Kelas : AE B14
Matkul : Ekonomi Makro
1. Jelaskan tiga motif permintaan uang oleh Keynes dan tergantung pada apa masing-masing
motif tersebut?
Jawab : Menurut Keynes ada 3 (tga) motif orang membutuhkan uang :
a. Motif untuk bertransaksi (Transaction Motive) orang membutuhkan uang untuk tujuan
bertransaksi seperti pembayaran dalam jual-beli atau pembayaran hutang. Permintaan akan
uang untuk tujuan transaksi ini disimbolkan dengan :
LT = f (Y) = 1 (Y)
c. Motif untuk berspekulasi (Speculation Motive) yaitu permintaan uang untuk tujuan
berspekulasi. Yang dimaksud motif spekulasi oleh Keynes adalah pilihan orang dalam
memegang uang tunai (cash in bank) atau memegang surat-surat berharga (Obligasi).
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi disimbolkan dengan
L2 = f (r) = L0 – k2 r
Pada saat suku bunga r rendah, orang cenderung memegang obligasi karena pendapatan bunga
obligasi lebih tinggi dari bunga deposito, dan pada saat suku bunga tinggi orang lebih suka
melakukan deposito (cash in bank)
Spekulasinya terletak pada penentuan tingkat bunga tertinggi atau terendah.
3. Jelaskan perbedaan daripada nilai nominal uang, nilai riil uang dan nilai intrisik uang.
Jawab : - Nilai nominal uang adalah adalah nilai uang yang tertulis atau tertera pada mata
uang. Nilai ini yang paling gampang kita ketahui. Cukup dengan melihat angkanya saja di situ,
kita sudah bisa mengetahuinya. Contoh nilai nominal: Pada sebuah uang tertulis 100 rupiah,
1000 rupiah. Maka nilai nominal uang tersebut adalah 100 rupiah, 1000 rupiah. Meskipun
seandainya keduanya memiliki bahan dan biaya cetaknya sama, tapi tetap saja nilai nominalnya
beda.
- Nilai riil uang adalah kemampuan daya tukar atau daya beli uang pada barang atau jasa.
Sekilas mirip dengan nilai nominal. Tapi sebenarnya beda. Biar lebih memahami
perbedaannya, simak contoh di bawah ini. Contoh nilai riil: Lima tahun yang lalu, Rp5.000,00
bisa untuk beli semangkuk bakso. Sekarang tidak bisa. Ini artinya nilai riil Rp5.000,00 tersebut
telah menurun. Sedangkan nominalnya masih tetap sama.
- Nilai intrinsik uang adalah nilai atau harga bahan yang digunakan untuk membuat uang itu
sendiri. Bagi orang awam, nilai ini tidak begitu dipikirkan karena dalam jual beli, mereka
menghitungnya berdasarkan nilai nominal. Contoh nilai intrinsik: Misal dalam mencetak
sebuah uang bernominal Rp50.000,00 membutuhkan bahan (dan biaya cetak) sebesar 7.000
rupiah per lembar. Maka nilai intrinsik pada uang tersebut adalah 7 ribu rupiah, bukan
Rp50.000,00. Meskipun umumnya semakin besar nominal uang semakin besar biaya cetaknya
(kualitas bahan lebih tinggi dan tanda pengaman lebih banyak), namun bisa juga uang koin
emas dengan nominal kecil lebih mahal nilai intrinsiknya daripada uang kertas yang memiliki
nominal lebih besar. Karena seperti kita ketahui harga emas memang tinggi.
5. Jelaskan yang dimaksud dengan uang kartal dan uang giral dan bentuknya.
Jawab : Uang Kartal : uang yang mendapat pengesahan dari pemerintah dan berlaku umum
sebagai alat pembayaran. Uang kartal ini terdiri dari uang logam (coin) dan uang kertas (paper
money, pocket money atau folding money)
Uang Giral : seluruh saldo rekening giro yang ada di bank. Uang ini tidak berlaku umum
sebagai alat pembayaran yang sah tetapi berlaku untuk lingkungan terbatas. Penarikannya
dapat dilakukan dengan menggunakan cek untuk penarikan tunai dan bilyet giro untuk
pemindah bukuan.
6. Andaikan Bank Sentral mengucurkan uang ke salah satu bank (misalkan bank X) sebesar 250
T dengan syarat RR = 12,5%.
Tentukan :
a. Besarnya total Uang Giral yang tercipta.
𝑆 250 𝑇
Jawab : D = = = 2.000.000.000.000.000
𝑟 12,5%
b. Besarnya total kredit yang tersalurkan
𝑆 218,750 𝑇
Jawab : D = = = 1.750.000.000.000.000
𝑟 12,5%
c. Besarnya total cadangan wajib yang tercipta
𝑆 31,250 𝑇
Jawab : D = = = 250.000.000.000.000
𝑟 12,5%
d. Gambarkan proses penciptaan Uang Giral tersebut (sampai 3 tingkat)
Jawab :
Aktiva Pasiva
Cadangan Wajib Rp. 31,250 T Tabungan Giral Rp. 250 T