Anda di halaman 1dari 16

Buku Ajar Fisika Dasar II I- 1

I. MUATAN DAN MEDAN LISTRIK

1.1 Pendahuluan
Sudah sejak lama manusia menemukan tentang gejala kelistrikan. Kira-kira 600 tahun
sebelum Masehi, orang Yunani telah mengetahui bahwa batu ambar jika digosok dengan wol akan
menarik benda-benda yang ringan. Sifat ini menjelaskan bahwa batu ambar itu terelektrifikasi atau
memperoleh muatan elektrik atau muatan listrik. Istilah elektrik ini diambil dari perkataan Yunani
yakni elektron, yang berarti batu ambar.

Pada materi ini akan dibahas mengenai muatan listrik dan hubungannya dengan materi,
interaksi antar muatan dan hukum-hukum yang berlaku dalam interaksi tersebut.

1.2 Muatan Listrik dan Materi

1.2.1 Muatan Listrik, Konduktor dan Isolator

Ada dua jenis muatan listrik yaitu muatan positif dan muatan negatif. Dari interaksi antara
dua muatan berbeda ini disimpulkan bahwa:
- muatan sejenis akan tolak menolak
- muatan tak sejenis atau berbeda akan tarik menarik.
Dilihat dari dapat tidaknya menghantarkan listrik, materi dapat dibedakan atas tiga jenis
yaitu: konduktor, semikonduktor, dan isolator. Konduktor adalah materi yang daya hantar listriknya
lebih besar. Hal ini disebabkan bahan konduktor memiliki elektron-elektron bebas sebagai
pengangkut muatan. Isolator dan dielektrik adalah materi yang tidak dapat menghantarkan listrik.
Semikonduktor adalah materi yang dapat bersifat konduktor atau isolator pada kondisi tertentu.
1.2.2 Hukum Coulomb

Pada tahun 1784, Charles Augustin Coulomb mengadakan penelitian kuantitatif hukum gaya
antara benda-benda bermuatan. Dari percobaannya dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
- Gaya interaksi antara dua muatan besarnya bergantung pada besar dan jarak muatan.
- Hukum ini hanya berlaku pada muatan yang ukurannya jauh lebih kecil dari jarak antara
muatan-muatan tersebut.
Coulomb menemukan bahwa:
1
F (r = jarak antar muatan)
r2
F  q1 (q1 = muatan pertama)

Muatan dan Medan Listrik


Buku Ajar Fisika Dasar II I- 2

F  q2 (q2 = muatan kedua)


Dengan demikian gaya interaksi antara kedua muatan tersebut adalah:
q 1q 2
F
r2
atau
q 1q 2
Fk .................................................................................................(1.1)
r2
Dalam sistem SI,

F = gaya dalam Newton (N)


q = muatan dalam Coulomb (C)
k = konstanta pembanding
1 Nm 2
= = 9,0 x 109
4 0 C2
o = permitivitas ruang hampa (vakum)

C2
= 8,854 x 10-12
Nm 2

Arah gaya pada masing-masing muatan selalu sepanjang garis yang menghubungkan kedua muatan
tersebut. Jika kedua muatan tersebut saling tolak menolak dimana q 1 ditolak oleh q2 dengan gaya
F12, begitu pula q2 ditolak oleh q1 dengan gaya F21. Jika muatan tersebut berlainan jenis maka
muatan-muatan tersebut akan tarik-menarik. Muatan q 1 ditarik oleh q2 dengan gaya F12, begitu pula
q2 ditarik oleh q1 dengan gaya F21.

Contoh 1:

Dua keping mata uang masing-masing diberi muatan yang sama. Berapakah muatan di setiap
keping kalau diketahui gaya pada masing-masing keping adalah 2,0 N? Jarak pisah 1,5 m.
Penyelesaian:

Karena diameter mata uang lebih kecil dibanding dengan jarak pisah 1,5 m maka muatan tersebut

q 1q 2
dapat dianggap muatan titik. Dari hukum Coulomb F  k diperoleh:
r2
Fr 2 (2,0 N )(1,5 m) 2
q1 q 2  q 2    5  10 10 C 2
k 9  10 N  m / C
9 2 2

maka q =  2,2  10 -5 C   22 C .

Muatan dan Medan Listrik


Buku Ajar Fisika Dasar II I- 3

Gaya Coulomb dapat dituliskan dalam bentuk vektor sebagai berikut:



F12 Pada gambar di samping ini q1 dan q2
    
sejenis, F12 searah r12 , dan F21
q1
r12  r1  r2 
berlawanan arah dengan r12 .
 r12
r1 
  1 q1 q 2 
r2 q2 F21 F12 
4 0 r12
2
r̂12  F21

  
r12 r r
O Gambar 1.1 r̂12   1 2
r12 r1  r2

q1 dan q2 menyatakan muatan partikel 1 dan 2 yang dapat merupakan bilangan positif atau negatif

sesuai dengan jenis muatannya. Jika q 1 dan q2 berlawanan tanda maka arah F12 berlawanan arah

dengan arah (- r̂12 ) atau berlawanan arah dengan r12 yakni jarak/posisi partikel 1 terhadap
  
partikel 2 = r1  r2 . r̂12 = vektor satuan pada arah r12 . Jadi dapat dituliskan
 
 1 q1 q 2  r1  r2 
F12    3 .......................................................................(1.2)
4 0 r1  r2

Rumusan ini tetap berlaku meskipun ada muatan lain selain q 1 dan q2 di sekitarnya. F12 tetap
menyatakan gaya yang dialami q1 oleh q2. Jadi gaya ini dapat dikatakan memenuhi Prinsip
Superposisi.
Penerapannya:
q1
q2 Gaya pada q oleh q1 adalah
 
r1 r2   
q q 1  r  r1 
Fqq1 
4 0   3
 q
r  r1

r Gaya pada q oleh q2 adalah


 
O  q q 2  r  r2 
Gambar 1.2 Fqq 2 
4 0   3
r  r2

Jika ada N partikel bermuatan di sikitar q maka gaya resultan yang dialami q adalah jumlah vektor
dari semua gaya interaksi yang dialaminya dari setiap muatan yang berbeda disekitar itu.
 
 q N q i  r  ri 
Fq 
4 0 i 1  
 3 ..........................................................................(1.3)
r  ri

Muatan dan Medan Listrik


Buku Ajar Fisika Dasar II I- 4

Contoh 2:
Perhatikan gambar di samping. Tentukanlah Fq2 !
y Penyelesaian:
   
r1  3 j ; r3  6 i
       
r21  r2  r1  0  3 j  3 j ; r21  3 ; r21   j
       
r23  r2  r3  0  6 i  6 i ; r23  6 ; r23   i
q1= -3 C
 
q 2  q1r21 q3 r23 

Fq 2  
x 4  o  r21 3  3
r23 
q2= 6 C  
q3= -6 C
 
 ( 3)(3 j ) ( 6)(6i )   
 (6) x 9 x 10 9     10 9 (9i  18 j ) N
 27 216 

1.3 Medan Listrik


1.3.1 Garis-garis Gaya

Medan listrik adalah suatu medan vektor, artinya di setiap titik medan tersebut dinyatakan

oleh kuat medan listrik berupa vektor E yang tertentu besarnya maupun arahnya. Tidak mudah
membayangkan medan yang demikian itu, sangat besar artinya cara yang diperkenalkan oleh
Michael Faraday (1791 – 1847) untuk memudahkan visual medan listrik. Ia menggunakan
lengkungan-lengkungan yang disebutnya garis gaya atau garis medan listrik.

EA garis gaya

A B EB
Gambar 1.3 Garis medan listrik
Sifat-sifat garis medan listrik secara kualitatif adalah sebagai berikut:
1. Setiap garis medan dalam medan elektrostatik merupakan garis (lengkungan) yang kontinyu
yang berpangkal pada suatu muatan positif dan berakhir pada suatu muatan negatif,
meskipun kadang tidak digambarkan ujung atau pangkalnya karena letaknya sangat jauh.

+ -
2. Garis medan yang memancar dari suatu muatan positif atau berakhir pada suatu muatan
negatif digambarkan secara simetri.

Muatan dan Medan Listrik


Buku Ajar Fisika Dasar II I- 5

3. Di setiap titik pada garis medan listrik arah garis medannya sama dengan arah kuat medan

E.
4. Jumlah garis gaya yang keluar dari suatu titik berbanding lurus dengan besarnya muatan
tersebut. Tetapan pembandingya sembarang asal dapat memberi gambaran yang jelas
mengenai medan tersebut.
5. Jumlah garis medan listrik yang menembus tegak lururs suatu permukaan persatuan luas
berbanding lurus dengan besarnya kuat medan listrik pada permukaan tersebut disetiap
bagian (titik). Tetapan pembandingnya sembarang karena jumlah garis medan yang keluar
dari muatan juga sembarang asal memberi gambaran kualitatif yang baik. Sifat ini bila
diterapkan pada permukaan bola yang berpusat di sebuah muatan titik menghasilkan

1
E sesuai dengan hukum Coulomb.
r2

1.3.2 Medan Listrik dan Dipol Listrik

Bila di dalam ruangan terdapat muatan listrik maka akan menciptakan suatu keadaan
sedemikian sehingga sebuah muatan (uji) q yang ditempatkan dalam ruang tersebut mengalami gaya
(elektrostatik). Biasanya muatan uji yang dipakai bernilai positif. Keadaan tersebut dikatakan
bahwa muatan tersebut menciptakan suatu medan listrik. Medan listrik ini dapat dinyatakan

dengan suatu besaran vektor E yang besarnya dan arahnya bergantung pada posisinya, jadi lebih
   
tepat E( r ) . Besarnya gaya yang dialami oleh muatan (uji) q adalah F( r , q ) dan bergantung
 
secara linier pada besarnya q. Besar dan arah F( r , q ) digunakan untuk mendefenisikan kuat
 
medan listrik (intensitas listrik) E( r ) sebagai berikut:
 
  F( r , q )
E( r )  .......................................................................................(1.4)
q

Dengan demikian bila kuat medan listrik di suatu posisi yang diketahui dapat ditentukan
gaya elektrostatik yang dialami oleh suatu muatan titik q bila ditempatkan pada posisi tersebut
sebagai berikut:
   
F( r , q )  q E ( r )
   
Bila muatan q positif, F( r , q ) searah dengan E ( r ) dan sebaliknya jika q bermuatan
     
negatif, F( r , q ) berlawanan arah dengan E ( r ) . Jelaslah bahwa kuat medan listrik E ( r ) adalah
 
gaya per satuan muatan positif. Satuan E ( r ) adalah Newton per Coulomb (N/C).
Bagaimana medan di sekitar muatan titik? Arah medan sesuai dengan arah gaya pada
muatan positif Q yaitu radial keluar jika Q positif dan ke dalam jika Q negatif. Jika sebuah muatan

Muatan dan Medan Listrik


Buku Ajar Fisika Dasar II I- 6

uji q diletakkan pada jarak r dari sebuah muatan Q, maka pada muatan q tersebut akan ada gaya
elektrostatik:
1 Qq
F( r, q )  ....................................................................................(1.5)
4 0 r 2

yang arahnya menjauhi Q jika Q dan q sejenis, atau mendekati Q jika Q dan q berbeda jenis. Kuat
medan di sekitar muatan Q adalah:
F( r , q ) 1 Q
E(r )   .....................................................................(1.6)
q 4 0 r 2

Dalam bentuk vektor


 
  F( r , q ) 1 Q
E( r )   r̂ ..................................................................(1.7)
q 4 0 r 2

Untuk N muatan titik yang berbeda besarnya dan letaknya yang menjadi sumber muatan maka kuat
medan listrik yang dialami oleh muatan uji adalah merupakan resultan masing-masing kuat medan
yang diakibatkan oleh muatan titik tersebut yaitu:
 
  1 N
Qi 1 N
Q i ( r  ri )
E( r ) 
4 0
i 1
 
r  ri
2
r̂ 
4 0

i 1
  3 ........................................(1.8)
r  ri

Contoh 3:
Berapa besar kuat medan listrik yang akan dialami pada pusat suatu bujur sangkar dengan sisi s =
5,0 cm. Pada sudut-sudut titik bujur sangkar tersebut masing terletak muatan-muatan –q, +2q, -2q,
dan +q seperti pada gambar (q = 1,0 x 10-8 C).

4 3
+q -2q

4,0 mm

-q +2q
1 4,0 mm 2

Pada gambar di samping, kuat medan E di pusat bujur


4 E 3 sangkar akan dialami dalam arah vertikal saja karena dalam
+q -2q
E2 E3 arah horizontal kuat medan akan saling meniadakan.
Penyelesaian:

E1 E4 Jarak dari pusat ke masing masing titik muatan adalah


Muatan dan Medan Listrik
s 2 s 2 s
-q +2q 
2 2 2
1 2
Buku Ajar Fisika Dasar II I- 7

Jika dianggap titik pusat adalah pusat koordinat maka kuat medan listrik yang disebabkan oleh titik
muatan 1 (–q) adalah
 q 1
E1  
4o   s 2
2

Selanjutnya kuat medan yang disebabkan oleh muatan +2q, -2q, dan +q adalah
 2q 1
E2 
 

4 o s 2
2
 2q 1
E3  ˆj
4 o  
s 2
2
 q 1 ˆ
E4  
4 o   j
s 2
2
Sehingga total kuat medan yang dialami di pusat bujur sangkar adalah
    
E  E1  E 2  E 3  E 4


1 q
(j)  (2j)  (2j)  (j)
4 o  
s
2
2

 
 2 x (1,0 x 10 8 )  

1 2q  9
j  9 x 10     5

  
 j 1, 44 x 10 j N/C
4 o s
2
2



5 , 0 x 10  2
2
2


Pada pembahasan sebelumnya dianggap bahwa muatan listrik sebagai muatan titik atau
muatan partikel yaitu benda-benda yang ukurannya diabaikan terhadap jarak antar partikel. Dalam
praktek tidak mudah untuk meninjau pengaruh setiap partikel bermuatan dalam benda bermuatan.
Dalama hal ini disesuaikan dengan penyebaran muatan. Untuk itu digunakan istilah “rapat muatan”
yaitu muatan yang terkandung di dalam suatu elemen volume yang sangat kecil dV atau dalam
elemen luas dA untuk muatan bidang atau dalam elemen panjang dl untuk muatan garis.
Rapat muatan ruang:
dq
  muatan persatuan volume  dq = dV................................(1.9)
dV

Muatan dan Medan Listrik


Buku Ajar Fisika Dasar II I- 8

Rapat muatan bidang:


dq
  muatan persatuan luas  dq = dA................................(1.10)
dA
Rapat muatan garis:
dq
  muatan persatuan panjang  dq = dl....................................(1.11)
dl
Dalam hal ini dq dianggap sebagai muatan titik yang memenuhi hukum Coulomb. Kaitan antara
muatan total dengan rapat muatan tersebut adalah:

Q  ( r ) dV ........................................................................................(1.12)
V

atau

Q  ( r ) dA ........................................................................................(1.13)
A

atau

Q  ( r ) dl ..........................................................................................(1.14)
C

Contoh 4:
Sebuah kawat bermuatan +Q tersebar merata dengan panjang L. Tentukanlah kuat medan di titik A.

++++++++++++++++++++++++++++
A
Penyelesaian: L

Bila dq = dx dianggap sebagai muatan titik maka kuat medan di A yang ditimbulkan oleh dq yaitu
dE.
dq =dx A y
++++++++++++++++++++++++++++
dE
x xA- x
O x
L
1 dq  dx
Dari gambar di atas besar dE   . Setiap elemen muatan dq
4 o  x A  x  2
4 o  x A  x  2

sepanjang L akan menghasilkan kuat medan dE di A dengan arah yang sama dengan sumbu x
maka medan resultan di A dapat diperoleh sebagai berikut:
   dx
dE A  i
4 o  x A  x  2

Muatan dan Medan Listrik


Buku Ajar Fisika Dasar II I- 9

L
   dx
EA  i
4 o  x
0 A  x
2

Andaikan xA – x = p maka dp = -dx. Untuk x = 0  p = xA dan x = L  p = xA - L


L x A L x a L
dx dp 1 L
 x
0 A  x
2
 
xA

p2 p xA

x A  x A  L

Q
Karena distribusi muatan serba sama yaitu   maka
L
  Q L  Q
EA  i i
4 o L x A  x A  L  4 o x A  x A  L 
Selanjutnya apakah yang dimaksud dengan dipol listrik? Dipol listrik adalah suatu susunan
muatan tertentu yang sering didapati di alam, terutama dalam molekul. Susunan ini terdiri dari
sepasang muatan positif dan negatif yang sama besar dengan jarak tertentu d.

+q -q

Molekul H+ Cl- misalnya dapat dianggap seperti pada gambar di atas, dimana q = e (muatan
elektron) dan jarak d lebih kurang dari jarak atom. Antena radio juga bermuatan sama dan
berlawanan tanda ujung-ujungnya (dalam hal ini berosilasi). Sistem ini sering disebut dipol listrik.
Kuat medan di sekitar dipol ini dapat ditentukan dengan cara superposisi medan oleh masing-
masing muatan.

1.3.3 Muatan Titik dan Dipol Dalam Medan Listrik


Telah ketahui sebelumnya pada bagian 3.2 di atas, sebuah medan listrik akan mengarahkan
sebuah gaya pada sebuah partikel bermuatan sebesar
F  qE

Gaya ini akan menghasilkan suatu percepatan pada muatan sebesar


F
a
m
dengan m adalah massa dari partikel bermuatan tersebut. Biasanya medan yang ditimbulkan oleh
partikel itu sendiri diabaikan. Artinya hanya medan yang diperhitungkan hanya yang ditimbulkan
oleh muatan-muatan luar saja.

Muatan dan Medan Listrik


Buku Ajar Fisika Dasar II I - 10


Sebuah momen dipol listrik dapat dianggap sebagai suatu vektor p yang besarnya sama

dengan p = 2aq, 2a adalah jarak di antara muatan dipol dan q adalah muatan dipol. Arah p adalah
dari muatan positif ke muatan negatif.

F 
2a +q p
p 
 
-F
O
E
E
-q

(a)

(b)
Gambar. 1.4


Pada gambar (a), dipol tersebut berpusat di titik O dan momen dipol p membentuk sudut 
  
terhadap arah medan listrik E . Dua gaya F dan  F yang besarnya sama dan berlawanan arah
akan memberikan gaya netto sama dengan nol, tetapi ada torka  terhadap sumbu yang melalui
titik pusat O.

  2 F (a sin )  2 aF sin  ................................................................(1.15)


karena F = qE maka
  2 aqE sin 

 pE sin  .............................................................................................(1.16)

Jadi sebuah dipol listrik yang ditempatkan dalam sebuah medan listrik luar E akan mengalami torka
yang cenderung membuatnya sejajar dengan medan tersebut. Dalam bentuk vektor persamaan torka
di atas dapat dituliskan sebagai berikut:
  
  pE (lihat gambar (b))...............................................................(1.17)
Kerja yang diperlukan untuk memutar sumbu dipol dari sudut awal 0 ke suatu sudut  adalah:

W  dW    d0


  pE sin  d
0


 pE (  cos ) 
0

Jika perubahan tenaga potensial saja yang akan ditinjau maka dipilih orientasi 0 = 90o. Ini akan
memberikan
W = - pE cos .......................................................................................... (1.18)

Muatan dan Medan Listrik


Buku Ajar Fisika Dasar II I - 11

Atau dalam bentuk vektor dapat dituliskan


 
W  p  E ..................................................................................................(1.19)

Contoh 5:
Sebuah dipol listrik terdiri dari dua muatan yang berlawanan yang besarnya q = 1,0 x 10 -6 C dan
terpisah satu sama lain sejauh d = 2,0 cm. Dipol tersebut ditempatkan dalam suatu medan luar yang
besarnya 1,0 x 105 N/C. Berapa torka maksimum yang dilakukan medan pada dipol?
Penyelesaian:
  pE sin   qdE sin 

Torka yang maksimum akan diperoleh jika  = 90o, sehingga


 = (1,0 x 10-6 C)(0,02 m)(1,0 x 105 N/C)(sin 90o)
= 2,0 x 10-3 Nm

1.4 Hukum Gauss dan Penggunaannya

Medan listrik berpangkal dari muatan positif dan berakhir di muatan negatif. Apabila satu
atau sejumlah muatan positif dikurung/dilingkupi oleh suatu permukaan tertutup tentulah garis-garis
medan menembus keluar dari permukaan tertutup tersebut dan secara kuantitatif hasilnya bilangan
positif. Sebaliknya bila yang dikurung adalah muatan negatif, tentulah garis-garis medan akan
masuk menuju permukaan tertutup tersebut. Jumlah garis medan hasilnya merupakan bilangan
negatif. Adapun banyaknya sebanding dengan besarnya (harga mutlak) muatan tersebut. Bila tidak
ada muatan yang dikurung tentulah setiap garis medan yang masuk dan keluar pula dari permukaan
tertutup ini dan menghasilkan jumlah garis medan yang nol, yang masuk (-) sama dengan yang
keluar (+).
Jadi, jumlah garis medan yang keluar dari suatu permuakaan tertutup sebanding dengan
jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan tersebut. Pernyataan inilah yang dikenal
sebagai Hukum Gauss. Secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut:
  Q

A
E  dA  s ........................................................................................(1.20)
0

Cincin pada tanda integral menujukkan bahwa A merupakan permukaan tertutup dan Q s adalah
jumlah muatan yang dilingkupi permukaan A. E adalah kuat medan pada elemen dA (di permukaan)
oleh seluruh muatan di dalam maupun di luar permukaan tersebut.
Hukum Gauss digunakan terutama untuk menghitung medan listrik oleh benda bermuatan
yang bentuknya mempunyai simetri, misalnya bidang datar, bola, atau selinder. Tetapi sebaliknya
jika kuat medan dalam ruang diketahui tentulah Hukum Gauss dapat pula digunakan untuk

Muatan dan Medan Listrik


Buku Ajar Fisika Dasar II I - 12

menentukan banyaknya muatan yang dikurung oleh suatu permukaan tertutup. Jika kuat medan
listrik dapat pula ditentukan dengan menggunakan Hukum Coulomb maka tentulah hasilnya harus
sama (sesuai). Ini berarti pula dapat direduksi Hukum Coulomb dari penerapan Hukum Gauss.

1.4.1 Pedoman penggunaan Hukum Gauss

Jika Hukum Gauss digunakan dalam menentukan kuat medan listrik di sekitar muatan yang
terdistribusi maka harus diperhatikan:
1. Simetri apa yang dipunyai sistem tersebut, dari sini diperoleh gambaran kuantitatif tentang
medan tersebut.
2. Pilih suatu permukaan (khayal), yang akan digunakan sebagai permukaan Gauss dan sesuai
dengan bentuk simetri yang di atas, melalui titik yang akan ditentukan kuat medannya.
3. Pemilihan permukaan Gauss yang tepat akan menghasilkan E yang sama besar dan tegak
lurus pada sebagian atau seluruh permukaan tertutup tersebut dan nol di permukaan lain.
Dengan demikian jumlah garis gaya berbentuk E A1 dan Hukum Gauss diperoleh:
Qs
E A1 
0
Jadi E dapat ditentukan.

1.4.2 Penggunaan Hukum Gauss


a. Distribusi muatan dalam konduktor

Dalam konduktor dapat dialirkan arus listrik sebab


logam
elektron pada konduktor tidak terikat. Bila konduktor ini
diberi muatan maka akan terjadi perubahan distribusi
elektron bebas. Setelah semua elektron menempati
posisinya, medan listrik dalam logam harus sama dengan
nol sebab tidak ada elektron bebas yang akan bergerak

permukaan Gauss dalam logam. Bila muatan terus diberikan (telah melewati
keadaan setimbang) maka muatan ada pada permukaan
Gambar 1.5
logam.
Permukaan Gauss dibawah kulit logam; muatan pada permukaan ini sama dengan nol
karena medan listrik dalam logam harus nol atau
  Q
 E  dA  s  0 ....................................................................................(3.21)
0

Muatan dan Medan Listrik


Buku Ajar Fisika Dasar II I - 13

b. Pelat tipis bermuatan


Suatu pelat tipis dengan luas A yang cukup luas dan
 Q 
E E diberi muatan (+Q) yang tersebar secara homogen.

Untuk menghitung kuat medan listrik E pada jarak

r r maka harus dibuatkan permukaan Gaussnya.

S
Gambar 1.6

Pada gambar di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan:


1. Karena pelat luas dan muatan tersebar merata maka medan listrik harus serba sama dan
tegak lurus pelat.
2. Karena garis gaya sejajar dan sama kerapatannya maka kuat medan yang dihasilkan di
setiap tempat sama, baik besar maupun arahnya.

Sekarang dipilih permukaan Gauss berupa selinder dan dibagi menjadi 3 bagian:
1. Tutup kanan S1 berbentuk lingkaran
2. Selubung selinder S2
3. Tutup kiri S3 juga berbentuk lingkaran.

Misalkan luas penampang selinder A maka rapat muatan  = Q/A. Muatan pada permukaan Gauss
Qs = A. Dari hukun Gauss diperoleh bahwa:
  Q
 E  dA  s
0
atau
       
 E  dA   E  dA   E  dA   E  dA
S S1 S2 S3
  
Suku I = elemen luas dA diambil pada S1 maka dA = î dA . Sedangkan kuat medan E  î E ,
sehingga
 

S1
E  dA   (î E)  (î dA)   E dA  E A
S1 S1

 
Suku II = 
S2
E  dA
= 0 sebab dA  E
 

 
Suku III, elemen luas dA =  î dA dan kuat medan E   î E , sehingga

Muatan dan Medan Listrik


Buku Ajar Fisika Dasar II I - 14

   

S3
E  dA  
S3
(  î E )  (  î dA )
=  E dA =EA

Dengan demikian
  Q

S
E  dA  2E A  S
0

Sehingga:

E ....................................................................................................(1.22)
2 0

Q
dengan rapat muatan   .
A
c. Bola Bermuatan

Sebuah bola isolator dengan jari-jari R. Bagaimana kuat


R medan listrik di dalam bola? Bila muatan tersebar
Q merata dalam bola maka rapat muatan dalam bola:
r
Q Q 3Q 3
   R
A 4 3 4
R
S 3
Gambar 1.7

Dibuat suatu permukaan Gauss berupa bola dengan jari-jari r. Hukum Gauss menyatakan
  Q

S
E  dA  s dimana Qs adalah muatan yang dilingkupi permukaan S, sehingga
0
 4 3 
Q  A    r 
 3 
  
Pada permukaan Gauss dA dalam arah radial sehingga dA = r̂ dA dan E  r̂ dA . Harga E
tidak bergantung pada arah dan tak bergantung pada dA. Menurut Hukum Gauss:
 
 E  dA   (r̂E)  (r̂dA) = E  dA
S S S
= 4Er2

Dengan demikian akan diperoleh bahwa:


  4 3
 E  dA  4Er
2
 r
S
3 0
r
E
3 0

atau
Q r
E(r )  ......................................................................................(1.23)
4 0 R 3

Muatan dan Medan Listrik


Buku Ajar Fisika Dasar II I - 15

Untuk kuat medan di luar bola sama dengan medan yang dihasilkan bila seluruh muatan Q terletak
pada satu titik yaitu pada pusat bola.

Soal-soal latihan:

1. y 
q1=2 C Perhatikan gambar di sebelah. Tentukanlah F21 !

Jawab: F21 
 135
97 97
 
1010 4î  9 ĵ N

q2=4 C

2. Ada dua partikel dengan muatan q1(2,4,6) = 5 C dan q2(-1,0,1) = -10 C. Tentukanlah gaya yang
dialami oleh partikel q1.

Jawab: F21 
9 x 10 9
5 2
3î  4 ĵ  5k̂ 
3. Dua buah partikel bermuatn positif dan sama besar terpisah pada jarak 2,60 x 10 -2 m dilepaskan
dari keadaan diam. Sesaat setelah dilepaskan, partikel 1 yang bermassa 6,0 x 10 -6 kg bergerak
dengan percepatan 4,6 x 103 ms-2 sedangkan partikel 2 bergerak dengan percepatan 8,5 x 10 3 ms-2.
Tentukanlah: a. Besar muatan masing-masing partikel. b. Massa partikel 2
Petunjuk: Gunakan hukum Coulomb dan hukum II Newton

4. Gambar di bawah ini merupakan sebuah batang bermuatan dengan panjang L.


++++++++++++++++++++++++++++
A
L
Tentukanlah kuat medan listrik di A jika distribusi muatan merata  = a x!
Petunjuk: Soal ini hampir sama contoh 4.
5. Pada gambar berikut, di titik manakah sepanjang garis hubung kedua muatan supaya kuat medan
listrik yang dialami di titik tersebut sama dengan nol? Ambil a = 5 cm
a

-5q +2q

6. Sebuah partikel bermuatan q = 10 C terletak di A(5,4,3). Tentukanlah kuat medan listrik yang
disebabkan oleh muatan tersebut pada titik O(0,0,0), B(1,1,3) dan titik C(5,0,0).

Muatan dan Medan Listrik


Buku Ajar Fisika Dasar II I - 16

7. Gambar di bawah ini memperlihatkan sebuah cincin bermuatan +q dengan jari-jari a. Hitunglah
kuat medan total yang dialami di titik P yang berjarak x dari pusat cincin.
ds

a
r

x 
P

8. Gunakan Hukum Gauss untuk menentukan kuat medan listrik pada jarak r dari suatu batang
bermuatan. Batang tersebut berapat muatan linier . Cari juga kuat medannya dengan
menggunakan Hukum Coulomb! Apakah hasil yang diperoleh sama?

++++++++++++++++++++++++++++
r

Muatan dan Medan Listrik

Anda mungkin juga menyukai