Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Al-Qur’an Hadits
2021
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................... i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur`an merupakan satu-satunya kitab suci yang sampai saat ini masih terjaga
keasliannya, berbeda dengan kitab-kitab suci yang lain yang sudah mengalami perubahan
dan campur tangan manusia. Kandungan Al-Qur`an yang agung menjadikan kitab suci ini
menjadi penuntun hidup manusia yang paling sempurna dalam semua aspek, termasuk
bagaimana cara bermuamalah dengan orang-orang kafir.
Dalam tulisan ini, pemakalah akan menjelaskan materi pembelajaran Al-Qur` an
dan Hadis tentang Surat Al Humazah, surat Al Ashr, At Takasur semoga isi kandungan
ayat-ayat tersebut dapat bermanfaat amin.
B. Rumusan Masalah
a. Apa saja isi dari surat al Humazah ?
b. Apa saja isi kandungan pokok surat al Humazah ?
c. Apa arti dari surat al Ashr ?
d. Apa saja isi kandungan surat al Ashr ?
e. Apa arti dari surat At Takasur ?
f. Apa saja isi kandungan pokok Surat At Takasur ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui isi dari surat Al Humazah
b. Untuk mengetahui kandungan pokok surat Al Humazah
c. Untuk mengetahui arti dari surat Al Ashr
d. Untuk mengetahui kandungan pokok surat Al ashr
e. Untuk mengetahui arti dari surat At Takasur
f. Untuk mengetahui kandungan pokok Surat At Takasur
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surat Al-Humazah
Surah al Humazah ini terdiri dari 9 ayat, tergolong surat-surat Makkiyah dan
diturunkan setelah surat Al Qiyamah. Kaitannya dengan surat Al ‘Ashr ialah ketika Allah
di dalam Surat Al ‘Ashr menyebutkan bahwa semua persoalan manusia bergelimang
dalam kesesatan, kecuali orang yang dilindungi Allah, lalu di sini Dia menyebutkan
sebagian sifat-sifat orang yang sesat itu.
Surat ini bercerita tentang kecelakaan yang akan dialami oleh orang yang suka
mengumpat dan mencela. Mengumpat adalah mencaci maki dan menjelek-jelekkan orang
lain secara terang-terangan ketika orang yang dicaci maki itu ada di hadapannya.
Sedangkan mencela, biasanya dilakukan ketika orang yang dicela itu tidak ada. Orang
yang senang mengumpat disebut pengumpat.
Berikut Surat Al Humazah :
2
langsung memperingatkan dengan tegas dengan kalimat "Kecelakaanlah bagi setiap
pengumpat lagi pencela." Kemudian, Allah juga memperingatkan betapa bahayanya
orang yang suka mengumpulkan harta dunia dan tidak menginfakkan harta itu di jalan
yang benar. Banyak orang yang mengumpulkan harta dan mengira jika hartanya akan
abadi. Padahal, Allah dengan tegas mengatakan bahwa harta benda tidak mungkin
dibawa mati sehingga harusnya dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Ancaman bagi
orang yang suka mencela, mengumpat dan mengumpulkan harta tidak tanggung-
tanggung, yaitu neraka Huthamah. Neraka ini teramat pedih siksanya karena mampu
membakar manusia hingga ke hatinya.
Secara keseluruhan, kandungan Surah Al-Humazah ini adalah adanya
ancaman Allah Swt terhadap orang-orang yang suka mencela, suka mengumpat, dan
suka mengumpulkan harta namun tidak mau menafkahkannya di jalan Allah Swt.
Dengan demikian, semoga kita dapat dijauhkan dari perilaku mencela, mengumpat,
dan mengumpulkan harta dunia tanpa menginfakkannya di jalan Allah. 1
B. Al-Ashr
Surah al-‘Aṣhr terdir1i dari 3 ayat, dan merupakan urutan surah ke–103 dalam
alQur’an, diturunkan sesudah surah al-Insyirah. Disebut surah Makkiyah karena turun di
Mekah sebelum Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah, al-‘Aṣhr artinya “Demi masa”,
yaitu menerangkan tentang memanfaatkan waktu dan mengisinya dengan perbuatan yang
bermanfaat, nama al-‘Aṣhr diambil dari lafadz al-‘Aṣhr yang terdapat pada ayat pertama
surah ini. Surat al-‘Aṣhr terletak setelah surah at-Takaatsur dan sebelum surah al-
Humazah.2
Berikut surat al-ashr:
3
Artnya: Demi Masa (1),sungguh, manusia berada dalam kerugian(2),kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk
kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran(3)
4
Di atas telah disinggung bahwa orang yang tidak bisa memanfaatkan waktu
secara maksimal maka orang itu akan merugi, kerugian itu mungkin tidak akan kita
rasakan pada waktu dini, tetapi pasti akan kita sadarinya ketika pada waktu tua
nantinya. Kita sering menemukan atau me3ndengarkan orang bilang kalau dia sangat
menyesal telah menyia-nyiakan waktu mudahnya dengan hal yang tidak bermanfaat,
mari kita jadikan itu semua sebagai contoh untuk kita lebih berhati-hati dalam
memanfaatkan waktu. Kerena waktu itu tidak akan pernah kembali.
Pada ayat kedua pada surat al-ashr diatas menyebutkan bahwa “manusia
berada dalam kerugian”. Kerugian itu seakan-akan menjadi suatu tempat/wadah, dan
manusia berada olah wadah tersebut. Yang dimaksud ayat di atas mengandung arti
bahwa manusia berada dalam kerugian total, tidak ada satu sisi dari diri dan usahanya
yang luput dari kerugian; dan kerugian itu, amat besar bagi mereka, maka timbul
pertanyaan mengapa demikian?
Kalau kita kembali kepada makna ayat pertama “Demi masa” serta kaitannya
dengan ayat kedua “sesungguhnya manusia berada di dalam kerugian” maka kita
akan mengetahui bahwa waktu itu merupakan modal utama manusia. Apabila waktu
itu tidak diisi dengan kegiatan yang positif, maka waktu itu akan berlalu begitu saja;
ia akan hilang meninggalkan kita. Dan ketika itu, jangankan keuntungan yang
diperoleh, modal awal saja sudah hilang.
Dengan demikian, waktu harus dimanfaatkan sebaik mungkin kerena apabila
tidak kita isi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat maka kita akan rugi,
janganlah sekali-kali kita isi dengan kegiatan yang tidak bermanfaat (negatif), jika hal
yang demikian yang selalu kita perhatikan niscaya kita tidak akan merasa rugi
(penyesalan) nantinya.
Disinilah terlihat kaitan antara ayat pertama dengan ayat kedua, dan dari sini
pula ditemukan sekian banyak hadits Nabi SAW. Yang memperingatkan manusia
agar mempergunakan waktu dan mengaturnya sebaik mungkin. 4
5
C. Surat At-Takasur
Surah at-Takāsur adalah surah yang ke-102 dari 114 surah dan terletak pada juz
30 atau di kenal dengan Juz ‘Amma. surah at-Takāsur terdiri dari 8 ayat dan termasuk
surah makkiyah artinya surah yang diturunkan di kota mekah sebelum Nabi Muhammad
Saw. hijrah ke Madinah. surah at-Takāsur diturunkan sesudah surah al-Kautsar. At-
Takāsur artinya bermegah-megahan, kata at-Takāsur diambil dari ayat pertama surah ini. 5
Surat ini menjelaskan tentang orang-orang yang lalai dari beribadah kepada Allah.
Padahal ibadah itulah tujuan diciptakannya manusia. Yang dimaksud di sini adalah
beribadah kepada Allah semata dan meninggalkan ibadah kepada selain Allah, mengenal-
Nya dan mendahulukan cinta Allah dari lainnya. 6
Berikut surat al-ashr:
6
kekayaan dan keturunannya. Mereka saling bertanya:” Apakah kalian memiliki
jagoan segagah dan hebat si fulan?” Mereka saling menyombongkan diri dengan
kedudukan dan kekayaan orang-orang yang masih hidup. Mereka juga saling
mengajak pergi ke kuburan untuk menyombongkan kepahlawanan golongannya yang
sudah gugur dengan mengatakan kuburannya. Ayat ini turun sebagai teguran kepada
orang-orang yang hidup bermegah-megah sehingga ibadahnya kepada Allah
terlalaikan.
Secara garis besar pokok kandungan surah at-Takāsur adalah tentang perilaku
manusia yang suka bermegah-megahan dalam soal kehidupan duniawi sehingga
menyebabkan melalaikan dari tujuan hidupnya, yaitu taat kepada Allah Swt. Ia baru
akan menyadari kesalahannya jika maut sudah menjemputnya. Allah Swt sangat
mencela perilaku yang bermegah-megahan dan membangga-banggakan status sosial.
Allah Swt menjelaskan bahwa kelak, di akhirat nanti Allah Swt akan menyediakan
tempat bagi mereka yaitu neraka jahim dan mereka benar-benar kekal di dalamnya.
Di akhir surah Allah Swt menegaskan bahwa pada hari kiamat nanti manusia akan
diminta pertanggung jawaban tentang kenikmatan yang dimegah-megahkan ketika di
dunia itu.
Sebagai kesimpulannya dari surah at-Takāsur adalah :
1. Surah at-Takāsur mengungkap tentang perilaku orang yang membanggakan
kemewahan dunia dan bermegah-megahan sehingga melalaikan kehidupan
akhirat.
2. Orang yang berperilaku bermegah-megahan menganggap bahwa ia akan
memperoleh kenikmatan yang abadi, padahal kehidupan dunia adalah bersifat
sementara, dan kelak mereka pasti akan diminta pertanggung jawaban tentang
harta yang dimiliki serta yang mereka bangga-banggakan di dunia.
3. Surah at-Takāsur menjelaskan tentang ancaman siksa yaitu berupa neraka, tempat
bagi orang-orang yang suka bermegah-megahan dan membanggakan harta
sehingga melalaikan tujuan kehdupan hakiki kelak akan berada di neraka Jahim.
Hikmah akibat dari perbuatan tercela yang diungkapkan dalam surah tersebut.
Dalam penerapannya kita harus mampu menghindari prilaku tercela tersebut, antara
lain dengan cara-cara sebagai berikut :
7
1. Tidak membangga-banggakan harta yang dimiliki.
2. Memilih pola hidup sederhana tapi bermartabat.
3. Tidak menjadikan harta kekayaaan sebagai tujuan hidup.
4. Harta kekayaan yang dimiliki tidak menjadikan lalai dalam mengingat Allah Swt.
5. Bersikap selektif dalam mencari harta dengan tidak menghalalkan segala cara.
6. Mencari harta yang halal dan baik adalah bersifat wajib.
7. Menganggap bahwa harta kekayaan yang dimiliki adalah amanah yang kelak
akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah Swt. 7
7 Ibid, hlm. 53
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di Era Globalisasi seperti sekarang ini telah banyak sekali perubahan-perubahan
pada akhlak manusia, dari hal-hal kecil seperti sulitnya menyisihkan sedikit harta untuk
diinfakkan sesuai seperti ajaran yang telah ada, sulitnya bagaimana menjaga diri agar
tidak mencela orang lain, sulitnya bagaimana cara menghargai waktu, sulitnya menjaga
diri agar tidak sombong dan angkuh.
Meskipun demikian, kita masih bisa memperbaiki diri agar terjauhkan dari sifat-
sifat buruk tersebut. Dengan cara mengkaji ulang atau memahami kandungan-kandungan
isi pada Al-Qur’an dan hadits dan bisa kita terapkan sedikit demi sedikit apa yang telah
dijelaskan sebagai rasa syukur dan cinta kita kepada Allah SWT sebagai hamba-Nya.
B. SARAN
Saran yang bisa penyusun berikan perlu adanya metode penerapan sikap-sikap
yang telah dijelaskan pada surah Al-Humazah, Al-‘Ahr dan At-Takasur agar
terbentuknya cerminan pribadi yang baik yang ber-akhlak mulia tidak hanya ketika
berhadapan dengan manusia tetapi juga kepada Allah SWT tentunya, yang telah
menciptakan seluruh alam semesta beserta isinya.
9
Daftar Pustaka
Mulyono Hadi, “Kandungan Surah Al-Humazah”
https://akurat.co/kandungan-surah-al-humazah-balasan-bagi-orang-orang-yang-
suka-mencela-orang-lain (diakses pada 29 Oktober 2021, pukul 18.15)
Marzuki Ahmad, Al-Qur’an Hadits MI kelas IV (Jakarta: Kementrian Agama RI 2020)
Puryani Desi, “Kandungan Surat Al-‘Ashr”
http://blog.unnes.ac.id/desipuryani/2015/11/19/kandungan-surat-alasr/ (diakses
pada 29 Oktober 2021, pukul 20.05)
10