Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN

KELOMPOK STÁNDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI RSB ESTO EBHU SUMENEP
TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN

Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan jasa yang memberikan pelayanan di
bidang kesehatan kepada indivudu, keluarga dan masyarakat. Sesuai dengan meningkatnya
status perekonomian masyarakat dan kemudahan dalam berkomunikasi serta peningkatan
ilmu dan teknologi dibidang kesehatan, semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat
akan kesehatan, semua itu akan meningkat pula tuntutan masyarakat akan pelayanan yang
bermutu, ramah, serta sanggup memenuhi kebutuhan mereka baik di bidang teknis maupun
administrasi.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit bersalin,
maka disusun suatu indikator sederhana untuk mengukur kualitas pelayanan. Tanpa
mengukur hasil kerja rumah sakit bersalin apakah sumber daya yang melakukan pelayanan
seperti ketenagaan, fasilitas, peralatan, (input) dan interaksi profesional dengan konsumen
(proses) akan memberikan perubahan yang baik yang dapat diterima oleh konsumen/
pasien/masyarakat (output) tidak dapat diketahui hasil dari upaya - upaya yang telah
dilakukan tersebut

II. LATAR BELAKANG


RSB Esto Ebhu Sumenep yang melayani pasien terutama rawat inap Ibu Bersalin,
dan kasus pathologis Obstetri & Gynecologi dengan beragam tindakan yang dilakukan,
maka gambaran tersebut dapat dilihat dari jumlah pasien yang dirawat di ruang perawatan.
Dengan rata-rata pasien yang di pasang infuse, kerutinan pelayanan di ruang rawat inap
apabila tidak dikelola dengan baik maka akan menjadi rawan terjadinya infeksi. Walaupun
dari data infeksi sangat jarang terjadi, namun RSB Esto Ebhu memandang perlu untuk
melaksanakan Kegiatan Pengumpulan, Pengolahan dan Pelaporan dari angka infeksi yang
terjadi di ruang Rawat Inap dan Kamar Bersalin.
Karena dengan dilakukannya hal tersebut sangat bermanfaat untuk mengukur
mutu pelayanan di RSB Esto Ebhu Sumenep untuk masa yang akan datang.
TUJUAN UMUM DAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Bersalin Esto Ebhu
secara efektif dan efisien.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaporkannya kejadian infeksi yang terjadi di RSB Esto Ebhu.
b. Terlaksananya program pengumpulan, pengolahan, dan pelaporan infeksi di
Rumah Sakit Bersalin Esto Ebhu Sumenep.

III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan Pokok :
Melakukan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan pelaporan dari angka infeksi di
ruang rawat inap dan kamar bersalin di RSB Esto Ebhu Sumenep.
Rincian Kegiatan :
Merencanakan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan pelaporan dari angka infeksi di
ruang rawat inap dan kamar bersalin.

IV. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Perlu Membentuk Tim Mutu dan Pengendalian Infeksi.
2. Rapat koordinasi Tim Mutu dan Pengendalian Infeksi dengan seluruh jajaran
pelaksana pelayanan untuk :
- Membuat formulir pencatatan, pengolahan dan pelaporan dari angka infeksi
di ruang rawat inap dan kamar bersalin.
- Melakukan analisa masalah bila ditemukan kejadian Infeksi.

V. SASARAN
a. Tercapainya target 80 % pengumpulan, pengolahan dan pelaporan secara
sempurna
b. Tim dapat mengetahui jumlah dari angka infeksi di RSB Esto Ebhu.
c. Adanya tindaklanjut dari hasil laporan kejadian infeksi di RSB Esto Ebhu.
d. Pasien di Ruang Rawat Inap dan Kamar Bersalin RSB Esto Ebhu.

VI. PELAKSANAAN
A. WAKTU
B. Setiap pasien yang dipasang inpus
C. Setiap pasien tirah baring total
D. Setiap ada pasien operasi bersih
E. Setiap ada pasien melahirkan
F. Setiap pasien yang ditransfusi darah
B. TEMPAT :
1. Ruang Rawat Inap
2. Kamar Bersalin

C. METODE DAN ALAT


1. Dengan menggunakan Sensus harian (format akreditasi)
2. Sensus diisi oleh perawat/bidan secara bergiliran dan berkesinambungan
sesuai shift jaga.

D. PELAKASANA :
Perawat/bidan jaga.

VII. LANGKAH_LANGKAH
1. Ketua Tim Mutu dan Pengendalian Infeksi menyiapkan formulir sensus harian.
2. Formulir sensus harian diserahkan kepada Penja Ruangan
3. Sensus harian diisi setiap hari oleh petugas jaga.
4. Pada akhir bulan ketua tim merekap sensus harian kemudian ditelaah dan
evaluasi.
5. Hasil disampaikan ke Direktur.

VIII. INDIKATOR
1. Definisi dan cara pemakaian
Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan
menggunakan instrumen. Indikator merupakan variabel yang digunakan untuk
menilai suatu perubahan.
Menurut WHO, indikator adalah variabel untuk mengukur perubahan. Indikator
sering digunakan terutama bila perubahan tersebut tidak dapat diukur. Indikator
yang ideal harus memiliki 4 kriteria, yaitu :
1) Sahih (valid ) yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang
dinilai
2) Dapat dipercaya ( Riliable ) yaitu mampu menujukkan hasil yang sama pada
saat yang berulang kali untuk waktu yang sekarang maupun yang akan datang.
3) Sensitif yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlahnya tidak perlu
banyak.
4) Spesifik yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas, tidak
bertumpang tindih.

Indikator mutu pelayanan Rumah Sakit ini akan mempunyai manfaat yang sangat
banyak bagi pengelolah Rumah Sakit, terutama untuk mengukur kinerja Rumah
Sakit itu sendiri ( self assesment ) manfaat tersebut antara lain sebagai alat untuk
melaksanakan managemen kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang.
2. Angka Pasien Infeksi Rumah Sakit ( AIRS )
1) Angka infeksi karena jarum infus ( Intravenous Canulae Infection Rate )
Definisi operasional infeksi karena jarum infus :
Keadaan yang terjadi disekitar tusukan atau bekas tusukan jarum infus di
Rumah Sakit dan timbul setelah 3 X 24 jam dirawat di Rumah Sakit.
Infeksi ini ditandai dengan rasa panas, pengerasan dan kemerahan ( kalor,
tumor dan rubor ) dengan atau tanpa nanah ( pus ) pada daerah bekas
tusukan jarum infus dalam waktu 3 X 24 jam / kurang dari waktu tersebut
bila infus masih terpasang.
Lokalisasi infeksi khas yaitu disekitar bekas tusukan jarum infus termasuk
vena seksi dan infus pada kepala bayi dengan menggunakan wing needle
atau vena cateter umbilicus.
Pemeriksaan penunjang : Tidak ada
Angka kejadian infeksi karena jarum infus perbulan
Formula = —————————————————————— X100%
Total kejadian pemesangan infus pada bulan tersebut
Angka ini menunjukkan secara khusus tinggi rendahnya mutu pelayanan
perawatan.

2) Angka kejadian infeksi karena tranfusi darah


Definisi Operasional Infeksi karena Tranfusi Darah :
Tranfusi darah yang dikerjakan sesuai dengan prosedur yang berlaku dapat
menyebabkan 2 macam kelainan seperti dibawah ini :
 Terjadinya kelainan / penyulit karena inkompabilitas ( golongan darah
tidak cocok )
 Terjadinya infeksi nosokomial dalam resipien ( penerima ) karena
adanya bibit penyakit dalam darah donor ( pemberi ) tersebut dalam tiap
waktu atau sesuai dengan masa inkubasi penyakit tersebut.

Pemeriksaan penunjang : Tidak ada


Angka kejadian infeksi karena tranfusi darah
Formula = ——————————————————— X 100%
Total pemasangan Tranfusi darah bulan April

3) Angka infeksi luka operasi :


Infeksi luka operasi :
Adanya infeksi nosokomial pada semua katagori luka sayatan operasi bersih
yang dilaksanakan di Rumah Sakit dan ditandai oleh rasa panas (kalor),
kemerahan (color), pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam
waktu lebih dari 3 X 24 jam.

Operasi bersih :
Semua jenis operasi yang tidak mengenai daerah yang dapat menyebabkan
terjadinya infeksi, misalnya daerah pencernaan makanan, daerah ginjal dan
saluran kencing, daerah mulut dan tenggorokan serta daerah saluran
kelamin.
Operasi bersih yang dimaksud disini adalah operasi yang dipersiapkan
terlebih dahulu ( elektif bedah )

Pemeriksaan penunjang :
Adanya kelainan ringan pada LED dan jumlah lekosit dalam pemeriksaan
darah rutin.
Angka infeksi luka operasi bersih per bulan
Formula = ——————————————————— X 100%
Total operasi bersih bulan April

Angka ini menunjukan tinggi rendahnya mutu perawatan di Rumah Sakit.


IX. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahun 2012
NO KEGIATAN
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des
1 Membentuk tim
pemantauan kejadian
infeksi dikubitus
2 Menyusun formulir
pencatatan dan
pelaporan kejadian
infeksi dikubitus
3 Rapat Koordinasi dan
sosialisasi pemantauan √
infeksi dikubitus
5 Melaksanakan observasi
pelaporan kejadian √ √ √ √ √
infeksi dikubitus.
6 Melakukan analisa
masalah bila ditemukan √
infeksi dikubitus
7 Presentasi hasil evaluasi

X. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Setiap bulan Tim Mutu melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengumpulan,
pengolahan dan pelaporan dari angka infeksi di ruang rawat inap
2. Setiap 3 bulan Tim Mutu RS membuat laporan pelaksanaan kegiatan pengumpulan,
pengolahan dan pelaporan dari angka infeksi di ruang rawat inap.

Anda mungkin juga menyukai