Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN 

A.  Latar Belakang

Nabi Muhammad di utus sebagai Rosul oleh Allah dengan misi menyempurnakan akhlak
manusia. Sesuai dengan ungkapan yang beliau sabdakan ‘’ saya diutus untuk menyempurnakan
akhlak. Dan memang benar tugas yang diemban beliau untuk menyempurnakan akhlak sangatlah
berat. Beliau membangun akhlak dari mulai nol, bagaimana tidak, beliau membangun akhlak yang
mulanya berakhlak jahiliyah yang sangat rusak akhlaknya. Namun begitu beliau telah berhasil
merubah mental dan juga peradaban islam dimasa keemasan.

Akhlak karimah yang ditunjukkan rosulullah pantaslah ditiru oleh seluruh umat di dunia tak
terkecuali non muslim. Akhlak beliau sungguh luar biasa, telah banyak penulis buku yang menjadikan
beliau sebagai tokoh utama karangannya. Juga tak sedikit pula yang hingga kini masih menjaga
sabdanya.

B. Rumusan Masalah
      1. Apa saja ayat dan hadits tentang akhlak mahmudah ?

      2. Apa saja ayat dan hadits tentang akhlak madzmumah ?


      3. Bagaimana penjelasan ayat dan hadits tentang akhlak mahmudah ?

II.                PEMBAHASAN
A. Ayat dan Hadits Tentang Akhlak Mahmudah

 ُ‫َت فَ َس َد ْال َج َس ُد ُكلُّه‬


ْ ‫صلَ َح ْال َج َس ُد ُكلُّهُ َوإِ َذا فَ َسد‬
َ ‫ت‬ َ ‫……أَاَل َوإِ َّن فِي ْال َج َس ِد ُمضْ َغةً إِ َذا‬..
ْ ‫صلَ َح‬
 ‫أَاَل َو ِه َي ْالقَ ْلب‬
Artinya : ……….“ Dan ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka
baiklah tubuh tersebut dan  apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati.
(HR.bukhari No : 50)”[1]

B. Ayat dan Hadits Tentang Akhlak Madzmumah

َ‫تُ ْفلِحُون‬ ‫لَ َعلَّ ُك ْم‬ ُ‫فَاجْ تَنِبُوه‬ ‫ال َّشي ْٰط ِن‬ ‫ ِرجْ سٌ ِّم ْن َع َم ِل‬ ‫اب َواأْل َ ْز ٰل ُم‬ َ َ ‫ َو ْال َم ْي ِس ُر َواأْل‬ ‫ ْالخَ ْم ُر‬ ‫إِنَّ َما‬ ‫الَّ ِذينَ َءا َمنُوا‬ ‫ياأَيُّهَا‬
1ُ ‫نص‬
٩۰:‫﴾﴿المائدة‬
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. “(Q.S
Al Maidah Ayat 90)

‫ َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َكرًا‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُوْ ُل‬ َ َ‫ي هللاُ َع ْنهُ ق‬
ُ ‫ َس ِمع‬:‫ال‬
َ ِ‫ْت َرسُوْ َل هللا‬ ِ ‫ع َْن أَبِ ْي َس ِع ْي ٍد َر‬
َ ‫ض‬
‫ فَإِ ْن‬،‫فَ ْليُ َغيِّرْ هُ بِيَ ِد ِه‬
 ‫ رواه مسلم‬.‫ك أَضْ َعفُ ْا ِإل ْي َما ِن‬
َ ِ‫ َو َذل‬،‫ فَإِ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه‬،‫لَ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِلِ َسانِ ِه‬

 Artinya : “Dari Abi Sa’id Al Khudry Radiyallahu’anhu ia berkata: aku mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang diantara kalian melihat satu
kemungkaran hendaklah merubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika
tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya Iman” (HR. Muslim).”[2]

ِ ‫) إِاَّل الَّ ِذينَ آَ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬5( َ‫) ثُ َّم َر َد ْدنَاهُ أَ ْسفَ َل َسافِلِين‬4( ‫لَقَ ْد َخلَ ْقنَا اإْل ِ ْن َسانَ فِي أَحْ َس ِن تَ ْق ِو ٍيم‬
‫ت فَلَهُ ْم‬
ٍ ُ‫أَجْ ٌر َغ ْي ُر َم ْمن‬
‫ون‬
Artinya :Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.(4)
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)(5) kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-
putusnya.(6) ( Q.S At Tin ayat 4-6)

C.  Penjelasan Ayat dan Hadits Tentang Akhlak Mahmudah dan Madzmumah

      Kata akhlaq berasal dari bahasa arab yang merupakan jama’ dari kata “ khuluq “ yang mempunyai
arti adat atau kebiasaan, tabiat, tingkah laku, dan perbuatan. [3] kata tersebut sesuai dengan
“ kholqun”   yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan “kholiq” yang berarti pencipta
dan ” makhluq” yang berarti yang di ciptakan. [4]

      Akhlak mahmudah yaitu segala tingkah laku yang terpuji . Imam Alghazali menggunakan istilah Al
munjizat yang berarti segala sesuatu yang memberikan kemenangan atau kejayaan. Sedangkan
akhlak madzmumah yaitu tingkah laku yang tercela atau akhlak yang jahat. Menurut Al Ghazali
disebut “Muhlikat” segala sesuatu yang membinasakan atau mencelakakan. [5]

      Semua perkara baik terpuji maupun tercela semuanya berasal dari hati. Hati merupakan
penyebar  virus kepada seluruh tubuh. Baik dan buruknya jasad atau tubuh terletak pada hatinya.
seperti hadits di atas. Jika hatinya baik maka baiklah seluruh jasadnya, dan apabila buruk maka buruk
pula seluruh tubuh manusia.

      Perlu digaris bawahi bahwa yang dimaksut dengan tubuh disini bukanlah secara fisik. Melainkan
tubuh secara bathin. baiknya tubuh disini diartikan kekuatan yang lebih untuk beribadah kepada
Allah ataupun juga untuk menjahui perkara yang syubhat atau bahkan haram seperti yang di
ungkapkan oleh ibn rajab al hambali.

      Tingkah laku lahir muncul dari tingkah laku bathin, berupa sifat dan kalakuan bathin atau hati
yang dapat berbolak balik, yang itu pula mengakibatkan berbolak baliknya perbuatan manusia. oleh
karena itu tindak tanduk hatipun berbolak balik.[6]
      Ayat 90 berbicara tentang akhlak tercela berupa keharaman khomer dan segala yang
memabukan walaupun sedikit, juga larangan berjudi, memberi sesaji dan mengundi nasib. Semua itu
harus di hindari karena semuanya adalah kekejian dan merupakan perbuatan syaitan. Ayat ini juga
dijadikan rujukan dalil untuk pengharaman narkoba dengan metode qiyas.[7]

      Setan bermaksud menjerumuskan manusia kedalam perbuatan perbuatan tercela agar dapat
menciptakan perselisihan dan permusuhan antar manusia. Sebab meminum minuman keras akan
man menghalangi kalian untuk menunaikan sholat dan berdzikir kepada Allah. Begitupula judi akan
menyianyiakan waktu dan harta, berimanlah kepada Allah dan jahuilah perbuatan tercela semacam
itu.[8]

      Khamar  berasal dari bahasa Arab artinya menutupi. Jenis minuman yang memabukkan
(menutupi kesehatan akal). Sebagian ulama seperti Imam Hanafi memberikan
pengertian khamar  sebagai nama (sebutan) untuk jenis minuman yang dibuat dari perasan anggur
sesudah dimasak sampai mendidih serta mengeluarkan buih dan kemudian menjadi bersih kembali.
Sari dari buih itulah yang mengandung unsur yang memabukkan. Ada pula yang memberi pengertian
khamar dengan lebih menonjolkan unsur yang memabukkannya. Artinya, segala jenis minuman yang
memabukkan disebut khamar.[9] Sedangkan judi adalah permainan dengan memakai uang atau
barang berharga sebagai taruhan (seperti main dadu, kartu):itu pangkal
kejahatan.  -- buntut perjudian liar dengan cara menebak nomor akhir dari undian resmi.

Kata Al Ma’ruf yang ditunjukan oleh hadits tentang amar ma’ruf nahi munkar memiliki tafsir
’’apa yang terlihat baik menurut syara’ dan akal’’. Sedangkan kata Al Munkar berarti ’’apa yang
terlihat tidak baik menurut syara’ dan akal’’.

Perintah yang terdapat pada hadits ini mempunyai khitob menyeluruh kepada seluaruh orang
mukallaf yang melihat kemungkaran itu terjadi, dan mampu untuk merubah kemungkaran itu
dengan kekuatan yang dimiliki.

Kata Bil Yad disini berarti kekuatan, tentu dalam penegakan nahi mungkar tidak boleh dengan
mungkar seperti yang merak terjadi sekarang ini. Tentu tidak boleh sembarangan asal menghakimi
orang yang berlaku mungkar jika memang tidak memiliki wewenang atas pemberantasan mungkar
tersebut. Jika di Indonesia pihak polisilah yang berkewajiban mengemban tugas itu.

Bila dengan kekuasaan dirasa tidak mampu maka dengan lisannya. Lisan disini dimaksudkan
dengan mauidhotul hasanah yakni berupa nasihat yang baik. Bukan hanya ulama’ yang mengemban
tugas itu namun seluruh masyarakat jika memang dirasa mampu menasihati dan nasihat nasihatnya
itu berupa kebenaran.

Bila dengan nasihat tidak mampu maka dengan hati. Makna hati disini yakni pencegahan dengan
hati, dengan cara mengingkari perbuatan tercela, membencinya, dan menjauhinya. Dikatakan
selemah lemahnya iman karena nahi mungkar dengan hati hampir tidak memiliki resiko apapun
dibanding dengan kekuasaan dan lisan atau nasehat.[10]

Surat AtTin ayat 4-6 menerangkan tentang pembinaan akhlak yang merupakan bagian integral
dan tak dapat dipisahkan dengan dunia pendidikan. Karena tujuan pendidikan dalam islam adalah
menciptakan manusia yang bertakwa melalui ilmu pengetahuan, ketrampilan dan berprilaku sesuai
dengan nilai nilai islam. Tujuan ini dapat diperoleh melalui proses pendidikan islam sebagai cerminan
karakter seorang muslim. Keberadaan pembinaan akhlak ini ditujukan untuk mengarahkan potensi
potensi baik yang ada pada diri setiap manusia agar sesuai dengan fithrahnya. Selain itu juga untuk
meminimalkan potensi aspek aspek buruknya.

Akhlak merupakan fondasi dasar sebuah karakter diri, sehingga manusia yang berakhlak baik
nantinya akan menjadi bagian dari masyarakat yang baik pula. Akhlak dalam islam juga memiliki nilai
yang mutlak karena persepsi antara akhlak baik dan buruk memiliki nilai yang dapat diterapkan pada
kondisi apapun. Tentu saja hal ini sesuai dengan fithrah manusia sebagai makhluk paling mulia. Dan
akhlaklah yang membedakan karakter manusia dengan makhluk yang lainya. Dan tanpa akhlak
manusia akan kehilangan derajat sebagai hamba Allah yang paling terhormat.[11]
       
III.                KESIMPULAN

Kata akhlaq berasal dari bahasa arab yang merupakan jama’ dari kata “ khuluq “ yang
mempunyai arti adat atau kebiasaan, tabiat, tingkah laku, dan perbuatan. [12] kata tersebut sesuai
dengan “ kholqun”   yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan “kholiq” yang berarti
pencipta dan ” makhluq” yang berarti yang di ciptakan.

Akhlak mahmudah yaitu segala tingkah laku yang terpuji . Imam Alghazali menggunakan istilah Al
munjizat yang berarti segala sesuatu yang memberikan kemenangan atau kejayaan. Sedangkan
akhlak madzmumah yaitu tingkah laku yang tercela atau akhlak yang jahat. Menurut Al Ghazali
disebut “Muhlikat” segala sesuatu yang membinasakan atau mencelakakan.

IV.                PENUTUP

Demikianlah uraian menganai akhlak terpuji dan akhlak tercela semoga bermanfaat bagi semua
dan bisa menambah wawasan  untuk mengenali ilmu ilmu yang memang harus dikuasai. Untuk kritik
dan saran dari saudara sekalian sangat dinantikan untuk menjadikan lebih baik lagi untuk
kedepannya.

 
DAFTAR PUSTAKA

Fathur Rozi, Hadits Tarbawi, (Semarang:Sagha Grafika Salusindo,2015)


HA Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: pustaka setia, 1995),
Hamzah Ya’qub, Etika Islam,(Bandung: Diponegoro,1985)hal
M. Quraish Syihab, Al-Lubab,(Tangerang:Lentera Hati, 2012),
Muhamad Zain Yusuf, Akhlak Tasawuf, ( Semarang: Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo. 1986),
Tim Penerjemah Qisthi press, Terjemah Tafsir Muyassar(Jakarta: Qisthi Press,
2008)
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Alquran, Jakarta: PT Raja
Grafindo persada, 2012
Shohih bukhori, Juz 1, Hal 90, Hadits No 50

Matan Hadits Arba’in Nawawi, Hadits No 34

Anda mungkin juga menyukai