Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AL-QUR’AN HADIS PADA MI/MTS

“Mengenal Q.S Al-Humazah, At-Takasur, dan Az-Zalzalah ”


Disusun Oleh :

Kelompok V / PAI-6 / Semester IV

Nabila Humaira Ramadhani (0301182079)


Nur Khalijah (0301182106)

Khoiru r Ro‟atu Rodhiyah (0301181065)


Reza Al-Azhari Ritonga (0301181013)

A. PENDAHULUAN
Al-Qur‟an merupakan kitab suci umat Islam, terdapat banyak surah
didalamnya, namun masih banyak dari kita yang belum memahami makna
dari ayat Al-Qur‟an tersebut. Al-Qur‟an juga merupakan mukjizat yang
paling besar yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai kitab
suci dan pedoman bagi seluruh umat Islam. Sehingga kita sebagai umat islam
hendaknya mampu mengkaji apa isi dan kandungan yang terdapat di dalam
Al-Qur‟an agar kita semua mengetahui makna dan hakekat sebenarnya yang
tertera di dalamnya.

Urgensi pembelajaran Al-Qur‟an pada peserta didik yaitu: Pertama,


Pemahaman yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan cara membaca dan
menulis Al-Qur‟an serta kandungan Al-Qur‟an. Kedua, Sumber nilai yaitu
memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat. Ketiga, Sumber motivasi yaitu memberikan dorongan untuk
meningkatkan kualitas hidup beragama, bermasyarakat dan bernegara.
Keempat, Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
peserta didik dalam meyakini kebenaran ajaran Agama Islam, melanjutkan
upaya yang telah dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang
pendidikan sebelumnya. Kelima, Perbaikan yaitu memperbaiki kesalahan-
kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran Islam peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari. Keenam, Pencegahan yaitu untuk
menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat
membahayakan diri peserta didik dan menghambat perkembangannya menuju
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. Ketujuh, Pembiasaan
yaitu menyampaikan pengetahuan, pendidikan dan penanaman nilai-nilai Al-
Qur‟an kepada para peserta didik sebagai petunjuk dan pedoman dalam
seluruh kehidupannya.

Hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu tentang mengenal Q.S
Al-Humazah, At-Takasur dan Az-Zalzalah, baik dari segi penulisan ayat,
terjemahan, asbabun nuzul, tafsir, contoh perilaku yang mencerminkan surah
tersebut dan hikmah yang dapat diambil dari surah tersebut.

B. MENGENAL Q.S AL-HUMAZAH (PENGUMPAT)

ِ ِ
)3( ُ‫َخلَ َده‬ َّ ‫ب أ‬
ْ ‫َن َمالَوُ أ‬ َ ‫) الَّذي ََجَ َع َماال َو َعد‬1( ٍ‫َويْ ٌل ل ُك ِّل ُُهََزةٍ لُ َمَزة‬
ُ ‫) ََْي َس‬2( ُ‫َّده‬
‫) الَِِّت‬6( ُ‫اَّللِ الْ ُموقَ َدة‬ ْ ‫) َوَما أ َْد َر َاك َما‬4( ‫اْلُطَ َم ِة‬
َّ ‫) ََن ُر‬5( ُ‫اْلُطَ َمة‬ ْ ‫َكال لَيُ ْن بَ َذ َّن ِِف‬
ٍ ِ ِ ِ
َ ‫) إِن ََّها َعلَْي ِه ْم ُم ْؤ‬7( ‫تَطَّل ُع َعلَى األفْئ َدة‬
َ ‫) ِِف َع َمد ُمَُد‬8( ٌ‫ص َدة‬
)9( ‫َّدة‬

Artinya:

1. Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.


2. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.
3. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya.
4. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke
dalam Huthamah.
5. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?
6. (Yaitu) api (yang disediakan) Allâh yang dinyalakan.
7. Yang (membakar) sampai ke hati.
8. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka.
9. (Sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

Surat Al Humazah terdiri atas 9 ayat. Surah ini termasuk golongan


surah Makiyah. Dinamai Al Humazah (pengumpat) diambil dari perkataan
Humazah yang terdapat pada ayat pertama surat ini.. Pokok isi surat ini
adalah ancaman Allah terhadap orang-orang yang suka mencela orang
lain, suka mengumpat dan suka mengumpulkan harta tetapi tidak
menafkahkannya di jalan Allah.

a. Asbabun Nuzul
1. Pada suatu waktu Utsman bin 'Affan dan Abdillah bin Umar
berkata: "masih terdengar segar dalam telinga kami, bahwa ayat
pertama dan kedua dari surah al-humazah diturunkan sehubungan
dengan Ubayyin bin Khalaf, seorang hartawan besar dalam
kalangan Quraisy. Ia selalu mengejek dan menghina Rasulullah
saw. dengan harta kekayaan yang dimilikinya”. Ubayyin senantiasa
membanggakan harta kekayaan yang dimiliki, dan beranggapan
bahwa ia dapat hidup kekal dengan hartanya, sehingga tidak perlu
beribadah kepada siapapun.1
2. Ayat pertama sampai ayat ketiga, diturunkan sehubungan dengan
Akhnas bin Syarik yang pekerjaan sehari-harinya hanya
mengumpat dan mengejek orang lain. Ayat ini diturunkan Allah
swt. sebagai peringatan dan teguran atas perbuatan yang tidak
terpuji tersebut. Balasan bagi mereka yang tidak memperhatikan
peringatan ini, tidak lain adalah siksa yang sangat dari sisi Allah
swt.
3. Ayat pertama sampai ayat ketiga, diturunkan sehubungan dengan
jamil bin Amir al-jumhi, seorang pendekar dan tokoh yang musyrik
yang pekerjaan dan sehari-harinya hanya menghina dan mengejek
orang lain. Ayat-ayat ini diturunkan sebagai peringatan dari sisi
Allah swt.

b. Tafsir Q.S Al-Humazah


1. Waylu likulli humazatin lumazah (Kecelakaanlah bagi setiap
pengumpat lagi pencela). Menurut Ibnu „Athiyyah, kata al-wayl

1
Mudjab Mahali, Asbabun Nuzum: Studi Pendalaman Al-Qur’an Surat Al-Baqarah- An-
Nas, (Jakarata: PT raja Grafindo Persada), h . 948-949.
menghimpun keburukan dan kesedihan.2 Dalam konteks ayat ini,
Imam al-Qurthubi menafsirkannya sebagai al-hizy wa al-„adzâb wa
al-halakah (kehinaan, azab, dan kecelakaan).3 Di samping itu,
menurut Muqatil dan an-Nasafi, al-humazah adalah orang yang
mencela orang lain ketika tidak ada, sedangkan al-lumazah adalah
mencela orang lain di hadapannya.
2. Al-ladzi jama‟a malan wa „addadah (yang mengumpulkan harta
dan menghitung-hitungnya). Para pencela itu disifati sebagai
orang-orang yang suka mengumpulkan harta dan menghitung-
hitungnya. Kata “malan” di sini berbentuk nakirah, memberikan
makna li al-tafkhîm (untuk mengagungkan). Artinya, dia
mengumpulkan harta yang banyak.4
3. Yahsabu anna malahu akhladahu (dia mengira bahwa hartanya itu
dapat mengekalkannya). Al-Khazin menjelaskan ayat ini dengan
ungkapan, “Dia mengira bahwa dia akan kekal di dunia dan tidak
mati karena kemudahan dan kekayaan yang dimilikinya.”
Setidaknya, seperti dinyatakan Ikrimah mereka mengira harta itu
dapat menambah usianya.
4. Kalla layunbadzanna fî al-huthamah (Sekali-kali tidak!
Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam
Huthamah). Kata kallâ menunjukkan penolakan terhadap anggapan
mereka. Harta yang dia punyai sama sekali tidak membuatnya
kekal. Yang mengekalkan mereka justru ilmu dan amal salih.5
5. Wama adraka ma al-huthamah (Tahukah kamu apa Huthamah
itu?). Dalam ayat ini digunakan kalimat berbentuk istifhâm (tanya).
Kalimat tersebut memberikan makna li at-tahwil wa at-tafzhi‟
(menakut-nakuti dan menumbuhkan kengerian) sehingga seolah-

2
Ibnu „Athiyah, Al-Muharrar al-Wajîz, vol. 5 (Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 2001),
h. 521.
3
Al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, vol. 20 (Riyadh: Dar „Alam al-Kutub,
2003), h. 181.
4
Az-Zuhaili, At-Tafsîr al-Munîr, vol. 30 (Beirut: Dar al-Fikr, 1998), h. 398.
5
Al-Khazin, Lubâb at-Ta’wîl fî Ma’ânî at-Tanzîl, vol. 7 (Beirut: Dar al-Fikr, 1979), h.
289.
olah neraka tidak terbayangkan oleh akal dan tidak dapat
dimengerti.6
6. Narullahi al-muqadah (yaitu api yang disediakan Allah). Secara
bahasa, kata huthamah berarti al-katsîr al-hatham (banyak
memecahkan, banyak melahap).22 Dalam ayat ini, yang dimaksud
dengan huthamah adalah nama sebuah neraka, sebagaimana halnya
Jahannam, Saqar dan Lazhzhâ.23 Neraka itu dinamakan al-
huthamah karena memecahkan semua yang dijumpainya;
memecahkan dan meremukkan-nya.24
7. Al-Lati taththali‟u „ala al-af‟idah (yang membakar sampai ke hati).
Kata al-af‟idah merupakan bentuk jamak dari kata al-fu‟âd (hati).
Adapun kata al-ithlâ‟ bermakna al-bulûgh (sampai). Dengan
demikian, maknanya: neraka tersebut membakar sekujur tubuhnya
sampai ke hatinya.7
8. Innaha „alaihim mu‟shadah (Sesungguhnya api itu ditutup rapat
atas mereka). Kata mu‟shadah berarti muthbaqah mughlaqah
(tertutup dan terkunci).27 Artinya, semua pintunya tertutup rapat
sehingga mereka sama sekali tidak bisa keluar darinya.
9. Fî „amadin mumaddadah (sedangkan mereka itu) diikat pada tiang-
tiang yang panjang. Kata „amadin merupakan bentuk jamak dari
„amûd artinya tiang.8 Mereka diazab dengan diikat di tiang-tiang
panjang di nereka. Ayat ini menegaskan bahwa mereka tidak bisa
keluar dari neraka dengan siksa yang dahsyat itu.

c. Contoh Penerapan Perilaku Q.S Al-Humazah


1. Tidak suka mengumpat, memfitnah dan mencela orang lain.
2. Tidak menganggap rendah orang lain.

6
Asy-Syaukani, Fath al-Qadîr, vol. 5 (tt: Dar al-Wafa‟, tt), h. 664.

7
Al-Baghawi, Ma’âlim at-Tanzîl, vol. 5 (Beirut: Dar Ihya‟ al-Turats al-„Arabiy, 2000), h.
304.
8
Al-Wahidi al-Naisaburi, Al-Wasîth fî Tafsîr al-Qur’ân, vol. 4 (Beirut: Dar al-Kutub al-
„Ilmiyyah, 1993), h. 553.
3. Harta kekayaan yang dimiliki tidak menjadikan lalai dalam
mengingat Allah Swt.
4. Tidak suka mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.
5. Menganggap bahwa harta kekayaan yang dimiliki ialah amanah
yang kelak akan dimintai pertanggung tanggapan di hadapan Allah
SWT.
6. Tidak menjadikan harta kekayaaan sebagai tujuan

d. Hikmah
1. Haram perbuatan al-hamz dan al-lamz (mencela, memfitnah dan
menganggap rendah orang lain). Dalam ayat ini pun dijelaskan
mengenai perkara yang menjadi penyebab lahirnya sikap tercela
itu, yakni kesalahan dalam standar penilai rendah dan tingginya
kedudukan manusia. Kesalahan ini akan berakibat pada kesalahan
lainnya, yakni salah dalam memberikan celaan kepada seseorang.
2. Ayat ini dengan tegas membantah semua anggapan bahwa
keberadaan harta amat diperlukan manusia. Harta dapat melahirkan
sikap bakhil dan enggan menginfakkan harta di jalan Allah swt.
Apalagi harta dijadikan sebagai standar penilai kemuliaan
seseorang.
3. Kepastian kehidupan akhirat dan hukuman bagi pelaku kejahatan.
Secara jelas hal ini diberitakan dalam surah ini. Di dunia para
pelaku kejahatan itu boleh jadi masih bisa bernafas lega, mengelak
dari jeratan hukum, bahkan hidup dalam kemewahan. Akan tetapi,
itu tidak akan terjadi di akhirat kelak itu. Para pelaku kejahatan
dipastikan akan menerima azab yang amat pedih sebagai balasan
terhadap kejahatan yang dia lakukan.

C. MENGENAL Q.S AT-TAKASUR (BERMEGAH-MEGAHAN)


َ ‫) َك َّال َس ْو‬2( ‫) َح ََّّت ُزْرُتُ الْ َم َقابَِر‬1( ‫أَ ْْلَا ُك ُم التَّ َكاثُُر‬
َ ‫) ُُثَّ َك َّال َس ْو‬3( ‫ف تَ ْعلَ ُمو َن‬
‫ف‬

‫ني‬
َ ْ ‫) ُُثَّ لَتَ َرُون ََّها َع‬6( ‫اْلَح َيم‬ ِ ‫) َك َّال لَ ْو تَ ْعلَمو َن ِع ْلم الْيَ ِق‬4( ‫تَ ْعلَمو َن‬
ِ ْ ‫) لَتَ رو َّن‬5( ‫ني‬
َُ َ ُ ُ
ِ)8( ‫) ُُثَّ لَتُ ْسأَلُ َّن يَ ْوَمئِ ٍذ َع ِن النَّعِيم‬7( ‫ني‬
ِ ‫الْيَ ِق‬

Artinya :

1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.


2. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu.
3. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu
itu).
4. Kemudian sekali-kali tidak! kelak kamu akan mengetahui.
5. Sekali-kali tidak! jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang
yakin.
6. Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim.
7. Kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan „ainul yaqin
(mata kepala sendiri).
8. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan
(yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

Surah At-Takasur adalah surah ke-102 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri
atas 8 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah, diturunkan sesudah
surah Al-Kausar. Dinamai At-Takasur (bermegah-megahan) diambil dari
perkataan At-Takasur yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

a. Asbabun Nuzul

Ibnu Hatim yang bersumber dari Ibnu Buraidah meriwayatkan bahwa


ayat 1-2 turun berkenaan dengan dua kabilah Anshar, bani Haritsah dan
Bani Harits yang saling menyombongkan diri dengan kekayaan dan
keturunannya. Mereka saling Tanya: “Apakah kalian mempunyai
pahlawan yang segagah dan secekatan si anu?” mereka saling
menyombongkan diri dengan kedudukan dan kekayaan orang-orang yang
masih hidup. Mereka juga saling mengajak pergi ke kuburan untuk
menyombongkan kepahlawanan golongannya yang sudah gugur, dengan
menuju ke kuburannya. Ayat 1-2 turun sebagai teguran kepada orang-
orang yang hidup bermegah-megahan sehingga ibadahnya kepada Allah
terlalaikan.

b. Tafsir Q.S At-Takasur


1. Ayat pertama: Kesibukan kamu karena banyaknya harta dan anak
(kesibukan duniawi), dan berbangga-bangga dengan limpahan dunia
itu, serta terus menerus berupaya memperbanyak perolehannya, yang
dapat melalaikan dari keta`atanmu kepada Allah dan untuk melakukan
amal-amal bekal hidup di akhirat.
2. Ayat kedua: Barulah kamu menyadari manakala maut telah
menjemputmu, sementara kamu dalam keadaan seperti itu.
3. Ayat ketiga: Allah memberi ancaman kepada mereka dan pastilah
mereka akan mengetahui akibatnya (siksanya) di hari kiamat kelak.
4. Ayat keempat dan kelima: (Allah mengingatkan), andaikan kamu
mengetahui perkara (besar) ini dengan ilmu-yaqin, pastilah kamu
dengan banyaknya harta dan anak, tidak membuat kamu berbangga-
bangga yang dapat melalaikan ketaatanmu kepada Allah dan hari
akhirat.
5. Ayat keenam: Sungguh kalian akan diperlihatkan al Jahiim (Neraka)
kelak di akhirat, sebuah persaksian dengan jiwa, raga, dan dengan
mata kepala sendiri, sehingga kamu menjadi yakin.
6. Ayat ketujuh : (Dan sesungguhnya kalian benar-benar akan
melihatnya) kalimat ayat ini mengukuhkan makna ayat sebelumnya
(dengan pengetahuan yang yakin) lafal 'Ainal Yaqiin adalah Mashdar;
demikian itu karena lafal Ra-aa dan lafal 'Aayana mempunyai arti
yang sama.
7. Ayat kedelapan: Maka Allah mengingatkan kepada kita semua,
terutama mereka yang berbangga-bangga dengan limpahan karunia
dunia harta dan anak serta lain-lainnya pastilah mereka akan ditanya
tetang limpahan dunia yang melalaikan dari amal-amal untuk akhirat.
c. Contoh Penerapan Perilaku Q.S At-Takatsur

Setelah kita mempelajari kandungan yang terdapat pada surah di atas,


maka kita harus bisa mengambil pesan yang tersirat akhir dari perbuatan
tercela yang diungkapkan dalam surah tersebut. Dalam penerapannya kita
harus bisa menghindari perilaku tercela tersebut, antara lain dengan cara-
cara sebagai berikut :

1. Tidak membangga-banggakan harta yang dimiliki.


2. Memilih teladan hidup sederhana tapi bermartabat.
3. Bersikap selektif dalam mencari harta dengan tidak menghalalkan
segala cara.
4. Mencari harta yang halal dan thayyib ialah bersifat wajib.
5. Harus memiliki sikap rendah hati (tawadhu') karena jika semakin kita
memiliki harta banyak seharusnya lebih meningkatkan kualitas
sedekah.
6. Lebih memperbanyak sedekah atau berbagi kepada yang tidak mampu,
sebagai sarana untuk tidak bermegah-megahan.
7. Hidup saling silaturahim, sebab jika semakin kaya kita harus semakin
bermanfaat bagi sesama.

d. Hikmah Q.S At-Takatsur


Adapun hikmah yang dapat diambil dari Q.S At-Takasur, antara lain:
1. Peringatan mengumpulkan dan memperbanyak harta tanpa mensyukuri
sehingga menyebabkan di meninggalkan ketaatan kepada Allah dan
RasulNya.
2. Penepatan adanya azab kubur dan penegasan atasnya dengan Firman-
Nya :

َ ‫ َك َّال َس ْو‬,‫َح َّ َّٰت ُزْرُت الْ َم َقابَِر‬


‫ف تَ ْعلَ ُمون‬
“Hingga kalian masuk ke dalam kubur. Jangan begitu! kelak kalian
akan mengetahui” yaitu ketika di dalam kubur. Bahwa setiap yang
bernyawa pasti akan mati sehingga segala yang kita miliki dan
dititipkan oleh Allah SWT maka sewaktu-waktu dapat diambil kembali
dan kita tidak boleh sombong terhadap harta yang kita punya.
3. Penetapan akidah tentang kebangkitan dan balasan setelah perhitungan
, membuat bicara (tangan, kaki dan lainnya dengan kekuasaan Allah)
serta tuntunan menjawabnya.
4. Nikmat yang Allah berikan pada hambanya di dunia, jika ada
bersyukur dengan nikmat itu maka beruntung, sedangkan jika dia
khufur atasnya, maka dia di siksa di dalam neraka jahim (semoga
Allah memelihara kita darinya).
5. Menjadikan kisah-kisah yang telah terjadi dalam surah tersebut sebagai
pelajaran (ibrah) yang dapat kita terapkan dikehidupan sehari-hari.
Ambil yang baik, buang yang buruk.

D. MENGENAL Q.S AZ-ZALZALAH (GUNCANGAN)

ِْ ‫ت ْاالَ رض اَثْ َقا َْلا ۙ وقَا َل‬


ۚ ‫اال نْ َسا ُن َما َْلَا‬ ِ َ‫اِ َذا ُزلْ ِزل‬
ِ ‫ت ْاالَ رض ِزلْزا َْلا ۙ واَ خرج‬
َ َ ُ ْ َ َْ َ َ َ ُ ْ
‫س اَ ْشتَا اًت ۙ لِّيُ َرْوا‬
ُ ‫ص ُد ُر النَّا‬
ٍِ
ْ َّ‫ك اَْو ٰحى َْلَا ۗ يَ ْوَمئذ ي‬
ِ ٍ
ُ ‫يَ ْوَمئِذ ُُتَ ّد‬
َ َّ‫ث اَ ْخبَا َرَىا ۙ ِِبَ َّن َرب‬

‫اَ ْع َما َْلُْم ۗ فَ َم ْن يَّ ْع َم ْل ِمثْ َقا َل ذَ َّرةٍ َخْي ارا يََّرهٗ ۗ َوَم ْن يَّ ْع َم ْل ِمثْ َقا َل ذَ َّرةٍ َشارا يََّره‬

Artinya :

1. Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat.


2. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)
nya.
3. Dan manusia bertanya, “Apa yang terjadi pada bumi ini?”.
4. Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya.
5. karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang
sedemikian itu) padanya.
6. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan
berkelompok-kelompok, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan)
semua perbuatannya.
7. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan
berkelompok-kelompok, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan)
semua perbuatannya.
8. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia
akan melihat (balasan) nya.

Surah Az-Zalzalah adalah surah ke-99 berdasarkan susunan mushaf dan


surah ke-93 sesuai urutan pewahyuan Al-Quran. Surah ini dinamai Az-
Zalzalah karena berbicara tentang guncangan bumi dan berbenturannya
mekanisme alam semesta sebagai tanda dimulainya kiamat. Surah ini
menjelaskan tentang kondisi yang terjadi pada hari kiamat.

a. Asbabun Nuzul

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Said bin Jabir yang berkata,
“tatkala turun ayat, „dan mereka memberikan makanan yang disukaiNya,
kaum muslimin berpikiran bahwa mereka tidak akan diberi pahala jika
melakukan kebaikan yang kecil, sementara yang lain berpandangan bahwa
mereka tidak akan mendapat siksaan jika melakukan dosa-dosa kecil,
seperti berbohong, melihat kepada yang haram, menggunjing, dan hal-hal
sejenisnya. Mereka antara lain berkata, ”Maka barangsiapa mengerjakan
kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan-nya). Dan
barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan-nya)”.9

Surah az-zalzalah menerangkan tanda-tanda permulaan hari kiamat,


pada hari itu, manusia akan melihat sendiri hasil perbuatan mereka, baik
perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk meskipun seberat

9
Jalaluddin as-suyuthi, Asbabun nuzul : sebab turunnya ayat al-qur’an, (Jakarta : Gema
insani, 2008)
zarrah. Adapun pokok-pokok kandungan Surah az-Zalzalah adalah sebagai
berikut :
1. Pada permulaan hari kiamat, bumi digoncangkan dengan sedahsyat-
dahsyatnya.
2. Kebingungan manusia pada saat terjadinya peristiwa tersebut.
3. Manusia akan dikumpulkan untuk mendapatkan hisab atas perbuatan-
perbuatannya di dunia.10

b. Tafsir Q.S Az-Zalzalah

1. Allah SWT memberitahukan tentang hal yang akan terjadi pada hari
Kiamat, yaitu bahwa bumi akan diguncangkan dengan guncangan yang
dahsyat sehingga bangunan-bangunan di atasnya runtuh semua.
Demikian pula gunung-gunung dan perbukitan akan diratakan
sehingga menjadi datar sama sekali.
2. Yaitu perbendaharaannya dan orang-orang yang telah mati yang
dikubur di dalamnya. Semua itu akan dimuntahkan ke atasnya.
3. Yaitu orang yang kafir kepada kebangkitan.
4. Yakni memberitakan apa yang dikerjakan di atasnya; kebaikan atau
keburukan. Syaikh As Sa‟diy berkata, “Bumi akan bersaksi terhadap
orang-orang yang beramal tentang apa yang mereka kerjakan di
atasnya, baik atau buruk, karena bumi termasuk para saksi terhadap
hamba tentang amal yang mereka kerjakan.” Hal itu, karena Allah
SWT memerintahkan bumi untuk memberitahukan apa yang
dikerjakan di atasnya, maka ia tidak mendurhakai perintah-Nya.
5. Maksudnya, pada hari itu manusia tampil di padang mahsyar ketika
Allah SWT memberikan keputusan di antara mereka dengan keadaan
yang berbeda-beda; ada yang berbahagia dan ada yang celaka. Ada
yang yang diperintahkan ke surga dan ada yang diperintahkan ke
neraka. Ada yang putih mukanya dan ada pula yang hitam dan
sebagainya.

10
Muhammad abu fajr, Juz amma anak shaleh & pintar, (Bandung : Ruang kata imprint
kawan pustaka, 2013)
6. Yakni seukuran semut yang kecil. Jika amal seukuran itu saja
diperlihatkan, lalu bagaimana dengan amal yang lebih besar dari itu?
Tentu lebih diperlihatkan lagi. Allah SWT berfirman, “Pada hari ketika
setiap diri mendapatkan segala kebajikan dihadapkan kepadanya,
begitu (pula) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau
kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah
memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. dan Allah sangat
Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.” (Terj.Ali Imran: 30)
7. Dalam ayat di atas terdapat targhib (dorongan) untuk mengerjakan
kebaikan meskipun kecil, dan tarhib (penakut-nakutan) tehadap
perbuatan buruk meskipun ringan.

c. Contoh Penerapan Perilaku Q.S Al-zalzalah

1. Selalu berbuat mengerjakan kebaikan dan baik kepada siapapun.


2. Taat menjalankan perintah Allah. Seperti sholat, mengaji, dan
bersedekah.
3. Menjaga alam dan lingkungan kita.

d. Hikmah Q.S Al-Zalzalah


1. Penetapan akidah tentang kebangkitan dan balasan.
2. Berbicara benda – benda termasuk tanda – tanda kekuasaan Allah
yang menunjukan kekuasaan ilmu,dan hikmah-Nya. Ini menunjukan
akan sifat ilahiyyah yang mewajibkan ibadah kepada-Nya saja, tidak
ada sekutu bagi-Nya.

E. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Surah Al-Humazah menceritakan tentang orang yang suka berperilaku


bermegah-megahan yang menganggap bahwa ia akan memperoleh
kenikmatan yang abadi, padahal kehidupan dunia ialah bersifat
sementara, dan kelak mereka pasti akan dimintai pertanggung jawaban
wacana harta yang dimiliki serta yang mereka bangga-banggakan di
dunia.
2. Surah at-Takasur mengungkap wacana sikap orang yang
membanggakan kemewahan dunia dan bermegah-megahan sehingga
melalaikan kehidupan akhirat. Orang yang berperilaku bermegah-
megahan menganggap bahwa ia akan memperoleh kenikmatan yang
abadi, padahal kehidupan dunia ialah bersifat sementara, dan kelak
mereka pasti akan dimintai pertanggung jawaban wacana harta yang
dimiliki serta yang mereka bangga-banggakan di dunia. Surah At-
Taktsur mengiformasikan wacana bahaya siksa yaitu berupa neraka.
kawasan bagi orang-orang yang suka bermegah-megahan dan
membanggakan harta sehingga melalaikan tujuan kehdupan hakiki
kelak akan berada di neraka Jahim.
3. Surah Az-Zalzalah artinya “keguncangan” merupakan surah yang
memiliki tema yang serupa dengan surah al- qari‟ah. Surah Az-
Zalzalah ini menggambarkan proses kehancuran bumi dengan
guncangan yang dahsyat. Kedahsyatan guncangan tersebut ditandai
dengan berhamburannya beban-beban yang ada dibumi. Pada hari itu,
manusia akan melihat sendiri hasil perbuatan mereka, baik perbuatan
yang baik maupun perbuatan yang buruk meskipun seberat zarrah.

F. DAFTAR PUSTAKA

„Athiyah, Ibnu. 2001. Al-Muharrar al-Wajîz, vol. 5. Beirut: Dar al-Kutub


al-„Ilmiyyah.

Al-Baghawi. 2000. Ma’âlim at-Tanzîl, vol. 5. Beirut: Dar Ihya‟ al-Turats


al-„Arabiy.

Al-Naisaburi, Al-Wahidi. 1993. Al-Wasîth fî Tafsîr al-Qur’ân, vol. 4.


Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah.

Al-Qurthubi. 2003. Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’ân, vol. 20. Riyadh: Dar


„Alam al-Kutub.
Az-Zuhaili. 1998. At-Tafsîr al-Munîr, vol. 30. Beirut: Dar al-Fikr.

Al-Khazin. 1979. Lubâb at-Ta’wîl fî Ma’ânî at-Tanzîl, vol. 7. Beirut: Dar


al-Fikr.

Asy-Syaukani. Fath al-Qadîr, vol. 5. Dar al-Wafa‟.

As-suyuthi, Jalaluddin. 2008. Asbabun nuzul : sebab turunnya ayat al-


qur’an. Jakarta : Gema insani.

Fajr, Muhamad Abu. 2013. Juz amma anak shaleh & pintar. Bandung :
Ruang kata imprint kawan pustaka.

Mahali, Mudjab. 2002. Asbabun Nuzul: Studi Pendalaman Al-Qur’an


Surat Al-Baqarah- An- Nas. Jakarata: PT raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai