PENYAJIAN KASUS
1.1 Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 19
Oktober 2012, pukul 15.00 WIB
IDENTITAS
Nama : An. AS
Usia : 1,7 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Gg. Nusa Indah
No. RM : 765686
Tanggal MRS : 19-10-2012
Keluhan utama
BAB cair
Sejak 2 hari muntah 3x isi susu dan makanan , demam turun-naik, batuk, pilek
dan nafsu makan kurang
Pasien terlihat tidak rewel, tampak haus, menyusu kuat dan BAK berkurang
disangkal
1
Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah mengalami BAB cair sebelumnya namun tidak sampai di rawat
di RS.
Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak ke-2 dari 2 bersaudara. Sebelum pasien sakit, ayah dan
ibunya juga mengalami BAB cair.
Riwayat imunisasi
Pasien mendapatkan imunisasi lengkap.
Riwayat Tumbuh-Kembang
Pasien mulai bisa duduk umur 8 bulan, jalan umur 1,5 tahun dan saat ini sudah
bisa bicara beberapa kata.
Riwayat Sosioekonomi
Ayah pasien merupakan pekerja sebagai buruh bangunan dan ibu pasien seorang
ibu rumah tangga. Pasien berobat dengan Jamkesmas.
2
Tanda vital
- Nadi : 100 kali/menit, teratur
- Pernapasan : 28 kali/menit, teratur, tipe torako-abdominal
- Suhu : 36,6oC
Antropometri :
- Berat Badan : 8 kg
- Tinggi Badan : 75 cm
Status gizi:
- BB/Umur =
- TB/Umur =
- BB/TB =
Status generalis :
- Kulit : turgor kulit kembali cepat dan elastis
-Kepala : pembesaran KGB oksipital (-), postaurikula (-)
-Mata : mata cekung (+/+), konjungtiva anemis(-/-), sklera i kterik (-/-)
-Telinga : tidak ada kelainan, sekret (-/-)
-Hidung : pernapasan cuping hidung (-), sekret (+/+)
-Mulut : mukosa bibir kering, sianosis perioral (-)
-Tenggorokan : faring hiperemis (+/+)
-Leher : pembesaran KGB servikal (-)
- Dada : bentuk simetris, pergerakan simetris, retraksi suprasternal (-),
retraksi intercostae (-), retraksi epigastric (-)\
- Jantung : S1, S2 tunggal, reguler
- Paru : mengembang simetris, sonor, suara dasar vesikuler. Ronki
(-/-), wheezing (-/-)
3
- Abdomen
Inspeksi : tinggi perut lebih tinggi dari dada, distensi (-), warna kulit
normal
Auskultasi : bising usus 3-4x/menit
Palpasi : supel, turgor kembali cepat dan elastisitas baik, nyeri tekan (-).
Hepar –lien tidak teraba, tidak teraba massa abnormal.
Perkusi : timpani meningkat
1.4 Resume
Pada anamnesis Anak perempuan umur 1,7 tahun dengan BAB cair 3-4x/hari,
ampas (+), lendir (+), darah (-), warrna kuning-kecoklatan, muntah 3 x/hari,
isi susu dan makanan, demam (+), batuk (+), pilek (+), nafsu makan
berkurang, rewel (-), haus (+), BAK (+).
Pada pemeriksaan fisik ditemukan: KU : tampak sakit sedang, TTV dalam batas
normal, status gizi kurang, mata cekung (+), turgor kulit kembali cepat,
mukosa bibir kering (+), sekret hidung (+), faring hiperemis (+), abdomen :
lebih tinggi dari dada, BU ↑, timpani ↑, akral hangat.
Pada pemeriksaan penunjang darah rutin: dalam batas normal.
4
Diare
Batuk-pilek
Gizi kurang
1.6 Diagnosis
Diagnosis kerja
- Diare akut dehidrasi ringan-sedang
- Rhinofaringitis
- Gizi kurang
Diagnois banding
- Diare akut ec. Bakteri
1.7 Terapi
- IVFD RL 30 tpm/mikro
- Cefotaxime 3x 250 mg
- Zink 1x 10 mg
- Probiotik 1x1 bungkus
- Susu formula bebas laktosa
- Edukasi
1.9 Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanactionam : dubia ad malam
1.10 Follow Up
No Tanggal S O A P
5
1 20-10- BAB cair 3 x, KU tampak Diare akut dehidrasi IVFD RL 30 tpm
12 ampas (+), lendir sakit sedang ringan-sedang mikro
(+), darah (-) Nadi = 108, Rhinofaringitis Cefotaxime 3 x
Muntah (-) RR=28, Gizi kurang 250 gr
Demam (-) T=36,7 Zink 1x10 mg
Batuk (+) Mata cekung Probiotik 1x1 bks
Pilek (+) (-/-) Susu free laktosa
Menyusu (+) Turgor kulit
No Tanggal S O A P
2 21-10- BAB cair 2 x, KU tampak Diare akut dehidrasi IVFD RL 30 tpm
12 ampas (+), lendir sakit sedang ringan-sedang mikro
(+), darah (-) Nadi = 106, Rhinofaringitis Cefotaxime 3 x
Muntah (-) RR=32 Gizi kurang 250 gr
Demam (-) T=36,8 Zink 1x10 mg
Batuk (+) Mata cekung Probiotik 1x1 bks
Pilek (+) (-/-) Susu free laktosa
Menyusu (+) Turgor kulit
No Tanggal S O A P
6
3 22-10- BAB cair 3 x, KU tampak Diare akut dehidrasi IVFD RL 30 tpm
12 ampas (+), lendir sakit sedang ringan-sedang mikro
(+), darah (-) Nadi = 104, Rhinofaringitis Cefotaxime 3 x
Muntah (-) RR=30, Gizi kurang 250 gr
Demam (+) T=37,8 Zink 1x10 mg
Batuk (+) Mata cekung Probiotik 1x1 bks
Pilek (+) (-/-) Susu free laktosa
Menyusu (+) Turgor kulit
BAB II
PEMBAHASAN
7
Anak perempuan umur 1,7 tahun datang dengan keluhan 3 hari mengalami
BAB cair 3-4x/hari, ampas (+), lendir (+), darah (-), warrna kuning-kecoklatan,
disertai keluhan muntah 3 x/hari, isi susu dan makanan, demam (+), batuk (+),
pilek (+), nafsu makan berkurang, rewel (-), haus (+), BAK (+).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan KU : tampak sakit sedang, TTV dalam batas
normal, status gizi kurang, mata cekung (+), turgor kulit kembali cepat, mukosa
bibir kering (+), sekret hidung (+), faring hiperemis (+), abdomen : lebih tinggi
dari dada, BU ↑, timpani ↑, akral hangat.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan dapat disimpulkan
pada pasien ini terdapat masalah berupa adanya diare akut, rhinofaringitis dan gizi
kurang.
Pasien didiagnosis diare akut dengan dasar keluhan buang air besar dengan
konsistensi cair, yang frekuensinya 3-4 kali sehari dan berlangsung kurang dari 1
minggu. Secara epidemiologi, penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya
dalah golongan virus, bakteri dan parasit. Penyebab diare pada kasus ini
kemungkinan adalah rotavirus, karena sebagian besar diare pada anak yaitu sekitar
60% disebabkan oleh rotavirus. Pasien mengalami dehidrasi ringan-sedang karena
berdasarkan pemantauan derajat dehidrasi, ditemukan tanda dehidrasi dimana dari
hasil pemeriksaan didapatkan mata cekung, mkosa bibir kering dan anak tampak
kehausan.
Tatalaksana pasien anak dengan diare memiliki lima elemen penting antara lain:
cairan (rehidrasi), nutrisi, seng (zink), antibiotik yang tepat dan edukasi. Pasien
diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang, rehidrasi dapat dilakukan dengan
pemberian oral sesuai dengan defisit yang terjadi, namun jika gagal dapat
diberikan secara intravena sebanyak : 75 ml/kgBB/ 3 jam. Rejimen rehidrasi
dipilih sesuai dengan derajat dehidrasi yang ada. Cairan intravena terbaik adalah
larutan Ringer Laktat (RL). Dalam kasus ini, untuk mengatasi dehidrasi ringan-
sedangnya diberikan infus RL dengan jumlah cairan= 75 ml x 8 kg (untuk 3 jam)
= 600 ml/3 jam. Maka jumlah tetesan yang diberikan adalah:
Jumlah tetesan/menit= kebutuhan cairan x 20 = 800 x 20 = 80 tetes/menit
8
Jam 60 3 60
Selanjutnya diberikan cairan maintenance RL sebanyak 30 tpm mikro.
Selama diare, penurunan asupan dan penyerapan nutrisi serta peningkatan
kebutuhan nutrisi, sering secara bersama-sama menyebabkan penurunan berat
badan dan berlanjut ke gagal tumbuh. Gangguan gizi dapat menyebabkan diare
menjadi lebih parah, lebih lama dan lebih sering terjadi, dibandingkan dengan
kejadian diare pada anak yang tidak menderita gangguan gizi. ASI merupakan
menu yang sesuai untuk pasien ini. Selain ASI juga dapat diberikan susu bebas
laktosa.
Zink merupakan mikronutrien penting untuk kesehatan dan perkembangan
anak. Zink hilang dalam jumlah banyak selama diare. Penggantian zink yang
hilang ini penting untuk membantu kesembuhan anak dan menjaga anak tetap
sehat di bulan-bulan berikutnya. Telah dibuktikan bahwa pemberian zink selama
episode diare, mengurangi lamanya dan tingkat keparahan episode diare dan
menurunkan kejadian diare pada 2-3 bulan berikutnya. Berdasarkan bukti ini,
semua anak dengan diare harus diberi zink, segera setelah anak tidak muntah.
Zink/Seng terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi buang
air besar dan volume tinja sehingga dapat menurunkan resiko terjadinya dehidrasi
pada anak. Seng/Zink elemental diberikan selama 10-14 hari meskipun anak telah
tidak mengalami diare, dengan dosis: usia di bawah umur 6 bulan: ½ tablet (10
mg) per hari; usia 6 bulan ke atas: 1 tablet (20 mg) per hari. Pada pasien ini,
sebaiknya diberikan zink elemental dengan dosis 10 mg (½ tablet) selama 10 hari.
Edukasi pada keluarga pasien sangat perlu dilakukan dengan tujuan agar
mengurangi keparahan diare dan mencegah berulangnya diare pada anak. Hal-hal
yang dapat dilakukan antara lain:
1. membiasakan mencuci tanga setiap membuang tinja anak, sebelum
memberi susu/menyusui, dan sebelum menyentuh anak.
2. Meningkatkan higienitas dalam mempersiapkan dan memberikan susu
kepada anak, maupun higiene lingkungan yang sehat dan bersih.
Penyajian susu formula harus menggunakan air yang telah dimasak,
9
dan botol susu setelah pemakaian sebaiknya dibersihkan kemudian
direbus untuk menghindari adanya kontaminasi mikroorganisme.
3. Pemberian ASI eksklusif. Pemberian ASI secara penuh mempunyai
daya lindung empat kali lebih besar terhadap diare, dari pada
pemberian ASI yang disertai dengan susu formula.
4. Membuang tinja pada tempatnya karena tinja bayi mengandung virus
atau bakteri dalam jumlah besar dan dapat pula menularkan penyakit
pada anak-anak dan orang tuanya.
5. Menggunakan air minum yang bersih. Untuk mengurangi risiko
terhadap diare, yaitu harus menggunakan air yang bersih dan
melindungi air tersebut dari kontaminasi.
Pada kasus ini, antibiotik diberikan untuk mengobati infeksi saluran
pernapasan, karena pada kasus ini gejala batuk dan pilek yang dialami. Antibiotik
yang diberikan pada kasus ini adalah cefotaxim dengan dosis 3 x 250 mg.
Cefotaxim merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ke-3 dengan
mekanisme aksi menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan berikatan dengan
satu atau lebih ikatan protein - penisilin (penicillin-binding proteins-PBPs) yang
selanjutnya akan menghambat tahap transpeptidasi sintesis peptidoglikan dinding
sel bakteri sehingga menghambat biosintesis dinding sel. Bakteri akan mengalami
lisis karena aktivitas enzim autolitik (autolisin dan murein hidrolase) saat dinding
sel bakteri terhambat. Cefotaxim merupakan antibiotik spektrum luas yang cukup
efektif pada bakteri gram positif dan gram negatif.
Prognosis pada anak umumnya baik dengan pengawasan dan terapi yang
adekuat. Jika dalam 1-2 hari frekuensi dan volume diare berkurang dan nafsu
makan membaik maka pasien boleh pulang.
Orang tua diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat Pelayanan
Kesehatan bila ditemukan hal sebagai berikut: demam, tinja berdarah, makan atau
minum sedikit, sangat haus, diare semakin sering, atau belum membaik dalam 3
hari.
BAB III
10
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Diare Akut
3.1.1 Definisi
Buang air besar lebih dari tiga kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan
berlangsung kurang dari satu minggu.\
3.1.2 Etiologi
11