0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang definisi usaha keluarga dan bisnis keluarga, keuntungan dan tantangan dari bisnis keluarga, serta tahapan suksesi bisnis keluarga. Usaha keluarga didefinisikan sebagai bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh dua anggota keluarga atau lebih. Tahapan suksesi bisnis keluarga terdiri dari tiga level yakni pra-suksesi, masuk penggantian, dan transfer kepemimpinan sunggu
Dokumen tersebut membahas tentang definisi usaha keluarga dan bisnis keluarga, keuntungan dan tantangan dari bisnis keluarga, serta tahapan suksesi bisnis keluarga. Usaha keluarga didefinisikan sebagai bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh dua anggota keluarga atau lebih. Tahapan suksesi bisnis keluarga terdiri dari tiga level yakni pra-suksesi, masuk penggantian, dan transfer kepemimpinan sunggu
Dokumen tersebut membahas tentang definisi usaha keluarga dan bisnis keluarga, keuntungan dan tantangan dari bisnis keluarga, serta tahapan suksesi bisnis keluarga. Usaha keluarga didefinisikan sebagai bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh dua anggota keluarga atau lebih. Tahapan suksesi bisnis keluarga terdiri dari tiga level yakni pra-suksesi, masuk penggantian, dan transfer kepemimpinan sunggu
SUKSESI BISNIS KOPERASI DAN BISNIS (USAHA KELUARGA)
2.1 Definisi Usaha Keluarga
Suatu perusahaan yang kepemilikannya melibatkan fungsi dua atau lebih anggota keluarga yang sama secara langsung dalam sebuah usaha. Bisnis keluarga merupakan salah satu bentuk bisnis yang melibatkan Sebagian anggota keluarga di dalam kepemilikan atau operasi bisnis. Menurut John L. Ward dan Craig E. Arnoff, suatu perusahaan dikatakan perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau lebih anggota keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan. Sedangkan menurut Robert G. Donelly dalam bukunya “The Family Bussines” suatu perusahaan dinamakan perusahaan keluarga apabila paling sedikit ada keterlihatan dua generasi dalam kelurga itu dan mereka memengaruhi kebijakan perusahaan.
A. Perhatian Keluarga dan Tumpeng Tindih (overlapping) Aktivitas Bisnis
1. Perhatian keluarga: a. Mengurus dan mengasuh anggota keluarga agar tetap harmonis. b. Jabatan & promosi dalam perusahaan berorientasi pada garis keturunan keluarga yang diutamakan dan diprioritaskan. c. Loyalitas pada keluarga tetap menjadi tujuan yang sama. 2. Perhatian Bisnis: produksi & distribusi barang dan / jasa tetap profesional. 3. Kebutuhan untuk menajemen profesional: operasi perusahaann yang efektif dan efisien, tetap menjadi tujuan selanjutnya. B. Keuntungan Usaha Keluarga 1. Kekuatan hubungan keluarga setiap peride-periode menarik peubahan bisnis. 2. Penggorbanan-pengorbanan keuangan anggota keluarga membuat usaha menjadi baik, sehingga usaha memperoleh modal yang murah. 3. Operasi suatu usaha keluarga mampu membuat kekhasan usaha dari para pesaing. 4. Tingkat hubungan menjadi lebih tinggi terhadap perhatian komunitas keluarga dengan para pekerja yang bukan keluarga. 5. Sanggup merencanakan & menyiapkan untuk menghasilkan laba jangka panjang. 6. Selalu berfokus pada kualitas dan nilai. C. Keuntungan Usaha Keluarga 1. Motivasi Kuat dari Anggota Keluarga. 2. Menggunakan Tema-Tema Keluarga dalam Iklan. 3. Penekanan di Tempat Kerja. 4. Fokus pada Proses Perjalanan Bisnis. 5. Penekanan pada Produk & Jasa
1. Paternalistik: hubungan bapak - anak
2. Laissez-Faire: kekebasan/dibiarkan 3. Partisipasi: mendorong partisipasi seluruh anggota 4. Profesional: antar keluarga dikelola secara profesional 5. Dewan stempel: formalitas/stempel belaka 6. Dewan Penasihat: pendiri usaha (sebagai penasihat) 7. Dewan Pengawas: pendiri usaha (pengawas perusahaan) 8. Dewan Kertas: formalitas/hanya diatas kertas 9. Perayahan: pihak ayah penentu pengambilan keputusan tertinggi. 10. Kerja sama: pola kerja dipakai sebagai model pengelolaan & pengambilan keputusan teringgi. 11. Konflik: pola manajemen konflik sebagai model pengelolaan & pengambilan keputusan teringgi.
2.2 Tahapan Suksesi Bisnis Keluarga
A. Level I: Pra-Suksesi 1. Tahap Pertama: Pra-Bisnis Anak sebagai penerus perusahaan diarahkan untuk menjadi sadar & mau mengenal segi-segi pokok/permukaan perusahaan yang dimiliki orang tua. Orientasi anak sebagai bagian dari anggota keluarga adalah secara informal/belum secara resmi. 2. Tahap Kedua: Pengenalan Anak dibeberkan untuk diperkenalkan pada jargon-jargon bisnis, para pegawainya, & lingkungan bisnis perusahaan yang dimiliki orang tua. 3. Tahap Ketiga: Pengenalan Fungsi-Fungsi Operasional Anak mulai diperkenallkan terhadap fungsi-fungsi operasional pokok perusahaan (proses produksi, penelitian, pengembangan, keuangan, akuntansi, pemasaran, pengawasan, & fungsi-fungsi yang esensial lainnya). Anak diajak bekerja paruh waktu. Pekerjaan yang lebih sulit diperkenalkan orang tua kepada anak (termasuk pendidikan & bekerja untuk perusahaan lain terutama produk & jasa sejenis sebagai kompetitor terdekat).
B. Level II: Masuk Penggantian
1. Tahap Keempat: Menjalankan Fungsional Anak yang akan ditunjuk sebagai penerus perusahaan sudah mulai diminta untuk berperan sebagai pengganti potensial mulai bekerja sebagai pegawai purnawaktu. Juga menjalankan seluruh fungsi yangg ditempatkan pada posisi bukan manajemen menengah/manajemen puncak, melainkan diberi pekerjaan pada posisi staf. 2. Tahap Kelima: Melaksanakan Fungsi Lanjutan Anak diminta untuk menjadi pengganti potensial. Didudukan posisi pimpinan termasuk posisi-posisi utama manajemen (presiden direktur perusahaan).
C. Level III: Transfer Kepemimpinan Sungguhan
1. Tahap Keenam; Suksesi Awal. Anak sebagai penerus perusahaan/sebagai suksesor mengambil tampuk kepemimpinan, secara legal (de jure) berkedudukan sebagai pemimpin perusahaan yang sah secara hukum. 2. Tahap Ketujuh: Suksesi Sungguhan. Anak sebagai penerus perusahaan adalah berfungsi sebagai pengganti pucuk pimpinan secara (de facto)/direktur utama pada usaha keluarga yang bersangkutan