1. PENGKAJIAN
Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku melalui gejala
atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan. Menurut Stuart
dan Sundeen (1995), data fokus yang perlu dikaji pada klien yang mengalami
ansietas adalah sebagai berikut :
a. Perilaku
Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan
perilaku yang secara tidak langunsg melalui timbulnya gejala atau mekanisme
koping sebagai upaya untuk melawan ansietas.
b. Faktor predisposisi
c. Faktor presipitasi
d. Sumber koping
e. Mekanisme koping
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ansietas b/d perubahan dalam (status ekonomi, lingkungan, status kesehatan, pola
interaksi, fungsi peran, status peran)
3. INTERVENSI
No. Diagnosa NOC NIC
1. Ansietas Anxiety self control Anxiety reduction
Definisi: perasaan Anxiety level Gunakan pendekatan
tidak nyaman atau Coping yang menenangkan
kekhawatiran yang Kriteria hasil: Nyatakan dengan
samar disertai Klien mampu jelas harapan
respon autonom mengidentifikasi dan terhadap pelaku
(sumber sering mengungkapkan pasien
kali tidak spesifik gejala cemas Jelaskan semua
atau tidak dikeahui Mengidentifikasi, prosedur dan apa
oleh individu) mengungkapkan dan yang dirasakan
1
perasaan takut menunjukkan teknik selama prosedur
yang disebabkan untuk mengontrol Pahami prespektif
oleh antisipasi cemas pasien terhadap
terhadao bahaya. Vital sign dalam situasi stress
batas normal Temani pasien
Postur tubuh, untuk memberikan
ekspresi wajah, keamanan dan
bahasa tubuh dan mengurangi rasa
tingkat aktivitas takut
menunjukkan Dengarkan dengan
berkurangnya penuh perhatian
kecemasan Identifikasi tingkat
kecemasan
Bantu pasien
mengenal situasi
yang enimbulkan
kecemasan
Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
Berikan obat untuk
mengurangi
kecemasan
2
4. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Strategi Pelaksanaan 1
Masalah Tindakan Keperawatan Tindakan Keperawatan
Keperawatan pada Pasien pada Keluarga
SP I p SP I k
1. Identifikasi 1. Mendiskusikan
stressor cemas. masalah yang
2. Identifikasi koping dirasakan keluarga
maladaptif dan dalam merawat
akibatnya. pasien
3. Bantu perluas 2. Menjelaskan
lapang persepsi. pengertian, tanda
4. Konfrontasi positif dan gejala ansietas
(jika perlu). sedang yang dialami
5. Latih teknik pasien beserta
relaksasi: nafas proses terjadinya.
dalam. 3. Menjelaskan cara-
Ansietas 6. Membimbing cara merawat pasien
memasukkan cemas.
dalam jadwal
kegiatan.
SP II p SP II k
3
kegiatan. sedang.
SP III p SP III k
2. Strategi Pelaksanaan 2
SP 1 : Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal
ansietas, dan
membantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan cemas
Fase Orientasi:
“Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya shafni , panggil saya shafni, saya
perawat yang akan merawat bapak dan datang kerumah bapak seminggu dua
kali, yaitu hari rabu dan Sabtu jam 10.00 pagi. “Nama bapak siapa, suka
dipanggial apa?” “Bagaimana perasaan bapak hari ini? Oh, jadi bapak merasa
tidak nyaman?”, “Baiklah pak, kita akan berbincang-bincang tentang perasaan
yang bapak rasakan. “Berapa lama kita bincang-bincang? “Bagaimana kalau 20
menit”.”Dimana tempatnya pak? Bagaimana kalau disini saja?”
Fase Kerja:
“Apa yang bapak rasakan?, “Bagaimana perasaan itu bisa muncul?”. “Apa yang
bapak lakukan jka perasaan itu cemas itu muncul?”. “Oh, jadi bapak mondar-
mandir dan banyak
4
bicara jika perasaan cemas dan tidak nyaman itu muncul”.”Ada peristiwa apa
sebelum ansietas itu muncul? “Atau adakah hal-hal yang bapak pikirkan
sebelumnya?” “Jadi bapak akan merasa cemas jika ada pekerjaan bapak yang
belum bisa bapak selesaikan. Bisa kita diskusikan apa yang membuat pekerjaan
bapak tidak selesai? Oh, jadi bapak merasa beban kerja yang diberikan diluar
kesanggupan bapak untuk menyelesaikannya. . “Apakah sebelumnya bapak
pernah mendapatkan beban kerja yang tinggi pula? Apakah bapak bisa
menyelesaikan pekerjaan tersebut? Wah, baik sekali, berarti dulu bapak mampu
menyelesaikan pekerjaan yang banyak. Bagaimana cara bapak menyelesaikan
pekerjaan itu waktu dulu?”.
Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bincang-bincang?”, “Coba bapak
sebutkan lagi apa yang membuat Bapak cemas?” apa perubahan yang bapak
rasakan dengan kondisi kecemasan,”. “Dua hari lagi saya akan datang untuk
mengajarkan latihan relaksasi, jam 10.00 tempatnya disini ya Pak, Sekarang saya
pamit dulu Assalamualaikum Wr Wb.”
Fase Orientasi:
“Assalamualaikum Pak Ahmad, bagaimana perasaan bapak hari ini?’ Apakah
bapak sudah melatih cara mengalihkan situasi untuk menghilangkan kecemasan
Bapak?’, “Sesuai janji kita dua hari yang lalu, hari ini saya datang kembali untuk
mendiskusikan tentang latihan relaksasi dengan tehnik tarik napas dalam.”
Berapa lama kita akan berlatih pak? “Bagaimana jika 20 menit?” Dimana kita
diskusi? “Bagaimana jika di halaman samping?”
Fase Kerja:
Pak, kemarin waktu kita diskusi bapak mengatakan bahwa saat cemas rasanya
seluruh badan bapak tegang, baik fikiran maupun fisik, Nah, latihan relaksasi ini
bermanfaat untuk membuat fisik bapak relak atau santai. Dalam latihan ini bapak
5
harus memusatkan pikiran dan perhatian bapak pada pernapasan, gerakan
mengembang dan mengempisnya otot dada bapak saat bernapas . Bisa kita mulai
pak?” Sekarang bapak silahkan duduk tegap seperti saya. Pertama-tama: bapak
tarik napas perlahan-lahan, dalam hitungan satu, bapak pikirkan bahwa adara
memasuki bagian bawah paru-paru bapak, pada hitungan dua bapak bayangkan
udara mengisi bagian tengah paru-paru bapak dan pada hitungan tiga bapak
bayangkan seluruh paru-paru bapak sudah terisi dengan udara, setelah itu tahan
napas dalam hitungan tiga setelah itu bapak hembuskan udara melalui mulut
dengan meniup udara perlahan-lahan. Nah, sekarang bapak lihat saya
mempraktekkanya. “Sekarang coba bapak praktekkan! “Wah, bagus sekali bapak
sudah mampu melakukannya. “ Bapak bisa latih kembali relaksasi nafas dalam.
Fase teminasi:
“bagaimana perasaan bapak setelah latihan tarik napas dalam ini?” Coba bapak
ulangi satu kali lagi”” Bagus sekali.” Setiap kali bapak mulai merasa cemas,
bapak bisa langsung praktekkan cara ini. “Lusa saya akan datang lagi untuk
mengajarkan latihan yang lain yaitu dengan mengendurkan dan mengencangkan
seluruh otot bapak. Seperti biasa pak Jam 10.00 WIB. Assalamualaikum Pak
ahmad.
6
DAFTAR PUSTAKA
Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Balai Penerbit
FKUI : Jakarta.
Ibrahim, Ayub Sani. 2007. Panik Neurosis dan Gangguan Cemas. Dua As-As :
Jakarta
Kaplan, Harold I, dkk. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Widya Medika :
Jakarta
Mansjoer, A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Penerbit
Aesculapius : Jakarta.
Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3,
EGC : Jakarta.