Pengertian Konverte1
Pengertian Konverte1
Pengertian Konverter
1.1 Konverter adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengubah tegangan searah alias
DC ke tegangan DC yang punya nilai berbeda. Terdapat dua mode konversi yang dapat
digunakan untuk mengubah tegangan tersebut. Mode pertama adalah konversi linear atau linear
conversion. Dan mode kedua adalah konversi peralihan atau switching conversion.
Konversi linear menurunkan tegangan yang berasal dari baterai dengan cara mengubah
kelebihan daya menjadi energi kalor atau panas. Metode ini sangat sederhana, meskipun pada
kenyataannya tidak begitu efisien. Konversi peralihan pada umumnya menggunakan komponen
magnetik guna menyimpan daya secara sementara.
Setelah itu daya yang disimpan secara sementara tersebut diubah menjadi tegangan lainnya.
Tegangan yang dihasilkan bisa lebih besar, atau lebih kecil, lebih rendah, atau kebalikan
(negatif) daripada tegangan input.
JENIS-JENIS KONVERTER DC KE DC
2. Konverter Buck
Konverter jenis buck merupakan jenis konverter yang banyak digunakan dalam industri catu-
daya. Konverter ini akan mengkonversikan tegangan dc masukan menjadi tegangan dc lain yang
lebih rendah (konverter penurun tegangan).
Rangkaian ini terdiri atas satu saklar aktif (MOSFET) dan satu saklar pasif (diode). Untuk
tegangan kerja yang rendah, saklar pasif sering diganti dengan saklar aktif sehingga susut daya
yang terjadi bisa dikurangi. Kedua saklar ini bekerja bergantian. Setiap saat hanya ada satu saklar
yang menutup. Nilai rata-rata tegangan keluaran konverter sebanding dengan rasio antara waktu
penutupan saklar aktif terhadap periode penyaklarannya (faktor kerja). Nilai faktor kerja bisa
diubah dari nol sampai satu. Akibatnya, nilai rata-rata tegangan keluaran selalu lebih rendah
dibanding tegangan masukannya.
Beberapa konverter buck bisa disusun paralel untuk menghasilkan arus keluaran yang lebih besar.
Jika sinyal ON-OFF masing-masing konverter berbeda sudut satu sama lainnya sebesar 360o/N,
yang mana N menyatakan jumlah konverter, maka didapat konverter dc-dc N-fasa. Konverter
buck N-fasa inilah yang sekarang banyak digunakan sebagai regulator tegangan mikroprosesor
generasi baru. Dengan memperbanyak jumlah fasa, ukuran tapis yang diperlukan bisa menjadi
jauh lebih kecil dibanding konverter dc-dc satu-fasa. Selain digunakan sebagai regulator tegangan
mikroprosesor, konverter buck multifasa juga banyak dipakai dalam indusri logam yang
memerlukan arus dc sangat besar pada tegangan yang rendah.
Perlu dicatat bahwa arus masukan konverter buckc selalu bersifat tak kontinyu dan mengandung
riak yang sangat besar. Akibatnya pada sisi masukan, konverter buck memerlukan tapis kapasitor
yang cukup besar untuk mencegah terjadinya gangguan interferensi pada rangkaian di sekitarnya.
Konverter dc-dc jenis buck biasanya dioperasikan dengan rasio antara teganan masukan terhadap
keluarannya tidak lebih dari 10. Jika dioperasikan pada rasio tegangan yang lebih tinggi, saklar
akan bekerja terlalu keras sehingga keandalan dan efisiensinya turun. Untuk rasio yang sangat
tinggi, lebih baik kalau kita memilih versi yang dilengkapi trafo.
3. Konverter Forward
Jika penerapan mensyaratkan adanya isolasi galvanis antara sisi masukan dan keluaran atau
bekerja dengan rasio tegangan yang sangat tinggi maka konverter jenis forward bisa menjadi
pilihan. Skema dari konverter dc-dc jenis forward diperlihatkan di Gb. 2(a). Jika saklar MOSFET
menutup maka beban akan merasakan tegangan yang besarnya sebanding dengan tegangan
masukan dikalikan rasio jumlah lilitan trafonya. Jika saklar MOSFET menutup maka tegangan
bebannya sama dengan nol. Akibatnya, nilai rata-rata tegangan beban bisa diatur dengan
mengatur faktor-kerja saklar. Rasio tegangan yang tinggi didapat dengan memilih rasio jumlah
lilitan trafo yang seusai.
Pada Gb. 2(a), trafo dilengkapi dengan belitan tersier dan dioda. Rangkaian ini berperan saat
saklar MOSFET terbuka. Belitan bantu dan dioda ini berfungsi untuk menjamin bahwa fluksi
magnetik di inti trafo telah turun kembali menjadi nol sebelum saklar MOSFET kembali ditutup.
Tegangan maksimum yang dirasakan saklar aktif adalah tegangan sumber ditambah tegangan
primer trafo (tegangan beban dikalikan rasio jumlah lilitan primer terhadap sekunder). Selain itu
untuk menjamin bahwa fluksi magnetik selalu kembali menjadi nol selama saklar aktif terbuka,
saklar aktif tidak boleh dioperasikan dengan faktor-kerja lebih dari 50%. Pada saat ini, konverter
forward seperti di Gb. 2(a) banyak dipakai untuk daya sampai 100 Watt.
Untuk daya yang lebih besar, rangkaian konverter forward dimodifikasi menjadi seperti terlihat
di Gb. 2(b). Dengan topologi ini, tegangan maksimum yang dirasakan saklar menjadi berkurang.
Topologi ini cocok untuk daya sampai 1000 Watt. Untuk daya kecil, topologi ini tidak cocok
karena susut daya di empat saklar yang digunakan menjadi sangat membebani sistem.
Masalah utama yang dihadapi konverter forward adalah penggunaan trafo yang kurang efisien.
Penggunaan trafo kurang efisien karena trafo dimagnetisasi secara tak simetris (gelombang
tegangan trafo bukan gelombang bolak-balik). Untuk mengatasi masalah ini, kita bisa
menggunakan topologi setengah-jembatan (half-bridge) seperti terlihat di Gb. 3(a). Jika saklar S1
ditutup maka trafo merasakan tegangan positif sedangkan jika saklar S2 ditutup maka trafo
merasakan tegangan negatif. Kelemahan utama dari topologi ini adalah tidak cocok untuk
dioperasikan dalam mode arus terkendali. Inilah alasan utama mengapa topologi ini tidak banyak
digunakan.
Untuk mengatasi masalah pada konverter setengah-jembatan, kita bisa menggunakan topologi
jembatan-penuh (full-bridge). Skema konverter ini diperlihatkan di Gb. 3(b). Untuk memahami
kinerja konverter jembatan-penuh, kita bisa menganggap sebagai dua konverter setengah-
jembatan seperti terlihat di Gb. 4. Masing-masing konverter setengah-jembatan menghasilkan
gelombang persegi yang berbeda fasa. Belitan primer trafo akan merasakan selisih tegangan yang
dihasilkan oleh dua konverter setengah-jembatan tersebut. Selisih tegangan ini tergantung pada
besarnya beda fasa antara dua gelombang tegangan yang dihasilkan.
Dengan mode kerja seperti di Gb. 4, konverter jembatan-penuh bisa dirancang agar bekerja dalam
mode pensaklaran lunak (soft switching). Pada mode kerja ini, pembukaan dan penutupan saklar
selalu terjadi saat tegangan pada saklar sama dengan nol. Akibatnya, rugi-rugi daya pensaklaran
(rugi-rugi daya yang terjadi selama proses penutupan dan pembukaan saklar) bisa ditekan
menjadi sangat rendah.
Konverter daya jenis jembatan penuh ini cocok untuk penerapan daya besar sampai 5000 Watt.
Walaupun komponen yang digunakannya banyak, manfaat yang didapat bisa mengalahkan
kerugiannya.
5. Konverter Push-Pull
Topologi turunan buck lain yang cukup popular adalah push-pull seperti terlihat di Gb. 5.
Keuntungan utama dari topologi ini adalah dua saklar yang digunakan bisa dikendalikan dengan
dua rangkaian gate yang referensinya sama. Ini akan sangat menyederhanakn rangkaian kendali
yang diperlukan sehingga bisa dibuat dalam satu chip.
Topologi push-pull cocok untuk penerapan dengan tegangan masukan yang rendah karena saklar
akan merasakan tegangan sebesar dua kali tegangan masukannya. Akibatnya, rangkaian ini cocok
untuk konverter daya yang dipasok dengan battery. Topologi ini banyak dipakai untuk daya
sampai 500 Watt.
6. Topologi Boost
Topologi boost bisa menghasilkan tegangan keluaran yang lebih tinggi dibanding tegangan
masukannya (penaik tegangan). Skema konverter ini diperlihatkan di Gb. 6. Jika saklar MOSFET
ditutup maka arus di induktor akan naik (energi tersimpan di induktor naik). Saat saklar dibuka
maka arus induktor akan mengalir menuju beban melewati dioda (energi tersimpan di induktor
turun). Rasio antara tegangan keluaran terhadap tegangan masukan konverter sebanding dengan
rasio antara periode penyaklaran dan waktu pembukaan saklar. Ciri khas utama konverter ini
adalah bisa menghasilkan arus masukan yang kontinyu.
Pada saat ini, topologi boost banyak dipakai dalam penyearah yang mempunyai faktor-daya satu
seperti terlihat di Gb. 7. Pada rangkaian ini, saklar dikendalikan sedemikian rupa sehingga
gelombang arus induktor mempunyai bentuk seperti bentuk gelombang sinusoidal yang
disearahkan. Dengan cara ini, arus masukan penyearah akan mempunyai bentuk mendekati
sinusoidal dengan faktor-daya sama dengan satu. Pengendali konverter semacam ini sekarang
tersedia banyak di pasaran dalam bentuk chip.
7. Topologi Buck-Boost
Skema konverter buck-boost diperlihatkan di Gb. 8. Jika saklar MOSFET ditutup maka arus di
induktor akan naik, Saat saklar dibuka maka arus di induktor turun dan mengalir menuju beban.
Dengan cara ini, nilai rata-rata tegangan beban sebanding dengan rasio antara waktu pembukaan
dan waktu penutupan saklar. Akibatnya, nilai rata-rata tegangan beban bisa lebih tinggi maupun
lebih rendah dari tegangan sumbernya.
Masalah utama dari konverter buck-boost adalah menghasilkan riak arus yang tinggi baik di sisi
masukan maupun sisi keluarannya. Akibatnya, diperlukan tapis kapasitor yang besar di kedua
sisinya. Inilah salah satu alasan mengapa konverter buck-boost jarang dipakai di industri.
Dalam industri, topologi yang sering dipakai adalah turunan buck-boost yang lebih popular
disebut konverter flyback. Skema konverter ini diperlihatkan di Gb. 9. Pada konverter ini, energi
tersimpan di trafo akan naik saat saklar MOSFET ditutup. Saat saklar dibuka, energi tersimpan
di trafo akan dikirim ke beban melalui dioda. Konverter ini sering dipakai untuk menghasilkan
banyak level tegangan keluaran dengan menggunakan beberapa belitan sekunder trafo.
Konverter flyback biasa dipakai untuk daya sampai 100 Watt. Keuntungan utama dari konverter
flyback adalah menggunakan komponen yang paling sedikit dibanding konverter jenis lainnya.
Kelemahan utama dari topologi ini adalah tingginya tegangan yang dirasakan oleh saklar.
8. Kombinasi Konverter
Untuk penerapan yang sangat khusus, kita bisa mengkombinasikan beberapa konverter dasar
sehingga didapat kinerja yang diinginkan. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, kita bisa
menganggap konverter sebagai two-port network yang direpresentasikan seperti terlihat di Gb.
10. Jika konverter bisa dianggap sebagai two-port network seperti di Gb. 10 maka empat macam
kombinasi seperti terlihat di Gb. 11 bisa didapat. Konverter yang dikombinasikan bisa lebih dari
dua. Konverter yang dikombinasikan tidak harus mempunyai topologi yang sama. Dengan
kombinasi semacam ini, keuntungan dari beberapa jenis konverter bisa digabung dan membuang
kelemahannya.
Tergantung pada topologi dasar yang dipakai untuk membentuk two-port network tidak semua
empat macam kombinasi seperti di Gb. 11 bisa didapat. Tidak adanya isolasi galvanis antara sisi
masukan dan keluaran pada beberapa topologi menyebabkan tidak semua kombinasi di Gb. 11
bisa diimplementasikan. Kombinasi semacam ini juga berlaku untuk konverter dc-ac, ac-dc, dan
ac-ac.
KONVERTER AC ke AC
Converter AC ke AC Untuk menjalankan peralatan berat di dunia industri, terkadang kita
membutuhkan suatu sumber AC dengan amplituda dan frekuensi yang berbeda dengan sumber
AC yang disediakan oleh jaringan jala-jala/grid. Dalam hal ini jala-jala yang disediakan oleh
PT.PLN adalah bertegangan 220 AC 50 Hz.
Aplikasi Cycloconverter dapat dilihat pada industri-industri yang menggunakan motor induksi
berdaya besar dan dengan kecepatan yang rendah seperti industri pengolahan semen, aplikasi
pada rolling ball mill, scherbius drive, mine-winders yang berkapasitas lebih dari 20 MW.
Konverter AC-AC banyak juga dipakai pada sistem pembangkit listrik tenaga angin (PLTB)
berdaya besar, dan kecepatan berubah seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut untuk sistem
PLTB segala aplikasi generator.
Sistem variable speed (d) dan (e) adalah sistem PLTB yang dibedakan berdasarkan jenis
generator yang digunakan.
(c) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed) (rotor sangkar)
Konverter AC-AC bisa juga didesain dengan menggabungkan 2 buah atau lebih jenis konverter,
yang sering disebut dengan istilah konverter matrik. Konverter matrik ini sering digunakan
sebagai pengganti cycloconverter karena memiliki topologi yang lebih sederhana, biasanya
berupa sistem rectirfier-inverter yang berbasis pada saklar GTO/IGBT. Sayangnya karena
terbatasnya komponen saklar ini, masih sedikit perusahaan yang mampu memproduksinya dan
memasarkannya. Keunggulan teknologi konverter matrik AC-AC ini adalah sudah mampu
mengatasi masalah harmonisa dan faktor-daya. Frekuensinya keluaran yang lebih tinggi dari
sumber juga bisa dengan mudah dihasilkan.
1. CYCLOCONVERTER
Secara sederhana rangkaian elektronika daya cycloconverter satu phasa dapat dilihat pada gambar
2(a). Untuk lebih mudah memahami kerja rangkaian ini dapat dibayangkan dengan cara membagi
topologi ini menjadi 2 buah rangkaian konverter tyristor-P dan rangkaian konverter tyristor-N
paralel yang nantinya bekerja secara bergantian. Konverter tyristor-P bekerja untuk membentuk
arus keluaran AC pada saat periode positip-nya, sedangkan konverter tyristor-N bekerja
setelahnya untuk membentuk arus keluaran AC pada periode negatifnya.
Yang perlu penulis tekankan disini, komponen utama yang digunakan pada topologi ini adalah
8 buah thyristor yang dihubungkan seperti rangkaian penyearah 1 fasa (jembatan penuh) yang
dihubungkan secara anti-paralel.
Berikut adalah salah satu contoh apabila kita ingin mengubah sumber tegangan AC 50 Hz
menjadi frekuensi yang lebih rendah (pada gambar 3 menjadi 16,67 Hz). Rangkaian konverter
tyristor lengan kiri bekerja sedemikian rupa dengan memainkan sudut penyalaannya selama 1,5
periode sumber. Konverter tyristor lengan kanan bekerja setelahnya dengan sudut penyalaan yang
sama.
Yang perlu diperhatikan disini adalah ada banyak cara yang bisa digunakan untuk memainkan
sudut penyalaan atau memainkan integral cycle tegangan sumber agar dapat menghasilkan
tegangan AC frekuensi rendah yang memiliki harmonisa yang lebih kecil. Gambar 3 ini hanyalah
salah satu contoh teknik kendali yang paling sederhana.
Gambar 3
Bentuk gelombang tegangan masukan dan keluaran cycloconverter
Cycloconverter 3-fasa memiliki topologi yang mirip dengan cycloconverter 1-fasa. Gambar 4
menunjukkan contoh cycloconverter 3-fasa dalam aplikasinya untuk menggerakan motor 3-fasa.
Bentuk gelombang keluaran sinus dari cycloconverter dapat diperoleh dengan cara menambah
jumlah pulsa sumbernya. Menggunakan 6-pulsa untuk cycloconverter 1 fasa, dan 12 pulsa untuk
cycloconverter 3 fasa.
Gambar 5 (a) adalah bentuk gelombang keluaran dengan sumber masukan gelombang AC 6-
pulsa (3-fasa). Sedangkan gambar (b) adalah bentuk gelombang keluaran dengan sumber
masukan gelombang AC 12-pulsa (6-fasa). Gelombang AC enam fasa dapat dihasilkan dengan
cara menjumlahkan gelombang AC tiga fasa dengan gelombang AC tiga fasa tersebut yang
digeser sudutnya sejauh 30 derajat dengan menggunankan trafo tiga phasa hubungan wye-delta
(trafo penggeser fasa).
Gambar 5
Bentuk Gelombang Keluaran Cycloconverter (a) dengan menggunakan 6-pulsa (b) dengan
menggunakan 12-pulsa
Pada gambar 5, saat cycloconverter dihubungkan dengan beban RL, dapat dilihat bahwa
setiap konverter tyristor pada rangkaian eqivalen pernah bekerja pada fase retifying dan
inverting. Apabila tegangan keluaran dan arus keluaran dari konverter bernilai positip itu artinya
konverter-P bekerja sebagai penyearah. Sedangkan bila tegangan keluaran bernilai negatif dan
arus keluaran bernilai positip itu artinya aliran daya mengalir dari beban ke sumber, konverter-P
bekerja sebagai inverter. Pada fase berikutnya konverter-P akan berhenti bekerja kemudian
konverter-N akan bekerja menggantikan peran konverter-P untuk membentuk fase selanjutnya
(arus beban negatif).
Gambar 6 Kondisi
kerja konverter-P dan konverter-N saat cycloconverter terhubung dengan beban RL
MATRIK KONVERTER
Untuk mengubah frekuensi suatu sumber tegangan dapat juga diperoleh melalui dua tahap
berikut, yaitu mengubah sumber AC menjadi DC kemudian diubah lagi menjadi AC frekuensi
tinggi (AC-DC-AC) atau AC-AC-AC, atau biasa disebut DC link dan AC lik. Untuk
menghasilkan tegangan keluaran AC yang memiliki amplituda dan frekuensi yang bervariasi,
biasanya inverter dikendalikan dengan kendali PWM.
Pada prinsipnya AC link dan DC link adalah sama. Yang membedakan hanya, pada AC link,
tegangan bolak-balik sumber dinaikkan menjadi AC frekuensi tinggi terlebih dahulu dengan
menggunkana (rectifier + inverter + transformer frekuensi tinggi), selanjutnya dengan
menggunakan cycloconverter diturunkan lagi frekuensinya sesuai dengan frekuensi yang
diinginkan. Dengan cara ini keterbatasan komponen GTO/IGBT dapat diatasi.
Gambar 6 DC
Link Konverter Matrik AC-AC
Contoh Soal
resistof dan sudut perlambatan penyalaan , Tentukan:
2
a. tegangan dc keluaran
b. arus beban
Vs = Vm sin t
Solution
sudut perlambatan penyalaan
2
Vdc = 0.1592 Vm
2. Penyearah 1 Fasa Terkendali Gelombang Penuh
t = 5/6 + karena Vbn mempunyai sudut fasa yang lebih positif pada
untuk beban resistof murni dan sudut perlambatan penyalaan > /6,
maka arus beban akan merupakan arus discontinue, dan setiap thyristor
mengalami komutasi pada saat polaritas tegangan fasa akan berada pada
daerah negative. Frekuensi dari riak tegangan keluaran pada keadaan ini
adalah sebesar 3fs, dengan fs merupakan frekuensi tegangan suplai.
Konverter ini biasanya tidak digunakan pada rangkaian sederhana oleh
karena arus masukan mengandung komponen dc yang cukup besar.
bentuk:
Untuk beban resistif dan /6, maka tegangan rata-rata pada
sisi beban dinyatakan dalam bentuk:
sudut perlambatan penyalaan , serta tentukan:
6
a. Gambarkan rangkaian daya dan jelaskan cara kerja penyearah
tersebut.
, serta tentukan:
dengan sudut perlambatan penyalaan 6
a. Gambarkan rangkaian daya dan jelaskan cara kerja
penyearah tersebut.
1.2 fungsi dan kelebihannya masing-masing. Tak jauh berbeda dengan converter atau yang sering
disebut dengan konverter ini merupakan suatu alat elektronika yang nantinya difungsikan untuk
mengkonverensi arus-arus output atau arus DC maupun AC. Alat yang satu ini seringkali
dimanfaatkan untuk mengubah rangkaian arus tertentu entah itu dari arus DC ke AC ataupun
sebaliknya. Dengan begitu, Anda bisa mendapati keperluan arus yang sesuai, bila pun ada
pengubahan dapat Anda sesuaikan dengan alat ini.
Di lihat dari kinerjanya, alat yang satu ini memang canggih dan sudah banyak diterapkan untuk
beberapa kebutuhan. Salah satu hingga beberapa diantara juga dapat Anda terapkan untuk
keperluan di setiap hari. Yang mana dengan adanya alat ini dapat dimanfaatkan untuk mengubah
arah dan nantinya akan menyeimbangkan arus yang dibutuhkan. Sehingga dalam kata lain arus
sebelum tak menjadi masalah ataupun tak menimbulkan resiko pada komponen berarus lainnya
karena alat ini telah mengantisipasinya.
Alat yang digunakan untuk mengubah daya listrik atau yang disebut dengan converter ini seringkali
dimanfaatkan pada dunia elektronika dan industri. Dimana pada alat ini, dapat difungsikan sebagai
pengubah arus listrik yang searah menjadi bolak-balik ataupun sebaliknya. Di samping itu,
difungsikan pula sebagai penyeimbang arus listrik bilamana diterapkan pada suatu benda yang
bermuatan listrik tertentu.
Ketika kita mempelajari elektronika, yang pertama harus kita lakukan adalah mempelajari
dan mengenal terlebih dahulu komponen-komponen dasar elektronika. Dengan begitu
maka kita akan lebih mudah mempelajari elektronika dan membangun suatu sistem
elektronika yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah 5
jenis komponen dasar elektronika beserta fungsi dan simbolnya yang harus kamu ketahui,
terdiri dari resistor, kapasitor, induktor, dioda, dan transformator.
1. Resistor
Resistor bila diterjemahkan artinya tahanan atau hambatan, yang berfungsi untuk
menghambat arus yang mengalir dalam suatu rangkaian tertutup. Kemampuan resistor
menghambat suatu arus kita disebut resistansi yang dinyatakan dalam satuan Ohm (Ω).
Besarnya nilai resistansi suatu resistor dapat kita lihat dari gelang-gelang warna yang terdapat
pada badan resistor.
2. Kapasitor
Kapasitor merupakan salah satu dari 5 komponen dasar elektronika yang fungsinya penting
untuk kamu ketahui karena sering digunakan. Kapasitor atau disebut juga dengan
kondensator merupakan komponen yang mampu menyimpan dan melepaskan muatan listrik.
Satuan dari kapasitor disebut dengan Farad, yang menunjukkan kemampuan kapasitor dalam
menyimpan muatan listrik atau kapasitansi. Farad diambil dari nama Michael Faraday,
seorang ilmuan yang menemukan kapasitor.
Induktor adalah komponen yang digunakan sebagai beban induktif. Induktor berfungsi
sebagai penyimpanan energi dimedan magnet akibat tegangan listrik yang melaluinya.
Induktor yang ideal terdiri dari kawat yang dililit tanpa adanya nilai resistansi. Sifat-sifat
elektrik dari sebuah induktor ditentukan oleh panjangnya induktor, diameter induktor, jumlah
lilitan, dan bahan yang mengelilinginya. Nilai induktansi sebuah induktor dinyatakan dalam
satuan Henry.
4. Dioda
Dioda adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengahantarkan arus listrik ke
satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Dioda bisa juga digunakan untuk
mengontrol arus, yakni sebagai saklar elektronik. Dioda terdiri dari 2 komponen elektroda
yaitu Anoda dan Katoda.
Transistor merupakan komponen dasar elektronika yang harus kamu ketahui karena memiliki
banyak fungsi dan merupakan komponen yang memegang peranan sangat penting dalam
dunia elektronika modern ini. Pada prinsipnya transistor terdiri atas dua buah dioda yang
disatukan. Transistor terdiri dari 3 kaki yaitu Basis (B), Colector (C), dan Emitor (E). Agar
transistor dapat bekerja, kepada kaki-kakinya harus diberikan tegangan, tegangan ini
dinamakan bias voltage. Basis-Emitor diberikan forward voltage, sedangkan Basis-Colector
diberikan reverse voltage. Sifat transistor adalah bahwa antara Colector dan Emitor akan ada
arus (transistor akan menghantarkan) bila ada arus basis. Makin besar arus basis makin besar
penghantarannya.
Beberapa fungsi transistor diantaranya adalah sebagai penguat arus, sebagai Switch,
stabilitasi tegangan, modulasi sinyal, penyearah dan lain sebagainya.
Bagaimana
prinsip kerja dari konversi ac ke ac?
Cycloconverter adalah rangkaian elektronika daya yang dapat mengubah gelombang
masukan AC dengan frekuensi tertentu ke gelombang keluaran AC dengan frekuensi yang
berbeda. Pada Figure 1(a) dapat dilihat rangkaian daya cycloconverter satu phasa. Untuk
lebih mudah memahami kerja rangkaian ini sehingga dapat menurunkan frekuensi sumber
adalah dengan cara membagi topologi ini menjadi 2 buah rangkaian konverter tyristor-P dan
rangkaian konverter tyristor-N yang bekerja secara bergantian, seperti terlihat pada Figure
1(b). Konverter tyristor-P bekerja untuk membentuk arus keluaran pada saat periode positip-
nya, sedangkan konverter tyristor-N bekerja setelahnya untuk membentuk arus keluaran pada
periode negatif arus keluaran.
Pada Figure 2 terlihat bahwa untuk mengubah sumber tegangan AC 50Hz menjadi frekuensi
yang lebih rendah (16,67Hz), rangkaian konverter tyristor lengan kiri bekerja sedemikian
rupa dengan memainkan sudut penyalaannya selama 1,5 periode sumber. Konverter tyristor
lengan kanan bekerja setelahnya.
Pada Figure 3 terlihat bahwa untuk mengubah sumber tegangan AC 50Hz menjadi
frekuensi yang lebih rendah (10Hz), rangkaian konverter tyristor lengan kiri bekerja
sedemikian rupa dengan memainkan sudut penyalaannya selama 2,5 periode sumber.
Dari Figure 4. dapat dilihat bahwa setiap konverter tyristor pada rangkaian eqivalen
pernah bekerja pada fase retifying dan inverting. Apabila tegangan keluaran dan arus
keluaran dari konverter bernilai positip itu artinya konverter-P bekerja sebagai
penyearah. Sedangkan bila tegangan keluaran bernilai negatif dan arus keluaran bernilai
positip itu artinya aliran daya mengalir dari beban ke sumber, konverter-P bekerja
sebagai inverter. Pada fase berikutnya konverter-P akan berhenti bekerja kemudian
konverter-N akan bekerja menggantikan peran konverter-P untuk membentuk fase
selanjutnya (arus beban negatif).
11. Bagaimana prinsip kerja dari konversi dc ke dc?
Pengubah daya DC-DC (DC-DC Converter) tipe peralihan atau dikenal juga dengan sebutan
DC Chopper dimanfaatkan terutama untuk penyediaan tegangan keluaran DC yang bervariasi
besarannya sesuai dengan permintaan pada beban. Daya masukan dari proses DC-DC
tersebut adalah berasal dari sumber daya DC yang biasanya memiliki tegangan masukan yang
tetap. Pada dasarnya, penghasilan tegangan keluaran DC yang ingin dicapai adalah dengan
cara pengaturan lamanya waktu penghubungan antara sisi keluaran dan sisi masukan pada
rangkaian yang sama. Komponen yang digunakan untuk menjalankan fungsi penghubung
tersebut tidak lain adalah switch (solid state electronic switch) seperti misalnya Thyristor,
MOSFET, IGBT, GTO. Secara umum ada dua fungsi pengoperasian dari DC Chopper yaitu
penaikan tegangan dimana tegangan keluaran yang dihasilkan lebih tinggi dari tegangan
masukan, dan penurunan tegangan dimana tegangan keluaran lebih rendah dari tegangan
masukan.
Pada gambar (a), jika saklar SW ditutup pada saat t1, maka tegangan Vs akan melalui beban.
Jika saklar dimatikan atau di buka pada saat t2, tegangan yang melewati beban adalah nol.
Betuk gelombang output dan arus beban ditunjukan pada gambar (b). penggunaansaklar pada
chopper dapat implementasikan dengan menggunakan,Power BJT,Power MOSFET,GTO
atau SCR
Pada gambar (a), jika saklar SW ditutup pada saat t1,aruskan mengalir pada inductor dan
akan menyimpan energy pada inductor tersebut.Jika saklar terbuka pada saat t2, energy yang
tersimpan pada pada inductor dialirkan kebeban, betuk gelombang yang dihasilkan arus
inductor dapat dilihatpada gambar (b).
12. Bagaimana prinsip kerja dari konversi dc ke ac?
Konverter dc-ac dikenal juga sebagai inverter. Prinsip kerja inverter dapat dijelaskan dengan
menggunakan 4 sakelar seperti ditunjukkan pada gambar dibawah. Bila sakelar S1 dan S2
dalam kondisi on, maka akan mengalir arus DC ke beban R dari arah kiri ke kanan. Apabila
yang hidup adalah sakelar S3 dan S4 maka akan mengair aliran arus DC ke beban R dari arah
kanan ke kiri. Inverter biasanya menggunakan rangkaian modulasi lebar pulsa atau yang
disebut Pulse Width Modulation dalam proses konversi tegangan DC menjadi AC.
Inverter 1 Fasa
Pada dasarnya inverter merupakan sebuah alat yang membuat tegangan bolak-balik dari
tegangan searah dengan cara pembentukan gelombang tegangan. Namun gelombang
tegangan yang terbentuk dari inverter tidak berbentuk sinusoida melainkan berbentuk
gelombang dengan persegi. Pembentukan tegangan AC tersebut dilakukan dengan
menggunakan dua pasang saklar. Berikut ini merupakan gambar yang akan menerangkan
prinsip kerja inverter dalam pembentukan gelombang tegangan persegi.
Inverter 3 fasa
Pada dasarnya prinsip kerja pada inverter 3 Phasa sama dengan inverter 1 phasa. Yaitu
dengan mengubah arus searah menjadi bolak-balik dengan frekuensi yang beragam. Dimana
tegangan arus DC ini dihasilkan oleh sirkuit converter untuk kemudian diubah lagi menjadi
arus AC oleh sirkuit inverter.
Konverter jenis buck merupakan konverter penurun tegangan yang mengkonversikan tegangan
masukan DC menjadi tegangan DC lainnya yang lebih rendah. Seperti terlihat pada gambar 2,
rangkaian ini terdiri terdiri atas satu saklar aktif (MOSFET), satu saklar pasif (diode), kapasitor
dan induktor sebagai tapis keluarannya.
Untuk tegangan kerja yang rendah, saklar pasif (dioda) sering diganti dengan saklar aktif
(MOSFET) sehingga susut daya pada saklar bisa dikurangi. Apabila menggunakan 2 saklar
aktif, kedua saklar ini akan bekerja secara bergantian, dan hanya ada satu saklar yang menutup
setiap saat. Nilai rata-rata tegangan keluaran konverter sebanding dengan rasio antara waktu
penutupan saklar (saklar konduksi/ON) terhadap periode penyaklarannya. Biasanya nilai faktor
daya ini tidak lebih kecil dari 0.2, karena jika dioperasikan pada rasio tegangan yang lebih
tinggi, saklar akan bekerja dibawah keandalannya dan menyebabkan efisiensi konverter turun.
Untuk rasio (Vd/Ed) yang sangat tinggi, biasanya digunakan konverter DC-DC yang terisolasi
atau topologi yang dilengkapi dengan trafo.
IMPLEMENTASI
Konverter DC ke DC (Chopper)
Konverter DC ke DC adalah suatu rangkaian yang dapat mengubah arus DC tetap menjadi
arus DC yang dapat dikendalikan atau diatur. Fungsinya adalah mengubah arus searah ke
dalam besaran yang berbeda. Misalnya listrik DC 15V diubah menjadi listrik DC 5V.
Konverter DC ke AC (Inverter)
Konverter DC ke AC atau yang biasa disebut Inverter adalah suatu rangkaian dapat
mengubah arus DC tetap menjadi arus AC yang dapat dikendalikan atau diatur. Konverter
DC ke AC memiliki fungsi mengubah listrik searah menjadi listrik bolak-balik pada tegangan
serta frekuensi yang bisa diatur. Misalnya listrik DC 12 V dari akumulator diubah menjadi
listrik tegangan AC 220V dengan frekuensi 50 Hz.