Anda di halaman 1dari 35

Muhtawa

Tujuan Umum

Mawashofat yang ingin dicapai

Tujuan Khusus

Sasaran Pembelajaran

Kerangka Maddah

Sasaran Afektif

Sarana Evaluasi dan Mutabaah


Pilihan Kegiatan Pendukung

Sasaran Psikomotorik
Kegiatan Pembelajaran

I. TUJUAN UMUM
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Memperkuat tali ikatan dengan Kitabullah Dasar pemahaman yang benar Penanaman cinta Penguasaan untuk mengajarinya, Merasa terikat dengan taujihnya, Mengamalkan kandungannya, Memurnikan sasaran-sasaran dengan menyesuaikan ruang dan waktu, 8. Kembali kepada Al-Quran ketika berselisih.
Rasm

II. TUJUAN KHUSUS


1. Menjelaskan kosa kata dan dilalahnya 2. Menjelaskan surat yang setara dengan sepertiga surat dengan menerangkan dalil-dalilnya dari sunah 3. Mengenali surat pembatal sihir, dan penjaga manusia dari godaan syetan
Rasm

III. SASARAN AFEKTIF


1. Baik bacaannya, hafalan dan pemahaman kandungan surat. 2. Meluruskan pemahaman yang salah yang ada di Masyarakat. 3. Tetap bertawakal kepada Allah dan bergantung kepadaNya 4. Senantiasa mempersiapakan diri untuk bertemu Allah dengan bekal ketakwaan 5. Mencari petunjuk dari ayat-ayat Allah swt dalam pembahasan ilmiah. 6. Menjauhi para penjajah nafsu orang munafik da berlindung kepada Allah dari mereka

Rasm

IV. SASARAN PSIKOMOTORIK.

1. Memperindah bacaan surat Al-Falaq 2. selalu mewiridkan surat Al-Falaq diwaktu pagi dan petang 3. Membacanya pada waktu-waktu tertentu
Rasm

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah: 1. Kegiatan Pembuka Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji Tafsir surat AlFalaq 2. Kegiatan Inti: Kajian tentang Tafsir surat Al-Falaq Berdikusi dan tanya jawab seputar pokok bahasan ( lihat tujuan Kognitif, afektif dan psikomotor Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam materi tersebut 3. Kegiatan Penutup:
Tugas mandiri (lihat kegiatan pendukung) Evaluasi (dibuat soal sesuai tujuan khusus, afektif, dan psikomotor)
Rasm

V. PILIHAN KEGIATAN PENDUKUNG.

1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9.

Belajar membaca surat Al-Quran dan menghapalnya Mendokumentasikan film yang berbicara tentang kehebatan Al-Quran. Merangkum inti-inti surat dan menulisnya pada kertas di dinding agar mudah dihafal . Menulis cerita yang berkenaan dengan kemulian orang yang bertaqwa dan kehinaan orang yang durhaka Mengadakan Rihlah individu untuk merenungi ayat-ayat Allah. Mengadakan halaqah tahsin Al-Quran beserta tafsir untuk remaja dan pemuda. Membahas rahasia-rahasia dan mukjizat yang ada dalam Al-Quran Melengkapi buku-buku kaset video dan kaset tafsir yang sederhana Melengkapi kaset-kaset muratal di perpustakaan masjid seperti murattal Syaikh Mahmud Al-Hushori.
Rasm

VI.

SARANA EVALUASI DAN MUTABAAH.

1. Menguji peserta sekitar hukum-hukum tajwid baik teori maupun praktek 2. Menguji hafalan surat setiap peserta secara lafazh dan maknanya 3. Mengevaluasi perilaku peserta dan komitmennya terhadap adab-adab Al-Quran 4. Membuat format untuk mengevaluasi keikutsertaan dalam kegiatan-kegiatan di atas
Rasm

VII. SASARAN PEMBELAJARAN.

Paruh kedua dari Juz Amma (Al-ala s/d An-nas) Menjelaskan makna dari kosakata dan dilalah yang ada Menerangkan kesesuian risalah Islam dengan ciptaan Allah. Menyebutkan tugas-tugas Rasul dari kesimpulan surat tersebut . Menjelaskan kehancuran orang-orang zhalim dan dampaknya dalam kemenangan dakwah para dai, dan meluasnya dakwah islamiyyah. 6. Menerangkan rahasia dibalik ujian Allah, dan pengaruh ujian tersebut terhadap manusia, dan bagaimana sikap seorang mukmin menghadapinya. 7. Menjelaskan fadilah menyegerakan berbuat kebajikan. 8. Memaparkan peranan dai dalam menyebarluaskan akhlak islami 1. 2. 3. 4. 5.

Rasm

Muwashafat yang ingin dicapai


SALIMUL AQIDAH 1. Tidak berhubungan dengan jin 2. Tidak meminta tolong kepada orang yang berlindung kepada jin 3. Tidak menghadiri majlis dukun dan peramal 4. Mengimani rukun iman 5. Menjadikan syetan sebagai musuh 6. Tidak mengikuti langkah-langkah syetan

Muwashafat yang ingin dicapai


SHAHIHUL IBADAH
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Hafal surat Adh-dhuha sampai An-Naas Komitmen dengan wirid tilawah harian Berdoa pada waktu-waktu utama Menjauhi dosa besar Merutinkan dzikir pagi hari Merutinkan dzikir sore hari Dzikir kepada Allah swt dalam setiap keadaan Menutup hari-harinya dengan bertaubat dan beristighfar

Muwashafat yang ingin dicapai

MATINUL KHULUQ
1. Tidak Takabbur 2. Tidak mencaci maki 3. Tidak Hiqd dan Hasad 4. Tidak mengadu domba 5. Tidak ghibah 6. Tidak menjadikan orang buruk sebagai teman / sahabat

Muwashafat yang ingin dicapai


MUTSAQAFUL FIKRI 1.Baik dalam membaca dan menulis 2.Memperhatikan hukum-hukum tilawah 3.Mengkaji marhalah Makkiyah dan menguasai karakteristinya 4.Tidak menerima suara-suara miring tentang kita 5.Membaca satu juz tafsir Alquran (juz 30)

Muwashafat yang ingin dicapai


MUJAHIDUN LINAFSIHI 1. Menjauhi segala yang haram 2. Menjauhi tempat-tempat maksiat 3. Menjauhi tempat-tempat bermain yang haram MUNAZHAM FI SYUUNIHI
Tidak menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga yang menentang Islam

NAFIUN LIGHAIRIHI
Memberi petunjuk orang tersesat

Rasm

IX. Muhtawa
) 1( )2( )4( )3( )5(
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, 2. Dari kejahatan makhluk-Nya, 3. Dan dari kejahatan malam apabila Telah gelap gulita, 4. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, 5. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."
Rasm

Alur Materi

Pendahuluan
Surat al-Falaq terdiri dari lima ayat dan tergolong makkiyyah (diturunkan sebelum hijrah). Bersama surat an-Nas, ia disebut alMuawwidzatain. Disebut demikian karena keduanya mengandung tawidz (perlindungan). Keduanya termasuk surat yang utama dalam Al-Quran. Keutamaan surat al-Falaq selalu disebut bersamaan dengan surat an-Nas.

Asbabun Nuzul surat Al Falaq dan An Nas

Asbabun Nuzul surat Al Falaq dan An Nas yaitu ketika Nabi SAW sakit seolah mendatangi istri-istrinya ternyata tidak, dan ternyata setelah diberitahu oleh Malaikat, sihirnya ada pada sebuah sumur dan berupa tali yang disimpul-simpulkan. Aisyah ra. berkata, Rasulullah SAW pernah disihir sehingga beliau sungguh berkhayal bahwa dirinya mendatangi istri-istrinya padahal beliau tidak mendatangi istri-istri beliau. (Bukhari dan Muslim, Abu Daud dan Ahmad. Lihat kitab Ath Thibbun Nabawi Halaman 100)

Hubungan surat
Hubungan surat Al-Falaq dengan surat sebelumnya Surat Al-Ikhlash menegaskan kemurniaan keesaan Allah SWT, sedang surat Al-Falaq memerintahkan agar sematamata kepada-Nya lah orang memohon perlindungan dari segala macam celaan dan cobaan Hubungan surat Al-Falaq dengan surat sesudahnya Kedua-duanya sama-sama mengajarkan kepada manusia, hanya kepada Allah-lah menyerahkan diri dari segala kejahatan Surat Al-Falaq memerintahkan untuk memohon perlindungan dari segala bentuk kejahatan, sedang surat An-Naas memerintahkan untuk memohon perlindungan dari jin dan manusia.

Keutamaan al-Muawwidzatain

Dalam Shahih-nya, Imam Muslim meriwayatkan dari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu bahwa Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam bersabda, )) (( Tahukah engkau ayat-ayat yang telah diturunkan malam ini, tidak pernah ada yang menyerupainya sama sekali? Kemudian beliau mengatakan:

Sedangkan at-Tirmidzi, an-Nasai dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu anhu hadits berikut, (( , )) , Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berlindung dari mata jahat jin dan manusia. Ketika turun al-Muawwidzatain, beliau memakainya dan meninggalkan yang lain. (dihukumi shahih oleh al-Albani) Kedua surat ini disunatkan dibaca setiap selesai shalat wajib. Dalam hadits lain, Uqbah bin Amir radhiyallahu anhumeriwayatkan, )) (( Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan saya untuk membaca al-Muawwidzat tiap selesai shalat. (HR. Abu Dawud, dihukumi shahih oleh al-Albani)

Disunatkan juga membacanya sebelum dan sesudah tidur, sebagaimana disebutkan dalam hadits Uqbah yang lain: ! (( )) Wahai Uqbah, bacalah keduanya setiap kamu tidur dan bangun. Tidaklah seseorang bisa meminta atau berlindung dengan seperti keduanya. (Ahmad dan Ibnu Khuzaimah, dihukumi hasan oleh al-Albani) Hadits-hadits shahih juga menjelaskan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan membacanya pada dzikir pagi dan sore. Beliau juga membacanya saat meruqyah diri beliau saat sakit dan disengat kalajengking. Demikian juga malaikat yang meruqyah beliau saat disihir Labid bin al-Asham.

Memohon perlindungan dan sumber perlindungan

Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (Penguasa) waktu Subuh.

Dalam bahasa Arab, al-falaq berarti sesuatu yang terbelah atau terpisah. Yang dimaksud dengan al-falaq dalam ayat ini adalah waktu subuh, karena makna inilah yang pertama kali terdetik dalam benak orang saat mendengar kata al-falaq. Ia disebut demikian karena seolah-olah terbelah dari waktu malam. Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk berlindung (istiadzah) kepada Allah semata. Istiadzah termasuk ibadah, karenanya tidak boleh dilakukan kepada selain Allah. Dia yang mampu menghilangkan kegelapan yang pekat dari seluruh alam raya di waktu subuh tentu mampu untuk melindungi para peminta perlindungan dari semua yang ditakutkan.

Jenis permohonan perlindungan

1. Dari kejahatan apa-apa yang telah Dia ciptakan.


Ayat yang pendek ini mengandung istiadzah dari kejahatan semua makhluk. Al-Hasan Al-Bashri berkata : Jahannam dan iblis beserta keturunannya termasuk apa yang telah Dia ciptakan. Kejahatan diri kita sendiri juga termasuk di dalamnya, bahkan ia yang pertama kali masuk dalam keumuman kata ini, sebagaimana dijelaskan Syaikh al-Utsaimin. Hanya Allah yang bisa memberikan perlindungan dari semua kejahatan, karena semua makhluk di bawah kekuasaanNya. Setelah memohon perlindungan secara umum dari semua kejahatan, kita berlindung kepada Allah dari beberapa hal secara khusus pada ayat berikut; karena sering terjadi dan kejahatan berlebih yang ada padanya. Di samping itu, ketiga hal yang disebut khusus berikut ini juga merupakan hal-hal yang samar dan tidak tampak, sehingga lebih sulit dihindari.

.1

Jenis permohonan perlindungan

2. Dan dari kejahatan malam apabila telah masuk dalam kegelapan.

.2

Kata ghasiq berarti malam, berasal dari kata ghasaq yang berarti kegelapan. Kata kerja waqaba mengandung makna masuk dan penuh, artinya sudah masuk dalam gelap gulita. Kita berlindung dari kejahatan malam secara khusus, karena kejahatan lebih banyak terjadi di malam hari. Banyak penjahat yang memilih melakukan aksinya di malam hari. Demikian pula arwah jahat dan binatang-binatang yang berbahaya. Di samping itu, menghindari bahaya juga lebih sulit dilakukan pada waktu malam.

Jenis permohonan perlindungan .3


3. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada tali-tali ikatan. Para tukang sihir biasa membaca mantra dan jampi-jampi, kemudian mereka tiupkan pada tali-tali yang di ikat. Inilah yang di maksud dengan ruqyah syirik. Sihir merupakan salah satu dosa dan kejahatan terbesar, karena disamping syirik, ia juga samar dan bisa mencelakakan manusia di dunia dan akhirat. Karenanya kita berlindung secara khusus kepada Allah dari kejahatan ini. Penyebutan wanita tukang sihir dalam bentuk muannats (feminin) dikarenakan jenis sihir ini yang paling banyak melakukannya adalah wanita. Dalam riwayat tentang sihir Labid bin al-Asham yang ditujukan kepada Nabi saw juga disebutkan bahwa puteri-puteri Labid yang menghembus pada tali-tali.

Diriwayatkan bahwa ada orang Yahudi mensihir Nabi saw. Hingga beliau sakit sampai tiga hari. Sakit beliau sangat parah sampaisampai tidak sadar terhadap apa yang dilakukan. Kemudian Jibril datang dna memberitahu tentang bagian yang terkena sihir. Setelah itu beliau dibacakan surat An-Nas dan Al-Falaq akhirnya kembali sadar seperti semula.


Bermakna hiperbol dan tidak menujukkan ta'nits (feminim). Yakni orang yang berusaha mengadu domba, mengerahkan segenap upayanya untuk menyakiti orang yang dipuji. Tidak ada jalan untuk mendaptkan keridhaan orang semacam ini. Maka tidak ada cara lain menghadapi orang tersebut selain menhadap kepada Allah agar berkenan memelihara kita dari kejahatannya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Jenis permohonan perlindungan

4. Dan dari kejahatan orang dengki apabila ia dengki.


Dengki (hasad) adalah membenci nikmat Allah atas orang lain dan menginginkan hilangnya nikmat itu darinya. Yang dimaksud dengan apabila ia dengki adalah jika ia menunjukkan kedengkian yang ada di hatinya dan karenanya terbawa untuk membahayakan orang yang lain. Kondisi yang demikianlah yang membahayakan orang lain. Orang yang hasad akan menempuh cara yang bisa ditempuh untuk mewujudkan keinginannya. Hasad juga bisa menimbulkan mata jahat (ain) yang bisa membahayakan sasaran kedengkiannya. Pandangan mata dengkinya bisa mengakibatkan orang sakit, gila, bahkan meninggal. Barang yang dilihatnya juga bisa rusak atau tidak berfungsi. Karenanya, kitapun berlindung kepada Allah dari keburukan ini secara khusus. Ada juga orang dengki yang hanya menyimpan kedengkiannya dalam hati, sehingga ia sendiri gundah dan sakit hati, tapi tidak membahayakan orang lain, sebagaimana dikatakan Umar bin Abdil Aziz: Saya tidak melihat orang zhalim yang lebih mirip dengan orang terzhalimi daripada orang yang dengki.

.4

Allah menutup surat ini dengan hasad, sebagai peringatan bahayanya perkara ini. Hasad adalah memusuhi nikmat Allah. Sebagian Ahli Hikmah mengatakan bahwa hasad itu dapat dilihat dari lima ciri 1. Membenci suatu nikmat yang nampak pada orang lain; 2. Murka dengan pembagian nikmat Allah; 3. Bakhil (kikir) dengan karunia Allah, padahal karunia Allah diberikan bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya; 4. Tidak mau menolong wali Allah (orang beriman) dan menginginkan hilangnya nikmat dari mereka; 5. Menolong musuhnya yaitu Iblis. (Al Jaami liahkamil Quran) Salah satu dari bentuk hasad adalah ain (pandangan hasad). Apabila seseorang melihat pada orang lain kenikmatan kemudian hatinya merasa tidak suka, dia menimpakan ain (pandangan mata dengan penuh rasa dengki) pada orang lain. Ain ini dapat menyebabkan seseorang mati, sakit atau gila. Ain ini benar adanya dengan izin Allah Taala.

. )4961 3/320( ( ) Orang beriman selalu menghadapi empat musuh: 1. Orang beriman yang mendengki 2. Munafiq yang membencinya 3. Syaitan yang sennantiasa ingin menyesatkannya 4. Kafir yang memeranginya. (Riwayat AdDailami)

( . )6560 4/181( : )
Orang beriman selalu menghadapi lima musuh: 1. Orang beriman yang Hasad 2. Orang munafiq yang membenci 3. Orang kafir yang memusuhi 4. Jiwa yang mengalahkan 5. Syaitan yang menyesatkan

PENUTUP
1. Surat ini adalah surat yang utama, dan dianjurkan dibaca setelah shalat, sebelum dan sesudah tidur, dalam dzikir pagi dan sore, juga dalam ruqyah. 2. Kita memohon perlindungan hanya kepada Allah dari semua kejahatan secara umum, dan beberapa hal secara khusus karena lebih sering terjadi, lebih samar atau karena mengandung bahaya yang lebih. 3. Mewaspadai kejahatan malam, tukang sihir dan pendengki. 4. Sihir dan ain adalah perkara yang hakiki. 5. Kesempurnaan agama Islam yang mengajarkan cara melindungi diri dari berbagai kejahatan. 6. Kekurangan sebagian umat Islam dalam memahami, mengamalkan dan menghayati ajaran Islam.

Referensi
1. Al-Quran dan Terjemahnya, Percetakan Mushaf Madinah. 2. Tafsir Al-wadhih 3. Irsyadul Aqlis Salim Ila Mazayal Kitabil Karim (Tafsir Abu Suud), Maktabah Syamilah. 4. Fathul Qadir, asy-Syaukani, Darul Hadits. 5. Taysirul Karimir Rahman, Muassasah ar-Risalah. 6. Riyadhush Shalihin, an-Nawawi, al-Maktab al-Islami. 7. Tafsir Juz Amma, Website Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.

Anda mungkin juga menyukai