Anda di halaman 1dari 89

Kinetika kimia

Shinta Rosalia Dewi


Pendahuluan

Termodinamika 

Kinetika Reaksi
Mekanika fluida 
 mendesain reaktor kimia
Pindah panas 
neraca massa 

ekonomi 
Pendahuluan (cont’)

• Kinetika reaksi adalah studi tentang laju reaksi,


perubahan konsentrasi reaktan (atau produk)
sebagai fungsi dari waktu

• Reaksi dapat berlangsung dengan laju yang


bervariasi, ada yang serta merta, perlu cukup
waktu (pembakaran) atau waktu yang sangat lama
seperti penuaan, pembentukan batubara dan
beberapa reaksi peluruhan radioaktif
Pendahuluan (cont’)
• Laju reaksi dinyatakan sebagai laju
berkurangnya konsentrasi pereaksi atau
bertambahnya konsentrasi produk per
satuan waktu.
• Laju reaksi mempunyai satuan mol per liter
per detik (mol. L-1. s-1 atau M.s-1).
• Laju pengurangan reaktan dinyatakan
sebagai -r, sedangkan laju pembentukan
produk dinyatakan sebagai +r.
Mengekspresikan Laju Reaksi
A B  R
dNA
r  k[A][B]
dt
Perubahan konsentrasi A
Laju reaksi 
Perubahan waktu
Konst A 2  Konst A1 (Konst A)
 
t 2  t1 t
A B
Laju   
t t
Ekspresi Laju dalam Konsentrasi Reaktan dan
Produk

C2H4  O3  C2H4 O  O2
 C2H4   O3   C2H4 O  O2 
Laju     
t t t t
Untuk reaksi hidrogen dan iodine membentuk HI
H2 (g)  I2 (g)  2HI(g)
 H2   I2 1  HI
Laju     atau
t t 2 t
 HI  H2   I2 
Laju   2  2
t t t
Soal latihan
Laju pembentukan NO(g) pada reaksi
2NOBr(g)  2NO(g) + Br2(g)
adalah sebesar 1,6 x 10-4 M/s. berapa laju
konsumsi NOBr?
d[NO]
 1,6x10 4 M / s
dt
1 d[NO] 1 d[NOBr]
r 
2 dt 2 dt
sehingga r = 0,5x1,6x10-4 M/s = 8x10-5 M/s
d[NOBr] 4 4
dan  2 x r=2 x (8x10 M / s)  1,6x10 M / s
dt
Soal Latihan
Karena menghasilkan produk gas non polusi,
hidrogen digunakan sebagai bahan bakar roket
dan sumber energi masa depan:
2H2(g) + O2(g)  2H2O(g)
1. Tuliskan laju reaksi ini dalam bentuk perubahan
[H2], [O2] dan [H2O] terhadap waktu
2. Saat O2 turun pada 0,23 mol/L.s berapa kenaikan
terbentuknya H2O?
d[O2 ]
  0,23mol / L
dt
1 d[H2 ] d[O2 ] 1 d[H2 O]
laju    
2 dt dt 2 dt
d[O2 ] 1 d[H2 O]
   0,23mol / L
dt 2 dt
d[H2 O] d[O2 ]
  2  2x0,23mol / L  0, 46mol / L
dt dt
Laju reaksi
• Apabila diberikan satu komponen reaksi, i,
dan laju perubahan jumlah mol komponen i
adalah dNi/dt, maka laju reaksi dalam
berbagai bentuk dapat ditulis dengan :
Didasarkan pada unit volume reaksi fluida :
1 dNi mol i
ri  
V dt (volume fluida) (waktu)
Didasarkan pada unit masa padatan dalam system padat-fluida :
1 dNi mol i
ri 
'

W dt (massa zat padat )(waktu)
Laju reaksi
Didasarkan pada unit volume padatan dalam
system gas-padat :

1 dNi mol i
ri 
'''

Vs dt (volume zat padat) (waktu)

Didasarkan pada unit volume reaktor :


1 dNi mol i
ri  ''''

Vr dt (volume reaktor ) (waktu)
Latihan
Seorang perempuan dengan berat 60 kg
mengkonsumsi sekitar 6000 kJ energi dari
makanan. Dan asumsikan bahwa seluruh
makanannya adalah glukosa dan reaksi
keseluruhannya adalah sebagai berikut :
C6H12O6 + 6O2  6CO2 + 6H2O ∆HR = -2816 kJ
Tentukan laju metabolik perempuan
tersebut dalam mol oksigen per m3 tubuh
per detik! (densitas = 1000 kg/m3)
1 dNO2 mol O2 yang digunakan Jawaban
rO2  
V dt (m3 tubuh). s
kg
densitas perempuan  p  1000 x 3
m
60 kg
Vp   0,06 m3

1000 kg /m3
Untuk setiap mol glukosa yang dikonsumsi, digunakan 6 mol O2
dan melepas 2816 kJ energi.
dNO2  6000 kJ / hari   6 mol O2 
    12,78 mol O2 / hari
dt  2816 kJ / mol glukosa   1 mol glukosa 
1 dNO2
rO2  
V dt
1 12,78 mol O2 yang digunakan 1hari
rO2  3
x
0,06 m hari 24 x 3600 s
rO2  2,47 x 10-3 mol O2 yang digunakan/m3s
Jenis reaksi
Berdasarkan banyaknya fase yang terlibat dalam
sistem reaksi
• Reaksi homogen : sistem reaksi dengan fase
tunggal (fasa yang sama). Berupa reaksi homogen
fase gas atau reaksi homogen fase cair. Reaksi
terjadi di seluruh bagian fase
• Reaksi heterogen : sistem reaksi yang mengandung
lebih dari 1 (satu) fase sedikitnya dua fasa pereaksi
supaya reaksi dapat berlangsung. Reaksi terjadi di
permukaan antar fase
Jenis reaksi (cont’)
Berdasarkan keberadaan atau penggunaan
katalis
• Reaksi katalitik : sistem reaksi yang menggunakan
peran katalis atau katalisator. Ada 2 macam :
1. reaksi katalitik homogen (jika fase katalis =
fase reaksi)
2. reaksi katalitik heterogen (jika fase katalis ≠
fase reaksi).
• Reaksi non-katalitik : sistem reaksi yang tidak
menggunakan peran katalis.
Jenis reaksi (cont’)
Berdasarkan mekanisme atau kompleksitasnya
• Reaksi tunggal (single reaction) : reaksi yang
mempunyai satu persamaan stoikiometri dan satu
persamaan laju yang bertanggung jawab pada
jalannya reaksi.
• Reaksi kompleks (multiple reaction) : reaksi yang
mempunyai lebih dari satu persamaan stoikiometri
dan kinetika reaksi yang bertanggung jawab pada
jalannya reaksi.
Multiple reaction
Reaksi seri
• Reaksi seri atau reaksi konsekutif adalah reaksi dari
reaktan yang terbentuk zat antara yang reaktif
sebelum berubah menjadi produk yang stabil.
A 
B 
P
k1 k2

• Contoh :
k1 EO EO
HOCH2CH2NH2 (HOCH2CH2NH)2NH (HOCH2CH2)3N
C2H4O + NH3
etilen mono-etanol amin di-etanol amin tri-etanol amin
amoniak
oksida
Multiple reaction
Reaksi paralel
• Reaksi paralel atau reaksi samping (competitive
reaction) yaitu dari reaktan yang sama dihasilkan
produk yang berbeda melalui jalur reaksi yang
berbeda pula.
P
k1
A
k2 R
Reaksi paralel
Contoh :
reaksi oksidasi etilen menghasilkan produk etilen
oksida, akan tetapi selama proses oksidasi, sebagian
etilen terbakar sempurna sehingga terbentuk produk
yang tidak diinginkan yaitu uap air dan karbon
dioksida. k1
C2H4 + 1/2 O2 C2H4O

etilen oksigen etilen oksida

k2
C2H4 + 3 O2 2CO2 + 2H2O

etilen oksigen karbondioksida air


Multiple reaction
• Reaksi kompleks : melibatkan reaksi seri dan
paralel
k1
C2H5OH C2H4 + H2O
etanol etana air
k2
C2H5OH CH3CHO + H2
etanol etanal hidrogen

k3
C2H4 + CH3CHO C4H6 + H2O
etana etanal butadiena air
Jenis reaksi (cont’)
Berdasarkan arah reaksinya
• Reaksi reversibel (bolak-balik) : reaksi
reversibel merupakan reaksi bolak-balik;
dalam hal ini terjadi kesetimbangan.
• Reaksi ireversibel (searah) : reaksi
ireversibel merupakan reaksi satu arah atau
tak dapat balik; tidak ada keadaan
setimbang.
Sistem kinetik
• Sistem tertutup : sistem yang tidak ada hubungan
materi dengan lingkungan
Ex : reaksi dalam fasa cair dalam tabung reaksi
tertutup, maka yg berpengaruh hanya fasa cair dan
uap di dalam sistem
• Sistem terbuka : sistem yg berhubungan dengan
lingkungan dalam bentuk materi atau energi
Ex : sistem fasa cair yg dipanaskan dalam tabung
pemanas sehingga fasa cair dapat berubah menjadi
fasa gas yg dapat keluar sistem
Variabel yg mempengaruhi laju
reaksi
• Temperatur  pd reaksi isotermal, T dijaga
konstan sehingga tidak mempengaruhi
variabel lain
• Tekanan dan volume  pada reaksi yg
melibatkan fasa gs, P dan V penting untuk
dijaga konstan
• Komposisi kimia : konsentrasi reaktan 
umumnya merupakan parameter yg dikaji
Variabel yg mempengaruhi laju
reaksi
• Komposisi kimia : konsentrasi senyawa inert
 pada beberapa kasus ditemui senyawa yg
tidak terlibat dalam reaksi tetapi
memberikan efek pada laju reaksi
• Komposisi kimia : katalis  mempercepat
reaksi
• Efek permukaan : rx heterogen / homogen
Persamaan laju reaksi
• Apabila diberikan reaksi :
aA + bB  cC + dD
• Maka persamaan laju reaksi dapat ditulis :
1 d[A] 1 d[B] 1 d[C] 1 d[D]
r     k[A]a [B]b
a dt b dt c dt d dt
• dimana
• r : laju reaksi
• k : konstanta laju reaksi
• a : orde reaksi terhadap [A]
• b : orde reaksi terhadap {B}
Orde reaksi

• Orde reaksi (tingkat reaksi) adalah jumlah


eksponen faktor konsentrasi yang terdapat
dalam persamaan laju.
• Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh
konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi.
• Orde reaksi biasanya berupa bilangan
bulat, tetapi dapat bernilai pecahan atau
negatif
Orde reaksi (cont’)

Misalnya reaksi :
aA + bB + ... + dD  P
a + b + ...+ d = n
Jadi reaksi tingkat a terhadap A, tingkat b
terhadap B dan tingkat n terhadap
keseluruhan reaksi.
Dimana nilai : a. b, ......, d tidak harus selalu
sama dengan koefisien stoikiometri.
• Reaksi yang harga orde reaksi terhadap
suatu komponen sama dengan koefisien
reaksi komponennya disebut reaksi
elementer
A B  R
dNA
r  k[A][B]
dt
Orde reaksi total = 2
• Reaksi yang harga orde reaksinya tidak sama
dengan koefisien stoikhiometri
komponennya disebut reaksi non
elementer.
5 Br- + BrO3- + 6 H+  3 Br2 + 3 H2O,
dNBrO 
r 3
 k [BrO3 ][Br ][H2 ]
- - 2

dt
orde reaksi total = 4
Latihan
Tabel di bawah ini merupakan data dari reaksi
P + Q →R + S

[P]- [Q]- Laju Dari data tersebut, tentukan:


awal awal reaksi
(M) (M) (M/s)
1.orde reaksi P
a b V
2.orde reaksi Q
2a b 4v 3.orde reaksi total
3a b 9v 4.persamaan laju reaksi
a 2b v
a 3b v
Latihan
• Salah satu reaksi gas yang terjadi dalam
kendaraan adalah:
NO2(g) + CO(g)  NO(g) + CO2(g)
Laju = k[NO2]m[CO]n
• Jika diketahui data sebagai berikut, tentukan
orde reaksi keseluruhan dan persamaan lajunya

Laju awal [NO2] awal [CO] awal


Eksperimen
(mol/L.s) (mol/L) (mol/L)
1 0,0050 0,10 0,10
2 0,080 0,40 0,10
3 0,0050 0,10 0,20
Latihan
Rumusan laju reaksi tersebut diperoleh dari percobaan.

Misalkan diperoleh data percobaan untuk reaksi :


NO(g) + Cl2(g)  NOCl2(g)
Diperoleh data sebagai berikut :

Perc [NO] ,M [Cl2], M r, M/s


1 0,1 0,1 4
2 0,1 0,2 16
3 0,2 0,1 8
4 0,3 0,3 ?
Rumusan laju reaksi untuk reaksi tersebut adalah :
r = k.[NO]m.[Cl2]n

Orde NO = m Orde Cl2 = n


Percobaan 1 dan 3 Percobaan 1 dan 2
[NO]m  r [Cl2 ]n  r
m n
 [NO]3  r3  [Cl2 ]2  r2
     
 [NO]1  r1  [Cl2 ]1  r1
m
 0,2  8 n
 0,2  16
 0,1   4  0,1   4
   
2m  2
2n  4
m1
n2
Maka rumusan laju reaksinya adalah :

r=k.[NO]1.[Cl2]2

Harga k diperoleh dengan memasukan salah satu data


percobaan
r
k 2
[NO].[Cl2 ]
4
k 2
0,1.0,1
k  4.103 M2s 1
Maka laju reaksi pada percobaan 4 adalah :

r= k.[NO].[Cl2]2
r= 4.103 x 0,3 x 0,32
r= 108 Ms-1
Latihan
Nitrogen oksida (NO) direaksikan dengan Cl2 sesuai
reaksi : 2NO + Cl2  2NOCl, diperoleh data hasil
percobaan penentuan laju :

Percobaan [NO] (M) [Cl2] (M) Waktu (detik)


1 0,13 0,08 64
2 0,26 0,16 16
3 0,26 0,32 8
4 0,52 0,32 2
Persamaan laju reaksinya adalah …
Model kinetika
• Kinetika orde nol
• Kinetika orde satu
• Kinetika orde dua
• Kinetika orde tinggi
• Kinetika reaksi orde semu
Reaksi orde nol
Misalnya diberikan reaksi sederhana :
AP
Reaksi orde nol adalah reaksi yang laju
reaksinya dapat ditulis sebagai :
d[A]
  k [A]0  k
dt
di mana k adalah konstanta laju reaksi orde
nol dan [A] adalah konsentrasi reaktan.
Reaksi orde nol (cont’)
[A]  [A]
[A]  [A]0  k t atau k  0

t
Waktu paro
• Waktu paro (t1/2) adalahh waktu yang
diperlukan untuk mereaksikan separo dari
konsentrasi reaktan awal.
• Pada t1/2, [A] = ½ [Ao]
[A]0  [A] [A]0 (1  0, 5) 0, 5[A]0
k  
t t1/2 t1/2
[A]0
t1/2 
2k
Latihan

• Suatu reaksi dengan konsentrasi reaktan 1


mol/L, 50% sempurna dalam 10 menit. Reaksi
dibiarkan berlangsung 5 menit lagi. Berapa
banyak sisa reaktan jika reaksi mengikuti
orde nol?
Reaksi orde satu
Misalnya diberikan reaksi sederhana :
A P
d[A] d[A]
  k [A] atau   k dt
dt [A]
[A]0
ln  kt
[A]
ln [A]  ln [A]0  kt
Reaksi orde satu (cont’)
Apabila dibuat grafik ln [A] versus t akan diperoleh slope = -k.

Konstanta laju reaksi juga


dapat ditentukan dengan
rumus :
1 [A]0
k  ln
t [A]
Waktu paro
• Pada t1/2, [A] = ½ [Ao]

1 [A]0
k  ln
t [A]
[A]0
ln  kt1/2
1 [A]
2 0

ln 2 = kt1/2
ln2 0,693
t1/2  
k k
contoh
Reaksi dekomposisi N2O5 berlangsung
mengikuti reaksi orde satu :
2N2O5  4NO2 + O2
Pada temperatur 25oC didapatkan harga k =
3,38 x 10-5 detik-1. berapa waktu paro dari
reaksi tersebut?
Latihan
Reaksi dekomposisi gas azometan :
CH3N2CH3  CH3CH3 + N2
dengan variasi waktu, dihasilkan nilai tekanan
parsial pada temperatur 600 K adalah sebagai
berikut :
t / detik 0 1000 2000 3000 4000
p/p0 /10-2 8,20 5,72 3,99 2,78 1,94
Tentukan orde reaksi, konstanta laju reaksi pada
temperatur tersebut! Tentukan waktu paronya!
Hubungan konversi dg waktu
Reaksi Order 1
• Persamaan hubungan konversi atau konsentrasi
suatu bahan dalam reactor dengan waktu reaksi
dapat dinyatakan berdasarkan neraca massa dalam
reactor yang digunakan.
• Misalkan suatu larutan A dengan konsentrasi CA0
gmol/L dalam reactor batch dengan volume larutan
V L bereaksi membentuk B dengan persamaan
reaksi A  B, reaksi merupakan reaksi order 1
dengan kecepatan reaksi rA= kCA,
[A]
dari persamaan ln  kt, dapat ditulis :
[A]o
[A] kt
e
[A]o

sehingga hubungan konsentrasi A dengan waktu


dapat ditulis :
kt
[A] =[A]o.e
dan hubungan konversi dengan waktu :
kt
[A]o(1 - x A )  [A]o.e
kt
XA  1  e

konsentrasi bahan yang lain dapat ditulis :


[P] = [P]o + [A]o.X A
Soal
• Suatu larutan A dengan konsentrasi 0,5 gmol/L
dalam reactor batch dengan volume larutan 2,5 L
bereaksi membentuk B dengan persamaan reaksi :
A B
reaksi merupakan reaksi order 1 dengan kecepatan
reaksi rA= kCA, dengan nilai k=0,01 1/menit. berapa
konsentrasi A, konversi A serta konsentrasi B
setelah 3 menit ?
Penyelesaian
Dengan penjabaran neraca massa A seperti di atas
diperoleh persamaan :
C A  C A0 ekt
1
 (0,01 )(3menit)
gmol menit
C A  0,5 e
L
C A  0,485gmol / L
X A  1  ekt
1
 (0 ,01 )(3menit)
menit

XA  1  e  0,029
CB  CB0  C A 0 X  0  0, 5  0,029   0,0145 gmol / L
Soal
• Suatu larutan A dengan konsentrasi 10
gmol/L dalam reactor batch dengan volume
larutan 2,5 L bereaksi membentuk B dengan
persamaan reaksi A  3B, reaksi
merupakan reaksi order 1 dengan kecepatan
reaksi rA= kCA, dengan nilai k=0,02 1/menit
berapa konsentrasi A, konversi A serta
konsentrasi B, setelah 3 menit
Reaksi orde dua
• Pada reaksi orde dua, laju reaksi berbanding
langsung dengan kuadrat konsentrasi dari
satu reaktan atau dengan hasil kali
konsentrasi yang meningkat sampai pangkat
satu atau dua dari reaktan.
• Misalkan pada reaksi orde dua : 2A  P,
maka persamaan lajunya :
d[A] d[A]
  k [A] atau  2  k dt
2

dt [A]
Reaksi orde dua (cont’)
d[A]
  k [A] atau
2

dt
d[A]
 2  k dt
[A]
1 1
  kt atau
[A] [A]0
1 1
 kt 
[A] [A]0
A + B  P, maka persamaan lajunya :
d[A]
  k [A][B]
dt
d[A]
  k dt
[A][B]
[A]0 – [A] = [B]0 – [B] sehingga [B] = [B]0 – [A]0 + [A],
dengan [A] dan [B] adalah konsentrasi reaktan dan [A]0
dan [B]0 adalah konsentrasi awal reaktan.
Jika [B] disubstitusi ke persamaan, maka :
d[A]
  k dt
[A]([B]0  [A]0  [A]

1 [A]0 [B]
ln  kt
[B]0  [A]0 [B]0 [A]

[B] [A]0
ln  ([B]0  [A]0 )kt  ln
[A] [B]0
Waktu paro
• Waktu paro dapat ditentukan hanya jika satu jenis
reaktan terlibat. Penentuannya dilakukan terhadap
salah satu reaktan saja.
• Waktu paro berhubungan dengan konsentrasi awal
• Rumus menghitung waktu paro (kecuali untuk n =1
atau reaksi orde satu)
n1
2 1
t 12 
(n  1)[A]0n1 k
Reaksi orde semu / pseudo
• Sukrosa + H2O + H+  fruktosa + glukosa + H+
• Laju reaksi :
d[S]
  k[S][H2O][H ]
dt
d[S]
  k'[S] --> reaksi pseudo orde satu
dt
k'  k[H2O][H ]
• H+ merupakan katalis yang konsentrasi total
selama reaksi adalah tetap
• Konsentrasi pelarut air umumnya mendekati tetap /
konstan sehingga tidak mempengaruhi
Menentukan k dan orde reaksi
• Menentukan konstanta laju reaksi dan orde
reaksi berdasarkan waktu paro :
2n1  1
log t 12  log  (n  1)log[A]0
(n  1)k

• Plot grafik log t1/2 vs log A0


• n : orde reaksi, k : konstanta laju reaksi
Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

• Pada kondisi tertentu masing-masing reaksi


memiliki karakteristik laju masing-masing
yang ditentukan oleh sifat kimia reaktan
• Pada suhu kamar:
H2(g) + F2(g)  2HF(g) sangat cepat
3H2(g) + N2(g)  2NH3(g) sangat lambat
Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

• Konsentrasi: molekul-molekul harus bertumbukan


agar terjadi reaksi dalam konteks ini laju reaksi
proporsional dengan konsentrasi reaktan
• Luas permukaan : semakin besar luas permukaan,
laju reaksi semakin cepat
• Temperatur: molekul harus bertumbukan dengan
energi yang cukup untuk bereaksi
• Katalis : penggunaan katalis akan mempercepat
laju reaksi
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) ∆H = -92,4Kj Pada 25oC : Kp = 6,2×105
Konsentrasi
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya
partikel memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu
membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang
menghasilkan perubahan.

Mana yang lebih mungkin terjadi tabrakan, di jalan lengang


atau dijalanan padat?

?
Konsentrasi
Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju
reaksi tidak dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi
harus melalui percobaan.

Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan


adalah laju perubahan konsentrasi reaktan.
Ada reaktan yang perubahan konsentrasinya tidak
mempengaruhi laju reaksi:

[reaktan]  V
[reaktan]  x  V  1
xn  1
no
Contoh

Persamaan kecepatan reaksi


H2 + I2 → 2 HI
V = k [H2][I2].
Jika konsentrasi H2 dinaikkan 2x dan I2
dinaikkan 3x, maka laju reaksi menjadi?
Konsentrasi
• Reaksi antara NO(g) dan O2 (g) adalah reaksi
berorde dua terhadap NO(g) dan berorde dua
untuk O2 (g). Jika konsentrasi kedua pereaksi
dijadikan 3 kali konsentrasi semula. Tentukan
laju reaksinya dibandingkan dengan laju
semula menjadi!
Luas Permukaan

Mana yang lebih luas permukaannya?


Sepotong tahu utuh atau sepotong tahu dipotong 4?
Luas Permukaan
Luas Permukaan
Perhatikan bahwa luas permukaan tahu utuh lebih
kecil dari tahu yang dipotong 4

Sekarang!
Mana yang lebih luas permukaannya, gula
berukuran butir kasar atau gula berukuran
butiran halus?
Mana yang lebih mudah larut, gula yang
berukuran butir kasar atau yang berukuran
butiran halus ?
Luas Permukaan
Luas permukaan mempercepat laju reaksi
karena semakin luas permukaan
zat, semakin banyak bagian zat yang saling
bertumbukan dan semakin besar peluang
adanya tumbukan efektif menghasilkan
perubahan

Semakin luas permukaan zat, semakin kecil


ukuran partikel zat. Jadi semakin kecil
ukuran partikel zat, reaksi pun akan
semakin cepat.
Luas permukaan
• Reaksi zat A dan B (zat padat, dengan
ukuran 100 mesh) menghasilkan C :
A+BC
mempunyai persamaan laju reaksi :
r = [A] [B]2
Jika ukuran B yang direaksikan adalah 200
mesh, bagaimana perubahan laju reaksinya?
Katalis

• Katalis homogen
• Katalis heterogen
• Katalis enzim
• Katalis : zat yang dapat mempengaruhi laju
reaksi (biasanya mempercepat), tanpa
dikonsumsi selama reaksi berlangsung
• Katalis bekerja dengan mengubah
mekanisme reaksi dan energi aktivasi sistem
• Kesetimbangan dalam sistem tetap
• Katalis homogen : katalis yang fasenya sama dengan
fase reaktan
• Katalis heterogen : katalis yang fasenya berbeda
dengan fase reaktan; biasanya melibatkan lebih dari
satu fasa
• Reaksi Katalitik : terjadi pada antar muka
(interface) fluida padat luas permukaan
antar muka hrs tinggi  berpengaruh secara
signifikan pada laju reaksi.
Temperatur

Kenaikan suhu dapat mempercepat laju


reaksi karena dengan naiknya suhu energi
kinetik partikel zat-zat meningkat sehingga
memungkinkan semakin banyaknya
tumbukan efektif yang menghasilkan
perubahan
Temperatur
Hubungan Kuntitatif perubahan suhu
terhadap laju reaksi: Hubungan ini ditetapkan dari
suatu percobaan, misal diperoleh data sebagai
berikut:

Suhu (oC) Laju reaksi (M/detik)


10 0,3
20 0,6
30 1,2
40 2,4
T Vt
Temperatur
Hubungan Kuantitatif perubahan suhu terhadap laju reaksi:

Ta - To Ta - To
1 T
v a = (v) T
vo ta = ( )
v
to
Dimana :
Va = laju reaksi akhir (pada suhu T)
Vo = laju reaksi awal (pada suhu awal (To))
∆v = perubahan laju
ta = waktu akhir (pada suhu T)
to = waktu awal
Ta = suhu akhir
To = suhu awal
∆T = perubahan suhu
Pengaruh Temperatur
• Berapa kenaikan laju reaksi yang terjadi
apabila suhu dinaikkan dari 70oC menjadi
100oC, di mana setiap kenaikan suhu 10oC,
laju reaksi meningkat 3 kali ?
Latihan
• Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju
reaksi semula pada setiap kenaikan suhu
10oC. jika pada suhu 30oC reaksi berlangsung
48 menit, maka berapa lama waktu reaksi
jika reaksi berlangsung pada suhu 60oC ?
Pengaruh Suhu terhadap Energi Aktivasi
• PERSAMAAN ARRHENIUS
Ea Ea
- -
k 0  A0. e RT0
k  A0. e RT

Ea  1 1 
k -  - 
e
R  T T0 

k0
Ea Ea  1 
-
R  T 
-
k  k0 . e RT
 k0 . e
Keterangan

k = konstanta laju reaksi


k0 = faktor frekuensi reaksi
R = konstanta gas (1,987 kal / g-mole K; 8,314
J/K.mol )
Ea = energi aktivasi, yang nilainya dianggap konstan
pada suatu kisaran suhu tertentu
• Energi aktivasi diartikan sebagai suatu tingkat
energi minimum yang diperlukan untuk memulai
suatu reaksi.
• Persamaan Arrhenius juga dapat dinyatakan dalam
bentuk :

Ea 1
ln k  ln k 0 - T 
R  

Persamaan di atas merupkan persamaan garis lurus


(linier), dengan 1/T sebagai sumbu X dan ln k sebagai
sumbu Y. Dengan demikian, slope dari kurva
tersebut adalah – Ea / R.
jika terdapat dua data :
Ea
ln k 1    lnA
RT1
Ea
ln k 2    lnA
RT2
maka
 Ea   Ea 
ln k 1  ln k 2     lnA      lnA 
 RT1   RT2 
k1 Ea  1 1  r1 t2 Ea  1 1 
ln      ln  ln    
k2 R  T2 T1  r2 t1 R  T2 T1 
• Susu dipasteurisasi pada suhu 63oC selama
30 menit, jika dipasteurisasi pada suhu 74oC
hanya membutuhkan waktu 15 detik.
Hitunglah energi aktivasi pasteurisasi tsb.
• Penyedap rasa berbentuk bubuk dalam kemasan sachet
akan mengalami penurunan mutu aroma selama
penyimpanan. Pengujian aroma selama penyimpanan
dilakukan dengan uji sensoris. Data skor sensori penyedap
rasa tersebut adalah :
Suhu Pengujian (0C) Waktu (hari) Skor Sensori
40 0 8
3 7,93
6 7,86
9 7,83
12 7,79
45 0 8
3 7,86
6 7,72
9 7,59
12 7,41
50 0 8
3 7,69
6 7,31
9 7,03
12 6,66
Pertanyaan :
1. Tentukan persamaan kinetika reaksi penurunan
aroma selama penyimpanan! Tentukan juga orde
reaksinya!
2. Tentukan nilai k untuk masing-masing suhu
pengujian!
3. Tentukan energi aktivasi! Gunakan plot Arrhenius!

Anda mungkin juga menyukai