Anda di halaman 1dari 36

Muhtawa Tujuan Umum

Mawashofat yang
ingin dicapai Tujuan Khusus

Sasaran Kerangka Sasaran Afektif


Pembelajaran Maddah

Sarana Evaluasi Sasaran


dan Mutaba’ah Psikomotorik

Pilihan Kegiatan Kegiatan


Pendukung Pembelajaran
I. TUJUAN UMUM

1. Memperkuat tali ikatan dengan Kitabullah


2. Dasar pemahaman yang benar
3. Penanaman cinta
4. Penguasaan untuk mengajarinya,
5. Merasa terikat dengan taujihnya,
6. Mengamalkan kandungannya,
7. Memurnikan sasaran-sasaran dengan
menyesuaikan ruang dan waktu,
8. Kembali kepada Al-Qur’an ketika berselisih.
Rasm
II. TUJUAN KHUSUS

1. Menjelaskan kosa kata dan dilalahnya


2. Menjelaskan surat yang setara
dengan sepertiga surat dengan
menerangkan dalil-dalilnya dari sunah
3. Mengenali surat pembatal sihir, dan
penjaga manusia dari godaan syetan

Rasm
III. SASARAN AFEKTIF

1. Baik bacaannya, hafalan dan pemahaman kandungan surat.


2. Meluruskan pemahaman yang salah yang ada di Masyarakat.
3. Tetap bertawakal kepada Allah dan bergantung kepadaNya
4. Senantiasa mempersiapakan diri untuk bertemu Allah dengan
bekal ketakwaan
5. Mencari petunjuk dari ayat-ayat Allah swt dalam pembahasan
ilmiah.
6. Menjauhi para penjajah nafsu orang munafik da berlindung
kepada Allah dari mereka

Rasm
IV. SASARAN PSIKOMOTORIK.

1. Memperindah bacaan surat Al-Falaq


2. selalu mewiridkan surat Al-Falaq
diwaktu pagi dan petang
3. Membacanya pada waktu-waktu
tertentu

Rasm
IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah:
1. Kegiatan Pembuka
• Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji Tafsir surat Al-Falaq
2. Kegiatan Inti:
• Kajian tentang Tafsir surat Al-Falaq
• Berdikusi dan tanya jawab seputar pokok bahasan ( lihat tujuan
Kognitif, afektif dan psikomotor
• Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang
terkandung dalam materi tersebut
3. Kegiatan Penutup:
• Tugas mandiri (lihat kegiatan pendukung)
• Evaluasi (dibuat soal sesuai tujuan khusus, afektif, dan psikomotor)

Rasm
V. PILIHAN KEGIATAN PENDUKUNG.

1. Belajar membaca surat Al-Qur’an dan menghapalnya


2. Mendokumentasikan film yang berbicara tentang kehebatan Al-Qur’an.
3. Merangkum inti-inti surat dan menulisnya pada kertas di dinding agar
mudah dihafal .
4. Menulis cerita yang berkenaan dengan kemulian orang yang bertaqwa
dan kehinaan orang yang durhaka
5. Mengadakan Rihlah individu untuk merenungi ayat-ayat Allah.
6. Mengadakan halaqah tahsin Al-Qur’an beserta tafsir untuk remaja dan
pemuda.
7. Membahas rahasia-rahasia dan mukjizat yang ada dalam Al-Qur’an
8. Melengkapi buku-buku kaset video dan kaset tafsir yang sederhana
9. Melengkapi kaset-kaset muratal di perpustakaan masjid seperti murattal
Syaikh Mahmud Al-Hushori.

Rasm
VI. SARANA EVALUASI DAN MUTABA’AH.

1. Menguji peserta sekitar hukum-hukum tajwid


baik teori maupun praktek
2. Menguji hafalan surat setiap peserta secara
lafazh dan maknanya
3. Mengevaluasi perilaku peserta dan
komitmennya terhadap adab-adab Al-Quran
4. Membuat format untuk mengevaluasi
keikutsertaan dalam kegiatan-kegiatan di atas

Rasm
VII. SASARAN PEMBELAJARAN.

1. Paruh kedua dari Juz Amma (Al-‘ala s/d An-nas)


2. Menjelaskan makna dari kosakata dan dilalah yang ada
3. Menerangkan kesesuian risalah Islam dengan ciptaan Allah.
4. Menyebutkan tugas-tugas Rasul dari kesimpulan surat tersebut .
5. Menjelaskan kehancuran orang-orang zhalim dan dampaknya
dalam kemenangan dakwah para da’i, dan meluasnya dakwah
islamiyyah.
6. Menerangkan rahasia dibalik ujian Allah, dan pengaruh ujian
tersebut terhadap manusia, dan bagaimana sikap seorang
mukmin menghadapinya.
7. Menjelaskan fadilah menyegerakan berbuat kebajikan.
8. Memaparkan peranan dai dalam menyebarluaskan akhlak islami

Rasm
Muwashafat yang ingin dicapai

SALIMUL AQIDAH
1. Tidak berhubungan dengan jin
2. Tidak meminta tolong kepada orang yang
berlindung kepada jin
3. Tidak menghadiri majlis dukun dan
peramal
4. Mengimani rukun iman
5. Menjadikan syetan sebagai musuh
6. Tidak mengikuti langkah-langkah syetan
Muwashafat yang ingin dicapai

• SHAHIHUL IBADAH
1. Hafal surat Adh-dhuha sampai An-Naas
2. Komitmen dengan wirid tilawah harian
3. Berdoa pada waktu-waktu utama
4. Menjauhi dosa besar
5. Merutinkan dzikir pagi hari
6. Merutinkan dzikir sore hari
7. Dzikir kepada Allah swt dalam setiap keadaan
8. Menutup hari-harinya dengan bertaubat dan beristighfar
Muwashafat yang ingin dicapai

• MATINUL KHULUQ
1. Tidak Takabbur
2. Tidak mencaci maki
3. Tidak Hiqd dan Hasad
4. Tidak mengadu domba
5. Tidak ghibah
6. Tidak menjadikan orang buruk sebagai
teman / sahabat
Muwashafat yang ingin dicapai

• MUTSAQAFUL FIKRI
1.Baik dalam membaca dan menulis
2.Memperhatikan hukum-hukum tilawah
3.Mengkaji marhalah Makkiyah dan
menguasai karakteristinya
4.Tidak menerima suara-suara miring tentang
kita
5.Membaca satu juz tafsir Alquran (juz 30)
Muwashafat yang ingin dicapai

• MUJAHIDUN LINAFSIHI
1. Menjauhi segala yang haram
2. Menjauhi tempat-tempat maksiat
3. Menjauhi tempat-tempat bermain yang haram
• MUNAZHAM FI SYU’UNIHI
– Tidak menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga yang
menentang Islam
• NAFI’UN LIGHAIRIHI
– Memberi petunjuk orang tersesat

Rasm
IX. Muhtawa

َ ْ‫) َومِن‬3( ‫ش ِّر َغاسِ ٍق إِ َذا َو َق َب‬


‫ش ِّر‬ َ ْ‫) مِن‬1( ‫قُلْ أَ ُعو ُذ ِب َر ِّب ا ْل َف َل ِق‬
َ ْ‫) َومِن‬2( ‫ش ِّر َما َخ َل َق‬
)5( َ‫ش ِّر َحاسِ ٍد إِ َذا َح َسد‬
َ ْ‫) َومِن‬4( ‫ت فِي ا ْل ُع َق ِد‬
ِ ‫ال َّن َّفا َثا‬
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,
2. Dari kejahatan makhluk-Nya,
3. Dan dari kejahatan malam apabila Telah gelap gulita, 4. Dan dari
kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-
buhul, 5. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."

Rasm
‫‪Rasmul Bayan‬‬
‫ُم َق ِّد َم ٌة‬
‫س ْو َرةُ‬ ‫ُ‬
‫ا ْل َف َل ِق‬
‫ب ا ْل َف َل ِق‬
‫َر ُّ‬ ‫ص َد ُر‬‫َم ْ‬
‫االِ ْس ِت َعا َذ ِة‬
‫َت ْفسِ ْي ُر‬
‫ت‬‫اآل َيا ِ‬

‫ش ُر ْو ُر ا ْل َم ْخلُ ْو ِق‬
‫ُ‬ ‫االِ ْست َِع َاذةُ‬

‫ش ُر ْو ُر ا ْل َغاسِ ِق‬ ‫ُ‬


‫أَ ْن َو ُ‬
‫اع‬
‫ش ُر ْو ُر ال َّن َّفا َثا ِ‬
‫ت‬ ‫ُ‬ ‫االِ ْس ِت َعا َذ ِة‬

‫ش ُر ْو ُر ا ْل َحاسِ ِد‬
‫ُ‬ ‫‪Rasm‬‬
Rasmul Bayan
Pendahuluan

Surat
Al-Falaq
Sumber Tuhan pemilik
Isti’adzah waktu Subuh
Tafsir ayat

Isti’adzah Kejahatan Makhluk

Kejahatan waktu
Macam- malam
macam
Isti’adzah
Kajahatan Tiupan

Kejahatan
Pendengki
Pendahuluan
• Surat al-Falaq terdiri dari lima ayat dan
tergolong makkiyyah (diturunkan sebelum hijrah).
• Bersama surat an-Nas, ia disebut al-Mu’awwidzatain. Disebut
demikian karena keduanya mengandung ta’widz (perlindungan). 
• Keduanya termasuk surat yang utama dalam Al-Qur’an. Keutamaan
surat al-Falaq selalu disebut bersamaan dengan surat an-Nas.
Asbabun Nuzul surat Al Falaq dan An Nas

Asbabun Nuzul surat Al Falaq dan An Nas


yaitu ketika Nabi SAW sakit seolah mendatangi
istri-istrinya ternyata tidak, dan ternyata setelah
diberitahu oleh Malaikat, sihirnya ada pada sebuah
sumur dan berupa tali yang disimpul-simpulkan.
‘Aisyah ra. berkata, “Rasulullah SAW pernah
disihir sehingga beliau sungguh berkhayal bahwa
dirinya mendatangi istri-istrinya padahal beliau
tidak mendatangi istri-istri beliau.”
(Bukhari dan Muslim, Abu Daud dan Ahmad. Lihat
kitab Ath Thibbun Nabawi Halaman 100)
Hubungan surat
• Hubungan surat Al-Falaq dengan surat sebelumnya
– Surat Al-Ikhlash menegaskan kemurniaan keesaan Allah SWT, sedang surat Al-Falaq
memerintahkan agar semata-mata kepada-Nya lah orang memohon perlindungan dari
segala macam celaan dan cobaan
• Hubungan surat Al-Falaq dengan surat sesudahnya
– Kedua-duanya sama-sama mengajarkan kepada manusia, hanya kepada Allah-lah
menyerahkan diri dari segala kejahatan
– Surat Al-Falaq memerintahkan untuk memohon perlindungan dari segala bentuk kejahatan,
sedang surat An-Naas memerintahkan untuk memohon perlindungan dari jin dan manusia.
Keutamaan al-Mu’awwidzatain

Dalam Shahih-nya, Imam Muslim meriwayatkan dari


‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu bahwa
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُّ َ‫ت أُ ْن ِزلَتْ اللَّ ْيلَةَ لَ ْم يُ َر ِم ْثلُ ُه َّن ق‬
))‫ط؟‬ ٍ ‫(( أَلَ ْم تَ َر آيَا‬
Tahukah engkau ayat-ayat yang telah diturunkan“
malam ini, tidak pernah ada yang menyerupainya
:sama sekali? Kemudian beliau mengatakan
ِ ‫وذ بِ َر ِّب النَّا‬
‫س‬ ُ ‫ق َوقُ ْل أَ ُع‬ ُ ‫قُ ْل أَ ُع‬
ِ َ‫وذ ِب َر ِّب ا ْلفَل‬
Sedangkan at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah meriwayatkan dari
,Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu hadits berikut
ِ َ‫ فَلَ َّما نَ َزلَتْ ا ْل ُم َع ِّو َذت‬,‫س‬
‫ان‬ ِ ‫سلَّ َم يَتَ َع َّو ُذ ِمنْ َع ْي ِن ا ْل َجانِّ َو َع ْي ِن‬
ِ ‫اإل ْن‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ َ ‫(( َك‬
ُ ‫ان َر‬
)) َ‫س َوى َذلِك‬ ِ ‫ َوتَ َر َك َما‬,‫أَ َخ َذ بِ ِه َما‬
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari mata jahat jin“
dan manusia. Ketika turun al-Mu’awwidzatain, beliau memakainya dan
meninggalkan yang lain. (dihukumi shahih oleh al-Albani)
Kedua surat ini disunatkan dibaca setiap selesai shalat wajib. Dalam
,hadits lain, ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhumeriwayatkan
))‫صالَ ٍة‬َ ‫ت ُدبُ َر ُك ِّل‬ِ ‫سلَّ َم أَنْ أَ ْق َرأَ بِا ْل ُم َع ِّو َذا‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫(( أَ َم َرنِي َر‬
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan saya untuk“
membaca al-Mu’awwidzat tiap selesai shalat.” (HR. Abu Dawud,
dihukumi shahih oleh al-Albani)
Disunatkan juga membacanya sebelum dan sesudah tidur,
sebagaimana disebutkan dalam hadits ‘Uqbah yang lain:
))‫ َما َسأ َ َل َسائِ ٌل َوالَ اِ ْستَ َعا َذ ُم ْستَ ِع ْي ٌذ بِ ِم ْثلِ ِه َما‬،‫ت‬ َ ‫(( يا َ ُع ْقبَةُ ! اِ ْق َر ْأ بِ ِه َما ُكلَّ َما نِ ْم‬
َ ‫ت َوقُ ْم‬
“Wahai ‘Uqbah, bacalah keduanya setiap kamu tidur dan
bangun. Tidaklah seseorang bisa meminta atau berlindung
dengan seperti keduanya.”  (Ahmad dan Ibnu Khuzaimah,
dihukumi hasan oleh al-Albani)
Hadits-hadits shahih juga menjelaskan bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam menganjurkan membacanya pada dzikir pagi
dan sore. Beliau juga membacanya saat meruqyah diri beliau
saat sakit dan disengat kalajengking. Demikian juga malaikat
yang meruqyah beliau saat disihir Labid bin al-A’sham.
Memohon perlindungan dan sumber perlindungan

ِ َ‫قُ ْل أَ ُعو ُذ ِب َر ِّب ا ْلفَل‬


‫ق‬
“Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (Penguasa) waktu Subuh.”

• Dalam bahasa Arab, al-falaq berarti sesuatu yang terbelah atau


terpisah. Yang dimaksud dengan al-falaq dalam ayat ini adalah
waktu subuh, karena makna inilah yang pertama kali terdetik
dalam benak orang saat mendengar kata al-falaq. Ia disebut
demikian karena seolah-olah terbelah dari waktu malam.
• Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk berlindung (isti’adzah)
kepada Allah semata. Isti’adzah termasuk ibadah, karenanya tidak
boleh dilakukan kepada selain Allah. Dia yang mampu
menghilangkan kegelapan yang pekat dari seluruh alam raya di
waktu subuh tentu mampu untuk melindungi para peminta
perlindungan dari semua yang ditakutkan.
Jenis permohonan perlindungan

َ َ‫ش ِّر َما َخل‬


‫ق‬ َ ْ‫ ِمن‬.1
1. “Dari kejahatan apa-apa yang telah Dia ciptakan.”
•Ayat yang pendek ini mengandung isti’adzah dari kejahatan semua makhluk.
Al-Hasan Al-Bashri berkata : “Jahannam dan iblis beserta keturunannya
termasuk apa yang telah Dia ciptakan.” Kejahatan diri kita sendiri juga
termasuk di dalamnya, bahkan ia yang pertama kali masuk dalam keumuman
kata ini, sebagaimana dijelaskan  Syaikh al-’Utsaimin. Hanya Allah yang bisa
memberikan perlindungan dari semua kejahatan, karena semua makhluk di
bawah kekuasaanNya.
•Setelah memohon perlindungan secara umum dari semua kejahatan,
kita berlindung kepada Allah dari beberapa hal secara khusus pada
ayat berikut; karena sering terjadi dan kejahatan berlebih yang ada
padanya. Di samping itu, ketiga hal yang disebut khusus berikut ini
juga merupakan hal-hal yang samar dan tidak tampak, sehingga lebih
sulit dihindari.
Jenis permohonan perlindungan

َ َ‫ق إِ َذا َوق‬


‫ب‬ ِ ‫ش ِّر َغ‬
ٍ ‫اس‬ َ ْ‫ َو ِمن‬.2
2. “Dan dari kejahatan malam apabila telah masuk dalam kegelapan.”

Kata ghasiq berarti malam, berasal dari kata ghasaq yang berarti


kegelapan. Kata kerja waqaba mengandung makna masuk dan
penuh, artinya sudah masuk dalam gelap gulita.
Kita berlindung dari kejahatan malam secara khusus, karena
kejahatan lebih banyak terjadi di malam hari. Banyak penjahat
yang memilih melakukan aksinya di malam hari. Demikian pula 
arwah  jahat  dan binatang-binatang yang berbahaya. Di samping
itu, menghindari bahaya juga lebih sulit dilakukan pada waktu
malam.
Jenis permohonan perlindungan

ِ ‫ش ِّر النَّفَّاثَا‬
‫ت فِي ا ْل ُعقَ ِد‬ َ ْ‫ َو ِمن‬.3
3. “Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang
menghembus pada tali-tali ikatan.”

Para tukang sihir biasa membaca mantra dan jampi-jampi, kemudian mereka
tiupkan pada tali-tali yang di ikat. Inilah yang di maksud dengan ruqyah syirik.
Sihir merupakan salah satu dosa dan kejahatan terbesar, karena disamping
syirik, ia juga samar dan bisa mencelakakan manusia di dunia dan akhirat.
Karenanya kita berlindung secara khusus kepada Allah dari kejahatan ini.
Penyebutan wanita tukang sihir dalam bentuk muannats (feminin)
dikarenakan jenis sihir ini yang paling banyak melakukannya adalah
wanita. Dalam riwayat tentang sihir Labid bin al-A’sham yang ditujukan
kepada Nabi saw juga disebutkan bahwa puteri-puteri Labid yang
menghembus pada tali-tali.
Diriwayatkan bahwa ada orang Yahudi mensihir
Nabi saw. Hingga beliau sakit sampai tiga hari.
Sakit beliau sangat parah sampai-sampai tidak
sadar terhadap apa yang dilakukan. Kemudian
Jibril datang dna memberitahu tentang bagian
yang terkena sihir. Setelah itu beliau dibacakan
surat An-Nas dan Al-Falaq akhirnya kembali
sadar seperti semula.
‫النفاثة‬
Bermakna hiperbol dan tidak menujukkan
ta'nits (feminim). Yakni orang yang berusaha
mengadu domba, mengerahkan segenap upayanya
untuk menyakiti orang yang dipuji. Tidak ada jalan
untuk mendaptkan keridhaan orang semacam ini.
Maka tidak ada cara lain menghadapi orang
tersebut selain menhadap kepada Allah agar
berkenan memelihara kita dari kejahatannya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
Jenis permohonan perlindungan

َ ‫س ٍد إِ َذا َح‬
‫س َد‬ ِ ‫ش ِّر َحا‬
َ ْ‫ َو ِمن‬.4
4. “Dan dari kejahatan orang dengki apabila ia dengki.”
Dengki (hasad) adalah membenci nikmat Allah atas orang lain dan menginginkan
hilangnya nikmat itu darinya. Yang dimaksud dengan ‘apabila ia dengki’ adalah jika ia
menunjukkan kedengkian yang ada di hatinya dan karenanya terbawa untuk
membahayakan orang yang lain.  Kondisi yang demikianlah yang membahayakan orang
lain. Orang yang hasad akan menempuh cara yang bisa ditempuh untuk mewujudkan
keinginannya. Hasad juga bisa menimbulkan mata jahat (‘ain) yang bisa membahayakan
sasaran kedengkiannya. Pandangan mata dengkinya bisa mengakibatkan orang sakit,
gila, bahkan meninggal. Barang yang dilihatnya juga bisa rusak atau tidak berfungsi.
Karenanya, kitapun berlindung kepada Allah dari keburukan ini secara khusus.
Ada juga orang dengki yang hanya menyimpan kedengkiannya dalam hati,
sehingga ia sendiri gundah dan sakit hati, tapi tidak membahayakan orang lain,
sebagaimana dikatakan Umar bin Abdil Aziz: “Saya tidak melihat orang zhalim
yang lebih mirip dengan orang terzhalimi daripada orang yang dengki.”
 Allah menutup surat ini dengan hasad, sebagai peringatan bahayanya
perkara ini. Hasad adalah memusuhi nikmat Allah.
Sebagian Ahli Hikmah mengatakan bahwa hasad itu dapat dilihat dari lima
ciri
1.Membenci suatu nikmat yang nampak pada orang lain;
2.Murka dengan pembagian nikmat Allah;
3.Bakhil (kikir) dengan karunia Allah, padahal karunia Allah diberikan bagi
siapa saja yang dikehendaki-Nya;
4.Tidak mau menolong wali Allah (orang beriman) dan menginginkan
hilangnya nikmat dari mereka;
5.Menolong musuhnya yaitu Iblis. (Al Jaami’ liahkamil Qur’an)
 Salah satu dari bentuk hasad adalah ’ain (pandangan hasad). Apabila
seseorang melihat pada orang lain kenikmatan kemudian hatinya merasa
tidak suka, dia menimpakan ’ain (pandangan mata dengan penuh rasa
dengki) pada orang lain. ’Ain ini dapat menyebabkan seseorang mati, sakit
atau gila. ’Ain ini benar adanya dengan izin Allah Ta’ala.
‫للمؤمن أربعة أعداء مؤمن يحسده ومنافق يبغضه وشيطان يضله وكافر‬
. )4961 ‫ رقم‬، 3/320( ‫يقاتله (الديلمى عن أبى هريرة) أخرجه الديلمى‬
Orang beriman selalu menghadapi empat
musuh:
1.Orang beriman yang mendengki
2.Munafiq yang membencinya
3.Syaitan yang sennantiasa ingin
menyesatkannya
4.Kafir yang memeranginya. (Riwayat Ad-
Dailami)
‫المؤمن بين خمس شدائد مؤمن يحسده ومنافق يبغضه وكافر‬
‫يقاتله ونفس تنازعه وشيطان يضله (ابن الل عن أبان عن‬
. )6560 ‫ رقم‬، 4/181( ‫ الديلمى‬: ‫ضا‬
ً ‫أنس) أخرجه أي‬
Orang beriman selalu menghadapi lima musuh:
1.Orang beriman yang Hasad
2.Orang munafiq yang membenci
3.Orang kafir yang memusuhi
4.Jiwa yang mengalahkan
5.Syaitan yang menyesatkan
PENUTUP
1. Surat ini adalah surat yang utama, dan dianjurkan dibaca setelah
shalat, sebelum dan sesudah tidur, dalam dzikir pagi dan sore, juga
dalam ruqyah.
2. Kita memohon perlindungan hanya kepada Allah dari semua
kejahatan secara umum, dan beberapa hal secara khusus karena
lebih sering terjadi, lebih samar atau karena mengandung bahaya
yang lebih.
3. Mewaspadai kejahatan malam, tukang sihir dan pendengki.
4. Sihir dan ‘ain adalah perkara yang hakiki.
5. Kesempurnaan agama Islam yang mengajarkan cara melindungi
diri dari berbagai kejahatan.
6. Kekurangan sebagian umat Islam dalam memahami, mengamalkan
dan menghayati ajaran Islam.
Referensi

1. Al-Quran dan Terjemahnya, Percetakan Mushaf


Madinah.
2. Tafsir Al-wadhih
3. Irsyadul ‘Aqlis Salim Ila Mazayal Kitabil Karim (Tafsir
Abu Su’ud), Maktabah Syamilah.
4. Fathul Qadir, asy-Syaukani, Darul Hadits.
5. Taysirul Karimir Rahman,  Muassasah ar-Risalah.
6. Riyadhush Shalihin, an-Nawawi, al-Maktab al-Islami.
7. Tafsir Juz ‘Amma, Website Syaikh Muhammad bin
Shalih al-’Utsaimin.

Anda mungkin juga menyukai