Anda di halaman 1dari 12

GAYA DAN NILAI KEPEMIMPINAN YANG DIANUT OLEH

PT TRINITA PERKASA

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat matakuliah Seminar

OLEH:

William Aditya
2016120180

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGANFAKULTAS EKONOMI


PROGRAM SARJANA MANAJEMENBANDUNG
2021
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Penulis memiliki perusahaan keluarga yang bergerak dibidang jasa kontraktor dan
developer sejak tahun 1995, yang didirikan oleh Bpk. Ir. Benny K. Utama (founding father).
Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun, awalnya perusahaan membangun unit-unit rumah
bertipe T 45 sampai dengan T 70 di beberapa wilayah kota Bandung. Pengaruh generasi
pertama sebagai founding father memberikan dampak positif pada awal pertumbuhan
perusahaan dengan visi pengembangan usahanya, namun dalam perjalanannya pertumbuhan
perusahaan tidak sehebat masa awal perusahaan, karena faktor kepemimpinan yang tercipta
di dalam perusahaan bersifat otokratis dimana pegawai harus melakukan sesuai dengan apa
yang ia katakan. Umumnya pemimpin otokratis percaya bahwa dia adalah orang yang paling
pintar di meja dan tahu lebih banyak daripada orang lain, sehingga dapat mengakibatkan
perusahaan tidak dapat berkembang kearah yang lebih baik, karena harus bergantung pada
keputusan pemimpin.
Generasi pertama (founding father) memiliki ikatan yang kuat dengan perusahaan baik
dari segi sejarah, kepemilikan, dan keterlibatannya sejak perusahaan berdiri, hal ini yang
membuat founding father memiliki krisis kepercayaan kepada siapapun dan hal ini
menyebabkan kesulitan untuk melakukan regenerasi pemimpin perusahaan. Adapun
genogram keluarga bisa dilihat pada gambar 1.1 sebagai berikut.

Ir. Benny Utama

William Aditya Vincentius Joshua

Berdasarkan latar belakang serta jurnal Prasetya, M. (2014) dengan judul “Gaya dan
nilai kepemimpinan dalam suksesi perusahaan bidang developer keluarga di Surabaya”
. Agora, 2(2), 1187-1192. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Gaya
dan nilai kepemimpinan yang dianut oleh PT Trinita Perkasa”
2

1.2 Rumusan Masalah

Berikut ini merupakan rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini
berdasarkan pada identifikasi masalah diatas, yaitu:
1. Bagaimana Gaya Kepemimpinan yang dianut oleh PT Trinita Perkasa ?
2. Bagaimana Nilai Kepemimpinan yang di nut PT Trinita Perkasa ?
3. Bagaimana Gaya dan Nilai Kepemimpinan yang dianut PT Trinita Perkasa ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian bisnis ini adalah untuk:


1. Untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan yang dianut oleh PT Trinita Perkasa
2. Untuk mengetahui Nilai Kepemimpinan yang dianut oleh PT Trinita Perkasa
3. Untuk mengetahui Gaya dan Nilai Kepemimpinan yang dianut oleh PT Trinita
Perkasa

1.4 Kegunaan Penelitian


Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya
maupun yang secara langsung terkait didalamnya , adapun manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Aspek Teoritis
Penelitian ini akan sangat membantu untuk menambah wawasan dan pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya tentang gaya dan nilai kepemimpinan.
2. Aspek Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan atau gambaran tentang gaya dan
nilai kepemimpinan yang dianut oleh PT Trinita Perkasa.

1.5 Kerangka Pemikiran


Perusahaan keluarga (family business) adalah suatu perusahaan yang pemegang saham
mayoritasnya adalah sebuah keluarga, dan posisi pengelola (manajemen) dikuasai oleh
anggota keluarga serta diharapkan keturunan keluarga tersebut mengikuti jejak mereka
nantinya sebagai pengelola (Rock, 1991). Sementara Aronoff & Ward (1995) menyatakan
suatu perusahaan dinamakan perusahaan keluarga jika terdiri dari dua atau lebih anggota
keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan, sementara Donnelley (1988) menyatakan
suatu organisasi digolongkan perusahaan keluarga apabila paling sedikit ada keterlibatan dua
3

generasi dalam keluarga itu dan mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan. Perusahaan
keluarga biasanya didirikan, dipimpin dan dikelola oleh anggota keluarga, walaupun sebagian
dari perusahaan keluarga dewasa ini telah dikelola oleh para profesional yang berasal dari
luar keluarga. Kalau ditinjau dari sisi arti kata, “keluarga” dan “bisnis” sejatinya adalah dua
hal yang berbeda, sebab masing-masing merupakan sistem yang mempunyai
elementersendiri. Keluarga sebagai sistem lebih bersifat emosional, karena disatukan oleh
ikatan mendalam yang mempengaruhinya dalam berbisnis, diantaranya adalah keluarga
sangat menjunjung tinggi loyalitas dan nurturing (pemeliharaan) usahanya. Selain itu
keluarga juga cenderung konservatif, meminimalisir perubahan untuk menjaga mereka agar
intact (utuh). Dengan kata lain, orientasi keluarga lebih ke dalam (inward looking).
Sementara itu, bisnis berbasiskan pekerjaan yang berorientasi pasar dan mengambil peluang
dari setiap perubahan sekecil apapun. 27 Carsrud (2004) menyatakan perusahaan keluarga
adalah usaha yang dimiliki dan mayoritas aturan yang dijalankan oleh usaha itu dibuat oleh
anggota dari kelompok yang terikat secara emosional. Sementara itu, IFCCorporate
Governance (2008) menyatakan perusahaan keluarga adalah perusahaan dimana mayoritas
suara ada pada keluarga dalam mengatur jalannya bisnis. Menurut Centre for labour Reseach
(2005) sebuah bisnis yang mana kepemilikan dan manajemennya dikuasai oleh anggota
keluarga. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak definisi perusahaan keluarga disampaikan,
kebanyakan berfokus pada beberapa faktor yang melingkupi perusahaan keluarga seperti
kepemilikan, kendali, manajemen dan keinginan untuk melestarikan suksesi antar generasi.
Banyak peneliti sependapat bahwa keterlibatan keluarga dalam perusahaan membuat bisnis
keluarga menjadi berbeda dibanding dengan perusahaan non keluarga (Miller & Le Breton-
Miller, 2006). Pendapat hampir senada juga dikemukakan oleh Bernard (1995:42) yang
mengatakan bahwa bisnis keluarga dikendalikan oleh anggota keluarga tunggal, khususnya
dalam proses pengambilan keputusan bisnis yang penting. Beberapa peneliti
mengintepretasikan keterlibatan keluarga dalam hal kepemilikan dan manajemen (Handler,
1990). Sementara itu Churchill & Hatten (2007) lebih cenderung menambahkan faktor
keberadaan keluarga pada saat terjadinya suksesi yang berasal dari dalam anggota keluarga.
Selanjutnya Carsrud (2004) memaparkan bahwa perusahaan keluarga adalah bisnis yang
benar-benar dimiliki oleh keluarga dan pembuatan dan pengambilan kebijakan perusahaan
didominasi oleh anggota keluarga .
Menurut Fahmi (2011:2) “Manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari secara
komperhensif tentang bagaimana mengarahkan dan mengelola orang-orang dengan latar
belakang yang berbeda-beda dengan tujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Didalam
4

manajemen salah satu nya terdapat manajemen bisnis keluarga. Manajemen bisnis keluarga
(Family bussines management) adalah ilmu atau seni untuk mengatur suatu bisnis yang
dimiliki atau dikelola sejumlah orang yang memiliki hubungan keluarga dengan tujuan untuk
mencapai tujuan bersama.
Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar
mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan,
2011: 170). Menurut Badeni (2013: 2), kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
Didalam perusahaan mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Menurut Rivai dan
Mulyadi dalam Kumala & Agustina (2019:27) mendefinisikan bahwa “ Gaya Kepemimpinan
adalah sekumpulan ciri yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar
sasaran organisasi dapat tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah
pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin”.
Nilai kepemimpinan adalah konstruksi yang mewakili perilaku umum atau keadaan
yang dianggap penting bagi individu (Richard et.al 2012). Gaya dan nilai kepemimpinan yang
berbeda bisa mempengaruhi proses suksesi perusahan.
Berikut disajikan Gambar kerangka pemikiran pada gambar 1.1 sebagai
berikut. Manajemen

Manajemen
Familly Business

Kepemimpinan

Gaya Nilai
Kepemimpinan Kepemimpinan
5

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori Manajemen


Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian
,pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar,terorganisir,dan sesuai dengan jadwal.
Menurut Fahmi (2011:2) “Manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari
secara komperhensif tentang bagaimana mengarahkan dan mengelola orang-orang
dengan latar belakang yang berbeda-beda dengan tujuan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.

2.2 Manajemen Bisnis Keluarga ( Familly Bussines Management)

Menurut Stefan S. Handoyo (2010) , “family is a community of person headed by a man


and women , united in marriage and their off springs as well as relatives to the third or
fourth degree of consunguinity”. Dengan begitu , family bussines adalah bisnis yang
dimiliki atau dikelola oleh sejumlah orang yang memiliki hubungan kekeluargaan , baik
suami-istrimaupun keturunannya, termasuk hubungan persaudaraan.
Manajemen bisnis keluarga (Family bussines management) adalah ilmu atau seni
untuk mengatur suatu bisnis yang dimiliki atau dikelola sejumlah orang yang memiliki
hubungan keluarga dengan tujuan untuk mencapai tujuan bersama. Kompleksitas hubungan
dalam bisnis keluarga memerlukan manajemen yang terbuka, artinya manajemen yang
dikelola secara profesional. Manajemen yang baik diperlukan untuk kesuksesan tiap bisnis.
Praktek manajemen bisnis keluarga yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Merangsang pemikiran dan pemahaman strategi bisnis yang baru
- Merekrut dan mempertahankan manajeer non keluarga yang baik
- Menciptakan organisasi yang fleksibel dan inovatif
- Menciptakan dan melindungi modal
- Menyiapkan pengganti kepemimpinan (sukesi).
6

2.3 Landasan Kepemimpinan


Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar
mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan,
2011: 170). Menurut Badeni (2013: 2), kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
Robbins dan Judge (2015: 410) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
memengaruhi suatu kelompok menuju pencapaian sebuah visi atau serangkaian tujuan.
McShane dan Von Glinow (2010: 360) menyatakan kepemimpinan adalah tentang
memengaruhi, memotivasi, dan memungkinkan orang lain memberikan kontribusi ke arah
efektivitas dan keberhasilan organisasi di mana mereka menjadi anggotanya. Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi dan mendukung orang lain untuk bekerja secara antusias menuju
pada pencapaian sasaran (Newstrom, 2011:171). Kepemimpinan merupakan faktor penting
yang membantu individu atau kelompok mengidentifikasi tujuannya, dan kemudian
memotivasi dari dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah sifat atau karakter atau cara seseorang dalam upaya membina dan mempengaruhi
seseorang atau sekelompok orang agar mau bekerjasama, komitmen dan setia untuk
melaksanakan semua kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai
tujuan organisasi.

2.4 Gaya Kepemimpinan

Menurut Rivai dan Mulyadi dalam Kumala & Agustina (2019:27) mendefinisikan
bahwa “ Gaya Kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pemimpin untuk
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi dapat tercapai atau dapat pula dikatakan
bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering
diterapkan oleh seorang pemimpin”.
Menurut Soekarso dalam Kumala & Agustina (2018 : 2) definisi gaya kepemimpinan dapat

diuraikan sebagai berikut;

1. Gaya Kepemimpinan adalah perilaku atau tindakan pemimpin dalam mempengaruhi

para anggota atau pengikut;

2. Gaya Kepemimpinan adalah perilaku atau tindakan pemimpin dalam melaksanakan

tugas-tugas pekerjaan manajerial.


7

Menurut Veithzal Rivai dalam Sudaryono (2014 : 312) mengemukakan bahwa

“Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang

tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan

menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap

yang mendasari perilaku seseorang”.

Berdasarkan penjelasan mengenai definisi gaya kepemimpinan tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan setiap orangpemimpin mempunyai karakter,

tingkah laku, dan watak kepribadian tersendiri yang membedakan dengan orang lain.

Pemimpin yang efektif dapat mempengaruhi bawahan agar dapat mencapai tujuan

organisasi.

2.5 Macam-Macam Gaya Kepemimpinan


Menurut Peter (2013) terdapat tujuh gaya kepemimpinan:
1. Gaya kepemimpinan situasional
Kepemimpinan situasional digunakan dalam pemberian konsultasi karena hal itu adalah
pendekatan yang mudah untuk diterapkan dan didefinisikan. Maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan situasional adalah pendekatan untuk kepemimpinan yang tidak bersifat
fleksibel. pendekatan ini menyediakan model yang menyarankan kepada pemimpin cara
mereka seharusnya berperilaku atas tuntutan situasi tertentu.
2. Gaya kepemimpinan kontingensi
Teori kepemimpinan kontingensi menampilkan pergeseran dalam penelitian
kepemimpinan yang semula memfokuskan diri hanya pada pemimpin, menjadi memfokuskan
diri pada pemimpin dalam hubungannya dengan situasi di mana pemimpin bekerja.
3. Gaya kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional yang murni, adalah kepemimpinan yang bersifat sosial
dan peduli dengan kebaikan bersama. Pemimpin transformasional hebat dalam memaknai dan
membentuk nilai bersama yang ada di dalam diri mereka. Pemimpin transformasional
mendorong orang lain dan merayakan prestasi mereka.
4. Gaya kepemimpinan transaksional
Kepemimpinan transaksional berbeda dari kepemimpinan transformasional, karena
8

pemimpin transaksional tidak menyesuaikan kebutuhan pengikut atau berfokus pada


pengembangan pribadi mereka
5. Gaya kepemimpinan yang melayani
Kepemimpinan yang melayani adalah pendekatan yang paradoksal tentang
kepemimpinan, karena menantang keyakinan tradisional kita tentang kepemimpinan dan
pengaruh (Greenleaf, 1970).
6. Gaya kepemimpinan autentik
Menurut Shamir dan Eilam (2005) kepemimpinan autentik adalah pemimpin yang
menampilkan kepemimpinan yang asli, memimpin dengan autentisitas hati, dan asli, bukan
palsu. Menurut Eagly (2005) kepemimpinan autentik adalah sesuatu yang bersifat
antarpribadi, diciptakan oleh pemimpin dan pengikut secara bersama.
7. Gaya kepemimpinan tim
Menurut Fleishman et al. (1991) kepemimpinan tim adalah di mana pemimpin
berupaya untuk mencapai tujuan tim dengan menganalisis situasi internal dan eksternal,
kemudian memilih serta menerapkan perilaku yang tepat untuk memastikan keefektifan tim.

2.6 Nilai Kepemimpinan


Didalam buku Richard et al.,(2012) mengatakan bahwa nilai kepemimpinan adalah
konstruksi yang mewakili perilaku umum atau keadaan yang dianggap penting bagi individu.
Brown dan Treviño (2006) mendefinisikan bahwa nilai-nilai kepemimpinan adalah pemimpin
yang dapat menggambarkan perilaku dan sifat dasar dari etika dan moral agar dapat mencapai
tujuan organisasi.
Nilai dalam diri pemimpin yang menjadi pembeda seorang pemimpin dengan orang lain
merupakan (Peter, 2013) : 1. Kecerdasan 2. Keyakinan diri 3. Ketekunan 4. Integritas 5.
Kemampuan bersosialisasi 6. Kecerdasan emosional.
9

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Peneltian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif dengan pendekatan kualitatif . Penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif karena ingin menggambarkan apa yang terjadi pada perusahaan bidang
developer berkaitan dengan gaya dan nilai kepemimpinan dalam suksesi.

3.2 Jenis dan Sumber data


Jenis data penelitian adalah kualitatif dan sumber data yang digunakan adalah data
primer. Menurut Sugiyono (2012:139) “Data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data”. Dalam penelitian ini , sumber data primer yang
akan digunakan wawancara dan hasil observasi. Observasi dilakukan penulis dengan
pengamatan langsung di lokasi objek penelitian pada perusahaan developer PT Trinita
Perkasa.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian ini penulis mengumpulkan data primer dengan metode wawancara,
pada pihak-pihak yang terlibat dalam objek penelitian, selain itu penulis juga melakukan
observasi di lokasi objek penelitian. Menurut Sugiono (2013:145) “Observasi merupakan suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.”

3.4 Objek Penelitian


Menurut Husein Umar (2013:18)“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau
siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga
ditambakan hal-hal lain juga di anggap perlu.” Menurut Supriati (2015:44) “ Objek penelitian
adalah Variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat penelitian yang dilakukan.”
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian adalah suatu
gambaran sasaran ilmiah yang akan dijelaskan untuk mendapatkan infomasi dan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun objek penelitian yang akan penulis teliti yaitu
perusahaan milik keluarga yang bergerak di bidang properti dengan nama PT. Trinita Perkas
10

yang beralamat di Jl. Perintis Kemerdekaan No 8 Viaduct Kel. Babakan Ciamis Kec. Sumur
Bandung, Kota Bandung.

3.5 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan Miles & Huberman (1994) mengungkapkan flow model
data analysis. Dimana terdapat pendekatan yaitu:
1. Mendeskripsikan seluruh data berbagai sumber
Seluruh data yang diperoleh dari wawancara, pengamatan dan pencatatan yang ada
dilapangan di pelajarti dan ditelaah keterikatannya satu sama lain.
2. Reduksi data
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang tajam, ringkas, terfokus, membuang data
yang tidak penting, dan mengorganisasikan data sebagai cra untuk menggambarkan dan
memverifikasi kesimpulan akhir. Reduksi data menunjukkan proses menyeleksi,
memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, dan mentranformasi data mentah yang
muncul dalam penulisan catatan lapangan.
3. Display data
Display data adalah usaha merangkai informasi yang terorganisir dalam upaya
menggambarkan kesimpulan dan mengambil tindakan. Dalam penelitian kualitatif display
data menggunakan teks narasi.
4. Verifikasi atau penarikan kesimpulan
Verifikasi atau penarikan keasimpulan merupakan aktivitas analisis, dimana pada awal
pengumpulan data seorang analisis mulai memutuskan apakah data tersebut bermakna atau
tidak mempunyai keteraturan pola, penjelasam, kemungkinan konfigurasi, hubungan sebab
akibat, dan proposisi.
11

Anda mungkin juga menyukai