Anda di halaman 1dari 5

Nama : Attar Raihan Shafa

Kelas : AE B14
Matkul : Ekonomi Makro

1. Jelaskan tiga motif permintaan uang oleh Keynes dan tergantung pada apa masing-masing
motif tersebut?
Jawab : Menurut Keynes ada 3 (tga) motif orang membutuhkan uang :
a. Motif untuk bertransaksi (Transaction Motive) orang membutuhkan uang untuk tujuan
bertransaksi seperti pembayaran dalam jual-beli atau pembayaran hutang. Permintaan akan
uang untuk tujuan transaksi ini disimbolkan dengan :
LT = f (Y) = 1 (Y)

b. Motif untuk berjaga-jaga (Precautionary Motive) yaitu


permintaan akan uang yang dimaksudkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
diperkirakan. Misalnya menabung untuk persiapan hari tua. Permintaan uang untuk berjaga-
jaga ini disimbolkan dengan :
LJ = f(Y) = 0 Y

c. Motif untuk berspekulasi (Speculation Motive) yaitu permintaan uang untuk tujuan
berspekulasi. Yang dimaksud motif spekulasi oleh Keynes adalah pilihan orang dalam
memegang uang tunai (cash in bank) atau memegang surat-surat berharga (Obligasi).
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi disimbolkan dengan
L2 = f (r) = L0 – k2 r
Pada saat suku bunga r rendah, orang cenderung memegang obligasi karena pendapatan bunga
obligasi lebih tinggi dari bunga deposito, dan pada saat suku bunga tinggi orang lebih suka
melakukan deposito (cash in bank)
Spekulasinya terletak pada penentuan tingkat bunga tertinggi atau terendah.

2. Jelaskan empat dari fungsi uang.


Jawab : a. Fungsi primer (primary function), yaitu merupakan fungsi utama dari uang yang
terdiri :
1). Sebagai alat tukar atau perantara dalam bertransaksi (as medium of exchange), yaitu
sebagai alat pembayaran dalam bertransaksi jual beli dan sebagainya.
2). Sebagai kesatuan hitung atau pengukur nilai (as unit of account or measurements of value).
Nilai di sini terbagi atas :
- Nilai guna (value in use) :value in use objective dan subjective.
- Nilai tukar (value in exchange) : kemampuan suatu barang untuk dipertukarkan dengan
barang lain.
b.Fungsi turunan (derivative function) :
3). Sebagai alat pembayaran yang ditangguhkan dikemudian hari (as a standart of deffered
payment). Contoh : transaksi kontrak pinjaman yang pembayarannya dilakukan kemudian hari.
4). Sebagai alat penyimpan nilai atau kekayaan (as store of value or wealth). Setiap uang sudah
merupakan alat penyimpan nilai, karena kapan saja uang tersebut digunakan / dibelanjakan
dapat diterima oleh orang lain dengan asumsi uang tersebut validitasnya masih berlaku. Jadi
dalam hal ini pemegang uang adalah pemegang daya beli. Namun daya beli tersebut nilainya
tidak stabil, hal ini terutama disebabkan oleh faktor inflasi.
Barang-barang lain sebenarnya dapat dijadikan sebagai alat penyimpan nilai, misalnya mobil,
rumah, perhiasan dan lain-lain. Tetapi ada beberapa kelemahan dari barang-barang tersebut
dalam hal sebagai alat penyimpan nilai : memerlukan ongkos penyimpanan, menurunnya nilai
tukar barang tersebut dalam arti uang (penyusutan) dan tidak likuid karena tidak dapat segera
digunakan untuk alat pembayaran

3. Jelaskan perbedaan daripada nilai nominal uang, nilai riil uang dan nilai intrisik uang.
Jawab : - Nilai nominal uang adalah adalah nilai uang yang tertulis atau tertera pada mata
uang. Nilai ini yang paling gampang kita ketahui. Cukup dengan melihat angkanya saja di situ,
kita sudah bisa mengetahuinya. Contoh nilai nominal: Pada sebuah uang tertulis 100 rupiah,
1000 rupiah. Maka nilai nominal uang tersebut adalah 100 rupiah, 1000 rupiah. Meskipun
seandainya keduanya memiliki bahan dan biaya cetaknya sama, tapi tetap saja nilai nominalnya
beda.

- Nilai riil uang adalah kemampuan daya tukar atau daya beli uang pada barang atau jasa.
Sekilas mirip dengan nilai nominal. Tapi sebenarnya beda. Biar lebih memahami
perbedaannya, simak contoh di bawah ini. Contoh nilai riil: Lima tahun yang lalu, Rp5.000,00
bisa untuk beli semangkuk bakso. Sekarang tidak bisa. Ini artinya nilai riil Rp5.000,00 tersebut
telah menurun. Sedangkan nominalnya masih tetap sama.

- Nilai intrinsik uang adalah nilai atau harga bahan yang digunakan untuk membuat uang itu
sendiri. Bagi orang awam, nilai ini tidak begitu dipikirkan karena dalam jual beli, mereka
menghitungnya berdasarkan nilai nominal. Contoh nilai intrinsik: Misal dalam mencetak
sebuah uang bernominal Rp50.000,00 membutuhkan bahan (dan biaya cetak) sebesar 7.000
rupiah per lembar. Maka nilai intrinsik pada uang tersebut adalah 7 ribu rupiah, bukan
Rp50.000,00. Meskipun umumnya semakin besar nominal uang semakin besar biaya cetaknya
(kualitas bahan lebih tinggi dan tanda pengaman lebih banyak), namun bisa juga uang koin
emas dengan nominal kecil lebih mahal nilai intrinsiknya daripada uang kertas yang memiliki
nominal lebih besar. Karena seperti kita ketahui harga emas memang tinggi.

4. Jelaskan yang dimaksud dengan barter.


Jawab : Barter merupakan sistem perdagangan yang di dalamnya terdapat kegiatan tukar-
menukar barang tanpa melibatkan uang sebagai alat transaksi. Sistem barter pada awalnya
digunakan saat sebelum terdapat mata uang, dan sistem ini dijalankan pertama kali oleh Suku
Mesopotamia sekitar tahun 600 Masehi. Tidak hanya barang, sistem barter pun bisa dilakukan
dengan adanya pertukaran jasa selama hal tersebut bisa dianggap sebagai alat tukar. Sesuatu
yang bisa ditukar harus bisa diterima dan disetujui bagi penerimanya baik dari segi fungsi
maupun bentuk.

5. Jelaskan yang dimaksud dengan uang kartal dan uang giral dan bentuknya.
Jawab : Uang Kartal : uang yang mendapat pengesahan dari pemerintah dan berlaku umum
sebagai alat pembayaran. Uang kartal ini terdiri dari uang logam (coin) dan uang kertas (paper
money, pocket money atau folding money)

Uang Giral : seluruh saldo rekening giro yang ada di bank. Uang ini tidak berlaku umum
sebagai alat pembayaran yang sah tetapi berlaku untuk lingkungan terbatas. Penarikannya
dapat dilakukan dengan menggunakan cek untuk penarikan tunai dan bilyet giro untuk
pemindah bukuan.

6. Andaikan Bank Sentral mengucurkan uang ke salah satu bank (misalkan bank X) sebesar 250
T dengan syarat RR = 12,5%.
Tentukan :
a. Besarnya total Uang Giral yang tercipta.
𝑆 250 𝑇
Jawab : D = = = 2.000.000.000.000.000
𝑟 12,5%
b. Besarnya total kredit yang tersalurkan
𝑆 218,750 𝑇
Jawab : D = = = 1.750.000.000.000.000
𝑟 12,5%
c. Besarnya total cadangan wajib yang tercipta
𝑆 31,250 𝑇
Jawab : D = = = 250.000.000.000.000
𝑟 12,5%
d. Gambarkan proses penciptaan Uang Giral tersebut (sampai 3 tingkat)
Jawab :
Aktiva Pasiva
Cadangan Wajib Rp. 31,250 T Tabungan Giral Rp. 250 T

Pinjaman Rp. 218,750 T

Jumlah Rp. 250 T Jumlah Rp. 250 T


7. Jelaskan apa saja instrument kebijakan moneter, bagaimana perubahan instrumen itu apabila
pemerintah menjalankan kebijakan moneter ekspansif, dan dalam keadaan perekonomian
yang bagaimana kebijakan itu dilakukan.
Jawab : 1). Kebijaksanaan suku bunga (Discount Rate Policy = r).
Bank sentral dapat mengubah jumlah uang yang beredar dengan mengubah tingkat diskonto.
Tingkat diskonto adalah suku bunga atas pinjaman yang diberikan bank sentral kepada bank-
bank umum. Bank meminjam dari bank sentral Ketika bank memiliki cadangan yang terlalu
sedikti untuk memenuhi syarat cadangan minimum. Hal ini bisa terjadi karena bank
memberikan terlalu banyak pinjaman atau karena penarikan-penarikan dana yang dilakukan
nasabah. Tingkat diskonto yang tinggi menurunkan keinginan bank untuk meminjam
cadangan dari bank sentral. Jadi, kenaikan tingkat diskonto akan mempengaruhi jumlah
cadangan dalam sistem perbankan, yang juga akan menurunkan jumlah uang beredar.
Sebaliknya tingkat diskonto yang lebih rendah mendorong bank-bank untuk meminjam dari
bank sentral sehingga meningkatkan jumlah cadangan sekaligus memperbesar jumlah uang
yang beredar.
Bila r maka MS : Kebijakan moneter kontraktif
Bila r maka MS : Kebijaksanaan moneter ekspansif.
2). Menetapkan besarnya cadangan wajib minimum dari bank umum.
Bank central dapat mempengaruhi jumlah uang beredar melalui syarat cadangan wajib
mínimum (reserve requirements), yang merupakan peraturan mengenai jumlah cadangan
mínimum yang harus disimpan oleh bank untuk melindungi simpanan publik. Syarat
cadangan mínimum mempengaruhi seberapa banyak uang yang dapat diciptakan oleh sistem
perbankan dari setiap cadangan rupiah yang dimilikinya. Peningkatan dalam nilai syarat
cadangan mínimum mengharuskan bank menyimpan cadangan lebih. Akibatnya, pinjaman
yang dapat diberikan bank dari setiap simpanan yang dimilikinya menjadi berkurang, dan
hasilnya, rasio cadangan akan naik, faktor penggandaan uang akan turun, dan jumlah uang
yang beredar juga turun. Sebaliknya penurunan dalam nilai syarat cadangan mínimum
menurunkan rasio cadangan, meningkatkan faktor prnggandaan uang, dan memperbesar
jumlah uang yang beredar.
Bila RR maka MS : Kebijakan moneter kontraktif
Bila RR maka MS : Kebijaksanaan moneter ekspansif.
3). Melakukan transaksi jual beli suarat-surat berharga pasar uang (SBPU).
Bank central menjalankan operasi pasar terbuka (open market operations) ketika
melakukan pembelian atau penjualan surat obligasi pemerintah.Untuk meningkatkan jumlah
uang yang beredar, Bank central akan membeli surat berharga (obligasi) dari publik di pasar
obligasi. Uang yang dibayarkan oleh bank sentral untuk membeli surat obligasi akan
meningkatkan jumlah uang yang beredar. Sebagian uang rupiah ini disimpan dalam bentuk
uang tunai, dan sebagian lagi disimpan di bank. Setiap uang yang disimpan sebagai uang
tunai akan meningkatkan jumlah uang yang beredar sebesar $1. Setiap uang yang disimpan
di bank akan semakin meningkatkan jumlah uang beredar karena akan meningkatkan
cadangan sekaligus mendukung sistem perbankan dalam meingkatkan jumlah uang yang
beredar.
Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar, Bank Sentral melakukan hal sebaliknya, yakni
menjual surat berharga atau surat obligasi pemerintah kepada publik di pasar obligasi. Publik
membayar surat obligasi ini dengan simpanan uang tunai dan simpanan di bank, sehingga
langsung mengurangi jumlah uang yang beredar. Sebagai tambahan, ketika masyarakat
melakukan penarikan dari bank, jumlah cadangan di bank akan berkurang. Untuk
mengatasinya, bank akan mengurangi jumlah pemberian pinjaman, dan dengan demikian
proses penciptaan uang juga akan berkurang. Operasi pasar terbuka mudah dilaksanakan,
Pada kenyataannya, pembelian dan penjualan surat obligasi pemerintah yang dilakukan bank
sentral di pasar obligasi terbuka serupa dengan transaksi yang dilakukan oleh setiaporang
atas portofolionya.(Tentu saja, ketika seseorang membeli atau menjual surat obligasi, uang
akan berpindah tangan, namun jumlah uang yang beredar tetap sama). Lagi pula, Bank
sentral bisa menggunakan operasi pasar terbuka untuk mengubah jumlah uang yang beredar
menjadi lebih besar atau lebih kecil kapan saja tanpa perlu adanya perubahan besar dalam
hukum atau peraturan perbankan. Oleh sebab itu, operasi pasar terbuka merupakan perangkat
kebijakan moneter yang paling sering digunakan oleh bank sentral.
Bila pemerintah (BI) membuka posisi jual maka MS : kontraktif
Bila pemerintah (BI) membuka posisi beli maka MS : ekspansif
4). Selective credit controll yaitu melakukan pengawasan atas kredit yang disalurkan oleh
bank-bank umum kepada nasabahnya. Hal ini dimaksudkan agar kredit yang disalurkan
betul-betul efektif dan produktif.
5). Himbauan moral (Moral Suassion) agar seluruh pelaku moneter dapat mentaati segala
ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah / bank sentral.

Anda mungkin juga menyukai