Anda di halaman 1dari 9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Solar Cell (Photovoltaic).

Solar cell atau panel surya adalah alat untuk mengkonversi tenaga matahari menjadi
energi listrik.photovoltaic adalah teknologi yang berfungsi untuk mengubah atau
mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik secara langsung. PV biasanya dikemas
dalam sebuah unit yang disebut modul. Dalam sebuah modul surya terdiri dari banyak sel
surya yang bisa disusun secara seri maupun paralel. Sedangkan yang dimaksud dengan surya
adalah sebuah elemen semikonduktor yang dapat mengkonversi energi surya menjadi energi
listrik atas dasar efek fotovoltaik. Solarcell mulai popular akhir-akhir ini, selain mulai
menipisnya cadangan enegi fosil dan isu global warming. energi yang dihasilkan juga sangat
murah karena sumber energi (matahari) bisa didapatkan secara gratis.Solar cell dapat dilihat
pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1.Skema solarcell.


(Sumber : http://trebuchet-magazine.com/wp-content/uploads/2013/02/solar-cells.jpg)

Sebelumnya pernah dilakukan penelitian semikondukor dengan metode yang sama


namun hanya dapat menghasilkan arus maksimal 50 mA. Melalui penelitian sederhana ini
kami melakukan penelitian lanjutan dengan mengembangkan rangkaian seri dan pararel dan
variasi terhadap jarak antar tembaga hingga dapat mengetahui peluang pemanfaatan solarcell
tembaga ini.
(sumber: home made solarcell, http//www.alpensteel.com)

2.2. Prinsip dasar teknologi solarcell (Photovoltaic) dari bahan silicon.


Solar cell merupakan suatu perangkat semi konduktor yang dapat menghasilkan listrik
jika diberikan sejumlah energi cahaya. Proses penghasilan energi listrik terjadi jika
pemutusan ikatan elektron pada atom-atom yang tersusun dalam Kristal semikonduktor
ketika diberikan sejumlah energy. Salah satu bahan semikonduktor yang biasa digunakan
sebagai sel surya adalah Kristal silicon (Ady Iswanto : 2008

Gambar 2.7. Cara Kerja Solar Cell.


(Sumber : http://energisurya.files.wordpress.com/2007/solar-cell.jpg.
Diakses : 23-04-2013. Jam : 14:10 WIB)

2.2.1. Semikonduktor Tipe P dan Tipe N.

Gambar 2.2. Semikonduktor Tipe-P (Kiri) dan Tipe-N (Kanan).


(Sumber : Ady Iswanto, Staf Divisi Riset 102FM ITB, 2008)

Ketika suatu Kristal silikon ditambahkandengan unsur golongan kelima,


misalnya arsen, maka atom-atom arsen itu akan menempati ruang diantara atom-atom
silicon yang mengakibatkan munculnya electron bebas pada material campuran
tersebut. Elektron bebas tersebut berasal dari kelebihan elektron yang dimiliki oleh
arsen terhadap linkungan sekitarnya, dalam hal ini adalah silicon. Semikonduktor
jenis ini kemudian diberi nama semikonduktor tipe-n. Hal yang sebaliknya terjadi jika
Kristal silicon ditambahkan oleh insur golongan ketiga, misalnya boron, maka
kurangnya electron valensi boron dibandingkan dengan silicon mengakibatkan
munculnya hole yang bermuatan positif pada semikonduktor tersebut. Semikonduktor
ini dinamakan semikonduktor tipe-p. Adanya tambahan pembawa muatan tersebut
mengakibatkan semikonduktor ini akan lebih banyak menghasilkan pembawa muatan
ketika diberikan sejumlah energi tertentu, baik pada semikonduktor tipe-n maupun
tipe-p.

2.2.2. Sambungan P-N.


Gambar 2.4. Diagram Energi Sambungan P-N Munculnya Daerah Deplesi.
(Sumber : Ady Iswanto, Staf Divisi Riset 102FM ITB, 2008)

Gambar 2.6. Struktur Solar Cell Silikon p-n Junction.


(Sumber : http://solarcell.com.jpg. Diakses : 23-04-2013. Jam : 14:00 WIB)

Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n disambungkan maka akan terjadi


difusi hole dari tipe-p menuju tipe-n dan difusi electron dari tipe-n menuju tipe-p.
Difusi tersebut akan meninggalkan daerah yang lebih positif pada batas tipe-n dan
daerah lebih negative pada batas tipe-p. Adanya perbedaan muatan pada sambungan
p-n disebut dengan daerah deplesi akan mengakibatkan munculnya medan listrik yang
mampu menghentikan laju difusi selanjutnya. Medan listrik tersebut mengakibatkan
munculnya arus drift. Arus drift yaitu arus yang dihasilkan karena kemunculan medan
listrik. Namun arus ini terimbangi oleh arus difusi sehingga secara keseluruhan tidak
ada arus listrik yang mengalir pada semikonduktor sambungan p-n tersebut (Ady
Iswanto : 2008).
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, electron adalah partikel bermuatan
yang mampu dipengaruhi oleh medan listrik. kehadiran medan listrik pada electron
dapat mengakibatkan electron bergerak. Hal inilah yang dilakukan pada solar cell
sambungan p-n, yaitu dengan menghasilkan medan listrik pada sambungan p-n agar
electron dapat mengalir akibat kehadiran medan listrik tersebut.
Ketika junction disinari, photon yang mempunyai 5lectr sama atau lebih besar
dari lebar pita 5lectr5lectron tersebut akan menyebabkan eksitasi electron dari pita
valensi ke pita konduksi dan akan meninggalkan hole pada pita valensi. Elektron dan
hole ini dapat bergerak dalam material sehingga menghasilkan pasangan 5lectron-
hole. Apabila ditempatkan hambatan pada terminal sel surya, maka 5lectron dari area-
n akan kembali ke area-p sehingga menyebabkan perbedaan potensial dan arus akan
mengalir.
(Sumber : http://energisurya.files.wordpress.com)

2.3. Prinsip dasar solarcell (Photovoltaic) dari bahan tembaga.


Photovoltaic berdasarkan bentuk dibagi dua, yaitu photovoltaic padat dan
photovoltaic cair. Photovoltaic cair prinsip kerjanya hampir sama dengan prinsip elektrovolta,
namun perbedaanya tidak adanya reaksi oksidasi dan reduksi secara bersamaan (redoks) yang
terjadi melainkan terjadinya pelepasan elektron saat terjadi penyinaran oleh cahaya matahari
dari pita valensi (keadaan dasar) ke pita konduksi ( keadaan elektron bebas) yang
mengakibatkan terjadinya perbedaan potensial dan akhirnya menimbulkan arus.Pada solarcell
cair dari bahan tembaga terdapat dua buah tembaga yaitu tembaga konduktor dan tembaga
semikonduktor. Tembaga semikonduktor akan menghasilkan muatan elektron negatif jika
terkena cahaya matahari, sedangkan tembaga konduktor akan menghasilkan muatan elektron
positif. Karena adanya perbedaan potensial akhinya akan menimbulkan arus.

2.4. Sistem Instalasi Solar Cell.


2.4.1. Rangkaian Seri Solar Cell.
Hubungan seri suatu sel surya didapat apabila bagian depan (+) sel surya
utama dihubungkan dengan bagian belakang (-) sel surya kedua (Owen Bishop :
2004). Hubungan seri dari sel surya dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7. Hubungan Seri.
(Sumber : http://elektronikadasar.wordpress.com.jpg)

Tegangan sel surya dijumlahkan apabila dihubungkan seri satu sama lain.
𝑈𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 +𝑈𝑛
Arus sel eurya sama apabila dihubungkan seri satu sama lain.
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 = 𝐼2 = 𝐼3 = 𝐼𝑛
(Sumber : Widianto, Stevanus. :2011)

2.4.2. Rangkaian Pararel Solar Cell.


Rangkaian parallel solar cell didapat apabila terminal kutub positif dan negatif
solar cell dihubungkan satu sama lain(Owen Bishop : 2004). Hubungan parallel dari
solar cell dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.5. Hubungan Parallel.


(Sumber : http://elektronikadasar.wordpress.com.jpg)

Tegangan solarcell yang dihubungkan parallel sama dengan satu solar cell.
𝑈𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑈1 = 𝑈2 = 𝑈3 = 𝑈𝑛
Arus yang timbul dari hubungan ini langsung dijumlahkan.
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 +𝐼2 +𝐼3 +𝐼𝑛
(Sumber : Widianto, Stevanus. : 2011)

2.5 Tembaga Sebagai Bahan Semikonduktor.


Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki nama unsurCu
dan nomor atom 29. Nama unsurnya berasal dari bahasa latin Cuprum. Tembaga merupakan
konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki sifat korosi yang cepat
sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga
kemerahan. Tembaga dapat dilihat padaGambar 2.6.
Gambar 2.6. Lembaran Tembaga.
(Sumber : http://tembaga.wordpress.com)

2.5.1. Sifat fisik Tembaga.


Pembuatan tembaga dilakukan dalam beberapa tahap. Tembaga terikat secara
kimia di dalam bijih pada bahan yang disebut batu gang. Untuk mengumpulkan bijih-
bijh itu biasanya dilakukan dengan membersihkannya dalam cairan berbuih, di mana di
situ ditiupkan udara. Ikatan tembaga dari bijih yang digiling sampai halus dicampur
dengan air dan zat-zat kimia sehingga menjadi pulp (bubur) pada suatu bejana
silinder. Sifat fisik tembaga bisa dilihat sebagai berikut :
1. Nomor atom : 29.
2. Berat atom : 63,546.
3. Titik lebur : 1.0830C.
4. Titik didih : 2.5670C.
5. Kekuatan Tarik : Mendekati 19.000 psi.

2.5.2. Semikonduktor dari Tembaga (Cu).


Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada
diantara isolator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai isolator pada
temperature yang sangat rendah, namun pada temperature ruangan bersifat sebagai
konduktor. Bahan semikonduktor yang sering digunakan adalah silicon, germanium
dan gallium arsenide.
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya yang
dapat berubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut pendonor
elektron). Bahan-bahan logam seperti tembaga (Cu), besi (Fe), timah disebut sebagai
konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa,
sehingga electronnya dapat bergerak bebas. Sebenarnya atom tembaga dengan nama
unsur kimia Cu memiliki inti 29 ion (+) dikelilingi oleh 29 elektron (-). Sebanyak 28
elektron menempati orbit-orbit bagian dalam membentuk inti yang disebut nucleus.
Dibutuhkan energi yang sangat besar untuk dapat melepaskan ikatan electron-elektron
ini. Satu buah elektron lagi yaitu yang ke-29, berada pada orbit paling luar. Orbit
terluar ini disebut pita valensi dan electron yang berada pada pita inidinamakan
electron valensi. Karena hanya ada satu electron dan jaraknya ‘jauh’ dari nucleus,
ikatannya tidaklah terlalu kuat. Hanya dengan energi yang sedikit saja electron terluar
ini mudah terlepas dari ikatannya (Iqbal Rifqi, 2012). Ikatan atom tembaga (Cu) dapat
dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Ikatan Atom Tembaga (Cu).


(Sumber : Iqbal Rifqi, 2012)

2.6. Larutan Air Garam.


Larutan air garam adalah senyawaionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion
negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk
dari hasil reaksiasam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa senyawa
anorganik seperti klorida (Cl−), dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat
(CH3COO−) dan ion monoatomik seperti fluorida (F−), serta ion poliatomik seperti sulfat
(SO42−). Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu garam.
Ada banyak macam-macam garam. Garam yang terhidrolisa dan membentuk ion
hidroksida ketika dilarutkan dalam air maka dinamakan garam basa. Garam yang terhidrolisa
dan membentuk ion hidronium di air disebut sebagai garam asam. Garam netral adalah garam
yang bukan garam asam maupun garam basa. Larutan Zwitterion mempunyai sebuah anionik
dan kationik di tengah di molekul yang sama, tapi tidak disebut sebagai garam. Contohnya
adalah asam amino, metabolit, peptida, dan protein.
Larutan garam dalam air (Misalnya natrium klorida dalam air) merupakan larutan
elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Cairan dalam tubuh makhluk
hidup mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma dan darah. Tapi, karena cairan dalam
tubuh ini juga mengandung banyak ion-ion lainnya, maka tidak akan membentuk garam
setelah airnya diuapkan.

Anda mungkin juga menyukai