PERCOBAAN 10
I. Tujuan Percobaan
Mempelajari sifat putih telur sebagai foaming agent dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan dan kestabilan foam.
II. Data Pengamatan
III. Perhitungan
Foam expansion (overrun) Foam volume stability pada t min Foam liquid stability pada t min
[FE%] [FVS% [FLS%]
𝑽𝒇𝒐 𝑽𝒇𝒕 𝑽𝒍𝒊−𝑽𝒍𝒕
FE%= x 100% FVS%= 𝑽𝒇𝟎 x 100% FLS%= 𝑽𝒍𝒊−𝑽𝒍𝟎 x 100%
𝑽𝒍𝒊
a. Putih Telur
𝟑𝟎𝟎 𝒎𝑳
FE% = x 100%
𝟒𝟎 𝒎𝑳
= 750%
𝟐𝟎𝟎 𝒎𝑳
FVS% = 𝟑𝟎𝟎 𝒎𝑳 x 100%
= 66,67%
𝟒𝟎 𝒎𝑳−𝟏𝟓 𝒎𝑳
FLS% = x 100%
𝟒𝟎−𝟎 𝒎𝑳
= 62,5%
b. Putih Telur + Jeruk Nipis
𝟐𝟐𝟓 𝒎𝑳
FE% = x 100%
𝟑𝟐𝒎𝑳
= 703, 125%
𝟏𝟖𝟎 𝒎𝑳
FVS% = 𝟐𝟐𝟓 𝒎𝑳 x 100%
= 80%
𝟑𝟐 𝒎𝑳−𝟕 𝒎𝑳
FLS% = x 100%
𝟑𝟐−𝟎 𝒎𝑳
= 78,125%
IV. Pembahasan
Ekstraksi adalah metode yang digunakan untuk menarik semua komponen kimia
yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi didasarkan pada perpindahan massa komponen
zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka,
kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut. Dalam proses ektraksi biasanya melibatkan
pelarut cair (solven) sebagai separating agen dan berbagai prinsip perlakuan seperti
mesarasi, soxhlet, refluks,dll. Pada percobaan ini, daun mangga dan daun nanas kerang
digerus hingga halus kemudian ditambahkan etanol dan dipanaskan. Etanol berfungsi
untuk mengekstrak karena etanol merupakan pelarut organik yang baik, mempunyai
gugus polar dan non-polar- sehingga dapat berinteraksi dengan senyawa pada simplisia.
Etanol dipilih karena memiliki sifat yang mudah menguap dan tidak toksik. Setelah
disaring, larutan etanol panas diuapkan hingga diperoleh ekstrak keringnya saja. Ekstrak
kering kemudian ditambahkan eter. Eter berfungsi membuat larutan terpisah menjadi dua
golongan(larut dan tidak larut) lewat cara menarik komponen nonpolar (senyawa
triterpenoid dan steroid) dalam ekstrak kering. Bagian yang tidak larut akan dilakukan uji
busa dan KLT sedangkan bagian yang larut akan dilakukan uji Liebermann-Burchard.
Triterpen adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan
isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik yaitu skualen.
Senyawa ini memiliki rumus molekul C3OH48, berstruktur siklik yang nisbi rumit,
kebanyakan berupa alcohol, aldehid atau asam karboksilat. Berikut adalah struktur
triterpen :
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat
dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok
senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh (1,2-
cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4 cincin (3
sikloheksana, 1 siklopentana). Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya
kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen. Pada umunya steroid berfungsi sebagai
hormone. Berikut struktur dasar steroid :
Ekstrak yang tidak larut dalam eter diuji dengan uji busa atau saponin. Ekstrak
tersebut ditambahkan air dan dikocok dengan kuat. Saponin akan terdeteksi keberadaannya
jika timbul busa.Pembentukan busa terjadi karena sifat saponin yang dapat menurunkan
tegangan air karena adanya gugus hidrofilik dan lipofilik. Di dalam air, molekul saponin
mensejajarkan atau meluruskan diri secara vertikal pada permukaanya dengan gugus
lipofilik yang menjauhi air. Berdasarkan percobaan uji busa, muncul busa pada campuran
ekstrak dengan air yang menunjukkan hasil positif keberadaan saponin pada daun nanas
kerang dan daun mangga.
V. Kesimpulan
1. Berdasarkan uji Liebermann-Burchard, daun nanas kerang (Tradescantia spathace )
dan daun mangga (Mangifera indica) tidak mengandung triterpen, tetapi mengandung
steroid.
2. Berdasarkan uji busa, daun nanas kerang (Tradescantia spathacea) dan daun mangga
(Mangifera indica) mengandung saponin
3. Nilai Rf yang diperoleh dari hasil KLT triterpen ekstrak daun nanas kerang adalah
0.805; 0.854; 0.927 dan dari ekstrak daun mangga adaah 0.927.