TRK - Course 1 Kinetika PDF
TRK - Course 1 Kinetika PDF
Termodinamika
Kinetika Reaksi
Mekanika fluida
mendesain reaktor kimia
Pindah panas
neraca massa
ekonomi
Pendahuluan (cont’)
C2H4 O3 C2H4 O O2
C2H4 O3 C2H4 O O2
Laju
t t t t
Untuk reaksi hidrogen dan iodine membentuk HI
H2 (g) I2 (g) 2HI(g)
H2 I2 1 HI
Laju atau
t t 2 t
HI H2 I2
Laju 2 2
t t t
Soal latihan
Laju pembentukan NO(g) pada reaksi
2NOBr(g) 2NO(g) + Br2(g)
adalah sebesar 1,6 x 10-4 M/s. berapa laju
konsumsi NOBr?
d[NO]
1,6x10 4 M / s
dt
1 d[NO] 1 d[NOBr]
r
2 dt 2 dt
sehingga r = 0,5x1,6x10-4 M/s = 8x10-5 M/s
d[NOBr] 4 4
dan 2 x r=2 x (8x10 M / s) 1,6x10 M / s
dt
Soal Latihan
Karena menghasilkan produk gas non polusi,
hidrogen digunakan sebagai bahan bakar roket
dan sumber energi masa depan:
2H2(g) + O2(g) 2H2O(g)
1. Tuliskan laju reaksi ini dalam bentuk perubahan
[H2], [O2] dan [H2O] terhadap waktu
2. Saat O2 turun pada 0,23 mol/L.s berapa kenaikan
terbentuknya H2O?
d[O2 ]
0,23mol / L
dt
1 d[H2 ] d[O2 ] 1 d[H2 O]
laju
2 dt dt 2 dt
d[O2 ] 1 d[H2 O]
0,23mol / L
dt 2 dt
d[H2 O] d[O2 ]
2 2x0,23mol / L 0, 46mol / L
dt dt
Laju reaksi
• Apabila diberikan satu komponen reaksi, i,
dan laju perubahan jumlah mol komponen i
adalah dNi/dt, maka laju reaksi dalam
berbagai bentuk dapat ditulis dengan :
Didasarkan pada unit volume reaksi fluida :
1 dNi mol i
ri
V dt (volume fluida) (waktu)
Didasarkan pada unit masa padatan dalam system padat-fluida :
1 dNi mol i
ri
'
W dt (massa zat padat )(waktu)
Laju reaksi
Didasarkan pada unit volume padatan dalam
system gas-padat :
1 dNi mol i
ri
'''
Vs dt (volume zat padat) (waktu)
1000 kg /m3
Untuk setiap mol glukosa yang dikonsumsi, digunakan 6 mol O2
dan melepas 2816 kJ energi.
dNO2 6000 kJ / hari 6 mol O2
12,78 mol O2 / hari
dt 2816 kJ / mol glukosa 1 mol glukosa
1 dNO2
rO2
V dt
1 12,78 mol O2 yang digunakan 1hari
rO2 3
x
0,06 m hari 24 x 3600 s
rO2 2,47 x 10-3 mol O2 yang digunakan/m3s
Jenis reaksi
Berdasarkan banyaknya fase yang terlibat dalam
sistem reaksi
• Reaksi homogen : sistem reaksi dengan fase
tunggal (fasa yang sama). Berupa reaksi homogen
fase gas atau reaksi homogen fase cair. Reaksi
terjadi di seluruh bagian fase
• Reaksi heterogen : sistem reaksi yang mengandung
lebih dari 1 (satu) fase sedikitnya dua fasa pereaksi
supaya reaksi dapat berlangsung. Reaksi terjadi di
permukaan antar fase
Jenis reaksi (cont’)
Berdasarkan keberadaan atau penggunaan
katalis
• Reaksi katalitik : sistem reaksi yang menggunakan
peran katalis atau katalisator. Ada 2 macam :
1. reaksi katalitik homogen (jika fase katalis =
fase reaksi)
2. reaksi katalitik heterogen (jika fase katalis ≠
fase reaksi).
• Reaksi non-katalitik : sistem reaksi yang tidak
menggunakan peran katalis.
Jenis reaksi (cont’)
Berdasarkan mekanisme atau kompleksitasnya
• Reaksi tunggal (single reaction) : reaksi yang
mempunyai satu persamaan stoikiometri dan satu
persamaan laju yang bertanggung jawab pada
jalannya reaksi.
• Reaksi kompleks (multiple reaction) : reaksi yang
mempunyai lebih dari satu persamaan stoikiometri
dan kinetika reaksi yang bertanggung jawab pada
jalannya reaksi.
Multiple reaction
Reaksi seri
• Reaksi seri atau reaksi konsekutif adalah reaksi dari
reaktan yang terbentuk zat antara yang reaktif
sebelum berubah menjadi produk yang stabil.
A
B
P
k1 k2
• Contoh :
k1 EO EO
HOCH2CH2NH2 (HOCH2CH2NH)2NH (HOCH2CH2)3N
C2H4O + NH3
etilen mono-etanol amin di-etanol amin tri-etanol amin
amoniak
oksida
Multiple reaction
Reaksi paralel
• Reaksi paralel atau reaksi samping (competitive
reaction) yaitu dari reaktan yang sama dihasilkan
produk yang berbeda melalui jalur reaksi yang
berbeda pula.
P
k1
A
k2 R
Reaksi paralel
Contoh :
reaksi oksidasi etilen menghasilkan produk etilen
oksida, akan tetapi selama proses oksidasi, sebagian
etilen terbakar sempurna sehingga terbentuk produk
yang tidak diinginkan yaitu uap air dan karbon
dioksida. k1
C2H4 + 1/2 O2 C2H4O
k2
C2H4 + 3 O2 2CO2 + 2H2O
k3
C2H4 + CH3CHO C4H6 + H2O
etana etanal butadiena air
Jenis reaksi (cont’)
Berdasarkan arah reaksinya
• Reaksi reversibel (bolak-balik) : reaksi
reversibel merupakan reaksi bolak-balik;
dalam hal ini terjadi kesetimbangan.
• Reaksi ireversibel (searah) : reaksi
ireversibel merupakan reaksi satu arah atau
tak dapat balik; tidak ada keadaan
setimbang.
Sistem kinetik
• Sistem tertutup : sistem yang tidak ada hubungan
materi dengan lingkungan
Ex : reaksi dalam fasa cair dalam tabung reaksi
tertutup, maka yg berpengaruh hanya fasa cair dan
uap di dalam sistem
• Sistem terbuka : sistem yg berhubungan dengan
lingkungan dalam bentuk materi atau energi
Ex : sistem fasa cair yg dipanaskan dalam tabung
pemanas sehingga fasa cair dapat berubah menjadi
fasa gas yg dapat keluar sistem
Variabel yg mempengaruhi laju
reaksi
• Temperatur pd reaksi isotermal, T dijaga
konstan sehingga tidak mempengaruhi
variabel lain
• Tekanan dan volume pada reaksi yg
melibatkan fasa gs, P dan V penting untuk
dijaga konstan
• Komposisi kimia : konsentrasi reaktan
umumnya merupakan parameter yg dikaji
Variabel yg mempengaruhi laju
reaksi
• Komposisi kimia : konsentrasi senyawa inert
pada beberapa kasus ditemui senyawa yg
tidak terlibat dalam reaksi tetapi
memberikan efek pada laju reaksi
• Komposisi kimia : katalis mempercepat
reaksi
• Efek permukaan : rx heterogen / homogen
Persamaan laju reaksi
• Apabila diberikan reaksi :
aA + bB cC + dD
• Maka persamaan laju reaksi dapat ditulis :
1 d[A] 1 d[B] 1 d[C] 1 d[D]
r k[A]a [B]b
a dt b dt c dt d dt
• dimana
• r : laju reaksi
• k : konstanta laju reaksi
• a : orde reaksi terhadap [A]
• b : orde reaksi terhadap {B}
Orde reaksi
Misalnya reaksi :
aA + bB + ... + dD P
a + b + ...+ d = n
Jadi reaksi tingkat a terhadap A, tingkat b
terhadap B dan tingkat n terhadap
keseluruhan reaksi.
Dimana nilai : a. b, ......, d tidak harus selalu
sama dengan koefisien stoikiometri.
• Reaksi yang harga orde reaksi terhadap
suatu komponen sama dengan koefisien
reaksi komponennya disebut reaksi
elementer
A B R
dNA
r k[A][B]
dt
Orde reaksi total = 2
• Reaksi yang harga orde reaksinya tidak sama
dengan koefisien stoikhiometri
komponennya disebut reaksi non
elementer.
5 Br- + BrO3- + 6 H+ 3 Br2 + 3 H2O,
dNBrO
r 3
k [BrO3 ][Br ][H2 ]
- - 2
dt
orde reaksi total = 4
Latihan
Tabel di bawah ini merupakan data dari reaksi
P + Q →R + S
r=k.[NO]1.[Cl2]2
r= k.[NO].[Cl2]2
r= 4.103 x 0,3 x 0,32
r= 108 Ms-1
Latihan
Nitrogen oksida (NO) direaksikan dengan Cl2 sesuai
reaksi : 2NO + Cl2 2NOCl, diperoleh data hasil
percobaan penentuan laju :
t
Waktu paro
• Waktu paro (t1/2) adalahh waktu yang
diperlukan untuk mereaksikan separo dari
konsentrasi reaktan awal.
• Pada t1/2, [A] = ½ [Ao]
[A]0 [A] [A]0 (1 0, 5) 0, 5[A]0
k
t t1/2 t1/2
[A]0
t1/2
2k
Latihan
1 [A]0
k ln
t [A]
[A]0
ln kt1/2
1 [A]
2 0
ln 2 = kt1/2
ln2 0,693
t1/2
k k
contoh
Reaksi dekomposisi N2O5 berlangsung
mengikuti reaksi orde satu :
2N2O5 4NO2 + O2
Pada temperatur 25oC didapatkan harga k =
3,38 x 10-5 detik-1. berapa waktu paro dari
reaksi tersebut?
Latihan
Reaksi dekomposisi gas azometan :
CH3N2CH3 CH3CH3 + N2
dengan variasi waktu, dihasilkan nilai tekanan
parsial pada temperatur 600 K adalah sebagai
berikut :
t / detik 0 1000 2000 3000 4000
p/p0 /10-2 8,20 5,72 3,99 2,78 1,94
Tentukan orde reaksi, konstanta laju reaksi pada
temperatur tersebut! Tentukan waktu paronya!
Hubungan konversi dg waktu
Reaksi Order 1
• Persamaan hubungan konversi atau konsentrasi
suatu bahan dalam reactor dengan waktu reaksi
dapat dinyatakan berdasarkan neraca massa dalam
reactor yang digunakan.
• Misalkan suatu larutan A dengan konsentrasi CA0
gmol/L dalam reactor batch dengan volume larutan
V L bereaksi membentuk B dengan persamaan
reaksi A B, reaksi merupakan reaksi order 1
dengan kecepatan reaksi rA= kCA,
[A]
dari persamaan ln kt, dapat ditulis :
[A]o
[A] kt
e
[A]o
XA 1 e 0,029
CB CB0 C A 0 X 0 0, 5 0,029 0,0145 gmol / L
Soal
• Suatu larutan A dengan konsentrasi 10
gmol/L dalam reactor batch dengan volume
larutan 2,5 L bereaksi membentuk B dengan
persamaan reaksi A 3B, reaksi
merupakan reaksi order 1 dengan kecepatan
reaksi rA= kCA, dengan nilai k=0,02 1/menit
berapa konsentrasi A, konversi A serta
konsentrasi B, setelah 3 menit
Reaksi orde dua
• Pada reaksi orde dua, laju reaksi berbanding
langsung dengan kuadrat konsentrasi dari
satu reaktan atau dengan hasil kali
konsentrasi yang meningkat sampai pangkat
satu atau dua dari reaktan.
• Misalkan pada reaksi orde dua : 2A P,
maka persamaan lajunya :
d[A] d[A]
k [A] atau 2 k dt
2
dt [A]
Reaksi orde dua (cont’)
d[A]
k [A] atau
2
dt
d[A]
2 k dt
[A]
1 1
kt atau
[A] [A]0
1 1
kt
[A] [A]0
A + B P, maka persamaan lajunya :
d[A]
k [A][B]
dt
d[A]
k dt
[A][B]
[A]0 – [A] = [B]0 – [B] sehingga [B] = [B]0 – [A]0 + [A],
dengan [A] dan [B] adalah konsentrasi reaktan dan [A]0
dan [B]0 adalah konsentrasi awal reaktan.
Jika [B] disubstitusi ke persamaan, maka :
d[A]
k dt
[A]([B]0 [A]0 [A]
1 [A]0 [B]
ln kt
[B]0 [A]0 [B]0 [A]
[B] [A]0
ln ([B]0 [A]0 )kt ln
[A] [B]0
Waktu paro
• Waktu paro dapat ditentukan hanya jika satu jenis
reaktan terlibat. Penentuannya dilakukan terhadap
salah satu reaktan saja.
• Waktu paro berhubungan dengan konsentrasi awal
• Rumus menghitung waktu paro (kecuali untuk n =1
atau reaksi orde satu)
n1
2 1
t 12
(n 1)[A]0n1 k
Reaksi orde semu / pseudo
• Sukrosa + H2O + H+ fruktosa + glukosa + H+
• Laju reaksi :
d[S]
k[S][H2O][H ]
dt
d[S]
k'[S] --> reaksi pseudo orde satu
dt
k' k[H2O][H ]
• H+ merupakan katalis yang konsentrasi total
selama reaksi adalah tetap
• Konsentrasi pelarut air umumnya mendekati tetap /
konstan sehingga tidak mempengaruhi
Menentukan k dan orde reaksi
• Menentukan konstanta laju reaksi dan orde
reaksi berdasarkan waktu paro :
2n1 1
log t 12 log (n 1)log[A]0
(n 1)k
?
Konsentrasi
Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju
reaksi tidak dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi
harus melalui percobaan.
[reaktan] V
[reaktan] x V 1
xn 1
no
Contoh
Sekarang!
Mana yang lebih luas permukaannya, gula
berukuran butir kasar atau gula berukuran
butiran halus?
Mana yang lebih mudah larut, gula yang
berukuran butir kasar atau yang berukuran
butiran halus ?
Luas Permukaan
Luas permukaan mempercepat laju reaksi
karena semakin luas permukaan
zat, semakin banyak bagian zat yang saling
bertumbukan dan semakin besar peluang
adanya tumbukan efektif menghasilkan
perubahan
• Katalis homogen
• Katalis heterogen
• Katalis enzim
• Katalis : zat yang dapat mempengaruhi laju
reaksi (biasanya mempercepat), tanpa
dikonsumsi selama reaksi berlangsung
• Katalis bekerja dengan mengubah
mekanisme reaksi dan energi aktivasi sistem
• Kesetimbangan dalam sistem tetap
• Katalis homogen : katalis yang fasenya sama dengan
fase reaktan
• Katalis heterogen : katalis yang fasenya berbeda
dengan fase reaktan; biasanya melibatkan lebih dari
satu fasa
• Reaksi Katalitik : terjadi pada antar muka
(interface) fluida padat luas permukaan
antar muka hrs tinggi berpengaruh secara
signifikan pada laju reaksi.
Temperatur
Ta - To Ta - To
1 T
v a = (v) T
vo ta = ( )
v
to
Dimana :
Va = laju reaksi akhir (pada suhu T)
Vo = laju reaksi awal (pada suhu awal (To))
∆v = perubahan laju
ta = waktu akhir (pada suhu T)
to = waktu awal
Ta = suhu akhir
To = suhu awal
∆T = perubahan suhu
Pengaruh Temperatur
• Berapa kenaikan laju reaksi yang terjadi
apabila suhu dinaikkan dari 70oC menjadi
100oC, di mana setiap kenaikan suhu 10oC,
laju reaksi meningkat 3 kali ?
Latihan
• Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju
reaksi semula pada setiap kenaikan suhu
10oC. jika pada suhu 30oC reaksi berlangsung
48 menit, maka berapa lama waktu reaksi
jika reaksi berlangsung pada suhu 60oC ?
Pengaruh Suhu terhadap Energi Aktivasi
• PERSAMAAN ARRHENIUS
Ea Ea
- -
k 0 A0. e RT0
k A0. e RT
Ea 1 1
k - -
e
R T T0
k0
Ea Ea 1
-
R T
-
k k0 . e RT
k0 . e
Keterangan
Ea 1
ln k ln k 0 - T
R