Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA ANALOG dan DIGITAL


“OP-AMPILIFIER”

Dibuat oleh :
Nama : Revidadina Dwi Junita
NIM : 21063042
Program Studi : Pendidikan Teknik Elektro

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGRI PADANG


OP- AMPILIFIER
1. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa telah memiliki
kemampuan menggunakan op- amp sebagai penguat inverting
2. Teori Singkat
Op –amp (LM 741) biasanya dilukiskan dengan simbol seperti gambar
dibawah ini

Gambar 1. Simbol Op – Amp

Datasheet LM741

Tampak adanya dua masukan yaitu masukan inverting (-) dan masukan noninverting
(+). Dalam percobaan ini kita hanya menggunakan op-amp biasa yaitu dimana tegangan
keluaran sebanding dengan beda tegangan antara kedua isyarat masukan, yaitu masukan
inverting (INV atau - ) dan masukan noninverting (NON INV atau +).
Penguat inverting
Penguat inverting merupakan suatu penguat yang hasil sinyal keluaran dari
suatu rangkaian op-amp akan berkebalikan dengan sinyal masukan op-amp.
Untuk penguat membalik ini besarnya penguatan atau gain dirumuskan sebagai
berikut :
𝑉
Out 𝐺𝑎𝑖𝑛 =

𝑉in
𝑖. 𝑅feedback
𝐺𝑎𝑖𝑛 = −
𝑖. 𝑅input

𝑅feedback
𝐺𝑎𝑖𝑛 = −
𝑅input
Besar tegangan keluaran dapat dihitung dengan cara
𝑅f

𝑉out = − 𝑅i 𝑉in

3. Alat dan Bahan


a. Osiloscope
b. Signal Generator (AFG)
c. Op Amp (LM -741)

d. Resistor 100, 220, 1000, 2200 Ω

4. Rangkaian Percobaan
5. Langkah Kerja
1. Buat rangkaian kerja seperti gambar rangkaian diatas
2. Hubungkan tegangan input (𝑉in) pada masukan inverting dan masukan
non inverting di groundkan dari AFG.
3. Pada catu daya hubungkan +12Vdc ke kaki 7 dan -12Vdc ke kaki 4 dari
IC LM741 (lihat datasheet LM741)
4. Untuk percobaan pertama besar 𝑅input 100 Ω dan 𝑅feedback 220 Ω .
Hubungkan kabel probe dari kedua chanel yaitu CH-A sebagai input
dan CH-B sebagai output dari rangkaian kerja untuk melihat gelombang
input dan output.
5. Atur signal generator 50 Hz dengan amplitudo 50 mVolt dan amati
tegangan puncak input dan output pada osciloscope dengan volt/Div =
20 mV atau sampai terlihat dan catat hasil pengamatan pada tabel
6. Ganti besar Rinput dan 𝑅feedback sesuai dengan tabel
Tabel pengamatan(f= 50 Hz, Vin Amplitudo=50mVp)

No 𝑅input 𝑅feedback 𝑉p(𝑉𝑜𝑙𝑡)


(R1) (R2) 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
1 100Ω 220 Ω 0, 11 V 0,05 V
2 1000 Ω 0,5 V 0,05 V
3 10k Ω 5V 0,5 V
4 2200 Ω 100 Ω 0,022 V 0,05 V
5 1k Ω 0,22 V 0,05 V
6 10k Ω 2,3 V 0,05 V

Tabel pengamatan(f= 1kHz, Vin Amplitudo=50mVp)


No 𝑅input 𝑅feedback ;𝑉p(𝑉𝑜𝑙𝑡)
(R1) (R2) 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
1 100Ω 220 Ω 0, 11 V 0,05 V
2 1k Ω 0,5 V 0,05 V
3 10k Ω 5V 0,5 V
4 2200 Ω 100 Ω 0,023 V 0,05 V
5 1k Ω 0,23 V 0,0525 V
6 10k Ω 2,26 V 0,06 V

Analisis data:
Table 1 frekuensi = 50 Hz
- R1 = 100 Ω dan R2 =220 Ω

V input = jumlah gelombang vertical x voltdiv V output = jumlah gelombang vertical x


voltdiv
= 2,5 x 0,02 V = 5,5 x 0,02 V
= 0,05 V = 0,11 V
- R1 = 100 Ω dan R2 =1K Ω

V input = jumlah gelombang vertical x voltdiv V output = jumlah gelombang vertical x


voltdiv
= 1 x 0,05 V = 10 x 0,05 V
= 0,05 V = 0,5 V
- R1 = 100 Ω dan R2 =10K Ω

V input = jumlah gelombang vertical x voltdiv V output = jumlah gelombang vertical x


voltdiv
= 0,1 x 0,5 V = 10 x 0,5 V
= 0,05 V = 0,11 V
- R1 = 220 Ω dan R2 =100 Ω
V input = jumlah gelombang vertical x voltdiv V output = jumlah gelombang vertical x
voltdiv
= 2,5 x 0,02 V = 1,1 x 0,02 V
= 0,05 V = 0,022 V
- R1 = 220 Ω dan R2 =1k Ω

V input = jumlah gelombang vertical x voltdiv V output = jumlah gelombang vertical x


voltdiv
= 2,5 x 0,02 V = 11,2 x 0,02 V
= 0,05 V = 0,022 V
- R1 = 220 Ω dan R2 =10k Ω
V input = jumlah gelombang vertical x voltdiv V output = jumlah gelombang vertical x
voltdiv
= 0,25 x 0,2 V = 11,2 x 0,2 V
= 0,05 V = 2,3 V
Dari data yang didapat dapat disimpulkan jumlah resistor feedback yang diganti
mempengaruhi nilai dari outputnya semakin besar hambatan feedback maka semakin besar
nilai V outnya.
Table 2 frekuensi = 1k Hz
- R1 = 100 Ω dan R2 =220 Ω

V input = jumlah gelombang vertical x voltdiv V output = jumlah gelombang vertical x


voltdiv
= 2,5 x 0,02 V = 5,5 x 0,02 V
= 0,05 V = 0,11 V
- R1 = 100 Ω dan R2 =1K Ω

V input = jumlah gelombang vertical x voltdiv V output = jumlah gelombang vertical x


voltdiv
= 1 x 0,05 V = 10 x 0,05 V
= 0,05 V = 0,5 V
- R1 = 100 Ω dan R2 =10K Ω

V input = jumlah gelombang vertical x voltdiv V output = jumlah gelombang vertical x


voltdiv
= 0,1 x 0,5 V = 10 x 0,5 V
= 0,05 V = 0,11 V
- R1 = 220 Ω dan R2 =100 Ω

V input = jumlah gelombang vertical x voltdiv V output = jumlah gelombang vertical x


voltdiv
= 2,5 x 0,02 V = 1,1 x 0,02 V
= 0,05 V = 0,022 V
- R1 = 220 Ω dan R2 =1k Ω

V input = jumlah gelombang vertical x voltdiv V output = jumlah gelombang vertical x


voltdiv
= 2,5 x 0,02 V = 11,2 x 0,02 V
= 0,05 V = 0,022 V
- R1 = 220 Ω dan R2 =10k Ω
V input = jumlah gelombang vertical x voltdiv V output = jumlah gelombang vertical x
voltdiv
= 0,25 x 0,2 V = 11,2 x 0,2 V
= 0,05 V = 2,3 V
Sama seperti data table sebelumnya dapat disimpulkan nilai V out dipengaruhi oleh hambatan
feedback semakin besar nilai feedback maka semakin besar nilai V outnya.
5. KESIMPULAN
Dari percobaan ini diperoleh kesimpulan:
1. ai Vout dipengaruhi oleh R Feedback atau umpan balik yang di berikan pada kaki kaki
ic 6 dan 2
2. Nilai Vin dan Vout tidak berpengaruh pada frekuensi jika nilai frekuensi diperbesar
maupun diperkecil maka nilainya tetap sama karen input yang masuk tetap sama dari
amplifier.

Anda mungkin juga menyukai