Copy Tam3
Copy Tam3
BAB I
PENDAHULUAN
Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus mengembangkan teori – teori belajar sebagai temuan
mereka untuk mengembangkan pemikiran belajar mereka. Era globalisasi telah membawa
berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori – teori belajar yang baru guna
menyempurnakan teori – teori yang telah ada sebelumnya. Akan tetapi, kita sebagai insan tak
bisa bertolak dengan adanya teori belajar yang telah ada sebelumnya. Adapun teori belajar selalu
bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu.
Maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang sangat pesat. Dengan bermunculnya teori
– teri yang baru akan menyempurnakan teori – teori yang sebelumnya. Berbagai teori belajar
dapat dikaji dan diambil manfaat dengan adanya teori tersebut. tentunya setiap teori belajar
memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan, tak jarang dalam setiap teori belajar juga terdapat
kritikan – kritikan untuk penyempurnaan teori tersebut. dalam hal ini, penulis akan mengkaji salah
teori belajar pengolahan informasi.
I Gede Ambara Wijaya
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kulah Belajar dan Pembelajaran serta untuk
menambah wawasan pengetahuan tentang Teori Pengolahan Informasi dalam Memori
Manusia.
I Gede Ambara Wijaya
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Anderson, 1980 “belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang diselidiki dan
antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetap tidak jelas.
Namun demikian, penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan atas pengertian
proses belajar. Dari pernyataan Anderson tersebut dapat kita simpulkan bahwa antara belajar
dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, dikembangkan
model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan meng-gambarkan cara individu
memanipulasi simbol dan memproses informasi. Model belajar pemrosesan informasi Anita E.
Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992) disajikan melalui skema yang dikutip berikut ini.
Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif information processing,
karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf struktural sistem informasi, yaitu:
1) Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi hanya
disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk ke working
memory yang digabungkan dengan informasi di long-term memory.
2) Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory, dan di
sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan working memory sangat terbatas kapasitas
isinya dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara serempak.
I Gede Ambara Wijaya
3) Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga mampu
menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik. Kelemahannya adalah betapa
sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya.
Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali atau pemantau
bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan informasi ke
dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan strategi umum pemecahan masalah
(materi kreativitas).
1. Robert Gagne
Robert M. Gagne, Menurut gagne belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi,
Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang terkenal dengan
penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang
dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia kemudian mengembangkan konsep Robert
M Gagne, Jerome Seymour Bruner, Albert Bandura dan Lev Vygotsky merupakan tokoh-tokoh
penting yang telah mencetuskan berbagai teori pembelajaran dan memberi sumbangan yang
besar dalam dunia pendidikan. Teori informasi psikologi muncul dari temuan dan modifikasi dari
teori matematika, yang disusun oleh para peneliti untuk menilai dan meninngkatkan penggiriman
pesan. Pembelajaran di kelas merupakan teori proses informasi yang berkaitan secaara langsung
dengan proses kognitif. Teori informasi memberikan persfektif baru pada pengolahan
pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif.
(Pada titik ini sejarah psikologi mencatat pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi
penolakan total terhadap konsep soul dan mind.
Berdasar penjelasan-penjelasan tersebut kita dapat berpandangan bahwa memori itu adalah
sebuah wadah yang berisi data-data, dimana data-data tersebut belum tentu saling berkaitan.
Di mulai tahun 1960-an memori manusia dipandang sebagai suatu struktur yang rumit untuk
mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan, demikian menurut Naisser, 1967. Ada juga
yang mengatakan memori adalah merupan gudang yang pasif, tetapi merupakan suatu yang aktif
memilih data penginderaan mana yang akan di olahnya, mengubah data data menjadi informasi
yang bermakna dan menyimpan infotmasi itu untuk digunakan di waktu kemudian. Hal ini berarti
memori juga dapat dikatankan sebagai suatu alat yang berfungsi untuk menangkap, mengolah
dan menggunakannya di lain waktu ketika di butuhkan. Memori merupakan suatu sistem yang
rumit dengan banyak tahapannya dan saling berinteraksi. Ini berarti dalam memori terdapat
interaksi-interaksi antara data-data dan lapisan-lapisan atau tahapan-tahapan yang ada di
dalamnya.
Sebagian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga struktur
memori yaitu:
1. Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori)
2. Penyimpanan Jangka Pendek (working memory)
3. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
2.3 Komponen belajar
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar ada tiga tahapan yaitu:
1. mengarahkan perhatian ke stimulus
2. mengkode stimulus
3. penyimpanan dan pemanggilan informasi.
a. Perhatian ke stimulus
I Gede Ambara Wijaya
Pengolahan sistem informasi dalam memori manusia diawali ketika isyarat fisik diterima pencatat
sensori melalui indera (visual, audio maupun kenestik ). Isyarat fisik ini disimpan sebenta di sebut
ikon dan memori audio disebut peniru bunyi (echo). Jenis retensi isyarat yang ke tiga disebut taktil
atau haptik, untuk retensi ini belum banyak penelitian yang di lakukan. Peranan perhatian ada
dua peran perhatian dalam sistem pengolahan informasi yaitu:
1) pengolahan informasi secara otomatik, peran perhatian terhadaap hal-hal yang sudah
sedemikian luasnya sehingga berlangsung tanpa kendali secara sadar dan tidak memerlukan
perhatian khusus. Misalnya pengenalan pola-pola yang sudah diketahui seperti pola perkalian 1
x 10. B) pros deliberate
2) peranan perhatian untuk mengolah informasi yang memerlukan usaha sadar yang dilakukan
secara terkosentrasi, yaitu untuk mengenal informasi yang diperlukan untuk pola-pola yang
belum diketahui (baru)
2. Mengkode stimulus
Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau tidak sampai
memori jangka panjang sebagai memori inaktif, maka di perlukan pengkodean yaitu mengubah
stimulus sehingga dapat di simpan sehingga pada waktu lain dapat dimunculkan kembali dengan
mudah. Ada dua cara pengkodean yaitu: gladi pelihara atau gladi primer dan gladi elaboratif.
Pengulangan terhadap informasi yang ingin diingat ini adalah salah satu contoh gladi pelihara.
Kebalikannya gladi elaboratif adalah mengubah melalui berbagai cara yaitu:
Contoh mengenai hal tersebut seperti pada hal di bawah ini: Mengasosiasikan pohon korma
(informasi baru) dengan pohon korma sawit (informasi lama) ini adalah contoh gladi elaboratif.
3. Penyimpanan dan retrival
Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam memori jangka
panjang untuk dapat di ingat kembali sewaktu-waktu diperlukan. Untuk proses ini sangat
bergantung bagai mana informasi itu disimpan dan bagaimana hubungan informasi itu dengan
informasi sebelumnya dari memori jangka panjang. Gladi pelihara dan gladi elaboratif ke duanya
dapat membantu individu dalam mengingat informasi dalam waktu yang akan datang. Sistem
mnemonik adalah cara untuk memudahkan kembali meliputi: akronim, catatan, kartu
I Gede Ambara Wijaya
pengisyaratan, titian ingatan, penggunaan kata-kata frase untuk mengingat not-not yang terletak
pada garis-garis paranada dan seterusnya.
Tujuan dengan pemberian kerangka ini atau advance organize yaitu untuk membantupeserta
didik untuk mengetahui dan memperhatikan hal-hal penting dari material atau bahan pelajaran
yang baru. Adapun yang mengatakan bahwa advance organizer juga berguna untuk memberikan
kerangka konseptual untuk belajar. Selain itu melalui advance organizer akan menjadi suatu
penghubung antara simpanan informasi peserta didik pada waktu sekarang dengan dengan
belajar yang baru. Melalui hal ini juga dapat di gunakan sebagai jembatan antara kognitif lama
I Gede Ambara Wijaya
dan struktur kognitif yang akan diperoleh, sehingga melalui advance organizer dapat
memperlancar proses mengkode pada peserta didik.
Membahas mengenai advance organizer, ada dua jenis organizer yang disampaikan (mayer:
19979) yaitu:
a. Organizer Ekspositorik yaitu memberikan mekanisme untuk membuat hubungan logis dalam
materi baru.
b. Organizer komparatif yaitu memberikan mekanisme untuk menghunbungkan informasi yang
baru dan tidak di kenal dengan pengetahuan yang sudah ada.
2. memperlancar pengkodean
Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru untuk di simpan kedalam memori jangka
panjang.proses ini menghendaki adanya tranformasi informasi menjadi kode ringkasan guna
memudahkan dan mengingat kembali di waktu kemudian mengenai informasi tersebut. Ada dua
rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan pengkodean yaitu dengan memberikan
pengisyaratan, elaborasi, dan cara titian ingatan sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau
kode-kode guna memudahkan dalam proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik.
Norman dan Bobrow, mengemukakan dua tahapan dalam melaksanakan penelusuran, yaitu:
· Tahap pertama : menetapkan informasi yang diinginkan atau yang ingin dimunculkan dari
dalam ingatan (retrival).
· Tahap kedua : penelusuran yang sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal yang mencakup
tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-informasi yang terkait di dalamnya,
sampai informai yang diinginkan didapatkan atau di munculkan kembali.
I Gede Ambara Wijaya
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik beberapa
kesimpulan antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu
dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori),
Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan Jangka Panjang (Long
Term Memory)
3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke stimulus,
Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.