Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

PERCOBAAN 10

Uji Triterpen dan Steroid

Nama : Vinka Edwina


NIM : 14316020
Kelompok :2
Tanggal Percobaan : 2 April 2018
Tanggal Pengumpulan : 9 April 2018
Asisten : Intan/ 10514052
Fathia /11214018

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
PERCOBAAN C
Pembusaan

I. Tujuan Percobaan

Mempelajari sifat putih telur sebagai foaming agent dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan dan kestabilan foam.
II. Data Pengamatan

Volume Putih Telur Saja Putih Telur + Jeruk Nipis


V putih telur awal 40 mL 32 mL

Vfoam (t=0 menit) 300 mL 225 mL


Vliquid(t=0 menit) 0 mL 0 mL
Vfoam(t=30 menit) 200 mL 180 mL
Vliquid(t=30 menit) 15 mL 7 mL

III. Perhitungan
Foam expansion (overrun) Foam volume stability pada t min Foam liquid stability pada t min
[FE%] [FVS% [FLS%]
𝑽𝒇𝒐 𝑽𝒇𝒕 𝑽𝒍𝒊−𝑽𝒍𝒕
FE%= x 100% FVS%= 𝑽𝒇𝟎 x 100% FLS%= 𝑽𝒍𝒊−𝑽𝒍𝟎 x 100%
𝑽𝒍𝒊

a. Putih Telur
𝟑𝟎𝟎 𝒎𝑳
FE% = x 100%
𝟒𝟎 𝒎𝑳

= 750%
𝟐𝟎𝟎 𝒎𝑳
FVS% = 𝟑𝟎𝟎 𝒎𝑳 x 100%

= 66,67%
𝟒𝟎 𝒎𝑳−𝟏𝟓 𝒎𝑳
FLS% = x 100%
𝟒𝟎−𝟎 𝒎𝑳

= 62,5%
b. Putih Telur + Jeruk Nipis
𝟐𝟐𝟓 𝒎𝑳
FE% = x 100%
𝟑𝟐𝒎𝑳

= 703, 125%
𝟏𝟖𝟎 𝒎𝑳
FVS% = 𝟐𝟐𝟓 𝒎𝑳 x 100%

= 80%
𝟑𝟐 𝒎𝑳−𝟕 𝒎𝑳
FLS% = x 100%
𝟑𝟐−𝟎 𝒎𝑳

= 78,125%

IV. Pembahasan

Ekstraksi adalah metode yang digunakan untuk menarik semua komponen kimia
yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi didasarkan pada perpindahan massa komponen
zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka,
kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut. Dalam proses ektraksi biasanya melibatkan
pelarut cair (solven) sebagai separating agen dan berbagai prinsip perlakuan seperti
mesarasi, soxhlet, refluks,dll. Pada percobaan ini, daun mangga dan daun nanas kerang
digerus hingga halus kemudian ditambahkan etanol dan dipanaskan. Etanol berfungsi
untuk mengekstrak karena etanol merupakan pelarut organik yang baik, mempunyai
gugus polar dan non-polar- sehingga dapat berinteraksi dengan senyawa pada simplisia.
Etanol dipilih karena memiliki sifat yang mudah menguap dan tidak toksik. Setelah
disaring, larutan etanol panas diuapkan hingga diperoleh ekstrak keringnya saja. Ekstrak
kering kemudian ditambahkan eter. Eter berfungsi membuat larutan terpisah menjadi dua
golongan(larut dan tidak larut) lewat cara menarik komponen nonpolar (senyawa
triterpenoid dan steroid) dalam ekstrak kering. Bagian yang tidak larut akan dilakukan uji
busa dan KLT sedangkan bagian yang larut akan dilakukan uji Liebermann-Burchard.

Triterpen adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan
isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik yaitu skualen.
Senyawa ini memiliki rumus molekul C3OH48, berstruktur siklik yang nisbi rumit,
kebanyakan berupa alcohol, aldehid atau asam karboksilat. Berikut adalah struktur
triterpen :
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat
dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok
senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh (1,2-
cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4 cincin (3
sikloheksana, 1 siklopentana). Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya
kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen. Pada umunya steroid berfungsi sebagai
hormone. Berikut struktur dasar steroid :

Saponin merupakan glikosida yang memiliki aglikon berupa steroid dan


triterpen.Saponin steroid tersusun atas inti steroid dengan molekul karbohidrat.
triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat. Saponin terdiri
dari 27 atau 30 rantai karbon. Berikut struktur saponin :

Metode yang digunakan untuk memisahkan dan mendeteksi senyawa di dalam


simplisia adalah kromatografi lapis tipis. Kromatografi lapis tipis merupakan metode
pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi, yang ditentukan oleh
fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen), komponen kimia bergerak naik mengikuti
fase gerak karena daya serap adsorben terhadap komponen-komponen kimia tidak sama
sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang berbeda berdasarkan
tingkat kepolarannya, hal inilah yang menyebabkan terjadinya pemisahan senyawa. Pada
percobaan ini, eluen yang digunakan adalah n-heksana-etil asetat(7:3) yang merupakan
eluen polar. Serik sulfat digunakan untuk menunjukkan keberadaan triterpen dengan
adanya noda biru/ungu. Sebelum disemprotkan serik sulfat, didapat jejak noda berwarna
kuning, hijau dengan intensitas yang berbeda-beda pada ekstrak daun mangga dan nanas
kerang yang mengindikasikan terdapat banyak senyawa steroid pada kedua daun tersebut.
Hasil analisis KLT triterpen pada ekstrak daun nanas kerang menghasilkan nilai Rf 0.805;
0.854; 0.927. Ada 3 senyawa triterpen dalam daun nanas kerang. Ekstrak dari daun
mangga meinggalkan satu noda dengan nilai Rf 0.927. Dapat dikatakan bahwa daun nanas
kerang dan mangga memiliki satu jenis senyawa yang sama dengan nilai Rf 0.927 dan
dapat disimpulkan senyawa tersebut bersifat paling polar yaitu triterpenoid.

Ekstrak yang didapatkan diuji dengan uji Liebermann-Burchard yaitu dengan


melakukan penambahan sedikit anhidrida asetat. Senyawa tersebut akan menyerap air dan
membantu pengoksidasian asam oleh asam sulfat. Penambahan H2SO4 ini berfungsi untuk
memutuskan ikatan ester pada sterol yang bereaksi dengan perekasi lieberman-burchard.
Hasil percobaan menunjukan ekstrak daun mangga berubah menjadi warna hijau,
sementara ekstrak daun nanas kerang menunjukan warna hijau kebiruan. Menurut
referensi, uji positif pada kandungan triterpen akan memberikan warna merah ungu
sedangkan pada steroid akan memberikan warna biru atau hijau. Warna hijau ini
disebabkan karena adanya gugus hidroksi (-OH) dari sterol. Berdasarkan uji ini,
disimpulkan bahwa daun mangga dan daun nanas kerang mengandung steroid.

Ekstrak yang tidak larut dalam eter diuji dengan uji busa atau saponin. Ekstrak
tersebut ditambahkan air dan dikocok dengan kuat. Saponin akan terdeteksi keberadaannya
jika timbul busa.Pembentukan busa terjadi karena sifat saponin yang dapat menurunkan
tegangan air karena adanya gugus hidrofilik dan lipofilik. Di dalam air, molekul saponin
mensejajarkan atau meluruskan diri secara vertikal pada permukaanya dengan gugus
lipofilik yang menjauhi air. Berdasarkan percobaan uji busa, muncul busa pada campuran
ekstrak dengan air yang menunjukkan hasil positif keberadaan saponin pada daun nanas
kerang dan daun mangga.

V. Kesimpulan
1. Berdasarkan uji Liebermann-Burchard, daun nanas kerang (Tradescantia spathace )
dan daun mangga (Mangifera indica) tidak mengandung triterpen, tetapi mengandung
steroid.
2. Berdasarkan uji busa, daun nanas kerang (Tradescantia spathacea) dan daun mangga
(Mangifera indica) mengandung saponin
3. Nilai Rf yang diperoleh dari hasil KLT triterpen ekstrak daun nanas kerang adalah
0.805; 0.854; 0.927 dan dari ekstrak daun mangga adaah 0.927.

VI. Daftar Pustaka


Day, R. A. & A. L. Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif, diterjemahkan
oleh A.H. Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Terjemahan. K.Padmawinata dan Soediro. Bandung : Penerbit ITB.
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung : Penerbit ITB

Anda mungkin juga menyukai