidrolika
2. Kertas Grafik
3. Perangkat alat percobaan aliran melalui lubang
d
c e
b f
h g
i
a
Keterangan gambar :
a. Pipa aliran masuk
b. Pipa lentur dari pipa pelimpah untuk mengatur tinggi head
c. Tangki utama
d. Penjepit kertas
e. Papan
f. Jarum vertikal
g. Sekrup pengatur jarum
h. Sekrup dan lempeng lubang aliran
i. Peredam
4. Stop watch
5. Gelas Ukur
6. Jangka Sorong
IV. Cara Kerja
1. Menempatkan alat pada saluran tepi hidrolika. Pipa aliran masuk dihubungkan
dengan suplai hidrolika pipa lentur dari pipa pelimpah diarahkan ke tangki air
meja hidrolika.
2. Mengatur kaki penyangga sehingga alat terletak horizontal dan arah aliran diatur
juga sedemikian rupa sehingga menjadi sebidang dengan jajaran jarum pengukur.
3. Menyelipkan selembar kertas pada papan dibelakang jajaran jarum dan semua
jarum dinaikkan untuk membebaskan lintasan air yang menyembur. Digunakan
lempeng berlubang yang pertama, yaitu berdiameter 3 mm.
4. Menaikkan pipa pelimpah dan katup pengatup aliran dibuka air dialirkan masuk
kedalam tangki utama. Tinggi air pada tangki utama dimulai dari 400 mm, 380
mm, 360 mm, 340 mm, dan 320 mm.
5. Mengatur katup pengatur aliran sedemikian rupa, hingga air persis melimpah
lewat pipa pelimpah dan tidak ada gelombang pada permukaan tangki utama.
6. Mencatat tinggi tekanan tangki utama.
7. Mengatur posisi 8 jarum sampai tidak menyentuh air yang melintas untuk
mendapatkan bentuk lintasan aliran yang menyembur. Dan memberi tanda posisi
ujung atas jarum pada kertas grafik.
8. Mengulangi percobaan untuk setiap perbedaan tinggi tekanan pada tangki utama.
Dimulai dari 400 mm, 380 mm, 360 mm, 340 mm, 320 mm, dan 320 mm.
9. Mengganti lempeng berlubang dengan diameter yang lain yaitu D = 6 mm,
kemudian ulangi langkah sebelumnya.
10. Menentukan letak X dan Y dari setiap titik percobaan baik saat D = 3 mm dan D =
6 mm.
V. Praktikum
a. h = 400 mm
1
Cv = = 0.80484
2√𝑏
80
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Axis Title
b. h = 380 mm
Tabel Regresi linier untuk h = 380 mm
x h X = x2 / h Y X2 Y2 XY
0 380 0 0 0 0 0
50 380 6,578947 7 43,28255 49 46,05263
100 380 26,31579 13 692,5208 169 342,1053
150 380 59,21053 25 3505,886 625 1480,263
200 380 105,2632 51 11080,33 2601 5368,421
250 380 164,4737 69 27051,59 4761 11348,68
300 380 236,8421 92 56094,18 8464 21789,47
350 380 322,3684 116 103921,4 13456 37394,74
Σ 921,0526 373 202389,2 30125 77769,74
∑𝑥𝑦
b = = 0,38426
∑𝑥 2
1
Cv = = 0.80660
2√𝑏
Grafik Hubungan x2/h dan Y untuk
h = 380mm saat ø = 3mm
140
120
100 y = 0.3843x
R² = 0.981
Y 80
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350
x2/h
c. h = 360 mm
Tabel Regresi linier untuk h = 360 mm
x h X = x2 / h Y X2 Y2 XY
0 360 0 0 0 0 0
50 360 6,944444 7 48,22531 49 48,61111
100 360 27,77778 15 771,6049 225 416,6667
150 360 62,5 28 3906,25 784 1750
200 360 111,1111 54 12345,68 2916 6000
250 360 173,6111 75 30140,82 5625 13020,83
300 360 250 100 62500 10000 25000
350 360 340,2778 125 115789 15625 42534,72
Σ 972,2222 404 225501,5 35224 88770,83
∑𝑥𝑦
b = = 0.39366
∑𝑥 2
1
Cv = = 0.79691
2√𝑏
Grafik Hubungan x2/h dan Y untuk
h = 360mm saat ø = 3mm
160
140
120
100 y = 0.3937x
Y R² = 0.9812
80
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
x2/h
d. h = 340 mm
Tabel Regresi linier untuk h = 340 mm
x h X = x2 / h Y X2 Y2 XY
0 340 0 0 0 0 0
50 340 7,352941 7 54,06574 49 51,47059
100 340 29,41176 18 865,0519 324 529,4118
150 340 66,17647 35 4379,325 1225 2316,176
200 340 117,6471 57 13840,83 3249 6705,882
250 340 183,8235 78 33791,09 6084 14338,24
300 340 264,7059 104 70069,2 10816 27529,41
350 340 360,2941 136 129811,9 18496 49000
Σ 1029,412 435 252811,4 40243 100470,6
∑𝑥𝑦
b = = 0,39741
∑𝑥 2
1
Cv = = 0,79314
2√𝑏
Grafik Hubungan x2/h dan Y untuk
h = 340mm saat ø = 3mm
160
140
120
y = 0.3974x
100 R² = 0.981
Y
80
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
x2/h
e. h = 320 mm
Tabel Regresi linier untuk h = 320 mm
x h X = x2 / h Y X2 Y2 XY
0 320 0 0 0 0 0
50 320 7,8125 7 61,03516 49 54,6875
100 320 31,25 18 976,5625 324 562,5
150 320 70,3125 34 4943,848 1156 2390,625
200 320 125 61 15625 3721 7625
250 320 195,3125 82 38146,97 6724 16015,63
300 320 281,25 109 79101,56 11881 30656,25
350 320 382,8125 143 146545,4 20449 54742,19
Σ 1093,75 454 285400,4 44304 112046,9
∑𝑥𝑦
b = = 0,39260
∑𝑥 2
1
Cv = = 0,79799
2√𝑏
Grafik Hubungan x2/h dan Y untuk
h = 320mm saat ø = 3mm
160
140
120
y = 0.3926x
100 R² = 0.983
Y
80
60
40
20
0
0 100 200 300 400 500
x2/h
II. Untuk ø = 6 mm
a. h = 400 mm
Tabel Regresi linier untuk h = 400 mm
x H X = x2 / Y X2 Y2 XY
h
0 400 0 0 0 0 0
50 400 6,25 10 39,0625 100 62,5
100 400 25 15 625 225 375
150 400 56,25 31 3164,063 961 1743,75
200 400 100 40 10000 1600 4000
250 400 156,25 60 24414,06 3600 9375
300 400 225 81 50625 6561 18225
350 400 306,25 104 93789,06 10816 31850
Σ 875 341 182656,3 23863 65631,25
∑𝑥𝑦
b = = 0,35932
∑𝑥 2
1
Cv = = 0,83413
2√𝑏
100
80 y = 0.3593x
R² = 0.9699
Y
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350
x2/h
b. h = 380 mm
Tabel Regresi linier untuk h = 380 mm
x h X = x2 / h Y X2 Y2 XY
0 380 0 0 0 0 0
50 380 6,578947 10 43,28255 100 65,78947
100 380 26,31579 17 692,5208 289 447,3684
150 380 59,21053 29 3505,886 841 1717,105
200 380 105,2632 42 11080,33 1764 4421,053
250 380 164,4737 65 27051,59 4225 10690,79
300 380 236,8421 84 56094,18 7056 19894,74
350 380 322,3684 108 103921,4 11664 34815,79
Σ 921,0526 355 202389,2 25939 72052,63
∑𝑥𝑦
b = = 0,35601
∑𝑥 2
1
Cv = = 0,83799
2√𝑏
Grafik Hubungan x2/h dan Y untuk
h = 380mm saat ø = 6mm
140
120
100
y = 0.356x
Y 80 R² = 0.9718
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350
x2/h
c. h = 360 mm
Tabel Regresi linier untuk h = 360 mm
x h X = x2 / h Y X2 Y2 XY
0 360 0 0 0 0 0
50 360 6,944444 2 48,22531 4 13,88889
100 360 27,77778 12 771,6049 144 333,3333
150 360 62,5 23 3906,25 529 1437,5
200 360 111,1111 39 12345,68 1521 4333,333
250 360 173,6111 61 30140,82 3721 10590,28
300 360 250 83 62500 6889 20750
350 360 340,2778 109 115789 11881 37090,28
Σ 972,2222 329 225501,5 24689 74548,61
∑𝑥𝑦
b = = 0,33059
∑𝑥 2
1
Cv = = 0,86961
2√𝑏
100
80 y = 0.3306x
R² = 0.9961
Y
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
x2/h
d. h = 340 mm
Tabel Regresi linier untuk h = 340 mm
x h X = x2 / h Y X2 Y2 XY
0 340 0 0 0 0 0
50 340 7,352941 5 54,06574 25 36,76471
100 340 29,41176 15 865,0519 225 441,1765
150 340 66,17647 28 4379,325 784 1852,941
200 340 117,6471 46 13840,83 2116 5411,765
250 340 183,8235 68 33791,09 4624 12500
300 340 264,7059 91 70069,2 8281 24088,24
350 340 360,2941 120 129811,9 14400 43235,29
Σ 1029,412 373 252811,4 30455 87566,18
∑𝑥𝑦
b = = 0,34637
∑𝑥 2
1
Cv = = 0,84957
2√𝑏
120
100 y = 0.3464x
R² = 0.9905
Y 80
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
x2/h
e. h = 320 mm
Tabel Regresi linier untuk h = 320 mm
x h X = x2 / h Y X2 Y2 XY
0 320 0 0 0 0 0
50 320 7,8125 7 61,03516 49 54,6875
100 320 31,25 18 976,5625 324 562,5
150 320 70,3125 33 4943,848 1089 2320,313
200 320 125 55 15625 3025 6875
250 320 195,3125 73 38146,97 5329 14257,81
300 320 281,25 100 79101,56 10000 28125
350 320 382,8125 129 146545,4 16641 49382,81
Σ 1093,75 415 285400,4 36457 101578,1
∑𝑥𝑦
b = = 0,35591
∑𝑥 2
1
Cv = = 0,83810
2√𝑏
140
120
y = 0.3559x
100
Y R² = 0.9796
80
60
40
20
0
0 100 200 300 400 500
x2/h
Cv Teori = 0.98
= 15,75 %
ANALISA PRAKTIKUM
Analisa Percobaan
Praktikum aliran melalui lubang dibagi menjadi dua, yang pertama bertujuan
untuk mendapatkan besaran koefisien kecepatan aliran melalui lubang kecil dan yang
kedua tujuannya untuk mendapatkan besaran koefisien debit aliran melalui lubang
kecil dalam keadaan aliran dengan tekanan tetap dan aliran dengan tekanan berubah.
Praktikan berbagi tugas dengan rekan praktikum untuk mengerjakan praktikum aliran
melalui lubang ini. Praktikan mengerjakan praktikum pertama yaitu menentukan
koefisien kecepatan aliran melalui lubang.
Praktikum ini menggunakan dua variasi lubang aliran dengan ukuran diameter
yang berbeda, yaitu d = 3 mm dan d = 6 mm. Tahapan percobaan dimulai dengan
memasang lubang aliran berdiameter 6 mm di sisi bagian bawah dari tangki air,
kemudian selipkan selembar kertas millimeter blok pada papan dibelakang jajaran
jarum , milimeter blok digunakan untuk pencatatan titik ketinggian pancuran air ,
kemudian naikkan semua jarum untuk membebaskan lintasan air yang akan mengalir.
Buka katup pengatur aliran dan alirkan air masuk ke dalam tangki utama dan
memastikan tidak ada gelombang pada permukaan tangki utama. Atur kran hingga
tabung pelimpah menunjuk angka 40 atau head 400 mm. Turunkan jarum tepat di atas
permukaan lintasan aliran air kemudian tandai masing-masing letak jarum bagian
ujung atasnya pada kertas millimeter blok dibelakangnya. Hitung debit aliran dengan
cara mengukur volume air tersebut selama 5 detik. Sehingga diperoleh debit aliran per
5 detik. Kemudian lakukan langkah yang sama untuk setiap penurunan head 20 mm,
yaitu untuk head= 380 mm, 360 mm, 340 mm, dan 320 mm. Pengukuran debit ini
dilakukan untuk menghemat waktu praktikum agar tidak mengulang mengatur head
saat akan mencari debit untuk percobaan mencari koefisien debit saat kondisi tekanan
konstan (constant head).
Analisa Hasil
Cv adalah perbandingan antara kecepatan nyata aliran air yang keluar dari
lubang dengan kecepatan aliran secara teoritis. Dari percobaan pertama yaitu Cv,
diperoleh 5 data pengukuran debit aliran dan 40 data penandaan jajaran jarum untuk
masing-masing ukuran diameter lubang aliran. Dari perolehan debit aliran dari head =
400 mm hingga head = 320 mm terlihat bahwa volume airnya berkurang seiring
dengan penurunan headnya dalam kurun waktu yang sama yaitu 5 detik. Dan dari
penandaan jajaran jarum 1-8 di setiap penurunan head 20 mm juga mengalami
penurunan letak masing-masing jajaran jarum tersebut. Penurunan tersebut terjadi
karena menurut hukum bernoulli, kecepatan aliran berbanding lurus dengan akar
kuadrat dari ketinggian head. Sehingga jika semakin tinggi head-nya, maka nilai v
(kecepatan) semakin tinggi dan mempengaruhi gerak parabola aliran keluar. Semakin
tinggi debit aliran dan nilai kecepatan aliran, maka nilai y semakin tinggi dan nilai
perubahan dari garis horizontal sejajar lubang semakin kecil. Sehingga penurunan
head membuat nilai y semakin jauh dari garis horizontal sejajar lubang menjadi
semakin besar nilainya. Pada pengolahan data percobaan pertama ini seluruhnya
diperoleh nilai bpraktikum dengan bgrafik adalah sama baik pada diameter = 3 mm
maupun pada diameter = 6 mm. bpraktikum diperoleh dari persamaan
Analisa Kesalahan
Hasil yang didapatkan dari praktikum ini belum sempurna, karena ada beberapa
kesalahan , antara lain:
Kesalahan saat menyejajarkan permukaan air dengan garis yang menunjukan
besar head, sehingga data tidak akurat.
Kesalahan pada saat menyejajarkan jarum dengan permukaan lintasan air,
sehingga data yang didapat kurang akurat.
VII. KESIMPULAN
VIII. REFERENSI
Tabung manometer