An-Naas
I. TUJUAN UMUM
Memperkuat tali ikatan dengan
Kitabullah, dasar pemahaman yang
benar, penanaman cinta, penguasaan
untuk mengajarinya, merasa terikat
dengan taujihnya, mengamalkan
kandungannya, memburnikan sasaransasaran dengan menyesuaikan ruang
dan waktu, dan kembali kepada AlQuran ketika berselisih.
3.
Memperindah bacaan
surah Annas
selalu mewiridkan surat
Annas diwaktu pagi dan
petang
membacanya pada
waktu-waktu tertentu
1. Kegiatan Pembuka
2. Kegiatan Inti:
( lihat
VI.
1.
2.
3.
4.
Al-Muhtawa
) 3(
) 2(
) 1(
) 4(
)6(
) 5(
1. Katakanlah, "Aku berlidung kepada
Tuhan (yang memelihara dan menguasai)
manusia. 2. Raja manusia. 3. Sembahan
manusia. 4. Dari kejahatan (bisikan)
syaitan yang biasa bersembunyi, 5. Yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada
manusia, dari (golongan) jin dan manusia.
6. Dari (golongan) jin dan manusia."
PENDAHULUAN
Menurut pendapat para ulama
di bidang tafsir, diantaranya
Ibnu Katsir, Asy Syafii dan Asy
Syaikh Abdurrahman As Sady
bahwa surat An-Naas
termasuk golongan surat
Makkiyah (turun sebelum
hijrah).
HUBUNGAN SURAT
TAFSIR
AYAT
Kosa Kata
Arti
1. Yang membisikkkan kata-kata
jahat di dada manusia.
2. Bentuk hiperbola dari kata AlKhunus yang berarti kembali atau
terlambat. Karena kalau ia diusir ia
mundur dan kembali.
3. Makhluk tersembunyi, tidak ada
yang
mengetahuinya
selain
Penciptanya.
Mufradat
.1
.2
.3
Raja manusia.
Sembahan manusia.
TAFSIR AYAT 4
Dari kejahatan
syaithan
biasa tersembunyi
bersembunyi.
Makna
Al was-was(bisikan)
adalah bisikan
yangyang
betul-betul
dan samar, Sementara makna al khannas adalah mundur.
Bagaimana maksud dari ayat ini?
Maksudnya, bahwasanya syaithan selalu menghembuskan bisikanbisikan yang menyesatkan manusia disaat manusia lalai dari berdzikir
kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya (artinya):
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Rabb yang Maha
Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya syaitan (yang
menyesatkan). Maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertainya. (Az Zukhruf: 36)
Adapun ketika seorang hamba berdzikir kepada Allah subhanahu
wataala, maka syaithan bersifat khannas yaitu mundur dari
perbuatan menyesatkan manusia. Sebagaimana dalam firman-Nya
(artinya):
Sesungguhnya syaitan itu tidak mempunyai kekuasaan atas orangorang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya. (An Nahl:
99)
TAFSIR AYAT 5
.
:
,
:
,
,
.
:
:
.
Tidaklah salah seorang dari kalian kecuali diberikan seorang pendamping dari
kalangan jin, maka para shahabat berkata: Apakah termasuk engkau wahai
Rasulullah? Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjawab: Ya, hanya saja
Allah telah menolongku darinya, karena ia telah masuk Islam, maka dia tidaklah
memerintahkan kepadaku kecuali kebaikan. (Muslim no. 2814)
TAFSIR AYAT 6
PENUTUP
Melalui surat ini jelas bagi kita bahwa
memohon pertolongan dan perlindungan
hanya kepada Allah subhanahu wataala
semata.
Mengakui bahwa sesungguhnya seluruh
makhluk berada di bawah pengaturan dan
kekuasaan-Nya subhanahu wataala.
Bahwa semua kejadian ini terjadi atas
kehendak-Nya SWT.
Dan
tiada
yang
bisa
memberikan
pertolongan dan menolak mudharat kecuali
atas kehendak-Nya subhanahu wataala pula.
Dalam tafsir fi
Zhilalil Quran
: .
.
.
. .
. .
.
Ar-Rabb adalah murabbi (yang membimbing,
mengarahkan, memelihara dan melindungi.
Al-Malik adalah yang memiliki, yang menentukan dan
mengatur.
Al-Ilah adalah yang Maha tinggi, berkuasa dan
menekan.
Sifat-sifat ini dapat memberikan perlindungan dari
segala kejahatan yang berasal dari dada (hati), yang
kebanyakan manusia tidak mampu melakukannya karena
tersembunyi
.
Allah adalah Pengatur dan penata dari segala
sesuatu, pemilik dari segala sesuatu dan Ilah
(Tuhan) yang berhak disembah dari segala
sesuatu. Namun dikhususkan penyebutan beriring
dengan sebutan manusia membuat mereka
merasakan kedekatan terutama pada saat
memohon perlindungan dan penjagaan.
.
..
. . {
{ :
{ :
. {
. . {
{ :
!
Dalam nash disebutkan sifat pertama: Al-Was was alkhannas (bisikan orang yang kembali), dan menetapkan
pekerjaannya yang membisikkan di dada manusia kemudian
ditetapkan pula substansinya dari jin dan manusia.
Urutan ini membangkitkan perasaan sadar, hati-hati dan
perhatian untuk menjelaskan bisikan al-khannas, setelah
menyebutkan secara global karakternya pada awal pembicaraan;
ini untuk memberikan pemahaman akan pebuatan yang mengarah
pada kejahatan dan memberikan arahan untuk menolak atau
memantaunya!
. .
!
Dan kata jiwa ketika dipahami setelah adalah kesadaran dan
kehati-hatian bahwa bisikan al-khannas senantiasa membisikkan di
dalam dada manusia secara sembunyi-sembunyi dan rahasia, adalah
Jin yang tidak tampak, dan manusia yang selalu membisikkannya ke
dada manusia seperti yang dilakukan oleh jin.. Dan mereka
membisikkan itu seperti halnya bisikan syaitan.. Dan karena itu, jika
jiwa telah memahami ini maka akan tergerak untuk
mempertahankkannya, karena dirinya telah mengetahui celahnya,
tempat masuknya danjalannya!.
. .
Dari ibnu Abbas RA berkata: Nabi saw
bersabda: Syaitan selalu berada di hati
anak cucu Adam, jika ia berdzikir kepada
Allah maka ia akan menjauh namun jika
lengah maka ia akan membisiki (Jami AlUshul)
.
!
!
!
.
.
. .
!
.
!
. . { {
.
.
.
. :
. .
.
Bahwa manusia memang lemah dari menolak bisikan yang tersembunyi. Karena
itulah Allah memberikan petunjuk dengan perangkat, benteng dan senjata dalam perang
yang sangat mengerikan!
Ada pelajaran yang sangat penting dalam mensifati kata-kata Al-waswas yaitu
dengan Al-Khannas bahwa sifat ini dari satu sisi- menunjukkan tersembunyi dan samar
sehingga mendapatkan kesempatan yang baik untuk membisikkan dan merayu. Namun
dari sisi lain- mengisyaratkan kelemahannya dihadapan orang-orang yang sadar akan tipu
daya dan selalu melindungi pintu-pintu masuk yang ada di dadanya. Baik yang berasal dari
jin atau dari manusia, jika mampu dihadapai akan lambat dan kembali lagi sebagaimana
semula, lalu menutup dan bersembenyi. Atau seperti yang disabdakan oleh nabi saw: jika
ia berdzikir kepada Allah maka ia akan menjauh namun jika lengah maka ia akan
membisiki
Dari pelajaran ini akan memperkuat hati dalam menghadapi berbagai bisikan, karena
ia adalah lambat, lemah dihadapan orang yang beriman dan sadar terhadap perang ini.
.
. . .
:
{ :
:
. : .
.
. {
. .
.
. .
.
.
. .
.
. .