L APO RAN
RE PO RT
Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) merupakan salah satu balai yang
berada di bawah naungan kedeputian TIRBR - BPPT RI yang memiliki tugas untuk
melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi kekuatan struktur. Balai ini memiliki struktural
yang terdiri dari beberapa bidang yang salah satunya adalah Bidang Sarana Uji, dimana di
bawahnya terdapat sub bidang Perancangan Manufaktur dan Pengembangan Sistem. Adapun
sub bidang Perancangan Manufaktur dan Pengembangan Sistem (Perman Bangsis) memiliki
tugas untuk melakukan perancangan, pengembangan, pengoperasian dan perawatan sarana
perancangan, manufaktur dan sistem kontrol sarana uji berbasis komputer .
Maka selaku pegawai baru di Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) ini
adalah hal yang sangat perlu untuk mengetahui dan mengenal berbagai kegiatan pelayanan
dan pengujian yang terdapat di balai yang berkecimpung dalam bidang teknologi kekuatan
struktur ini. Untuk mengenal dan memahami dengan baik berbagai kegiatan pelayanan dan
pengujian di balai besar ini, maka sudah semestinya mengenal terlebih dahulu alat uji, benda
uji, sistem kontrol dan berbagai peralatan yang digunakan dalam setiap kegiatannya, terutama
yang berkaitan dengan sub bidang Perancangan Manufaktur dan Pengembangan Sistem
(Perman Bangsis).
Oleh karena itu dalam laporan kegiatan ini akan dibahas secara singkat terkait hal
tersebut sebagai bahan informasi bagi setiap orang yang membacanya. Namun kritikan dan
koreksian dari berbagai pihak juga sangat dibutuhkan sehingga dapat membuat laporan ini
semakin baik dan objektif.
1
Document) sesuai dengan kebutuhan.
✓ Belajar membuat bidang 2 Dimensi dan
menambahkan ukuran dimensi dari bidang
tersebut.
✓ Belajar menggunakan fitur extrude sehingga
membuat bidang menjadi 3 dimensi.
• Pengenalan lingkungan kerja test hall dan kontrol
oleh Bpk. Budi Prasetyo, serta sebagian alat uji, jenis
pengujian dan benda uji.
• Melakukan simulasi pengukuran regangan,
perpindahan (displacement), pengaruh getaran,
ukuran beban dinamis pada spesimen benda uji
berupa besi baja untuk jembatan kereta api yang
diberi beban dinamis dengan menggunakan sensor
LVDT, Strain Gauge, Piezoelektrik, dan Load Cell
serta Accelerometer. Yang semua itu terkoneksi
dengan Dynamic Strain Controller untuk dilihat
grafik nya di PC sehingga menghasilkan data mentah
yang akan diolah lebih lanjut.
• Melakukan uji tarik pada hanger jembatan
menggunakan mesin RHZ 4000 Kn dengan beban
gaya yang bertahap untuk menguji kekuatan benda
uji tersebut ketika ditarik dan melihat grafik hasil
nya di Komputer.
• Melanjutkan pembelajaran software Solid Works
2. Selasa, 19 Februari 2019 2018 untuk tahap selanjutnya.
✓ Mempelajari cara memberikan fillet dan
champer pada bidang 3 Dimensi sesuai dengan
sudut dan lebarnya.
✓ Mempelajari cara memindahkan gambar 3
Dimensi ke dalam bidang gambar dengan
berbagai proyeksi dan ukuran dimensinya.
3. Rabu, 20 Februari 2019 • Melakukan pendataan kondisi Aktuators dan Load
2
Cell sesuai dengan kapasitas yang telah tertera pada
tabel list Aktuators dan Load Cell yang digunakan di
lingkungan Test Hall dan Controls.
• Melihat proses persiapan uji tekan lengkung
(banding) spoonpile (tiang pancang silinder) pada rig
universal 1260 KN (2 Aktuator 630 KN ).
• Melihat proses uji tekan dinamis pada bantalan
kereta api dan berbagai komponen pada alat uji
beserta sistem hidrolik yg digunakan.
• Mengenali lingkungan kerja workshop serta
mengetahui sebagian alat dan mesin yg digunakan di
workshop termasuk inti dari cara kerjanya.
• Melanjutkan pendataan kondisi Aktuators dan Load
Cell sesuai dengan kapasitas yang telah tertera pada
tabel list Aktuators dan Load Cell yang digunakan di
4. Kamis, 21 Februari 2019
lingkungan Test Hall dan Controls.
• Mengetahui berbagai benda uji yang diuji kekuatan
struktur nya di Test Hall.
• Melihat dan mengetahui jenis rig dan sensor yang
digunakan pada pengujian boogey kereta api
PT.INKA.
• Melihat dan mendata berbagai rig yang digunakan
untuk pengujian (khususnya tekan) di area test hall.
• Melihat dan mendata berbagai kontrol dan
instrument yang digunakan untuk pengujian di area
test hall.
5. Jumat, 22 Februari 2019
• Melihat dan mendata contoh alat uji yang digunakan
di area test hall.
• Mempelajari sistem hidrolik yg digunakan di area
test hall dari mulai power pack sampai ke alat – alat
uji.
3
2. Substansi Kegiatan
a. Mempelajari Software Solid Works 2018
Gambar 2.a.1. belajar membuat bangun datar dan memberikan ukuran dimensi
Gambar 2.a.2. belajar mengextrude bangun datar sehingga menjadi bangun 3 Dimensi
dan memutar sudut pandang
4
Gambar 2.a.3. belajar memindahkan gambar 3 Dimensi ke dalam bidang gambar
dengan berbagai proyeksi dan ukuran dimensinya
Uji tarik merupakan salah satu jenis pengujian untuk mengetahui kekuatan benda
uji ketika diberikan gaya tarik sesuai dengan standar yang telah ditentukan dan
untuk mengetahui kekuatan sisa dari benda uji ketika diberikan beban statik yang
dinaikkan secara terus menerus sampai benda uji patah. Dari uji tarik ini dapat
diketahui regangan dan perpindahan (elastisitas) yang dialami oleh struktur benda
uji. Salah satu mesin yang digunakan untuk melakukan pengujian ini adalah mesin
5
RHZ dengan kapasitas sampai 4000 KN dan benda yang biasa diuji adalah hanger
jembatan, Wire Rope, dsb. Uji tekan ini pun dilakukan dengan menggunakan
Aktuator beserta sensor lainnya yang dikontrol oleh seperangkat instrument
kontrol untuk mengukur data – data yang diperlukan untuk menentukan gaya
maksimum yg bisa diberikan pada benda uji dengan pemberian beban statik secara
bertahap. Dan hasil pengujian ini biasanya berbentuk grafik yang sudah tercipta
langsung saat pengujian dimulai.
Gambar 1.2 grafik hasil pengujian mesin RHZ 4000 KN melalui software yang
terintegrasi dengan mesin
6
Gambar 2.1. Uji tekan lengkung pada spoonpile di Rig Universal
Uji tekan lengkung (banding) merupakan salah satu jenis pengujian untuk
mengetahui kekuatan benda uji ketika diberi gaya tekan, sehingga dapat diketahui
regangan dan perpindahan (elastisitas ) dari benda uji tersebut ketika di tekan
menekuk. Uji tekan lengkung ini biasanya dilakukan pada benda uji seperti
spoonpile ( tiang pancang), rel kereta api, besi baja untuk jembatan perlintasan
kereta api, dsb; dengan titik penekanan tepat di midpoint dari benda uji. Uji tekan
ini pun dilakukan dengan menggunakan Aktuator beserta sensor lainnya yang
dikontrol oleh seperangkat instrument kontrol untuk mengukur data – data yang
diperlukan untuk menentukan gaya maksimum yg bisa diberikan pada benda uji;
dan tentunya dengan dibantu oleh berbagai rig sesuai dengan beban dan kapasitas
benda uji. Dan hasil pengujian ini biasanya berbentuk grafik yang tercipta dari
piranti tambahan berupa x-y recorder.
7
Gambar 2.2. X-Y recorder yang digunakan dalam pengujian
Gambar 3.1. Uji tekan statis pada beton bantalan kereta api
Uji tekan statis merupakan salah satu jenis pengujian untuk mengetahui kekuatan
benda uji ketika diberi gaya tekan statis (beban statis), sehingga dapat diketahui
tekanan maksimum yang dapat diberikan pada benda uji dalam keadaan statis. Uji
tekan statis ini biasanya dilakukan pada benda uji seperti beton bantalan kereta
api, dsb; dengan titik pengujian yang telah ditentukan. Uji tekan ini pun dilakukan
dengan menggunakan Aktuator beserta sensor lainnya yang dikontrol oleh
seperangkat instrument kontrol untuk mengukur data – data yang diperlukan
untuk menentukan gaya maksimum yg bisa diberikan pada benda uji dan
menciptakan retakan halus pada benda uji berupa beton yang akan diproses lebih
8
lanjut oleh pengujian dinamis ; dengan dibantu oleh berbagai rig sesuai dengan
beban dan kapasitas benda uji. Dan hasil pengujian ini biasanya berbentuk grafik
yang tercipta dari piranti tambahan berupa x-y recorder
Gambar 4.1. Uji tekan dinamis pada beton bantalan kereta api
Uji tekan Dinamis merupakan salah satu jenis pengujian untuk mengetahui kekuatan
benda uji ketika diberi gaya tekan dinamis (beban dinamis), sehingga dapat diketahui
tekanan maksimum yang dapat diberikan pada benda uji dalam keadaan dinamis sesuai
dengan standar siklus dan frekuensi yang telah disepakati yaitu rata-rata 3.000.000
siklus . Uji tekan dinamis ini biasanya dilakukan pada benda uji seperti beton
bantalan kereta api, dsb; dengan titik pengujian yang telah ditentukan sebagai
kelanjutan dari uji tekan statis. Uji tekan ini pun dilakukan dengan menggunakan
Aktuator beserta sensor lainnya yang dikontrol oleh seperangkat instrument kontrol
untuk mengukur data – data yang diperlukan untuk menentukan gaya maksimum yg
bisa diberikan pada benda uji ; dengan dibantu oleh berbagai rig sesuai dengan beban
dan kapasitas benda uji.
9
Gambar 4.2. grafik sinusoidal gaya tekan pada uji tekan dinamis
Aktuator memiliki nilai tekanan maksimum dan minimum yang negatif karena posisi
gerakan Aktuator adalah tekan-tekan bukan tarik – tarik. Sehingga hal ini
menghasilkan grafik sinusoida dengan Vmax dan Vmin yang negatif. Proses dan hasil
pengujian biasanya dapat diketahui dari LCD alat kontrol yang digunakan ataupun
monitor yang terhubung dengan alat kontrol tersebut.
10
1. Rig Aktuator No.122/63 KN
Load Cell
11
5. Rig Aktuator 400 KN/400
KN Load Cell
12
8. Rig Uji Tekan No Aktuator/
63 KN Load Cell
13
11. Rig Penopang Aktuator Uji
Statik Boogey INKA Bagian
Belakang
14
14. Rig Penopang Aktuator Uji
Statik Boogey proyek kereta
Bandung Bagian Samping
2) Rig Universal
15
Gambar C.2.2. Alat uji, benda uji dan x-y recorder pada rig universal
Rig ini dilengkapi dengan 2 Aktuator berkapasitas 630 KN dengan total gaya
1260 KN, 2 Load Cell 630 KN, 2 Servo Hydraulic dan piranti lainnya yang
saling terintegrasi pada sistem kontrol terkomputasi di ruang kontrol kabin A.
Untuk melihat hasil pengujian biasanya dibutuhkan piranti tambahan seperti x-
y recorder yang dapat grafik hasil pengujian. Benda yang biasa nya diuji di rig
ini adalah spoonpile, squarepile, rel kereta, besi baja untuk jembatan
perlintasan kereta dan sebagainya; sesuai dengan kapasitas maksimum rig
tersebut.
3) Peralatan Kontrol
Dalam melakukan pengujian terdapat beberapa peralatan kontrol yang disebut
sebagai servo controller dan berfungsi memberikan command pada solenoid valve,
servo hydraulic dan beberapa sensor yang digunakan dalam pengujian sehingga
16
Aktuator dapat digerakan oleh sistem hidrolik yang ada. Dari semua komponen pada
alat uji itu akan memberikan umpan balik (feedback) pada alat kontrol sebagai input
masukan yang nantinya akan ditampilkan oleh alat kontrol tersebut sebagai proses dan
hasil dari pengujian. Dari input tersebut dapat dipantau bagaimana proses pengujian
berjalan dan hasil akhir dari pengujian itu sendiri. Biasanya dalam pengujian statis
hasil yang ditampilkan adalah berupa grafik x-y yang umumnya didapatkan dari
piranti tambahan yang dikoneksikan dengan alat kontrol. Namun terdapat pula
tampilan proses dan hasil pengujian yang telah terintegrasi dalam sebuah software
komputer hasil rekayasa seperti pada mesin RHZ 4000 KN.
Gambar C.3.1 Grafik proses dan hasil pengujian uji tarik statis dengan software RHZ
4000 KN (kiri) dan x-y recorder (kanan)
Pada pengujian dinamis, proses pengujian ditampilkan pada display alat kontrol
tersebut seperti yang terdapat pada alat kontrol Kelsey Instrument K-7500.
17
Namun terdapat pula proses pengujian yang dapat dilihat melalui software komputer
bawaan dari instrument kontrol tersebut seperti pada alat kontrol Moog Portable Test
Control dan MTS Flex Test SE.
Gambar C.3.3 Tampilan layar monitor pada software bawaan alat kontrol Moog
Portable Test Control (kiri) dan MTS Flex Test SE (kanan)
Maka berikut adalah jenis kontrol yang digunakan di area Test Hall :
No. Foto Spesifikasi
1. Kelsey Instrument K-7500
• Untuk mengontrol LVDT, Load Cell,
Servo Hydraulic dan Solenoid Valve
yang digunakan pada Aktuator
pengujian.
• Hanya mengontrol 1 channel saja
tetapi bisa dikoneksi dengan kontrol
yang lain menggunakan Q-net.
• Digunakan untuk pengujian statis dan
dinamis.
18
2. Moog Portable Test Control
• Untuk mengontrol LVDT, Load Cell,
Servo Hydraulic dan Solenoid Valve
yang digunakan pada Aktuator
pengujian.
• Memiliki jumlah channel set kontrol
yang berbeda sesuai denga type nya
masing – masing.
• Terintegrasi dengan komputer, CPU
dan software khusus sehingga
sistematika, menu dan grafik hasil
pada pengujian bisa diakses dengan
mudah.
3. MTS Flex Test SE
• Untuk mengontrol LVDT, Load Cell,
Servo Hydraulic dan Solenoid Valve
yang digunakan pada Aktuator
pengujian.
• Memiliki jumlah channel set kontrol
yang berbeda sesuai denga type nya
masing – masing.
• Terintegrasi dengan komputer, CPU
dan software khusus sehingga
sistematika, menu dan grafik hasil
pada pengujian bisa diakses dengan
mudah.
• Memiliki Input tegangan 115/230
VAC 50/60 Hz max.15 A
4) Aktuator
Merupakan peralatan mekanis yang dapat merubah energi suplai seperti udara
bertekanan, oli bertekanan dan sinyal listrik menjadi energi kerja yang dimanfaatkan
19
(gerakan mekanis). Aktuator terbagi menjadi 3 jenis yaitu aktuator listrik, aktuator
pneumatik dan aktuator hidrolik. Berikut sebagian jenis aktuator yang digunakan di
area test hall :
No. Foto Spesifikasi
1. Aktuator Hidrolik Silinder - Schenck
Hydropuls Zylinder Type PL 63 kn /
100 mm
20
4. Aktuator Hidrolik Silinder - Schenck
Hydropuls Zylinder Type PL 400 kn
/ 100 mm
21
Hydropuls Actuator 25 kN / 100 mm PL 25 K / 0037 Rusak LVDT Tidak Ada
Hydropuls Actuator 25 kN / 100 mm PL 25 K / 0038 Rusak LVDT Tidak Ada
Hydropuls Actuator 40 kN / 100 mm PL 40 K / 0042 Rusak LVDT Tidak Ada
Hydropuls Actuator 40 kN / 100 mm PL 40 K / 0043 Rusak LVDT Tidak Ada
Hydropuls Actuator 40 kN / 100 mm PL 40 K / 0044 Rusak LVDT Tidak Ada
Hydropuls Actuator 63 kN / 100 mm PL 63 K / 0057 Rusak LVDT Tidak Ada
Hydropuls Actuator 63 kN / 100 mm PL 63 K / 0059 Baik LVDT Tidak Ada
Hydropuls Actuator 63 kN / 100 mm PL 63 K / 0060 Baik
Hydropuls Actuator 63 kN / 100 mm PL 63 K / 0061 Baik No. 6 Boggie
Workshop (No
Hydropuls Actuator 63 kN / 100 mm PL 63 K / 0062 Rusak Piston)
Hydropuls Actuator 63 kN / 100 mm PL 63 K / 0063 Rusak
Hydropuls Actuator 63 kN / 100 mm PL 63 K / 0064 Baik Resonan 5
Hydropuls Actuator 63 kN / 250 mm PL 63 N / 0121 Baik No. 7 Boggie
Hydropuls Actuator 63 kN / 250 mm PL 63 N / 0122 Baik Rig Biru Tua
Hydropuls Actuator 63 kN / 250 mm PL 63 N / 0123 Baik
Hydropuls Actuator 63 kN / 250 mm PL 63 N / 0124 Baik No. 4 Boggie
Hydropuls Actuator 100 kN / 100 mm PL 100 K / 0060 Rusak
Hydropuls Actuator 100 kN / 100 mm PL 100 K / 0061 Baik
Hydropuls Actuator 100 kN / 100 mm PL 100 K / 0062 Rusak
Hydropuls Actuator 100 kN / 100 mm PL 100 K / 0063 Rusak
Hydropuls Actuator 100 kN / 100 mm PL 100 K / 0064 Baik No. 3 Boggie
Hydropuls Actuator 100 kN / 100 mm PL 100 K / 0065 Rusak
Hydropuls Actuator 160 kN / 100 mm PL 160 K / 0052 Baik No. 2 Boggie
Hydropuls Actuator 160 kN / 100 mm PL 160 K / 0053 Baik No. 1 Boggie
Hydropuls Actuator 160 kN / 100 mm PL 160 K / 0054 Rusak
Hydropuls Actuator 250 kN / 100 mm PL 250 N / 0045 Baik Resonan 4
Bantalan Kereta
Hydropuls Actuator 250 kN / 100 mm PL 250 N / 0046 Baik Dinamis
Hydropuls Actuator 250 kN / 100 mm PL 250 K / 0047 Baik
Hydropuls Actuator 250 kN / 250 mm PL 250 K / 0048 Rusak
Hydropuls Actuator 250 kN / 250 mm PL 250 K / 0049 Rusak
Hydropuls Actuator 400 kN / 100 mm PL 400 K / 0038 Rusak
Hydropuls Actuator 400 kN / 100 mm PL 400 K / 0039 Baik
Hydropuls Actuator 400 kN / 100 mm PL 400 K / 0040 Baik
Hydropuls Actuator 630 kN / 100 mm PL 630 K / 0029 Baik Rig Universal
Hydropuls Actuator 630 kN / 100 mm PL 630 K / 0030 Baik Rig Universal
Hydropuls Actuator 630 kN / 100 mm PL 630 K / 0031 Rusak
Hydropuls Actuator 1000 kN / 100 mm Rusak Resonan 1
Hydropuls Actuator 1000 kN / 100 mm Rusak Resonan 2
22
5) Sensor
Dalam pengujian yang dilaksanakan di area test hall biasa nya terdapat beberapa
sensor yang digunakan untuk mengukur data-data yang diperlukan dari pengujian
seperti regangan, beban yang diberikan, perpindahan struktur benda uji dan
sebagainya. Yang mana sensor tersebut diantaranya adalah :
a. Strain Gauge
Merupakan tranduser yang merubah energi mekanik seperti regangan, tekanan,
dsb; menjadi sinyal listrik yang dapat dideteksi oleh alat kontrol tertentu setelah
mendapatkan penguatan awal (pre amplifier). Cara kerja tranduser ini adalah saat
strain gauge mendapatkan tekanan atau tarikan akan menyebabkan terjadinya
perubahan panjang pada kawat tipis penyusunnya yang berimplikasi pada
perubahan resistansi yang dihasilkan untuk kemudian dikirim sebagai sinyal listrik
terdeteksi bagi peralatan kontrol. Strain gauge yang biasa digunakan di test hall
adalah tipe single dan roset. Strain gauge single hanya mendeteksi regangan atau
beban pada satu axis horizontal atau vertikal saja. Sementara strain gauge tipe
roset bisa mendeteksi gaya dari 3 axis, horizontal, vertikal dan diagonal.
Gambar 5.a.1 Strain gauge tipe single (kiri) dan roset (kanan)
b. Load Cell
Load cell adalah tranduser yang mengubah besaran gaya menjadi sinyal listrik
yang dapat dideteksi dengan alat tertentu. Dimana load cell sendiri adalah
tranduser yang terdiri dari beberapa strain gauge tergantung kebutuhan beban yang
akan diukur. Karena ia adalah sensor yang dapat mendeteksi besaran gaya maka
23
pada umumnya load cell digunakan untuk mengukur berat atau beban yang
diberikan pada benda uji sesuai dengan kapasitas maksimalnya. Cara kerja
tranduser ini adalah saat load cell mendapatkan tekanan atau diberi beban akan
menyebabkan terjadinya perubahan panjang pada kawat tipis pada strain gauge
yang berada didalamnya yang berimplikasi pada perubahan resistansi yang
dihasilkan untuk kemudian dikirim sebagai sinyal listrik terdeteksi bagi peralatan
kontrol.
Gambar 5.b.1 Pendataan kondisi load cell (kiri) dan contoh load cell yang tak
terpakai (kanan)
Berikut adalah tabel data kondisi Load Cell untuk pengujian di area test hall :
24
PM 63 Rn 63 kN 21385 Baik Nomor 6. Boggie
PM 63 Rn 63 kN 21386 Rusak Lab. Kalibrasi
PM 63 Rn 63 kN 21387 Baik Nomor 7. Boggie
PM 63 Rn 63 kN 21388 Baik Nomor 5. Boggie
PM 63 Rn 63 kN 21389 Baik Uji Statik
PM 63 Rn 63 kN 20386 Baik Nomor 4. Boggie
PM 63 Rn 63 kN 20378 Rusak Kabel Putus
PM 63 Rn 63 kN 17799 Baik Uji Statik
PM 63 Rn 63 kN 23401 Rusak Ruang Fragile
PM 63 Rn 63 kN 17800 Baik SN 39500 Rig Biru tua
PM 100 Rn 100 kN 21369 Rusak Lab. Kalibrasi
PM 100 Rn 100 kN 21370 Baik No. 3 Boggie
PM 100 Rn 100 kN 21371 Rusak Lab. Kalibrasi (Belum Kalibrasi)
PM 100 Rn 100 kN 21373 Tidak Diketahui Keberadaannya
PM 100 Rn 100 kN 21374 Baik Plamis (Karantina)
PM 100 Rn 100 kN 21460 Rusak Lab. Kalibrasi
PM 160 Rn 160 kN 20761 Rusak Workshop
PM 160 Rn 160 kN 20765 Baik Lab. Kalibrasi
PM 160 Rn 160 kN 20767 Rusak Workshop
PM 200 Rn 200 kN 01410 Baik GTM No. 1 Boggie
PM 200 Rn 200 kN 01411 Baik GTM No. 2 Boggie
PM 250 Rn 250 kN 19663 Rusak Dikarantina
PM 250 Rn 250 kN 19664 Rusak Workshop
PM 250 Rn 250 kN 19781 Baik Rig Bantalan
PM 250 Rn 250 kN 19777 Baik Resonan 3
PM 250 Rn 250 kN 21364 Baik Uji Creep
PM 250 Rn 250 kN 21864 Baik Plamis (Karantina)
PM 250 Rn 250 kN 21865 Baik Resonan 4
PM 250 Rn 250 kN 22525 Baik Rig INKA
PM 400 Rn 400 kN 20754 Rusak Dikarantina
PM 400 Rn 400 kN 20755 Baik Rig Strength Floor
PM 400 Rn 400 kN 20756 Rusak Ruang Kontrol B
PM 630 Rn 630 kN 20529 Baik Rig Universal
PM 630 Rn 630 kN 20581 Baik Rig Universal
25
PM 630 Rn 630 kN 20582 Rusak Workshop
PM 1000 Rn 1000 kN 21224 Baik Resonan 1
PM 1000 Rn 1000 kN 21222 Baik Resonan 2
PM 1000 Rn 1000 kN 23365 Baik Plamis (Belum Dicek)
c. LVDT
Merupakan sensor yang berfungsi membaca pergerakan garis lurus secara
linear. LVDT merupakan salah satu contoh sensor posisi yang bekerja berdasarkan
pada ada tidaknya medan magnet yang terjadi. Pada penggunaanya di area test hall
biasanya ia digunakan untuk mengukur perpindahan (displacement) pada struktur
benda uji ketika pengujian berlangsung. Prinsip kerja sensor ini adalah dengan
memanfaatkan induksi magnetik akibat pergeseran batang inti yang terdapat
dalam LVDT itu sendiri sehingga terjadi perubahan amplitudo yang
mengindikasikan pada perubahan posisi pada struktur benda uji. Perubahan
amplitudo itu kemudian dideteksi sebagai sinyal listrik sinusoidal oleh alat kontrol
atau pantau lainnya seperti osiloskop, dynamic strain meter, dsb.
6) Peralatan lainnya
No. Foto Spesifikasi
26
1. Dynamic Strain Meter
berfungsi untuk menyimpan data dari
pengukuran sensor seperti strain gauge,
LVDT, Piezoelektrik dan Load Cell.
Kemudian data itu akan ditampilkan
dalam bentuk grafik pada PC yang
terkoneksi melalui port RS-232 dan
menggunakan software khusus. Biasanya
alat ini digunakan dalam uji dinamis.
2. Data Logger
berfungsi untuk menyimpan data dari
pengukuran sensor seperti strain gauge,
LVDT, Piezoelektrik dan Load Cell.
Kemudian data itu akan ditampilkan
dalam bentuk grafik pada PC yang
terkoneksi melalui port RS-232 dan
menggunakan software khusus. Biasanya
alat ini digunakan dalam uji statik.
3. HBM KWS 3073 ( Hottinger Baldwin
Messtechnik Darm Stadt)
berfungsi mengukur tegangan yang
dihasilkan strain gauge pada pengujian.
27
4. Connection Box
Berfungsi sebagai port koneksi kabel dari
alat kontrol ke aktuator beserta valve
kontrol nya.
28
7. Relief Valve
Berfungsi untuk meneruskan aliran fluida
yang berasal dari power pack untuk diatur
stabilitas tekanan nya dan kemudian di
suplai ke aktuator dalam proses pengujian.
Relief valve ini pun berfungsi membuang
tekanan fluida yang telah terpakai pada
aktuator, sehingga terjadi perputaran
sirkulasi aliran fluida.
8. Ansluss
Berfungsi untuk membagi aliran fluida
yang berasal dari relief valve setelah
diatur tekanannya untuk kemudian
disalurkan pada aktuator yang digunakan.
b. Benda Uji
Terdapat beberapa benda uji yang berada di area test hall dan diantaranya sering
mengalami pengujian, yaitu :
No. Foto Spesifikasi
29
1. Rel Kereta Api
30
5. Beton untuk gorong-gorong
6. Stagger / Scaffolding
31
8. BOM P-500 TNI AU
c. Workshop
Workshop adalah tempat yang digunakan untuk mengerjakan berbagai hal yang
yang sifatnya menopang proses pengujian seperti melakukan konstruksi pada benda
atau alat penopang pengujian maupun untuk memperbaiki benda. Biasanya terdapat
beberapa peralatan dan mesin yang digunakan di workshop untuk menopang
pengerjaan pada benda. Berikut adalah beberapa alat dan mesin yang terdapat di
workshop B2TKS :
• Alat Las Listrik Messer Gricsheim
32
yang terjadi antara benda kerja dan elektroda sehingga benda kerja dapat
tersambung oleh cairan logam lelehan dari elektroda setelah ia membeku.
33
Merupakan alat potong manual yang hanya dapat memotong plat atau
besi beton dengan diameter atau ketebalan tipis. Cara kerja alat ini adalah ketika
tuas ditekan, maka akan menekan mata pisau dibawahnya yang nantinya dapat
memotong plat atau besi beton tersebut.
34
Gambar C.5. Mesin Press Plat Besi
Mesin ini memiliki kapasitas tekan sampai 960 KN dengan sumber
tegangan 380 V. Mesin ini berfungsi melakukan press pada plat besi dan
sebagainya sesuai dengan kebutuhan dengan memanfaatkan aktuator hidrolik
silinder sebagai pencipta tekanan pada benda kerja. Ketika daya dinyalakan
maka motor 3 phasa akan berputar dan menggerakan fluida untuk mendorong
aktuator sesuai dengan pengaturan kecepatan gerak piston aktuator yang
dibutuhkan.
35
Gambar C.7. Mesin Bor Caser 50-1250
Mesin ini berfungsi untuk membuat lubang pada benda kerja dengan
menggunakan mata bor yang digerakkan oleh motor 3 phasa yang dimanipulasi
torsinya. Kecepatan putaran dari mata bor adalah berkisar dari 200 sampai 3000
rpm dengan diameter mata bor 5,5 sampai 72 milimeter. Adapun benda kerja
yang biasa dilubangi oleh mesin bor ini adalah plat baja, alumunium, dsb.
Sebelum proses pengeboran maka benda kerja harus dijepit pada meja bor
dengan menggunakan klepping. Kelebihan mesin ini adalah ia menggunakan
tuas persenelling seperti pada mobil untuk mengubah kecepatannya.
36
d. Mesin RHZ 4000 KN
Mesin RHZ 4000 KN ini adalah mesin yang digunakan untuk melakukan
pengujian tarik dengan kapasitas beban statis sampai 4000 KN atau setara dengan
400 ton.
Perhitungannya sebagai berikut :
W =mxg
W = 4000 KN
= 4.000.000 N
g = 10 m/s2
m =?
𝑤 4000.000
m = m=
𝑔 10
m = 400.000 Kg
m = 400 Ton
Mesin ini memiliki tenaga utama berupa sistem hidrolik yang menggerakkan
aktuator hidrolik silinder kapasitas 4000 KN untuk melakukan gaya tarik terhadap
benda uji untuk mengetahui beban maksimum yang dapat diberikan terhadap benda
uji ataupun kekuatan sisa dari benda uji itu sendiri. Mesin RHZ ini memiliki control
berupa servo controller tipe Kelsey K-7500 yang dapat mengontrol Servo Hydraulic,
Load Cell, LVDT, solenoid valve yang terdapat pada mesin RHZ ini. Selain itu
37
terdapat pula amplifier bagi sensor tambahan seperti strain gauge yang hasilnya
dapat terkoneksi dengan piranti tambahan seperti dynamic strain meter.
Kelebihan mesin RHZ 4000 KN di area test hall B2TKS ini adalah ia memiliki
kontrol terkoneksi dengan komputer sehingga set point LVDT dan Load Cell serta
ukuran beban yg diberikan dapat disetting sebelum pengujian dimulai. Melalui
aplikasi tertentu hasil rekayasa, pengujian dapat dimulai maupun diberhentikan
hanya dengan mengklik menu “Go” dan “Stop” pada aplikasi tersebut. Pemantauan
pun dapat dilakukan pada proses pengujian karena grafik x-y uji tarik RHZ ini sudah
terekam melalui aplikasi tertentu dan tertera di monitor komputer.
Gambar d.3. Software mesin RHZ 4000 KN (kiri) dan pemantauan grafik pengujian
(kanan)
38
Adapun benda uji pada mesin RHZ 4000 KN ini biasanya berupa hanger
jembatan, wire rope, dan sebagainya. Yang semua itu diuji dengan beban dan timing
bertahap sesuai dengan keinginan customer berdasarkan standar yang ada.
Gambar d.4. Pengujian pada hanger jembatan (kiri) dan contoh benda uji (kanan)
Cara kerja dari mesin RHZ 4000 KN ini adalah ia akan melakukan gaya tarik
terhadap benda uji pada satu sisi, sementara sisi lain ditahan; dibantu oleh aktuator
yang sistem hidroliknya telah dikontrol oleh servo controller dengan tenaga hidrolik
yang dibangkitkan oleh power pack khusus. Pada saat proses pengujian servo
controller memberikan command pada sensor yang terpasang seperti load cell dan
LVDT serta servo hidrolik untuk memberikan feedback pada kontroller berupa input
yang kemudian diproses dan menghasilkan command lagi bagi piranti tersebut,
begitu seterusnya sehingga terjadi perputaran siklus yang terekam oleh servo
controller dan ditampilkan ke monitor oleh aplikasi tertentu dalam bentuk grafik x-y.
Gambar d.5. x-y grafik uji tarik hanger jembatan pada mesin RHZ 4000 KN
39
Garis Tekanan Fluida
Garis Kendali
Garis pengosongan
e. Sistem Hidrolik
RESERVOIR
PLC (PROGRAMMABLE
LOGIC CONTROL)
PRESSURE RELIEF
AKUMULATOR
VALVE / START
STOP VALVE
ANSLUSS
AKUMULATOR
HYDRAULIC
ACTUATOR
SERVO VALVE /
SOLENOID VALVE
SERVO
CONTROLLER
40
Dari skema tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tekanan hidrostatik fluida
dibangkitkan oleh unit pembangkit (powerpack) yang terdiri atas motor 3 phasa 200 KW,
filter, strainer, katup kontrol aliran, dsb; yang mana unit tersebut menyedot fluida oli pada
reservoir untuk selanjutnya dialirkan ke connection block. Tetapi powerpack ini
membutuhkan sistem air pendingin agar komponen penyusunnya tidak mengalami over-
heating terutama pada motor penggerak fluida-nya. Yang mana baik powerpack maupun
cooling water system ini dikontrol oleh PLC yang terkoneksi dengan HMI (Human Machine
Interface) pada lemari kontrol.
Gambar e.2. HMI pada unit cooling water system dan power pack
Di connection block, aliran fluida didistribusikan ke seluruh area test hall yang mana
semua distribusi aliran tersebut kemudian akan diatur oleh Pressure Relief Valve (Start Stop
Valve) agar tekanannya stabil dan juga untuk membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit
hidrolik dengan membatasi tekanan maksimum pada komponen-komponen dalam sirkuit dan
di luar sirkuit dari tekanan yang berlebihan dan kerusakan komponen. Pressure Relief Valve
ini juga dilengkapi dengan akumulator yang berfungsi sebagai peredam kejut dari aliran
fluida yang bertekanan agar tekanan nya kembali stabil sesuai dengan kebutuhan aktuator.
Biasanya Pressure Relief Valve dan connection block terdiri atas valve – valve yang bekerja
secara pilot direction, artinya valve akan membuka atau menutup sesuai dengan tekanan
fluida yang akan mempengaruhi spring dalam valve itu sendiri.
Dari Pressure Relief Valve fluida dialirkan ke aktuator pengujian berdasarkan
keadaan servo hidrolik atau solenoid valve yang menerima sinyal listrik dari servo controller
untuk membuka valve pada servo hidrolik atau solenoid valve tersebut. Pada aktuator pun
terdapat akumulator yang berfungsi sama seperti akumulator di Pressure Relief Valve yaitu
41
untuk menstabilkan tekanan pada fluida. Ketika fluida melakukan gaya terhadap piston
aktuator maka sirkulasi fluida pun terjadi, dimana fluida yang telah dipakai disedot balik oleh
pompa radial 3 phasa untuk dialirkan balik ke tangki reservoir dan kemudian didinginkan dan
dipakai lagi oleh powerpack. Maka terjadilah siklus seperti yang tertera pada skema diatas.
Servo controller pun tidak hanya mengontrol servo hidrolik atau solenoid valve saja,
akan tetapi ia pun mengontrol sensor LVDT dan load cell yang terdapat pada aktuator
pengujian. Untuk kemudian ditangkap feedback inputnya oleh servo controller dan diolah
lagi untuk kemudian menjadi command baru, begitu seterusnya. Semua perangkat kontrol
seperti PLC dan Servo Controller tersebut terhubung pada Computer ataupun HMI sehingga
proses nya dapat dipantau bahkan hasilnya pun dapat diketahui dan inilah yang disebut
sebagai monitoring proses.
42
C. HASIL YANG DICAPAI
Dibuat di Serpong,
Pada Tanggal 26 Februari 2019
43