Anda di halaman 1dari 6

‫ التقسيم والجمع‬،‫ الجمع والتقسيم‬،‫ التقسيم‬:‫المحسنات المعنوية‬

Anggota kelompok1

Nadhom terkait

2
‫اح ٌد جَم ٌع يَقَع‬ ِ َ‫ ِكل‬# ‫سي ٌم َو َمع‬
ِ ‫يه َما َو َو‬ ِ ‫ق َوتَق‬ ِ َ‫ َوجَم ٌع َوت‬.
ُ ‫فري‬
Artinya:“Dan badi’ jamak, tafriq, taqsim, jamak serta tafriq, jamak serta taqsim, jamak
serta tafriq dan taqsim juga tiba.”

A. Pendahuluan

Ilmu Balaghah mengkaji bagaimana menggunakan bahasa secara efektif,


sehingga pembicaraan mutakallim dipahami oleh mukhottob, tidak menimbulkan
salah paham, tidak menyinggung perasaan, melainkan terasa santun, menarik dan
indah. Penggunaan kalimat yang efektif disertai dengan gaya bahasa (uslub) yang
sesuai akan menjadikan komunikasi keduanya lancar. Agar pembicaraan bermakna
dan dapat dipahami keduanya maka diperlukan kesesuaian makna.

Salah satu bidang kajian balaghah adalah ilmu badi’. Dalam kajian ilmu badi’
dibahas tentang kesesuaian makna (‫)المحسنات المعنوية‬. Adapun tema yang merupakan
bahasan ‫ المحسنات المعنوية‬adalah ‫ الجمع والتقسيم‬,‫ التقسيم‬yang akan kami bahas dalam makalah
ini.

B. Pembahasan
1. Taqsim
Pengertian
3‫التعيين‬
‫وهو ذكر متع ّد د ثم اضافة ما لكل واحد اليه على‬
Yaitu menyebutkan perkara yang berbilangan (lebih dari satu), lalu
menyandarkan sesuatu dengan cara ditentukan pada satu persatuan.

Atau dalam redaksi lain di sebutkan


.4‫ ثم يضاف لكل إليه علي التعيين وبقدر التعيين‬,‫التقسيم هو يذكر متعدد‬

1 Nurhayati Amanda Lubis 19150035, Elisa Dwi Syukriani 19150082, Dini Arifa Ayunisa 19150087,
Devi Mufidatul Maulidiya 19150096, Muhammad Amirullah 19150108, Umar Abdul Aziz 19150114
2 H. Moch Anwar, Ilmu Balaghoh Terjemah Jawahir Maknun, (Bandung:PT. Alma’arif Bandung, 1982),

hal. 204
3
Sholihudin Shofwan, mabadi’ul Balaghah Jauharul Maknun Juz III (Jombang: Darul
Hikmah, 2008) hlm. 60
4
Ahmad Mushtofa Al-maraghi, Ulumul balaghah wa Al Bayan wa Al Ma’ani wa Al badi’
(Kairo: Darul Afaq Tarbiyah) hlm. 392

1
At Taqsim adalah menyebutkan beberapa hal, kemudian setiap hal tersebut
disandarkan pada sebuah himpunan dengan batas tertentu.

Contoh

Firman Allah Surat Al-haqqoh 4-6

6( ‫) وأما عاد فأ هلكوا بريح صرصر عاتية‬5( ‫) فأما ثمود فأهلكوا با لطا غية‬4(‫كذبت ثمود وعاد با لقارعة‬

Artinya: (4) Kaum Tsamud dan ‘Aad telah mendustakan hari kiamat. (5) Adapun
kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa. (6)
Adapun kaum ‘Aad Maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin
lagi amat kencang.

Menurut ayat di atas bahwa ada dua kaum yang mendustakan keimanan,
masing-masing dari keduanya telah di beri azab yang berbeda oleh tuhan, yaitu
berupa petir dan badai topan. Dan penjelasan mengenai masing-masing azab yang di
berikan kepada keduanya itulah yang menunjukan taqshim yaitu :

‫) وأما عاد فأ هلكوا بريح صرصر عاتية‬5( ‫فأما ثمود فأهلكوا با لطا غية‬

Karena merupakan pembagian dari


‫كذبت ثمود وعاد با لقارعة‬

Contoh :
Uin Maulana Malik Ibrahim Malang memiliki tiga kampus: kampus 1, kampus 2, dan
kampus tiga

Tiga kampus ini memiliki tiga lokasi yg berbeda, kampus 1 ada di jln. gajayana Kec.
lowokwaru, kampus 2 ada dijln. raya dadaprejo batu, kampus 3 ada di jln. lokari Kec.
junrejo batu

mahkumnya adalah ketiga kampus itu, hukumnya satu yaitu Uin Maulana Malik
Ibrahim Malang

Pembagian Taqsim
1) Al-jam’u wa Taqsim
Pengertian

Salah satu gaya bahasa yang terdapat dalam Al-Qur’an disebut gaya bahasa
al-jam’u wat-taqsm (mengumpulkan kemudian membaginya menjadi beberapa
bagian). Gaya bahasa ini termasuk gaya muhassinât maknawiyah (keindahan
makna), yaitu mengumpulkan beberapa hal yang berbeda dalam satu ikatan,
kemudian membaginya menjadi beberapa bagian.

2
5 ‫وهو جمع متع ّد د تحت حكم ثم تقسيمه‬

Yaitu mengumpulkan perkara yang berbilangan (lebih dari satu) dalam satu
hukum kemudian membaginya.

6‫جمعها‬ ‫هو جمع أمور متعددة تحت حكم ثم تقسيمها أو تقسيمها ثم‬

Contoh

Contoh : QS Az-Zumar 42

‫هللا يتوفى اال نفس حين موتها والتى لم تمت فى منامها فيمسك التى قضى عليها الموت ويرسل االخرى الى اجل مسمى‬
)42(

Artinya: “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa
(orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka dia tahanlah jiwa (orang) yang telah
dia tetapkan kematianya dan dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditetapkan”

Maksudnya : orang-orang yang mati itu rohnya di tahan Allah sehingga tidak
dapat kembali kepada tubuhnya; dan orang-orang yang tidak mati hanya tidur saja,
rohnya dilepasakan sehingga dapat kembali kepadanya lagi

Contoh: QS Al-Ma’un

‫) الذينهم‬4( ‫) فويل اللمصلين‬3( ‫) واليحض علي طعام المسكين‬2( ‫) فذالك الذي يدع اليتيم‬1( ‫أرءيت الذي يكذب باالدين‬
(7)‫) ويمنعون الماعون‬6( ‫) الذينهم يراءون‬5( ‫عن صالتهم ساهون‬

Artinya :

1. tahukah kamu orang yang mendustakan agama?

2. itulah orang yang menghardik anak yatim

3. dan tidak menganjurkan memberi makan anak yatim

4. maka kecelakaanlah bagi orang yang

5. (yaitu) orang-orang yag lalai dari shalatnya

6. orang-orang yang berbuat riya’

7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna

5Abdul Aziz Atiq, Ulumul Badi’ (Kairo: Darul Afaq Tarbiyah, 2006), hlm. 110
6Ahmad Mushtofa Al-maraghi, Ulumul balaghah wa Al Bayan wa Al Ma’ani wa Al badi’ (Kairo: Darul
Afaq Tarbiyah) hlm. 193

3
Seperti ucapan penyair:

‫حتى أقام على أرباض خرسنة {} تشقي به الروم والصلبان والبيع‬

‫للسبي ما نكحوا والقتل ما ولدوا {} والنهب ما جمعوا والنار مازرعوا‬

Sehingga ia mukim di tanah khurasan

Sebab dia, rusaklah bangsa romawi

Gambar-gambar salib

dan sesembahan mereka

ditawanlah wanita yang mereka nikahi

dibunhlah anak-anaknya

dirampoklah harta yang mereka kumpulkan

dan dibakarlah tanamnya

Pada bait pertama penyair mengumpulkan bangsa rumawi, yang mencakup


orang perempuan, anak-anak, harta dan tanaman didalam satu hukum, yaitu rusak,
lalu hukum itu dibagi atas tertawan, dibunuh, dirampok, dan dibakar 7.

2) Taqsim wa Al-jam’u
Pengertian
‫أي تقسيم متعدد ثم جمعه تحت حكم واحد‬
Taqsim wa Al-jam’u yaitu membagi perkara yang berbilangan (yang lebih dari
satu), kemudian mengumpulkannya dalam satu hukum.

Mengadakan pembagian/perincian, lalu menampungnya, seperti kata sya'ir:

ْ َ ‫َاولُ ْوا النَّ ْف َع فِي أ‬


‫شيَاع ِِهم بَفَعُوا‬ َ ‫ا َ ْو ح‬ ‫عد َُّوهُ ْم‬ َ ‫ّق ْو ٌم إِذَا ح‬
َ ‫َاربُ ْوا ض َُّروا‬

ُ ‫ق َفا ْعلَم ش َُّر َها البِ َد‬


‫ع‬ َ ِ‫إِنَّ ال َخ َالئ‬ َ ‫س ِجيَّةُ تِ ْلكَ فِي ِه ْم‬
‫غ ْي ُر ُم ْج َدثَة‬ َ
Artinya:

Para sahabat nabi adalah kaum


Bila berperang, ia membinasakan musuh
Bila melakukan hal yang bermanfaat

7Sholihudin Shofwan, mabadi’ul Balaghah Jauharul Maknun Juz III (Jombang: Darul Hikmah, 2008)
hlm. 64

4
Maka bermanfaat pada kelompoknya (mencari keuntungan bagi pengikutnya)
Hal seperti itu merupakan wataknya
Bukan hal yang dibuat-buat
Sesungguhnya sesuatu yang diciptakan
Yang paling jelek adalah sesuatu yang dibuat-buat
Pada syair ini pada awalnya penyair membagi sifat para sahabat nabi,
membinasakan musuh dan bermanfaat pada kelompoknya, lalu hal itu dikumpulkan
pada satu hukum yaitu berupa watak dan tabiatnya8.

Contoh

َ‫ِلزكَا ِة َفا ِعلُون‬


َّ ‫) َوالَّ ِذينَ هُ ْم ل‬3( َ‫) َوا َّل ِذينَ هُ ْم ع َِن اللَّ ْغ ِو ُمع ِْرضُون‬2( َ‫شعُون‬ ِ ‫) الَّ ِذينَ هُ ْم فِي ص ََالتِ ِه ْم َخا‬1( َ‫َق ْد أَ ْفلَ َح ا ْل ُم ْؤمِ نُون‬
‫) َف َم ِن ا ْبتَغَى َو َرا َء‬6( َ‫غ ْي ُر َملُومِ ين‬ َ ‫اج ِه ْم أ َ ْو َما َملَكَتْ أ َ ْي َمانُ ُه ْم َف ِإنَّ ُه ْم‬
ِ ‫علَى أ َ ْز َو‬َ ‫) ِإ َّال‬5( َ‫ظون‬ ُ ‫وج ِه ْم حَا ِف‬
ِ ‫) َوالَّ ِذينَ هُ ْم ِلفُ ُر‬4(
‫) أُولَئِكَ هُ ُم‬9( َ‫ظون‬ ُ ‫صلَ َواتِ ِه ْم يُحَا ِف‬
َ ‫علَى‬ َ ‫) َوالَّ ِذينَ هُ ْم‬8( َ‫ع ْه ِد ِه ْم َراعُون‬ َ ‫) َوالَّ ِذينَ هُ ْم ِِل َ َمانَاتِ ِه ْم َو‬7( َ‫ذَ ِلكَ َفأُولَئِكَ هُ ُم ا ْل َعادُون‬
(11) َ‫س هُ ْم فِيهَا َخا ِلدُون‬ َ ‫) الَّ ِذينَ ي َِرثُونَ ا ْلف ِْرد َْو‬10( َ‫ا ْل َو ِارثُون‬

Artinya : 1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, 2. (yaitu) orang-


orang yang khusyuk dalam salatnya, 3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari
(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, 4. dan orang-orang yang menunaikan
zakat, 5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, 6. kecuali terhadap istri-istri
mereka atau budak yang mereka miliki; 7. maka sesungguhnya mereka dalam hal ini
tiada tercela. 8. Barang siapa yang mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-
orang yang melampaui batas. 9. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat
(yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara salatnya. 10.
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, 11. (yakni) yang akan mewarisi surga
Firdaus. Mereka kekal di dalamnya

Pada ayat diatas awalnya dibagi beberapa sifat sifat orang mukmin,yaitu orang-
orang yang khusyuk dalam salatnya, orang-orang yang menjauhkan diri dari
(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, orang-orang yang menunaikan zakat,
dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, orang-orang yang memelihara amanat-
amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, orang-orang yang memelihara salatnya, lalu
hal ini dikumpulkan pada satu hukum yaitu orang-orang yang akan mewarisi surga
Firdaus

Contoh :

8Sholihudin Shofwan, mabadi’ul Balaghah Jauharul Maknun Juz III (Jombang: Darul Hikmah, 2008)
hlm. 64

5
Malaikat diciptakan dari cahaya, manusia diciptakan dari tanah, jin diciptakan dari api,
dan itu semua adalah makhluk ciptaan gusti Allah SWT.

Pada ungkapan diatas telah terbagi makhluk dengan ciptaan nya masing
masing, lalu di kumpulkan menjadi satu hukum yaitu ciptaan gusti Allah SWT.

C. Penutup
Memahami keindahan makna atas suatu kata/kalimat dalam literatur bahasa arab
memiliki kaifiyyah (prosedural/tata cara) tersendiri. Perlu kiranya untuk kita pahami
dahulu tentang prosedural agar tidak terjadi kesalahan tafsir.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa taqsim adalah menyebutkan


perkara yang berbilangan (lebih dari satu), lalu menyandarkan sesuatu dengan cara
ditentukan pada satu persatuan. Jam’u wa taqsim yaitu mengumpulkan perkara yang
berbilangan (lebih dari satu) dalam satu hukum kemudian membaginya, atau
membagi perkara yang berbilangan lalu mengumpulkanya. Taqsim wa Al-jam’u yaitu
menyebutkan dan membagi atau menguraikan beberapa perkara yaitu membagi
pengertian yang banyak kemudian mengumpulkan beberapa hal pada satu hukum.

D. Daftar Pustaka

Abdul Aziz Atiq. 2006. Ulumul Badi’ Kairo: Darul Afaq Tarbiyah

Ahmad Mushtofa Al-maraghi. Ulumul balaghah wa Al Bayan wa Al Ma’ani wa Al


badi’. Kairo: Darul Afaq Tarbiyah

Mamat Zainudin, yayan nurbayan, PENGANTAR ILMU BALAGHOH,PT Refika


Aditana, Bandung.

Moch Anwar,1982, Ilmu Balaghoh Terjemah Jawahir Maknun, PT. Alma’arif,


Bandung.

Sayyid Marhum Ahmad Al-Hasyimi, Jawahirul Balaghah Fii Al-Ma’ani wal Bayan
wal Badi’ ,DarulFikr.

Sholihudin Shofwan.2008. mabadi’ul Balaghah Jauharul Maknun Juz III.


Jombang: Darul Hikmah

Anda mungkin juga menyukai