Anda di halaman 1dari 55

Portofolio Matematika Wajib

Nama Kelompok : Kelompok 5

1. Della Widiani | 0031510049


2. Deiryl Ekaputri Ariyadi | 0030858447
3. Annisa Herawati | 0025562417
4. M . Kahfi Fazle | 0032638313
5. Rasyid Akhdan Gilbran | 0030395067
6. Sarah Jauhara | 0025377881

X MIPA 5
SMA Negeri 1 Dramaga
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT. Kami memujinya, memohon pertolongan dan
ampunan-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan
amal perbuatan kami. Puji syukur penyusun ucapkan atas terselesaikannya portofolio
ini. Tanpa berkah dan kemurahanNya saya tidak mungkin dapat menyelesaikan
portofolio ini. Kedua kalinya salawat beserta salam tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang
penuh dengan ilmu pengetahuan.

Portofolio ini disusun sebagai tugas K.D 9 dan K.D 10 untuk pelajaran
Matematika wajib. Penyusun menyadari masih terdapat kekurangan dalam
portofolio ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan portofolio ini . Semoga portofolio ini membawa
manfaat dan memberikan nilai tambah kepada para pembacanya.
Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………….I
Daftar isi…………………………………………………………………...II
Daftar Tabel………………………………………………………………...III
Daftar Gambar……………………………………………………………….IV
BAB I : Pendahuluan
A. Latar belakang masalah……………………………………………………VI
B. Rumusan masalah…………………………………………………………..VI
C. Tujuan pembuatan…………………………………………………………..VI
D. Manfaat pembuatan…………………………………………………………VI
BAB II : Isi
A. Aturan sinus dan cosinus…………………………………………………..VII
B. Fungsi trigonometri………………………………………………………...VII
BAB III : Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..VIII
B. Saran………………………………………………………………………….VIII
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….IX
Lampiran………………………………………………………………………….IX
Daftar Tabel

TABEL 2.1 : Fungsi Sinus, y = sin x……………………………………………….25


TABEL 2.2 : Fungsi y = f(x) = cotan x……………………………………………26

TABEL 2.3 : Fungsi y = f(x) = sec x……………………………………………….27

TABEL 2.4 : Fungsi y = f(x) = cosec x……………………………………………..27


Daftar Gambar

GAMBAR 1.1 : Segitiga sembarang Δ ABC…………………………………………8


GAMBAR 1.2 : Persamaan aturan sinus ……………………………………………. 9
GAMBAR 1.3 : Aturan cosinus……………………………………………………….11
GAMBAR 1.4 : Soal 1 aturan cosinus ……………………………………………… 14
GAMBAR 1.5 : Soal 1 aturan cosinus ……………………………………………… 14
GAMBAR 1.6 : Soal 2 aturan cosinus………………………………………………..15
GAMBAR 1.7 : Soal 3 aturan cosinus…………………………………………………15
GAMBAR 1.8 : Soal 5 Aturan sinus dan sinus……………………………………….16
GAMBAR 1.9 : Luas segitiga…………………………………………………………17
GAMBAR 1.10 : Segitiga yg diketahui dua sisi dan satu sudut……………………….18
GAMBAR 1.11: Segitiga yang diketahui satu sisi dan dua sudut…………………… 19
GAMBAR 1.12 : Segitiga yang diketahui ketiga sisinya……………………………….21
GAMBAR 1.13 : Contoh soal luas segitiga ……………………………………………21
GAMBAR 1.14 : Menentukan luas segitiga –n beraturan………………………………22
GAMBAR 1.15 : Menentukan luas segitiga –n beraturan………………………………22
GAMBAR 1.16 : Contoh luas segi enam………………………………………………..23
GAMBAR 1.17 : Penemu hukum sinus………………………………………………….24
GAMBAR 1.18 : Penemu hukum cosinus………………………………………………..25
GAMBAR 2.1 : Grafik Fungsi Sinus, y = sin x…………………………………………..26
GAMBAR 2.2 : Grafik Fungsi Cosinus, y = cos x……………………………………….26
GAMBAR 2.3 : Grafik Fungsi Tangen, y = tan x………………………………………...27
GAMBAR 2.4 : Grafik fungsi y = cotan x………………………………………………..28
GAMBAR 2.5 : Grafik fungsi y = f(x) = sec x……………………………………………28
GAMBAR 2.6 : Grafik fungsi y = f(x) = cosec x…………………………………………..29
GAMBAR 2.7 : Grafik pengembangan umum cosinus dan grafik dasar…………………...30
GAMBAR 2.8 : Grafik y = cos x dan y = 2 cos x……………………………………………30
GAMBAR 2.9 : Grafik y = cos x dan y = cos 2x…………………………………………….31
GAMBAR 2.10 :Grafik y = cos x dan y = cos (x - 30)……………………………………….31
GAMBAR 2.11 : Grafik y = cos x dan y = cos x + 1………………………………………….32
GAMBAR 2.12 : Grafik fungsi umum sinus y = sin x………………………………………...33
GAMBAR 2.13 : Grafik y = sin x dan y = 2 sin x ……………………………………………33
GAMBAR 2.14 : Grafik y = sin x dan y = sin 2x …………………………………………..34
GAMBAR 2.15 : Grafik y = sin x dan y = sin (x + 30)………………………………………34
GAMBAR 2.16 : Grafik y = sin x dan y = sin x + 1…………………………………………..35
GAMBAR 2.17 : Fungsi trigonometri f(x) = tan 3x dalam interval 0o< x ≤ 360o…………….35
GAMBAR 2.18 : Gambaran Masalah yang berkaitan dengan fungsi trigonometri………..36
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada awalnya, trigonometri disebut juga ilmu ukur segitiga atau ilmu ukur sudut
yang mencoba menyelidiki gerak benda-benda angkasa seperti matarahi, bulan, dan
bintang, serta memperkirakan posisinya. Trigononetri berasal dari bahasa Greek, yaitu
trigon yang artinya segitiga, dan metran yang artinya ukuran. Trigonometri merupakan
sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segitiga dan fungsi
trigonometrik seperti sinus, cosins, tangen.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam portofolio ini:


1. Bagaimana penjabaran penjabaran tentang aturan sinus dan cosinus?
2. Bagaimana perkembangan aturan sinus dan cosinus dari masa ke masa ?
3. Bagaimana penjabaran tentang fungsi trigonometri ?
4. Bagaimna gambaran grafik fungsi trigonometri?
5. Bagaimana perkembangan fungsi trigonometri dari masa ke masa?

C. TUJUAN PEMBUATAN

Adapun tujuan dari pembahasan portofolio ini yaitu:


1. Bahan bacaan siswa/i.
2. Bahan pembelajaran atau sumber belajar bagi siswa/i.
3. Untuk mengetahui bagaimana aturan sinus dan cosinus serta penjabarannya dalam
trigonometri.
4. Sebagai salah satu pemenuh tugas pelajaran matematika wajib.
D. MANFAAT PEMBUATAN

Adapun manfaat dari pembahasan portofolio ini yaitu:


1. siswa/i memahami maksud dari aturan sinus dan cosinus.
2. siswa/I memahami maksud dari fungsi trigonometri.
3. siswa/i mampu menyelesaikan soal aturan sinus dan cosinus.
4. Siswa/I mampu menyelesaikan soal fungsi trigonometri.
BAB II
PEMBAHASAN

A. ATURAN SINUS DAN COSINUS


1. Aturan sinus
Menjelaskan hubungan antara perbandingan panjang sisi yang berhadapan
dengan sudut terhadap sinus sudut pada segitiga. Berdasarkan aturan sinus dalam
segitiga ABC, perbandingan panjang sisi dengan sinus sudut yang berhadapan
dengan sisi segitiga mempunyai nilai yang sama. Seperti yang dijelaskan pada
gambar di bawah ini.

Gambar 1.1

Segitiga sembarang Δ ABC

Keterangan:
a = panjang sisi a
A = besar sudut di hadapan sisi a
b = panjang sisi b
B = besar sudut di hadapan sisi b
c = panjang sisi c
C = besar sudut di hadapan sisi c
Dengan cara yang serupa akan diperoleh persamaan aturan sinus seperti yang
diberikan pada persamaan di bawah.

Gambar 1.2

Contoh soal 1 :
Sebuah segitiga diketahui memiliki sudut A = 30º, sisi a = 3 dan sisi b = 4. Hitung
besar sudut B, besar sudut C dan panjang sisi c!
Diketahui:
A = 30º
a=3
b=4
Ditanya: B, C dan c?
Jawab:
 Menentukan besar sudut B
Karena sinus harus bernilai positif baik di kuadran I maupun kuadran II, maka sudut
lain yang memenuhi adalah B = (180º - 41,8º) = 138,2º

 Menentukan besar sudut C


Jumlah sudut-sudut dalam segitiga adalah 180º, oleh karena itu berlaku:

A + B + C = 180º → C = 180º - (A + B)
Untuk B = 41,8º → C = 180º - (30º + 41,8º) = 108,2º
Untuk B = 138,2º → C = 180º - (30º + 138,2º) = 11,8º

 Menentukan panjang sisi C


2. Aturan Cosinus
Aturan Cosinus merupakan aturan yang menjelaskan hubungan antara kuadrat
panjang sisi dengan nilai cosinus dari salah satu sudut pada segitiga. Aturan cosinus
dapat digunakan untuk menentukan unsur-unsur lain dalam suatu segitiga
sembarang untuk dua kasus yaitu saat tiga sisi ketahui dan saat dua sisi dan sudut
apitnya diketahui. Seperti yang dijelaskan pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.3

Keterangan:
a = panjang sisi a
A = besar sudut di hadapan sisi a
b = panjang sisi b
B = besar sudut di hadapan sisi b
c = panjang sisi
C = besar sudut di hadapan sisi c
Sehingga aturan cosinus berlaku untuk setiap segitiga ABC sebagai berikut:
a2 = b2 + c2 - 2 bc cos A
b2 = c2 + a2 - 2 ac cos B
c2 = a2 + b2 - 2 ab cos C

Berdasarkan rumus aturan cosinus di atas, maka di dapatkan rumus untuk menghitung
besar sudutnya :

Contoh soal :

o Segitiga ABC diketahui panjang sisi a = 5 cm, panjang sisi c = 6 cm dan besar sudut B
= 60º. Tentukan panjang sisi b!

Diketahui:
a = 5 cm
c = 6 cm
B = 60º

Ditanya: b?

Jawab:

b2 = a2 + c2 - 2ac cos B
b2 = 52 + 62 - 2(5)(6) cos 60º
b2 = 25 + 36 - 60 (0,5)
b2 = 61 - 30
b2 = 31
b = 5,56 cm
Jadi, panjang sisi b adalah 5,56 cm

3. Masalah masalah yang berkaitan dengan aturan sinus dan cosinus

Soal 1 :
Sebuah kapal berlayar ke arah timur sejauh 30 mil. Kemudian kapal
melanjutkan perjalanan dengan arah 030° sejauh 60 mil. Jarak kapal
terhadap posisi saat kapal berangkat adalah...
Jawab :
Kapal berlayar ke arah timur artinya kapal berlayar dengan arah 090°.

Gambar 1.4 Gambar 1.5

∠ABC = 90° + 30° = 120°


Dengan aturan cosinus :
AC2 = AB2 + BC2 - 2 × AB × BC × cos 120°
AC2 = 302 + 602 - 2 × 30 × 60 × (-1/2)
AC2 = 900 + 3600 + 1800
AC2 = 6300
AC2 = 900. 7
AC = 30√7

Soal 2:
Sebuah kapal berlayar dari pelabuhan A dengan arah 044° sejauh 50 km. Kemudian
berlayar lagi dengan arah 104° sejauh 40 km ke pelabuhan C. Jarak pelabuhan A ke
C adalah ...
Jawab :

Gambar 1.6

∠ABU = 180° - 44° = 136°


∠ABC = 360° - (∠ABU + ∠CBU)
∠ABC = 360° - (136° + 104°)
∠ABC = 120°

Dengan aturan cosinus :


AC2 = AB2 + BC2 - 2 × AB × BC × cos 120°
AC2 = 502 + 402 - 2 × 50 × 40 × (-1/2)
AC2 = 2500 + 1600 + 2000
AC2 = 6100
AC = 10√61
Soal 3:
Kapal A bergerak kearah timur laut sejauh 5√2 km dan kapal B bergerak kearah
Timur sejauh 12 km. Jarak kedua kapal adalah ….km
Jawab:

5√2km

Gambar 1.7

Dari gambar , kita dapat mencari jarak AB dengan aturan cosinus.


AB2 = OA2 + OB2 – 2.OA.OB.cos sudut AOB
AB2 = (5√2)2 + 122 – 2.5√2.12.Cos 452
1
AB2 = 50 + 144 – 2.5√2.12.2 √2

AB2 = 194 – 120


AB2 = 74
AB = √74
Jadi , jarak kedua kapal adalah √74

Soal 4:
seorang siswi bernama Ani melihat puncak atap barak melati dari jarak 9 cm. bila sudut
elevasinya adalah 30° maka tentukanlah tinggi barak melati tersebut!
Pembahasan :
dik: jarak rosa dengan barak melati 9cm
sudut elevasi 30°
dit: tinggi barak melati?
jawab:
𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛
tan 30°= 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑥
=9

X=tan 30° x 9cm


1
X=3 √3 x 9cm
X=3√3
=5,2 cm.

Soal 5 :
Ada sebuah mobil yang melintas di sebuah
jembatan, dan orang yang ada didalam mobil itu
dapat melihat puncak sebuah tiang penyangga
setinggi 20 m dari jarak 5 m dengan sudut elevasi
sebesar α. Jika orang tersebut melihat puncak
tiang yang kedua dengan tinggi 60 m dengan
sudut elevasi yang sama, maka jarak orang itu
Gambar 1.8 dengan tiang penyangga yang kedua adalah ?
Jawab :

Pembuktian aturan sinus dan cosinus

Untuk sembarang segitiga yang panjang sisi-sisinya a, b dan c dengan


A adalah sudut di depan sisi a
B adalah sudut di depan sisi b
C adalah sudut di depan sisi c
Berlaku
𝑎 𝑏 𝑐
= =
sin 𝑎 sin 𝑏 sin 𝑐
Bukti :

Perhatikan segitiga ACD ⊥ D


Sin A = CDACCDAC
CD = AC. sin A
CD = b. sin A ........................(i)

Perhatikan segitiga BCD ⊥ D


Sin B = CDBCCDBC
CD = BC. sin B
CD = a. sin B ........................(ii)

Dari (i) dan (ii)


b. sin A = a. sin B
atau dapat ditulis
𝑎 𝑏
= … … … … … (1)
sin 𝑎 sin 𝑏

Perhatikan segitiga ABE ⊥ E


𝐴𝐸
Sin B =
𝐴𝐵
AE = AB. sin B
AE = c. sin B ........................(i)
Perhatikan segitiga ACE ⊥ E
𝐴𝐸
Sin C = 𝐴𝐶

AE = AC. sin C
AE = b. sin C ........................(ii)

Dari (i) dan (ii)


c. sin B = b. sin C
atau dapat ditulis
𝑏 𝑐
= … … … … (2)
sin 𝑏 sin 𝑐
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh hubungan
𝑎 𝑏 𝑐
= =
sin 𝑎 sin 𝑏 sin 𝑐
Untuk sembarang segitiga yang panjang sisi-sisinya a, b dan c, dengan C adalah sudut di depan
sisi c, berlaku
𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 2𝑎𝑏 . cos 𝐶
Bukti :

Perhatikan segitiga ACD ⊥ D


AD2 = AC2 − CD2
AD2 = b2 − x2 .........................(1)
𝐶𝐷 𝑋
Cos C = =
𝐴𝐶 𝐵

Perhatikan segitiga ABD ⊥ D


AD2 = AB2 − BD2
AD2 = c2 − (a − x)2 ................(3)

Dari persamaan (1) dan (3)


c2 − (a − x)2 = b2 − x2
c2 − (a2 − 2ax + x2) = b2 − x2
c2 − a2 + 2ax − x2 = b2 − x2
c2 = a2 + b2 − 2ax ...................(4)

Substitusi (2) ke (4)


c2 = a2 + b2 − 2a(b. cos C)

diperoleh
𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 2𝑎𝑏 . cos 𝐶

4. Luas Segitiga
A. Menentukan luas segitiga jika diketahui dua sisi dan satu sudut

Gambar 1.9

Segitiga yang diketahui panjang dua sisi dan satu sudut yang diapitnya

Rumus diatas didasarkan pada rumus luas segitiga yang diketahui alas dan
tingginya . coba perhatikan segitiga dibawah ini !
Gambar 1.10

Segitiga yang diketahui panjang dua sisi dan sudut yang diapitnya .
Segitiga di atas memiliki alas = c dan tinggi = t , sehingga luasnya adalah
sebagai berikut :

Jika t tidak diketahui , kita bisa mendapatkannya dengan menggunakan


perbandingan trigonometri.

Rumus yang lainnya bias didapatkan dengan cara yang sama untuk sisi – sudut –
sisi yang berbeda.

Contoh soal :
Tentukanlah luas segitiga ABC jika diketahui sisi BC = 4 cm, AC = 7√3 cm dan < C =
600
Jawab
Diketahui : BC = a = 4 cm
AC = b = 7√3 cm
< C = 600
Maka : L = ½ .a.b.sin C
L = ½ (4)(7√3).sin 600
L = ½ (14 √3 )(½ √3)
L = 21

B. Menentukan luas segitiga jika diketahui satu sisi dan dua sudut

Gambar
Gambar 1.11
1.11

Segitiga yang diketahui dua sudut dan satu sisi

Rumus diatas dapat dari luas rumus segitiga yang diketahui dua sisi dan sudut sudut
yang diapitnya salah satu sisinya diubah menjadi rumus aturan sinus
Contoh soal :

Tentukan luas ABC jika diketahui <B = 600 , <C = 300 , dan a = 8 cm.

Jawab :

Luas ABC =

=8 cm2

C. Menentukan luas segitiga jika diketahui ketiga sisinya

Gambar 1.12

Rumus :
Lsegitiga = √s(s-a)(s-b)(s-c)

Keterangan :
L = Luas
s = 1/2 Keliling Segitiga
a = Sisi a
b = Sisi b
c = Sisi c

Contoh Soal :
Tentukan luas gambar di bawah ini :

Gambar 1.13

Jawab :
Diketahui :
a = 6cm
b = 5cm
c = 5cm
s = 1/2 (a + b + c )
s = 1/2 (6cm + 5cm + 5cm )
s = 1/2 (16cm )
s = 8cm

Ditanyakan :
Lsegitiga = ..??

Maka kita gunakan rumus luas segitiga yang diketahui panjang sisinya :
Lsegitiga = √8cm(8cm - 6cm)(8cm - 5cm)(8cm - 5cm)
Lsegitiga = √8cm(2cm)(3cm)(3cm)
Lsegitiga = √144cm4
Lsegitiga = 12cm2

Jadi luas gambar di atas adalah 12cm2


D. Menentukan luas segitiga –n beraturan

Untuk mencari luas suatu bangun datar (poligon), yang kita lakukan biasanya adalah mencari
luas segitiga-segitiga kecil yang menyusun poligon tersebut. Tentunya kita tahu bagaimana
rumus suatu segitiga. Banyak sekali rumus-rumus untuk mencari luas segitiga. Semua inti dari
rumusnya adalah .

Bagaimana mencari luas bangun datar tersebut?

Bentuk bangun datar tersebut adalah bentuk persegi. Yang panjang


setiap sisinya adalah sama. Perhatikan persegi tersebut. Kita bisa
memandangnya sebagai 4 buah segitiga. Yaitu segitiga ABO, segitiga
BOD, segitiga DOC dan segitiga COA.. Bentuk persegi tersebut
Gambar 1.14 adalah segi empat yang beraturan. Mempunyai panjang DO, CO, AO,
BO sama.

Lalu bagaimana mencari luasnya dengan mencari luas segitiga yang membentuknya?

Luas masing-masing segitiga tersebut adalah sama. Karena bangun datar ini adalah segiempat
beraturan (persegi). Luas AOB sama dengan

Sehingga luas segi empat beraturan adalah .


Bagaimana untuk segitiga beraturan?

Sama halnya dengan segiempat beraturan. Untuk mencari luas segitiga beraturan juga bias
didapatkan dari mencari luas segitiga yang membentuknya. Luas AOB sama dengan

Gambar 1.15
Sehingga luas segi tiga beraturan adalah .

Perhatikan lagi untuk luas segiempat beraturan. . Bentuk tersebut

juga bias dituliskan . Karena .

Dari konsep tersebut, kita bisa menentukan rumus untuk segi lima beraturan, segi enam
beraturan, segi tujuh beraturan, segi delapan beraturan, dan luas segi n beraturan. Yaitu sebagai
berikut.

Itu adalah rumus untuk segi-n beraturan. Jadi, untuk segitiga, ganti n dengan 3. Untuk segi
empat, ganti n dengan empat. Untuk segilima, ganti n dengan 5, untuk segi enam, ganti n
dengan 6, dan seterusnya. Ingat! ini hanya berlaku untuk segi n yang beraturan. Artinya setiap
sisinya mempunyai panjang yang sama. r di sini adalah jarak pusat segi n dengan titik pada
perpotongan sisi-sisinya.

Contoh Soal Luas segi enam beraturan:

120 Diketahui Segi 6 beraturan dengan r2 = 120


Ditanya Luas segi 6 beraturan maka :

1  360  1
L  6   12 2  sin   , L = 432 × sin 60 = 432  3 = 216 3
Gambar 1.16
2  6  2
Pembuktian luas segitiga

1. Rumusan Luas Segitiga yang Diketahui Alas dan Tinggi

Apabila sebuah segitiga diketahui alas dan tingginya, maka kita akan mempergunakan rumus:

Bukti:
Misalkan diketahui sebuah segiempat yang kita namai segiempat PQRS (lihat gambar dibawah
ini)

Luas bangun tersebut adalah Panjang x Lebar. Jika kita bagi persegi panjang ini dengan sebuah

garis diagonal QS,maka


Kita bisa membuat sebuah segitiga PQS dan RQS. Luas kedua segitiga ini sama. Segitiga PQS
merupakan setengah dari persegi panjang PQRS sehingga luasnya setengah dari persegi
panjang. Dalam segitiga panjang dari segiempat PQ dinamakan alas dan SP dinamakan tinggi.
Sehingga luas segitiga tersebut adalah

(Terbukti)
Contoh Soal:
Hitunglah luas segitiga pada gambar dibawah ini:

Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, pada gambar tersebut nampak bahwa alas segitiga
adalah 3 cm, tinggi segitiga 4 cm.
Jadi Luas segitiga tersebut adalah

2. Diketahui Dua Sisi dan Satu Sudut

Perhatikan gambar berikut ini:

Gambar tersebut menujukkan segitiga sembarang dari ABC. Jika pada segitiga tersebut
diketahui sisi a, sisi c dan sudut C maka didapat:

Sehingga diperoleh bahwa:


Untuk mendapatkan rumus yang sama jika diketahui dua sisi dan sudut apit yang lainnya dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Contoh Soal:

Perhatikan gambar dibawah ini!

Jika diketahui bahwa panjang sisi AB = 30 cm, AC = 12 cm, dan sudut A = . Hitunglah luas

dari segitiga diatas !

Penyelesian
3. Diketahui Dua Sudut Satu Sisi

Perhatikan gambar dibawah ini !

Gambar tersebut menunjukkan segitiga sembarang pada ABC, jika diketahui panjang sisi AC =

b, sudut A, dan sudut C. Untuk mencari luas segitiga tersebut kita dapat menggunakan rumus

trigonometri yaitu aturan sinus.

Aturan Sinus:

Dari aturan sinus kita ketahui bahwa

Kita sudah gunakan perumusan luas segitiga yang telah kita buktikan sebelumnya:

Subtitusikan nilai b dari aturan sinus maka diperoleh


Dengan demikian kita dapat membuat perumusan jika diketahui dua sudut dan satu sisi sebagai

berikut:

Contoh Soal:
Diketahui sebuah segitiga sembarang ABC dengan panjang sisi AB = 6 cm,
besar dan , luas daerah dari segitiga ABC adalah ….
Penyelesian:

Jadi, luas daerah pada segitiga ABC adalah

4. Diketahui Ketiga Sisi Segitiga

Ingat Kembali !



Ingat Juga Aturan dari Cosinus:

Untuk membuktikan rumus segitiga jika diketahui ketiga sisi segitiga yaitu dengan menguraikan
bentuk sebagai berikut:
Ingat bahwa:

1. (a+b+c) = 2S
2. (b+c+a) = (a+b+c) -2a = 2S-2a = 2(s-a)
3. (a+b-c) = (a+b+c)-2c = 2S – 2c = 2(S-c)
4. (a+c-b) = (a+c+b) -2b = 2S – 2b = 2 (S-b)

Sehingga diperoleh :

(Terbukti)

Contoh Soal:
Perhatikan gambar dibawah ini!

Diketahui panjang sisi-sisi segitiga sama sisi pada ABC yaitu 12 cm. Hitunglah luas segitiga

tersebut!

Penyelesaian
Langkah pertama, kita mencari setengah dari keliling segitiga (S) terlebih dahulu

Langkah kedua, subtitusikan nilai S pada rumus maka


diperoleh:
5. Perkembangan dari masa ke masa

Sejarah Aturan sinus dan Cosinus

Trigonometri (dari bahasa yunani, trigono = tiga sudut, dan metro = mengukur) adalah sebuah
cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi trigonometri seperti
sinus, cosinus, dan tangen. Sejarah awal trigonometri dapat dilacak hingga zaman Mesir Kuno
dan Babilonia dan peradaban Lembah Indus, lebih dari 3000 tahun yang lalu.

Istilah Sinus, Cosinus dan Tangen meski bagian dari trigonometri, namun ketiganya jauh lebih
tua ketimbang istilah Trigonometri itu sendiri dalam sejarah penemuannya. Istilah Trigonometri
pertama kali digunakan tahun 1595. Sedang istilah Sinus, Cosinus, dan Tangen sudah muncul
pada tahun 600-an.

Aturan Sinus

Aturan Sinus digunakan jika salah satu pasang (sudut dan sisi yang dihadapinya) sudah
diketahui.

Penemu Hukum Sinus :

Gambar 1.17

Sumber : goldayona.blogspot.com . 2017


Sejarah aturan sinus cosinus
Hukum sinus ini diperkenalkan oleh seorang matematika bernama Abu Nasr Mansur Ibn Ali Ibn
Iraq pada abad ke 11. Penemu yang lebih dikenal dengan nama Abu Nasr Mansur hidup pada
tahun 960 hingga 1036 masehi. Abu Nasr Mansur berasal dari negeri Persia. Abu Nasr Mansur
dilahirkan di daerah sekitaran Gilan, Persia pada tahun 960 M. Semua itu termaktub dalam The
Regions of the World.
Abu Nasr Mansur belajar dari seorang ahli astronomi dan juga ahli matematika Abu'l-Wafa.
Nantinya Abu Nasr Mansur ini memiliki seorang murid yang juga terkenal yaitu Al Biruni.
Selain menjadikan Al Biruni sebagai muridnya, Al Biruni juga dikenal sebagai teman
diskusinya dalam mendalami matematika.

Masa tuanya di habiskan di Ghazna oleh Abu Nasr. Pada akhirnya dia wafat pada tahun 1036 M
di daerah sekarang yang dikenal dengan Afghanistan. Walaupun usia yang terbatas, hasil
pemikirannya sangat terkenal dan tetap dikenang sepanjang masa.

Bukti Temuan Hukum Sinus

Abu Nasr Mansur banyak memberikan peran yang penting dalam ilmu pengetahuan. Sebagian
karya Abu Nasr bertemakan matematika. Selain itu karya karya lainnya juga mencakup bidang
astronomi. Karya karya Abu Nasr lebih merepresentasikan hal trigonometri. Penemuan hukum
sinus ini oleh Abu Nasr tentu tak terlepas dari peran seorang guru yaitu Abul Wefa. Pada
literatur lain terdapat nama Al Khajdi dalam penemuan hukum sinus, namun para ahli sejarah
matematika meragukannya karena tidak terdapat beberapa bukti.

Aturan Cosinus

Aturan cosinus digunakan jika telah diketahui panjang dua buah sisi dan sudat yang diapit oleh
kedua sisi tersebut.

Gambar 1.18

Sumber : goldayona.blogspot.com . 2017


Sejarah aturan sinus cosinus
Al-Kashi merupakan ilmuawan yang sangat hebat, dan salah seorang yang paling terkenal di
dunia. Jamshid al-Kashi merupakan salah seorang matematikus masyhur di dunia Islam. Ia
adalah seorang saintis yang mengembangkan matematika dan astronomi pada zaman kejayaan
Dinasti Timurid, di Samarkand abad ke-14 M. Ia berjasa mengembangkan ilmu matematika dan
astronomi dengan sederet penemuannya. Al-Kashi terlahir pada 1380 di Kashan, sebuah padang
pasir di sebelah utara wilayah Iran Tengah. Ia hidup pada era kekuasaan Timur Lenk, pendiri
Dinasti Timurid, yang memenangkan sederet pertempuran. Timur Lenk memproklamirkan
dirinya sebagai penguasa dan tokoh restorasi Kekaisaran Mongol di Samarkand pada 1370.Di
Prancis,

Hukum Cosinus dikenal sebagai Theoreme d'Al-Kashi (Teorema Al-Kashi). Sebab Al-Kashi
merupakan orang yang pertama yang menemukan hukum tersebut. Dia juga memberikan
sejumlah alasan mengapa Hukum Cosinus bisa digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
yang berhubungan dengan segitiga.

Tak hanya berguna untuk membantu mengerjakan contoh soal dalam matematika, materi aturan
sinus, aturan cosinus, dan luas segitiga juga berguna dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
digunakan dalam sistem navigasi satelit dan dalam melakukan pergerakan kapal selam selama di
bawah air.

Aturan cosinus digunakan untuk menghitung panjang sisi sebuah segitiga apabila diketahui
panjang dua sisi lainnya dan besar sudut yang diapitnya. Penggunaan lain rumus cosinus adalah
untuk menghitung besar sudut pada sebuah segitiga apabila diketahui panjang ketiga sisinya.
Salah satu penerapan rumus cosinus pada kehidupan nyata adalah menghitung panjang lintasan
yang dilalui sebuah pesawat udara dari suatu kota ke kota lain dan arah penerbangannya.
B. FUNGSI TRIGONOMETRI

A. Nilai fungsi :

Fungsi trigonometri merupakan suatu fungsi yang grafiknya berulang terus menerus dalam
periode tertentu. Fungsi dari periode itu sendiri merupakan jarak antara dua puncak / lembah
atau jarak antara awal dan akhir lembah. Selain itu, terdapat amplitudo yang merupakan
setengah dari selisih nilai maksimum dan minimum dari suatu fungsi. Rumus amplitudo sebagai
berikut:

B. Fungsi sin, cos dan cara menggambar grafik:

 Grafik Fungsi Sinus, y = sin x


Langkah-langkah menggambar grafik fungsi trigonometri y = sin x
1. Buat diagram kartesius, sumbu x mewakili sudutnya (dalam satuan derajat/radian) dan
sumbu y mewakili nilai fungsi nya.
2. Buat lingkaran di sebelah kiri sumbu y.
3. Ukur sudut istimewa pada lingkaran menggunakan busur. Tentukan semua letak titik
koordinat yang mewakili sudut istimewa dan nilai fungsi trigonometrinya. Sudut istimewa
dalam fungsi trigonometri biasanya adalah 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, 135, 150, 165,
180, 195, 210, 225, 240, 255, 270, 285, 300, 315, 330, 345, dan 360 (dalam derajat).
4. Hubungkan titik-titik yang diperoleh.

Nilai dari sinus adalah -1 ≤ sin (x) ≤ 1


Tabel 2.1

Gambar 2.1
Periode = 3600
Periode fungsi sin (x+k.3600)=sin x,k € bilangan bulat

 Grafik Fungsi Cosinus, y = cos x

Nilai dari cosinus adalah -1 ≤ cos (x) ≤ 1

Gambar 2.2

Periode = 3600
Periode fungsi Cos (x+k.3600)=sin x,k € bilangan bulat
C. Fungsi Tan,Cotan dan cara menggambar grafik :

 Grafik Fungsi Tangen, y = tan x

Grafik tangen ini tidak memiliki nilai maksimum.


Nilai maksimum = ∞
Nilai minimum = -∞
Periode = 1800
Periode fungsi Tan (x+k.1800)=sin x,k € bilangan bulat

Gambar 2.3

Grafik fungsi y = f(x) = cotan x


Gambar 2.4

Tabel 2.2
Grafik fungsi y = f(x) = sec x

Gambar 2.5
Tabel 2.3
Grafik fungsi y = f(x) = cosec x

Tabel 2.4

Gambar 2.6

D. Menganalisa perubahan grafik fungsi trigonometri akibat perubahan pada konstanta


pada fungsi (sin, Cos , Tan)

Secara umum, rumus grafik fungsi cosinus trigonometri dapat diumumkan melalui rumus
seperti berikut.

Keterangan:

A = simpangan terjauh / amplitudo


b = jumlah gelombang dalam rentang
= grafik geser ke kiri (+) atau ke kanan (-)
c = grafik geser ke atas (+) atau ke bawah (-)
Grafik dasar dari fungsi cosinus dan dasar umum trigonometri di atas dapat digunakan untuk
memudahkan pembuatan grafik sinus lain seperti y = 2 cos x, y = cos 2x, y = cos (x + ), y =
cos x + 1, dan lain sebagainya . Selanjutnya, dibahas beberapa grafik yang diperoleh dari grafik
pengembangan umum cosinus dan grafik dasar.

Gambar 2.7

Grafik y = cos x dan y = 2 cos x: Nilai Amplitudonya berubah dari 1 menjadi 2.

Gambar 2.8
Grafik y = cos x dan y = cos 2x: Banyaknya gelombang dalam rentang satu periode dari satu
gelombang menjadi dua gelombang.

Gambar 2.9

Grafik y = cos x dan y = cos (x - 30): Geser grafik y = cos x ke Arah kanan memperluas .

Gambar 2.10
Grafik y = cos x dan y = cos x + 1: Geser grafik y = cos x ke arah atas sebanyak satu unit.

Gambar 2.11

Persamaan grafik fungsi sinus trigonometri dapat dinyatakan dalam rumus seperti berikut.

Keterangan:

A = simpangan terjauh/amplitudo
b = banyaknya gelombang dalam rentang satu periode (0 – 2 pi)
= grafik geser ke kiri (+) atau ke kanan (–)
c = grafik geser ke atas (+) atau ke bawah (–)

Grafik dasar dari fungsi sinus dan persamaan umum fungsi trigonometri di atas dapat digunakan
untuk mempermudah pembuatan grafik sinus lain seperti y =2 sin x, y = sin 2x, y = sin (x + 30),
y = sin x + 1, dan lain sebagainya. Selanjutnya, perhatikan beberapa grafik yang diperoleh dari
pengembangan grafik fungsi umum sinus y = sin x dan grafik dasarnya.
Gambar 2.12

Grafik y = sin x dan y = 2 sin x: Nilai Amplitudonya berubah dari 1 menjadi 2.

Gambar 2.13

Grafik y = sin x dan y = sin 2x: Banyaknya gelombang dalam rentang dari satu gelombang
menjadi dua gelombang.
Gambar 2.14

Grafik y = sin x dan y = sin (x + 30): Geser grafik y = cos x ke arah kiri sejauh 30.

Gambar 2.15

Grafik y = sin x dan y = sin x + 1: Geser grafik y = cos x ke arah atas sebanyak satu satuan.
Gambar 2.16

Lukislah fungsi trigonometri f(x) = tan 3x dalam interval 0o< x ≤ 360o


Jawab

Gambar 2.17
Diketahui fungsi 𝑓(𝑥) = √2 𝐶𝑜𝑠3𝑥 + 1. Jika nilai maksimum f (x) adalah dan nilai minimum f
(x) adalah b maka nilai a 2 + b 2 =….
Diketahui fungsi f (x):

𝑓(𝑥) = √2 𝐶𝑜𝑠3𝑥 + 1
Ingat fungsi nilai cosinus maksimum 1 dan nilai fungsi cosinus minimum adalah - 1.

Nilai maksimum = a, maka

𝑎 = √2 . 1 + 1
𝑎 = √2 + 1

Nilai minimum = b, maka

𝑏 = √2 . −1 + 1
𝑏 = −√2 + 1
Jadi, nilai a 2 + b 2 adalah
2 2
𝑎2 + 𝑏 2 = (√2 + 1) + (√2 − 1)
= (2 + 2√2 + 1) + (2 − 2√2 + 1)
= 3 + 2√2 + 3 − 2√2
=6

Lihat grafik di bawah!

Persamaan fungsi trigonometri yang sesuai pada grafik di atas adalah….


Trigonometri merupakan bentuk grafik fungsi sinus. Persamaan grafik fungsi trigonometri
untuk fungsi sinus adalah:

𝑦 = 𝐴𝑠𝑖𝑛 𝑘 (𝑥± ∝) ± 𝑐

Menghitung jumlah gelombang dalam 1 periode (k):

Berdasarkan informasi grafik fungsi trigonometri yang diberikan pada soal, diketahui pada
𝑝𝑖 5𝜋
periode − 6 sampai dengan 6 periode.

𝜋 5𝜋 𝜋
= ( − (− ))
𝑘 6 6

𝜋 6𝜋
= ( )
𝑘 6
6𝜋
𝑘= 6
= 1

Jadi jumlah gelombang dalam satu periode adalah 1 (k = 1).

Mencari nilai Amplitudo (A): nilai tertinggi yang dapat dicapai grafik fungsi trigonometri
adalah 2 atau - 2, sehingga nilai amplitudonya sama dengan 2 (A = 2).

𝜋
Grafik fungsi trigonometri yang diberikan pada soal bergeser ke arah Kiri, sehingga
6
persamaan akan mendapat tambahan + 𝜋6.
Jadi, grafik grafik trigonometri yang sesuai dengan soal adalah:

𝜋
𝑦 = 2 . sin 1 (𝑥 + )
6

𝜋
𝑦 = 2 . sin 1 (𝑥 + )
6

3. Masalah yang berkaitan dengan fungsi trigonometri

Sebuah bola dilontarkan dari atap sebuah gedung yang tingginya adalah h = 10 m dengan
kelajuan awal V0 = 10 m/s

Gambar 2.18
Jika percepatan gravitasi bumi adalah 10 ms2 , sudut yang terbentuk antara arah lemparan bola
dengan arah horizontal adalah 30o dan gesekan bola dengan udara diabaikan,,

Tentukan :
a) Waktu yang diperlukan bola untuk menyentuh tanah
b) Jarak mendatar yang dicapai bola

Pembahasan

a) Waktu yang diperlukan bola untuk menyentuh tanah ketinggian gedung h atau sama
dengan Y disini :

ambil nilai positif sehingga t = 2 sekon

Catatan : Jangan lupa tanda minus pada nilai Y, karena kalau plus berarti 10 meter diatas
tempat pelemparan, sementara posisi yang dicari adalah 10 meter dibawah tempat pelemparan.

b) Jarak mendatar yang dicapai bola

4. Perkembangan dari masa ke masa


Pengertian Trigonometri

Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = tiga sudut dan metro = mengukur) adalah sebuah
cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi trigonometrik seperti
sinus, cosinus, dan tangen.
Menurut Edward J. Byng bahwa trigonometri adalah ciptaan orang arab. Oleh karena itu,
banyak kata-kata dalam trigonometri yang menggunakan istilah dari Arab.
Trigonometri memiliki hubungan dengan geometri, meskipun ada ketidaksetujuan tentang apa
hubungannya; bagi beberapa orang, trigonometri adalah bagian dari geometri.

Walaupun pada mulanya trigonometru dikaji sebagai cabang astronomi tetapi akhirnya
trigonometri berdiri sendiri sebagai sebuah disiplin ilmu. Perkembangan awal trogonometri
terbukti digerakkan disebabkan keperluan penyelesaian masalah astronomi. Kemunculan
trigonometri merupakan proses yang perlahan. Jika dibandingkan dengan cabang matematika
lain, trigonometri berkembambang disebabkan hubungan antara pendidikan matematika terapan
dengan keperluan sains dalam bidang astronomi. Hubungan ini dianggap saling berkait, tetapu
tersembunyi sehingga zaman Renaissans trigonometri dijadikan sebagai topik tambahan dalam
astronomi.

Sejarah Trigonometri

Awal trigonometri dapat dilacak hingga zaman Mesir Kuno dan Babilonia dan peradaban
Lembah Indus, lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis
penghitungan variabel aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi dan juga
trigonometri. Lagadha adalah matematikawan yang dikenal sampai sekarang yang
menggunakan geometri dan trigonometri untuk penghitungan astronomi dalam bukunya
Vedanga, Jyotisha, yang sebagian besar hasil kerjanya hancur oleh penjajah India.

Matematikawan Yunani Hipparchus sekitar 150 SM menyusun tabel trigonometri untuk


menyelesaikan segi tiga.

Matematikawan Yunani lainnya, Ptolemy sekitar tahun 100 mengembangkan penghitungan


trigonometri lebih lanjut.
Matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus menerbitkan sebuah karya yang berpengaruh
tentang trigonometri pada 1595 dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dan
Perancis.

Istilah Sinus, Cosinus dan Tangen meski bagian dari trigonometri, namun ketiganya jauh lebih
tua ketimbang istilah Trigonometri itu sendiri dalam sejarah penemuannya. Istilah Trigonometri
pertama kali digunakan tahun 1595. Sedang istilah Sinus, Cosinus, dan Tangen sudah muncul
pada tahun 600-an. Tapi, tulisan ini bukan untuk membahas sejarah istilah trigonometri.
Secara etimologi, arti kata sinus jauh dari isi konsepnya. “Sinus” adalah kata latin yang artinya
justru “buah dada”. Konsep perbandingan sisi depan thdp hipotenusa dlm segi3, dalam bahasa
sansekerta populer disebut “jiva” kemudian dalam peradaban islam berkembang jadi “Jiba”.
Karena perkembangan ucapan dalam arab menjadi “Jaib” yang secara harfiah artinya ”buah
dada”. Nah, buah dada dalam istilah latinnya adalah “sinus” dan berkembang jadi “sine” di
Inggris. Jadi jangan heran kalau dalam kamus bahasa latin sinus = “buah dada”
Baru berkembang cosinus; “complementary sinus”.
Sedang tangen berkembang beberapa dekade kemudian, berasal dari kata latin “tangere” artinya
menyentuh. Yang berangkat dari konsep segmen garis AB yang menyentuh lingkaran di A.
Tangen adlh perb AB dan AO dlm sudut BOA
Matematikawan Yunani Hipparchus sekitar 150 SM menyusun tabel trigonometri untuk
menyelesaikan segi tiga. Matematikawan Yunani lainnya, Ptolemy sekitar tahun 100
mengembangkan penghitungan trigonometri lebih lanjut.
Pada tahun 499, Aryabhata, seorang ahli matematik India mencipta jadual-jadual separuh
perentas yang kini dikenali sebagai jadual sinus, bersama-sama dengan jadual kosinus. Beliau
menggunakan zya untuk sinus, kotizya untuk kosinus, dan otkram zya untuk sinus songsang,
dan juga memperkenalkan versinus.
Pada tahun 628, lagi seorang ahli matematik India, Brahmagupta, menggunakan formula
interpolasi untuk menghitung nilai sinus sehingga peringkat kedua untuk formula interpolasi
Newton-Stirling.
Ahli matematik Parsi, Omar Khayyam (1048-1131), menggabungkan trigonometri dan teori
penghampiran untuk memberkan kaedah-kaedah untuk menyelesaikan persamaan algebra
melalui min geometri. Khayyam menyelesaikan persamaan kuasa tiga, x3 + 200x = 20×2 +
2000, dan mendapat punca positif untuk kuasa tiga ini melalui persilangan hiperbola segi empat
tepat dan bulatan. Penyelesaian angka hampiran kemudian didapat melalui interpolasi dalam
jadual-jadual trigonometri.
Kaedah-kaedah perinci untuk membina jadual sinus untuk mana-mana satu sudut diberikan oleh
ahli matematik India, Bhaskara pada tahun 1150, bersama-sama dengan sesetengah formula
sinus dan kosinus. Bhaskara juga memperkembangkan trigonometri sfera.
Nasir al-Din Tusi, ahli matematik Parsi, bersama-sama dengan Bhaskara, mungkin merupakan
orang-orang pertama untuk mengolahkan trigonometri sebagai satu disiplin matematik yang
berlainan. Dalam karyanya, Karangan mengenai sisi empat merupakan orang pertama untuk
menyenaraikan enam kes yang berbeza untuk segi tiga bersudut tegak dalam trigonometri sfera.
Pada abad ke-14, al-Kashi, seorang ahli matematik Parsi, dan Ulugh Beg (cucu lelaki Timur),
seorang ahli matematik Timurid, menghasilkan jadual-jadual fungsi trigonometri sebagai
sebahagian kajian astronomi mereka.
Bartholemaeus Pitiscus, ahli matematik Silesia menerbitkan karya trigonometri yang
terpengaruh pada tahun 1595 dan memperkenalkan perkataan “trigonometri” kepada bahasa
Inggeris dan bahasa Perancis.
Pada pertemuan kali ini, trigonometri yang akan dibahas adalah trogonometri yang berhubungan
dengan rumus-rumus jumlah/selisih dan hasil kali baik untuk sinus, cosinus, maupun tangen.

Trigonometri sebagai alat utama astronomi telah menjadi bidang kajian yang sangat
diminati oleh ahli-ahli matematika islam sehingga trigonometri dapat berdiri sendiri sebagai
sebuah disiplin ilmu. Orang islam adalah orang yang pertama kali menekankan pengkajian
prinsip-prinsip cahaya. Ia adalah al-Haitham, yang telah menulis risalah-risalah penting tentang
topik. Al-Haitham membina bentuk awal prinsip-prinsip cahaya yang akhirnya menjadi hukum
snell tentang pembiasan cahaya. Prinsip oprik al-Haitham memberu sesuatu insipirasi supaya
perhatian terhadap astronomi dan trigonometri lebih diutamakan. Berikut ini beberapa nama
tokoh dalam trigonometri :
a. Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh matematika besar yang [ernah dilahirkan islam dan
disumbangkan pada peradaban dunia. Mungkin tak seratus tahun sekali akan lahir kedunia
orang-orang seperti beliau. Al-Khawarizmi selain terkenal dengan teori algoritmanya, beliau
juga membangun teori-teori matematika lain. dalam bidang trigonometri beliau menemukan
pemakaian sin, cos, tangent dan secan.
b. Al-Battani
Nama lengkap al-Battani adalah Mohammad Ibn Jabir Ibn Sinan Abu Abdullah Al-Battani,
dilahirkan di Battan Mesopotamia pada tahun 850 M dan meninggal meninggal dunia di
Damsyik pada tahun 929 M. Beliau adalah putera raja Arab, juga gubernur Syria yang dianggap
sebagai ahli astronomi dan ahli matematika islam yang tekemuka. Al-Battani yang bertanggung
jawab memperkenalkan konsep-konsep modern, perkembangan fungsi-fungsi dan identity
trigonometri. Beliau biasanya menggunakan formula sinus dengan lebih jelas dibandingkan
penjelasan dari orang Yunani.

c. Abu al-Wafa
Nama lengkapnya adalah Abu al-Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yaya Ibn Ismail al-
Buzjani lahir di Buzjan, Nishapur, Iraq tahun 940 M. sejak kecil, kecerdasannya sudah mulai
nampak dan hal tersebut ditunjang dengan minatnya yang besar di bidang ilmu alam.
Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya, Abu al-Wafa
memutuskan untuk meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi di Baghdad pada tahun 959 M.
Berkat bimbingan sejumlah ilmuwan terkemuka masa itu, tak berapa lama ia menjelma menjadi
seorang pemuda yang berotak cemerlang. Dia pun lantas banyak membantu para ilmuwan serta
secara pribadi mengembangkan teori terutama dalam bidang trigonometri. Konstruksi bangunan
trigonometri versi abu al-Wafa diakui sengat besar manfaatnya. Beliau mengembangkan metode
baru tentang konstruksi segi empat serta perbaikan nilai sinus 30 dengan memakai delapan
decimal. Abu al-Wafa pun mengembangkan hubungan sinus.
Banyak buku dan karya ilmiah telah dihasilkannya dan mencakup banyak bidang ilmu.
Namun, tak banyak karyanya yang tertinggal hingga saat ini. Sejumlah karyanya hilang, sedang
yang masih ada sudah dimodifikasi. Abu al-Wafa juga banyak menuangkan karya tulisnya di
jurnal ilmiah Euclid, Diophantus dan al-Khawarizmi, tetapi sayangnya banyak yang telah
hilang. Karena konstribusinya yang besar terhadap bidang trigonometri, beliau dijuluki sebagai
peletak dasar ilmu trigonometri.

d. Ibn al-Shatir
Nama lengkapnya adalah ‘Ala al-Din Ali Ibn Ibrahim Ibn al-Muwaqit, lahir pada tahun
1306 M dan meninggal tahun 1375. karyanya tertuang dalam rasad ibn shatir (pemerhati ibn
shatir).

BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan

Trigonometri (dari bahasa Yunani Trigonon = tiga sudut dan metro = mengukur) adalah
sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segitiga dan fungsi
Trigonometri seperti Sinu , Cosinus, dan Tangen
Ada banyak aplikasi Trigonometri salah satu nya adalah teknik triangulasi yang di
gunakan astronomi untuk menghitung jarak bintang ke bintang terdekat dalam geografi
digunakan untuk menghitung titik tertentu dan dalam sistem navigasi satelit , bidang
lainnnya yang termasuk astronomi ( Dan termasuk navigasi di laut , udara, dan angkasa)
teori musik optik , analisis pasar finansial , seismologi , meteorologi dan lain lain.

2. Saran

Diharapkan agar siswa lebih memahami apa itu trigonometri beserta rumus-rumus dan
pemanfaatan nya dalam kehidupan sehari-hari dengan portofolio ini
Diharapkan siswa dapat memahami dan belajar konsep trigonometri tersebut secara
mandiri atau tanpa bimbingan Guru.

DAFTAR PUSTAKA :
https://youtu.be/PoggrOMe2ME
11:39 WIB, 19/3/2019
http://golddayona.blogspot.com/2017/11/sejarah-aturan-sinus-dan-aturan-cosinus.html?m=1
11:39 WIB, 19/3/2019
https://smatika.blogspot.com/2017/01/aturan-sinus-dan-aturan-cosinus.html?m=1
11:39 WIB, 19/3/2019
http://www.edutafsi.com/2016/09/aturan-sinus-dan-aturan-cosinus.html?m=1
11:39 WIB, 19/3/2019
https://blog-ruangguru-com.cdn.ampproject.org/v/s/blog.ruangguru.com/apa-itu-aturan-sinus-
dan
cosinus?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&hs_amp=true&usqp=mq331AQCCAE%3D#referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2F
blog.ruangguru.com%2Fapa-itu-aturan-sinus-dan-cosinus
11:39 WIB, 19/3/2019
https://idschool.net/sma/cara-menggambar-grafik-fungsi-trigonometri-y-cos-x-y-2-cos-x-dan-y-
cos-2x/
17:06 WIB, 19/3/2019
https://idschool.net/sma/cara-menggambar-grafik-fungsi-trigonometri-y-cos-x-y-2-cos-x-dan-y-
cos-2x/
17:06 WIB, 19/3/2019
https://blog.ruangguru.com/memahami-fungsi-trigonometri-sederhana
17:06 WIB, 19/3/2019
http://materimatematikalengkap.blogspot.com/2017/10/grafik-fungsi-trigonometri.html
17:07 WIB, 19/3/2019
http://fisikastudycenter.com/fisika-xi-sma/25-gerak-parabola
22:22 WIB, 20/3/2019

Anda mungkin juga menyukai