Anda di halaman 1dari 8

PETROGRAFI BATUAN BEKU ASAM, BATUAN BEKU

INTERMEDIET DAN BATUAN BEKU BASA ULTRABASA

Muh. Faisal Pebrianto1


D611 15 011

Muh. Faisal Pebrianto1, Laboratorium Petrografi, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik


Geologi Universitas Hasanuddin/Arsat2

1. Pendahuluan mereka teliti dengan ciri-ciri batuan


pada catatan atau dengan
1.1 Latar Belakang
pengetahuan tentang batuan yang
Ilmu Geologi adalah suatu
dimilikinya. Terdapat banyak sekali
ilmu yang mempelajari tentang
jenis tekstur dan struktur batuan dan
pegunungan, daratan, samudra, dan
ribuan jenis mineral sehingga tidak
sejarah kehidupan, serta proses dan
efisien bagi para ahli geologi jika
urutan kejadian yang pernah
harus membawa catatan tentang batu
berlangsung hingga menghasilkan
yang begitu banyak ke tempat para
keadaan seperti sekarang ini. Salah
ahli geologi melakukan eksplorasi.
satu keahlian yang dimiliki para ahli
Terdapat beberapa pengklasifikasian
geologi adalah menentukan dimana
batuan beku, beberapa diantaranya
dan bagaimana cara untuk
adalah klasifikasi batuan beku
mendapatkan sumber daya alam.
menurut russel.b.travis, klasifikasi
Mereka juga dapat menentukan
batuan beku Rosenbusch, klasifikasi
potensial suatu daerah dengan
batuan beku menurut heinrich,
menganalisa beberapa faktor. Salah
menurut klasifikasi batuan beku
satunya adalah menganalisa batuan
Williams, dan klasifikasi batuan
atau disebut juga determinasi batuan.
beku menurut IUGS. Proses
Hal tersebut dilakukan dengan
derminasi batuan juga umumnya
melihat ciri-ciri batuan yaitu derajat
dilakukan oleh salah satu ahli
keasaman, tekstur, struktur,
geologi yaitu ahli petrologi. Sampel
kandungan mineral, dan tipe. Dalam
batuan yang diteliti dikirim dari
melakukan determinasi batuan ahli
tempat eksplorasi ke labolatorium
geologi mencocokkan batuan yang
lalu akan di analisa oleh ahli informasi yang bersifat heuristik
petrologi. Hal ini membutuhkan yang artinya membangun dan
waktu dan biaya yang cukup tinggi mengoperasikan basis pengetahuan
mengingat kondisi tempat eksplorasi dari seorang pakar ke sebuah
yang memiliki jalur komunikasi dan komputer. Heuristik merupakan
jalur transportasi yang sulit. Untuk suatu strategi untuk melakukan
mengatasi permasalahan yang ada proses pencarian (search) ruang
maka dibangun sebuah sistem yang permasalahan secara selektif, yang
dapat membantu para ahli geologi memandu proses pencarian yang kita
dalam melakukan determinasi lakukan di sepanjang jalur yang
batuan. Dengan kata lain terjadi memiliki kemungkinan sukses paling
pemindahan atau proses pengolahan besar.

1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan dari dilakukannya


praktikum ini adalah untuk:
Maksud dari praktikum ini
1. Memahami cara pemberian nama
adalah untuk dapat mengetahui jenis-
batuan.
jenis mineral yang terdapat dalam
2. Dapat mendiskripsi mineral dalam
batuan beku asam, intemediet dan
batuan dengan mikroskopis.
basaultrabasa.
2. Tinjauan Pustaka petrologi, berkaitan dengan tiga tipe
batuan: beku, metamorf, dan
Geologi dibagi dalam
sedimen. Dan semua itu di lakukan
beberapa cabang ilmu yang bersifat
pengamatan sayatan tipis yaitu
lebih terperinci. Cabang ilmu geologi
petrografi
yang lebih mengarah kebatuan
• Petrologi batuan beku
adalah Petrologi, Mineralogi, serta
• Petrologi batuan sedimen
juga Petrografi. Petrologi adalah
• Petrologi batuan metamorf
bidang geologi yang berfokus pada
Dalam mengindentifikasi
studi mengenai batuan dan kondisi
suatu batuan maka hal utama yang
pembentukannya. Ada tiga cabang
harus dipelajari adalah:
a. Struktur
Perubahan yang terjadi pada batu.
batuan akibat proses–proses yang d. Derajat Keasaman
terjadi pada batuan tersebut. Proses– Derajat keasaman suatu batu
proses tersebut dapat terjadi sebelum dapat dilihat berdasarkan warna
batuan terbentuk, pada saat batuan ataupun di tes secara kimia
terbentuk, atau segera setelah batuan dilaboratorium. Klasifikasi derajat
terbentuk. Berikut adalah beberapa keasaman adalah felsik, interrmediet,
struktur batuan : Masiv, Vesikuler, mafik dan ultrabasa.
Amigdaloidal, Scorios, Pumceous, Dalam penelitian petrografi
Aliran. batuan beku kita biasa menggunakan
b. Tekstur klasifikasi IUGS ataupun Travis,
Merupakan sifat fisik mineral 1991 untuk digunakan dalam
penyusun dan hubungan antara penentuan nama batuan.
mineral dalam batuan. Setiap batu
1. Klasifikasi Batuan Beku
pada hakekatnya terdiri dari butiran.
Berdasarkan Komposisi Mineralnya
Sifat dan butiran dan hubungannya
(a) Kelompok batuan beku intrusi
dengan butiran lain dapat mencirikan
plutonik
bagaimana batuan tersebut terbentuk.
1) Batuan beku basa dan
Dasar–dasar penentuan tekstur pada
ultra-basa: dunit, peridotit
batuan beku antara lain :
Kelompok batuan ini terbentuk pada
Kristanilitas : holokristalin,
suhu 1000-1200o C, dan melimpah
hipokristalin, holohyalin. Granulitas :
pada wilayah dengan tatanan
faneretik, porfiritik, afanitik. Fabrik :
tektonik lempeng samudra, antara
Panindiomorf, hipidiomorf,
lain pada zona pemekaran lantai
allotriomorf.
samudra dan busur-busur kepulauan
c. Komposisi Mineral
tua. Dicirikan oleh warnanya gelap
Nama dan banyaknya mineral
hingga sangat gelap, mengandung
yang terkandung dalam batuan .
mineral mafik (olivin dan piroksen
komposisi mineral ini sangat penting
klino) lebih dari 2/3 bagian; batuan
dalam pengenalan dan penamaan
faneritik (plutonik) berupa gabro dan
batuan afanitik (intrusi dangkal atau
ekstrusi) berupa basalt dan basanit.
Didasarkan atas tatanan tektoniknya,
kelompok batuan ini ada yang berseri
toleeit, Kalk-alkalin maupun alkalin,
namun yang paling umum dijumpai
adalah seri batuan toleeit.
Kelompok batuan basa
diklasifikasikan menjadi dua
kelompok besar dengan didasarkan
pada kandungan mineral piroksen,
olivin dan plagioklasnya; yaitu basa
dan ultra basa (Gambar V.2). Batuan
beku basa mengandung mineral
plagioklas lebih dari 10% sedangkan
batuan beku ultra basa kurang dari
10%. Makin tinggi kandungan Gambar 2.1. Klasifikasi batuan beku
basa (mafik) dan ultra basa
piroksen dan olivin, makin rendah
2) Batuan beku asam – intermediet
kandungan plagioklasnya dan makin
ultra basa (Gambar V.2 bawah). Kelompok batuan ini
batuan beku basa terdiri atas melimpah pada wilayah-wilayah
anorthosit, gabro, olivin gabro, dengan tatanan tektonik kratonik
troktolit (Gambar V.2. atas). Batuan (benua), seperti di Asia (daratan
ultra basa terdiri atas dunit, peridotit, China), Eropa dan Amerika.
piroksenit, lherzorit, websterit dan Kelompok batuan ini membeku pada
lain-lain (Gambar 2.1 bawah). suhu 650-800oC. Dapat
dikelompokkan dalam tiga
kelompok, yaitu batuan beku kaya
kuarsa, batuan beku kaya
feldspathoid (foid) dan batuan beku
miskin kuarsa maupun foid. Batuan (b) Kelompok batuan beku luar
beku kaya kuarsa berupa kuarzolit,
Kelompok batuan ini
granitoid, granit dan tonalit;
menempati lebih dari 70% batuan
sedangkan yang miskin kuarsa
beku yang tersingkap di Indonesia,
berupa syenit, monzonit,
bahkan di dunia. Limpahan
monzodiorit, diorit, gabro dan
batuannya dapat dijumpai di
anorthosit (Gambar 2.2). Jika dalam
sepanjang busur vulkanisme, baik
batuan beku tersebut telah
pada busur kepulauan masa kini,
mengandung kuarsa, maka tidak
jaman Tersier maupun busur gunung
akan mengandung mineral foid,
api yang lebih tua. Kelompok batuan
begitu pula sebaliknya.
ini juga dapat dikelompokkan
sebagai batuan asal gunung api.
Batuan ini secara megaskopis
dicirikan oleh tekstur halus (afanitik)
dan banyak mengandung gelas
gunung api. Didasarkan atas
kandungan mineralnya, kelompok
batuan ini dapat dikelompokkan lagi
menjadi tiga tipe, yaitu kelompok
dasit-riolit-riodasit, kelompok
andesit-trakiandesit dan kelompok
fonolit (Gambar 2.3).

Gambar 2.2. Klasifikasi batuan beku


bertekstur kasar yang memiliki
persentasi kuarsa, alkali feldspar,
plagioklas dan feldspathoid lebih
dari 10%
Pada prinsipnya, feldspatoid
adalah mineral feldspar yang
terbentuk karena komposisi magma
kekurangan silika, sehingga tidak
cukup untuk mengkristalkan kuarsa.
Jadi, limpahan feldspathoid berada di
dalam batuan beku berafinitas
intermediet hingga basa, berasosiasi
dengan biotit dan amfibol, atau biotit
dan piroksen, dan membentuk batuan
basanit dan trakit-trakiandesit.
Batuan yang mengandung plagioklas
dalam jumlah yang besar, jarang atau
sulit hadir bersama-sama dengan
mineral feldspar, seperti dalam
Gambar 2.3. Klasifikasi batuan beku
batuan beku riolit.
intrusi dangkal dan ekstrusi
didasarkan atas kandungan kuarsa, 2.3 Struktur Batuan Beku
feldspar, plagioklas dan feldspatoid
 Masif: padat dan ketat; tidak
Tata nama tersebut bukan
menunjukkan adanya lubang-lubang
berarti ke empat unsur mineral harus
keluarnya gas; dijumpai pada batuan
menyusun suatu batuan, dapat salah
intrusi dalam, inti intrusi dangkal dan
satunya saja atau dua mineral yang
inti lava; Ct: granit, diorit, gabro dan
dapat hadir bersama-sama. Di
inti andesit
samping itu, ada jenis mineral
 Skoria: dijumpai lubang-lubang
asesori lain yang dapat hadir di
keluarnya gas dengan susunan yang
dalamnya, seperti horenblende
tidak teratur; dijumpai pada bagian
(amfibol), piroksen ortho (enstatit,
luar batuan ekstrusi dan intrusi
diopsid) dan biotit yang dapat hadir
dangkal, terutama batuan vulkanik
sebagai mineral asesori dengan
andesitik-basaltik; Ct: andesit dan
plagioklas dan feldspathoid.
basalt
 Vesikuler: dijumpai lubang-lubang
keluarnya gas dengan susunan
teratur; dijumpai pada batuan
ekstrusi riolitik atau batuan beku
berafinitas intermediet-asam.

 Amigdaloidal: dijumpai lubang-


lubang keluarnya gas, tetapi telah
terisi oleh mineral lain seperti kuarsa
dan kalsit; dijumpai pada batuan
vulkanik trakitik; Ct: trakiandesit dan
andesit

Gambar 2.5. Struktur batuan beku


skoria; dijumpai rongga-rongga
bekas keluarnya gas saat pembekuan
yang sangat cepat.

Gambar 2.4. Struktur batuan beku Contoh pada andesit basaltik


masif; terbentuk karena daya ikat
masing-masing mineral sangat kuat, porfirik pada posisi nikol sejajar
contoh pada granodiorit dengan (atas) dan nikol silang (bawah).
komposisi mineral plagioklas
berdiameter >1 mm (gambar atas) Batuan tersusun atas fenokris
dan granit (gambar bawah) dengan plagioklas berdiameter >1 mm dan
komposisi kuarsa dan ortoklas
anhedral dengan diameter >1 mm piroksen klino berdiameter 0,5-1,5
mm, dan tertanam dalam massa dasar
gelas, kristal mineral (plagioklas dan
piroksen) dan rongga tak beraturan
berdiameter <1 mm.
3. Metode Penelitian tersebut.
c. Dari semua mineral yang telah
Dalam melakukan peneleitian
diamati dan diberikan nama mineral
ada beberapa metode yang
berdasarkan klasifikasi IUGS,1973.
dilakaukan adalah sebagai berikut
d. Mineral-mineral yang di dapatkan
ini:
kemudian dipresentasekan untuk
a. Dari sampel sayatan tipis batuan
dapat menentukan nama batuan dari
ini dalakukan penelitian dengan
sayatan tipis yang telah dilkukan
menggunakan mikroskop polarisasi
pengamatan dengan menggunakan
dengan tipe Nikon.
klasifikasi Travis,1995.
b. Kemudian dalam penelitian itu
kita mengamati tiap-tiap mineral
yang ada dalam sayatan tipis batuan Laboratorium Petrografi

Analisa Sayatan Tipis

Deskripsi fisik Karakteristik


optik mineral jenis mineral
optik

Nama Batuan

Petrografi Batuan Beku


Asam,Intermidiet, Basa Ultrabasa

Anda mungkin juga menyukai