Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS


UAP (PLTGU)

DISUSUN OLEH:

Nama : Mariana Kartika KD Siahaan


NIM : 201912017
Kelas :A
Mata Kuliah : Pengujian Pembangkit

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI BISNIS DAN ENERGI
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 10 Januari 2023

Mariana Kartika KD Sihaan

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Salah satu bentuk energi yang paling penting dalam pembangunan
suatu negara adalah energi listrik. Hal ini terlihat dari besarnya jumlah konsumsi
listrik yang diperlukan perkapita negara setiap tahunnya. Ketersedian sumber
energi dan adanya teknologi yang dapat mengubah sumber energi menjadi
bentuk yang bermanfaat bagi masyarakat, merupakan salah satu faktor
pendukung dalam penyediaan tenaga listrik tersebut. Terbatasnya energi
tambang bumi yang ada, membuat penggunaan energi listrik harus benar-benar
effisien. Agar dapat bermanfaat bagi nilai finansial dan lingkungan dalam
penggunaanya.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pengujian untuk menentukan bahwa
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap tersebut layak dalam membangkitkan
listrik dengan berdasarkan standar-standar yang telah diakui dunia seperti,
ASME, IEEE / IEC atau dengan berdasarkan standar milik korporasi tersendiri,
yaitu dalam hal ini PLN standard.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengujian Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan
Uap (PLTGU)
2. Apa tujuan dari pelaksaan pengujian Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan
Uap (PLTGU)
3. Bagaimana pelaksanaan pengujian peralatan utama PLTGU dengan
IEEE/IEC dan ASME

1.3 Tujuan
• Mengetahui pengertian dan tujuan pengujian PLTGU
• Memahami pelaksanaan pengujian peralatan utama PLTGU dengan
IEEE/IEC dan ASME
ii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PLTGU


PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap) merupakan suatu
instalasi peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi panas (hasil
pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik yang bermanfaat.
Pada dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan antara PLTG dan
PLTU. PLTU memanfaatkan energi panas dan uap dari gas buang hasil
pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam
Genarator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah yang
akan digunakan untuk memutar sudu (baling-baling). Gas yang dihasilkan dalam
ruang bakar pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan menggerakkan
turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi listrik.
2.1.1 Tujuan Pengujian PLTGU
Sebagai dasar bagi enjinir desain, pengelola proyek, tim supervisi
konstruksi, tim supervisi komisioning, pelaksanan komisioning, operator dan
pemelihara pembangkit dalam melaksanakan komisioning PLTGU. Standar ini
juga dapat digunakan sebagai rujukan dalam Menyusun dokumen lelang dan
atau dokumen kontrak.
2.2 Komisioning PLTGU
Komisioning instalasi Unit PLTGU merupakan rangkaian dari beberapa
kegiatan pemeriksaan dan pengujian atau komisioning atas beberapa
subsistemnya, yaitu:
➢ Komisioning Ketel Uap dan Alat Bantu
➢ Komisioning Turbin Uap dan Alat Bantu
➢ Komisioning Turbin Gas
➢ Komisioning Generator dan Eksitasi
➢ Komisioning Bay Trafo Generator
➢ Komisioning Unjuk Kerja
➢ Komisioning Instalasi Listrik Bangunan lainnya
Masing-masing komisioning tersebut dilaksanakan dalam beberapa
tahapan kegiatan meliputi pemeriksaan atau inspeksi dan pengujuan yaitu iii

o Inspeksi dan pemeriksaan pendahuluan (Preliminary Inspection)


o Uji Individual
o Uji Subsistem
o Uji Sistem
2.2.1 Dokumen Komisioning
Dokumen Komisioning yang Harus Disiapkan oleh Kontraktor dan
pemasok/pabrik peralatan dalam rangka komisioning:
1. Dokumen kontrak, terutama yang menyangkut spesifikasi teknik dan
garansi.
2. Daftar material/peralatan (material lists), deskripsi ddan sertifikat uji untuk
bagian atau komponen utama.
3. Gambar teknik pemasangan dan data instalasi.
4. Diagram logik, diagram garis tunggal, diagram skematis.
5. Kurva unjuk kerja dan kurva koreksi.
6. Instruksi atau buku petunjuk pengoperasian, inspeksi dan pemeliharaan.
7. Instruksi perakitan atau pembongkaram dari peralatan atau bagian
peralatan.
8. Instruksi tentang keselamatan (safety instruction).
9. Daftar suku cadang asli, sebagaimana disebutkan dalam kontrak.
10. Buku-buku standar yang berkaitan dengan instalasi/peralatan yang diuji.
11. Buku petunjuk pabrikan, tabel ataupun kurva-kurva untuk koreksi
perhitungan.
12. Jadwal komisioning.
13. Prosedur pengujian.
14. Laporan pengujian pabrik.
15. Hasil pemeriksaan, pengujian dan pengukuran yang dilakukan oleh
kontraktor dan pabrikan yang dituangkan dalam blangko atau formulir
yang sesuai beserta evaluasinya.
16. Data-data lain yang diperlukan untuk perngoperasian dan pemeliharaan
unit seperti: data dan karakteristik peralatan; deskripsi tentang berbagai
sistem bahan bakar; sistem pendinginan; sistem pelumasan; nilai-nilai
batas suhu; nilai batas tekanan.
2.2.2 Tahapan Kegiatan Komisioning
Secara umum pelaksanaan komisioning unit pembangkit terbagi dalam iv
tahap kegiatan sebagai berikut:
• Pemeriksaan pendahuluan
• Uji Individual
• Uji Sub Sistem yang meliputi:
o Uji Sequential Interlock
o Uji Proteksi
o Uji Kontrol Elektrik/Pneumatik
o Uji Jalan Sistem
• Uji Sistem yang Meliputi:
o Uji Alat-Alat Pengaman/Uji Jalan Tanpa Beban
o Uji Jalan Berbeban (loading test)
o Uji Lepas Beban (load rejection test)
o Pemeriksaan (inspection)
o Uji Keandalan (reability test)
o Uji Unjuk Kerja (performance test)
2.2.3 Pedoman Pokok
Kriteria atau tolok ukur yang digunakan untuk menilai atau mengevaluasi
hasilhasil uji instalasi PLTGU adalah:
➢ Ketetntuan-ketentuan pada kontrak terutama yang menyangkut
spesifikasi perlatan dan yang menyangkut garansi
➢ Standar yang berlaku dan telah disepakati oleh kedua pihak
➢ Sertifikat pengujian pabrik
➢ Ketentuan-ketentuan dari pabrik penjualnya yang telah disepakati oleh
kedua pihak.
2.2.4 Ketentuan Penilaian
Instalasi PLTGU harus memenuhi semua persyaratan yang menyangkut
keselamatan kerja dan keselamtan umum serta persyaratan lingkungan yang
diatur dalam pedoman pokok pedoman komisioning ini. Hal-hal yang
menyangkut keandalan sistem, instalasi PLTGU harus memenuhi semua
persyaratan yang disebut dalam kontrak. Bila persyaratan mengenai keadnalan
ini tidak diatur dalam kontrak, maka dipakai tolok ukur yang lazim digunakan
atas dasar kesepakatan bersama antara pemilik dan kontraktor. Dalam menilai
/mengevaluasi hasil pengujian dalam komisioning, tidak dapat ditentukan

v
hanya sepihak saja, mengingat banyak variabel-variabel. Dengan demikian
maka harus ditempuh beberapa kesepakatan antara lain:
➢ Semua pihak harus sepakat mengenai cara penyelesaian yang akan
ditempuh bila terjadi perbedaan pendapat mengenai ketelitian pengamat,
kondisi dan metode pengoperasian serta hasil akhir setiap pengujian.
➢ Semua pihak harus sepakat mengenai rumus yang akan digunakan untuk
menghitung faktor kesalahan untuk mengevaluasi data serta
kemungkinan kesalahan maksimal yang dapat ditoleransi tanpa harus
mengulangi pengujian. Kesepakatan ini sedapat mungkin mencakup
jumlah desimal yang digunakan dalam perhitungan serta kriteria
pembulatan desimal.
➢ Semua piihak harus sepakat mengenai hal-hal yang daat membatalkan
pengujian.
➢ Dalam hal kegiatan pemeriksaaan, perlu dicapai kesepakatan mengenai
sejauh mana hasil pemeriksaan bersama dapat mengijinkan kontraktor
untuk dapat melaksanakan pekerjaan tahap berikutnya.
➢ Semua pihak harus sepakat mengenai besaran-besaran ataupunbatasan-
batasan yang digunakan untuk menentukan bahwa perlatanberhasil baik
dalam pengujian akan komisioning.
➢ Semua pihak harus sepakat mengenai standar yang digunakan yang
berkaitan dengan komisioning atau mengacu pada buku petunjuk pabrik
(instruction manual)
2.2.5 Standarisasi & Referensi
ASME:
1. ASME PTC 6 Performance of Steam Turbines.
2. ASME PTC 12.2 Performance of Steam Surface Condenser.
IEC/IEEC
1. IEC 60308 - International Code for Testing of Speed Governing Systems
for Hydraulic Turbines.
2. IEC 60545 - Guide for Commissioning, Operation, and Maintenance of
Hydraulic Turbines.
3. IEC 60609 - avitation, Pitting Evaluation in Hydraulic Turbines, Storage
Pumps and Pump-Turbines. vi
4. IEC 60994 - Guide for field measurement of vibrations and pulsations in
hydraulic machines (turbines, storage pumps, and pump turbines).
2.2.6 Mata Uji Sertifikasi Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)
No Mata Uji Baru Perpanjangan
1. Pemeriksaan dokumen
a. Spesifikasi Teknik peralatan utama
1) HRSG ✓ ✓
2) Turbin ✓ ✓
3) Generator ✓ ✓

4) Transformator ✓ ✓
b. Hasil Uji Pabrik peralatan utama atau
✓ -
sertifikat produk
c. Buku manual operasi atau SOP ✓ ✓

d. Dokumen lingkungan hidup (AMDAL atau


✓ ✓
UKL/UPL) dan/ atau izin lingkungan
2. Pemeriksaan Kesesuaian Desain
a. Tingkat hubung pendek (short circuit level) ✓ -
b. Pengaman elektrik ✓ -
c. Pengaman mekanik ✓ -
d. Sistem pengukuran elektrik dan mekanik ✓ -
e. Koordinasi proteksi dengan sistem jaringan ✓ -
f. Jarak bebas (clearance distance) ✓ ✓
g. Jarak rambat (creepage distance) ✓ -
h. Gambar diagram satu garis (single line
✓ ✓
diagram)
i. Gambar tata letak (lay out) peralatan utama ✓ ✓
j. Gambar tata letak pemadam kebakaran ✓ ✓
k. Gambar dan/ atau kalkulasi sistem
✓ ✓
pembumian
3. Pemeriksaan Visual
a. Peralatan utama dan alat bantunya
vii
1) HRSG ✓ ✓
2) Turbin ✓ ✓
3) Generator ✓ ✓
4) Transformator ✓ ✓
b. Perlengkapan / alat pemadam kebakaran ✓ ✓
c. Perlengkapan K2 ✓ ✓
d. Sistem pembumian ✓ ✓
e. Sistem catu daya AC dan DC ✓ ✓
f. Sistem instrument dan control ✓ ✓
g. Sistem minyak pelumas ✓ ✓

h. Sistem pendingin ✓ ✓
4. Evaluasi Hasil Uji Peralatan dan Sistem
a. Peralatan utama dan alat bantunya
1) HRSG ✓ ✓
2) Turbin ✓ ✓
3) Generator ✓ ✓
4) Transformator ✓ ✓
b. Pengujian sistem pemadam kebakaran ✓ ✓
c. Pengukuran tahanan pembumian ✓ ✓
d. Pengujian proteksi mekanikal dan elektrikal ✓ ✓
e. Pengujian fungsi catu daya AC dan DC ✓ ✓
f. Pengujian sistem minyak pelumas ✓ ✓
g. Pengukuran tahanan isolasi masing-masing ✓ ✓
peralatan
h. Pengujian fungsi kerja balance of plant ✓ ✓

i. Pengujian sistem
1) Pengujian interlock ✓ ✓
2) Pengujian control elektrik / pneumatik ✓ ✓
j. Pengujian sistem pendingin ✓ ✓
k. Pemeriksaan kualitas air HRSG dan uap ke ✓ ✓
turbin
5. Pengujian Unit viii
a. Uji tanpa beban (no load test) ✓ ✓
b. Uji sinkronisasi dengan jaringan ✓ ✓
c. Uji pembebanan ✓ ✓
d. Uji kapasitas mampu ✓ ✓
e. Uji lepas beban pada beban nominal (100%) ✓ -
f. Uji keandalan pembangkit ✓ ✓
g. Pengukuran konsumsi bahan bakar ✓ ✓
6. Pemeriksaan Dampak Lingkungan
a. Tingkat kebisingan ✓ ✓
b. Emisi gas buang ✓ ✓

c. Pengelolaan limbah ✓ ✓
7. Pemeriksaan Pengelolaan Sistem Proteksi
✓ ✓
Korosif
Keterangan:
1) Untuk kepentingan umum, uji pembebanan unit baru diuji dengan beban
50% (lima puluh persen), 75% (tujuh puluh lima persen) dan 100%
(seratus persen) dari kapasitas terpasang, sedangkan untuk unit lama
diuji sampai dengan kapasitas maksimum yang dapat dicapai. Untuk
kepentingan sendiri, uji pembebanan diuji sesuai dengan kapasitas beban
yang tersedia dan pola operasi.
2) Kriteria lulus uji (acceptance criteria) lepas beban nominal disesuaikan
dengan desain kontrol dan proteksi pembangkit. Apabila tidak dilakukan
uji lepas beban karena sistem tidak memungkinkan untuk dilakukan
pengujian, maka harus ada surat pernyataan dari: a. pengatur sistem
yang menyatakan sistem tidak mampu untuk uji lepas beban 100%
(seratus persen) dari beban nominal; dan b. pabrikan yang menyatakan
turbin dan generator beroperasi aman jika terjadi lepas beban sampai
dengan 100% (seratus persen) beban nominal.
3) Untuk kepentingan umum, uji keandalan unit baru diuji secara terus
menerus selama 72 (tujuh puluh dua) jam dengan beban minimum 80%
(delapan puluh persen) dari kapasitas terpasang sedangkan untuk unit
lama diuji secara terus menerus 24 (dua puluh empat) jam dengan beban ix
mengikuti pengatur sistem, dengan ketentuan: 11 a. apabila sistem tidak
mampu menyerap daya pembangkit, maka uji keandalan pembangkit
dilakukan pada beban maksimum yang dapat dicapai dengan bukti
adanya surat pernyataan dari pengatur sistem; dan b. unit tidak boleh trip
dari gangguan internal dan/atau shutdown selama uji keandalan. Untuk
kepentingan sendiri, uji keandalan diuji sesuai dengan kapasitas beban
yang tersedia dan pola operasi.
4) Pengukuran dilakukan pada saat uji pembebanan pembangkit.

x
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga gas uap merupakan pembangkit listrik
gabungan dari PLTU dan PLTG yang biasa disebut Combine cycle. PLTGU ini
merupakan pembangkit listrik yang memiliki efisiensi yang tinggi karena gas
exhaust dari PLTG digunakan untuk memanaskan air pada HRSG yang akan
menggerakkan steam turbin. Kesamaan dari ketiga jenis pembangkit tersebut
adalah beroperasi pada temperature yang tinggi dan bertekanan tinggi sehingga
memiliki konstuksi khusus yang kuat tahan panas dan tekanan. PLTGU dapat
mengurangi biaya pembangkitan listrik bila dibandingkan dengan menggunakan
PLTG saja. Hal ini dapat dipahami karena dengan menambahkan HRSG dan
PLTU dapat meningkatkan tenaga listrik yang dihasilkan tanpa menambahbahan
bakar serta meningkatkan efisiensi panas dari sekitar 24 % untuk PLTG menjadi
sekitar 42 % untuk PLTGU.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan
terutama dalam hal pembahasan turbin gas. Karena referensi yang penulis
dapatkan sangat minim sekali. Untuk itu saya harap kritik dan saran yang
sifatnya membangun.

xi

Anda mungkin juga menyukai