C. Kesimpulan....................................................................................................................................... 9
1
Gangguan Jin dan Terapinya (Part 1)
Oleh : Samsul Basri, S.Si, M.E.I
Allah Azza Wa Jalla telah menciptakan jin min maarijin min naar1 dari api yang menyala, dari
bagian api yang terbaik, dari gejolak api yang berwarna biru, min naaris samuum2 dari api yang sangat
panas. Dari situlah jin itu tercipta kemudian mengalami proses perubahan dan perkembangan dari api
kepada sifat udara. Seperti udara hanya saja ketebalan dan massanya bertambah sedikit, demikian
halnya manusia mengalami proses perubahan dari asalnya tanah kemudian menjadi tulang, daging dan
darah. Jin hidupnya bersuku-suku, bentuknya bervariasi dan beragam. Mereka berakal, melakukan
aktivitas makan dan minum, menikah dan berketurunan, dan mampu berubah wujud. Disebut dengan
istilah jin mengisyaratkan bahwa mereka adalah makhluk yang tersembunyi, tidak terlihat oleh
manusia.
Jin merupakan salah satu jenis makhluk yang mulia karena tujuan penciptaannya adalah untuk
ibadah kepada Allah. Dia berfirman, wa maa khalaqtul jinna wal insa illaa liya’buduuna (Tidaklah
Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya beribadah kepada-Ku). Diantara ulama ada yang
berpendapat bahwa jin merupakan anak cucu keturunan iblis la’natullah ‘alaihi, sehingga Iblis
la’natullah adalah bapak untuk semua jin sebagaimana Adam a.s adalah bapak untuk semua manusia.3
Namun pendapat yang rajih, pendapat jumhur ulama adalah bahwa Iblis bukanlah bapak bangsa jin
melainkan ia adalah diantara golongan jin sebagaimana firman Allah di surat al-Kahfi ayat 50,
1
Surat al Rahman (55) ayat 6.
2
Surat al Hijr (15) ayat 27.
3
Syaikh bin Baz, Adziyyatul jinni lil insi wakaifiyyatul wiqaayah min dzalika, [Online];
http://www.binbaz.org.sa/noor/1556.
2
ٌ و ِص، كالب
نف ِ ، فصنف هلم أجنحةٌ يطريون هبا يف اهلوا ِء ٍ ُاْلِ ّن ثالثة
ٌ ات و
ٌ َنف حي
ٌ وص ٌ أصناف ؛
ِحيلّون و يّظْ َعنون
Jin itu tiga kelompok, kelompok yang memiliki sayap yang dengan sayapnya itu mampu
terbang di udara, kelompok yang bentuknya binatang berupa ular dan anjing, dan
kelompok yang berdiam diri di suatu tempat dan berpindah-pindah. (HR. Al Hakim dan
disahihkan oleh Syaikh Al Bani rah.a)
1. Jin Kafir
Jenis jin ini sangat banyak diantaranya :
1) Iblis dan bala tentaranya
Mengenai hal ini, Allah Azza Wa Jalla berfirman,
Iblis termasuk bangsa jin. Dia kufur dari mentaati Rabb-nya, dia memberontak, bertindak
sebagai syaitan yang membujuk kepada kemaksiatan, bahkan dialah penghulu syaitan. Iblis memiliki
keturunan yang kemudian menjadi pengikut setianya, mereka adalah para syaitan yang meniupkan
was-was dan mengelabui serta menyesatkan anak keturunan Adam a.s. Nabi shallallaahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
مل أزل به: فيقول، فيخرج هذا: قال. من أضل اليوم مسلما ألبسته التاج: فيقول، إذا أصبح إبليس بث جنوده
أوشك أن يرب: فيقول، مل أزل به حىت عق والديه: وجييء هذا فيقول، أوشك أن يتزوج: فيقول، حىت طلق امرأته
4
أنت: مل أزل به حىت زىن فيقول: فيقول، وجييء، أنت أنت: مل أزل به حىت أشرك فيقول: فيقول، وجييء هذا،
ويلبسه التاج، أنت أنت: مل أزل به حىت قتل فيقول: فيقول، وجييء هذا، أنت
Setiap pagi Iblis akan mengadakan sayembara kepada pengikut-pengikutnya sembari
berkata : siapa yang menyesatkan seorang muslim pada hari ini akan saya kenakan
mahkota kemuliaan padanya. Kemudian seseorang dari pengikutnya berkata : saya tidak
meninggalkan seorang muslim sampai dia menceraikan istrinya, atau sampai dia ragu
untuk menikah. Kemudian muncul yang lainnya seraya berkata : saya tidak
meninggalakan seorang muslim sampai dia melakukan kedurhakaan kepada orang tuanya
atau sampai dia ragu-ragu untuk berbakti pada keduanya. Dan yang lainnya lagi berkata :
saya tidak meninggalkan seorang muslim hingga dia melakukan kesyirikan. Kemudian
Iblis berkata : Nah engkaulah ... engkaulah .... . pengikutnya yang lain datang dan berkata
: saya tidak meninggalkan seorang muslim sampai dia berzina. Iblis pun berkata padanya:
engkaulah ... engkaulah ... . datang lagi yang lain kemudian berkata : saya tidak
meninggalkan seorang muslim sampai dia melakukan pembunuhan. Iblis berkata : engkau
... engkau.... kemudian Iblis mengenakan kepadanya mahkota. (HR. Ibnu Hibban dan
dishahihkan oleh Syaikh al Albani)
Mereka para syaithan itu pergi untuk menyesatkan manusia hingga melakukan kemaksiatan dan
menghalang-halanginya dari melakukan ketaatan melalui al-waswasah atau keragu-raguan yang
mereka hembuskan. Al-waswasah yaitu sesuatu yang dihembuskan oleh syaithan ke dalam hati, berupa
perkataan yang sangat halus, lembut dengan maksud menyesatkan.
Al-waswasah terkadang berasal dari perbuatan syaithan dari kalangan jin. Sebagaimana firman
Allah berikut ini,
Terkadang pula waswasah datang dari bisikan nafsu atau dari diri manusia sendiri, seperti firman
Allah berikut ini,
ِ ولََق ْد خلَ ْقنا اإلنْسا َن ونَعلَم ماَتُوسوسَبهَنَ ْفسهَوََنن أَقْ رب إِلَي ِه ِمن حب ِل الْوِر
يد َ َْ ْ ْ ُ َ ُ ْ َ ُ ُ ُ َْ َُ َْ َ َ َ َ
Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan
oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (QS. Qaf : 6)
Semua jin yang kafir adalah syaithan tetapi tidak semua jin yang kafir itu tentara iblis. Diantara
jin yang kafir itu adalah ahlul kitab (jin Yahudi atau jin Kristen), hindu, budha, dan yang selainnya.
Meskipun mereka semua kafir namun tidak semua dari mereka bersedia menjadi tentara Iblis dengan
misi khusus menyesatkan manusia dari ajaran Islam.
5
Diantara para syaitan itu terbagi lagi menjadi al syaithanu al ’aadiy (syaitan biasa), al syaithanu
al maaridu 5 (Syaitan raksasa), dan al syaithanu al ‘ifrit 6 (syaitan Ifrit yang kuat dan cerdas). Diantara
ketiga jenis syaitan ini, ‘Ifrit-lah yang lebih kuat, cerdas, dan lebih besar dari yang lainnya kemudian
disusul di bawahnya syaitan al maarid.
Sebagaimana manusia diantara mereka ada yang memiliki keunggulan-keunggulan khusus dalam
hal kekuatan dan kemampuan serta pengalaman, demikian pula halnya dengan jin. Ada yang cukup
kuat dan banyak pengalamannya dalam merasuki manusia dan mengendalikan tubuh manusia secara
khusus mengendalikan hati dan pikirannya. Dia pun mampu menggerakkan manusia bagaimana pun ia
kehendaki sampai dia berhasil menjalankan misinya yaitu menjadikan suami istri bercerai, atau
menyebabkan sakit, atau kesialan, kegagalan, atau mencapai keberhasilan menghalangi manusia dari
mentaati Allah atau tujuan-tujuan lainnya. Sehingga sering didapati manusia yang sedang diganggu
oleh syaitan tiba tiba saja menyukai sesuatu, membenci sesuatu, menjadi berat dan malas untuk ibadah,
meninggalkan al-Qur’an, menjadi galau, sedih, dlsb. Diantara syaitan itu ada juga yang lemah
pengalaman, lemah kekuatan, dlsb.
2) Al Qariin
Jin ini termasuk syaitan, yang kafir, misi hidupnya adalah mendampingi manusia sejak lahir
sampai mati dengan menyesatkannya, dan selamanya tidak akan meninggalkan manusia sampai
manusia menghembuskan nafas terakhir. Misinya hanya akan berakhir dengan kematian seorang
manusia dan setelah itu tidak diketahui kemana dia akan pergi.
ِ ي وقَ ْد قَدَمت إِلَي ُكم بِالْو ِع
يد ِ ٍ ِالل بع
ٍ َ ال َقَرينُهُ َربَنَا ما أَطْغَيتُه ولَ ِكن َكا َن ِيف
َ ْ ْ ُ ْ َ َ ال ال ََتْتَص ُموا لَ َد
َ َ) ق٧٢( يد َ ض ْ َُْ َ َ َ َق
ِ ِالم لِْلعب
ٍ ِ
)٧٢( يد َ َي َوَما أَنَا بّظ
َ َل الْ َق ْو ُل لَ َد
ُ ) َما يُبَد٧٢(
Yang menyertai dia (syaitan yang menyesatkannya di dunia) berkata (pula): "Ya Tuhan
Kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh".
Allah berfirman : "Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, Padahal Sesungguhnya
aku dahulu telah memberikan ancaman kepadamu". Keputusan di sisi-Ku tidak dapat
diubah dan aku sekali-kali tidak Menganiaya hamba-hamba-Ku. (QS. Qaf : 27-29)
Dalam sahih Muslim dari Ibnu Mas’ud r.a berkata :
5
Lihat QS. AshShaffat ayat 7.
6
Lihat QS. An Naml ayat 39.
6
Dzhahirnya hadits ini menjelaskan bahwa Islamnya jin qarin adalah khusus bagi Nabi
shallallaahu ‘alaihi wasallam dan tidak ditemukan dalil yang menjelaskan keumumannya pada semua
manusia. Sehingga tak seorang pun dari kita (manusia) yang mampu mengislamkan jin qarin ini, dan
keberadaannya sebagai ujian dari Allah atas manusia. Akan tetapi bagi hamba Allah yang kuat
imannya akan mampu melemahkan pengaruh jin qarin ini, sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam,
ْ ِاد ب
اخلَِْري ِ َاحل ّق وأََما لَ َمةُ الْمل
ٌ ك فَِإ َيع ِ ْذ ِ ِ ٌ ان فَِإيع ِ َك لَ َمةً فَأََما لَ َمةُ الّشَيط ِ َآدم ولِْلمل ِ ِ ِ ِ
َ َ َْ يب ب ٌ اد بال َّشّر َوتَك َ ْ َ َ َ َ إ َن للّشَْيطَان لَ َمةً بابْ ِن
ُخَرى فَ ْليَتَ َع َو ْذ بِاللَ ِه ِم ْن الّشَْيطَا ِن الَرِجي ِم ِ ِ
ْ ك فَ ْليَ ْعلَ ْم أَنَهُ م ْن اللَه فَ ْليَ ْح َم ْد اللَهَ َوَم ْن َو َج َد ْاْل
ِ
َ احلَ ّق فَ َم ْن َو َج َد َذل ْ ِيق ب ِ َوت
ٌ صد ْ َ
ِ
َمُثَُ قَ َرأَ { الّشَْيطَا ُن يَعِ ُد ُك ْم الْ َف ْقَر َويَأْ ُمُرُك ْم بِالْ َف ْح َّشاء } ْاآليَة
Sesunguhnya setan memiliki bisikan was-was kepada anak cucu Adam, dan malaikatpun
memiliki bisikan, adapun bisikan setan selalu menjanjikan kejahatan dan mendustakan
kebenaran, sedangkan bisikan para malaikat selalu menjanjikan kebaikan dan
membenarkan kebenaran, barangsiapa mendapatkan demikian (bisikan malaikat) maka
ketahuilah, sesungguhnya itu dari Allah dan memujilah kepada Allah, namun barangsiapa
mendapatkan yang lainnya (bisikan syetan), maka berlindunglah kepada Allah dari setan
yang terkutuk dan bacalah ayat: "Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir)." QS Al Baqarah: 268. (HR. At
Tarmidzi disahihkan oleh Syaikh al Albani)
Mungkin ada yang bertanya mengapa Allah Azza Wa Jalla mengutus malaikat sebagai
pendamping manusia dalam menghadapi syaitan (al-qarin)?
7
Hal ini karena Maha adil-Nya Allah Azza Wa Jalla yang menciptakan manusia dengan
mengilhamkan padanya dua kecenderungan7, kecenderungan kepada kebaikan sehingga ia pun
tergerak melakukan kebaikan dan kecenderungan kepada keburukan sehingga ia pun tergerak
melakukan keburukan. Dan karena syaitan dibolehkan membisikkan dan menguatkan kecenderungan
manusia melakukan kejahatan maka sebagai bentuk keadilan-Nya, Malaikat pun diutus mendampingi
manusia untuk menguatkan kecenderungannya melaksanakan kebaikan.
Mungkin ada pula yang bertanya apakah bagi jin terdapat al-qarin (pendamping)?
Para ulama menjelaskan, tidak diragukan lagi bahwa bagi jin ada da’i yang mengajak kepada
hidayah Islam, dan ada juga da’i yang menyesatkan yang mengajak kepada kesesatan dan kelalaian.
Sebagaimana firman Allah berikut ini,
ِ
َ َِسلَ َم فَأُولَئ
ك ََتََرْوا َر َش ًدا ِ ِ ِ
ْ َوأَنَا منَا الْ ُم ْسل ُمو َن َومنَا الْ َقاسطُو َن فَ َم ْن أ
Dan Sesungguhnya di antara kami (jin) ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-
orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, Maka mereka itu
benar-benar telah memilih jalan yang lurus. (QS. al Jin : 14)
Namun terkait dengan pertanyaan tersebut tidak ada satu pun dalil yang dikemukakan oleh para
ulama menjelaskannya bahwa setiap jin ada al qarin, akan tetapi –tanpa keraguan- mereka saling
terpengaruh satu dengan yang lainnya, sebagaimana manusia terkadang terpengaruh dengan manusia
lainnya.
Ketahuilah bahwa setiap bayi yang dilahirkan akan mulai menangis bersuara keras dikarenakan
tikaman syaitan al-qarin kepadanya. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi
wasallam dalam shahih Muslim,
Dalam kaitannya dengan gangguan kesurupan, para ulama menjelaskan bahwa gangguan jin al-
qarin berada di luar tubuh manusia dalam bentuk bisikan jahat yang ia hembuskan ke dada manusia
dan tidak pernah masuk ke tubuh manusia lalu merusak manusia dari dalam tubuhnya.
Jin Muslim
Jin jenis ini adalah jin yang bertauhid dan beriman kepada Allah dan juga rasul-Nya, mereka
tidak tinggal di tempat-tempat yang kotor dan bernajis, berbeda dengan sebagian besar syaitan yang
7
Lihat QS. Asy-Syams ayat 8.
8
banyak memilih tempat-tempat yang kotor dan bernajis sebagai tempat tinggalnya. Mereka seperti
halnya manusia yang mukmin, menjalankan shalat lima waktu, membaca al-Qur’an, berhaji dan
berumrah, dan melakukan serangkain ibadah lainnya.
C. Kesimpulan
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Seperti halnya bani Adam (manusia), jin ada yang kafir, ada
yang muslim, dan ada yang senang bermaksiat. Ada yang bagus akhlak dan perangainya dan ada pula
yang bejat akhlaknya dan buruk perangainya. Allah membebankan kepada jin kewajiban ibadah dan
taat kepada-Nya, memfardhukan kepadanya alfaraaidh (kewajiban-kewajiban), sehingga mereka wajib
mendengar, mentaati dan merealisasikan perintah Allah, serta wajib mengangunggkan syiar-syiar
Allah. Jin bisa menyakiti manusia sebagaimana manusia menyakiti sesamanya. Namun lebih sering jin
menyakiti manusia dengan merasukinya, menyumbat sarafnya, dan memperparah penyakit bawaan
yang diderita oleh manusia.
Jin yang mengganggu manusia dengan merasukinya, jika dibacakan kepadanya ayat-ayat Allah
yang mulia, kemudian diminta keluar dari tubuh manusia, diingatkan kewajibannya untuk tunduk dan
takut kepada Allah, nisacaya jin yang pada dirinya masih ada agama, masih ada kebaikan, akan segera
keluar. Sebab ia mendapatkan pelajaran dan pengajaran berharga dari ayat-ayat yang dibacakan itu.
Jika jin itu enggan untuk keluar dari merasuki manusia, berarti dia adalah jin fasik atau jin kafir.
Seperti halnya seorang manusia yang melakukan kefasikan, atau melakukan kedzaliman, tidak mau
bertaubat dan tidak mau peduli dengan nasehat, karena kekufurannya atau kefasikan yang ada
padanya. Maka seorang muslim disyariatkan untuk bertakwa kepada Allah dalam setiap keadaannya.
Sebab dengan takwa pada semua kondisi, seseorang telah mengambil sebab-sebab syariat yang
dengannya Allah akan menjaganya dari kejahatan jin dan manusia. Sebaliknya, menganggap remeh
urusan takwa, menjadikan seseorang mudah dikendalikan dan dikuasai oleh syaitan.8
8
Syaikh bin Baz, Adziyyatul jinni lil insi wakaifiyyatul wiqaayah min dzalika, [Online];
http://www.binbaz.org.sa/noor/1556.
9