Anda di halaman 1dari 43

Referat

TUBERKULOSIS PARU
Pembimbing
dr. Handriyani, Sp.P

Oleh
Fida A
Izzatul
Christina Wiyaniputri
Pendahuluan
Disebarkan melalui udara Mycobacterium Tuberculosis Tuberculosis diklasifikasikan sebagai
dalam bentuk droplet tuberkulosis paru dan ekstra paru
berdasarkan lokasi infeksinya.

Tuberculosis

Tanda dan gejala berupa :


Gejala respiratorik :
Batuk 2 minggu, batuk darah, sesak, nyeri dada
Gejala sistemik :
Demam, malaise, keringat malam, anoreksia, BB
turun
Definisi

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh


infeksi Mycobacterium tuberculosis

Epidemiologi
8,6 juta kasus TB Tahun 2012, Diperkirakan terdapat
2,9 juta kasus TB
pada tahun 2012 450.000 orang pada tahun 2012
1,1 juta orang yang menderita dengan jumlah
(13%) TB/MDR dan kematian karena TB
170.000 orang mencapai 410.000
diantaranya kasus termasuk
adalah pasien diantaranya diantaranya adalah
TB dengan HIV meninggal dunia. 160.000 orang wanita
dengan HIV positif.
positif.
Separuh dari orang
75% dari pasien dengan HIV positif
tersebut berada yang meninggal
karena TB pada
di wilayah afrika. tahun 2012 adalah
wanita.
Cara Penularan TB

Sumber penularan = Tingkat penularan : Batuk atau bersin,


pasien TB BTA positif pasien TB BTA (+) = 65%, pasien menyebarkan
melalui percik renik pasien TB BTA (-), kultur (+) = 26%
kuman ke udara dalam
dahak yang pasien TB kultur (-), foto
bentuk percikan dahak
dikeluarkannya. thoraks (+) = 17%.
(droplet nuclei / percik
renik). sekitar 3000
percikan dahak/ batuk
Kuman penyebab TB

• Kuman nampak berbentuk batang


berwarna merah dalam
pemeriksaan dibawah mikroskop.
• Tahan terhadap suhu rendah
sehingga dapat bertahan hidup
dalam jangka waktu lama pada suhu
• Kuman sangat peka terhadap antara 4◦C sampai minus 70◦C.
panas, sinar matahari dan sinar
ultraviolet.
• Dalam dahak pada suhu antara 30-
37◦C akan mati dalam waktu lebih
kurang 1 minggu.
• Kuman dapat bersifat dormant
(“tidur:/ tidak berkembang)
Perjalanan Alamiah TB

• Jumlah kasus menular di masyarakat


• Peluang kontak dengan kasus menular
• Tingkat daya tular dahak sumber
penularan
• Intensitas batuk sumber penularan
PAPARAN • Kedekatan kontak dengan sumber
penularan
• Lamanya waktu kontak dengan sumber
penularan
• Faktor lingkungan : konsentrasi kuman
diudara (ventilasi, sinar ultra violet,
penyaringan adalah faktor yang dapat
menurunkan konsentrasi)
• Reaksi immunologi (lokal)
Kuman TB memasuki alveoli dan ditangkap
oleh makrofag dan kemudian berlangsung
reaksi antigen- antibody.

• Reaksi immunologi (umum)


Delayed hypersensitivity (hasil Tuberkulin
INFEKSI tes menjadi positif)
Lesi umumnya sembuh total namun dapat
saja kuman tetap hidup dalam lesi tersebut
(dormant) dan suatu saat dapat aktif
kembali.
• Konsentrasi / jumlah kuman yang
terhirup
• Lamanya waktu sejak terinfeksi
• Usia seseorang yang terinfeksi
• Tingkat daya tahan tubuh seseorang.

• Bila jumlah orang terinfeksi HIV


Sakit TB meningkat, maka jumlah pasien TB akan
meningkat, dengan demikian penularan
TB di masyarakat akan meningkat pula.
• Akibat dari keterlambatan diagnosis
• Pengobatan yang tidak adekuat
• Adanya kondisi kesehatan awal yang
Meninggal buruk atau penyakit penyerta

Dunia
KLASIFIKASI
LOKASI
ANATOMI

• Terjadi pada parenkim


TB Paru (jaringan) paru

TB Ekstra • TB yang terjadi pada


Paru organ selain paru
Riwayat Pengobatan
Sebelumnya

 Pasien baru TB: adalah pasien yang belum pernah


mendapatkan pengobatan TB sebelumnya atau sudah pernah
menelan OAT namun kurang dari 1 bulan (˂ dari 28 dosis).
 Pasien yang pernah diobati TB: adalah pasien yang
sebelumnya pernah menelan OAT selama 1 bulan atau lebih (≥
dari 28 dosis).
Pasien ini selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan hasil
pengobatan TB terakhir, yaitu:
 Pasien kambuh: adalah pasien TB yang pernah dinyatakan
sembuh atau pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis TB
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau klinis (baik
karena benar-benar kambuh atau karena reinfeksi).
Riwayat Pengobatan
Sebelumnya

 Pasien yang diobati kembali setelah gagal: adalah


pasien TB yang pernah diobati dan dinyatakan gagal
pada pengobatan terakhir.
 Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost
to follow-up):
 adalah pasien yang pernah diobati dan dinyatakan lost
to follow up (klasifikasi ini sebelumnya dikenal sebagai
pengobatan pasien setelah putus berobat /default).
 Lain-lain: adalah pasien TB yang pernah diobati namun
hasil akhir pengobatan sebelumnya tidak diketahui
Pemeriksaan uji
kepekaan obat
 Mono resistan (TB MR): resistan terhadap salah satu jenis OAT lini
pertama saja
 Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan
 Multi drug resistan (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan
Rifampisin (R) secara bersamaan
 Extensive drug resistan (TB XDR): adalah TB MDR yang sekaligus juga
resistan terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan
minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan (Kanamisin,
Kapreomisin dan Amikasin)
 Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap Rifampisin dengan
atau tanpa resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi menggunakan
metode genotip (tes cepat) atau metode fenotip (konvensional)
GEJALA KLINIK
Gejala Lokal
• batuk > 2 minggu
• batuk darah
• sesak napas
• nyeri dada
Gejala Sistemik
• Demam
• Malaise
• Keringat malam
• Anoreksia
• Berat badan menurun
Gejala Tuberkulosis Ekstra Paru
• Tergantung dari organ yang terlibat,
• Limfadenitis tuberkulosis → pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar
getah bening
• Meningitis tuberkulosis → gejala meningitis
• Pleuritis tuberkulosis → sesak napas dan kadang nyeri dada pada sisi yang rongga
pleuranya terdapat cairan.
DIAGNOSIS TB PARU
 Pemeriksaan bakteriologis :  Pada sarana terbatas
pemeriksaan mikroskopis penegakan diagnosis secara
langsung, biakan, dan tes klinis dilakukan setelah
cepat molekuler.
pemberian terapi antibotika
 Apabila pemeriksaan secara
spektrum luas (Non OAT dan
bakteriologis hasilnya negatif,
maka penegakan diagnosis TB Non kuinolon) yang tidak
dapat dilakukan secara klinis memberikan perbaikan klinis
menggunakan hasil  Tidak dibenarkan
pemeriksaan klinis dan mendiagnosis TB dengan
penunjang (setidak-tidaknya pemeriksaan serologis atau
pemeriksaan foto toraks) yang hanya berdasarkan
sesuai dan ditetapkan oleh pemeriksaan foto toraks saja
dokter yang telah terlatih TB
DIAGNOSIS TB EKSTRA PARU

• Diagnosis pasti pada pasien TB ekstra paru


ditegakkan dengan pemeriksaan klinis,
bakteriologis dana atau histopatologis dari contoh
uji yang diambil dari organ tubuh yang terkena
• Dilakukan pemeriksaan bakteriologis apabila juga
ditemukan keluhan dan gejala yang sesuai untuk
menemukan kemungkinan adanya TB paru
Tatalaksana

1. Tahap awal (intensif) 2. Tahap Lanjutan


Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3
1. Paduan OAT ini diberikan untuk pasien
baru:
2. Pasien TB paru terkonfirmasi
bakteriologis
3. Pasien TB paru terdiagnosis klinis
4. Pasien TB ekstra paru
Kategori 2: 2(HRZE)S(HRZE)/5(HR)3E3
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA
positif yang pernah diobati sebelumnya
(pengobatan ulang):
1. Pasien kambuh
2. Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan
OAT kategori 1 sebelumnya
3. Pasien yang diobati kembali setelah putus
berobat
PEMANTAUAN HASIL
PENGOBATAN TB
Tatalaksana TB dengan
hepatitis kronis

Pemeriksaan fungsi hati harus dilakukan sebelum memulai


pengobatan. Apabila hasil pemeriksaan fungsi hati >3 x normal
sebelum memulai pengobatan, paduan OAT berikut ini dapat
dipertimbangkan:
2 obat yang hepatotoksik
• 2 HRSE / 6 HR
• 9 HRE
1 obat yang hepatotoksik : 2 HES / 10 HE
Tanpa obat yang hepatotoksik: 18-24 SE ditambah salah satu
golongan fluorokuinolon (ciprofloxasin tidak direkomendasikan
karena potensimya sangat lemah).
Tatalaksana TB dengan
gangguan fungsi ginjal
Tatalaksana TB
dengan DM
 Paduan OAT yang diberikan pada prinsipnya sama dengan
paduan OAT bagi pasien TB tanpa DM dengan syarat kadar
gula darah terkontrol
 Apabila kadar gula darah tidak terkontrol, maka lama
pengobatan dapat dilanjutkan sampai 9 bulan
 Hati hati efek samping dengan penggunaan Etambutol karena
pasien DM sering mengalami komplikasi kelainan pada mata
 Perlu diperhatikan penggunaan Rifampisin karena akan
mengurangi efektifitas obat oral anti diabetes (sulfonil urea)
sehingga dosisnya perlu ditingkatkan
 Perlu pengawasan sesudah pengobatan selesai untuk
mendeteksi dini bila terjadi kekambuhan
Indikasi Steroid
pada TB
 Meningitis TB dengan gangguan kesadaran dan dampak neurologis
 TB milier dengan atau tanpa meningitis
 Efusi pleura dengan gangguan pernafasan berat atau efusi pericardial
 Laringitis dengan obstruksi saluran nafas bagian atas, TB saluran
kencing (untuk mencegah penyempitan ureter ), pembesaran kelenjar
getah bening dengan penekanan pada bronkus atau pembuluh darah
 Hipersensitivitas berat terhadap OAT.
 IRIS ( Immune Response Inflammatory Syndrome )

Dosis dan lamanya pemberian kortikosteroid tergantung dari berat dan


ringannya keluhan serta respon klinis. Predinisolon (per oral):
Dewasa: 30 – 60 mg, sekali sehari pada pagi hari
Apabila pengobatan diberikan sampai atau lebih dari 4 minggu, dosis
harus diturunkan secara bertahap (tappering off).
EFEK SAMPING
OAT
Efek samping ringan Efek samping berat
TB MDR
Kriteria Pasien
Susp. MDR
1. Pasien TB gagal pengobatan kategori 2
2. Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi 3 bulan
pengobatan
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang tidak standar
serta menggunakan kuinolon dan obat lini kedua min 1 bulan
4. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang gagal
5. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tetap positif setelah 2 bulan
pengobatan
6. Pasien TB kasus kambuh (relaps, kategori 1 dan 2)
7. Pasien TB yang kembali setelah loss to follow up atau default atau lalai
berobat
8. Terduga TB yang mempunyai kontak erat dengan pasien TB MDR
9. Pasien ko infeksi TB HIV yang tidak respon secara bakteriologis maupun
klinis terhadap pemberian OAT
Alur Diagnosis TB
MDR
Tatalaksana TB MDR

Paduan standar OAT MDR


yang diberikan adalah:

Km – Lfx – Eto – Cs – Z – (E) /


Lfx – Eto – Cs – Z – (E)
Pencegahan dan Pengendalian
1. Pengendalian manajerial
 Membuat kebjakan pelaksanaan PPI TB
 Membuat SPO mengenai alur pasien untuk semua pasien batuk,
alur pelapor dan surveilans.
 Membuat perencanaan program PPI TB secara komprehensif.
 Memastikan desain dan persayaratan bangunan serta
pemeliharaannya sesuai PPI TB
 Menyediakan sumber daya untuk terlaksananya program PPI TB
Monitoring dan evaluasi
 Melakukan kajian di unit terkait penularan TB
 Melaksanakan promosi pelibatan masyarakat dan organisasi
terkait PPI TB.
Pencegahan dan Pengendalian
2. Pengendalian Administratif
 Strategi TEMPO (TEMukan pasien secepatnya, Pisahkan secara
aman, Obati secara tepat)
 Penyuluhan pasien mengenai etika batuk.
 Penyediaaan tisu dan masker, temat pembuangan tisu serta
pembuangan dahak yang benar.
 Pemasangan poster, spanduk dan bahan untuk KIE.
 Skrining bagi etugas yang merawat pasien TB
Pencegahan dan Pengendalian
3. Pengendalian Lingkungan
Upaya peningkatan dan pengaturan aliran udara/ventilasi dengan
menggunakan teknologi untuk mencegah penyebaran dan
mengurangi kadar percik renik di udara.

4. Pengendalian dengan APD


Penggunaan alat pelindung diri pernapasan oleh petugas kesehatan
di tempat pelayanan sangat penting untuk menurunkan resiko
terpajan, sebab kadar percik renik tidak dapat dhilangkan dengan
upaya administratif dan lingkungan.
Komplikasi

1. Komplikasi Dini 2. Komplikasi Dini


a. Pleuritis a. Obstruksi jalan
b. Efusi pleura nafas– SOPT
c. Empiema (Syndrome
d. Laringitis Obstruksi Pasca
Tuberkulosis)
b. Amioloidosis
Prognosis

Angka kesembuhan dapat mencapai 96-99%


dengan pengobatan yang baik
Penutup

Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri


menahun pada paru yang disebabkan oleh Mycobakterium
tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan
melalui udara
Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan
gejala klinis, pemeriksaan fisis/jasmani,
pemeriksaan bakteriologi, radiologi dan pemeriksaan
penunjang lainnya. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) adalah
komponen terpenting dalam pengobatan TB. Secara umum
angka kesembuhan dapat mencapai 96-99% dengan
pengobatan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai