Anda di halaman 1dari 11

Chapter 29 : Sistem Moneter

Oleh : Merlin Grace Zaragoza 1906387985

Apa itu Uang dan Mengapa itu Penting?


 Tanpa adanya uang manusia akan melakukan barter (pertukaran barang/jasa satu
dengan yang lainnya).
 Barter mengakibatkan alokasi sumber daya secara inefisien karena dibutuhkan double
coincidence of wants— Kemungkinan antara dua orang saling memiliki barang yang
dibutuhkan satu sama lain. Sehingga dengan barter setiap orang harus membuang
waktu yang lama untuk mencari orang yang ingin berdagang dengannya.
 Maka dari itu diciptakanlah uang – asset yang orang gunakan secara teratur untuk
membeli barang dan jasa dari orang lain

Harta (wealth) ≠ Uang (money)


Uang merupakan bagian dari harta yang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa

Fungsi Uang
1. Medium of exchange : uang adalah alat tukar yang digunakan dalam transaksi jual
beli barang/jasa yang disepakati oleh semua pihak. (Uang adalah bentuk harta paling
liquid, sehingga mudah dijadikan sebagai alat tukar)
2. Unit of account : uang digunakan sebagai patokan atau ukuran pada hal yang
memiliki nilai ekonomi, misalnya saat seseorang membadingkan harga dan membayar
utang.
3. Store of value : uang digunakan untuk memindahkan daya beli (purchasing power)
seseorang dari masa kini ke masa depan. Namun uang bukan satu-satunya alat
penyimpan nilai dalam ekonomi, terdapat bond, stock, dll yang berbentuk non-
monetary

Jenis Uang
1. Commodity money : Uang yang memiliki nilai intrinsik-(benda tersebut tetap
memiliki nilai walaupun bukan dijadikan uang)
Contoh: Emas, perak, rokok saat PD II
2. Fiat money : Uang yang tidak memiliki nilai intrinsik, disepakati sebagai uang karena
disahkan oleh pemerintah
Contoh: rupiah, dollar USD
Money Supply
 Money Stock/Money Supply adalah jumlah uang yang beredar pada suatu
perekonomian
 Untuk menghitung kuantitas uang, terdapat dua komponen utama
yang harus diperhatikan
 Currency: Uang dalam bentuk kertas maupun koin yang dipegang oleh
masyarakat (non-bank)
 Demand deposits: Jumlah simpanan pada akun bank yang dapat ditarik oleh
depositor dengan mudah seperti melalui debit card dan menulis cek.

Tipe-Tipe Uang Beredar


 M0 : uang kartal (uang kertas + uang logam)
 M1: mata uang, demand deposits, traveler’s checks, and other checkable deposits.
 M2 : Semua yang termasuk dalam M1 ditambah tabungan deposit, deposito jangka
pendek, reksadana pasar uang, dan beberapa kategori kecil.

Jumlah uang beredar berdasarkan tipenya di Amerika Serikat

Bank Sentral dan Kebijakan Moneter


 Bank Sentral : Institusi yang mengawasi sistem perbankan dan mengatur jumlah
uang beredar (money supply).
Contoh : Bank Indonesia, The Federal Reserve (The Fed)
 Kebijakan Moneter : Kebijakan yang ditetapkan oleh bank sentral bertujuan untuk
mengatur penawaran uang/JUB.
Contoh : Operasi pasar terbuka, Jual beli surat berharga pemerintah, dan cadangan
wajib minimum
Bank Reserves
 Dalam fractional reserve banking system, bank umum menyimpan sebagian deposit
dari masyarakat dalam bentuk reserves dan menggunakan sisanya untuk dihutangkan.
 Bank Sentral menerapkan reserve requirements yakni jumlah minimum reserve.
Notes: Bank boleh menyimpan lebih dari reserve requirement excess reserve
 Reserve ratio (R) = sebagian deposit yang disimpan bank sebagai cadangan

Money Multiplier

 Money multiplier: jumlah uang yang diciptakan melalui sistem perbankan dari setiap
dolar reserves.
 The money multiplier sama dengan 1/R.
 Pada contoh sebelumnya,
R = 10%
Money Multiplier = 1/R = 10
Artinya $100 dari cadangan menciptakan uang sebesar $1000

Money supply = Money multiplier × Bank reserves

Kebijakan Moneter Bank Sentral


1. Open-Market Operations : Jual beli surat berharga pemerintah oleh bank sentral.
 Jika The Fed beli surat berharga pemerintah dari bank maka reserve bank akan
meningkat dan bank dapat mengutangkan kembali uangnya sehingga menambah
money supply.
2. Discount Rate : Tingkat suku bunga pada utang yang diberikan bank sentral ke bank
umum (discount window).
 The fed dapat meningkatkan jumlah reserve yang bank umum pinjam dengan
menurunkan discount rate� money supply naik.
3. Reserve Requirements : Bank sentral dapat menetapkan jumlah reserve minimum
dari total deposit yang ada di bank umum (biasanya dalam persen).
 The fed dapat mengurangi jumlah minimum reserve pada bank umum untuk
meningkatkan money supply. (jarang dilakukan oleh BI).

Bank Runs dan Money Supply


 Bank run terjadi apabila nasabah-nasabah yang menyetor uang ingin mengambil
uang milik mereka sekaligus dan bank tidak mempunyai persediaan yang cukup untuk
memenuhi permintaan mereka. Nasabah pun banyak yang tidak mendapat uang
mereka dan bank mengalami kerugian (dalam reputasi dan aset).
 Lalu, bank akan meminjamkan sedikit untuk kredit dan menyimpan lebih banyak
cadangan untuk depositor. Hal ini meningkatkan R, mengurangi jumlah uang beredaar
sehingga Money supply turun.
 Saat 1929–1933, gejolak bangkrut dan penutupan bank menyebabkan jatuhnya Money
supply sebesar 28%. Banyak ekonom percaya hal ini menjadi salah satu penyebab
utama dari Great Depression. Untuk itu, hadir asuransi federal dalam rangka
membantu mencegah terjadinya bank runs di Amerika Serikat.
 Di Inggris pun Northern Rock bank mengalami bank run pada 2007 dan diambil alih
oleh pemerintah Inggris.

Kebijakan Moneter dan Suku Bunga


 Suku bunga pasar uang antar bank overnight (PUAB o/n) mengacu pada batasan BI 7
Day (Reverse) Repo Rate. Misalnya : BI akan menetapkan BI7DRR naik. Hal ini
kemudian akan membuat BI melakukan kebijakan menjual surat berharga pasar uang
(Open Market Operation).
 Hal ini akan membuat cadangan bank berkurang, sehingga mengurangi dana rupiah
dari Bank Sentral dan membuat SB PUAB o/n (rf) naik, mendekati suku bunga acuan
BI 7DRR.
Chapter 30 : Pertumbuhan Uang dan Inflasi
Oleh Merlin Grace Zaragoza – 1906387985

Nilai Uang
 P (price) adalah harga dari keranjang barang dan jasa, diukur dalam satuan mata uang.
1/P = Nilai dari $1 uang, diukur dalam satuan barang.
 Contoh: keranjang terdiri atas satu batang cokelat.
Jika P= $4, nilai dari $1 adalah 1/4 batang cokelat.
Jika P = $5, nilai dari $1 adalah 1/5 barang cokelat.
 Inflasi mendorong harga dan menurunkan nilai dari uang.

Teori Kuantitas Uang


Dikembangkan oleh David Hume dan ekonom classical pada abad 18. Dikembangkan
terakhir oleh peraih nobel, Milton Friedman.

Menegaskan bahwa kuantitas uang dipengaruhi oleh nilai uang. Bahasan teori ini
menggunakan dua pendekatan:

1. Diagram permintaan dan penawaran


2. Model Persamaan

Penawaran Uang (Money Supply)


Di dunia nyata, penawaran uang ditentukan oleh BankSentral, sistem perbankan, dan
konsumen. Pada model ini, diasumsikan bahwa Penawaran uang (MS) dikontrol oleh Bank
Sentral dan ditetapkan dalam jumlah tertentu.

Permintaan Uang (Money Demand)


 Mengacu kepada seberapa besar kesejahteraan orang yang ingin memegang uang.
 Peningkatan P akan menurunkan nilai dari uang, sehingga memerlukan jumlah uang
yang lebih banyak untuk membeli barang dan jasa yang sama.
 Kuantitas uang yang diminta akan berhubungan negatif dengan nilai uang (value of
money) dan berhubungan positif dengan level harga (P), ceteris paribus.
 Menurut JM. Keyness, permintaan uang dipengaruhi oleh 3 motif:
1. Motif Transaksi (Transaction motive), dipengaruhi secara positif oleh tingkat
pendapatan (Y).
2. Motif Berjaga-Jaga (Precautionary Motive), dipengaruhi secara positif oleh
tingkat pendapatan (Y).
3. Motif Spekulasi (Speculative Motive), dipengaruhi secara negatif oleh tingkat
suku bunga (r)

Diagram permintaan dan penawaran uang

Adanya Injeksi Moneter

 Pada kondisi P awal, peningkatan MS atau jumlah uang beredar akan mendorong
adanya excess supply of money.
 Peningkatan jumlah uang beredar di masyarakat akan direspon dengan meningkatkan
permintaan barang dan jasa, atau meminjamkannya kepada pihak yang akan
menggunakan untuk konsumsi.
 Jika diasumsikan supply barang dan jasa tidak berubah, maka harga akan meningkat.

Diagram Efek Adanya Injeksi Moneter

Variabel Nominal vs Riil


 Variabel Nominal yang diukur dalam satuan mata uang.
Contoh: PDB nominal, tingkat suku bunga nominal (rate of return diukur dalam $)
upah nominal ($ per jam kerja)
 Variabel Riil diukur dari seberapa banyak barang dan jasa yang dapat
digunakan/dihasilkan.
Contoh : PDB Riil, suku bunga riil (diukur terhadap output) upah riil (diukur terhadap
output)
 Harga Relatif adalah perbandingan harga suatu barang terhadap harga barang lain,
bisa dikategorikan sebagai variabel riil, karena mengukur barang dan jasa yang bisa
dibeli.

Upah Nominal vs Riil


 Konsep harga relatif juga digunakan untuk mengukur upah atau gaji riil.
W = upah nominal = harga dari tenaga kerja, misal Rp 45.000.0000
P = level harga barang dan jasa, misal harga makanan = Rp 10.000/unit
Upah riil : perbandingan upah nominal dengan level harga
W Rp 45.000.000
= = 4.500 unit
P Rp 10.000
Interpretasi : Dengan uang 45.000.000, mampu membeli 4.500 unit makanan
 Konsep upah riil juga bisa diukur dari perbandingan upah nominal dan level (indeks)
harga barang dan jasa dalam perekonomian
W = upah nominal = harga dari tenaga kerja, misal Rp 45.000.0000
P = indeks harga barang dan jasa, misal IHK = 150
Upah riil : perbandingan upah nominal dengan level harga

W Rp 45.000.000
= = Rp 30.000.000
P 150

Interpretasi : Dengan upah nominal sebesar 45.000.000, maka upah riil yang diperoleh
untuk membeli barang dan jasa setara dengan Rp 30.000.000

Dikotomi Klasik
 Dikotomi Klasik adalah pemisahan variabel riil dan variabel nominal secara teoritis.
Hume dan ekonom klasik lainnya berpendapat bahwa kebijakan moneter hanya
berpengaruh terhadap variabel nominal, tidak kepada variabel riil.
 Jika Bank Sentral meningkatkan jumlah uang beredar (Ms), maka menurut Hume dan
teori klasikal lain yang akan terjadi adalah:
- Seluruh variabel nominal – harga – akan meningkat dua kali lipat.
- Seluruh variabel riil – harga relatif – tidak akan berubah.
Netralitas Uang
 Netralitas Uang : Konsep yang menyatakan bahwa apabila terjadi perubahan jumlah
uang beredar (Ms), maka tidak akan memengaruhi variabel riil
 Peningkatan jumlah uang beredar (Ms) sebesar dua kali lipat akan meningkatkan
seluruh variabel nominal dua kali lipat.
 Pada analisis sebelumnya, indikator yang digunakan seperti PDB Riil, investasi,suku
bunga riil, dan pengangguran merupakan variabel riil, sehingga tidak akan
dipengaruhi oleh penawaran uang (Ms) di jangka panjang.
 Karena menurut Hume, apabila jumlah uang beredar meningkat dua kali lipat, maka
harga akan naik dua kali lipat, nominal upah juga akan meningkat dua kali lipat, dan
nilai nominal lainnya juga akan meningkat dua kali lipat.
 Misal pada pasar tenaga kerja, upah riil W/P tidak berubah, karena asumsinya W
naik dua kali lipat dan P naik dua kali lipat, apabila Ms naik dua kali lipat,
sehingga:
- Kuantitas penawaran tenaga kerja tidak berubah & Kuantitas permintaan tenaga
kerja tidak berubah
- Total kesempatan kerja tidak berubah

Hal ini juga terjadi pada sumber daya lain, seperti barang modal dan lainnya.
Sehingga total produksi juga tidak akan berubah apabila penawaran uang meningkat.

 Kritik Netralitas Uang: bahwa netralitas uang tidak sepenuhnya terjadi di kehidupan
nyata. Namun, sebagian ekonom mempercayai konsep dikotomi klasik dan netralitas
uang sebagai gambaran perekonomian di jangka panjang. Pada konsep jangka pendek
(Short-Run), adanya perubahan moneter, juga akan memengaruhi variabel riil.

Tingkat Kecepatan Peredaran Uang (Velocity of Money)


 Velositas Uang : tingkat kecepatan uang berpindah dari satu tangan ke tangan lain
dalam perekonomian.
 Notasi:
P x Y = PDB Nominal
= (level harga) x (PDB Riil)
M = jumlah uang beredar (Money Supply)
V = Tingkat velositas
P×Y
 Rumus : V =
𝑀

Kuantitas Permintaan Uang

 Rumus : M × V = P × Y
 V diasumsikan stabil. Perubahan M menyebabkan (P x Y) meningkat dengan
persentase yang sama. Perubahan pada M tidak memengaruhi Y( konsep netralitas
uang, karena Y dipengaruhi oleh teknologi dan sumber daya). Sehingga, P berubah
dengan persentase yang sama dengan P x Y dan M.
Pertumbuhan jumlah uang beredar (%∆M) akan sama dengan persentase perubahan
harga.
 Jika PDB riil konstan, maka tingkat inflasi = tingkat pertumbuhan jumlah uang
beredar.
 Jika PDB riil meningkat, maka Tingkat inflasi < tingkat pertumbuhan jumlah uang
beredar.
 The bottom line:
- Economic growth increases number of transactions.
- Some money growth is needed for these extra transactions.
- Excessive money growth causes inflation.

Hiperinflasi
 Pencetakan uang secara berlebihan oleh bank sentral dapat mendorong hiperinflasi.
 Hiperinflasi merupakan kondisi dimana tingkat inflasi melebih 100%.
 Hal ini pernah terjadi di Indonesia pada era 1960-1967 ketika krisis ekonomi melanda
bersamaan dengan runtuhnya orde lama.

Pajak Inflasi (Inflation Tax)


Ketika penerimaan pajak tidak mencukupi dan kemampuan meminjam terbatas, maka
pemerintah dapat memiliki opsi untuk mencetak uang untuk membiayai pengeluaran. Hampir
seluruh hiperinflasi disebabkan oleh hal ini.

 Inflation tax : penerimaan pemerintah melalui pencetakan uang akan menghasilkan


inflasi, yang mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi terpotong. Hal ini mirip
seperti konsep pajak pada umumnya.

The Fisher Effect by Irving Fisher

 Suku bunga riil ditentukan oleh tabungan dan investasi di pasar dana pinjaman.
Pertumbuhan jumlah uang beredar akan menentukan tingkat inflasi. Sehingga, tingkat
suku bunga nominal dapat diperoleh dengan menambahkan tingkat suku bunga riil
dengan tingkat inflasi.
 Pada jangka panjang, uang akan bersifat netral: pertumbuhan jumlah uang beredar
akan memengaruhi tingkat inflasi, namun tidak memengaruhi suku bunga riil.
Sehingga suku bunga nominal akan meningkat sebesar satu persen apabila tingkat
inflasi naik satu persen. Hubungan ini kemudian disebut juga Efek Fisher (Fisher
effect).
 Pajak inflasi akan berdampak pada uang nominal yang dipegang oleh masyarakat,
bukan jumlah kekayaan yang dipegang. The Fisher Effect: peningkatan inflasi akan
mendorong suku bunga nominal naik, namun suku bunga riil (kekayaan) tidak akan
berubah.

Biaya dari Inflasi


 Kekeliruan terhadap inflasi: kebanyakan orang berpikir bahwa inflasi mengurangi
pendapatan riil masyarakat.
 Tapi sebenarnya inflasi meningkatkan jumlah harga barang dan jasa yang dibeli dan
balas jasa yang diterima oleh masyarakat (upah nominal).
 Pada jangka panjang, pendapatan riil akan ditentukan dari variabel riil (misal
teknologi dan sumber daya), bukan dari tingkat inflasi.
 Biaya Sol Sepatu (Shoeleather costs) : sumber daya yang terbuang ketika inflasi
mendorong masyarakat untuk mengurangi jumlah uang yang dipegang. Termasuk
waktu dan biaya transaksi dari seringnya penarikan uang di bank (jaman dahulu
belum ada ATM, e-banking atau m-banking, makanya harus bolak-balik ke bank).
 Biaya Menu (Menu costs) : biaya dari merubah harga menu. Mencetak menu baru,
membuat katalog harga baru.
 Variabilitas harga relatif dan misalokasi sumber daya : inflasi tidak akan
meningkatkan harga secara umum, sehingga harga relatif akan bervariasi dan tentu
akan mengganggu keputusan konsumsi masyarakat, dan kemudian mengganggu
alokasi sumber daya di masyarakat.
 Kebingungan dan Ketidaknyamanan : Inflasi yang tidak terkendali akan membuat
masyarakat & perusahaan tidak bisa membuat perencanaan jangka panjang, yang
berakibat pada kebingungan dalam pengambilan keputusan. Inflasi yang tidak stabil
juga membuat ketidaknyamanan masyarakat, karena resah dan cemas melihat harga
barang di pasar yang terus naik.
 Distorsi Pajak
Inflasi akan mendorong pendapatan nominal tumbuh lebih besar daripada pendapatan
riil. Pajak dihitung dari pendapatan nominal, namun beberapa tidak menyesuaikan
dengan inflasi, sehingga inflasi akan menyebabkan masyarakat membayar pajak lebih
besar, meskipun pendapatan riil mereka tidak meningkat.
 Biaya Spesial dari Inflasi Yang Tidak Terduga

Inflasi menguntungkan: Pihak yang menunggu pembayaran di masa depan, karena


mengorbankan pemakaian dana ketika daya belinya tinggi dan pembayaran yang
mereka terima di kemudian hari adalah dalam mata uang yang berdaya beli lebih
rendah, serta pihak yang berpendapatan tetap

Inflasi merugikan: Pihak yang berkewajiban untuk melakukan pembayaran di masa


depan kepada orang lain

 Seluruh biaya ini sangat tinggi bagi perekonomian yang mengalami hiperinflasi.
Negara yang memiliki tingkat inflasi rendah (< 10% per tahun) umumnya memiliki
biaya yang lebih rendah pula. Meskipun belum ada konsensus yang menjelaskan
berapa besar target inflasi yang ideal

Anda mungkin juga menyukai