Anda di halaman 1dari 17

KUIS

NAMA : RIWATI

NIM : 190603332

MK : SISTEM PERBANKAN KONVENSIONAL

SOAL:

1. Jelaskan faktor-faktor yang berdampak atau yang mempengaruhi perkembangan


uang !

Jawaban :
Uang adalah sesuatu yang data dterima oleh masyarakat sebagai alat pembayaran dan
alat tukar yang sah. Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan uang :
a. Pendapatan Riil
Pendapatan Riil adalah pendapatan yang dihitung dengan harga kostan
(mendasarkan padan tahun tertentu yang dijadikan tahun dasar) semakin tinggi
pendapatan, erminytaan uang akan semakin besar. Ini dikarenakan konsumsi dan
tabungan akan bertambah seiring dengan meningkatnya pendapatan.

b. Tingkat Suku Bunga


Semakin tinggi suku bunga permintaan uang akan bekurang. Hal ini dikarenakan
tingginya suku bunga akan membuat biaya pinjaman uang untuk berspekulasi
semakin bertambah mahal.

c. Tingkat harga Umum


Semakin tinggi tingkat harga umum, pemitaan uang akan semakin bertambah. Karena
harga barang dan jasa bertambah mahal, dan untuk membelinya diperlukan uang yang
lebih banyak dan mengakibatkan permintaan kan uang juga semakin bertambah.
d. Fasilitas Kredit
Semakin canggih fasilitas kredit akan memudahkan masyarakat meminjam uang
kepada bank sehingga semakin banyak uang tunai yang diinginkan masyarakat,
begitu pula sebaliknya. Semakin sulitnya fasilitas kredit maka jumlah uang yang
diinginkan masyarakat akan berkurang. Pemintaan dan penawaran uang berubah-
ubah, dan berikut ini faktor-faktor penawaran uang:
- Tingkat Diskonto, merupakan bunga yang diterapkan bank sentral kepada bank
umum yang meminjam dana. Semakin tinggi tingkat diskonto maka semakin
sedikit uang yang dapat dipinjam oleh bank umum sehingga penawaran uang
berkurang, begitupun sebaliknya.

- Cadangan kas, merupakan tabungan atau simpanan uang tunai milik bank umum
yang ada di bank sentral. Semakin besar cadangan kas yang ditentukan oleh bank
sentral makajumlah penawaran uang semakin berkurang.

- Kebijakan pasar terbuka, adalah kebijakan bank sentral dalam membeli atau
menjual surat berharga milik pemerintah seperti surat obligasi Negara, surat utang
Negara, dan sertifikat bank Indonesia. Jika bank sentral menjual surat berharga
maka jumlah penawaran uang akan berkurang karena masyarakat dapat surat
sedangkan bank sentral mendapat uang yang selama ini beredar.

Faktor-fator yang mempengaruhi uang beredar ;


a. Harga barang, prubahan harga barang dapat mempengaruhi jumlah uang yang
beredar.
Contoh: Harga beras Rp 10.000 per kilo, jika jumlah permintaan 10 kg, maka uang
yang dibuuhkan dan berdar adalah Rp 100.000. ketika harga beras naik menjadi Rp
15.000 maka maka uang yang dibutuhkan dan beredar menjadi lebih banyak yaitu
sebesar Rp 150.000, disini ada peningkatan sebesar Rp 50.000. sebaliknya, jika harga
barang turun maka uang brdarpun menjadi lebih sedikit.
b. Prmintaan barang, meupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat.

c. Tingkat suku bunga, jika suku bunga turun atau relative lebih rendah, makan
masyarakat aan cenderung mengajukan pinjaman atau kredit pada lembaga keuangan.
Hal ini mengakibatkan uang yang beredar dalam masyarakat akan cenderung
bertambah. Begitu juga sebaliknya.

d. Struktur perekonomian Negara, ada masyarakat industry nilai transaksi dan erputaran
uang menjadi relative menjadi tinggi jika dibandingkan dengan masyarakat agraris.
Hal ini disebabkan dalan proses produksi dibutukan uang yang lebih besar dengan
waktu yang relative .

e. Lingkungan atau kawasan, di lingkungan kota-kota besar, kawasan ndustr, jumlah


uang yang dibutuhkan relative lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat yang
tinggal di pedesaan.

f. Pendapatan, jika pendapatan naik, maka uang yang dapat ditransaksikan atau
dibelanjakan juga akan meningkat.

2. Mengapa bentuk dan nilai uang di setiap Negara itu berbeda ?

Jawaban:

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu kembali ke masa lalu. Zaman di mana
manusia pertama kali bertransaksi. Sebelum kita semua mengenal uang sebagai alat
pembayaran, kita melakukan barter. Masa ini, berdasarkan mint.com, terjadi pada 6000
Sebelum Masehi. Jauh, jauh sebelum Nicholas Copernicus jalan-jalan dan akhirnya
menemukan benua Amerika dalam ekspedisinya yang terkenal di tahun 1400-an itu.

Itu artinya, di masa terjadinya barter, semua manusia di berbagai belahan dunia
mempunyai caranya sendiri-sendiri dalam melakukan barter Sampai, lama-kelamaan,
mereka merasa ribet karena harus terus-menerus melakukan ritual “tukar-menukar”
barang ini, dan akhirnya memutuskan untuk membuat alat tukar dari perak dan emas.
Sampai akhirnya, alat tukar tersebut berubah menjadi mata uang. Rupiah, misalnya.
Rupiah sebetulnya berasal dari kata “rupia”, tanpa huruf “h” di belakangnya, yang
merupakan bahasa Mongolia untuk perak. Seiring berjalannya waktu, karena pelafalan
orang jawa lebih mudah dengan huruf “h”, jadi lah sampai sekarang mata uang kita
disebut “rupiah. Mirip dengan orang India yang kemudian mengubah kata “rupia” tadi
menjadi “rupee” karena bagi orang sana, pelafalan rupee lebih enak dan mudah.

Beda halnya dengan Amerika dengan dollar-nya yang berasal dari “thal”. Thal
diambil dari akhiran kata Joachimsthal, yang merupakan pertambangan yang
menghasilkan koin-koin perak yang dilebur. Nah, hasil tambang dari Joachimsthal ini
disebut dengan Joachimsthalers. Akhirnya, lama kelamaan mereka menyebut dengan
thalers dollar. Jadi sampai sekarang disebut dollar. Lalu, kenapa saat semua negara sudah
saling tahu mata uang satu sama lain, mereka tidak kompromi untuk membuat mata uang
yang sama? Pakai dollar, misalnya. Sebetulnya, bisa saja. Tapi, karena setiap bangsa
punya kekayaan sumberdaya yang harganya berbeda-beda (ada yang punya perak, emas,
batu permata), alhasil banyak dari mereka yang tidak mau kalau mata uangnya disamakan
dengan mata uang negara lain. Selain itu, bagi beberapa negara, mata uang juga dipakai
untuk menunjukkan kedaulatan bangsa. Jadi, ada faktor “ego ekonomi” yang dimiliki
negara supaya tetap memiliki mata uangnya masing-masing.

3. Bagaimana kita menilai bahwa bank itu sehat dan bagaimana cara melihat ukuran
perusahaan ?

Jawaban:
Cara menilai kesehatan bank
Kesehatan bank dapat dilihat dari beberapa aspek dengan kriteria dan tata cara
penilaian sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia . penilaian
dilakukan satu kali per tahun untuk melihat apakah ada eningkatan, atau sebaliknya
malah terjadi penurunan. Penilaian untuk menentukan kondisi kesehatan suatu bank
biasanya menggunakan analisis CAMELS.
a. Aspek Permodalan
Aspek permodalan bank yang dinilai adalah kewajiban penyediaan modal
minimum bank. Penilaiannya didasarkan pada Capital Adequaci Ratio (CAR) yang
telah ditetapkan Bank Indonesia. CAR merupakan rasio odal trhadap aktiva
tertimbang menurut risiko. Berdasarkan ketentuan pemeritah tahun 1999, ban harus
memiliki nilai CAR minimal delapan persen.

b. Aspek Kualitas Aset


Penilaian kualitas asset mengacu pada peraturan yang ditentukan oleh Bank
Indonesia. Dilakukan dengan membandingkan antara aktiva produktif yang
diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Dan dinilai dari rasio penyisihan
penghapusan aktiva produktif yang diklasifikasikan. Rasio-rasio ini terdapat dalam
neraca keuangan yang dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.

c. Aspek Kualitas Manajemen


Dinilai dari aspek kualitas SDM. Yang dinilai adalah kemampuan karyawan
dalam melakukan pekerjaan, pendidikan, dan pengalaman karyawan dalam
menangani dalam berbaga kasus. Aspek manajemen yang dinilai ada seratus aspek,
yang diantaranya melipui manajemen pemodalan, manajemen kualitas aktiva,
manajemen umum, dan manajemen likuiditas.

d. Aspek Likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan bank untuk membayar semua utangnya
terutama simpanan tabungan, giri dan deposito pada saat ditangih. Selain iu, likuiditas
juga menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi permodalan kredit yang layan
dibiayai. Aspk likuiditas dinilai dari rasio kewajiban bersih Call Money terhadap
akttiva. Kemudian dinilai juga dari rasio kredit terhadap dana yang ditrima bank
seperti giro, tabungan, deposito, dan lainnya/
e. Aspek Rentabilitas
Aspek ini menilai kemampuan bank dalam meningkatkan laba, tingkat efesiensi
usaha, dan profitabilitas yang dicapai bank. Rasio lainnya yang juga menunjukkan
aspek rentabilitas adalah rasio laba terhadap total ast (ROA) dan rasio biaya operasi
trhadap pendapatan operasi.

f. Aspek Sensitivitas
Aspek yang dinilain dari aspek sensitivitas adalah tinkat perolehan laba yang
harus dicapai dengan tingkat risiko yang harus dihadapi. Seberapa sensitive laba yang
akan diperoleh trhadap risiko yang akan terjadi. Semakin sensitive terhadap risiko
maka tingkat perolehan laba akan sulit dieroleh.

Cara melihat ukuran perusahaan:


Nilai perusahaan dapat diukur dengan suatu rasio yang disebut rasio penilaian.
Sutrisno (2009;224), medefinisikan rasio penilaian adalah: Suatu rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat
(investor) atau pada para pemegang saham. Rasio penilaian memberikan informasi
seberapa besar masyarakat menghargai perusahaan, sehingga masyarakat tertarik
untuk membeli saham dengan harga yang lebih tinggi dibanding nilai bukunya.

4. Sebutkan dan jelaskan sifat dan rahasia bank, dan jelaskan teori mutlak dan
relative !

Jawaban:
Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai
nasabah penyimpan dan simpanannya (Pasal 1 angka 28 UU No.10 Tahun 1998 tentang
Perbankan). Yang dimaksud dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan
mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya meliputi segala keterangan tentang orang
dan badan yang memperoleh pemberian layanan dan jasa dalam lalu lintas uang, baik
dalam maupun luar negeri, meliputi :
1. Jumlah kredit
2. Jumlah dan jenis rekening nasabah (Simpanan Giro, Deposito, Tabanas, Sertifikat,
dan surat berharga lainnya)
3. Pemindahan (transfer) uang
4. Pemberian garansi bank
5. Pendiskontoan surat-surat berharga,
6. Pemberian kredit.

Rahasia bank diatur dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Menurut
ketentuan pasal tersebut : Ayat (1) Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai
nasabah penyimpan dan simpanannya, kecuali dalam hal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 41, Pasal 41A, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, dan Pasal 44A. Ayat (2) Ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi pihak terafiliasi.

Berdasarkan ketentuan diatas, jelas bahwa yang wajib dirahasiakan oleh pihak
Bank/Pihak terafiliasi hanya keterangan mengenai nasabah Penyimpan dan simpanannya.
Apabila Nasabah Bank adalah Nasabah Penyimpan yang sekaligus juga sebagai Nasabah
debitur, bank tetap wajib merahasiakan keterangan tentang nasabah dalam kedudukannya
sebagai nasabah penyimpan. Artinya jika nasabah itu hanya berkedudukan sebagai
nasabah debitur maka keterangan tentang nasabah debitur dan hutangnya tidak wajid
dirahasiakan oleh bank/pihak terafiliasi. Dengan demikian, lingkup rahasia bank hanya
meliputi keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya, keterangan selain
itu bukan rahasia bank.

Yang dimaksud Nasabah Penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di


Bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian Bank dengan nasabah yang
bersangkutan (Pasal 1 angka (17) UU No.10 Tahun 1998). Sedangkan yang dimaksud
dengan Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank
berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk Giro, Deposito, Sertifikat
Deposito, Tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu (Pasal 1
angka (5) UU No.10 Tahun 1998). Mengenai sifat Rahasia Bank, ada dua teori yang
dapat dikemukakan, yaitu:
1.Teori Mutlak (Absolute Theory)

Menurut teori ini, Rahasia Bank bersifat mutlak. Semua keterangan mengenai
nasabah dan keuangannya yang tercatat di bank wajib dirahasiakan tanpa pengecualian
dan pembatasan. Dengan alasan apapun dan oleh siapapun kerahasiaan mengenai nasabah
dan keuangannya tidak boleh dibuka (diungkapkan). Apabila terjadi pelanggaran
terhadap kerahasiaan tersebut, Bank yang bersangkutan harus bertanggung jawab atas
segala akibat yang ditimbulkannya.

Keberatan terhadap teori mutlak ini adalah terlalu individualis, artinya hanya
mementingkan hak individu (perseorangan). Disamping itu, teori ini juga bertentangan
dengan kepentingan umum, artinya kepentingan Negara atau masyarakat banyak
dikesampingkan oleh kepentingan individu yang merugikan Negara atau masyarakat
banyak. Dengan kata lain menurut teori ini,sifat mutlak rahasia bank sangat sukar untuk
ditterobos dengan alasan apapun dan oleh hukum dan undang-undang sekalipun. Teori
mutlak ini banyak dianut oleh bank-bank yang ada di Negara Swiss.

2.Teori Relatif (Relative Theory)

Menurut teori ini, Rahasia Bank bersifat relative (terbatas). Semua keterangan
mengenai nasabahdan keuangannya yang tercatat di bank wajib dirahasiakan. Namun bila
ada alasan yang dapat dibenarkan oleh undang-undang, Rahasia Bank mengenai
keuangan nasabah yang bersangkutan boleh dibuka (diungkapkan) kepada pejabat yang
berwenang. Keberatan terhadap teori ini adalah rahasia bank masih dapat dijadikan
perlindungan bagi pemilik dana yang tidak halal, yang kebetulan tidak terjangkau oleh
aparat penegak hukum karena tidak terkena penyidikan. Dengan demikian dananya tetap
aman.

Namun teori relative ini sesuai dengan rasa keadilan (sense of justice), artinya
kepentingan Negara atau kepentingan masyarakat banyak tidak dikesampingkan begitu
saja. Apabila ada alasan yang sesuai dengan prosedur hukum maka rahasia keuangan
nasabah boleh dibuka (diungkapkan). Dengan demikian teori relative ini melindungi
kepentingan semua pihak, baik individu, masyarakat maupun Negara. Teori ini di anut
oleh bank-bank yang ada di Negara Amerika Serikat, Belanda, Malaysia, Singapura dan
Indonesia. Di Indonesia teori relative ini diatur dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 jo. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

5. Apakah risiko-risiko yang mempengaruhi penghimpunan dana?

Jawaban:
Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan, perbankan
akan menghadapi tiga risiko dalam menjalankan bisnis antara lain:
1. Risiko pertama adalah likuiditas selalu menjadi tantangan bagi bank, karena likuiditas
masih terbatas di pasar. Namun, OJK mencatat likuiditas bank masih aman jika ada
penarikan dana secara darurat. “Misalnya, rasio alat likuid per non core deposit
(AL/NCD) berada di level 89% per Januari 2015,” kata Muliaman, Selasa (10/3).
Sedangkan, rasio likuiditas untuk perhitungan alat likuid per dana pihak ketiga
(AL/DPK) tercatat sebesar 18% per Januari 2015 atau jauh dari rasio minimal 10%.
2. Risiko kedua adalah risiko kredit. Menurutnya bank sangat rentan mengalami kredit
bermasalah, jika tidak melakukan perhitungan profil risiko untuk nasabah. Pada
Januari 2015, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross sebesar
2,23% dan net sebesar 1,15%.
3. Terakhir risiko ketiga adalah risiko pasar. Muliaman bilang, untuk rasio posisi devisa
netto (PDN) tercatat sebesar 1,68% per Januari 2015. Risiko pasar ini, kata dia, tidak
bisa dihindari sehingga harus tetap waspada.

6. Bagaimana maksud dan tujuan dari cadangan laba pada bank konvensional ?
Jawaban:
Cadangan laba yaitu merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank
dan sementara waktu blum digunakan. Cadangan laba yaitu sebagian dari laba bank yang
disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang akan dipergunakan
untuk menutupi timbulnya risiko dikemudian hari.
7. Bagaimana hubungan inflasi dan tingkat suku bunga ?

Jawaban:
Inflasi dan suku bunga saling brkaitan, hal ni sering di ungkapkan dalam teori
ekonomi makro. Inflasi merujuk pada tingkat kenaikan harga barang dan jasa. Sementara
suku bunga di Indonesia merujuk pada tingkat suku bunga yang diatur oleh Bank
Indonesia, dikenal sebagai BI Rate atau suku Bungan BI. Ketika suku bunga rendah,
pengaruh yang timbul adalah semakin banyak orang meminjam uang. Akibatnya
konsumsi bertambah karena uang berdar lebih banyak, ekonomi mulai tumbuh, dan efek
kelanjutannya adalah inflasi naik. Dampak sebaliknya juga berlaku, jika suku bunga
tinggi, peminjam uang semakin sedikit. Hasilnya lebih banyak orang menahan belanja,
mereka memilih menabung. Yang terjadi tingkat konsumsi turun. Inflasi pun turun.

8. Apa dampak kebijakan suku bunga terhadap saham ?

Jawaban:
Secara teoritis, kenaikan suku bunga bank sentral AS berpotensi menjatuhkan
saham-saham di bursa Wall Street. Mengapa? Karena kenaikan suku bunga acuan akan
mengakibatkan bunga pinjaman meningkat. Semakin besar bunga pinjaman yang harus
dibayar oleh korporasi AS, maka makin kecil dana yang dapat dipergunakannya untuk
ekspansi usaha atau rekrutmen tenaga kerja baru. Sebaliknya, pemangkasan suku bunga
The Fed berpotensi mendorong kenaikan harga saham-saham Wall Street.

Selain itu, kenaikan dan penurunan suku bunga juga akan memengaruhi psikologi
konsumen dan pebisnis. Ketika suku bunga naik, pebisnis dan konsumen akan cenderung
mengurangi anggaran belanja mereka. Akibatnya, pendapatan korporasi cenderung
berkurang. Di sisi lain, ketika suku bunga turun, maka pebisnis dan konsumen dapat
menambah anggaran belanja mereka, sehingga meningkatkan pendapatan korporasi.

Kebijakan Bank Indonesia tetap memiliki pengaruh penting terhadap pasar


keuangan nasional. Kenaikan suku bunga acuan BI, misalnya, secara nyata dapat
mendongkrak marjin laba emiten perbankan, sehingga investor lebih tertarik untuk
memborong saham-saham sektor Finance. Akan tetapi, pengaruh BI itu berbaur dengan
faktor-faktor eksternal.

Sebagai contoh, BI memangkas suku bunga dari 5.50 persen menjadi 5.25 persen
hari ini. Namun, aksi jual asing mendorong IHSG terpuruk 0.51 persen ke level 6,244.47.
Dan mengapa asing marak jual? Karena pernyataan sejumlah bank sentral terkemuka
mengisyaratkan kondisi beberapa negara maju (termasuk AS) yang lebih sehat
dibandingkan perkiraan sebelumnya.

9. Berikan 1 contoh kasus problematika dalam kasus kliring !


Jawaban:
Contoh kasus kliring semisal saya di Jakarta memiliki tabungan dan akan
mengirimkan uang kepada nenek saya di Yogyakarta, namun saya dan nenek saya
memiliki rekening dari bank yang berbeda, selain bank yang berbeda, kami juga berada
di daerah yang berbeda. Kasus diatas akan menyebabkan terjadinya suatu proses kliring.

Saya yang memiliki tabungan Mandiri di Jakarta akan mengirim sejumlah uang
ke bank BRI milik nenek saya di Yogyakarta, maka kedua bank harus mencari dimana
suatu wilayah atau daerah terdapat kedua bank tersebut. Setelah ditelusuri, tenyata di
wilayah Yogyakarta terdapat kedua bank tersebut berdiri. Disanalah akan terjadi proses
transaksi kliring.

Mandiri Jakarta tempat saya menabung akan mentransfer sejumlah uang ke bank
yang sama di Yogyakarta yaitu ke Mandiri juga, setelah berada di wilayah yang sama
barulah proses kliring dilakukan untuk mengirim dari Mandiri Yogyakarta ke BRI
Yogyakarta. Jumlah uang yang telah dikirimkan melalui proses kliring akan masuk
kedalam R/K pada BI atas nama bank Mandiri Yogyakarta, kemudian akan merntransfer
uang itu ke BRI yang ada di Yogyakarta dimana nenek saya memiliki akun rekening
tabungan.
10. Diantara produk jasa bank konven, produk manakah yang paling unggul ?
Jawaban:
Lima produk bank paling laris yang beredar di masyarakat.
1. Tabungan
Produk keuangan ini merupakan kegiatan operasional bank yang paling dikenal
oleh masyarakat. Tabungan tidak hanya terdiri atas satu produk, namun kini telah
berkembang menjadi banyak jenis, mulai dari tabungan rencana, tabungan haji,
tabungan berjangka, dan lain sebagainya.

Produk berupa tabungan populer di masyarkat karena dapat dijadikan wadah


untuk menyimpan uang secara lebih aman. Berbagai kantor pun menyediakan
tabungan kepada para karyawannya untuk kepentingan lain. Sebab melalui tabungan,
Anda juga dapat melakukan pemindahan dana secara singkat dan aman. Produk bank
yang satu ini juga memiliki beberapa karakteristik seperti :

a. Buku Tabungan
b. ATM
c. Setoran Awal
d. Bunga
e. Biaya Bulanan

2. Giro

Sebagian orang akan bingung membedakan produk bank yang berupa giro dengan
tabungan. Sama-sama merupakan produk untuk menyimpan uang di bank, sebagian
orang merasa giro tidak ada bedanya dengan tabungan.

3. Deposito

Hal yang membedakan produk yang satu ini dengan dua jenis produk lainnya,
tabungan dan giro, adalah masalah pencairannya yang memiliki waktu tertentu.
Penarikan di luar waktu tersebut hanya akan menimbulkan risiko bagi Anda, berupa
penalti atau pemotongan dana dari uang yang Anda simpan dalam deposito.
4. Kredit

Produk bank yang satu ini memungkinan seseorang atau badan usaha membeli
produk dan membayarnya dalam jangka waktu tertentu. Ketentuan mengenai produk
kredit bank bahkan sudah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992,
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

Setiap kredit memiliki karakteristik yang tidak pernah terlepas, yakni ada jangka
waktu, suku bunga yang telah disepakati, cara pembayaran, jaminan, biaya
administrasi, sampai asuransi jiwa dan tagihan yang dibuat sebagai antisipasi jika
terjadi kredit macet atau peminjam meninggal dunia. Semua karakteristik itu dibuat
untuk memaksimalkan manfaat yang bisa diperoleh dari produk perbankan yang satu
ini.

5. Layanan Jasa

Berbagai produk layanan jasa dihadirkan pula oleh bank untuk menjalankan
fungsinya. Layanan jasa tersebut mulai dari pengiriman uang, pembayaran,
pembelian, sampai penagihan. Contohnya adalah layanan transfer, pembayaran
asuransi, pembelian pulsa internet, sampai penagihan listrik. Semua itu dapat
terlayani dengan produk ATM, SMS Banking, Internet Banking, Mobile Banking,
ataupun transaksi langsung melalui teller. Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh
dengan menggunakan layanan jasa perbankan dibandingkan dengan transaksi manual.

a. Pertama, transaksi dengan layanan jasa bank hanya membutuhkan waktu yang
sangat singkat untuk penyelesaiannya. Ini karena layanan jasa tersebut telah
didukung sistem online.
b. Kedua, transaksi dapat dilakukan kapan saja. Karena melalui sistem online, Anda
tidak perlu khawatir bank sudah tutup saat Anda hendak bertransaksi. Cukup
menggunakan ATM ataupun mobile banking, Anda pun dapat melakukan
transfer, pembayaran, pembelian, hingga pelunasan tagihan.
c. Ketiga, transaksi lebih aman. Setiap kegiatan Anda yang menggunakan jasa
layanan bank memerlukan PIN untuk memverifikasinya. Ini membuat transaksi
Anda lebih aman sebab hanya Anda.

11. Siapakah pihak-pihak dalam transfer ?


Jawaban:
Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan transfer:
1. Nasabah sbagai pihak pemilik dana (pengirim) atau penerima dana yang akan
memindahkan dananya/manerima sejumlah dana dari pihak pengirim melalu jasa
pengiriman uang.
2. Bank Penarik (Drawer Bank) bank pelaku transfer atau bank yang menerima dana dan
amanat dari nasabah untuk dtransfer kepada drawer atau bank tertarik yang kemudian
diserahan kepada penerima dana (beneficiary).
3. Ban yang menerima transfer masuk dari Drawer bank untuk diteruskan/dibayarkan
kepada penerima
4. Beneficiary pihak terakhir yang berhak menerima dana transfer dari drawer bank.

12. Bagaimana hubungan letter of credit dalam ekspor-impor ?


Jawaban:
Surat kredit (letter of credit, L/C, LC, atau LOC) adalah sebuah cara pembayaran
internasional yang memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu
berita dari luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri
(kepada pemesan/importir) dan akan memudahkan pihak-pihak yang berada didalamnya.

Bank penerbit melakukan pembayaran kepada penerima baik langsung ataupun


melalui bank lain adalah atas instruksi pemohon yang berjanji membayar kembali kepada
bank penerbit. Dalam transaksi L/C terdapat hubungan-hubungan hukum yang utama
sebagai berikut:
a. Hubungan hukum antara pembeli (pemohon) dan penjual (penerima) berdasarkan
kontrak penjualan.
b. Hubungan hukum antara pemohon dan bank penerbit berdasarkan permintaan
penerbitan L/C sebagai kontrak.
c. Hubungan hukum antara bank penerbit dan penerima berdasarkan L/C sebagai
kontrak.
d. Hubungan hukum antara bank penerbit dan bank penerus berdasarkan kontrak
keagenan.
e. Hubungan hukum antara bank penerus dan penerima berdasarkan kontrak
pembayaran L/C.

13. Setelah didirikan OJK, apakah sektor perbankan sudah berjalan dngan baik ?
Jawaban:
Setelah berdiri OJK, sktor Jasa Keuangan (SJK) menunjukkan kondisi stabil
dengan kinerja intermediasi pada level positif. Meski diwarnai peningkatan tekanan di
pasar global, profil risiko sektor jasa keuangan secara umum terkelola dengan baik.
Kecukupan tingkat permodalan dan likuiditas Lembaga Jasa Keuangan (LJK) domestik
berkontribusi terhadap ketahanan LJK di tengah meningkatnya tekanan di pasar
keuangan.

14. Faktor-faktor apa saja yang menghambat stabilitas ekonomi nasional ?


Jawaban:

Faktor-faktor yang bisa menjadi penghambat laju pertumbuhan ekonomi :

1. Faktor Sumber Daya Manusia

SDM adalah salah satu faktor yang akan mempengaruhi laju pertumbuhan
ekonomi, dimana SDM juga akan berpengaruh pada kelancaran proses pembangunan.
Karena SDM akan menjadi sebuah penentu cepat atau lambatnya laju perkembangan
dari pembangunan dan laju pertumbuhan ekonomi tentunya. Dimana pertumbuhan
ekonomi akan kian terhambat jika SDM yang dimiliki tidak kompeten di dalam
bidangnya.

2. Sumber Daya Alam

Selain di tentukan oleh SDM, faktor lainnya yang akan menjadi penentu
perkembangan ekonomi adalah faktor SDA. Dimana selaku subjek, SDA harus tersedia
dengan baik dan memadai agar nantinya pembangunan dan perbaikan ekonomi dapat
berlangsung dengan baik. Jika SDA tidak tersedia dengan kecukupan yang di butuhkan
tentunya perkembangan laju ekonomi akan terhambat.

3. Teknologi dan Ilmu Pengetahuan

Proses pembangunan yang akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi sebuah


bangsa akan sangat di tentukan oleh adanya faktor teknologi dan perkembangan ilmu
pengetahuan yang mereka miliki. Jika saja suatu bangsa tidak memiliki teknologi yang
memadai dan rendahnya tingkatan ilmu pengetahuan maka perkembangan ekonomi
mereka akan jauh tertinggal oleh bangsa lainnya.

4. Budaya

Pembangkit sekaligus pendorong dari laju pertumbuhan ekonomi di sebuah bangsa


adalah faktor budaya. Dimana adanya budaya atau tradisi tertentu akan menjadi
penghambat jika tidak sesuai dengan ketetapan dan ketentuan yang dimiliki agar ekonomi
di negara tersebut menjadi kian maju dan berkembang. Karena budaya nantinya akan
mengatur pola tingkah laku dan pola fikir masyarakat secara tidak langsung.

5. Sumber Daya Modal

Tentu saja siapapundan di manapun membutuhkan sumber daya modal ini untuk
melakukan kegiatan ekonomi bukan? Sebuah ekonomi yang berkembang akan sejalan
dengan modal yang masuk dengan baik dan bisa di cari dengan leluasa. Namun jika
sebuah bangsa bergitu terbatas akan sumber daya modal dan sangat sulit mendapatkannya
akan jelas jelas mengalami penghambatan dalam pertumbuhan ekonomi mereka.
6. Skala Produksi dan Pembagian Kerja

Tidak semua bangsa yang maju bisa melakukan pembagian yang baik antara skala
produksi dan pembagian kerja. Namun, jika bisa di bagi dan di tata dengan baik, sudah
jelas bangsa tersebut akan kian meningkat di sisi perekonomian, dan akan mengalami
hambatan jika tidak bisa mengaturnya dengan baik.

7. Keadaan Politik

Jika anda bertanya kenapa keadaan politik bisa menjadi salah satu faktor yang
menjadi penentu dalam perkembangan ekonomi, maka jawabannya adalah kebebasan
dan kenyamanan. Dimana bangsa yang memiliki kekacauan politik maka SDM akan
tidak nyaman dan tidak lagi bebas berinovasi dan melakukan kegiatan ekonomi seprti
produksi.

Anda mungkin juga menyukai