Anda di halaman 1dari 12

SUKSESI USAHA KELUARGA DALAM UMKM

8.1 USAHA KELUARGA


Usaha keluarga mempunyai karakteristik dengan kepemilikannya atau
keterlibatan lainnya dari dua orang atau lebih anggota keluarga yang sama
bisnisnya. Di beberapa negara maju, masalah ekonomi keluarga diatasi dengan
melakukan kegiatan usaha yang berbasis keluarga. Mereka banyak
mengembangkan usaha mikro berbasis keluarga untuk mengurangi
ketergantungan lowongan pekerjaan dari perusahaan-perusahaan baik milik
pemerintah maupun swasta. Di Indonesia sendiri, kecenderungan ini sudah mulai
muncul, dapat dilihat dari mulai merebaknya bisnis franchise seperti dalam usaha
makanan siap saji, toko eceran, usaha jasa dan sebagainya.
1. Definisi Usaha keluarga
a. Menurut Bambang Agus Sumantri (2017), usaha keluarga (family
business) adalah suatu perusahaan yang kepemilikannya
melibatkan fungsi dua atau lebih anggota keluarga yang sama
secara langsung dalam sebuah usaha.
b. Menurut Longenecker, dkk (2003), usaha keluarga adalah: “A
family business is a company in which two or more members of the
same family share ownership or work in its operation”. (“Usaha
keluarga adalah suatu perusahaan di mana dua atau lebih anggota
keluarga sama-sama berperan sebagai pemilik atau bekerja
bersama dalam operasi bisnis”).
c. Menurut Robert G. Donnelley dalam bukunya “The Family
Business” suatu organisasi dinamakan perusahaan keluarga apabila
paling sedikit ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu dan
mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan.
Dari beberapa definisi diatas, dapat kami simpulkan bahwa usaha keluarga
adalah suatu bisnis yang dimiliki dan/atau dijalankan oleh minimal dua
orang atau lebih anggota keluarga, dimana mereka memiliki kekuasaan
untuk mempengaruhi kebijakan perusahaan.
2. Karakteristik Usaha Keluarga

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM 1


a. Berpikir dalam perspektif jangka panjang.
b. Mengambil keputusan secara lebih cepat dan fleksibel.
c. Ada pola pikir kewirausahaan.
d. Ada komitmen yang besar pada penciptaan lapangan kerja dan
kesejahteraan masyarakat sekitar.
e. Memiliki pendekatan yang lebih personal dalam bisnis.
3. Macam- Macam Usaha keluarga
Efektif atau tidaknya peran keluarga dalam perusahaan dapat dilihat dari
dua bentuk usaha keluarga berikut.
a. Family Owned Business (FOB) : Pada bentuk FOB, keluarga
hanya sebagai shareholder, pengelolaan perusahaan diserahkan
kepada eksekutif profesional dari luar lingkungan keluarga, dan
saudara yang lain tidak ikut mengendalikan perusahaan.
b. Family Business (FB) : Pada bentuk FB, keluarga bertindak
sebagai shareholder juga mengurus perusahaan. Artinya
perusahaan dimiliki dan dikelola oleh anggota keluarga pendiri.
Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya perusahaan, tidak jarang
perusahaan keluarga “berubah bentuk” dari FB menjadi FOB, misalnya:
Salim Group, Lippo, Bakrie Group, Ciputra, dan lain-lain. Apapun bentuk
atau golongan usaha keluarga yang dipilih, keluarga harus mampu
mengatasi sejumlah masalah yang sering timbul, antara lain soal
kepemimpinan, konflik, suksesi, transparansi, kompetisi dan budaya
perusahaan.
4. Budaya dan Pola dalam Usaha Keluarga
Seperti organisasi lain, usaha keluarga mengembangkan cara tertentu di
dalam mengerjakan segala sesuatunya dan prioritas tertentu sehingga
memberikan keunikan pada tiap perusahaan. Pola perilaku dan
kepercayaan yang khusus ini membentuk budaya organisasi karyawan,
sebagai karyawan dan anggota keluarga yang baru memasuki bisnis,
mereka menggunakan pandangan dan cara pengoperasian perusahaan yang
khusus. Budaya organisasi usaha keluarga cenderung dibentuk oleh latar
belakang keluarga, misalnya etnis atau suku bangsa tertentu dari pucuk

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM 1


pimpinan usaha yang berperan sebagai pencetus usaha keluarga tersebut.
Pola-pola perilaku dan kepercayaan yang menjadi ciri khas usaha keluarga
juga termasuk pada susunan budaya. Susunan budaya pada usaha keluarga
dapat digambarkan sebagai berikut.
a. Jenis Pola Bisnis
1) Paternalistik
Pola hubungan bisnis dalam keluarga dikelola atau
dianalogikan sebagai hubungan antara bapak dengan anak.
Seorang bapak lebih dominan dalam mengelola bisnis, dan
anak dianggap sebagai orang yang harus patuh pada
kebijakan orangtua atau bapaknya.
2) Laissez-Faire
Pola hubungan bisnis dalam usaha keluarga dikelola secara
bebas. Dengan kata lain, anak diberi kebebasan atau
dibiarkan atau diberi kebebasan seluas-luasnya dalam
berkreasi sepanjang tujuan perusahaan dapat tercapai.
3) Partisipatif
Pola hubungan bisnis dalam usaha keluarga dikelola dengan
mendorong partisipasi seluruh anggota keluarga guna
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan.
4) Profesional
Pola hubungan bisnis dalam usaha keluarga antara anggota
keluarga dikelola secara profesional.
b. Jenis Pola Pengelolaan
1) Dewan Kertas
Pengelolaan yang dilakukan oleh dewan pimpinan keluarga
hanya formalitas atau hanya diatas kertas.
2) Dewan Stempel
Pengelolaan dewan pimpinan hanya formalitas atau sebagai
stempel belaka.
3) Dewan Penasihat

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM 1


Pendiri usaha dalam pengelolaan usaha keluarga hanya
didudukkan sebagai penasihat.
4) Dewan Pengawas
Pendiri usaha hanya sebagai pengawas perusahaan.
c. Jenis Pola Keluarga
1) Perayahan
Pola perayahan dipakai sebagai model dalam pengambilan
keputusan, maksudnya pihak ayah sebagai penentu dalam
pengambilan keputusan tertinggi perusahaan.
2) Kerja Sama
Pola kerja sama dipakai sebagai model dalam pengelolaan
dan pengambilan keputusan tertinggi dalam perusahaan
keluarga.
3) Konflik
Pola manajemen konflik sebagai model dalam pengelolaan
dan pengambilan keputusan perusahaan keluarga.

8.2 TAHAPAN SUKSESI USAHA KELUARGA


1. Level I Pra-Suksesi
a. Tahap Pertama Pra-Bisnis
Pada tahapan ini, anak yang akan ditunjuk sebagai calon penerus
perusahaan diarahkan untuk menjadi sadar dan mau mengenal segi-
segi pokok atau permukaan perusahaan dan atau industri yang
dimiliki oleh orangtuanya.
b. Tahap Kedua Pengenalan
Pada tahap ini, anak-anak sebagai penerus perusahaan akan
dibeberkan untuk diperkenalkan pada jargon-jargon bisnis, para
pegawainya dan lingkungan bisnis perusahaan yang dimiliki oleh
orang tuanya.
c. Tahap Ketiga Pengenalan Fungsi-Fungsi Operasional
Pada tahap ini, anak sebagai calon penerus perusahaan mulai
diperkenalkan terhadap fungsi-fungsi operasioanal penting, seperti

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM 1


proses produksi, penelitian dan pengembangan, keuangan,
akuntnasi, pemasaran, pengawasan dan fungsi-fungsi lain
perusahaan yang esensial.
2. Level II Masuk Penggantian
a. Tahap Keempat Menjalankan Fungsional
Pada tahapan ini, anak yang akan ditunjuk sebagai penerus
perusahaan sudah mulai diminta untuk sebagai pengganti potensial
mulai bekerja sebagai pegawai purnawaktu. Penerus tersebut sudah
menjalankan seluruh fungsi yang ditempatkan pada posisi bukan
manajemen menengah atau manajemen puncak, melainkan diberi
pekerjaan pada posisi staf.
b. Tahap Kelima Menjalankan Fungsi Lanjutan
Pada tahapan ini, anak yang akan ditunjuk sebagai penerus
perusahaan akan diminta untuk sebagi pengganti potensial. Anak
sebagai penerus perusahaan didudukkan untuk memangku posisi
pempinan termasuk memahami posisi-posisi utama manajemen
missal menjadi presiden direktur perusahaan.
3. Level III Transfer Kepemimpinan Sesungguhnya
a. Tahap Keenam Suksesi Awal
Pada tahap ini, anak sebagai penerus perusahaan/ sebagai suksesor
mengambil tampuk kepemimpinan, termasuk periode dimana
suksesor secara legal (de jure) berkedudukan sebagai pemimpin
perusahaan yang sah secara hukum.
b. Tahap Ketujuh Suksesi Sesungguhnya
Pada tahap ini, anak sebgai penerus perusahaan sudah berfungsi
sebagai pengganti pucuk pimpinan secara fakta (de facto) atau
direktur utama pada usaha keluarga yang bersangkutan.
Kondisi Pendukung Suksesi Kepemimpinan Yang Berhasil dalam Usaha
Keluarga
1. Situasi yang nyaman dan selalu dapat dipercaya, sehingga usaha menjadi
menguntungkan.

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM 1


2. Kondisi usaha yang stabil karena adanya hubungan-hubungan keluarga
yang sehat dan harmonis.
3. Selalu siap dengan perencanaan ke depan untuk suksesi kepemimpinan.
4. Kepemimpinan keluarga positif dan struktur manajemen yang berorientasi
pada suatu kerja tim yang solid.
5. Penyajian berbagai kesempatan karier tanpa mengorbankan keharmonisan
keluarga.
6. Komunikasi yang terbuka mengenai isu-isu usaha keluarga.

8.3 PERMASALAHAN DALAM MENJALANKAN USAHA


KELUARGA
Dunia bisnis dan dunia keluarga memang memiliki perbedaan yang amat
curam. Jelas, dalam sebuah keluarga kepentingan keluarga akan mengalahkan
kepentingan-kepentingan yang lain. Padahal, perusahaan menuntut sikap yang
profesional. Termasuk juga dalam masalah kompensasi atau pembagian
keuntungan.
Perusahaan profesional akan mendasarkan pemberian gaji pada nilai pasar
dan riwayat kerja (kinerja) seseorang. Sedangkan keluarga mendasarkan
pemberian gaji pada kebutuhan. Masalah-masalah yang sering muncul dalam
usaha keluarga yaitu masalah profesionalisme, dimana masalah ini memunculkan
adanya overlapping. Overlapping (tumpang tindih) adalah keadaan dimana
didalam suatu kondisi tercipta dua hal. Hal yang seringkali tumpang tindih dalam
aktivitas usaha keluarga adalah pembicaraan bisnis dan pembicaraan keluarga.
Maka keduanya perlu dipisahkan dengan jelas. Perhatian yang dimaksud antara
lain :
1. Perhatian Keluarga
a. Mengurus dan mengasuh anggota keluarga agar tetap harmonis.
b. Jabatan dan promosi dalam perusahaan berorientasi pada garis
keturunan keluarga yang diutamakan dan diprioritaskan.
c. Loyalitas pada keluarga tetap menjadi tujuan yang sama.
2. Perhatian Bisnis
Produksi dan distribusi barang atau jasa tetap profesional.
3. Kebutuhan atas Manajemen Profesional
Operasi perusahaan yang efektif dan efisien, tetap menjadi tujuan
selanjutnya.

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM 1


Masalah kepemimpinan dalam perusahaan keluarga, masalah konflik yang
sering terjadi dalam usaha keluarga, suksesi, kompetensi, dan budaya dalam
perusahaan keluarga sebagai tawaran paradigma baru dalam usaha keluarga
menjadi yang utama untuk diselesaikan. Dan masalah terpenting dalam
keberlanjutan usaha keluarga adalah masalah suksesi, yaitu bagaimana
menciptakan penerus perusahaan kepada generasi berikutnya, termasuk pada
kebijakan-kebijakan perusahaan yang akan dibuat. Upaya suksesi bukan hal
mudah seperti membalikkan tangan, namun suksesi ini membutuhkan puluhan
tahun sehingga hasilnya dapat terlihat berhasil atau gagal.
Di awal sebelum usaha dijalankan, perlu ditentukan apakah tujuan dari
usaha keluarga itu sendiri. kemudian siapa tokoh yang menggerakkan usaha
keluarga dimana peranannya sangat penting sebagai pengelola usaha. Disusul
dengan pentingnya memiliki keahlian, yaitu keahlian dalam bidang usaha yang
ditekuni. Keahlian tidak berarti harus menguasai seluruh pekerjaan dalam usaha,
namun keahlian berarti mengerti seluruh proses usaha itu berjalan dari mulai
produksi, inventory, pemasaran, dan laporan.
Di sisi lain, modal, yang bukan sesuatu yang penting dalam memulai usaha
namun aspek modal juga perlu untuk diperhatikan karena pilihan mengenai jenis
usaha tertentu akan berdampak pada besarnya dana keluarga yang harus
dikeluarkan untuk memulai usaha tersebut.
Usaha keluarga mampu bertahan berkesinambungan puluhan tahun jika
dikelola secara profesional, dengan tetap mewariskan budaya keluarga. Penerus
usaha keluarga, perlu dipersiapkan sejak dini untuk mengenali seluk-beluk bisnis
pendinya supaya penerus mampu melanjutkan kesuksesan yang telah dirintis
pendirinya. Menyiapkan regenerasi secara matang menjadi kunci kesuksesan
sejumlah usaha keluarga.
Melibatkan dirintis generasi pertama, si pewaris tahta harus dilibatkan
dalam bisnis sejak dini. Bahkan, calon pengganti pendiri perusahaan harus mau
dan mampu terjun langsung dari level bawah. Perlu diupayakan supaya calon
penerus tidak langsung menggantikan posisi teratas dalam perusahaan secara
instan.

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM 1


Hal lain yang perlu ditangani dalam usaha keluarga adalah penanganan
konflik keluarga. Untuk menghindari ini, pimpinan perusahaan yang juga
umumnya adalah pemimpin dalam keluarga atau orang tua perlu membangun
komunikasi dua arah. Keutuhan keluarga menjadi kunci sukses yang tak kalah
penting dalam eksistensi usaha keluarga. Seringkali kita mendengar tentang
kegagalan suksesi suatu perusahaan keluarga yang telah dibangun sejak lama.
Kadang kala disebabkan karena generasi penerus tidak memiliki jiwa
enterpreneurship dibandingkan dengan founder. Disinilah perlunya upaya
perjuangan yang keras untuk dapat mencetak suksesi. Dan bila kita bandingkan
dengan perusahaan-perusahaan besar yang ada, ternyata ada juga perusahaan yang
bertahan hingga telah melewati generasi ke-3. Nama-nama terkenal mereka adalah
Ford di Amerika, Sumitomo di Indonesia, Restoran Kongo Gumi di Jepang, dan
lainnya.
Untuk upaya ini memerlukan persiapan dalam waktu lama membangun
aspek kepemimpinan, menjunjung tinggi kultur perusahaan dan kecintaan pada
usaha keluarga itu sendiri, yang harus dimulai sejak dini. Usaha keluarga
merupakan bisnis yang rentan terjadinya hal-hal yang tidak profesional dalam
kepengurusan dan tata kelolanya. Hal ini tidak dapat dihindari karena adanya
hubungan keluarga akan menyebabkan seseorang menjadi tidak profesional dalam
menyikapi setiap bentuk "penyelewengan" yang mungkin terjadi. Salah satu ciri
khas dalam perusahaan keluarga adalah keinginan agar kepemimpinan perusahaan
dipegang oleh anggota keluarga. Ciri ini secara umum bertumpu pada peran
keluarga dalam sebuah perusahaan keluarga, yakni memanfaatkan dan mengawasi
sumber-sumber daya yang tersedia, menentukan tingkat spesialisasi dan integritas,
memfasilitasi komunikasi dan koordinasi, serta mengatur kewenangan dan
kepercayaan, termasuk menentukan siapa pemegang tampuk pimpinan perusahaan
dengan pengaturan manajemen usaha keluarga yang dilanjutkan dengan penataan
posisi anggota-anggota keluarga beserta pekerja lainnya, maka adanya uraian
tugas dan jabatan (job description) yang secara tegas mengatur batasan tugas dan
wewenang suatu jabatan. Aturan tegas perlu dibentuk sehingga tiap anggota
keluarga akan mengerti batasan, supaya bila ada penyimpangan dapat segera
diarahkan untuk perbaikannya.

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM 1


Bagaimanapun juga, usaha keluarga jenis apapun yang dilakukan, pasti akan
membutuhkan sistem manajemen yang ekfektif bila ingin menjadikan usaha
keluarganya menjadi profesional.

8.4 KEUNTUNGAN MENJALANKAN USAHA KELUARGA


Masalah-masalah yang berhubungan dengan usaha keluarga dapat dengan
mudah membutakan orang muda untuk mengambil keuntungan di dalam bisnis.
Banyak keuntungan yang berhubungan dengan keterlibatan keluarga seharusnya
diakui dan digunakan untuk merekrut anggota keluarga agar bekerja dalam
perusahaan keluarga.
Memulai usaha kecil bersama keluarga – dengan suami, anak, atau sanak
saudara bisa menjadi tantangan yang unik. Di sisi lain, ini juga sangat membantu
untuk urusan kepercayaan dan cara yang bagus untuk mengajak semua anggota
keluarga untuk bersama-sama demi keamanan generasi selanjutnya.
Keuntungan utama dari menjalankan bisnis dengan keluarga adalah adanya
kepercayaan yang tidak didapatkan dari bisnis yang tidak berorientasi pada
keluarga. Karena adanya kepercayaan dan hubungan keluarga inilah, anggota
keluarga bisa bekerja lebih giat dan tidak membutuhkan kontrak legal dan
permasalahan lain yang berkaitan dengan karyawan. Keuntungan lain adalah,
terlepas dari banyaknya argumen, keluarga memiliki kecenderungan untuk tetap
bersatu dalam masa-masa sulit. Hal ini disebabkan karena setiap anggota memiliki
pemahaman yang lebih terhadap anggota keluarga yang lain, dan memiliki
argumen, kerja sama, dan pengalaman negatif bersama-sama.
Namun, terlepas dari semua keuntungan memiliki usaha keluarga, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Mencampuradukkan bisnis dengan urusan pribadi dan keluarga bisa
berdampak buruk pada hubungan keluarga. Pastikan anda membuat
batasan-batasan yang jelas tentang dimana dan kapan anda bisa berbicara
tentang bisnis.
2. Pastikan bahwa komunikasi tidak menjadi halangan. Adakanlah pertemuan
rutin untuk membahas perkembangan dan perbedaan pendapat.
3. Perlakukan usaha keluarga sebagaimana mestinya. Masalah yang sering
terjadi dalam usaha keluarga adalah terlalu berfokus pada ‘keluarga’
daripada bisnis.

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM 1


4. Pastikan bahwa setiap orang memiliki peran yang jelas. Ini akan
membantu untuk menumbuhkan lingkungan bisnis.
5. Anggota keluarga yang berada di dalam bisnis harus diperlakukan secara
adil. Tidak boleh ada pilih kasih dalam bisnis. Gaji dan keuntungan yang
adil dapat menjadi poin awal yang bagus.
6. Berusahalah untuk memngembangkan rencana pergantian. Siapa yang
akan mengambil alih bisnis setelah pensiun? Contohnya, apakah anak
saudara atau anak? Ini dengan asusmsi bahwa saudara dan kita memiliki
saham kepemilikan atas perusahaan.
7. Jika anak kita akan bergabung dalam bisnis, usahakan agar mereka
mendapat pengalaman di luar usaha keluarga selama 3-5 tahun sebelum
mereka bergabung. Hal ini akan memberi mereka perspektif atau
pandangan yang berharga tentang bagaimana bisnis seharusnya dijalankan
di luar setting keluarga.

8.5 CONTOH USAHA KELUARGA


1. PT. HM Sampoerna, Tbk.
Perusahaan rokok terbesar di Indonesia ini dulunya dirintis oleh Liem
Seeng Tee, seorang Tiongkok miskin yang dibawa ayahnya merantau ke
Indonesia. Di masa mudanya, ia menjadi buruh restoran di Surabaya
sebelum mendapatkan kesempatan bekerja di pabrik rokok Lamongan.
Dari sini, Liem memutuskan untuk mendirikan usaha sendiri bersama
keluarga. Perjalanan bisnis ini tentunya tidak berjalan mulus, tetapi terus
tumbuh dan berkembang. Di satu titik, bahkan pernah ditimpa musibah
kebakaran. Di tahun 1913, bisnis rokok ini resmi menjadi badan usaha.
Hampir lima dekade mendahului kemerdekaan Indonesia. Saat ini,
Sampoerna ini masih dipegang oleh keluarga Liem dari generasi ketiga.
2. PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.
Berkat perusahaan satu ini, rakyat Indonesia bisa mencicipi kelezatan mi
instan Indomie, Sarimi, dan Supermi. Didirikan oleh Soedono Salim
selaku pemilik Salim Group, PT Indofood Sukses Makmur hadir pada
tahun 1990. Dalam perjalanan bisnisnya, Soedono Salim memiliki banyak
perusahaan besar. Namun, beberapa terpaksa harus dijual demi
mempertahankan dua perusahaan besarnya, Indofood dan Bogasari. Saat

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM 1


ini, pemilik PT Indofood Sukses Makmur ini adalah Anthony Salim, anak
dari Soedono Salim.
3. PT. Djarum, Tbk.
Selain Sampoerna, ada pula perusahaan rokok PT Djarum yang didirikan
oleh Oei Wie Gwan di tahun 1951. Perusahaan milik keluarga Hartono ini
sukses menjadikan keluarga Hartono sebagai keluarga kaya raya dan
sukses yang disorot masyarakat Indonesia. Bahkan, Budi Hartono pemilik
PT Djarum dinobatkan oleh majalah Forbes menjadi orang terkaya nomor
1 di Indonesia. Tampaknya, keputusan Ayah dari Budi Hartono untuk
membeli perusahaan rokok di Kudus yang hampir gulung tikar ini benar-
benar membuahkan hasil.
4. Bakrie Group
Nama yang satu ini pastilah paling sering terdengar di Indonesia. Adalah
Bakrie Group yang berdiri sejak tahun 1942, dengan bidang usaha
bermacam-macam. Mulai dari properti, pertambangan, telekomunikasi,
perkebunan, metal, hingga media. Dengan banyaknya jenis usaha miliki
Bakrie Group, tak heran keluarga Bakrie menjadi salah satu keluarga
konglomerat tersukses di Indonesia.

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM 1


DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, Bambang Agus dan Erwin Putera Permana. 2017. Manajemen Koperasi
dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Perkembangan Teori dan
Praktek. Kediri : Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri.
https://azkianurannisa.wordpress.com/2015/06/05/definisi-bisnis-keluarga/
(Diakses pada 1 April 2019).
https://materikuliahmanajemenbisnis.blogspot.com/2016/09/bisnis-keluarga-
bisnis-family.html (Diakses pada 1 April 2019).
http://suksesiusahakeluarga.blogspot.com/ (Diakses pada 1 April 2019).
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3522446/4-bisnis-keluarga-di-indonesia-
yang-sukses-berumur-panjang (Diakses pada 1 April 2019).

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM 1

Anda mungkin juga menyukai