Anda di halaman 1dari 62

Teknologi Lengkap Biodiesel

Daftar Isi
1. Pendahuluan
1.1 Latar belakag
1.2 Biodiesel dan keuggulannya
1.3 Spesifikasi Biodiesel
2. Bahan Baku Biodiesel
2.1 Minyak dan Asam Lemak
2.1.1 Minyak Nabati
2.1.2 Limbah Pengolahan Minyak
2.1.3 High FFA Grease dan Tallow
2.1.4 Minyak Goreng Bekas
2.2 Alkohol
2.3 Katalis
2.3.1 Katalis Asam
2.3.2 Katalis Basa
2.3.3 Katalis Enzim
3. Proses Dasar Biodiesel
3.1 Esterifikasi
3.2 Tranesterifikasi
4. Persiapan Bahan Baku Minyak dan Lemak
4.1 Pengambilan minyak
4.2 Refining
4.3 Bleaching
4.4 Deodorisization
4.5 Rendering
5. Katalis
5.1 Dasar Pemilihan Katalis
5.2 Penyiapan Katalis
6. Teknologi Produksi
6.1 Batchwise Operating Technology
6.2 Contious Opeating echnology
6.3 High FFA Process
6.4 Non catalyzed-Biox Process
6.5 Non catalyzed- supercritical Process

-1-
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

7. Separasi dan Pemurnian Biodiesel


7.1 Biodiesel-gliserol
7.2 Peralaatn proses Pemisahan Biodiesel-gliserol
7.3 Pencucian biodiesel
7.4 Aditif biodiesel
8. Penanangan Produk Samping dan Limbah
8.1 Manajemen Alkohol
8.2 Pemurnian Gliserol
8.3 Netralisasi
9. Kontrol Kualitas dan Penyimpanan Produk
10. Keamanan dan Keselamatan Kerja
11. Referensi
12. Lampiran

-2-
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pencarian bahan karan alternatif sebagai akaibat cadangan minyak bumi
yang
semakin menipis mulai giat diadakan. Pengembangan teknologi diarahkan
untuk
menyediakan bahan bakar dengan kualitas sebanding dengan minyak bumi
sebagai
bahan bakar utama dunia saat ini. Bahan yang dikembangkan antara lain
batu bara,
gas alam, panas bumi, matahari dan bahan bakar dari minyak nabati.
Biodiesel menjadi alternatif untuk menjawab masalah itu.
Bukan hanya
mamapu menjadi subtitusi minyak bumi sebagai sumber daya alam yang
terbarukan.
Biodiesel juga mampu menjawab kekhawatiran terhadap makin meningkatnya
emisi
gas buang yang pada akhirnya akan merusak lingkungan.
Penggunaan minyak nabati yang sejatinya telah dimulai sejak
Rudolf diesel
menggagas mesin diesel pada tahun1885, mulai banyak dilirik. Teknologi
produksi
biodiesel juga berkembang pesat. Eropa menjadi pionir dalam industri
biodiesel
disusul Amerika Serikat dan diikuti oleh negara-negara penghasil minyak
nabati
seperti Malaysia dan Indonesia.

1.2. Biodiesel dan Keunggulanya


Biodiesel didefinisikan sebagai ester alkil (metil, etil,
isopropil, dan
sejenisnya) dari asam-asam lemak (SNI 04-7182-2006). Biodiesel merupakan
hasil
rekasi minyak atau asam lemak dengan alcohol dan menghasilkan alkil
eseter. Alkil
ester ini lah yang disebut sebagai biodiesel.
Biodiesel merupakan alternatif untuk memungkinkan penggunaan
minyak
nabati sebagai bahan bakar pengganti petro diesel. Minyak nabati dapat
digunakan
sebagai bahan bakar, akan tetapiu dibutuhkan proses untuk menurunkan
kekentalannya. Selain diubah menjadi biodiesel, minyak nabati dapat
diturunkan
kekentalannya dengan cara dipanaskan diatas suhu 90 C. Cara ini akan
menuntut
modifikasi mesin dengan harus menambahkan preheater di tangki bahan
bakar. Jelas
cara ini tidak terlalu praktis.
Biodiesel memilki sifat tidak beracun dan mudah terdegradasi.
Berikut
merupakan keunggulan-keunggulan biodiesel :
§ Biodiesel tidak beracun dan ramah lingkungan. Biodiesel
menhhasilkan lebih
sedikit karbon monoksida pada pembakarannya dan 100% emisi
sulfur

-3-
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

dioksida dan tidak adanya hidrokarbon tak terbakar sehingga


biodiesel mampu
menekan pencemaran udara
§ Biodiesel dengan pembakaran lebih sempurna akan memberikan
pengurangan
terhadap resiko kanker sebesar 90%
§ Biodiesel terdegradasi dan terbarukan oleh alam
§ Biodiesel dapat digunakan langsung atau sebagai campuran terhadap
petrodiesel. Besaran campuran berkisar 5-20%
§ Biodiesel memperpanjang umur mesin

1.3. Spesifikasi Biodiesel


Indonesia telah membuat standar terhadap biodiesel yang
diproduksi. Standar
ini mengacu pada dua standar biodiesel yakni standar biodiesel Eropa
prEN 14214-
2002 (E) dan satandar biodiesel Amerika Serikat ASTM D6751. Standar
biodiesel
eropa lebih lengkap, dan ini mencerminkan tingkat kemajuan industri
biodiesel di
Eropa. Standar biodiesel Eropa mengaju pada penggunaan Biodesel murni
(B100) dan
atau untuk campuran minyk solar sampai 5%.
Berikut standar nasional biodiesel Indonesia SNI 04-7182-2006 :
Tabel 1.1. Sandar Biodiesel Indonesia

-4-
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

Apabila dibandingkan dengan standar Eropa dan Amerika akan terlihat pada
tabel
berikut:
Tabel 1.2. Perbandingan Standar Bidiesel Indonesia-Eropa_Amerika dan
Australia

Parameter dan Satuannya EU USA AUS


INA
0,860 – 0,860–
Massa jenis pada 15 oC, mg/ml 0,900 0,890
Massa jenis pada 40 oC, mg/ml -
0,850 –

-5-
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

0,89
Viskositas kinematik pd 40 oC, 3,50 – 3,5

mm2/s 5,00 1,9 – 6,0 5,00
2,3 – 6,0
Angka setana min. 51 min. 47 min. 51
min. 48
Flash Point (mangkok tertutup) min. 120 min. 130 min.
120 min. 100
Cold Filter Pulgging Point (CFPP) + - -
Titik awan/mendung, oC - dilaporkan -
maks. 18
Korosi strip tembaga (3 jam pada maks. no.
maks. no
50 oC) Kelas 1 3 Kelas 1
3
Residu karbon (%-b),
maks. maks.
- dalam contoh asli - 0,05 0,05
maks 0,05
(maks.
(maks.
- dalam 10 % ampas distilasi maks. 0,3 - 0,3)
0,3)
maks. maks. maks.
maks.
Air dan sedimen, %-vol. 0,05 0,05 0,05
0,05
maks.
Air, ppm-b (mg/kg) 0,05 - -
-
Kontaminasi total, ppm-b (mg/kg) maks. 24 - maks.
24 -
maks.
Temperatur distilasi 90 %, oC - maks. 360 360
maks. 360
maks. maks. maks.
Abu tersulfatkan, %-b 0,02 0,02 0,02
maks.0,02
maks.
Belerang, ppm-b (mg/kg) maks. 10 maks. 500 50*)
maks. 80
Fosfor, ppm-b (mg/kg) maks. 10 maks. 10 maks.
10 maks. 10
maks.
Angka asam, mg-KOH/g maks. 0,5 maks. 0,8 0,8
maks.0,8
maks. maks. maks.
maks.
Gliserol bebas, %-b 0,02 0,02 0,02
0,02
maks. maks. maks.
maks.
Gliserin total, %-b 0,25 0,24 0,25
0,25
Kadar ester alkil, %-b min. 96,5 - min.
96,5 min. 96,5

-6-
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

Angka iodium, %-b (g-I2/100 g) maks. 120 - -


maks. 115
Uji Halphen - - -
Negatif
Kestabilan thd oksidasi pada 110
oC, min. 6 - min. 6
-
Kadar ester alkil asam linolenat,
%-b maks. 12 - -
-
Kadar ester berikatan rangkap 4,
%-b maks. 1 - -
-
maks. maks.
Kadar metanol bebas, %-b 0,20 - 0,20
-
Kadar (Na + K), ppm-b (mg/kg) maks. 5,0 - maks. 5
-
Kadar (Ca + Mg) maks.5,0 - maks. 5
-
maks.
Kadar monogliserida, %-b 0,80 - -
-
maks.
Kadar digliserida, %-b 0,20 - -
-
maks.
Kadar trigliserida, %-b 0,20 - -
-

Terlihat standar Indonesia lebih mengacu pada standar Amerika,


karena
amerika mempertelakan pada penggunaan biodiesel sebagai bahan campuran
minyak
diesel dengan kisaran 5-30% (B5-B30). Adapun cara ujinya menggunakan
metode
seperti terlihat pada tabel 3.

-7-
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

Tabel 1.3. Metode Uji Biodiesel


l.

-8-
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

2. Bahan Baku Biodiesel

2.1 Minyak dan Asam Lemak


2.1.1 Minyak Nabati
Minyak nabati merupakan bahan utama produksi biodiesel. Minyak
Nabati
yang tenaga populer untuk dikembangkan sebagai bahan utama pembuat
biodiesel
adalah minyak jarak pagar. Minyak jarak pagar yang bukan merupakan
minyak edible
atau minyak pangan merupakan sumber bahan baku jangka panjang bagi
industri
biodiesel. Hampir semua minyak nabati bisa diolah menjadi biodiesel baik
itu edible
oil maupun bukan.
Minyak nabati memilki struktur komponen antara lain :
§ Campuran Trigliserida dan asam lemak
§ Asam Lemak bebas
§ Gum
§ Karoten
§ Air
Lemak dan minyak tidak terkomposisi dari gliserida yang hanya berisi
satu asam
lemak saja, tetapi merupakan campuran atau kombinasi.
Minyak kelapa sawit, Salah satu dari tanaman golongan palm yang
dapat
menghasilakan minyak adalah kelapa sawit ( elaeis guinensis ) dikenal
terdiri dari
empat macam tipe atau varietas, yaitu tipe macrocarya, Dura, Tenera dan
Pisifera.
Masing masing tipe dibedakan berdasarkan tebal tempurung.
Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang
dinamakan
minyak inti kelapa sawit atau palm kernel dan sebagai hasil samping
adalah bungkil
inti kelapa sawit ( palm kernel meal atau pellet ).
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 % perikarp dan 20 % buah
yang
dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sebesar 34 % sd
40 %. Minyak
kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang
tetap.
Rata – rata komposisi minyak kelapa sawit dapat dilihat pada
tabel. 2.1
berikut. Bahan yang tidak dapat disabunkan sekitar 0.3 %.
Tabel.2.1 Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti
kelapa
sawit.

-9-
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

Asam lemak Minyak kelapa sawit % Minyak


inti sawit %
Asam kaprilat - 3- 4
Asam laurat - 46 – 52
Asam miristat 1.1 - 2.5 14 – 17
Asam palmitat 40 – 46 6.5 – 9
Asam stearat 3.6 – 4.7 1 – 2.5
Asam oleat 39 – 45 13 – 19
Asam linoleat 7 - 11 0.5 - 2
Asam kaproat - 3–7
Sumber Ketaren 1986.
Kandungan karotene dalam minyak kelapa sawit dapat mencapai 1000
ppm
atau lebih, tetapi dalam minyak dari jenis tertera kurang lebih 500 –
700 ppm,
kandungan tokoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan selama
produksi.
Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang
dari 0.1 %
dan kadar kotoran tidak lebih dari pada 0.01 %, kandungan asam lemak
bebas
serendah mungkin( kurang dari 2 % ), bilangan peroksida dibawah 2, bebas
dari dari
warna merah dan kuning ( harus berwarna pucat ) tidak berwarna hijau,
jernih, dan
kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam.

Minyak Kelapa, Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak


digolongkan ke dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya
paling
besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasar tingkat
ketidakjenuhan
nya yang dinyatakan dengan bilangan Iod ( iodine value ), maka minyak
kelapa dapat
digolongkan kedalam golongan non drying oils, karena bilngan iod minyak
tersebut
berkisar antara 7.5 – 10.5.
Komposisi asam lemak minyak kelapa dapat dilihat pada table 2.2.
beikut ini.

Tabel 2.2 Kopmposisi Asam Lemak Minyak Kelapa

Asam lemak Rumus kimia Jumlah


Asam lemak jenuh
Asam Kaproat C5H11COOH 0.0 –
0.8
Asam kaprilat C7H17COOH 5.5 –
9.5

- 10 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

Asam kaprat C9H19COOH 4.5


– 9.5
Asam laurat C11H23COOH 44.0
– 52.0
Asam miristat C13H27COOF 13.0
– 19.0
Asam palmitat C15H31COOH 7.5
- 10.5
Asam stearat C17H35COOH 1.0
- 3.0
Asam arachidat C19H37COOH 0.0
- 0.4
Asam lemak tidak jenuh
Asam palmitoleat C15H29COOH 0.0
– 1.3
Asam oleat C17H33COOH 5.0
– 8.0
Asam linoleat C17H31COOH 1.5
– 2.5

Dari tabel II.3. diatas tabel terlihat bahwa asam lemak jenuh minyak
kelapa
kurang lebih 90%, minyak kelapa mengandung 84 % trigliserida dengan
tiga
molekul asam lemak jenuh, 12 % trigliserida dengan dua asam lemak
jenuh dan
4% trigliserida dengan satu asam lemak jenuh.

Minyak Castor, Tanaman jarak ( Ricinus communis L) merupakan tanaman


tahunan yang hidup di daerah tropis maupun sub tropis, dan dapat
tumbuh pada
ketinggian 0 – 800 m di atas permukaan laut. Tanaman jarak telah lama
dikenal di
Indonesia.
Minyak jarak mempunyai kandungan asam lemak dengan komposisi seperti
tabel
2. 3. Berikut;
Tabel 2.3. Kandungan asam lemak minyak biji jarak.

Asam lemak Jumlah ( % )


Asam Risinoleat 86
Asam oleat 8.5
Asam linoleat 3.5
Asam stearat 0.5 – 2.0
Asam dihidroksi stearat 1-2
Sumber ; Ketaren, S 1986
Minyak jarak mempunyai rasa asam dan dapat dibedakan dengan
triglserida yang
lainnya karena bobot jenis, kekentalan dan bilangan asetil serta
kelarutannya
- 11 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

dalam alkohol nilainya relatif tinggi. Minyak jarak larut dalam


alkohol 95% pada
suhu kamar serta pelarut organik yang polar dan sedikit larut dalam
pelarut
hidrokarbon alifatis. Kandungan tokoferol relatif kecil ( 0.05 persen
) dan
kandungan asam lemak essensialnya yang sangat rendah menyebabkan
minyak
jarak tersebut berbeda dengan minyak nabati lainnya.
Standar mutu minyak jarak berbeda – beda tergantung dari cara
pengolahannya di
Amerika serikat dilakukan dua cara pengolahan yaitu dengan sistem
pengepresan
pada suhu rendah yang menghasilkan minyak dengan nama “No 1 Castor
Oil” dan
dengan cara memakai pelarut biasanya heptan menghasilkan minyak
dengan nama
“ No 3 Castor oil “ . Kedua minyak jarak tersebut mempunyai sifat
fisiko kimia
yang berbeda sebagaimana tabel II.4. berikut.
Tabel 2.4 Karateristik minyak Castor oil No1
dan Castor Oil No 3

Sifat fisikokimia No1 No 3


Bobot jenis 15.5 / 15.50 C 0.961 – 0.963 0.957
– 0.963
Viskositas pada 250 C ± 0.5 ± 0.5
Warna ( gardner ) 3 ( maks ) 3
( maks )
Bilangan Asam 3 ( maks ) 3
( maks )
Bilangan Iod ( wijs ) 82 – 88 80 –
88
Bialangan penyabunan 179 – 185 177 –
182
Bahan tak tersabunkan ( % ) 0.5 ( maks ) 1.0
(maks)

Minyak jarak mempunyai sifat sangat beracun di samping kandungan


asam
lemak esensialnya yang sangat rendah hal yang demikian menyebabkan
minyak jarak
tidak dapat digunakan untuk minyak makan dan bahan pangan
Berikut terdapat tabel berisi komposisi berbagai jenis minyak dan lemak
Tebel 2.5 Komposisi Variasi minyak dan Lemak

- 12 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

2.1.2 Limbah Pengolahan Minyak


Industri pengolahan minyak nabati selain menghasilkan minyak
edible yang
merupakan produk utama juga menghasilkan produk samping. Produk ini
dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel yang relatif murah. Sebagai
contohnya
kita ambil produk samping dan limbah industri minyak kelapa sawit di
Indonesia,
bahan yang masih dapat dimanfaatkan anatara lain :
CPO Offgrade, adalah CPO yang berkadar keasaman lebih dari 5%.
Banyak
terdapat pada pabrik pegolahan kelapa sawit sederhana. Harga CPO
offgrade 40%
lebih murah dari pada CPO standar.
CPO Parit, merupakan limbah kelapa sawit. Limbah ini berupa
campuran air
dan minyak yang banyak ditampung di lagoon di perusahaan pengolah kelapa
sawit.
Limbah ini mengandung 0.5-1% minyak sawit. Volume limbah sebesar dua
kali
kapasitas pabrik.
PFAD,merupakan singakatan dari Palm fatty acid distillate atau
dikenal juga
sebagai DALMS,; Distilat asam lemak minyak sawit. PFAD merupakan limbah
pengolahan CPO menjadi minyak goreng. CPO diolah menjadi minyak cair
(olein)
dan padat (stearin). Olein diolah lebih lanjut menjadi minyak goreng
sedangkan
stearin menjadi margarin. PFAd volumenya 6% dari CPO, sedangkan harganya
80%
CPO standar.

2.1.3 High FFA Grease dan Tallow

- 13 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

Lemak binatang juga merupakan sumber bahan baku biodiesel.


Lemak terdiri
dari asam-asam lemak yang dapat diubah menjadi ester. Lemak dibedakan
menjadi
dua yaitu yellow grease yakni lemak dengan kandungan asam lemak bebas
rendah
atau kurang dari 2%. Untuk lemak dengan asam lemak lebih tinggi disebut
brown
grease

2.1.4 Minyak Goreng Bekas


Minyak goreng bekas merupakan sumber alternatif lain bagi bahan
baku
biodiesel. Untuk skala produksi kecil ketersedian minyak goreng
bekas relatif
banyak.Tahun 2005 konsumsi minyak goreng kelapa sawit masyarakat
Indonesia
sebsar 5.39 juta ton.
Minyak goreng bekas biasanya berwarna agak kemerahan karena
impuritas
yang berupa padatan dari benda yang digoreng dan juga karena
perubahan
strrukktur kimia. Minyak goreng bekas mengalami kenaikan asam lemak
bebas
karena dikenai suhu tinggi.

2.2 Alkohol
Alkohol merupakan bahan baku kedua dari proses pembuatan
biodiesel.
Alkohol yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel
antara lain
etanol, metanol,butyl alkohol dan propanol. Dua jenis alkohol yang
biasanya
digunakan adalah metanol dan etanol. Namun demikian metanol lebih
disukai karena
harganya yang lebih murah dari pada etanol.
Alkohol yang digunakan sebagai bahan baku harus memiliki
kadungan air
yang kecil. Alkohol yang mengandung banyak air akan menyebabkan hasil
biodiesel
yang rendah dan banyak membentuk sabun. Sayangnya, alkohol dengan rantai
pendek
seperti metanol dan etanol mudah menyerap air.
Alasan lain dipilihnya metanol adalah kemudahannya untuk
direcovery.
Reaksi pembuatan biodiesel menuntut jumlah alkohol yang berlebih. Rekasi
bolak-
balik menuntut jumlah pereaksi yang berlebih dari kebutuhan untuk dapat
menghasilkan biodiesel 99,7%.
Struktur kimia metanol dan etanol dalah sebagai berikut :
- 14 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

2.3 Katalis
Katalis adalah bahan yang ditambahkan ke dalam reaksi tetapi akan
diperoleh lagi
diakhir reaksi dengan tujuan mempercepat jalannya reaksi.
Katalis dapat dari
golongan katalis asam, katalis basa dan enzim.
2.3.1 Katalis Asam
Berbagai asam kuat dapat digunakan sebagai katalis dalam reaski
pembuatan
biodiesel. Rekasi pembuatan ini biasanya yang berjenis esterifikasi.
Beberapa contoh
katalis asam adalah Asam klorida atau HCl dan asam sulfat atau H2SO4 dan
asam
posphat. Beberapa ion exchange resin yang bertipe asam juga dapat
digunakan
sebagai katalis padat antara lain Amberlyst.
Kalsium karbonat padat dapat juga digunakan dalam proses homogen
katalitik.
Katalis asam ini akan dinetralkan setelah reaksi berjalan sempurna.
Penetralan dapat
dilakukan dengan penambahan katalis basa sekaligus mereaksikan sisa
trigliserida

2.3.2 Katalis Basa


Katalis yang paling umum digunakan dalam pembuatan biodiesel dari
trigliserida
adalah katalis basa. Jenis-jenis katalis basa yang dapat digunakan
antara lain : sodium
hidroksida, potassium hidroksida dan sodium metoksida. Katalis jenis
basa ini
digunakan untuk produksi biodiesel yang berbahan baku minyak nabati,
terutama
dengan nilai asam lemak bebas rendah.
Katalis basa bersifat higroskopis atau mudah menyerap air.
Katalis basa
menyerap air ketika dilarutkan kedalam alcohol maupun saat disimpan.
Jika
penyerapan air terlalu banyak mengakibatkan katalis tidak bekerja
optimal dan
biodiesel yang dihasilkan memiliki kandungan total gliserin yang tidak
memenuhi
standar.
2.3.3 Enzym katalis
Saat ini juga tengah berkembang penelitian tentang penggunaan
enzym lipase
sebagai katalis dalam produksi biodiesel. Bahkan di beberapa negara
jepang dan
Korea sudah sampai pada tahap aplikasi. Beberapa enzym bisa bekerja pada
bahan
baku trigliserida dan beberapa bekerja pada asam lemak.
Jepang memilih mengembangkan katalis enzim karena biaya untuk
energi
yang relatif mahal. Akan tetapi penggunaan enzim untuk skala komersial
terbatas
karena biaya yang tinggi. Reaksi menggunakan enzim berjalan sangat
lambat dan
biodiselnya kurang dari 99,7%.

- 15 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

3. PROSES DASAR BIODIESEL

3.1 ESTERIFIKASI
Reaksi pembentukan biodiesel adalah rekasi antara asam lemak
dengan
alkohol baik dengan adanya katalis ataupun tidak. Reaksi ini lazim
disebut sebagai
reaksi esterifikasi karena menghasilkan biodiesel sebagai senyawa
esternya. Reaksi
pembuatan biodiesel kerap juga disebut dengan reaksi alkoholisis karena
menggunakan alkohol sebagai bahan perekasi
Adapun reaksi kimia antara asam lemak dan metanol membentuk
biodiesel
adalah sebagai berikut :

Reaksi esterifikasi biasanya memakai asam kuat sebagai


katalisnya. Asam
kuat yang biasa dipakai sebagai katalis dalam proses esterifikasi adalah
asam sulfat
dan asam klorida, namun asam sulfat lebih sering digunakan karena
kandungan air
yang lebih sedikit.
Reaksi esterifikasi adalah reaksi bolak-balik artinya reaksi
dapat membentuk
produk tetapi bisa juga berbalik berubah menjadi bahan baku lagi. Untuk
itu
diperlukan optimasi pada jumlah bahan pereaksi, suhu, pengadukan dan
waktu reaksi.

3.2 TRANESTERIFIKASI
Trigliserida merupakan komponen utama penyusun minyak nabati.
Trigliserida
akan dipecah struktur rantainya menjadi asam lemak dan bereaksi dengan
alkohol
membentuk biodiesel dan gliserol.
Struktur reaksi kimia tranesterifikasi adalah sebagai berikut :

- 16 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

R1,R2 dan R3 adalah asam emak rantai panjang. Ada lima jenis asam lemak
rantai
panjang yang terdapat pada minyak nabati dan lemak dalam jumlah yang
relatif
banyak, sedangkan yang lain jumlahnya sedikit. Asam lemak itu adalah :
§ Palmitat; asam lemak dengan 16 ikatan carbon
§ Stearat; asam lemak dengan 18 ikatan carbon
§ Oleat; asam lemak dengan 18 ikatan carbon dan 1 ikatan rangkap
§ Linoleat; asam lemak dengan 18 ikatan carbon dan 2 ikatan
rangkap
§ Linolenat; asam lemak dengan 18 ikatan carbon dan 3 ikatan
rangkap
Jenis asam lemak ini akan berpengaruh pada sifat biodiesel yang
dihasilkan dari
reaksi transsetrifikasi trigliserida.
Reaksi pembuatan biodiesel rentan terhadap terbentuknya sabun
sebagai
akibat adanya air dalam reaksi terutama dengan katalis basa.
Terbentuknya sabun
tidak diharapkan karena akan mengurangi jumlah biodiesel yang terbentuk.
Reaksi
pembentukan sabun :

Terbetuknya sabun juga akan menjadikan kendala pada pengolahan


selanjutnya
seperti pencucian biodiesel dan pemisahan gliserol. Untuk mencegahnya
dilakukan
kontrol terhadap bahan baku terutama pada kandungan airnya.

- 17 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

4. PERSIAPAN BAHAN BAKU MINYAK DAN LEMAK

4.1 Pengambilan Minyak


Ada tiga cara pengambilan minyak dari biji buah yakni secara
kimia dan
mekanis. Secara kimia minyak diambil dari biji buah dengan cara
ekstraksi
menggunakan pelarut atau biasa disebut sebagai ekstraksi solvent. Satu
lagi tetapi
jarang digunakan adalah intermittent extraction atau biasa juga disebut
sebagai
ektraksi soklet.
Cara yang paling umum digunakan pada industri pengolahan minyak
adalah
cara mekanis menggunakan alat pengepres. Alat pengepres yang digunakan
untuk
kapsitas kecil biasanya hidrolik press sedangkan untuk kapsitas besar
menggunaan
srew press.

Minyak yang dihasilkan dari press mengandung impuritas yang bisa


diklasifikasika menjadi dua golongan yakni kotoran yang terlarut dalam
minyak dan
kotoran tidak terlarut. Kotoran tidak terlarut dalam minyak berupa sisa
kulit biji, air
bebas, lilin dan karbon rantai panjang yang membuat minyak jadi tidak
jernih.
Kotoran yang larut alam minyak berupa asam lemak bebas, gum, protein,
ketone,dan
aldehid.
4.2 Refining
Tahap berikut dari pengolahan minyak adalah pemurnian minyak atau
disebut
sebagai refining. Refining minyak dilakukan dengan dua tahap yaitu
deguming atau
penghilangan getah dan netralisasi.

- 18 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

Deguming adalah penghilangan getah yang terlarut dalam minyak.


Getah
berupa senyawa pospolipid yang besarnya 500-700 ppm. Deguming dilakukan
dengan
mecampurkan dengan 1-3% air. Campuran dipanaskan pada suhu 70 c dan
diaduk
selama 30-60 menit. Cara ini akan mengendapkan phospolipid dan gum
menjadi tidak
larut dalam minyak., selanjutnya diendapkan, disaring dan
disentrifugasi. Untuk
kedelai produk saping deguming menggunakan air digunakan sebagai bahan
baku
produksi lesitin.
Sebagian phospotida tidak dapat diendapkan dengan penambahan air
saja.
Untuk itu ditambahkan asam sitrat atau asam pospat untuk mengendapkan
sisanya.
Asam sitrat lebih sering dipakai dalam pemurnian minyak kedelai untuk
memproduksi
lesitin yang bisa dikonsumsi.
Asam pospat yang ditambahkan adalah sebesar 0.05-0.2 % berat
minyak dari
asam pospat konsentrasi 85%. Campuran dipanaskan pada suhu 60-85 C
dengan
waktu yang pengendapan dibutuhkan berkisar 1-2 menit bergantung pada
tipe dan
kwualitas minyak. Berikut diagram lengkap deguming minyak kedelai :

Langkah kedua dari proses refining adalah netralisasi.atau


caustic refining.
Proses ini bertujuan menghilangkan asam lemak bebas dari minyak mentah.
Larutan
alkali biasanya larutan kautik soda ditambahkan dan akan bereaksi dengan
asam
lemak bebas membentuk sabun. Sabun akan terpisah dari minyak dan mudah
untuk
dipisahkan mengggunakan pencucian air. Larutan alkali selanjutnya
dinetralkan
dengan larutan asam yang diambil dari proses deguming.
Larutan alkali ini juga dapat bereaksi dengan trigliserida dalam
minyak
sehingga perlu dilakukan optimasi terhadap jenis alkali, suhu,
pengadukan dan waktu

- 19 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

untuk meminimasi kehilangan hasil. Berkurangnya hasil juga dapat terjadi


pada
emulsi dan suspensi minyak pada sabun yang dikenal sebagai soapstock.

4.3 Bleacing
Tujuan utama proses bleaching adalah menhilangkan warna dari
minyak.
Bleaching juga membantu menghilangkan sisa sabun, logam terlarut,
pospolipid dan
belerang. Bahan yang digunakan dalam proses bleaching adalah bleaching
clay yang
terdiri dari bentonit dan montmorillonite.
Bahan itu dicampur dengan minyak diaduk selama 10-30 menit
pada suhu 90-
120 C. Proses bleaching dilakukan pada kondisi vakum untuk menghilangkan
oksigen. Akibatnya air sisa netralsisasi dan pencucian hilang. Hal ini
agak
mengurangi efektivitas bleaching clay.
Bentonit biasanya diaktivasi terlebih dahulu sebelum digunakan
sebagai
bleacher. Aktivasi bleaching clay menggunakan asam mineral semisal asam
sulfat.
Asam ini akan menghilangkan mineral dan bleaching clay sehingga menjadi
lebih
kecil tetapi memiliki volume yang lebih besar.
Bleaching clay dapat langsung dicampurkan ke dalam minyak yang
akan
dijernihkan ataupun dapat juga dicampur terlebih dahulu menggunakan
sedikit
minyak. Setelah itu minyak disaring untuk memisahkan bleaching clay nya.
Angka peroksida akan turun karena hidrogen peroksiada dalam
minyak telah
dihilangkan. Akan tetapi akan terjadi sedikit kenaikan asam lemak bebas
sebagai
akibar reaksi hidrolisis asam sulfat dari bleaching clay.

4.4 Deodorization
Deodorization adalah tahap terakhir sebelum minyak dapat
dikonsumsi
sebagai minyak poangan. Deodorization menghilangkan
bahan-bahan yang
memberikan bau dan rasa tidak sedap pada minyak.
Deodorization sebenarnya adalah proses distilasi yang
berlangsung pada suhu
tinggi (200º - 260º C) tetapi tekanannya rendah (2 - 7
torr, 2.5-9.2 mlbar).
Komponen bau lebih mudah menguap dari minyak dan akan hilang dengan
pemanasan tinggi pada tekanan rendah.
Tahap pertama deodorization adalah deaerasi.
Langkah ini akan
menghilangkan oksigen terlarut sehingga tidak akan mengoksidasi
pada saat
temperatur tinggi .
- 20 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

Pada deodorization secara batch, deaerasi dilakukan pada suhu dari suhu
awal 40º -
80º
C hingga mencapai suhu deodorization 200º - 260º C. Jika dilakukan pada
tekanan
vacum suhu minyak mencapai 100º - 120º C.
Tahap kedua dari proses deodorization adalah pemanasan. Pada
proses
kontinyu sumber pemanas diambilkan dari pendinginan minyak yang
dihilangkan
baunya. Setelah pemanasan awal dilakukan pemanasan hingga mencapai suhu
yang
diinginkan menggunakan media pemanas lain semisal Dowtherm A.
Minyak dipanaskan selama 2-5 jam kemudian didinginkan hingga
mencapai
suhu 120º C kemudian ditambahkan asam sitrat sebanyak 50 -
100 mg/kg.
Penambahan asam sitrat dimaksudkan untuk menghilangkan logam yang
terlarut
sehingga dapat dipisahkan dengan penyaringan.

4.5 Rendering
Rendering adalah proses dimana produk samping industri makanan
termasuk
lemak hewan, tulang, darah dan kulit diolah menjadi bahan berguna.
Hasilnya adalah
lemak yang bisa dimakan dan protein yang berguna bagi manusia.
Lemak ini dapat dibersihkan dengan proses yang mirip dengan proses
minyak nabati.
Bahan baku masuk dan dipanaskan hingga mencapai suhu 121-135ºC (250-
275ºF).Suhu tinggi ini akan memisahkan lemak dan air dari bagian padat .
Berkut
diagram lengkap proses rendering :

- 21 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

5. KATALIS

5.1 Dasar Pemilihan Katalis


Katalis basa cenderung digunakan dalam pembuatan biodiesel dengan
bahan
baku minyak nabati dengan asam lemak bebas rendah. Apabila bahan baku
memiliki
kandungan asam lemak bebas tinggi (> 1%) harus dikenai perlakuan awal
terlebih
dahulu. Hal ini dikarenakan katalis basa akan bereaksi dengan asam lemak
bebas
membentuk sabun dan air. Reaksi penyabunan berjalan lebih cepat dari
pada reaski
esterifikasi, bahkan selesai sebeum reaskiesterifikasi terjadi.
Saat ini hampir semua produksi komersial menggunakan katalis
basa. Katalis
basa memungkinkan reaksi berlangsung 5 menit – 1 jam bergantung pada
suhu,
konsentrasi, pengadukan dan perbandingan alcohol-trigliserida. Katalis
basa yang
sering digunakan antara lain KOH dan NaOH. KOH lebih mahal tetapi dapat
dinetralkan dengan asamm pospat hingga membentuk pupuk K3PO4.
Sodium metoksida merupakan katalis yang lebih cepat. Sodium
metoksida
merupakan campuran antara NaOH dan methanol.
Katalis asam memberikan waktu reaksi yang lebih lama dan
kebutuhan
methanol yang lebih banyak. (20:1). Katalis asam biasanya digunakan
dalam proses
esterifikasi asam lemak bebas atau sabun ke ester dan digunakan dalam
perlakuan
awal untuk bahan baku dengan asam lemak bebas (FFA) tinggi. Waktu reaksi
berkisar
10 menit sampai 2 jam.
Esterifikasi menggunakan katalis asam akan menghasilkan air
sebagai produk
sampingnya. Air akan menarik asam sulfat sehingga keluar dari fase
methanol
sehingga reaksi berhenti lebih awal sebelum reaksi sempurna.
Katalis enzim lipase memiliki keuntungan yaitu bekerja pada suhu
ruangan
dan tidak menghasilkan sisa katalis. Enzym dapat digunakan lagi atau
ditambahkan
kedalam subtract. Katalis enzyme sangat spesifik reaksinya. Alkohol
dapat
menghambat kerja enzim sehingga dibutuhkan teknik khusus pengumpanan
alcohol
ke reaktor.
Reaksi berjalan sangat lambat dengan tiga tahapan dan membutuhkan
waktu 4
hingga 40 jam atau lebih. Biodiesel yang dihasilkan biasanya juga tidak
memenuhi
standar ASTM.
- 22 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

5.2 Penyiapan Katalis


Sodium metoksida merupakan campuran antara kaustik soda NaOH atau
potasium hidroksida KOH dengan metanol. Katalis NaOH atau KOH dilarutkan
dengan pengadukan sederhana. Sodium metoksida biasanya merupakan larutan
25%
di metanol.
Penanganan KOH dan NaOH harus dilakukan dengan hati-hati karena sifat
kedua
bahan ini sangat mudah menyerap air.
Pencampuran dilakukan pada tempat yang kedap udara sehingga uap
air di
udara tidak terserap. Penyerapan uap air akan meimbulkan masalah pada
penggunaannya, karena akan menyebabkan reaki penyabunan yang menghambat
reaksi terbentuknya biodiesel.
Dalam produksi biodiesel katalis dicampurkan dulu ke dalam
alkohol yang
akan direaksikan dengan trigliserida atau asam lemak. Pencampuran ini
akan
membuat katalis homogen dengan metanol sehingga memudahkan reaksi dengan
minyak dan lemak. Penyiapan katalis dilakukan dalam suhu operasi reaksi
pembuatan
biodiesel.

- 23 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

6. TEKNOLOGI PRODUKSI

6.1 Batchwise Operating Technology


Metode paling sederhana untuk memperoduksi
biodiesel adalah
mengggunakan reactor pengaduk tipe batch. Perbandingan alkohol dan
trigliserida
berkisar dari 4:1 sampai 20:1 (mol:mol), dan yang paling umum digunakan
adalah
rasio 6:1. Rekator dilengkapai dengan isolasi dan pendingin balik. Suhu
operasi
biasanya 65 C, meskipun kisaran suhu 25-85 C.
Katalis yang digunakan adalah kaustik soda ataupun potassium
hidroksida.
Katalis yang dipakai sebesar 0.3 sampai 1.5 % berat minyak. Pengadukan
yang
relatife cepat dibutuhkan pada awal reaksi sehingga pencampuran antara
minyak,
alcohol dan katalis berlangsung baik. Menjelang akhir reaksi pengadukan
dapat
diperlahan untuk membirakan gliserol agak turun dari fase minyak.
Cara in akan menghasilkan biodiesel 85-94 %. Ada juga yang
menggunakan
dua tahapan dengan pemisahan gliserol di tiap tahap. Halk ini akan
menghasilkan
produk 95% . Waktu operasi berkisar dari 20 menit sampai 1 jam.
Gambar 6.1 memperlihatkan skema proses untuk pembuatan biodiesel
dengan
proses batch.

Minyak dimasukan terlebih dulu ke dalam reaktor, kemudian diikuti


dengan
metanol dan katalis. Selama waktu operasi reaktor diaduk, setalah
selesai didiamkan
untuk memisahkan gliserol dan biodiesel. Cara yang lebih cepat untuk
memisahkan
gliserol adalah menggunakan sentrifugasi.

- 24 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

Untuk lemak binatang dan yellow grease proses dimodifikasi dengan


penambahan reaktor esterifikasi dan tangki penyimpan asam. Bahan baku
dikering
dulu hingga kadar airnya kurang dari 40% dan disaring sebelum diumpankan
ke
dalam tangki esterifikasi.
Campuran asam sulfat dan metanol ditambahkan ke dlam reaktor
esterifikasi,
selanjutnya diaduk. Suhu yang digunakan sama dengan suhu
tranesetrifikasi. Pada
reaksi ini sering ditambahkan tekanan atau juga ditambahkan co-solvent.
Reaksi esterifikasi tidak akan mengahsilkan gliserol. Pada metode
dua tahap,
tahap pertama dilakukan esterifikasi setelah selesai dilakukan
pengendapan untuk
memisahkan methanol, air dan asam. Selanjutnya tahap ke dua adalah
netralsisasi.
Tetapi bisa juga langsung diumpankan ke reactor transesterifikasi. Sisa
asam lemak
bebas akan dinetralkan oleh katalis basa sehingga menjadi sabun.

6.2 Continous Opertaing Production


Variasi yang paling populer untuk mengahasilkan proses kontinyu
adalah
menggunakan tangki berpengaduk secara seri.Volume reaktor berbeda tiap
jenisnya
sehingga memungkinkan rekator pertama memiliki waktu yang lebih lama.
Hal yang
paling penting dalam medesain reaktor ini adalah agar komposisi keluar
reaktor
konstan. Akibatnya dispersi gliserol ke dalam biodiesel menjadi lebih
banyak
sehingga membutukan waktu pisah yang lebih lama.
Berikut skema prose kontinyu pembuatan biodiesel :

Gambar 6.2 Proses pembuatan Biodiesl secara Kontinyu

6.3 High FFA System


Asam lemak bebas yang tinggi apabila langsung diumpankan kedalam
transesterifikasi dengan katalis basa akan membentuk sabun. Kandungan
asam lemak
bebas yang diijinkan unbtuk katalis basa adalah sebesar 2 %. Dan lebih
baik apabila 1

- 25 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

%. Beberapa metode yang digunakan untuk menurunkan asam lemak bebas


antara
lain adalah esterifikasi. Cara lain adalah pada saat perlakuan awal
bahan baku
direaksikan dengan kautik soda sehingga dihasilkan sabun dan dipisahkan
menggunakan sentrifugasi. Proses ini disebut caustic striping. Limbah
ini bisa diolah
menjadi biodesel menggunakan esterifikasi asam. Bahan lain yang dapat
digunakan
adalah kalsium karbonat padat, menggunkan reactor fixed bed.

Esterifikasi secara langsung menggunakan katalis asam dapat


dilakukan untuk
bahan baku yang memilki asam lemak bebas tinggi. Estrifikasi asam
langsung ini
membutuhkan penghilangan air yang menjadi hasil sampingnya. Reaksi ini
membutuhkan alkohol dalam jumlah yang lebih banyak. Kisaran perbandingan
alcohol dengan asam lemaknya adalah 20:1 sampai 40:1.
Air yang terbentuk dari reaksi esterifikasi dpat dihilangkan
dengan penguapan,
pengendapan dan sentrifugasi. Katalis asam yang dipakai asam pospat dan
kemudian
dapat dinetralkan menggunakan KOH sehingga didapatkan pupuk sebagai
hasil
sampinya. Berikut diagram proses esterifikasinya :

Metode lain untuk bahan dengan akndungan asam lemak bebas yang
tinggi
adalah enghidrolisa bahan baku menjadi asam lemak murni dan gliserin.
Cara yang
lazim digunakan adalah menggunakan asam sulfonat dan uap. Seanjutnya
asam lemak

- 26 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

murni diubah menjadi biodiesel menggunakan esterifikasi. Produk yang


dihasilkan
bisa mencapai kemurnian 99%.

6.4 Non catalyzed-Biox Process


Co-solvent ditambahkan ke reaksi pembuatan biodiesel untuk
mengatasi
lamanya waktu reaksi karena kelarutan alkohol dalam triglerida sangat
rendah.
Pendekatan yang bisa diaplikasikan dalam skala komersial adalah Biox
Process.
Proses menggunakan tetrahydrofluran (THF) untuk melarutkan
methanol.
Hasilnya reaksi berjalan sangat cepat yaitu 5-10 menit dan tidak ada
residu katalis.
THf dipilih karena memiliki titik didih yang mendekati methanol. Setelah
reaksi
selesai sisa methanol dan THF dapat diambil kembali hanya dengan satu
langkah.
Suhu produksi juga tidak membutuhkan suhu tinggi cukup pada suhu ruangan
25-30
C. Co –solvent lain yang sedang diteliti adalah MTBE.
Skema proses menggunakan co-solvent atau Biox Process adalah
sebagai
berikut :

6.5 Non catalyzed- Supercritical Process


Fluida atau gas diatas suhu dan tekanan kritisnya akan
menghasilkan sifat
yang tidak biasa. Gas tidak dalam fase uap maupun cairan tetapi keduanya
dalam satu
fase. Pelarut yang memiliki gugus OH seperti air dan alkohol dalam
kondisi super
kritis akan melebihi katalis super asam.
Kondisi operasi super kritis menggunakan perbandingan alkohol
yang tiggi
42:1. temperature dan tekanan operasi sebasar 350-400 c dan tekanan
lebih dari 80
atm. Waktu yang dibutuhkan sekitar 4 menit.
Sayangnya, modal dan biaya operasi sangat mahal. Kebutuhan energi
untuk
proses ini juga lebih banyak.Berikut skema super critical process :

- 27 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

- 28 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

7. SEPARASI DAN PEMURNIAN BIODIESEL

Pemisahan gliserol dengan biodiesel merupakan langkah pertama


pemurnian
hasil pada setiap proses biodiesel. Kelarutan biodiesel pada gliserol
dan sebaliknya
sangat sedikit. Berat jenis biodiesel dan gliserol juga memiliki
perbedaan yang cukup
signifikan. Keberadaan methanol memang sedikit memberikan efek pada
adanya
biodiesel yang terdispersi di gliserol dan sebaliknya.
Pencucian biodiesel bertujuan untuk menetralkan
sisa katalis dan
menghilangkan sisa sabun yang terbentuk selama reaksi esterifikasi. Sisa
gliserol dan
methanol juga akan terbawa pada saat pencucian biodiesel. Biodiesel
selanjutnya
dikeringkan agar kandungan air tidak melebihi standar. Untuk
menghilangkan sulfur
dan pospor, mengurangi warna dan menghilangkan gliserida dibutuhkan
proses lain.
Penambahan aditif pada biodiesel dimaksudkan untuk menghasilkan
bahan
bakar dengan fungsionaklitas tertentu. Sebagai misal adalah
aditif pour point,
antioksidan dan aditif panambah daya tahan penyimpanan.

7.1 Biodiesel-Gliserol
Biodiesel memiliki berat jenis sekitar 0.88 gr/cc sedangkan
gliserol 1.05 gr/cc.
Berat jenis gliserol bergantung pada jumlah methanol, air dan katalis
yang berada
dalam gliserol. Perbedaan berat jenis yang cukup besar memungkinkan
pemisahan
biodiesel dan glisserol menggunakan pemisahan sederhana berdasar
grafitasi.
Meskipun begitu pemisahan biodiesel gliserol dipengaruhi beberapa
faktor
lain. Pengadukan selama reaksi berlangsung menyebabkan gliserol terpecah
menjadi
butiran-butiran kecil sehingga terdispersi ke dalam biodiesel. Penyatuan
butiran-
butiran hingga menjadi gliserol dan mengendap membutuhkan waktu satu jam
lebih.
Untuk alasan inilah pengadukan dibuat semakin melambat seriring waktu
proses yang
berjalan.
Keadaan yang mendekati netral membuat pemisahan gliserol dan
biodiesel
menjadi lebih mudah. Ini yang dijadikan alasan pembatasan jumlah
katalis. Pada
beberapa proses penetralan dilakukan pada awal pemishan gliserol dan
biodiesel.
Adanya mono, didan terigliserida dalam jumlah banyak akan membuat
lapisan
emulsi pada permukaan biodiesel dan gliserol. Emulsi ini akan membuat
biodesel
tidak memenuhi standar. Maka perlu dilakukan perhitungan ulang terhadap
perbandingan pereaksi.

- 29 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

7.2 Peralatan proses Pemisahan Biodiesel-


7.2.1 Dekanter
Ada tiga perlatan yang dapat diugunakan untuk memisahkan
biodisel dengan
gliserol . Dekanter membutiuhkan waktu yang lama untuk memisahkan dua
fase
berdasarkan perbedaan berat jenis. Untuk pembuatan secara batch waktu 1-
8 jam
cukup optimal.
Pertimbangan utama dalam pemilihan decanter adalah lama waktu
yang
diharapkan. Dekanter harus berbentuk tinggi panjang dengan perbandingan
tinggi
disbanding diameter 5-10. Suhu sangat berpengaruh pada pemisahan di
dekanter.
Temperatur terlalu tinggi akan mengakibatkan alcohol menguap sehingga
membatasi
aliran biodiesel keluar dari decanter. Temperatur terlalu rendah akan
meningkatkan
viskositas sehingga waktu pisah menjadi lebih lama.
Pada proses kontinyu apabila ada mono dan di glisida harus
segera
dibersihkan. Emulsi yang terbentuk Keberadaan mono dan di
gliserida akan
membentuk emulsi dan menghammbat pemisahan biodiesel-glserol.
7.2.2 Sentrifugasi
Banyak pabrik yang memakai sistem kontinu menggunakan
sentrifugasi untuk
memisahkan biodiesel-gliserol. Sentrifugasi memberikan gaya grafitasi
lebih tinggi
dengan putaran tinggi sehingga didapatkan pemisahan yang cepat dan
efektif.
Kekurangan sentrifugasi adalah biaya awal yang tinggi dan perawatan yang
harus
teliti.
Sentrifugasi adalah alat yang diputar dengan kecepatan tinggi.
Grafitasi
artificial yang dihasilkan adalah akibat putaran tinggi berkisar 2000-
5000 rpm.

7.2.3 Hidrosiklon
Hidrosiklon adalah alat baru yang diterapkan pada industri
biodiesel. Efeknya
hampir sama dengan sentrifugasi dieman bahan yang lebih berat akan
terlempar ke
dinding dan jatuh ke bawah sedangkan bahan lebih ringan kembali ke
tengah dan naik
ke atas.
Bahan masuk kedalam hidrosiklon dalam tekanan yang cukup
tinggi 125 psig.
Tekanan akan menurun dan laju aliran naik. Hal ini membuat cairan akan
berputar
pada lingkaran yang besar. Bahan dengan berat jenis ringan
terkonsentrasi di tengah
dan bahan yang lebih berat akan terpental keluar dan turun. Sayangnya,
methanol

- 30 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

adalah bahan yang mudah menguap. Penurunan tekanan akan menyebabkan


methanol
menguap dan menghambat proses.

7.2 Pencucian Biodiesel


Tujuan utama pencucian biodiesel adalah menghilangkan sabun yang
terbentuk dalam proses tranesterifikasi. Pencucian juga
memungkinkan untuk
dilakukan penetralan dari sisa katalis dan penghilangan garamnya.
Penghilangan
methanol harus dilakukan sebelum tahap pencucian biodiesel. Namun
demikian ada
juga yang menghilangkan methanol dengan pencucian dan baru methanol
diambil dari
air bekasnya.
Pencucian biodiesel menggunakan air hangat 120-140F untuk
mencegah
pengendapan ester asam lemak jenuh dan meghilangkan emulsi. Air sedikit
asam
menghilangkan kandungan kalsium dan magnesium dan mentralkan sisa
katalis.
Penghilangan ion besi dan tembaga akan menghilangkan emulsi dan
menghasilkan
pemisahan fase yang cepat.
Pemisahan antara fase biodiesel dan air berlangsung sempurna dan
terlihat
jelas beda fasenya. Namun demikian kelarutan air dalam biodiesel
lebih tinggi
dari standar kandungan air untuk B100. Untuk itu dibutuhkan pengeringan.
Pengeringan dengan cara vakum baik batch maupun kontinyu dapat dilakukan
untuk
tujuan itu.
Alat lain yang dapat digunakan adalah evaporator jenis falling
film.
Evaporator jenis ini bekerja pada tekanan rendah. Ester akan turun
melalui dinding
dalam dan akan mengenai dinding pemanas sehingga air akan menguap dengan
cepat.
Evaporasi suhu tinggi harus dihindari untuk mencegah perubahan
warna
biodiesel menjadi lebih gelap. Hal ini disebabkan rantai tidak jenuh
biodiesel
terpolimerasi menghasilkan warna merah. Karena kandungan air dalam
biodiesel
cukup rendah maka adsorben juga dapat digunakan untuk menghilangkan air.
Beberapa adsorben yang dapat digunakan antar lain : silica gel, bentonit
dan
molecular sieve.

7.3 Pemurnian Biodiesel


Ada berberapa jenis adsorben yang secara selektif menyerap mono
gliserida
dan digliserida seperti Magnesol produk dari Dallas Group. Proses ini
diteruskan
dengan filtrasi terbukti bisa menurunkan kandungan gliserida dan total
gliserol.

- 31 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

Beberapa minyak dan hampir semua yellow grease membuat biodiesel


berwarna kemerahan, meskipun tidak terdapat dalam ketentuan standar
tetapi warna
dapat dihilangkan menggunankan karbon aktif.
Standar eropa memeprasyaratkan kandungan sulfur yang lebih ketat
dari pada
standar Amerika. Hal ini membuat beberapa produsen di eropa menggunakan
distilasi
vakum untuk menghilangkan kandungan sulfur. Distilasi vakum juga mampu
mengilangkan bau dan berbagai kontaminan lain.
Filtrasi merupakan langkah penting pada setiap bagian produksi
biodiesel.
Bahan baku masuk sebaiknya difilter menggunakan filter paling tidak 100
µm. Produk
biodisel harus difilter menggunakan filter 5 µm untuk memastikan tidak
adanya
kontaminan yang dapat merusak mesin.
Dalam melakukan filtrasi, biodiesel didinginkan terlebih dahulu.
Hal ini akan
mamapu menyaring ester jenuh sehingga dapat menurunkan cloud point

7.4 Aditif Biodiesel


Petrodiesel ditambahi berbagai macam adtif untuk dapat
memperbaiki
lubrisitas, drtergensy, kestabilan oksidasi, ketahanan korosi,
konduktivitas dan
berbagai sifat lainnya. Sayangnya, teknologi aditif buat biodisesl belum
berkembang
sehingga masih sedikit bahan aditif buat biodiesel untuk memperbaiki
performa
biodiesel.
Salah satu hal yang harus mendapat perhatian serius produsen
biodiesel adalah
kestabilan oksidasi. Biodiesel banyak mengandung rantai dengan ikatan
ganda yang
mengakibatkan biodiesel kurang stabil dibanding petrodiesel. Banyak
bahan yang
telah dikembangkan untuk stabilitas oksidasi di industri makanan yang
dapat
digunakan dalam industri biodiesel.

- 32 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

Tabel diatas menunjukan tipikal oksidasi minyak dan lemak. Dalam


test
tersebut minyak dan lemak dipaskan dan diaerasi untuk mepercepat
oksidasi.
Perkembangan oksidasi dilihat dari angka peroksida atau persen minyak
yang
terkonversi menjadi molekul peroksida.
Beberapa bahan antioksidan yang dapat digunakan dalam biodiesel
antara lain
adalah BHA, BHT, PG, and TBHQ. Struktur kimia bahan itu adalah sebagai
berikut :

Tabel berikut emmperlihatkan perbandingan TBHQ dengan antioksidan


lain.
Data ini diambil dari minyak bukan biodiesel, namun demikian adanya
kesamaan
senyawa dari biodiesel dan minyak efektifitas antioksidan tidak jauh
berbeda.

- 33 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

Tabel menunjukkan perbandingan antara aditif dengan berbagai


perlakuan.
Dan TBHQ merupakan bahan anti oksidan yang paling efektif

Chelators atau bahan untuk mengikat logam ditambahkan untuk


mengikat
kontaminan logam dalam biodiesel. Ion copper akan berfungsi sebagai
katalis dalam
oksidasi. Chelators akan mengikat logam menjadi stabil. Bahan yang biasa
digunakan
dalam industri makanan adalah asam sitrat. Tabel berikut memeperlihatkan
kegunaaan
asam sitrat dalam memperpanjang umur penyimpanan dan memeperbaiki
stabilitas
minyak.

- 34 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

- 35 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

8. PENANGANAN PRODUK SAMPING DAN LIMBAH

Ada tiga arus utama yang harus tangani selain arus ester dalam
produksi biodiesel.
Arus tersebut adalah :
• Kelebihan alcohol yang perlu untuk diambil ulang
• Glyserol sebagi produk samping
• Air limbah dari pencucian biodiesel
Metanol perlu diambil ulang karena methanol yang ditambahkan ke dalam
reaksi
esterifikasi adalah methanol berlebih. Pengambilan ulang methanol akan
menghemat
biaya delain juga menghilangkan emisi buang methanol karena beracun dan
mudah
terbakar.
Gliserol diambil dan secara bertahap dimurnikan sebagai hasil
samping
produski biodiesel. Sebanyak 10% berat input bahan baku dikonversikan
menjadi
gliserol. Pengolahan limbah air membutuhkan biaya karena jumlah air
yang
dibutuhkan dan juga pengolahan limbah agar aman.

8.1 Manajemen Alkohol


Ada beberapa parameter fisis yang penting untuk pengambil ulangan
biodiesel. Metanol ememiliki titik didih yang rendah yaitu 64,7 C. Titik
didih yang
rendah ini membuat methanol mudah menguap dan mudah dipisahkan dari
biodiesel
dan gliserol menggunakan evaporai flash . Rendahnya titik didih dan
flash point 8 c
berarti methanol sangat mudah terbakar.
Metanol sanagat mudah larut dalam air dan gliserol, tetapi
memiliki kelarutan
yang rendah pada lemak dan minyak sekitar 10% berat pada lemak suhu 65
C.
Metanol lebih larut dalam biodiesel tetapi dalam jumlah yang sedikit.
Kelarutan yang
lebih tinggi pada gliserol-air membuat methanol banyak pada fase itu.
Pada kondisi
90:10 % berat biodiesel dan gliserol methanol akan berada pada kedua
fase dengan
perbandingan 60:40 % berat.
Keberadaan methanol selama tahap pemisahan fasa adalah sebagai
bahan
penstabil sehingga menjaga kecepatan pemisahan berdasar gravitasi.
Sehingga
methanol diambil setelah dilakukan pemisahan fase biodiesel dan
gliserol.
- 36 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

Metanol dapat diambil menggunakan proses diatilasi baik vakum


maupun
distilasi biasa. Metanol dapat juga diambil menggunakan evaporasi flash
satu tahap
selain juga dapat mengguunakan evaporasi jenis falling film.

8.2 Pemurnian Gliserol


Gliserol yang diambil dari proses transesterifikasi masih
mengadung
methanol, sisa katalis, sisa minyak dan biodiesel. Gliserol yang diambil
dari bahan
baku juga masih mengandung phospatida, sulfur, protein, ketone, aldehid
dan
kontaminan tidak larut.
Refining secara kimia. Ada beberapa factor yang berpengaruh
terhadap
pemurnian glieserol secara kimia. Pertama,konsentrasi sisa katalis yang
terbawa
gliserol. Sisa katalis perlu dinetralkan dan akan menghasilkan garam.
Sisa sabun dari
reaski esterifikasi diendapkan menggunakan alumunium sulfat atau ferric
chloride.
Penghilanggannya dapat menggunakan sentrifugasi.
pH memegang pernana penting dalam proses pemurnian gliserol. pH
yang
terlalu rendah akan menyebabkan dehidrasi alkohol sedangkan pH tinggi
menyebabkan gliserol terpolimerisasi. Selanjutnya gliserol diblesching
menggunakan
karbon aktif.
. Refining secara fisis. Pertama gliserol dipisahkan dari lemak
dan bahan tidak
larut menggunakan filtasi dan sentrifugasi. Selanjutnya
penghilangan air
menggunakan evaporasi. Suhu operasi pada refiningsecar fisi dalah 150-
200F dimana
gliserol tidak terlalu kental tetapi stabil.
Pemurnian gliserol. Pemurnian paling akhir dari gliserol adalah
menggunakan
distilasi vakum dengan steam injection. Distialsi vakum karena
membutuhkan energi
yang besar hanya cocok untuk kapasitas besar lebih dari 25 ton per hari.
Alternative
lain adalah menggunakan ion exchane rein. Resin yang dipakai kation,
anion dan
campuran untuk menghilangkan katalis dan impuritas lain. Gliserol
pertama kali
dilarutkan ke d lama air sebanayk 15-35% gliserol. Lanjutan proses ini
adalah
penghilangan air dengan falsh drying. Tahapan paling akahir
dalah pemucatan
menggunakan karbon aktif.
- 37 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

8.3 Air Limbah


Pencucian biodiesel menghasilkan satu gallon air per gallon
biodiesel. Semua
air yang digunakan harus dihilngkan garam kalsium dan magnesiumnya.
Serta
dihilangkan ion besi dan tembaganya.
Air limbah biodiesel memiliki BOD tinggi. Proses pemurnian gliserol
dengan ion
exchange akan menambahi kadar garam dalam limbah air. Apabila semua
methanol
bisa dihilangkan dari air limbah maka air limbah relatife aman.

- 38 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

9. KONTROL KUALITAS DAN PENYIMPANAN PRODUK

9.1 Kontrol Kualitas


Secara umum kualitas biodiesel ditentukan oleh empat factor
yaitu :
§ Kualitas bahan baku
§ Kompoisi asam lemak dari minyak dan lemak
§ Proses produksi dan material yang digunakan adalam proses
produksi
§ Parameter pasca produksi
Standar SNI 04-7182-2006 merupakan tolak ukur kualitas biodisel yang
dapat
diperjual belikan dan aman bagi mesin. Metode uji bahan baku dan
biodiesel
dijelaskan pada lampiran 1.

9.1.1 Kualiatas bahan baku


Kandungan Air
Proses pembuatan biodiesel sangat sensitive terhadap
keberadaan air.
Kandungan air dalam bahan baku dipersyaratkan tidak lebih dari 1%.
Kandungan air
yang tinggi menyebabkan terjadinya reaksi penyabunan.
Ada berbagai metode penghilangan air dari bahan baku.
Sentrifugasi dapat
memecah iktan air sehingga air akan turun dan mengendap. Cara lain
adalah bahan
baku dipanaskan dengan tekanan dinaikan selanjutnya disemprotkan ke
dalam tangki
vakum. Cara ini mampu menjadikan bahan baku memiliki kandungan air yang
sangat
rendah.
Padatan
Bahan baku biodiesel harus difilter untuk memisahkan partikel
agar tidak
masuk ke dalam proses produksi. Filter 100 µm akan memberikan yang baik
utuk
menyaring bahan baku. Meskipun beguitu biodiesel produk juga harus
disaring
menggunakan 5 µm.
Free Fatty Acids
Keberadaan FFA akan mempengaruhi proses
produksi. FFA akan
menyebabkan dekatifasi katalis dan pembentukan sabun karena membebaskan
air dari
rantai ikatannya.
Kandungan Pospor
Minyak mentah biasanya mengandung phospoor sebanyak 600-900
ppm.
Dalam proses deguming kandungan pospor minyak mentah ini dapat
dihilangkan.
- 39 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

Kandungan belerang
Biodesel memilki kandungan sulfur yang rendah. Berbeda dengan
petrodisesl
yang masih tinggi dan harus diturunkan hingga 15 ppm dari 500 ppm.
Angka Iodine
Angka iodine digunakan sebagai parameter keberadaan rantai jenuh.
Rantai
jenuh ini menyebabkan lebih tahan terhadap oksidasi, cetan number yang
tinggi tetapi
jelek pada pour point.

9.1.2 Faktor Proses Produksi


Kesempurnaan Reaksi
Hal paling penting dari proses produksi biodiesel adalah
kesempurnaan reaksi
esterifikasi. Skema proses reaskninya adalah sebagai berikut :

Trigliserida dikonversikan menjadi digliserida


kemudian menjadi
monogliserida dan terakhir menjadi gliserol. Masing-masing tahap
menghasilkan
ester dari asam lemaknya. Jika reaksi berjalan tidak sempurna, akan ada
sisa
trigliserida, digliserida dan monogliserida. Masing-masing komponen
mengandung
molekul gliserol yang belum dilepas. Ini akan menyebabkan biodisesel
gagal
memenuhi standar total gliserol.adanya gliserol dalam bahan bakar
meneyebabkan
gliserol mengendap dan menyumbat mesin.
Sisa Alkohol
Sisa alkohol dan katalis akan hilang bersama dengan pemisahan
gliserol dari
biodiesel. Tetapi biasanya biodiesel masih mengandung 2-3% methanol
setelah
separasi atau sebanyak 40% dari methanol berlebih. Kandungan 1% methanol
akan
menurunkan flash point biodiesel dari 170 menjadi kurang dari 40 C.
keberadaan
methanol tidak berpengaruh terhadap mesin anmun mempengaruhi cara
pengankutan
dan penyimpanan biodiesel.

9.1.3 Faktor Pasca Produksi


Kandungan air dan sediment
Kandungan air dan sediment masih menjadi pekerjaan rumah yang
paling
besar bagi produski biodiesel. Air dapat berupa air terlarut dan butiran
air yang
- 40 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

terdispersi. Biodiesel tidak larut dalam air tetapi kandungan air


biodiesel biasanya
lebih banyak dari pada petrodiesel. Biodiesel mengandung 1500ppm air
sedangkan
petrodiesel mengandung hanya 50 ppm air.
Keberadaan air dalam bahan bakar biodesel akan menyebabkan korosi
pada
system injeksi dan tangki bahan bakar. Karat akan bercampur dengan air
sehingga
menyumbat system injeksi.

9.2 Penyimpanan dan Pengakutan


Beberapa parameter penting dalam penyimpanan dan pengangkutan
biodesel
adalah kenaikan temperatur, kestabilan oksidasi, kelarutan bahan bakar
dan
kontabilitas bahan.
Kestabilan oksidasi mengacu kepada lama simpan bahan bakar
tanpa
terdegradasi. Hampir semua tipe biodiesel dapat berubah menjadi gel pada
suhu
rendah. Suhu pembekuan biodesel lebih tinggi daripada petrodiesel. Pada
saat
biodiesel menjadi gel sangat rentan terhadap oksidasi. Oksidasi biodesel
menyebabkan biodiesel terdegradasi ditandai dengan kenaikan angka asam,
kenaikan
viskositas dan terbentuknya gum serta sedimen.
Kelarutan bahan bakar , biodesel termasuk bahan bakar yang
memeliki daya
kelarutan rendah. Lebih rendah dari pada petrodiesel. Sisa sediment pada
tangki
penyimpan dan tangki bahan bakar dapat dilarutkan oleh biodiesel. Untuk
itu
dibutuhkan material penyimpan bioesel yang sesuai. Material terbaik
untuk proses
biodiesel adalah alumunium atau stainless steel. Tabel berikut
menunjukan
kontabilitas biodesel dengan beberapa bahan .

Untuk menghambat terbentuknya kristal, biodiesel harus disimpan


pada
temepeartur 15 F lebih tiggi dari suhu pour point-nya. Kebanyakan suhu
penyimpanan
biodiesel adalah 40-50 F. Cara lain dalam meyimpan adalah dengan
menyimpan pada
tangki bawah tanah dan mencampur dengan petrodiesel yang akan menaikan
pour
point-nya.
- 41 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

Kristal yang terbentuk pada biodiesel bisa dihilangkan dengan


pemanasan
tetapi lebih baik jika dilakukan peyaringan. Biodesel tidak dapat
disimpan lebih dari 6
bulan. Untuk menambah lama masa simpan dapat ditambahkan bahan
antioksidan
sepoerti TBHQ, Tenox 21, dan tocopherol.
Kontamnisai air harus diminimasi karena akan menyebabkan
pertumbuhan
biologis. Hal ini bisa dicegah dengan menambahkan biosida.
Dalam pemilihan tangki penyimpanan biodiesel faktor yang
harus
dipertimbangkan adalah keseuaina dengan biodiesel. Tangki alumuium
,stainless steel
, Teflon fluorinated polyprpoline dan polyethylene adalah bahan yang
paling sesuai.

- 42 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

10. KEAMANAN DAN KESELAMATAN

Keamanan adalah hasil usaha terus menerus untuk mempersiapkan


segala hal
yang tidak terduga. Ada beberapa kata kunci dalam keamana dan
keselamatan kerja
§ Kemanan: mencegah kecelakaan dari semua hal yang bisa
menyebabkannya
dengan menngunakan teknologi yang tepat dengan mengidentifikasi
sumber
penyebab kecelakaan
§ Hazard : Segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan kecelakaan
§ Resiko : Kemugkinan sumber kecelakaan menjadi kejadian.
Kecelakaan dalam kerja dapat terjadi karena berbagai factor antara lain:
§ Kerusakan mesin § Proses yang
berjalan tidak
§ Kesalahan operasi sempurna
§ Kesalahan desain § Sabotase
Alat-alat yang dapat menyebabkan kecelakaan antara lain :
§ Sistem pemipaan § Heat
Excagher
§ Tangki penyimpan § Kompresor
§ Pemipaan Rekator § Pompa.
Kategori kecelakaan dalam pabrik kimia dapat disebabkan factor-faktor
berikut:
§ Ledakan
§ Gas beracun, gas terbakar
§ Cairan mudah terbakar
§ Padatan mudah terbakar
§ Bahan pengoksidasi
§ Racun, pestisida dan karsinogen
§ Radiokatif
§ Korosi

Dalam industri biodiesl melibatkan bahan yang mudah terbakar seperti


alcohol
maka perlu disediakan peralatan pemadam kebakaran. Pengunaan katalis
asam dan
basa membutuhkan peralatan yang tahan korosi. Harus diperhatikan juga
peralatan
yang menggunakan tekanan dan suhu tinggi karena memungkinkan terjadinya
ledakan.

- 43 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com
Teknologi Lengkap Biodiesel

11. REFERENSI

Forum Biodiesel Indonesia (2005) “Minutes of meeting pertemuan Forum


Biodiesel
Indonesia 18 Februari 2005, Gedung BANI Jakarta
Darnoko, D and Cheryan, M., (2000), Kinetic of Palm Oil
Transesterification in a
batch reactor, JAOCS, Vol 77 No. 12
Hamiltor, C (2004) Biofuel Made Easy, Australian Engineers Institute,
Melbourne
Lurgi (2002), “Biodiesel plant in Marl built by Lurgi Life
Science GmbH
officially inaugurated by undersecretary Bickenbach on July 17,
2002”,
http://www.lurgi.de/english/nbsp/menu/media/news/
Mittelbach, M. and Remschmidt, C., 2004, “Biodiesel, The Comprehensive
Handbook”,
Soerawijaya, T.H, 2006, “Raw Material Aspects of Biodiesel Production in
Indonesia,
One day Seminar on Biodiesel in BPPT Jakarta, Indonesia
Prakoso, T, Soerawijaya, T.H., Reksowardoyo, I,K, Ircham, M., Sukarsih,
D.,Setyawan, A., 2005, Pilot Scale Biodiesel Processing Units by
utilizing
multistage Non-uniform reaction method, Proceeding WREEC
Conference
Jakarta

- 44 -
PDF Creator - PDF4Free v2.0
http://www.pdf4free.com

Anda mungkin juga menyukai