Anda di halaman 1dari 4

SUKSESI BISNIS KOPERASI DAN BISNIS (USAHA KELUARGA)

2.1 Definisi Usaha Keluarga


Suatu perusahaan yang kepemilikannya melibatkan fungsi dua atau lebih anggota
keluarga yang sama secara langsung dalam sebuah usaha.
Bisnis keluarga merupakan salah satu bentuk bisnis yang melibatkan Sebagian anggota
keluarga di dalam kepemilikan atau operasi bisnis. Menurut John L. Ward dan Craig E.
Arnoff, suatu perusahaan dikatakan perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau lebih
anggota keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan. Sedangkan menurut Robert G.
Donelly dalam bukunya “The Family Bussines” suatu perusahaan dinamakan perusahaan
keluarga apabila paling sedikit ada keterlihatan dua generasi dalam kelurga itu dan mereka
memengaruhi kebijakan perusahaan.

A. Perhatian Keluarga dan Tumpeng Tindih (overlapping) Aktivitas Bisnis


1. Perhatian keluarga:
a. Mengurus dan mengasuh anggota keluarga agar tetap harmonis.  
b. Jabatan & promosi dalam perusahaan berorientasi pada garis keturunan keluarga
yang diutamakan dan diprioritaskan.
c. Loyalitas pada keluarga tetap menjadi tujuan yang sama.
2. Perhatian Bisnis: produksi & distribusi barang dan / jasa tetap profesional.
3. Kebutuhan untuk menajemen profesional: operasi perusahaann yang efektif dan
efisien, tetap menjadi tujuan selanjutnya.
B. Keuntungan Usaha Keluarga
1. Kekuatan hubungan keluarga setiap peride-periode menarik peubahan bisnis.
2. Penggorbanan-pengorbanan keuangan anggota keluarga membuat usaha menjadi
baik, sehingga usaha memperoleh modal yang murah.
3. Operasi suatu usaha keluarga mampu membuat kekhasan usaha dari para pesaing.
4. Tingkat hubungan menjadi lebih tinggi terhadap perhatian komunitas keluarga
dengan para pekerja yang bukan keluarga.
5. Sanggup merencanakan & menyiapkan untuk menghasilkan laba jangka panjang.
6. Selalu berfokus pada kualitas dan nilai.
C. Keuntungan Usaha Keluarga
1. Motivasi Kuat dari Anggota Keluarga.
2. Menggunakan Tema-Tema Keluarga dalam Iklan.
3. Penekanan di Tempat Kerja.
4. Fokus pada Proses Perjalanan Bisnis.
5. Penekanan pada Produk & Jasa

1. Paternalistik: hubungan bapak - anak


2. Laissez-Faire: kekebasan/dibiarkan
3. Partisipasi: mendorong partisipasi seluruh anggota
4. Profesional: antar keluarga dikelola secara profesional
5. Dewan stempel: formalitas/stempel belaka
6. Dewan Penasihat: pendiri usaha (sebagai penasihat)
7. Dewan Pengawas: pendiri usaha (pengawas perusahaan)
8. Dewan Kertas: formalitas/hanya diatas kertas
9. Perayahan: pihak ayah penentu pengambilan keputusan tertinggi.
10. Kerja sama: pola kerja dipakai sebagai model pengelolaan & pengambilan keputusan
teringgi.
11. Konflik: pola manajemen konflik sebagai model pengelolaan & pengambilan keputusan
teringgi.

2.2 Tahapan Suksesi Bisnis Keluarga


A. Level I: Pra-Suksesi
1. Tahap Pertama: Pra-Bisnis
Anak sebagai penerus perusahaan diarahkan untuk menjadi sadar & mau
mengenal segi-segi pokok/permukaan perusahaan yang dimiliki orang tua. Orientasi anak
sebagai bagian dari anggota keluarga adalah secara informal/belum secara resmi.
2. Tahap Kedua: Pengenalan
Anak dibeberkan untuk diperkenalkan pada jargon-jargon bisnis, para
pegawainya, & lingkungan bisnis perusahaan yang dimiliki orang tua.
3. Tahap Ketiga: Pengenalan Fungsi-Fungsi Operasional
Anak mulai diperkenallkan terhadap fungsi-fungsi operasional pokok perusahaan
(proses produksi, penelitian, pengembangan, keuangan, akuntansi, pemasaran,
pengawasan, & fungsi-fungsi yang esensial lainnya). Anak diajak bekerja paruh waktu.
Pekerjaan yang lebih sulit diperkenalkan orang tua kepada anak (termasuk pendidikan &
bekerja untuk perusahaan lain terutama produk & jasa sejenis sebagai kompetitor
terdekat).

B. Level II: Masuk Penggantian


1. Tahap Keempat: Menjalankan Fungsional
Anak yang akan ditunjuk sebagai penerus perusahaan sudah mulai diminta untuk
berperan sebagai pengganti potensial mulai bekerja sebagai pegawai purnawaktu. Juga
menjalankan seluruh fungsi yangg ditempatkan pada posisi bukan manajemen
menengah/manajemen puncak, melainkan diberi pekerjaan pada posisi staf.
2. Tahap Kelima: Melaksanakan Fungsi Lanjutan
Anak diminta untuk menjadi pengganti potensial. Didudukan posisi pimpinan
termasuk posisi-posisi utama manajemen (presiden direktur perusahaan).

C. Level III: Transfer Kepemimpinan Sungguhan


1. Tahap Keenam; Suksesi Awal.
Anak sebagai penerus perusahaan/sebagai suksesor mengambil tampuk
kepemimpinan, secara legal (de jure) berkedudukan sebagai pemimpin perusahaan yang
sah secara hukum.
2. Tahap Ketujuh: Suksesi Sungguhan.
Anak sebagai penerus perusahaan adalah berfungsi sebagai pengganti pucuk
pimpinan secara (de facto)/direktur utama pada usaha keluarga yang bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai