Anda di halaman 1dari 18

CHAPTER 29: THE MONETARY SYSTEM

Pengertian Uang
Uang adalah seperangkat asset dalam perekonomian yang digunakan oleh orang-orang secara rutin untuk membeli
barang atau jasa dari orang lain.
Fungsi Uang
Uang memiliki tiga fungsi yang membedakan uang dari aset-aset perekonomian lainnya, yaitu :
1. Sebagai alat penukaran (medium of exchange), yaitu sesuatu yang diberikan oleh pembeli kepada penjual
ketika melakukan pembelian barang dan jasa.
2. Sebagai satuan hitung (unit of account), yaitu ukuran untuk menetapkan harga-harga serta mencatat tagihan
dan utang.
3. Sebagai penyimpan nilai (store value), yaitu alat yang digunakan oleh masyarakat untuk mentransfer daya beli
dari masa sekarang ke masa depan.
Jenis-jenis Uang
Ketika berbentuk komoditas yang mengandung nilai intrinsik, uang disebut uang komoditas. Istilah nilai intrinsik artinya
suatu barang tetap memiliki nilai meskipun barang tersebut tidak dipergunakan sebagai uang. Salah satu contoh uang
komoditas adalah emas.
Sedangkan uang tanpa nilai intrinsik disebut uang flat. Suatu flat hanyalah merupakan bentuk perintah atau keputusan
untuk membayar, dan berlaku sebagai mata uang apabila ditetapkan oleh pemerintah. Sebagai contoh, bandingkan
lembaran uang kertas yang dicetak pemerintah dengan lembaran uang kertas dari mainan monopoli. Dari kedua uang
tersebut, manakah yang bisa digunakan? Jawabannya adalah lembaran uang kertas yang dicetak pemerintah karena
uang itulah yang telah mereka tetapkan sebagai uang yang berlaku di pasaran.
Uang dalam Perekonomian AS
Sebagaimana yang kita lihat, jumlah uang yang berputar dalam perekonomian, disebut persediaan uang, memiliki
pengaruh kuat atas banyak variabel ekonomi. Aset paling nyata ketika kita mengukur berapa banyak uang dalam sistem
perekonomian AS adalah uang tunai, baik uang kertas maupun uang logam yang ada di tangan masyarakat. Selain itu
ada juga rekening giro, yaitu saldo di bank yang dapat diakses sesuai permintaan hanay dengan menulis selembar cek.

Sistem Federal Reserve


Apabila suatu perekonomian mengandalkan dirinya pada sistem uang flat, seperti di AS, haruslah ada badan keuangan
yang bertanggung jawab dalam mengatur sistem tersebut. Di AS, badan keuangan tersebut adalah Federal Reserve
(Bank Sentral AS) yang sering disingkat dengan Fed. Institusi tersebut dirancang untuk mengawasi sistem perbankan
dan mengatur jumlah uang yang beredar dalam perekonomian.
Organisasi Fed
Fed didirikan pada tahun 1914 setelah serangkaian kegagalan bank pada tahun 1907. Saat ini, Fed dijalankan oleh
Dewan Gubernur, dengan anggota sebanyak tujuh orang yang diangkat oleh presiden melalui persetujuaan Senat.
Diantara ketujuh gubernur tersebut, jabatan terpenting adalah ketua dewan yang memiliki wewenang untuk mengatur
para staf Fed, memimpin rapat dewan, dan memberikan kesaksian secara rutin mengenai kebijakan Fed di depan
komite-komite kongres. Presiden mengangkat ketua dewan untuk masa jabatan 4 tahun.
Fed memiliki dua tugas yang saling berkaitan. Tugas pertama adalah mengatur bank-bank dan menjaga kesehatan
sistem perbankan. Tugas Fed yang kedua dan yang lebih penting adalah mengendalikan jumlah uang yang beredar
dalam perekonomian, disebut sebagai jumlah uang yang beredar. Keputusan-keputusan yang diambil oleh para
pembuat kebijakan yang terfokus pada jumlah uang yang beredar disebut sebagai kebijakan moneter.

Bank dan Jumlah Uang yang Beredar


Sejauh ini kita telah mengenal konsep “uang” dan mendiskusikan bagaimana Fed mengendalikan jumlah uang yang
beredar. Namun, hal tersebut belumlah lengkap. Bagian ini akan membahas bagaimana bank-bank memengaruhi
jumlah uang yang beredar dan bagaimana mereka mempersulit tugas Fed dalam mengendalikan jumlah uang yang
beredar.
Kasus Sederhana dari Perbankan Bercadangan-100-Persen

Simpanan uang yang diterima oleh bank namun tidak untuk dipinjamkan disebut cadangan (reserves). Dalam
perekonomian khayalan ini, semua simpanan dianggap sebagai cadangan, sehingga sistem ini disebut perbankan
bercadangan-100-persen. Sehingga apabila bank menyimpan semua simpanan dalam bentuk cadangan, keberadaan
bank sama sekali tidak akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar.
Penciptaan Uang dengan Sistem Perbankan Bercadangan-Sebagian

Sebagai contoh, First National Bank (FNB) menggunakan sebagian uang yang ada untuk memberikan pinjaman kepada
masyarakat. Tentu saja, FNB harus menyimpan sebagiannya lagi sebagai cadangan sehingga uang tunai tetap tersedia
apabila para pemilik simpanan ingin melakukan penarikan. Namun, apabila aliran simpanan baru lebih kurang sama
dengan aliran penarikan, FNB perlu menyimpan hanya sebagian dari simpanan sebagai cadangan. Jadi, FNB
menjalankan sebuah sistem yang disebut sebagai perbankan bercadangan-sebagian
Sebagian dari keseluruhan simpanan di bank berupa cadangan disebut dengan rasio cadangan. Fed juga menetapkan
jumlah cadangan minimum yang boleh disimpan di bank, disebut dengan syarat cadangan minimum. Namun, bank juga
boleh menyimpan cadangan melebihi jumlah minimun yang ditetapkan, yang disebut dengan kelebihan cadangan. Jadi,
ketika bank hanya memegang sebagian dari simpanan sebagai cadangan, bank menciptakan uang.
Penggandaan Uang

Setiap kali uang disimpan dan bank memberi pinjaman, uang sedang diciptakan. Jumlah uang yang diciptakan oleh
sistem perbankan dari setiap cadangan satu dolarnya disebut penggandaan uang.
Apa yang menentukan besarnya faktor penggandaan uang? Ternyata jawabannya sederhana: nilai penggandaan uang
merupakan kebalikan dari rasio cadangan. Rumus ini memperlihatkan bahwa jumlah uang yang diciptakan oleh bank
bergantung pada rasio cadangan. Jadi, semakin besar rasio cadangan, maka semakin berkurang dana yang diberikan
oleh bank sebagai pinjaman dan semakin kecil pula besar faktor pengganda uangnya.
Berbagai Perangkat yang Dimiliki Fed dalam Mengendalikan Moneter

Fed memiliki tiga perangkat dalam melakukan kebijakan moneter, yaitu operasi pasar terbuka, syarat cadangan
minimum, dan tingkat diskonto.
a. Operasi Pasar Terbuka: yaitu melakukan pembelian atau penjualan surat obligasi pemerintah. Uang yang
dibayarkan Fed untuk membeli surat obligasi akan meningkatkan jumlah uang yang beredar. Sedangkan
ketika Fed menjual surat obligasi pemerintah maka uang yang beredar akan berkurang.
b. Syarat Cadangan Minimum: yaitu peraturan mengenai jumlah cadangan minimum yang harus disimpan
oleh bank untuk melindungi simpanan publik.
c. Tingkat Dsikonto: yaitu suku bunga atas pinjaman yang diberikan Fed kepada bank-bank. Fed
menggunakan pinjaman diskonto tidak hanya untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar tetapi juga
untuk membantu badan-badan keuangan yang sedang berada dalam masalah.

Masalah-masalah dalam Mengendalikan Jumlah Uang yang Beredar

Masalah pertama adalah bahwa Fed tidak mengendalikan jumlah uang yang dipegang oleh rumah tangga dalam bentuk
simpanan-simpanan di bank. Semakin banyak uang yang dipegang oleh rumah tangga dan disimpan di bank, maka
semakin banyak cadangan yang dimiliki oleh bank dan semakin banyak pula uang yang diciptakan oleh sistem
perbankan begitu juga sebaliknya. Masalah kedua adalah bahwa Fed tidak mengendalikan besarnya pinjaman yang
disalurkan oleh bank-bank.

CHAPTER 30: MONEY GROWTH AND INFLATION


Inflasi merupakan suatu suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan
dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat
adanya ketidaklancaran distribusi barang.
Hiperinflasi adalah inflasi yang tidak terkendali, kondisi ketika harga-harga naik begitu cepat dan nilai uang menurun
drastis. Secara formal, hiperinflasi terjadi jika tingkat inflasi lebih dari 50% dalam satu bulan.
Deflasi adalah keadaan moneter yang menunjukkan adanya kecenderungan harga barang-barang yang makin
menurun.
Kenapa inflasi bisa terjadi ?
Pertanyaan ini bisa dijawab dengan menggunakan teori jumlah uang dan salah satu prinsip dari sepuluh prinsip
ekonomi yaitu harga-harga naik atau meningkat ketika pemerintah mencetak terlalu banyak uang.
TEORI KLASIK INFLASI
Tingkat Harga-harga dan Nilai Uang
Pertama, kita harus menggaris bawahi tentang teori klasik ini yaitu :
“teori ini dikembangkan oleh para pemikir paling awal tentang permasalahan ekonomi“
Pandangan pertama tentang inflasi adalah bahwa inflasi lebih mengenai nilai uang daripada mengenai nilai barang.
Misalnya, ketika terjadi inflasi harga pepaya naik. Apa yang terjadi? Karena pepaya merupakan salah satu kebutuhan
setiap orang (karena baik untuk kesehatan dan perawatan tubuh) maka bisa saja permintaan konsumen terhadap
pepaya akan tetap sama dengan permintaan sebelum inflasi, namun nilai uanglah yang akan turun. Dengan uang Rp
7.000 (sebelum inflasi) kita masih bisa membeli pepaya yang besar dan rasanya manis, tapi setelah inflasi membeli
pepaya yang manis dan besar itu tidak dengan uang Rp 7.000 tapi Rp 10.000.
Inflasi sendiri merupakan fenomena dalam perekonomian yang berkaitan dengan “nilai alat tukar dalam
perekonomian“.
Ketika tingkat harga naik maka orang-orang harus membayar lebih banyak untuk barang dan jasa yang mereka beli.
Tingkat harga merupakan pengukur nilai. Oleh karena itu, kenaikan tingkat harga berarti nilai uang lebih rendah karena
setiap lembar mata uang lokal kita hanya bisa membeli barang dan jasa dengan jumlah yang lebih sedikit.
Jumlah Uang yang Beredar, Permintaan Uang, dan Keseimbangan Moneter
Nilai uang ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Supaya kita dapat mengembangkan teori jumlah uang yang
ditentukan dengan mempertimbangkan determinan jumlah uang yang beredar dan permintaan uang, maka kita harus
menempuh langkah-langkah berikut :
Pertama. Perhatikanlah jumlah uang yang beredar. Jumlah uang yang beredar (JUB) di masyarakat itu dipengaruhi
oleh beberapa kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral seperti operasi pasar terbuka, syarat cadangan minimum,
tingkat diskonto atau dengan penggandaan uang, dan lain-lain yang mana materi ini telah di bahas di bab Sistem
Moneter. Kita dapat mengetahui bahwa “akibat dari beberapa kebijakan bank sentral tersebut akan mempengaruhi
jumlah penawaran uang.”
Kedua. Permintaan uang. Pada dasarnya pemintaan uang mencerminkan berapa banyak kekayaan yang ingin dimiliki
oleh orang-orang dalam bentuk likuid. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang yaitu jumlah uang yang
dimiliki apakah bisa membeli kebutuhan, bergantung pada suku bunga yang dapat diperoleh seseorang dengan
menggunakan uang untuk memebeli surat obligasi yang menghasilkan bunga dan bukan dengan menyimpannya
didalam dompet atau rekening cek dengan bunga rendah, dan yang terpenting adalah tingkat harga rata-rata didalam
perekonomian. Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, maka semakin banyak uang yang dibutuhkan untuk transaksi
pada umumnya. Artinya, tingkat harga yang tinggi (berarti nilai uang rendah) meningkatkan jumlah permintaan uang.
Ketiga. Pengaruh tingkat harga dalam jangka panjang. Dalam jangka panjang tingkat harga keseluruhan
menyesuaikan diri dengan tingkat keseimbangan penawaran dan permintaan. Ketika harga berada diatas titik
keseimbangan (harga turun) maka orang-orang akan menyimpan uang lebih banyak daripada yang telah dicetak oleh
bank sentral. Jadi, tingkat harga harus turun untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran. Pada tingkat harga
dibawah titik keseimbangan (harga naik) maka orang-orang akan memiliki uang yang lebih sedikit daripada yang telah
dicetak oleh bank sentral dan tingkat harga harus naik untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Pada
tingkat harga keseimbangan, jumlah uang yang ingin dimiliki oleh orang-orang seimbang dengan jumlah uang yang
disediakan oleh bank sentral.

Keterangan :

 Semakin ke bawah tingkat harga semakin mahal


 Semakin ke atas nilai uang semakin tinggi

Dampak-dampak Injeksi Moneter

Dalam gambar tersebut kita dapat mengetahui, ketika bank sentral meningkatkan jumlah uang yang beredar maka
kurva penawaran uang akan bergeser dari MS1 ke MS2. Nilai uang pada sumbu kiri dan tingkat harga pada sumbu
kanan disesuaikan agar penawaran dan permintaan kembali seimbang. Keseimbangan bergeser dari titik A ke titik B.
Jadi ketika terdapat pningkatan jumlah uang yang beredar menjadikan uang semakin banyak, tingkat harga naik,
sehingga nilai uang menjadi turun.
Teori yang menyatakan bahwa jumlah uang yang tersedia menentukan tingkat harga dan bahwa tingkat pertumbuhan
jumlah uang menentukan tingkat inflasi dinamakan dengan teori jumlah uang (quantity theory of money).
Isi dari teori ini :
Jumlah uang yang tersedia dalam perekonomian menentukan nilai uang dan pertumbuhan jumlah uang adalah
penyebab utama inflasi.
Milton Friedman (ekonom dari Amerika), “Inflasi selalu dan dimanapun menjadi sebuah fenomena moneter.”
Tinjauan Singkat Proses Penyesuaian
Semakin besar permintaan barang dan jasa menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa. Kenaikan tingkat harga,
kemudian akan meningkatkan jumlah permintaan uang karena orang-orang akan menggunakan lebih banyak uang
untuk setiap transaksi.
Dikotomi Klasik dan Kenetralan Moneter
Apakah perubahan tingkat harga pada barang dan jasa akan mempengaruhi variabel ekonomi lainnya seperti
produksi, upah tenaga kerja dan suku bunga riil?
David Hume (seorang filsuf terkemuka) dan para filsuf sezamannya berpendapat bahwa semua variabel ekonomi harus
dibagi menjadi dua kelompok yaitu : variabel nominal dan variabel riil. Variabel nominal (nominal variables) yaitu
variabel yang diukur dalam unit moneter. Variabel riil (real variables) yaitu variabel yang diukur dalam unit fisik.
Sedangkan pemisahan variabel menjadi dua kelompok (variabel nominal dan variabel riil) disebut dengan dikotomi
klasik (classical dichotomy).
AKibat dikotomi klasik ini, Hume berpendapat bahwa jumlah uang yang beredar memengaruhi variabel-variabel nominal
tetapi tidak mempengaruhi variabel-variabel riil. Sehingga dikenalah istilah kenetralan moneter (monetary neutrality) -
gagasan bahwa perubahan dalam jumlah uang yang beredar tidak mempengaruhi variabel-variabel riil.-

Kecepatan dan Persamaan Jumlah


Velositas uang (velocity of money) merupakan kecepatan perpindahan uang. Velositas uang merujuk pada kecepatan
sebuah mata uang bergerak di dalam ekonomi dari dompet ke dompet.
V = (P x Y) /M
Keterangan :

 V : velositas uang
 P : tingkat harga (deflator PDB)
 Y : jumlah keluaran (PDB riil)
 M : jumlah uang

Contoh : Misalkan dalam sebuah negara hanya memproduksi 6.000 cupcakes dengan harga Rp 20.000/cupcakes. Dan
jumlah uang dalam negara tersebut Rp 5.000.000. Maka velositas uang adalah
Diketahui P = Rp 20.000; Y = 6.000; M = Rp 5.000.000
Ditanyakan V = ?
Maka :
V= (P x Y) /M
= (20.000 x 6.000) /5.000.000
= 120.000.000 /5.000.000
=24
Artinya, dalam perekonomian itu mata uang negara tersebut rata-rata harus berpindah sebanyak 24 kali per tahun.
Persamaan diatas akan bisa menjadi bentuk persamaan baru yaitu :
MxV=PxY
Persamaan diatas dinamakan persamaan jumlah (quantity equation) -persamaan MxV=PxY, yang berkaitan dengan
jumlah uang, velositas uang, dan nilai moneter keluaran barang dan jasa dalam perekonomian.
Langkah-langkah yang menjadi inti dari teori jumlah uang dan unsur-unsur yang menjelaskan tingkat harga
keseimbangan dan tingkat inflasi, yaitu :

1. velositas uang relatif stabil seiring berjalannya waktu


2. Karena velositas stabil, ketika bank sentral mengubah jumlah uang (M), hal ini akan menyebabkan perubahan-
perubahan yang sebanding dengan nilai nominal keluaran (PxY)
3. Keluaran barang dan jasa dalam perekonomian (Y) ditentukan oleh persediaan faktor (tenaga kerja, modal fisik,
modal manusia, dan sumber daya alam) dan teknologi produksi yang tersedia. Secara khusus, karena uang
bersifat netral maka uang tidak mempengaruhi jumlah keluaran.
4. Dengan keluaran (Y) dipengaruhi oleh persediaan faktor dan teknologi. Saat bank sentral mengubah jumlah
uang yang beredar (M) dan menyebabkan perubahan pada nilai nominal keluaran (PxY) perubahan ini
dicerminkan pada perubahan tingkat harga (P).
5. Saat bank sentral meningkatkan jumlah uang yang beredar hasilnya adalah tingkat inflasi yang tinggi.

Pajak Inflasi

Pajak inflasi (inflation tax) merupakan penghasilan yang dikumpulkan oleh pemerintah dengan cara mencetak uang.

Yang harus diketahui dalam pajak inflasi yaitu : masyarakat tidak membayar langsung pajak kepada
masyarakat dan pajak ini dikenakan kepada setiap orang yang memegang uang.

Efek Fisher
Suku bunga nominal adalah suku bungan yang kita ketahui / yang diberikan oleh bank.
Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah disesuaikan dengan inflasi (suku bunga nominal yang telah dikurangi
dengan tingkat inflasi.
Suku bunga riil = suku bunga nominal-laju inflasi
Suku bunga nominal = suku bunga riil+laju inflasi
Efek fisher (Fisher effect) yaitu penyesuaian suku bunga nominal seiring dengan tingkat inflasi. Hal ini merupakan
akibat atau lanjutan dari teori kenetralan moneter.
BEBAN-BEBAN INFLASI
Biaya Sol Sepatu
Pajak inflasi menyebabkan kerugian beban baku karena orang-orang menyia-nyiakan sumber daya yang terbatas
dengan mencoba untuk menghindari pajak. Untuk menghindari pajak inflasi ini salah satu caranya yaitu
dengan memegang uang lebih sedikit. Akibat dari memegang uang lebih sedikit ini sadar atau tidak, sebenarnya kita
telah terkena biaya sol sepatu (shoeleather costs) -sumber daya yang terbuang ketika inflasi mendorong orang-orang
untuk mengurangi pemegangan uang mereka-.
Biaya Menu
Biaya menu (menu cost) yaitu biaya untuk mengubah harga.
Variabilitas Harga Relatif dan Kesalahan Alokasi Sumber-sumber Daya
Harga-harga berubah hanya sekali-kali, inflasi menyebabkan harga-harga relatif menjadi lebih berbeda daripada ketika
tidak ada inflasi. Ketika inflasi mengubah harga-harga relatif, keputusan konsumen juga berubah, dan paar-pasar
menjadi kurang mampu mengalokasikan sumber daya untuk digunakan dengan sebaik-baiknya.
Distorsi Pajak Akibat Inflasi
Inflasi seringkali tidak dipertimbangkan dalam penghitungan pajak. Solusinya yaitu dengan membuat indeks pada
sistem pajak -hukum pajak dapat dibuat kembali dengan memperhitungkan efek-efek dari inflasi-.
Kebingungan dan Ketidaknyamanan
Hal ini terjadi karena perubahan nilai uang yang turun secara drastis akibat inflasi. Namun para akuntan sangat sulit
untuk menghitung akibat dari inflasi ini karena inflasi mempengaruhi variabel riil.
Kerugian Khusus Akibat Inflasi Tidak Terduga : Redistribusi Kekayaan secara Acak
Inflasi yang tidak terduga menyebabkan redistribusi kekayaan diantara populai dengan cara yang tidak ada
hubungannya dengan kepantasan atau kebutuhan. redistribusi ini terjadi karena banyak pinjaman dalam perekonomian
ditentukan dengan menggunakan satuan hitung yaitu uang.

CHAPTER 31: OPEN-ECONOMY MACROECONOMICS


Ilmu ekonomi makro (makroeconomics) seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya (Pendapatan Nasional),
makro ekonomi merupakan ilmu ekonomi secara luas termasuk inflasi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan perekonomian dalam ilmu ekonomi terbagi menjadi dua yaitu: pertama, perekonomian terbuka (open
economy) merupakan perekonomian yang berinteraksi secara bebas dengan perekonomian negara lain. Kedua,
perekonomian tertutup (closed economy) perekonomian yang tidak berinteraksi dengan perekonomian negara
lain. Perdagangan internasional merupakan salah satu contoh dari bentuk perekonomian terbuka. Perdagangan
internasional memungkinkan orang-orang untuk menghasilkan produk terbaik mereka dan mengonsumsi beragam
barang dan jasa yang dihasilkan diseluruh dunia. Dalam salah satu konsep dari Sepuluh Prinsip Ekonomi menyebutkan
bahwa perdagangan dapat membuat orang-orang lebih kaya, hal ini karena dengan adanya perdagangan internasional
maka akan dilakukan spesialisasi dalam produksi barang dan jasa tertentu yang keunggulan komparatif untuk
memproduksinya dimiliki oleh negara-negara tersebut.
ARUS BARANG DAN MODAL INTERNASIONAL
Berinteraksi dengan perekonomian lain (dalam perekonomian terbuka) terbagi menjadi dua yaitu :

1. Membeli dan menjual barang dan jasa di pasar produk dunia


2. Membeli serta menjual aset modal, seperti saham dan surat obligasi di pasar uang dunia.

Arus Barang : Ekspor, Impor, dan Ekspor Neto

 Ekspor (exports) adalah barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri untuk dijual ke luar negeri.
 Impor (imports) adalah barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri untuk dijual di dalam negeri.
 Ekspor neto (net exports) adalah nilai ekspor sebuah negara dikurangi dengan nilai impornya, disebut juga
sebagai neraca perdagangan (trade balance).
 Surplus perdagangan (trade surplus) yaitu kelebihan ekspor daripada impor.
 Defisit perdagangan (trade deficit) yaitu kelebihan impor daripada ekspor.
 Perdagangan sembang (balanced trade) yaitu situasi dimana ekspor sama dengan impor.

Banyak faktor yang mempengaruhi hal-hal diatas, faktor-faktor tersebut diantaranya :

1. Selera konsumen untuk barang-barang produksi dalam dan luar negeri.


2. Harga barang di dalam negeri dan luar negeri
3. Nilai tukar dimana orang-orang dapat menggunakan mata uang domestik untuk membeli mata uang asing.
4. Pendapatan konsumen di dalam dan luar negeri.
5. Biaya transportasi barang dari satu negara ke negara lain.
6. Kebijakan pemerintah terhadap perdagangan internasional.

Variabel-varibel ini akan senantiasa berubah seiring dengan berjalannya waktu oleh karena itu maka jumlah
perdagangan internasional juga akan berubah-ubah.
Aliran Sumber Daya Keuangan : Arus Keluar Model Neto
Arus keluar modal neto (net capital outflow) merujuk pada pembelian aset luar negeri oleh warga domestik dikurangi
dengan pembelian aset domestik oleh warga luar negeri (disebut juga investasi luar negeri neto).
Ketika Indonesia menanam saham di Cina maka hal ini akan meningkatkan arus keluar modal neto Indonesia.
Sedangkan ketika Indonesia menjual surat obligasi ke pasar luar negeri dan masyarakat luar negeri membeli surat
obligasi Indonesia maka hal ini akan mengurangi arus keluar modal neto Indonesia.
Arus modal ke luar negeri terbagi menjadi dua yaitu, arus modal keluar negeri langsung (investasi luar negeri
langsung) –ketika suatu negara berinvestasi langsung di luar negeri- dan arus modal ke luar negeri portfolio (investasi
portfolio luar negeri) –suatu negara hanya menanam saham di luar negeri-.
Variabel yang mempengaruhi arus keluar modal neto :

1. Suku bunga riil yang dibayarkan atas aset luar negeri


2. Suku bunga riil yang dibayarkan atas aset domestik.
3. Risiko ekonomi dan politik dalam memegang aset luar negeri
4. Kebijakan pemerintah yang memengaruhi kepemilikan aset domestik oleh investor asing.

Persamaan Ekspor Neto dan Arus Keluar Modal Neto


Ekspor neto mengukur ketidakseimbangan antara ekspor dan impor suatu negara. Arus keluar modal neto mengukur
ketidakseimbangan antara jumlah aset asing yang dibeli oleh warga domestik dan jumlah aset domestik yang dibeli
oleh asing.
Arus keluar modal neto (NCO) selalu sama dengan ekspor neto (NX) :
NCO=NX
Persamaan ini muncul karena setiap transaksi yang memengaruhi salah satu sisi persamaan ini juga memengaruhi sisi
lain dengan jumlah yang sama. Hal ini terjadi karena ekspor neto dan arus keluar modal neto –transaksi internasional-
merupakan pertukaran.
Tabungan, Investasi, dan Hubungannya dengan Arus Internasional
Ekspor neto merupakan salah satu komponen Produk Domestik Bruto (PDB) seperti yang telah dijelaskan pada
bab Pendapatan Nasional , Rumus PDB yaitu:
Y=C+I+G+NX
Tabungan nasional adalah pendapatan negara yang tersisa setelah membayar konsumsi dan pembelian pemerintah.
Persamaannya menjadi :
Y-C-G=I+NX
S=I+NX
Karena ekspor neto sama dengan arus keluar modal neto (NCO) maka terdapat persamaan lagi yaitu :
S=I+NCO
Tabungan = Investasi + Arus Keluar Modal Neto
Persamaan ini menunjukkan bahwa tabungan suatu negara harus sama dengan investasi domestiknya ditambah
dengan arus keluar modal netonya. Dengan kata lain, ketika warga domestik menyimpan pendapatannya untuk masa
depan, pendapatan tersebut dapat digunakan untuk membiayai akumulasi modal domestik atau dapat digunakan untuk
membiayai pembelian modal asing.
HARGA UNTUK TRANSAKSI INTERNASIONAL
Nilai Tukar Nominal
Nilai tukar nominal (nominal exchange rate) adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan mata uang
suatu negara dengan mata uang negara lain.
Ketika nilai tukar suatu negara berubah sehingga dapat membeli mata uang asing lebih banyak, perubahan ini disebut
dengan apresiasi (appreciation) -peningkatan nilai mata uang yang diukur oleh jumlah mata uang asing yang dapat
dibeli-.
Sedangkan ketika nilai tukar mata uang suatu negara berubah sehingga hanya dapat membeli mata uang lebih sedikit,
perubahan ini disebut dengan depresiasi (depreciation) -penurunan nilai mata uang yang diukur oleh jumlah mata uang
asing yang dapat dibeli-.

Nilai Tukar Riil


Nilai tukar riil (real exchange rate) adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa suatu
negara dengan barang dan jasa negara lain. Nilai tukar riil dan nilai tuar nominal berkaitan erat. Keterkaitan antara nilai
tukar nominal dan nilai tukar riil dapat dirumuskan :
Nilai tukar riil = Nilai tukar nominal x Harga domestik/
Harga luar negeri
TEORI PERTAMA PENENTUAN NILAI TUKAR : PARITAS DAYA BELI
Paritas daya beli (purchasing-power parity) merupakan teori nilai tukar yang menyatakan bahwa satu unit mata uang
tertentu harus mampu membeli barang dalam jumlah yang sama di semua negara.
Logika Dasar dari Teori Paritas Daya Beli
Teori paritas daya beli didasarkan pada prinsip yang disebut dengan hukum satu harga. Hukum ini menyatakan bahwa
sebuah barang harus dijual dengan harga yang sama di semua lokasi.Jika tidak, akan ada peluang keuntungan yang
tidak tereksploitasi.
Implikai Teori Paritas Daya Beli
Implikasi utama teori ini adalah nilai tukar nominal berubah ketika tingkat harga berubah. Tingkat harga di setiap negara
disesuaikan untuk menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dan jumlah permintaan uang. Karena nilai tukar nominal
bergantung pada tingkat harga, nilai tukar tersebut juga bergantung pada persediaan dan permintaan uang di setiap
negara. Ketika bank sentral mencetak uang dalam jumlah yang banyak, uang kehilangan nilainya untuk membeli barang
dan jasa, serta untuk membeli mata uang negara lain.

CHAPTER 32: A MACROECONOMIC THEORY OF THE OPEN ECONOMY

1. Penawaran dan Permintaan Untuk Dana Pinjaman dan Pertukaran Valuta Asing

Untuk memahami kekuatan yang ada dalam perekonomian terbuka, kita akan memfokuskan perhatian pada penawaran dan
permintaan di dua jenis pasar. Pasar pertama adalah pasar dana pinjaman yang mengkordinasikan tabungan, investasi, dan aliran
dana pinjaman diluar negri. Pasar kedua adalah pasar untuk pertukaran valuta asing yang mengkoordinasikan orang-orang yang
ingin menukarkan mata uang domestic dengan mata uang Negara lain.
a. Pasar Dana Pinjaman

Asumsi sederhana bahwa system keuangan hanya terdiri atas satu pasar yang disebut dengan pasar dana pinjaman.
Semua penabung mengunjungi pasar dana pinjaman ini untuk menyimpan tabungan mereka, sedangkan semua pinjaman
mengunjungi pasar ini untuk memperoleh pinjaman di pasar ini.
Untuk memahami pasar dana pinjaman dalam perekonomian terbuka, kita mulai dengan identitas yang dibahas pada
bab sebelumnya.

S = I + NCO
Tabungan =investasi domestic + arus keluar modal neto
Penawaran untuk dana pinjaman berasal dari tabungan nasional(S) Permintaan untuk dana pinjaman(I) dan arus keluar
masuk modal neto(NCO).
Pasar dana pinjaman ditampilkan dalam diagram penawaran permintaan yang sudah dikenal pada figure 1. Seperti
pada analisis kita sebelumnya mengenai system keuangan, kurva penawaran miring ke atas karena tingkat suku bunga yang
lebih tinggi meningkatkan jumlah dana pinjaman yang tersedia. Sementara itu, kurva permintaan miring kebawah karena
tingkat suku bunga yang lebih rendah menurunkan jumlah dana pinjaman yang diminta. Tidak seperti situasi pada
pembahasan kita sebelumnya, bagaimanapun sisi permintaan pasar kini menunjukan perilaku investasi domestic dan arus
keluar modal neto. Artinya pada perekonomian terbuka, permintaan dana pinjaman tidak hanya berasal dari mereka yang
menginginkan dana pinjaman untuk membeli barang-barang modal domestic, tetapi juga dari mereka yang menginginkan
dana pinjaman untuk membeli aset luar negeri.
Figur 1

Tingkat suku
bunga riil Penawaran dana pinjaman
(dari tabungan nasional

Tingkat suku
bunga Permintaan dana pinjaman (dari
keseimbangan investasi domestik dan arus keluar modal
n neto

Jumlah keseimbangan Jumlah dana pinjaman


b. Pasar Pertukaran Valuta Asing
Pasar kedua dalam model kita tentang perekonomian terbuka adalah pasar pertukaran valuta asing. Partisipan dalam
pasar ini mempertukarkan mata uang domestic dengan mata uang asing. Untuk memahami pasar valuta asing kita mulai
dengan identitas lain dari bab sebelumnya.

NCO = NX
Arus keluar model neto=Ekspor neto
Identitas ini menyatakan bahwa ketidakseimbangan antara pembelian dan penjualan aset modal di luar negeri(NCO)
sama dengan ketidakseimbangan antara ekspor dan impor barang dan jasa(NX).

Figur 2

Tingkat nilai
tukar riil Penawaran mata uang lokal (untuk
arus keluar modal neto)

Tingkat nilai
tukar riil
keseimbangan Permintaan mata uang
lokal (untuk ekspor neto)

Jumlah keseimbangan Jumlah mata uang lokal


yang ditukarkan menjadi
mata uang asing
Figur 2 menunjukan permintaan dan penawaran dipasar pertukaran valuta asing. Kurva permintaan miring kebawah
karena alasan yang baru saja kita bahas: Nilai tukar yang lebih tinggi membuat barang domestic menjadi lebih mahal dan
mengurangi jumlah permintaam mata uang local untuk membeli barang tersebut. Kurva penawaran berbentuk garis vertical
karena jumlah mata uang local yang tersedia untuk arus keluar modal neto tidak bergantung pada nilai tukar riil.
2. Keseimbangan Pasar Perekonomian Terbuka
a. Arus keluar modal neto:kaitan antara kedua pasar

Tabungan nasional(S), investasi domestic(I), arus keluar modal neto(NCO), dan ekspor neto(NX)
S = I + NCO
dan
NCO = NX
Figur 3

Tingkat suku
bunga riil

Arus keluar 0 Arus keluar Arus keluar


modal neto modal neto modal neto
negatif positif
Figur 3 menunjukan hubungan negatif antara tingkat suku Bunga dengan arus keluar modal neto. Kurva arus keluar
modal neto ini merupakan penghubung antara pasar untuk dana pinjaman dengan pasar pertukaran valuta asing.
b. Keseimbangan Simultan dalam Dua Pasar

Panel(a) dari figure menunjukan pasar dana pinjaman (diambil dari figure 1) seperti sebelumnya tabungan nasional
merupakan sumber penawaran dana pinjaman. Investasi domestic dan arus keluar modal neto merupakan sumber
permintaan untuk dana pinjaman. Tingkat suku bunga keseimbangan(r1) menyebabkan jumlah dana pinjaman yang
ditawarkan dan jumlah dana pinjaman yang diminta seimbang.
Panel(b) pada figure menunjukan arus keluar modal neto(diambil dari figure 3). Panel ini menunjukan bagaimana
tingkat suku bunga dari panel(a) menentukan arus keluar modal neto. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi di tanah air
membuat asset domestic lebih menarik dan ini mengurangi arus keluar neto. Oleh karena itu, kurva arus keluar modal neto
di panel (b) menjadi miring kebawah.
Panel(c) pada gambar menunjukan pasar pertukaran valuta asing (diambil dari figure 2).Karena asset asing harus dibeli
dengan mata uang asing, jumlah arus keluar modal neto dari panel (b) menentukan penawaran mata uang local yang
ditukarkan dengan mata uang asing. Nilai tukar riil tidak memengaruhi arus keluar modal neto sehingga kurva
penawarannya vertical. Permintaan untuk mata uang local berasal dari ekspor neto. Karena penyusutan nilai tukar riil
meningkatkan ekspor neto, kurva permintaan untuk valuta asing miring ke bawah. Nilai tukar riil keseimbangan (E 1)
menyeimbangkan jumlah penawaran mata uang dengan jumlah permintaan mata uang local di pasar pertukaran valuta
asing.
Kedua pasar yang ditunjukan pada figure 4 menentukan dua harga relative-tingkat suku bunga riil dan nilai tukar riil.
Tingkat suku bunga riil yang ditentukan di panel (a) adalah harga barang dan jasa sekarang relative terhadap barang dan
jasa pada masa depan. Nilai tukar riil yang ditentukan di panel (c) adalah harga barang dan jasa domestic relative terhadap
barang dan jasa luar negeri. Kedua harga relative ini disesuaikan secara bersamaan untuk menyeimbangkan penawaran
dan permintaan di dua pasar tersebut.
Figur 4

(a) Pasar Dana Pinjaman (b) Arus Keluar Modal Neto

Tingkat suku
bunga riil Penawaran

r1 r1
Arus keluar
Permintaan modal neto NCO

Jumlah dana Arus keluar


pinjaman modal neto
(c) Pasar Pertukaran Valuta

Tingkat nilai Penawaran


tukar riil

E1

Permintaan

Jumlah mata uang


lokal
3. Bagaimana Kebijakan dan Peristiwa Memengaruhi Perekonomian Terbuka
a. Defisit Anggaran Pemerintah

Defisit anggaran pemerintah mempresentasikan tabungan public yang negative, mengurangi tabungan nasional
(jumlah tabungan public dan swasta).
Dampak-dampak defisit anggaran pemerintah
Ketika pemerintah mengalami deficit anggaran, jumlah penawaran dana pinjaman berkurang dari S 1 ke S2 pada
panel(a). Tingkat suku bunga naik dari r1 menjadi r2 untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran dana pinjaman.
Pada panel (b) tingkat suku bunga yang lebih tinggi mengurangi arus keluar modal neto. Berkurangnya arus keluar modal
neto pada akhirnya mengurangi penawaran mata uang local di pasar untuk pasar pertukaran valuta asing dari S 1 ke S2 , pada
panel (c) penurunan mata uang asing ini meyebabkan nilai tukar riil teroperasi dari E1 ke E2 apresiasi nilai tukar mendorong
neraca perdagangan kearah deficit.
(a) Pasar Dana Pinjaman

1. Defisit anggaran mengurangi jumlah


penawaran dana pinjaman..
Tingkat suku S2 S1
bunga riil

B
r2

A
r11
…yang
2.2. …yang
meningkat
meningkat
Permintaan
kan
kantingkat
tingkat
suku
sukubunga
bunga
riil
riil Jumlah dana
(b) Arus Keluar Modal Neto pinjaman

3...yang
selanjutnya
mengurangi
arus keluar
modal neto NCO

Arus keluar
modal neto
(c) pasar pertukaran valuta asing

Tingkat nilai
S2 S1
tukar riil
4. Berkurangnya arus keluar
modal neto mengurangi
jumlah penawaran mata
uang lokal yang akan
ditukarkan dengan mata
E2 uang asing..
E1
5. … yang
menyebabkan Permintaan
tingkat nilai
tukar riil
terapresiasi Jumlah mata
uang lokasi

Panel(a) menunjukan pengaruh anggaran deficit Negara terhadap pasar dana pinjaman di tanah Air . Dengan lebih
sedikit dana yang tersedia untuk para peminjam di pasar finansial local, tingkat suku bunga naik dari r 1 menjadi r2 guna
menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
Panel(b) menunjukan bahwa peningkatan tingkat suku bunga dari r 1 ke r2 mengurangi arus keluar modal neto.
Panel(c) menunjukan bagaimana deficit anggaran memengaruhi pasar pertukaran valuta asing.
b. Kebijakan Perdagangan

Kebijakan perdagangan (trade policy) merupakan kebijakan pemerintah yang secara langsung memengaruhi jumlah
barang dan jasa yang di Impor atau diekspor oleh suatu negara. Kebijakan perdagangan ada dalam berbagai bentuk. Salah
satu jenis kebijakan perdagangan yang umum adalah tarif pajak pada barang impor. Jenis lainnya adalah kuota impor,
batasan jumlah barang tertentu yang dapat diproduksi di luar negeri dan dijual di dalam negeri. Kebijakan-kebijakan
perdagangan wajib diberlakukan di seluruh dunia meskipun terkadang bentuknya tersembunyi. Sebagai contoh, pemerintah
terkadang menekan eksportil asing untuk mengurangi jumlah barang yang dapat mereka jual di negaranya.
Kebijakan-kebijakan perdagangan tidak memengaruhi keseimbangan perdagangan. Artinya, kebijakan yang langsung
memengaruhi ekspor dan impor tidak mengubah ekspor neto. Kesimpulan ini mungkin tidak terlalu mengejutkan jika
mengingat identitas akuntansi:

NX = NCO = S - I
Ekspor neto sama dengan arus keluar modal neto yang sama dengan tabungan nasional dikurangi dengan investasi
domestic. Kebijakan perdagangan tidak mengubah keseimbangan perdagangan karena tidak mengubah tabungan nasional
ataupun investasi domestic.
c. Ketidakstabilan Politik dan Pelarian Modal

Ketika para investor mengubah sikap mereka mengenai penyimpanan sebuah aset Negara, Konsekuensi terhadap
perekonomian ekonomi Negara tersebut dapat jadi sangat mendalam. Khususnya, ketidakstabilan politik dapat mengarah
pada pelarian modal yang cenderung menaikan tingkat suku bunga dan menyebabkan nilai mata uang turun.

CHAPTER 33: AGGREGATE DEMAND AND AGGREGATE SUPPLY

Kegiatan ekonomi berfluktuasi dari tahun ke tahun.

Dalam kebanyakan tahun produksi barang dan jasa meningkat.

Resesi adalah periode penurunan PDB riil, turunnya pendapatan, dan meningkatnya pengangguran.
Depresi adalah suatu resesi parah.
Tiga fakta utama mengenai fluktuasi ekonomi :

1. Fluktuasi dalam perekonomian sifatnya tidak teratur dan tidak dapat diprediksikan

2. Kebanyakan besaran ekonomi makro berfluktuasi bersama-sama

3. Saat hasil produksi turun, tingkat pengangguran naik

Fluktuasi ekonomi jangka pendek

Jika pada fluktuasi ekonomi jangka panjang menggunakan analisis dikotomi klasik, yaitu pemisahan variabel-variabel menjadi
variabel riil (yang mengatur jumlah uang atau harga relative) dan variabel nominal (yang diukur dalam satuan uang). Menurut
teori makro makro ekonomi klasik perubahan JUB memengaruhi variabel nominal tetapi tidak memengaruhi variabel riil atau
yang biasa disebut sebagai kenetralan moneter.

Pada ekonomi jangka pendek terdokus pada perilaku dua variabel. Variabel pertama adalah hasil perekonomian dala bentuk
barang dan jasa, seperti pada PDB riil. Variabel kedua adalah keseluruhan tingkat harga yang diukur oleh IHK/ deflator PDB.

Model Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat (Model of Aggregate Demand and Aggregate Supply)

Yaitu model yang banyak digunakan oleh ekonom untuk menjelaskan fluktuasi jangka pendek dalam aktivitas ekonomi selama
kecenderungan jangka panjangnya.

Kurva permintaan aggregate (aggregate demand curve)

Kurva yang menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diinginkan oleh rumah tangga, perusahaan dan pemerintah pada tingkat
harga tertentu.

Y = C+I+G+NX

Mengapa kurva agregat miring ke bawah?

Beberapa hal perlu diperhatikan yang memengaruhi jumlah permintaan barang dan jasa bergantung pada tingkat harga :

1. Tingkat harga dan konsumsi : efek kekayaan

Penurunan tingkat harga membuat konsumsi lebih banyak yang selanjutnya mendorong mereka untuk menghabiskan dalam
jumlah uang lebih banyak. Peningkatan belanja konsumsi berarti bertambahnya permintaan barang dan jasa.

2. Tingkat harga dan investasi : efek suku bunga

Tingkat harga yang lebih rendah menurunkan tingkat suku bunga dan mendorong lebih besar belanja pada barang investasi
sehingga meningkatkan jumlah permintaan barang dan jasa.

3. Tingkat harga dan ekspor neto : efek nilai tukar

Jatuhnya tingkat harga domestic menyebabkan tingkat suku bunga domestic turun, terdepresiasinya nilai tukar riil yang kemudian
mendorong ekspor neto domestic dan meningkatkan jumlah barang dan jasa.

Mengapa kurva agregat dapat bergeser?

1. Pergeseran yang timbul dari konsumsi

– Jika masyarakat lebih giat menabung, maka mengurangi konsumsi, permintan berkurang sehingga kurva bergeser ke kiri dan
sebaliknya

– Jika pasar saham laku, masyarakat menjadi kaya, peningkatan belanja konsumsi, permintaan barang dan jasa meningkat, maka
kurva bergeser ke kanan dan sebaliknya

– Jika pemerintah mengurangi pajak, mendorong daya beli masyarakat, kurva bergeser ke kanan dan sebaliknya.
2. Pergeseran yang timbul dari investasi

– Ketika suatu perusahaan ingin meningkatkan investasi pada asetnya, maka permintaan barang meningkat, kurva bergeser ke
kanan

– Investasi kredit pajak meningkatkan permintaan barang dan jasa sehingga kurva bergeser ke kanan dan sebaliknya

– Peningkatan JUB menurunkan tingkat suku bunga dalam jangka pendek, biaya pinjaman berkurang, mendorong investasi kurva
bergeser ka kanan dan sebaliknya.

3. Pergeseran yang timbul dari belanja pemerintah

Jika pemerintah memutuskan untuk membeli peralatan militer baru atau membangun jalan, permintaan barang dan jasa meningkat
maka kurva bergeser ke kanan dan sebaliknya.

4. Pergeseran yang timbul dari ekspor neto

– Jika suatu Negara mengalami resesi, Negara tsb membeli lebih sedikit barang dari Negara lain, hal ini akan mengurangi ekspor
neto Negara lain tsb maka menggeser kurva permintaan Negara lain ke kiri dan sebaliknya

– Jika speculator internasional menawar tinggi nilai mata uang x di pasar untuk kurs mata uang asing, barang di Negara x lebih
mahal, akan menekan ekspor neto, maka kurva permintaan bergeser ke kiri dan sebaliknya.

Kurva penawaran agregat (aggregate supply curve)

Kurva yang menunjukkan jumlah barang dan jasa yang dipilih oleh perusahaan untuk diproduksi dan dijual pada tingkat harga
tertentu.

Pada jangka panjang, kurva penawaran agregat berbentuk vertical, sedngkan pada kondisi jangka pendek. Kurva penawaran
agregat miring ke atas.

Mengapa kurva penawaran agregat jangka panjang bentuknya vertical?

Dalam jangka panjang, produksi barang dan jasa bergantung pada penawaran tenaga kerja, modal, dan sumber daya alam, serta
pada penguasaan teknologi yang digunakan untuk mengubah faktor-faktor produksi tersebut menjadi barang dan jasa. Jadi, ketika
seluruh harga dalam perekonomian naik secara bersamaan, tidak ada perubahan jumlah keseluruhan penawaran barang dan jasa.

Mengapa kurva penawaran agregat jangka panjang dapat bergeser?

1. Pergeseran yang terjadi dari tenaga kerja

– Jika pada perekonomian memiliki jumlah imigrasi yang tinggi, jumlah pekerja meningkat, jumlah penawaran meningkat, kurva
bergeser ke kanan dan sebaliknya.

– Jika upah minimum diberlakukan pada pasar tingkat upah bersih, pengangguran alamiah rata-rata meningkat, maka akan
menghasilkan lebih sedikit barang dan jasa, kurva bergeser ke kiri dan sebaliknya.

2. Pergeseran yang berasal dari modal

Kenaikan jumlah modal, meningkatkan produktivitas, jumlah barang dan jasa pun meningkat kurva penawaran bergeser ke kanan
dan sebaliknya.

3. Pergeseran yang berasal sumber daya alam

Penemuan SDA baru misalnya ditemukan mineral baru, akan menggeser kurva penawaran ke kanan.

4. Pergeseran yang berasal dari pengetahuan teknologi

Penemuan teknologi baru, misalnya komputer, telah membuat kita mampu membuat lebih banyak barang dan jasa, maka akan
menggeser kurva penawaran ke kanan.
Mengapa kurva penawaran agregat jangka pendek miring ke atas?

1. Teori kekakuan upah

Tingkat harga rendah yang tidak diduga menaikkan upah riil yang mengakibatkan perusahaan-perusahaan mempekerjakan lebih
sedikit pekerja dan memproduksi jumlah barang dan jasa yang lebih sedikit.

2. Teori kekakuan harga

Tingkat harga rendah yang tidak diduga membuat perusahaan-perusahaaan terkena dampak harga yang lebih tinggi daripada yang
diharapkan yang menekan penjualan serta membuat perusahaan-perusahaan tersebut harus memotong produksi.

3. Teori kesalahan persepsi

Tingkat harga rendah yang tidak diduga membuat para penawar berpikir bahwa harga relative mereka telah jatuh yang juga
mengakibatkan jatuhnya produksi.

Mengapa kurva penawaran jangka pendek dapat bergeser?

1. Pergeseran yang berasal dari tenaga kerja

Peningkatan jumlah tenaga kerja yang ada (mungkin disebabkan oleh jatuhnya tingkat pengangguran alamiah) dapat menggeser
kurva penawaran agregat ke kanan. Penurunan jumlah tenaga kerja yang ada (mungkin disebabkan oleh naiknya
tingkatpengangguran alami) dapat menggeser kurva penawaran agregat ke kiri.

2. Pergeseran yang diakibatkan oleh modal

Peningkatan modal fisik dan modal manusia dapat menggeser kurva penawaran agregat ke kanan dan sebaliknya.

3. Pergeseran yang diakibatkan oleh sumber daya alami

Peningkatan ketersediaan sumber daya alam dapat menggeser kurva penawaran agregat ke kanan dan sebaliknya.

4. Pergeseran yang diakibatkan oleh tingkay harga yang diharapkan

Penurunan tingkat harga yang diharapkan dapat menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke kanan. Peningkatan tingkat
harga yang diharapkan dapat menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke kiri.

Dua penyebab fluktuasi ekonomi

1. Dalam jangka pendek, pergeseran-pergeseran pada permintaan agregat menyebabkan fluktuasi pada output barang dan jasa
dalam perekonomian.

2. Dalam jangka panjang, pergeseran pada permintaan agregat memengaruhi keseluruhan tingkat harga, tetapi tidak memengaruhi
output.

Dampak pergeseran permintaan agregat

Seiring dengan bergeraknya perekonomian output jatuh dan tingkat tingkat harga jatuh. Tingkat output yang jatuh menunjukkan
bahwa perekonomian sedang mengalami resesi. Perusahaan-perusahaan merespon penjualan dan produksi yang lebih rendah
dengan mengurangi jumlah pekerja. Pesimisme terhadap masa depan mengarah pada jatuhnya penghasilan dan naiknya angka
pengangguran. Pemerintah dapat melakukan tindakan dengan menaikkan permintaan agregat. Kenaikan belanja pemerintah atau
kenaikan JUB akan meningkatkan jumlah permintaan sehingga menggeser kurva permintaan ke kanan.

Dampak pergeseran penawaran agregat

Stagnasi : hasil produksi yang melorot

Inflasi : harga-harga yang naik

Stagnasi (stagflation) yaitu periode merosotnya output dan naiknya harga-harga


Para pembuat kebijakan yang dapat memengaruhi permintaan agregat tidak dapat menyeimbangi kedua dampak yang berlawanan
ini secara bersamaan.

CHAPTER 34: THE INFLUENCE OF MONETARY AND FISCAL POLICY ON AGGREGATE DEMAND
Bagaimana Kebijakan Moneter Meemengaruhi Permintaan Agregat
Kurva permintaan agregat menunjukan jumlah permintaan barang dan jasa dalam perekonomian untuk sembarang tingkat
harga.Kemiringan kurva permintaan agregat bergerak menurun karena tiga alasan yaitu :
1. Pengaruh Kekayaan
Tingkat harga yang lebih rendah menaikkan nilai riil uang yang dipegang oleh rumah tanggasednagkan kesejahteraan yang lebih
tinggi mendorong belnja konsumen.
2. Pengaruh Suku Bunga
Tingkat harga yang lebihrendah menurunkan suku bunga karena orang berusaha untuk meminjamkan kelebihan uang yang mereka
pegang,sedangkan suku bunga yang lebih rendah mendorong pengeluaran untuk investasi
3. Pengaruh Nilai Tukar
Apabila tingkat harga yang lebih rendah menurunkan tingkat suku bunga,investor memindahkan sebagaian dari dana mereka ke
luar negeri dan menyebabkan mata uang domestic mengalami depresiasi relative dengan mata uang asing.
Ketiga pengaruh ini seharusnya tidak dianggap sebagai teori alternativemelainkan ketiganya terjadi secara bersamaan untuk
meningkatkan jumlah permintaan barang dan jasamketika tingkat harag turun dan untuk menurunkannya ketika tingkat harga naik.
Untuk memahami keijakanyang meemngaruhi permintaan agreat.Disini,akan mengembangkan tentang teori bagaimana suku
bunga ditentukan yaitu disebut dnegan teori preferensi likuiditas (theory of liquidity preference) adalah teori Keynes yang
menyatakan bahwa suku bunga berubah-ubah untuk membuat jumlah uang yang beredar dan permintaan uang menjadi
seimbang.Setelah mengembangkan teori ini,dapat menggunakannya dengan memahami kemiringan kurva permintaan agregat
yang menurun serta bagaimana kebijakanmoneter mengubah kurva ini.
Teori Preferensi Likuiditas
John Maynard Keynes mengajukan teori ini untuk menjelaskan factor-faktor yang menentukan suku bunga dalam
perekonomian.Teori tersebut,pada dasarnya tidak lebih dari penerapan penawaran dan permintaan.Menurut Keynes,suku bunga
berubah-ubah untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan uang.
Sekarang,mari mengembangkan teori preferensi likuiditas dengan memperhatikan jumlah uang yang beredar dan permintaan uang
serta bagaimana masing-masing bergantung pada suku bunga.
1. Jumlah Uang yang Beredar
Jumlah uang yang beredar dikendalikan oleh bank sentral.Bank sentral biasanya mengubah jumlah uang yang beredar terutama
dengan mengubah jumlah cadangan dalam system perbankan melalui pembelian dan penjualan obligasi pemerintah dalam operasi
pasar terbuka.Karena ditetapkan oleh kebijakan bank sentral,jumlah uang yang beredar tidak bergantung pada variabel-variabel
ekonomi lainnya.Secara khusus jumlah uang yang beredar tidak berubah,tanpa memandang suku bunga yang berlaku.Dan dapat
digambarkan jumlah uang yang beredar tetap dengan kurva penawaran vertical.
2. Permintaan Uang
Mekipun ada banyak factor yang menentukan jumlah permintaaan uang,factor yang digarisbawahi oleh teori preferensi likuiditas
adalah suku bunga karena suku bunga merupakan biaya kesempatan untuk memilliki uang.Kenaikan suku bunga menaikkan biaya
kepemilikan uang sehingga mengurangi jumlah permintaan uang.Penurunan suku bunga mengurangi biaya kepemilikan uang dan
menaikkan jumlah permintaan.Oleh karena itu,kurva permintaan uang miring ke bawah.
3. Keseimbangan dalam Pasar Uang
Menurut teori ini,suku bunga berubah-ubahuntuk menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dan permintaan uang.Ada jenis
suku bunga yang disebut dengan suku bunga keseimbangan yang menyebabkan jumlah permintaan uang tepat seimbang dengan
jumlah uang yang beredar.Jika suku bungaberada di tingkat lain.Maka orang akan berusaha menyesuaikan portofolio asset mereka
sehingga mendorong suku bunga ke titik keseimbangannya.
Kemiringan Kebawah Kurva Prmintaan Agregat
Pergeseran kurva permintaan uang ini memengaruhikeseimbangan dipasar uang.Agar jumlah uang yang beredar tidak
berubah,suku bunga harus naik untuk menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dan permintaan uang.Tingkat harga yang lebih
tinggi meniikkan jumlah uang yang ingin dimiliki oleh masyarakat dan menggeser kurva permintaan uang ke
kanan.Namun,karena jumlah uang yang beredar tidak berubah sehingga suku bunga harus naik untuk mencegah permintaan
tambahan.Kenaikan suku bunga ini tidak hanya memengaruhi pasar uang,tetapi juga jumlah permintaan barang dan jasa.Pada suku
bunga yang lebih tinggi,biaya peminjaman dan pengembalian tabungan lebih tinggi.
Dengan demikian,analisis pengaruh suku bunga dapat dirangkum menjadi tiga langkah,yaitu :
Pertama,tingkat hargayang lebih tinggi menaikkan permintaan uang.Kedua,permintaan uang yang lebih tinggi menyebabkan suku
bunga menjadi lebih tinggi.Dan suku bunga yang lebih tinggi mengurangi jumlah permintaan barang dan jasa.Sebaliknya,tingkat
harga yang lebih rendahmenurunkan permintaan uang yang menyebabkan suku bunga menjadi lebih
rendah.Kemudian,meningkatkan jumlah permintaan barang dan jasa.Dan hasil analisis ini adalah hubungan negative antara tingkat
harga dan jumlah permintaan barang dan jasa yang diilustrasikan oleh kurva permintaan agregat yang miring ke bawah.
Perubahan Jumlah Uang yang Beredar
Teori ini juga menjelaskan beberapa peristiwa lain yang mengubah jumlah permintaan barang dan jasa.Setiap jumlah permintaan
barang dan jasa berubah pada tingkat harga tertentu,kurva permintaan agregat pun bergeser.Satu variabel penting yang menggeser
kurva permintaan agregat adalah kebijakan moneter.Untuk melihat bagaimana kebijakan moneter memengaruhi perekonomian
jangka pendek,anggaplah bahwa bank sentral meningkatkan jumlah uang yang beredar dengan membeli surat obligasi pemerintah
melalui operasi paasr terbuka.
Apabila bank sentral menaikkan jumlah uang yang beredar,sukubunga turun dan kurva permintaan barang dan jasa untuk tingkat
harga tertentu naik yang menyebabkakn kurva permintaan agregat bergeser ke kanan.Sebaliknya,apabila bank sentral menurunkan
jumlah uang yang beredar,suku bunga naik dan jumlah permintaan barang dan jasa untuk tingkat harga tertentu turun,yang
menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser ke kiri.
Peranan Target Suku Bunga dalam Kebijakan Moneter
Jumlah uang yang beredar sebagai instrument kebijakan bank sentral.Apabila bank sentral membeli obligasi pemerintah dalam
operasi pasar terbuka,bank sentral meningktkan jumlah uang yang beredar dan mamperluas penawaran agregat.Apabila bank
sentral menjual obligasi pemerintah dalam operasi pasar terbuka,bank sentral menurunkan jumlah uang yang beredar dan
mempersempit penawaran agregat.
Keputusan bank sentral untuk menargetakan suku bunga,pada dasarnya tidak mengubah analisis terhadap kebijakan moneter.Teori
preferensi likuiditas memberi satu prinsip penting yaitu kebijakan moneter dapat dijelaskan,baik dalam terminnologi jumlah uang
yang beredar maupun terminology suku bunga.
Hasilnya,perubahan kebijakan moneter dpat dipandang,baik sebagai target suku bunga yang berubah-ubah maupun sebagai
perubahan jumah uang yang beredar.Perubahan kebijakan moneter yang bertujuan untuk memperluas permintaan agregat dapat
dijabarkan,baik sebagai kenaikan jumlah uang yang beredar atau sebagai penurunan suku bunga.Perubahan kebijakan moneter
yang bertujuan untuk menurunkan permintaan agregat dapat dijabarkan,baik sebagai penurunan jumlah uang yangeberedar
maupun sebagai keniakan suku bunga.
Bagaimana Kebijakan Fiskal Memengaruhi Permintaan Agregat
Pemerintah dapat memengaruhi perilaku ekonomi tidak hanya melalui kebijakan moneter tetapi melalui kebijakan fiscal.Dalam
jangka pendek,pengaruh utama kebijakan fiscal adalah terhadap permintaan agregat barang dan jasa.
1. Perubahan-Perubahan dalam Pembelanjaan Negara
Ketika mengubah jumlah uang yang beredar atau tingkat pajak,pemerintah mengubah kurva perJumintaan agregat dengan
memengaruhi keputusan belanja perusahaan atau rumah tangga.Sebaliknya,ketika mengubah belanja barang dan jasanya sendiri
pemerintah mengubah kurva permintaan agregat sevara langsung.
2. Efek Pengandaan
Efek penggandaan (multiplier effect) adalah pergeseran tamabahan pada permintaan agregat yangmuncul jika kebijakan fiscal
ekspansif meningkatkan pendapatan yang menyebabkan kenaikan belanja konsumen.Efek pengendalian ini berlanjut,ketika
belanja konsumen meningkat,perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang-barang konsumen memperkerjakan lebih banyak
orang dan meraih lebih banyak keuntungan.Pendapatan dan keuntungan yang lebih tinggi kembali mendorong belanja
konsumen.Oleh karena itu,ada umpan balik positif terhadap permintaan yang meningkat yang menimbulkan kenaikan pendapatan
dan menyebabkan permintaan menjadilebih meningkat.Apabila seluruh efek ini digabungkan,efek totalnya terhadap jumlah
permintaan barang dan jasa dapat lebih besar dari pada rangsangan awal dari belanja pemerintah yang lebih besar.
Efek penggandaan yang muncul akibat respons belanja konsumen ini dapat diperkuat melalui respons investasi terhadap tingkat
permintaan yang lebih tinggi.
3. Rumus Penggandaan Belanja
Sedikit aljabar memungkinkan untuk menurunkan rumus besar efek penggandaan yang muncul dari belanja konsumen.Angka
penting dalam rumus ini adalah kecenderungan konsumsi marginal (marginal propensity to consum-MPO),bagian pendapatan
tambahan yang dikonsumsi oleh rumah tangga dan ditabungkan oleh rumah tangga.
Unuk mengetahui dampak total terhadap permintaan barangdan jasa,maka akan menambahkan seluruh efek ini :
Perubahan belanjapemerintah = $20 miliar
Perubahan pertama pada konsumsi = MPC X $20 miliar
Perubahan kedua pada konsumsi = MPC2 X $20 miliar
Perubahan ketiga pada konsumsi = MPC3 X $20 miliar
““
““
Jumlah perubahan permintaan =
(1 + MPC + MPC2 +MPC3 + ….) x $20 miliar
Disini,”..” melambangkan angka tidak terhingga tyang sejenis.Dengan demikian,kita dapat menuliskan rumus penggandaan
sebagai berikut :
Pengganda = 1 + MPC + MPC2 +MPC3 + ..
Pengganda inimemberitahukan permintaan baragdan jasa yang dihasilkanoleh setiap dolar belanja pemerintah.
Untuk menyederhanakan persamaan pengganda ini,ingat kembali bahwa ungkapan ini merupakan deret geometris tak
hingga.Untuk x antara -1 dan +1
1 + x + x2 + x3 + … = 1/(1-x)
Dalam kasus kita,x = MPC sehingga
Pengganda = 1÷ (1 – MPC)
Rumus penggandaan ini memberikan kesimpulan penting : Besar pengganda bergantung pada kecenderungan mengonsumsi
marginal.
4. Penerapan Lain dari Efek Penggandaan
Akibat efek penggandaan ,satu dolar belanja pemerintah dapatmenghasilkan lebih dari satu dolar permintaan agregat.Namun,dasar
pemikiran dari efek penggandaan ini tidak terbataspada perubahan balanja pemerintah.Sebaliknya,logika tersebut berlaku terhadap
segala peristiwa yang mengubah semua komponen PDB konsumsi,investasi,belanja pemerintah,atau ekspor neto.
Penggandaan merupakan konsep penting dalam ekonomi makro karena memperlihatkan bagaimana perekonomian dapat
menggandakan dampak perubahan belanja.Perubahan awal yang kecil dalam konsumsi,investasi,belanja peerintah atau ekspor
neto dapat berdampak besar terhadap permintaan agregat.Begitu pula dengan produksi barang dan jasa dalam perekonomian.
5. Efek Pembatasan Paksa
Meskipun mendorong permintaan agregat barang dan jasa,kenaikan belanja pemerintah juga menyebabkan suku bunga
nai,sedangkan suku bunga yang lebih tinggi menurunkan belanja investasi dan menghambat permintaan agregat.Penurunan
permintaan agregat yang terjadi apabila ekspansi fiscal menaikkan suku bunga disebut dengan efek pembatasan paksa (crowding
out effect).
Kenaikan permintaan meningkatkan pendapatan para pekerja dsn pemilik perusahaan.Dengan meningkatnya pendapatan,rumah
tangga berencana untuk membeli lebih banyak barang sehingga memilih untuk memiliki kekayaan yang banyak dari bentuk
likuid.Artinya,kenaikkan pendapatan yang disebabkan oleh ekspansi fiscal meningkatkan permintaan uang.Sebaliknya,kenaikan
suku bunga ini menurunkan jumlah permintaan barang dan jasa.Khususnya,karena pinjaman lebih mahal,permintaan rumah baru
dan barang-barang investasi untuk keperluan bisnis menurun.Artinya,kenaikkan belanja pemerintah meningkatkan permintaan
barang dan jasa dan secara bersamaan mendesak investasi.
Apabila Negara menaikkan belanjanya sebesar $20 miliar,permintaan agregat barang dan jasa dapat naik sebesar lebih atau kurang
dari $20 miliar,tergantung apakah efek penggandaan atau efek pembatasan paksa lebih besar.
6. Perubahan-Perubahan dalam Perpajakan
Apabila pemerintah menurunkan pajak pendapatan perseorangan maka akan terjadi peningkatan belanja konsumen,penurunan
pajak menggeser kurva permintaan agregat ke kanan.Serupa dengan hal itu,keniakan pajak menekan belanja konsumen dan
menggeser kurva permintaan agregat ke kiri.
Ketika pemerintah menurunkan pajak dan mendorong belanja konsumen,penghasilan dan keuntungan meningkat dan juga
mendorong belanja konsuemen ini merupakan efek penggandaan.Pada saat yang bersamaan,pendapatan lebih tinggi meningkatkan
permintaan uang yang cenderung menaikkan suku bunga.Suku bunga yang lebih tinggi membuat pinjaman lebih mahal sehingga
menurunkan belanja investasi,dan ini merupakan efek pembatasan paksa.Tergantung besar efek penggandaan dan efek
pembatasan paksa,pergeseran permintaan agregat dapat lebih besar atau lebih kecil dari pada pajak perubahan yang
menyebabkannya.
Menggunakan Kebijakan Untuk Menstabilkan Perekonomian
1. Pendukung Kebijakan Stabilisasi Aktif
Belanja pemerintah merupakan penentu posisi kurva permintaan agregat.Apabila pemerintah memangkas belanja
pemerintah,permintaan agregat akan turun yang akan menekan produksi dan lapangan kerja dalam jangka pendek.Jika ingin
mencegah dampak kerugian dari kebijakan fiscal ini,bank sentral dapat bertindak untuk memperluas permintaan agregat dengan
meningkatkan jumlah uang yang beredarEkspansi moneter dapat menurunkan suku bunga,mendorong belanja investasi dan
memperluas permintaan agregat.Jika respons kebijakan moneter tepat,maka gabungan perubahan kebijakan moneter dan fiscal
tidak akan membuat permintaan agregat barang dan jasa terpengaruh.
Hal ini memiliki dua implikasi bagi kebijakan ekonomi makro.Implikasi pertama yang tidakbegitu serius adalah pemerintah
seharusnya tidak boleh menjadi penyebab fluktuasi ekonomi.Dengan demikian,mayoritas ekonom memperingatkan perubahan
kebijakan moneter dan fiscal secara besar-besaran dan mendadak karena perubahan semacam itu besar kemungkinan
menyebabkan fluktuasi permintaan agregat.Implikasi kedua yang lebih ambisius adalah pemerintah harus merespons perubahan
ekonomi swasta untuk menstabilkan permintaan agregat.Pandangan ini berakar pada tulisan Keynes,The General Theory of
Employment,Interest,and Money.Dalam bukunya Keynes menggarisbawahi peran utama permintaan agregat dalam menjelaskan
fluktuasi ekonomi jangka pendek.Keynes menyatakan bahwa pemerintah harus aktif mendorong permintaan agregat apabila
permintaan agregat terlihat tidak cukup untuk mempertahankan produksi pada tingkat pekerjaan penuhnya.
Pada prinsipnya,pemerintah dapat mengubah kebijakan moneter dan fiskalnya untukmerespons gelombang optimism dan
pesimisme,sehingga menstabilkan perekonomian.Meningkatkan jumlah uang yang beredar untuk menurunkan suku bunga dan
meningkatkan permintaan agregat.Ketika mereka bersikap optimis secara berlebihan,bank sentral dapat mengurangi jumlah uang
yang beredar untuk meningkatkan suku bunga dan menurunkan permintaan agregat.
2. Penentang Kebijakan Stabilisasi Aktif
Sebagian ekonom berpendapat bahwa pemerintah seharusnya tidak menggunakan kebijakan moneter dan fiscal aktif untuk
menstabilkan perekonomian.Merela menyatakan bahwa kedua perangkat kebijakan itu seharusnya dibuat untuk mencapai tujuan-
tujuan jangka panjang.Kebijakan moneter dilakukan dengan mengubah suku bunga,yang kemudian memengaruhi belanja
investasi.Namun demikian,banyak perusahaan telah membuat program investasi.
Kebijakan fiscal dapat menghadapi kelambanan,namun tidak seperti kelambanan kebijakan moneter,kelambanan kebijakan fiscal
sebagian besar disebabkan oleh prosespolitik.Sebagian besar perubahan belanja pemerintah dan pajak harus melewati proses
legislasi.Kelambanan kebijakan moneterdan fiscal ini menjadi masalah kerena sebagian perkiraan ekonomi sangat tidak
tepat.Apabila para peramal dapat memprediksi kondisi perekonomian setahun sebelumnya maka pembuat kebijakan moneter dan
fiscal dapat memandang ke depan saat membuat kebijakan tersebut.
3. Stabilitator Otomatis
Semua ekonom baik pendukung maupun penentang kebijakan stabilisasi,sepakat bahwa kelambanan dalam penerapan
menyebabkan kebijakan kurang berguna sebagai alat stabilisasi jangka pendek.Oleh kareanitu,perekonomian dapat menjadi lebih
stabil jika pemerintah dapat mencari cara untuk menghindari sebagaian dari kelambanan ini.Stabilitator otomatis (automatic
stabilizers) adalah perubahan-perubahan kebijakan fiscal yang mendorong permintaan agergat ketika perekonomian mengalami
resesi yang tidak mengharuskan pemerintah melakukan tindakan yang disengaja.
Stabilisator otomatis terpenting adalah system pajak.Apabila ekonomi mengalami resesi,jumlah pajakyang dikumpulkan oleh
pemerintah menurun secara otomatis karena hampir semua pajak terkait erat dengan kegiatan perekonomian.Belanja pemerintah
juga bertindak sebagai stabilisator otomatis.Secara khusus,apabila ekonomi mengalami resesi dan para pekerja
diberhentikan,banyak orang mengajukan tunjangan pengangguran dan bentuk jaminan pendapatan lain.Kenaikan belanja
pemerintah secara otomatis ini mendorong pemerintah agregat tepat ketika permintaan agregat tidak memadai untuk memberikan
pekerjaan penuh.
Ketika perekonomian mengalami resesi,pajak menurun,belanja pemerintah meningkat dan anggaran pemerintah besar
kemungkinan menalami deficit.Jika pemerintah menghadapi aturan anggaran berimbang yang ketat maka pemerintah dapat
terpaksa mencari cara untuk menaikkan pajak atau mengurangi belanja selama resesi.Dengan kata lain,aturan anggaran berimbang
dapat menghapuskan stabilisator otomatis

Anda mungkin juga menyukai