Anda di halaman 1dari 15

PERENCANAAN DRAINASE VERTIKAL (VERTICAL DRAIN) UNTUK

MEMPERCEPAT WAKTU KONSOLIDASI PADA PEMBANGUNAN PLTU


IPP KALTIM 3 (2 X 100 MW)

Daru Nurisma Pramukti, Runi Asmaranto, Andre Primantyo Hendrawan


Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono No. 167 Malang – 65145 Jawa Timur – Indonesia
Telp/Fax. 0341-562454
Email : daru.wre.ftub@gmail.com

ABSTRAK
Untuk menjamin kebutuhan listrik di Kalimantan, PLN membangun sebuah pembangkit listrik
IPP Kaltim 3 (2 x 100 MW). Namun diketahui bahwa kondisi tanah pada area tersebut adalah tanah
lunak, sehingga proses konsolidasi harus diatasi dengan seksama.
Penggunaan metode prapembebanan dan drainase vertikal adalah salah satu alternatif perbaikan
tanah untuk solusi permasalahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain pola PVD yang
sesuai dengan waktu konsolidasi yang diharapkan. Selain itu, di penelitian ini, hasil dari proses
konsolidasi akan dihitung dengan analitis dan Plaxis 8.2 2D.
Menurut hasil perhitungan, didapatkan bahwa besarnya penurunan dan waktu penurunan untuk
masing-masing bore hole dengan perhitungan analitis dan Plaxis 8.2 2D adalah mendekati sama.
Perbedaan perhitungan antara analitis dan Plaxis 8.2 2D secara rata-rata sebesar 4,614 % untuk penurunan
konsolidasi, dan 5,225 % untuk waktu konsolidasi. Hasil perhitungan juga menunjukkan jarak dari
pemasangan PVD sesuai dengan waktu konsolidasi yang di inginkan, dan akhirnya dapat dihitung biaya
material timbunan dan PVD.
Kata kunci : Penurunan konsolidasi, metode prapembebanan, drainase vertikal, Plaxis 8.2 2D

ABSTRACT
To ensure the availability of electricity demand in Kalimantan, PLN built a power plant IPP
Kaltim 3 (2 x 100 MW). It has been found, however, that the soil condition at the area was very soft, so
the consolidation process must e solved accurately..
The use of preloading method and vertical drain is one of the selected alternative soil
improvement to solve these problems. The aim of this study is to design the pattern of PVD which
correlated with the expected of time of conslidation. In addition, in this study, the result of consolidation
process will be calculated by using analytical and Plaxis 8.2 2D..
From the results, it can be obtained that the magnitude of consolidation and time of
consolidation for each bore hole which calculated from analytical and Plaxis 8.2 2D were almost similar.
Calculation difference between analytical and plaxis 8.2 2D in average of 4,614 % for consolidated
settlement, and 5,225 % from time of consolidation. The result also showed the distance of PVD
installation for the desired consolidation time, and finally the cost of embankment and PVD materials
can be calculated.
Key word : consolidation settlement, preloading method, vertical drain, Plaxis 8.2 2D

1. PENDAHULUAN lunak, sehingga berpotensi mengalami


Dalam rangka mendukung peranan penurunan akibat konsolidasi.
pembangunan nasional dan daerah, Untuk penanganan permasalahan
khususnya dalam sektor industri, maka diatas, diperlukan pengetahuan tentang
permintaan energi listrik terus perbaikan tanah. Salah satu metode
meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan yang sering digunakan pada saat
di atas, PLN diantaranya bermaksud sekarang ini adalah perbaikan tanah
membangun PLTU IPP (Independent dengan beban awal (preloading) yang
Power Producer) Kaltim 3 sebesar (2 x dikombinasikan dengan drainase
100 MW). Pembangunan dilakukan di vertikal yang terbuat dari serat sintetis.
atas tanah yang strukturnya terbentuk Maksud dari penelitian ini adalah
oleh pasang surut dengan kondisi tanah memberikan alternatif perencanaan
perbaikan tanah dengan cara
pembebanan awal (preloading) ataupun
dengan pemakaian drainase vertikal
(vertical drain) serta memberikan
gambaran mengenai software Plaxis 8.2
2D.
Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui besar penurunan serta lama
penurunan akibat adanya metode
perbaikan tanah lunak diatas, serta dapat
membandingkan hasil perhitungan
secara analitis dengan software dan
mengetahui besarnya biaya bahan
pekerjaan.

2. LANDASAN TEORI
2.1 Konsolidasi Tanah Gambar. 1. Hubungan waktu-
Konsolidasi tanah adalah suatu pemampatan selama konsolidasi
proses pengecilan volume secara untuk suatu penambahan beban yang
perlahan-lahan pada tanah jenuh diberikan
sempurna dengan permeabilitas rendah Sumber : Das, B.M, 1994 : 184
akibat pengaliran sebagian air pori.
Proses tersebut berlangsung terus 2.2 Penurunan Tanah (Settlement)
sampai kelebihan tegangan air pori yang Penambahan beban vertikal di atas
disebabkan oleh kenaikan tegangan total permukaan tanah akan menyebabkan
telah benar-benar hilang. (Craig, penurunan (settlement). Besarnya
1994:213). penurunan yang terjadi pada lapisan
Pada umumnya, tahapan tanah yang diakibatkan adanya beban,
konsolidasi dapat ditunjukkan oleh adalah merupakan penjumlahan dari
grafik hubungan antara pemampatan tiga komponen penurunan yaitu :
dan waktu. St = Si + Sc + Ss (1)
Dari grafik tersebut dapat dilihat dengan :
bahwa ada tiga tahapan yang berbeda St = penurunan total (m)
yang dapat dijalankan : Si = penurunan segera (m)
Tahap I : Pemampatan awal (initial Sc = penurunan akibat konsolidasi
compression), yang pada umumnya primer (m)
terjadi disebabkan oleh pembebanan Ss = penurunan akibat konsolidasi
awal (preloading). sekunder (m)
Tahap II : Konsolidasi primer (primary Namun, dalam penelitian ini
consolidation), yaitu periode selama untuk nilai Ss tidak dihitung karena
tegangan air pori secara lambat laun dianggap nilainya relatif kecil. Sehingga
dipindahkan ke dalam tegangan efektif, dapat diabaikan.
sebagai akibat dari keluarnya air dari 2.2.1 Penurunan Segera (Si)
pori-pori tanah. Untuk menghitung penurunan
Tahap III : Konsolidasi sekunder segera, persamaannya diturunkan
(secondary consolidation), yaitu terjadi dengan menggunakan prinsip dasar teori
setelah tegangan air pori hilang elastis atau formula dari BIAREZ :
seluruhnya. Pemampatan yang terjadi
adalah disebabkan oleh penyesuaian Si = q . Σi (2)
yang bersifat plastis dari butir-butir dengan :
tanah setelah konsolidasi primer. Si = penurunan segera (m)
hi = kedalaman tanah lapisan i (m) merencanakan suatu bangunan pada
E’= modulus elastis Oedometrik di kondisi tanah tersebut adalah daya
lapisan i (t/m2) dukung (bearing capacity) dan
2.2.2 Penurunan Akibat Konsolidasi penurunan (settlement).
Primer (Sc) 2.4.1 Perbaikan Tanah dengan
Untuk tanah yang terkonsolidasi Pembebanan Awal (Preloading)
normal (normally consolidated), Metode pembebanan awal
besarnya penurunan dihitung dengan (preloading) adalah metode
persamaan : penimbunan beban yang besarnya sama
. dengan besar beban konstruksi yang
Sc = . log (3) akan dilaksanakan. Ada pula yang

Sedangkan tanah yang menentukan tinggi timbunan sesuai
terkonsolidasi berlebih (over dengan nilai penurunan, agar tanah
consolidated), besarnya penurunan timbunan tidak dibuang sia-sia dan
dihitung dengan persamaan : dapat dijadikan suatu pondasi dari suatu
Bila σ’o + ∆σ ≤ σ’c, maka : konstruksi.
. ∆ 2.4.2 Drainase Vertikal (Vertical
Sc = . log 1 + (4)
Drain)
Bila σ’o + ∆σ > σ’c, maka : Pada perbaikan tanah dengan
Sc= . . log + . . log ∆
(5) metode pembebanan awal, masalah
dengan : yang timbul adalah lamanya proses
h = tebal lapisan lempung (m) waktu penurunan. Hal ini sering terjadi
eo = angka pori awal (Initial Void Ratio) pada lapisan tanah yang cukup dalam
Cc = Compression Index dan mempunyai permeabilitas rendah.
Cs = Swelling Index Untuk mengatasi cara yang digunakan
∆σ= besarnya tegangan dimuka tanah adalah membuat saluran vertikal yang
(Surcharge) (t/m2) mempunyai permeabilitas tinggi,
σ'o= tegangan overburden efektif (t/m2) sehingga memberi fasilitas kepada air
σ’c= tegangan prakonsolidasi efektif pori untuk mengalir melalui lintasan-
(t/m2) lintasan yang berarah radial pada
saluran vertikal tadi. Saluran vertikal ini
2.3 Kecepatan Waktu Penurunan disebut drainase vertikal (vertical
Untuk mengetahui kecepatan drain).
penurunan konsolidasi didapat dari 2.4.2.1 Drainase Vertikal Pracetak
penurunan matematis yang (Prefabricated Vertical Drain,
diperkenalkan oleh Terzaghi (1925) PVD)
dengan asumsi-asumsi tetap berpegang Secara umum prefabricated
kepada teori konsolidasi satu dimensi. vertical drain merupakan bahan sistetis
. cetakan untuk drainase. Bahan tersebut
Tv (time factor) = (6) dibagi atas dua komponen, yaitu
dengan : geotextile filter fabric atau serat
Tv = faktor waktu penyaring geotekstil yang akan
Cv = koefisien konsolidasi mempermudah aliran air masuk ke
t = waktu dalam rongga-rongga tanah dan juga
h = tebal lapisan tanah (m) plastic drain core atau plastik inti
drainase yang berlaku sebagai
2.4 Perbaikan Tanah Lunak pengumpul dan penyalur air.
Lapisan tanah lunak pada umumnya Prefabricated vertical drain umumnya
adalah lempung (clay) atau lanau (silt), terbuat dari polypropylene, polystyrene,
kendala yang dihadapi ketika dan polyester yang digunakan untuk
ketahanan dari bahan-bahan penyusun yaitu pola segitiga dan pola bujur
tanah agar tetap stabil atau normal. sangkar.
MembraDrain adalah sebuah
bahan drainase vertikal yang
dikembangkan oleh Cofra untuk
mempercepat proses konsolidasi pada
tanah lunak. Inti yang fleksibel terbuat
dari bahan polypropylene bermutu
tinggi, dimana kedua sisinya memiliki
bentuk beralur sepanjang bahan ini,
Gambar. 2. Pola pemasangan drainase
sehingga air dapat mengalir melalui inti
vertikal
tanpa terhalang. Inti ini terbungkus oleh
Sumber : Craig, R.F, 1994 : 254
bahan filter yang kuat dan tahan lama
R dari drainase vertikal yang
yang terbuat dari bahan polypropylene
berbentuk pola segitiga adalah :
(non – woven), yang dikombinasikan
D = 1,05 . S (10)
permeabilitas tinggi dengan
Sedangkan R untuk pola bujur sangkar :
karakteristik filtrasi yang besar.
D = 1,13 . S (11)
2.5 Teori Drainase Vertikal
2.6 Penggunaan Plaxis 8.2 2D
Dalam suatu koordinat silinder tiga
dimensi, bentuk persamaan konsolidasi Untuk Analisis Penurunan
Plaxis 8.2 2D adalah program
dengan perbedaan sifat tanah dalam
elemen hingga untuk aplikasi geoteknik
arah horizontal dan vertikal sekaligus,
dimana digunakan model-model tanah
adalah :
untuk melakukan simulasi terhadap
= + + (7) perilaku dari tanah. Tampilan
dengan : pengaturan awal pada software Plaxis
u = kelebihan tekanan air pori 8.2 2D disajikan pada gambar. 3.
t = waktu konsolidasi
r = koordinat silinder radial
z = koordinat silinder aksial
Ch = koefisien konsolidasi horizontal
Cv = koefisien konsolidasi vertikal
waktu konsolidasi dinyatakan oleh
persamaan :
t =
( ) ln
(8)
Derajat konsolidasi arah radial
rata-rata : Gambar. 3. Pengaturan global-lembar-
Uv = 1 - e{-8 Th / F(n)} (9) tab proyek
dengan, Simulasi permasalahan geoteknik
t = waktu yang dibutuhkan untuk dengan menggunakan metode elemen
mencapai Uh hingga sendiri telah secara implisit
D = diameter silinder pengaruh drainase melibatkan kesalahan pemodelan dan
vertikal kesalahan numerik yang tidak dapat
dihindari. Plaxis 8 dimaksudkan sebagai
2.5.1 Diameter Pengaruh Drainase suatu alat bantu analisis untuk
Vertikal digunakan oleh ahli geoteknik yang
Pemasangan drainase vertikal tidak harus menguasai metode numerik.
yang biasa digunakan ada dua macam
3. METODOLOGI PENELITIAN 1. Menghitung tegangan efektif
Langkah-langkah studi disusun overburden (σ’o) dari setiap lapisan
secara sistematis sehingga tanah.
mempermudah dalam penyelesaian 2. Menetukan nilai pengaruh akibat
analisa ini. Langkah-langkah studi yang pembebanan dari grafik
dilakukan, disajikan dalam bentuk OSTERBERG.
flowchart pada gambar. 4. sebagai 3. Hitung penambahan tegangan (∆σ)
berikut. sesuai dengan tinggi timbunan
rencana (Hr).
4. Menentukan nilai OCR (over
consolidated ratio) pada setiap
lapisan tanah.
5. Menghitung penurunan primer dan
penurunan segera pada setiap
lapisan tanah, kemudian
menjumlahkannya guna
mendapatkan penurunan totalnya.
6. Hitung waktu konsolidasi akibat
penurunan primer.

Gambar. 4. Tahapan Penelitian

3.1 Perhitungan Penurunan Akibat


Pembebanan Awal (Preloading)
Perhitungan penurunan akibat
pembebanan awal secara berurutan
sebagai berikut :
- Perhitungan penurunan dilakukan
pada 4 titik bore hole, yaitu BH – 2,
BH – 3, BH – 4, dan BH – 5.
- Tinggi timbunan rencana yang
dipertahankan (H) adalah +4,70
dari permukaan tanah (+0,00),
sesuai dengan nilai HWL+tinggi
jagaan pada lokasi studi.
- Dalam perhitungan tinggi timbunan
rencana adalah 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, Gambar. 5. Perhitungan besar
12, 13, 14, dan 15 m. penurunan dan besar waktu
Langkah-langkah perhitungan penurunan dengan software Plaxis
penurunan adalah sebagai berikut : 8.2 2D
3.2 Perhitungan Penurunan dengan 4, 6, 8, dan 12 bulan. Variasi waktu
Pembebanan Awal (Preloading) ini disesuaikan dengan perkiraan
dan Kombinasi Drainase Vertikal lamanya waktu penyelesaian
(PVD) proyek.
Dari perhitungan pembebanan awal 2. Menentukan derajat konsolidasi (U)
didapatkan nilai tinggi timbunan efektif untuk penurunan akibat
yaitu besarnya nilai penurunan sama pembebanan dan drainase vertikal,
dengan tinggi timbunan rencana misal U = 90 %.
dikurangi tinggi timbunan yang 3. Menentukan nilai diameter
dipertahankan (Hr – H = Sc). Dari nilai equivalen drainase vertikal (dw)
penurunan tersebut didapatkan waktu 4. Menentukan nilai waktu
penurunan. Apabila diharapkan konsolidasi (t) untuk derajat
penyelesaian waktu penurunan lebih konsolidasi yang di inginkan.
cepat, maka dapat digunakan kombinasi 5. Memperhitungkan nilai faktor
dari pembebanan awal dan drainase gangguan tanah (Fs).
vertikal. 6. Dengan cara coba-coba untuk
Langkah-langkah perhitungannya mendapatkan nilai diameter (D)
adalah sebagai berikut : pemasangan drainase vertikal.
1. Menentukan terlebih dahulu waktu 7. Menentukan jarak (S) pemasangan
akhir selesainya penurunan drainase vertikal.
konsolidasi dengan variasi antara 2,

Gambar. 6. Perhitungan jarak Gambar. 7. Perhitungan Preloading dan


pemasangan PVD PVD pada software Plaxis 8.2 2D
3.3 Perhitungan Penurunan Akibat Tabel 1. Rekapitulasi Penurunan Total
Pembebanan Awal (Preloading) Akibat Si dan Sc
dan Kombinasi Drainase Vertikal HR Si Sc Stot Hr - H
No. Bore Hole
m m m m m
(PVD) dengan Program Plaxis 5 0,233 2,062 2,295 0
8.2 2D 6 0,279 2,363 2,642 1
7 0,326 2,620 2,946 2
Untuk memulai perhitungan Plaxis 8 0,372 2,845 3,217 3
8.2 2D terlebih dahulu menentukan 1 BH - 2
9 0,419 3,045 3,464 4
10 0,466 3,225 3,690 5
tinggi beban timbunan, dalam hal ini 11 0,512 3,388 3,900 6
tinggi timbunan yang dipakai adalah 12 0,559 3,538 4,097 7
13 0,605 3,677 4,282 8
tinggi efektif dari perhitungan analitis. 14 0,652 3,805 4,457 9
15 0,698 3,925 4,623 10
Untuk perhitungan penurunan
akibat pembebanan dengan bantuan 5 0,466 4,536 5,002 0
6 0,559 5,104 5,663 1
program Plaxis 8.2 2D secara berurutan 7 0,652 5,598 6,250 2
sebagai berikut : 8 0,745 6,035 6,780 3
9 0,838 6,428 7,266 4
1. Pembuatan model geometri dari 2 BH - 3 10 0,931 6,785 7,716 5
lapisan tanah dan timbunan dengan 11 1,024 7,112 8,136 6
12 1,117 7,413 8,530 7
bantuan (geometri line). 13 1,210 7,693 8,903 8
2. Input data material tanah pada 14 1,303 7,954 9,257 9
15 1,397 8,199 9,595 10
(material sets).
3. Penyusunan jaring elemen (mesh 5 0,466 4,500 4,966 0
6 0,559 5,074 5,633 1
generation) 7 0,652 5,571 6,223 2
4. Perhitungan kondisi awal, dalam 8 0,745 6,010 6,754 3
9 0,838 6,402 7,240 4
hal ini meliputi tekanan air pori 3 BH - 4 10 0,931 6,758 7,689 5
awal (generate water pressure) dan 11
12
1,024
1,117
7,083
7,382
8,107
8,499
6
7
tegangan awal (generate initial 13 1,210 7,659 8,870 8
14 1,303 7,918 9,221 9
stresses). 15 1,397 8,160 9,556 10
5. Perhitungan konsolidasi.
5 0,388 3,185 3,573 0
6 0,466 3,675 4,140 1
4. ANALISA PERHITUNGAN 7 0,543 4,099 4,643 2
8 0,621 4,474 5,095 3
DAN PEMBAHASAN 9 0,698 4,810 5,508 4
4.1 Perhitungan Penurunan Total 4 BH - 5 10 0,776 5,114 5,890 5
11 0,853 5,392 6,245 6
(Stot) 12 0,931 5,648 6,579 7
Perhitungan penurunan total (Stot) 13 1,009 5,885 6,893 8

akibat beban timbunan (γ = 1,8 t/m3) 14


15
1,086
1,164
6,105
6,312
7,192
7,476
9
10
disajikan dalam tabel 1. Dari Sumber : Hasil Perhitungan
perhitungan, dapat dibandingkan Sehingga, tinggi timbunan efektif
besarnya nilai penurunan total akibat untuk setiap bore hole dapat dilihat
pembebanan pada setiap bore hole. Hal pada tabel 2. Berikut :
ini dapat membantu untuk memberikan Tabel 2. Rekapitulasi Hef
referensi awal dalam memilih No. Bore Hef Stot
perhitungan dari bore hole berapa yang hole m m
sekiranya dipakai untuk perencanaan.
1 BH - 2 8,3 3,289
Tinggi timbunan efektif (Hef)
adalah tinggi timbunan yang 2 BH - 3 14,4 9,390
direncanakan sesuai dengan penurunan 3 BH - 4 14,4 9,340
total (Stot) yang terjadi pada lapisan 4 BH - 5 11,4 6,372
tanah. Sehingga, tinggi timbunan efektif Sumber : Hasil Perhitungan
adalah besarnya tinggi timbunan
rencana dikurangi dengan penurunan
total.
4.2 Perhitungan Waktu Penurunan
Untuk Masing-masing Derajat
Konsolidasi penurunan yang terjadi cukup besar,
Dengan persamaan (6), hubungan yang mana akan selesai dalam waktu
antara waktu penurunan (t) dengan cukup lama pula. Untuk mempercepat
besar penurunan (Sc) pada masing- waktu penurunan konsolidasi tersebut,
masing bore hole disajikan pada salah satu metode yang dapat digunakan
gambar. 8. adalah dengan mengkombinasikan
Dari perhitungan penurunan akibat pembebanan awal dengan pemasangan
pembebanan telah diketahui bahwa, drainase vertikal jenis PVD.
Kurva Hubungan Penurunan (Sc) dengan Waktu Penurunan (t)
9.6

8.8
8.0
7.2
6.4
Penurunan, Sc (m)

5.6
BH - 2
4.8
BH - 3
4.0
BH - 4
3.2 BH - 5
2.4
1.6
0.8
0.0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42
Waktu Penurunan, t (tahun)

Gambar. 8. Kurva Korelasi Sc dengan t Pada Masing-masing Bore Hole


Sumber : Hasil Perhitungan

4.3 Perhitungan Penurunan Dengan Tipe PVD yang digunakan adalah


Alternatif Pembebanan Awal MembraDrain MD88, tipe ini dipilih
(Preloading) dan PVD dengan alasan keuntungan yang
Lamanya waktu penurunan yang diberikan dari bahan tersebut. Dalam
terjadi mengakibatkan harus adanya perhitungan selanjutnya, akan
suatu penanggulangan untuk direncanakan variasi waktu penurunan
mempercepat waktu penurunan, konsolidasi. Variasi waktu tersebut
dikarenakan suatu pembangunan proyek diambil 2, 4, 6, 8, dan 12 bulan.
tidak dapat menunggu sampai Perhitungan akan dilakukan untuk pola
selesainya waktu konsolidasi. Untuk itu pemasangan bujur sangkar serta segitiga
perlu adanya drainase vertikal yang sama sisi, dengan mengabaikan efek
fungsinya untuk mempercepat proses smear pada proses pemasangan.
konsolidasi.
Tabel 3. Hubungan Jarak Pemasangan (S) PVD dengan Waktu Penurunan Konsolidasi
Waktu S
Ch U D Pola Pola Bujur
Pemasangan
Konsolidasi Segitiga Sangkar
Bulan m2/tahun % (m) (m) (m)
2 40,91 0,90 2,72 2,6 2,4
4 40,91 0,90 3,68 3,5 3,3
BH - 2 6 40,91 0,90 4,39 4,2 3,9
8 40,91 0,90 4,99 4,8 4,4
12 40,91 0,90 5,97 5,7 5,3
2 108,73 0,90 4,17 4,0 3,7
4 108,73 0,90 5,66 5,4 5,0
BH - 3 6 108,73 0,90 6,77 6,5 6,0
8 108,73 0,90 7,70 7,3 6,8
12 108,73 0,90 9,24 8,8 8,2
2 55,09 0,90 3,09 2,9 2,7
4 55,09 0,90 4,19 4,0 3,7
BH - 4 6 55,09 0,90 5,01 4,8 4,4
8 55,09 0,90 5,69 5,4 5,0
12 55,09 0,90 6,81 6,5 6,0
2 27,39 0,90 2,29 2,2 2,0
4 27,39 0,90 3,09 2,9 2,7
BH - 5 6 27,39 0,90 3,68 3,5 3,3
8 27,39 0,90 4,18 4,0 3,7
12 27,39 0,90 5,00 4,8 4,4
Sumber : Hasil Perhitungan
4.4 Perhitungan Penurunan Akibat 4.4.2 Penurunan Akibat Pembebanan
Konsolidasi Dengan Program Awal (Preloading) dengan
Plaxis 8.2 2D Adanya Drainase Vertikal
4.4.1 Penurunan Akibat Pembebanan (Prefabricated Vertical Drain)
Awal (Preloading) Dalam pemodelan geometri tidak
Jenis material yang digunakan ada perbedaan dengan pemodelan
pada analisis ini adalah model Mohr- penurunan tanpa drainase vertikal,
Coulomb dan Soft Soil, dan parameter- hanya saja kondisi tanah lunak yang
parameter tanah yang akan dipakai pada sebelumnya tak terdrainase (undrained)
program ini adalah berat isi jenuh dan di ganti dengan pilihan terdrainase
tak jenuh (γsat dan γunsat), permeabilitas (drained). Jarak pemasangan PVD
(kx dan ky), modulus Young (E), angka dibuat sama untuk setiap lapisan dan
Poisson (μ), kohesi (c), sudut geser ( ) setiap pola. Pemilihan jarak
dan sudut dilatasi (ψ). pemasangan adalah 20 m. Sedangkan
Adapun keluaran software Plaxis untuk nilai perubahan permeabilitas
8.2 2D untuk besar penurunan dan tanah akibat pemasangan PVD adalah
waktu penurunan disajikan pada gambar 10-4 m/s.
10. Hasil perhitungan besar
penurunan dan waktu penurunan dengan
adanya PVD pada Plaxis 8.2 2D
ditunjukkan pada gambar 12.
Gambar. 9. Keluaran Total Displacements Untuk Bore Hole 4 (Plaxis 8.2 2D)
Sumber : Hasil Perhitungan
Kurva Hubungan Penurunan dan Waktu Penurunan
10.0
9.0
8.0
7.0
Penurunan, Sc (m)

6.0
BH - 2 Plaxis 8.2
5.0
BH - 3 Plaxis 8.2
4.0
BH - 4 Plaxis 8.2
3.0
BH - 5 Plaxis 8.2
2.0
1.0
0.0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
Waktu Penurunan, t (tahun)

Gambar. 10. Kurva Korelasi Sc dengan t dengan Bantuan Program Plaxis 8.2 2D
Sumber : Hasil Perhitungan
Gambar. 11. Keluaran Total Displacements Untuk Bore Hole 4 dengan Pemasangan
PVD (Plaxis 8.2 2D)
Sumber : Hasil Perhitungan

Kurva Hubungan Penurunan dan Waktu Penurunan


dengan Program Plaxis 8.2 2D
9.0
8.0
7.0
Penurunan, Sc (m)

6.0
5.0 BH - 2 Dengan PVD
4.0 BH - 3 Dengan PVD
3.0 BH - 4 Dengan PVD
2.0 BH - 5 Dengan PVD
1.0
0.0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Waktu Penurunan, t (tahun)

Gambar. 12. Kurva Korelasi Sc dengan t dengan PVD Pada Program Plaxis 8.2 2D
Sumber : Hasil Perhitungan
4.5 Perbandingan Perhitungan antara analitis dengan program plaxis
Penurunan dengan Waktu 8.2 2D, dengan membandingkan nilai
Penurunan Antara Analitis dan penurunan akhir dan waktu penurunan
Program Plaxis 8.2 2D akhir. Hasil perbandingan dapat dilihat
Pada sub bab ini akan pada tabel 5. berikut.
membandingkan hasil perhitungan
Tabel 4. Perbandingan Perhitungan Analitis dengan Plaxis 8.2 2D
Analitis Plaxis 8.2 Analitis Plaxis 8.2
Bore Selisih Selisih
No. Sc Sc t t
hole
m m % tahun tahun %
1 BH - 2 2,9 2,840 2,167 7,2 7,907 8,463
2 BH - 3 8,0 7,760 3,602 4,3 4,548 5,558
3 BH - 4 8,0 8,680 7,792 18,9 19,268 1,753
4 BH - 5 5,5 5,220 4,895 38,8 36,767 5,124
Sumber : Hasil Perhitungan
Dari data diatas terlihat bahwa semua hasil perhitungan yang telah
besar penurunan tanah antara kedua dilakukan sebelumnya, dan harapannya
teori ini tidak terdapat perbedaan yang dari hasil tersebut dapat di berikan
cukup besar, begitupun untuk waktu analisa mengenai kedua metode
konsolidasi. Meskipun untuk nilai perhitungan penurunan konsolidasi dan
analitis rata-rata nilai penurunan lama waktu konsolidasi dengan
cenderung lebih besar, sedangkan untuk pembebanan maupun pembebanan yang
Plaxis nilai lama penurunan cenderung digabungkan dengan pemakaian PVD,
lebih besar. baik secara analitis maupun plaxis 8.2
2D.
4.5.1 Analisa Hasil Perhitungan Untuk mendukung analisa diatas,
Penurunan Akibat Pembebanan maka diperlukan penggabungan hasil
Awal (Preloading) dan Drainase dari semua perhitungan untuk masing-
Vertikal (Prefabricated Vertical masing bore hole. Penggabungan
Drain) tersebut dapat dilihat pada grafik yang
Pada sub bab ini akan akan disajikan sebagai berikut.
membandingkan secara keseluruhan (Gambar.13.)
Kurva Hubungan Penurunan dan Waktu Penurunan Pada
BH - 2
3.5
3.0
BH - 2 Pembebanan
Penurunan, Sc (m)

2.5 (Analitis)
2.0
1.5 BH - 2 Pembebanan
(Plaxis)
1.0
0.5
BH - 2
0.0 Pembebanan+PVD
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 (D=5,97 m) Analitis
Waktu Penurunan, t (tahun)

Gambar. 13. Kurva Korelasi Sc dengan t Pada Bore Hole 2


Sumber : Hasil Perhitungan
Dari kurva diatas, dapat dilihat 4.6 Perhitungan Volume Pekerjaan
sebuah hubungan penurunan dengan dan Biaya Bahan
waktu penurunannya. Pada setiap bore 4.6.1 Perhitungan Volume Pekerjaan
hole memiliki pola masing-masing yang Volume tanah urugan untuk
tidak sama, hal itu dapat dijadikan suatu pembebanan (preloading) dapat dilihat
pembanding antara ke empat alternatif pada Tabel 5, sedangkan kebutuhan
dengan mempertimbangkan besar bahan PVD untuk setiap bore hole dapat
penurunan dan lama waktu penurunan. dilihat pada tabel 6.
Sebagai pembanding pada bore hole 2, Untuk satu titik pemancangan
besar penurunan akibat pembebanan sedalam 30 – 60 m diperlukan bahan
adalah 2,96 m dengan cara analitis. PVD sepanjang 30 – 60 m itu sendiri,
Sedangkan dengan cara plaxis, ditambah 30 cm untuk pengangkuran
penurunan akibat pembebanan sebesar ujung bawah material dengan sepatu
2,84 m. pelat (anchor plate), dan 30 cm untuk
Dari perbandingan tersebut, nilai melebihankan ujung atas PVD yang
penurunan dengan cara analisis dipergunakan sebagai pengaliran air
cenderung lebih besar jika dibandingkan kedalam lapisan pasir (sand blanket).
dengan cara plaxis meskipun Tabel 5. Volume Tanah Urugan Untuk
perbedaannya hanya 2,167 %. Pembebanan (Preloading)
Sehingga, hal itu dapat dijadikan acuan Bore A Hef V
dalam menentukan perhitungan No.
Hole m2 m m3
penurunan konsolidasi selanjutnya.
Sedangkan untuk lama waktu 1 BH - 2 400000 8,3 3.316.427
penurunan akibat pembebanan, kedua 2 BH - 3 400000 14,4 5.757.000
metode ini juga tidak mempunyai 3 BH - 4 400000 14,4 5.742.081
perbedaan yang jauh. Untuk bore hole 2 4 BH - 5 400000 11,4 4.551.464
analitis lama waktu penurunan sebesar Sumber : Hasil Perhitungan
7,2 tahun, sedangkan pada program
plaxis sebesar 7,9 tahun terpaut selisih 4.6.2 Perhitungan Biaya Bahan
8,46 %. Program plaxis cenderung Tabel biaya bahan untuk
mempunyai pola nilai besar untuk lama pelaksanaan timbunan dapat dilihat
waktu penurunan. pada tabel 7, sedangkan biaya bahan
Kedua cara perhitungan diatas disajikan pada tabel 8.
memiliki kesamaan bahwa tidak cukup Analisa biaya yang dilakukan
berhenti pada pembebanan, namun hanya berdasarkan harga pokok bahan
harus ada alternatif tambahan untuk tanpa memperhitungkan faktor
mereduksi lamanya waktu penurunan. pelaksanaan dan pengangkutan bahan
Pengkombinasian pembebanan dengan sampai ke lokasi.
pemasangan PVD adalah solusi yang Dari perhitungan biaya,
digunakan dalam permasalahan ini. Dan didapatkan pemasangan PVD pola bujur
hasilnya bisa dilihat pada kurva diatas, sangkar lebih murah jika dibandingkan
lamanya waktu penurunan bisa pola segitiga. Hal ini dikarenakan pola
berkurang hingga mencapai 1 tahun. bujur sangkar memiliki jumlah titik
Pada kurva diatas, parameter jarak pemasangan lebih sedikit dibanding
pemasangan tidaklah sama antara pola segitiga. Namun, kenyataan
analitis dengan plaxis. Hal ini dilapangan pemasangan PVD lebih
dikarenakan terlalu kecil jarak tersebut didominasi dengan pola segitiga,
yang menyebabkan tidak dapatnya dikarenakan pola tersebut lebih mudah
program membuat jaring elemen pada dalam hal pelaksanaan meskipun titik
geometri. pemasangannya lebih banyak.
Tabel 6. Jumlah Titik Pemasangan dan Kebutuhan Bahan PVD
S Jumlah Kebutuhan Bahan
Pemasangan Pola Segitiga Pola Bujur Sangkar Titik Pemancangan (m)
(m) (m) Pola Segitiga Pola Bujur Sangkar Pola Segitiga Pola Bujur Sangkar

2,6 2,4 75.969 69.070 2.324.665 2.113.529


3,5 3,3 41.552 37.778 1.271.486 1.156.005
BH - 2 4,2 3,9 29.107 26.463 890.660 809.766
4,8 4,4 22.581 20.531 690.992 628.233
5,7 5,3 15.764 14.332 482.370 438.560

4,0 3,7 32.384 29.443 1.962.471 1.784.231


5,4 5,0 17.556 15.962 1.063.916 967.287
BH - 3 6,5 6,0 12.240 11.128 741.751 674.382
7,3 6,8 9.466 8.607 573.665 521.562
8,8 8,2 6.581 5.983 398.809 362.588

2,9 2,7 58.692 53.361 3.521.527 3.201.688


4,0 3,7 32.012 29.105 1.920.729 1.746.281
BH - 4 4,8 4,4 22.390 20.356 1.343.381 1.221.370
5,4 5,0 17.353 15.777 1.041.162 946.599
6,5 6,0 12.097 10.999 725.841 659.917

2,2 2,0 107.343 97.594 5.367.144 4.879.678


2,9 2,7 58.969 53.613 2.948.456 2.680.665
BH - 5 3,5 3,3 41.399 37.639 2.069.928 1.881.929
4,0 3,7 32.165 29.244 1.608.245 1.462.177
4,8 4,4 22.497 20.454 1.124.857 1.022.693
Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 7. Total Biaya Bahan Untuk Pelaksanaan Timbunan


Bore V Biaya Biaya
No. 3
Hole m Satuan Bahan
1 BH - 2 3.316.427 Rp 70.000,00 Rp 232.149.908.917,57
2 BH - 3 5.757.000 Rp 70.000,00 Rp 402.989.988.358,82
3 BH - 4 5.742.081 Rp 70.000,00 Rp 401.945.657.989,46
4 BH - 5 4.551.464 Rp 70.000,00 Rp 318.602.449.259,98
Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 8. Total Biaya Bahan Untuk Pelaksanaan Drainase vertikal (PVD)


Waktu S Jumlah Kebutuhan Bahan
Pemasangan Konsolidasi Pola Segitiga Pola Bujur Sangkar Titik Pemancangan (m)
Bulan (m) (m) Pola Segitiga Pola Bujur Sangkar Pola Segitiga Pola Bujur Sangkar

2 2,6 2,4 75.969 69.070 2.324.665 2.113.529


4 3,5 3,3 41.552 37.778 1.271.486 1.156.005
BH - 2 6 4,2 3,9 29.107 26.463 890.660 809.766
8 4,8 4,4 22.581 20.531 690.992 628.233
12 5,7 5,3 15.764 14.332 482.370 438.560

2 4,0 3,7 32.384 29.443 1.962.471 1.784.231


4 5,4 5,0 17.556 15.962 1.063.916 967.287
BH - 3 6 6,5 6,0 12.240 11.128 741.751 674.382
8 7,3 6,8 9.466 8.607 573.665 521.562
12 8,8 8,2 6.581 5.983 398.809 362.588

2 2,9 2,7 58.692 53.361 3.521.527 3.201.688


4 4,0 3,7 32.012 29.105 1.920.729 1.746.281
BH - 4 6 4,8 4,4 22.390 20.356 1.343.381 1.221.370
8 5,4 5,0 17.353 15.777 1.041.162 946.599
12 6,5 6,0 12.097 10.999 725.841 659.917

2 2,2 2,0 107.343 97.594 5.367.144 4.879.678


4 2,9 2,7 58.969 53.613 2.948.456 2.680.665
BH - 5 6 3,5 3,3 41.399 37.639 2.069.928 1.881.929
8 4,0 3,7 32.165 29.244 1.608.245 1.462.177
12 4,8 4,4 22.497 20.454 1.124.857 1.022.693
Sumber : Hasil Perhitungan
5. KESIMPULAN untuk perhitungan penurunan
Dari hasil analisis dan perhitungan konsolidasi, dan 5,225 % untuk
yang telah dilakukan, maka dapat lama waktu penurunan konsolidasi.
diambil kesimpulan sebagai berikut : 5. Besarnya biaya bahan untuk
1. Besarnya penurunan konsolidasi pemasangan PVD dengan waktu
akibat preloading yang terjadi konsolidasi 6 bulan adalah bore
adalah bore hole 2 = 2,9 m ; bore hole 2 = Rp. 3.245.493.488,14
hole 3 = 8,0 m ; bore hole 4 = 8,0 untuk pola segitiga sama sisi dan
m ; bore hole 5 = 5,5 m. Rp. 2.950.724..669,82 untuk pola
Sedangkan, lama waktu penurunan bujur sangkar.
konsolidasi adalah bore hole 2 =
7,2 tahun ; bore hole 3 = 4,3 tahun DAFTAR PUSTAKA
; bore hole 4 = 18,9 tahun ; bore Barron, R. A. 1948. Consolidation of
hole 5 = 38,8 tahun. Fine Grained Soils by Drain
2. a. Besarnya penurunan konsolidasi Wells, Transaction ASCE, Vol.
akibat kombinasi preloading 113.
dengan PVD yang terjadi adalah Christady, H. 2010. Mekanika Tanah 2
bore hole 2 = 2,9 m ; bore hole 3 Edisi Ke Lima. Gadjah mada
= 8,0 m ; bore hole 4 = 8,0 m ; University Press. Yogyakarta
bore hole 5 = 5,5 m. Sedangkan, Christady, H. 2013. Geosintetik Untuk
lama waktu penurunan Rekayasa Jalan Raya
konsolidasi untuk masing-masing Perancangan dan Aplikasi.
bore hole adalah 2, 4, 6, 8, dan 12 Gadjah mada University Press.
bulan. Yogyakarta
b. Jarak pemasangan PVD untuk 6 Craig, R. F. 1994. Mekanika Tanah
bulan waktu konsolidasi dengan Edisi Keempat. Erlangga.
pola segitiga sama sisi adalah Jakarta.
bore hole 2 = 4,2 m ; bore hole 3 Das, M. Braja. 1991. Mekanika Tanah
= 6,5 m ; bore hole 4 = 4,8 m ; (Prinsip-prinsip rekayasa
bore hole 5 = 3,5 m, sedangkan Geoteknik). Erlangga. Jakarta.
untuk pola bujur sangkar adalah Giroud, J.P. 1981. Designing With
bore hole 2 = 3,9 m ; bore hole 3 Geotextiles, Mater. Const
= 6,0 m ; bore hole 4 = 4,4 m ; (Paris), Vol.14. no.82, pp.257-
bore hole 5 = 3,3 m. 272
3. Besarnya penurunan konsolidasi Hansbo, S. 1979. Geodrains in Theory
akibat preloading yang terjadi and Practice, Geotechnical
dengan perhitungan menggunakan Report, Terrafigo, Stockholm,
program Plaxis 8.2 2D adalah bore Swedia.
hole 2 = 2,84 m ; bore hole 3 = Terzaghi, K. 1925. Erdbaumechanik auf
7,76 m ; bore hole 4 = 8,68 m ; Bodenphysikalischer Grundlage,
bore hole 5 = 5,22 m. Sedangkan, Deutichke, Vienna.
lama waktu penurunan konsolidasi Terzaghi, K., and Peck, R. B. 1967. Soil
pada program Plaxis 8.2 2D adalah Mechanics in Engineering
bore hole 2 = 7,91 tahun ; bore Practice, 2nd ed., Wiley, New
hole 3 = 4,55 tahun ; bore hole 4 = York.
19,27 tahun ; bore hole 5 = 36,77
tahun.
4. Perbedaan perhitungan antara
analitis dengan program Plaxis 8.2
2D yang dirata-rata adalah 4,614 %

Anda mungkin juga menyukai