Anda di halaman 1dari 9

MODUL 03

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA II

PENGUAT OPERASIONAL ADDER DAN SUBTRACTOR

TARUNA : Yosua Erland Novenio Siregar


NPT : 41.16.0061
PRODI : INSTRUMENTASI 2B

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI


DAN GEOFISIKA (STMKG)
Tangerang Selatan, 28 Juli 2017
MODUL 03

PENGUAT OPERASIONAL TAK - PEMBALIK (NON - INVERTING


OP-AMP)

Hari, tgl, waktu praktikum : Jumat, 14 Juli 2017

Pukul 09.10 – 10.50 WIB

Dosen Praktikum : Nardi, MT

I. TUJUAN
1. Mengetahui cara kerja rangkaian Adder dan Subtractor
2. Memahami penerapan rangkaian Adder dan Subtractor dalam
kehidupan
3. Untuk menyusun penguat operasional sederhana dengan tingkat
penguatan tertentu

II. ALAT DAN BAHAN


1. Resistor : 10 kΩ ,200 kΩ, dan 2 kΩ
2. Potensiometer : 20 kΩ atau 22 kΩ
3. Kapasitor DC : 0,01 µF, 100 V
4. IC Op-amp : µA741
5. Osiloskop
6. Multimeter
7. Pembangkit isyarat AC
8. Pencatu daya: ± 9 volt atau ± 15 volt DC
9. Isyarat masukan DC variabel atau baterai 1,5 V beserta potensiometer
III. TEORI DASAR

Penguat operasional (bahasa Inggris: operational amplifier) atau yang biasa


disebut op-amp merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan sambatan
(bahasa Inggris: coupling) arus searah yang memiliki bati (faktor penguatan
atau dalam bahasa Inggris: gain) sangat besar dengan dua masukan dan satu
keluaran.[1][2] Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit
terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah seri 741.[1]

Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna.[3]
Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika
sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik
hingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan
osilator dengan distorsi rendah.[3]

Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki karakteristik


yang mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu
memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya.[1] Karakteristik penguat
operasional ideal adalah:[1]

1. Bati tegangan tidak terbatas.[1]


2. Impedansi masukan tidak terbatas.[1]
3. Impedansi keluaran nol.[1]
4. Lebar pita tidak terbatas.[1]
5. Tegangan offset nol (kondisi ketika masukan sebesar nol).[1]

Aplikasi pada rangkaian penguat operasional ada banyak, yaitu digunakan


dalam komparator, penguat pembalik (inverting), penguat nonmembalik
(noninverting), penguat diferensial, penguat penjumlah, diferensiator dan
integrator. Yang akan dibahas pada laporan ini adalah mengenai penguat tak
membalik atau yang disebut noninverting.

Penguat Operasional Tak-Membalik (Non-Inverting Op-Amp)


Pada penguat tak membalik, sinyal tegangan masuk, ( Vin ) diberikan secara
langsung kepada terminal masukan tak membalik ( + ) yang berarti bahwa hasil
keluaran amplifier menjadi “Positif” yang berbanding terbalik dengan
rangkaian “Inverting Amplifier” dimana hasil keluarannya negatif. Hasil
daripada ini adalah bahwa sinyal keluaran “in-phase” dengan sinyal masukan.

Kontrol umpan balik op-amp non-inverting didapatkan dengan memberikan


bagian kecil sinyal tegangan keluaran kembali kepada terminal masukan
innverting ( – ) melalui jaringan pembagi tegangan a Rƒ – R2 dan menghasilkan
umpan balik negatif. Konfigurasi loop tertutup ini menghasilkan rangkaian
penguat non-inverting dengan stabilitas yang sangat baik, impedansi masukan
yang sngat tinggi, Rin mendekati tak hingga, sebagaimana tidak adaa arus yang
mengalir menuju terminal masukan positif dan impedansi keluaran yang rendah
Rout.

IV. DATA dan PENGOLAHAN

Rf 220000
Rin 10000
Rf seri (P2) 440000
Rf paralel (P3) 110000
PERCOBAAN 1
V in Vo pengukuran Vo perhitungan Av pengukuran Av perhitungan

(Rf/Rin +1) Vi Vo/Vi Rf/Rin +1

0,105 2,4 2,415 22,85714286 23

PERCOBAAN 2 (Rf 220k ohm seri)

V in Vo pengukuran Vo perhitungan Av pengukuran Av perhitungan

(Rf/Rin +1) Vi Vo/Vi Rf/Rin +1

0,105 4,73 4,725 45,04761905 45

0,3 8,01 13,5 26,7 45

PERCOBAAN 3 (Rf 220k ohm paralel)

V in Vo pengukuran Vo perhitungan Av pengukuran Av perhitungan

(Rf/Rin +1) Vi Vo/Vi Rf/Rin +1

0,105 1,255 1,26 11,95238095 12

0,3 3,78 3,6 12,6 12

Penguatan DC Op-amp : “ Perhitungan”


A. Tegangan Input = 0,105 Volt
Percobaan 1 Tabel 1
1. Vin = 0,105 Volt
Rf Rf
Vout = + 1 × Vin AV1 = +1
Rin Rin
220kΩ 220kΩ
Vout = 10 kΩ
+ 1 × 0,105 V AV1 = 10 kΩ
+1
Vout = 2,415 V AV1 = 23 kali
Percobaan 2 Tabel 2
A. Tegangan Input = 0,105 Volt
1. Vin = 0,105 Volt
Rf Rf
Vout = + 1 × Vin AV1 = +1
Rin Rin
220kΩ+220kΩ 220kΩ+220kΩ
Vout = 10 kΩ
+ 1 × 0,105 V AV1 = 10 kΩ
+1
Vout = 4,725 V AV1 = 45 kali

B. Tegangan Input = 0,30 Volt


2. Vin = 0,30 Volt
Rf Rf
Vout = + 1 × Vin AV1 = +1
Rin Rin
220kΩ+220kΩ 220kΩ+220kΩ
Vout =
10 kΩ
+ 1 × 0,30 V AV1 = 10 kΩ
+1
Vout = 13,50 V AV1 = 45 kali

Percobaan 3 Tabel 3
A. Tegangan Input = 0,105 Volt
1. Vin = 0,105 Volt
Rf Rf
Vout = + 1 × Vin AV1 = +1
Rin Rin
1 1
1/220kΩ+1/220kΩ 1/220kΩ+1/220kΩ
Vout = + 1 × 0,105 V AV1 = +1
10 kΩ 10 kΩ

Vout = 1,26 V AV1 = 12 kali

B. Tegangan Input = 0,30 Volt


2. Vin = 0,30 Volt
Rf Rf
Vout = + 1 × Vin AV1 = +1
Rin Rin
1 1
1/220kΩ+1/220kΩ 1/220kΩ+1/220kΩ
Vout = + 1 × 0,30 V AV1 = +1
10 kΩ 10 kΩ

Vout = 3,60 V AV1 = 12 kali


V. ANALISIS dan PEMBAHASAN

Percobaan ini bertujuan untuk menghitung dan mengukur besarnya


penguatan tegangan dan arus pada rangkaian Non - Inverting Op-amp. Data
diatas adalah data yang kami dapat menggunakan rangkaian yang kami buat
dalam project board. Untuk VCC + dan VCC – kami ambil dari catu daya
modul kit logic trainer. Dan untuk input kami juga dari catu daya kit logic
trainer, sehingga kami menggunakan 2 modul kit yang di gunakan untuk
sebagai catu daya. Rangkaian yang kami buat adalah rangkaian penguat
tegangan, sedangkan pada data kami hasil v out nya tidak terlalu tinggi, hal ini
disebabkan karena hasil perbandingan antara Rf dan Rin sangat sedikit hampir
mendekati satu, sehingga perkalian Vin ke Vout pun sangat kecil sesuai dengan
rumus yang di tentukan bahwa jika rangkaian seperti yang saya cobakan maka
𝐑𝐟
hasil penguatannya yaitu Voutput = + 1 × Vin dan hasil positif pada data
𝐑𝐢𝐧
dikarenakan rangkaian tak membalik (non – inverting) berbeda dengan
rangakaian penguat rangkaian membalik (inverting).

Pada praktikum penguat non-inverting ini dilakukan pengamatan tentang


sinyal keluran pada osciloskop. Dimana pada praktikum ini digunakan nilai
tetap untuk Rin = 10 kΩ dan nilai yang berbeda-beda untuk hambatan Rf atau
hambatan umpan balik, yaitu 2 buah resistor 220 kΩ dipasang paralel, 220 kΩ,
dan 2 buah resistor 220 kΩ dipasang seri. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh hambatan umpan balik (Rf) pada penguatan. Dimana nanti akan
didapatkan hasil semakin besar nilai umpan baliknya maka semakin besar nilai
penguatannya.

Pada percobaan dengan perubahan hambatan umpan baliknya (Rf)


didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan teorinya. Dimana berdasarkan
teori untuk nilai Rin tetap dan Rf berubah-ubah berturut-turut yaitu 2 buah
resistor 220 kΩ dipasang paralel, 220 kΩ, dan 2 buah resistor 220 kΩ dipasang
seri, didapat nilai penguatan tegangan (Av) berturut-turut sebesar 12 Kali, 23
Kali, dan 45 Kali. sedangkan berdasarkan praktikum yaitu dengan perbandingan
Vout dan Vin yang telah kita ukur didapatkan nilai penguat tegangan sebesar
11,95 Kali ; 22,85 Kali, dan 45,04 Kali. Dari hasil ini terlihat bahwa semakin
besar nilai Rf maka semakin besar nilai penguatannya karena nilai Rf
berbanding lurus dengan nilai penguatannya. Hal ini juga dapat dilihat dari
grafik yang telah dibuat. Data yang diterima tidak tepat persis dengan
perhitungan hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi, seperti saat
pengukuran nilai yang tampil pada multimeter belum tepat, hambatan yang
terjadi pada kabel maupun project board yang kami gunakan maupun sumber
tegangan yang mungkin tidak stabil dan dari komponen yang kami gunakan.

VI. KESIMPULAN

1. Penguat tak membalik (non-inverting) merupakan tegangan keluaran


rangkaiannya akan satu fase dengan tegangan inputnya, hal ini karena
masukan tak membalik diberi tanda plus (+) sehingga jika isyarat
asukan dihubungkan dengan masukan tak membalik, maka isyarat
keluaran akan sefase atau mempunyai tanda yang sama dengan isyarat
masukan.
2. Tegangan input yang sama akan menghasilkan nilai output yang
berbeda apabila resistor yang menjadi feedback diubah.
3. Pada perhitungan menggunakan rumus nilai yang di dapat V output nya
yang membuktikan bahwa semakin besar nilai Rf maka semakin besar
pula tegangan yang didapat, begitupun sebaliknya.
4. Perbandingan antara perhitungan dengan pengukuran menggunakan
multimeter di dapat hasil yang tidak terlalu jauh berbeda.
5. Nilai pembesaran pada output tegangan dapat dihitung dengan
matematis seperti dibawah ini:
Rf
Voutput = + 1 × Vin.
Rin
6. Semakin besar nilai Vin maka tegngan yang keluar akan semakin besar.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Modul 03 Praktik Elektonika 2 “Penguat Operasional Tak – Membalik (


Non – Inverting )”

http://www.electronics-tutorials.ws/opamp/opamp_3.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Penguat_operasional

Anda mungkin juga menyukai