Analisis dan Aplikasi Pesan, Media & Desain Produk Rokok Kategori
Sampoerna berdasarkan Kelas Sosial
Disusun oleh :
Muhammad Ali Ibrahim : 201646500593
Allif Lerian : 201646500615
Sevy Rio Pangestu : 201646500319
Imam Solihin : 201646500656
Reza Sastra Nugraha : 201646500530
Fajar Ramadhan : 201646500438
Penulis
Daftar Isi
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................................................
Iklan rokok yang tidak bisa dengan bebas menampilkan produknya, mencari
cara lain yang lebih kreatif untuk mempromosikan produknya agar dapat menarik
perhatian khalayak, salah satunya dengan mengemas pesan moral pada iklannya. untuk
mengetahui dan menganalisis pesan moral yang terkandung dalam iklan rokok
Sampoerna. pesan moral yang terkandung dalam iklan Sampoerna yaitu: bekerja keras,
rendah hati, menolong orang lain, dan peduli sesama, namun Sampoerna dalam
iklannya merupakan sesuatu yang tidak ada hubungan khusus dari produk dengan
pesan yang disampaikan dalam iklan. Sampoerna membuat khalayak sebagai korban
dari konsumsi makna produk yang telah diciptakan pengiklan sebagai alat untuk
mengelabuhi khalayak dari tayangan iklan yang menyisipkan pesan moral dalam
iklannya.
Latar Belakang Dalam dunia komunikasi banyak cara yang dapat dilakukan
untuk menyebarkan informasi kepada khalayak, salah satunya dengan beriklan
menggunakan media televisi, televisi adalah salah satu media yang paling efektif dan
efesien untuk menyebarkan informasi karena, televisi menggunakan kombinasi suara
dan gambar dengan kemampuan untuk mendemonstrasikan produkdan luasnya
jangkauan televisi yang dapat ditempuh dalam waktu bersamaan secara serentak. Oleh
karena keunikan yang dimiliki televisi itulah medium televisi sering dipakai sebagai
alat penyampaian pesan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Media cetak
Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini akan diuraikan pembahasan hasil penelitian.
Dari hasil 10 buah iklan cetak Sampoerna A-Mild yaitu:
iklan “Gapai Mimpi Go Ahead”, “Pikir Pendek GoAhead”, “Setia Kawan Go Ahead”,
“Cinta Buta Go Ahead”, “Kompak Berlainan”, “Hilang Arah Go Ahead”, “Go Ahead”,
“Lupa Daratan”, dan “Berani Takut Go Ahead” . Pada semua iklan terdapat beberapa
penanda yang tidak sesuai antara verbal dan visual, di sebelah kiri bawah terdapat
sebuah penanda huruf “A” yang berwarna merah yang ukurannya jauh lebih berwarna
hitam pada iklan rokok tersebut bisa menimbulkan konotasi tentang bahaya merokok,
kerugian seseorang akibat dari rokok, bahkan malapetaka apabila merokok. Penelitian
ini juga memiliki kaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks
dimana penelitian ini membahas menganalisis makna semantik dan makna
pragmatik.Menurut Wiratno (2003: 3-4) teks adalah satuan bahasa yang dimediakan
secara tertulis atau lisan dengan tata organisasi tertentu untuk mengungkapkan makna
dalam konteks tertentu pula. Pada kajian semantik dan kajian pragmatik juga
membahas mengenai makna satuan bahasa yang tertulis dan lisan. Semantik dan
pragmatik memberikan pemahaman kepada pembelajaran bahasa Indonesia bahwa
pada satuan bahasa terdapat makna tersirat dan ada makna tersurat. Semantik dan
pragmatik memiliki implikasi terhadap pembelajaran bahasa indonesia, dengan
pengetahuan pragmatik sangat membantu guru, peserta didik untuk memahami makna
yang terdapat pada teks yang akan mereka pahami. Sebagai contoh dalam kehidupan
sehari-hari orang sering kali berbicara tidak langsung barang kali guru maupun peserta
didik mengetahui hal tersebut, tetapi tanpa pengetahuan pragmatik seseorang tidak bisa
menerangkan dengan benar. Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah
(MA) /Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada kurikilum 2013 juga terdapat
kompetensi dasar mengenai menginterprestasikan makna yang terdapat pada iklan,
yaitu untuk kelas X kompetensi intinya: mengelolah, menalar, menyaji dan mencipta,
dalam ranah kongkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajari di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuankompetensi dasar:
mengiterpestasikan makna teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita
fiksi dalam novel baik secara lisan maupun tulisan.
Sampoerna Mild adalah produk rokok yang digemari oleh konsumen khususnya
kalangan muda dewasa. Hal ini tercipta karena adanya komunikasi pemasaran yang
dirancang secara strategis. Penempatan produk Sampoerna A Mild mempengaruhi
keberhasilan perusahaan dan meningkatkan keuntungan dari tahun ketahun. Kegiatan
promosi dalam menempatkan produk, harga, dan distribusi sudah sangat baik bahkan
mencapai tingkat keberhasilan. Ekuitas merek yang kuat menjadikan aset dan
kepercayaan merek yang terkait pada citra brand Sampoerna A Mild. Kesadaran
merek akan menyebabkan asosiasi seseorang lebih familiar atau akrab pada brand
tersebut. Huruf A yang berwarna merah memiliki kekuatan yang mampu memberikan
respon psikologis bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa),
aktif dan vital (hidup). Logo tersebut selalu muncul pada detik terakhir iklan hal ini
menegaskan iklan tersebut adalah iklan produk rokok Sampoerna A Mild. Mengacu
kepada target audiens untuk mengingat logo tersebut.
Kualitas produk agar terjaga dengan baik. Memberikan kepercayaan konsumen
dalam menjaga kandungan produk dan citra merek yang mampu membangun presepsi
dan keyakinan konsumen melalui inovasi kemasan yang dilakukan oleh Sampoerna A
Mild. Kegiatan yang mengundang masyarakat seperti event dan konser yang
bertujuan menimbulkan keterlibatan konsumen menjadi lebih loyal terhadap merek
dan menambahkan citra postif kepada masyarakat. Visual iklan yang ditayangkan
pada media televisi mampu merubah perilaku audiens karena pada dasarnya ia
membangun citra brand tersebut. Setidaknya audiens tahu betul bahwa iklan yang
tayang pada media telivisi adalah iklan Sampoerna A Mild. Strategi kreatif yang
terbentuk berdampak pada psikologi target audiens yang mampu melakukan action
dalam pembelian Sampoerna A Mild karena mengundang rasa penasaran akibat pesan
iklan yang disampaikan berulang-ulang kepada benak audiens. Tentunya media
televisi sangat berpengaruh akan kegiatan promosi, hal ini dapat dilihat presentase
belanja Iklan 2014 diberbagai media menurut data Nielsen yang berasal dari
monitoring aktivitas periklanan Indonesia dari beberapa jenis media, belanja iklan
televisi tumbuh sebesar 19%, surat kabar tumbuh sebesar 9%, sementara majalah dan
tabloid justru mengalami penurunan sebesar 1% dari tahun 2013. Sehingga total
belanja rokok banyak bersaing pada media televisi dan semakin meningkat.
Media televisi memang banyak dipilih oleh produk-produk yang akan mereka
iklankan walaupun mahal tapi efektifitas dalam mendorong kegiatan marketing
komunikasi akan meningkatkan keuntungan. Televisi merupakan bagian dari media
siaran mentransmisikan suara atau gambar yang bersifat dinamis dan dibeli
berdasarkan jumlah waktu (detik, menit). Sekarang ini prosedur mengiklankan
produk pada media televisi tergantung kepada siaran berjaringan regional hal itu
terjadi kerena meluasnya area jaringan pada beberapa wilayah dan tidak lagi berfokus
kepada satu jaringan nasional. Apa yang dilihat audiens pada media televisi adalah
komunikasi secara langsung yang bersifat linear (satu arah). Tanda tersebut pada
awalnya dipresentasikan dalam bentuk film (audio dan vidio) yang ditangkap dalam
bentuk lain berupa gambar-gambar diam (still images) dengan perhatian khususnya
pada tiga bentuk iklan yaitu Sampoerna A Mild versi Danau, Sampoerna A Mild versi
Conecting dan Sampoerna A Mild versi Manimal yang disajikan dalam bentuk tabel
dengan membagi alur cerita, setting waktu, dan tempat dengan maksud untuk
mempermudah mengetahui pesan produk yang dikomunikasikan pada rangkaian
visual iklan tersebut.
3. DESAIN PRODUK
Kelas sosial ada dalam setiap stratifikasi masyarakat. Kelas sosial merupakan salah
satu elemen penting dalam menentukan posisi seseorang dalam masyarakat dan
berpengaruh pada penggunaan barang-barang ekonomis. Berdasarkan hal tersebut,
segmentasi produk komersial didasarkan salah satunya pada kelas sosial. Begitu pula
dengan iklan produk komersial yang juga harus mempertimbangkan unsur kelas
sosial tersebut.
Dalam pengembangan usahanya ini biasanya perusahaan akan membuat segmentasi
untuk produknya terlebih dahulu. Desain dan pesan dalam medianya pun sesuai
dengan target yang dituju. Dalam segmentasi pasar, biasanya kelas sosial dibagi
menjadi 3 yaitu kelas sosial masyarakat kebawah, kelas sosial masyarakat menengah,
dan kelas sosial masyarakat keatas.
Berikut adalah analisis dan aplikasi pesan media pada produk kopi berdasarkan kelas
sosial.
A. Rokok untuk kelas sosial kebawah
Sampoerna Kretek
Sampoerna Kretek (atau lazim disebut sebagai Sampoerna Hijau mengacu kepada
bungkusnya yang berwarna hijau) merupakan flagship SKT yang dimiliki Sampoerna
pada kawasan Jawa dan Sekitarnya (Untuk Sumatera sudah difokuskan kepada
Panamas Satu dengan harga yang lebih murah namun memiliki kualitas yang sama
dengan Sampoerna Kretek). Pertama kali diluncurkan pada tahun 1959 di Bali, produk
ini seakan menjadi salah satu tumpuan Sampoerna dalam segmen SKT dimana Dji Sam
Soe merupakan flagship Sampoerna dalam segmen premium, sedang Sampoerna
Kretek menyasar kepada target menengah ke bawah. Dalam hal ini, Sampoerna Kretek
mulai kembali dijual pada tahun 2000 dengan bentuk komunikasi-nya yakni Geng
Hijau yakni sekelompok orang yang memang dicirikan segmentasi kelas sosial
menengah ke bawah yang hidup secara berkelompok dan memiliki kedekatan antar
anggota yang sangat tinggi. Pada tahun 2015, Sampoerna mencoba kembali
menghidupkan Geng Hijau dengan anggotanya sebanyak 3 orang, hal ini berbeda
dengan awal rejuvenasi komunikasinya dimana kelompok dari Geng Hijau cenderung
lebih banyak dibandingkan dengan sebelumnya. Ketiga orang tersebut mencerminkan
semangat "Nikmatnya Rame-Rame" dimana target rokok ini memang ditujukan
kepada segmen menengah kebawah berusia 30 tahun keatas dengan pribadi yang
bekerja keras serta menginginkan penghiburan yang cenderung lebih murah.
Kebanyakan konsumen Sampoerna Kretek cenderung kurang mampu untuk membeli
Dji Sam Soe yang kini berharga sekitar 16.000 dan menginginkan kualitas dari
Sampoerna namun dengan harga yang sangat terjangkau.
B. Rokok untuk kelas sosial menengah
Sampoerna Umild
Sampoerna U Mild merupakan merek SKM LTLN dengan penjualan terbesar kedua di
Indonesia dimana market share rokok ini berdasarkan Annual Report Philip Morris
International pada tahun 2016 mencapai 4,2% dari penjualan rokok di Indonesia secara
keseluruhan. Dengan harga yang diposisikan sebagai rokok "Value For Money", U
Mild bisa dibilang memiliki konsumen yang berada pada segmentasi kelas sosial
menengah dimana rokok ini diposisikan dengan rasa yang lebih strong bila
dibandingkan dengan Sampoerna A Mild, dan juga harga yang terhitung lebih murah
serta pabrik yang berbeda dengan Sampoerna A Mild. Diproduksi oleh PT Sampoerna
Indonesia Sembilan yang merupakan pabrik yang khusus untuk memproduksi U Mild
maupun U Mild Cool, U Mild termasuk produk yang memiliki penjualan tertinggi
ketiga dari segi penjualan dari Sampoerna itu sendiri, setelah Dji Sam Soe yang
memiliki market share sebanyak 6% dan Sampoerna A Mild yang memiliki market
share sebanyak 14% dari keseluruhan penjualan rokok di Indonesia. U Mild Limited
Edition 2017 merupakan edisi terbatas yang dikeluarkan oleh Sampoerna setelah
berlangsungnya Pictorial Health Warning yang berlaku mulai produksi 24 Juni 2014.
Dimana produk ini merupakan edisi terbatas pertama dengan adanya peringatan
bergambar. Sampoerna U Mild sendiri kisaran 5 tahun belakangan mulai menargetkan
kepada pria yang berusia 18-30 tahun yang memang menyukai sepeda motor dimana
image maskulin pada rokok ini sangatlah tinggi. Dengan mengusung "Cowo U Mild
Lebih Tau" yang mulai dijalankan sekitar awal tahun 2015, U Mild diposisikan untuk
perokok LTLN yang menginginkan sensasi lebih kuat dengan harga yang tidak
terhitung mahal, namun juga tidak terlalu murah.
C. Rokok untuk kelas sosial keatas
Sampoerna A Mild
Baiklah, itu sedikit analisis mengapa produk ini bisa bertahan hingga saat ini serta
mampu bertahan sebagai market leader rokok SKM LTLN di Indonesia. Mari kita
review rokok ini dimulai dari harganya terlebih dahulu. Untuk rokok ini admin beli
dengan harga Rp. 21.000 (anggaplah kita samakan harga rokok ini dengan retail price
yang ditetapkan Sampoerna untuk kawasan DKI Jakarta dan sekitarnya ialah 20.000, di
beberapa daerah di Indonesia rokok ini memiliki retail price sebesar 19.500, cukai
18.775) dengan kuantitas sebanyak 16 batang. Sehingga dapat dikatakan bahwa rokok
ini biasa digunakan untuk kalangan perokok kelas keatas.
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA