Anda di halaman 1dari 73

LUM'ATUL I'TIQOD

‫لـمعة االعتقاد الـهادي إىل سبيل الرشاد‬


Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi ‫رمحه هللا‬

Publication 1438 H/ 2017 M

‫لـمعة االعتقاد الـهادي إىل سبيل الرشاد‬


Karya: ‫أبو دمحم موفق الدين عبد هللا بن أمحد بن دمحم بن قدامة اجلماعيلي ادلقدسي‬
)‫ه‬626 :‫ الشهري اببن قدامة ادلقدسي (ادلتوىف‬،‫مث الدمشقي احلنبلي‬
Terbitan: Darul Huda Riyath KSA Cet Ke-3 Thn. 1421H/2000M
Penerjemah: Abu Zur'ah ath-Thaybi
Judul Terjemah: Lum'atul I'tiqad: Matan dan Terjemahannya
Terbitan: Pustaka Syabab Surabaya
Download > 1000 eBook di IbnuMajjah.Com
MUQADDIMAH PENERJEMAH

ُ‫الصالَة‬
َّ ‫ َو‬،ُ‫ضاه‬ ُّ ‫ُمبَ َارًكا فِْي ِو َك َما ُُِي‬
َ ‫ب َربـُّنَا َويَـْر‬ ً‫اَ ْحلَ ْم ُد ِهّلِلِ َمحْ ًدا َكثِْيـًرا طَيِّبا‬

.‫ان إِ َىل يَـ ْوِم ال ِّديْ ِن‬


ٍ ‫السالَم على ُزلَ َّم ٍد وعلَى آلِِو وأَصحابِِو ومن تَبِعهم ِبِِحس‬
َ ْ ْ َُ ْ ََ َ ْ َ ََ َ َ ُ َّ ‫َو‬
:‫أ ََّما بَـ ْع ُد‬

Alhamdulillah telah selesai penggarapan terjemah kutaib


(kitab kecil) dari matan kitab aqidah yang terkenal Lum’atul

I’tiqad al-Hadi ila Sabilir Rasyad ( ‫لـمعة االعتقاد اذلادي إىل سبيل‬

‫)الرشاد‬ “Bekal Keyakinan yang Membimbing ke Jalan

Petunjuk” yang disusun oleh Imam Muwaffiquddin al-


Allamah al-Alim Abu Muhammad „Abdullah bin Ahmad bin
Muhammad bin Qudamah al-Maqdisi (w. 620 H). Matan ini
termasuk jajaran matan aqidah yang banyak dikaji maupun
disyarah oleh para ulama karena ringkas dan selamat. Kutaib
ini membahas beberapa pokok masalah aqidah terutama
cara yang benar memahami sifat-sifat Allah.

Dalam menerjemahkan digunakan naskah „Arab terbitan


Darul Huda Riyadh cet. ke-3 th. 1421 H/2000 M. Lafazh
dalam kurung tutup “[]” adalah tambahan dari penerjemah
meliputi judul1 dan takhrij hadits. Tentunya di sana-sini
masih terdapat kekurangan dan cacat, semoga Allah
mengampuni kesalahan penerjemah, dan bagi penuntut ilmu
dan guru untuk berkenan mengoreksinya dan dikirim ke
085730219208. Jazakumullah khairan.

Surabaya, Shafar 1437 H/Nopember 2015

Abu Zur‟ah Ath-Thaybi

1
Kami menghilangkan tanda [] pada judul dan menambahkan biografi
Ibu Majjah
penulis.
BIOGRAFI PENULIS

Nama dan Nasab Beliau:

Ibnu Qudamah Al-Maqdisi adalah seorang imam, ahli fiqih


dan zuhud, Asy Syaikh Muwaffaquddin Abu Muhammad
Abdullah Bin Ahmad Bin Muhammad Ibnu Qudamah al-
Hanbali al-Almaqdisi. Ia berhijrah ke lereng bukit Ash-
Shaliya, Damaskus, dan dibubuhkanlah namanya ad-
Damsyiqi ash-Shalihi, nisbah kepada kedua daerah itu.
Dilahirkan pada bulan Sya‟ban 541 H di desa Jamma‟il, salah
satu daerah bawahan Nabulsi, dekat Baitul Maqdis, Tanah
Suci di Palestina.

Kehidupan Beliau:

Dimasa ia dilahirkan tentara salib menguasai Baitul


Maqdis dan daerah sekitarnya. Karenanya, ayahnya, Abul
Abbas Ahmad Bin Muhammad Ibnu Qudamah, tulang
punggung keluarga dari pohon nasab yang baik ini haijrah
bersama keluarganya ke Damaskus dengan kedua anaknya,
Abu Umar dam Muwaffaquddin, juga saudara sepupu
mereka, Abdul Ghani al-Maqdisi, sekitar tahun 551 H (Al-
Hafidz Dhiya‟uddin mempunyai sebuah kitab tentang sebab
hijrahnya penduduk Baitul Maqdis ke Damaskus).
Kemudian ia berguru kepada para ulama Damaskus
lainnya. Ia hafal Mukhtasar Al Khiraqi (fiqih madzab Imam
Ahmad Bin Hambal dan kitab-kitab lainnya.

Ia memiliki kemajuan pesat dalam menkaji ilmu.


Menginjak umur 20 tahun, ia pergi ke Baghdad ditemani
saudara sepupunya, Abdul Ghani al-Maqdisi (anak saudara
laki-laki ibunya) yang keduanya sebaya.

Muwaffaquddin semula menetap sebentar di kediaman


Syekh Abdul Qadir Al-Jilani, di Baghdad. Saat itu Shaikh
berumur 90 tahun. Ia mengaji kepada dia Mukhtasar Al-
Khiraqi dengan penuh ketelitian dan pemahaman yang
dalam, karena ia talah hafal kitab itu sejak di Damaskus.
Kemudian wafatlah Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani rahimahullah.

Selanjutnya ia tidak pisah dengan Syaikh Nashih al-Islam


Abdul Fath Ibn Manni untuk mengaji kepada belia madzab
Ahmad dan perbandingan madzab. Ia menetap di Baghdad
selama 4 tahun. Di kota itu juga ia mengkaji hadis dengan
sanadnya secara langsung mendengar dari Imam Hibatullah
Ibn Ad-Daqqaq dan lainnya. Setelah itu ia pulang ke
Damaskus dan menetap sebentar di keluarganya. Lalu
kembali ke Baghdad tahun 576 H.

Di Baghdad dalam kunjungannya yang kedua, ia


lanjutkan mengkaji hadis selama satu tahun, mendengar
langsung dengan sanadnya dari Abdul Fath Ibn Al-Mnni.
Setelah itu ia kembali ke Damaskus.
Pada tahun 574 H ia menunaikan ibadah haji, seusai ia
pulang ke Damaskus. Di sana ia mulai menyusun kitabnya
Al-Mughni Syarh Mukhtasar Al-Khiraqi (fiqih madzab Imam
Ahmad Bin Hambal). Kitab ini tergolong kitab kajian terbesar
dalam masalah fiqih secara umum, dan khususnya di madzab
Imam Ahmad Bin Hanbal. Sampai-sampai Imam „Izzudin Ibn
Abdus Salam As-Syafi‟i, yang digelari Sulthanul „Ulama
mengatakan tentang kitab ini: “Saya merasa kurang puas
dalam berfatwa sebelum saya menyanding kitab al-Mughni”.

Banyak para santri yang menimba ilmu hadis kepada dia,


fiqih, dan ilmu-ilmu lainnya. Dan banyak pula yang menjadi
ulama fiqih setelah mengaji kepada dia. Diantaranya,
keponakannya sendiri, seorang qadhi terkemuka, Syaikh
Syamsuddin Abdur Rahman Bin Abu Umar dan ulama-ulama
lainnya seangkatannya.

Di samping itu dia masih terus menulis karya-karya


ilmiah di berbagai disiplin ilmu, lebih-lebih di bidang fiqih
yang dikuasainya denagn matang. Ia banyak menulis kitab di
bidang fiqih ini, yang kitab-kitab karyanya membuktikan
kamapanannya yang sempurna di bidang itu. Sampai-sampai
ia menjadi buah bibir orang banyak dari segala penjuru yang
membicarakan keutamaan keilmuan dan manaqib (sisi-sisi
keagungannya).

Kemasyhuran Imam Ibnu Qudamah tidak terbatas pada


masalah keilmuan dan ketaqwaan, akan tetapi beliau juga
seorang mujahid yang terjun di medan jihad fisabilillah
bersama pahlawan besar Shalahuddin al-Ayyubi rahimahullah
yang berhasil menyatukan kekuatan militer umat Islam pada
tahun 583 H unutk menumpas tentara salib dan
membersihkan tanah suci Quds dari najis mereka. Para
penulis biografi Imam Ibnu Qudamah menyebutkan bahwa
beliau dan saudara kandungnya, Abu Umar, beserta murid-
murid beliau dan beberapa orang keluarganya turut berjihad
di bawah panji-panji para mujahidin yang dimenangkan oleh
Alloh ini. Beliau berdua dan murid-muridnya mempunyai satu
kemah yang senantiasa berpindah-pindah kemanapun para
mujahidin berpindah dan mengambil posisi.

Imam Ibnu Qudamah wafat pada tahun 629 H. Ia


dimakamkan di kaki gunung Qasiun di Shalihiya, di sebuah
lereng di atas Jami‟ Al-Hanabilah (masjid besar para pengikut
madzab Imam Ahmad Bin Hanbal)

Karya Beliau:

Imam Ibnu Qudamah meninggalkan karya-karya ilmiah


yang banyak lagi sangat bermutu dan tulisan-tulisan yang
bermanfaat di bidang fiqih dan lainnya, diantaranya:

1. Lum’atul I’tiqad al-Hadi ila Sabilur Rasyad


2. Al-‘Umdah (untuk pemula)
3. Al-Muqni (untuk pelajar tingkat menengah)
4. Al-Kafi (di kitab ini dia paparkan dalil-dalil yang
dengannya para pelajar dapat menerapkannya dengan
praktik amali)
5. Al-Mughni Syarh Mukhtasar Al-Khiraqi ( di dalam kitab
ini dia paparkan dasar-dasar pikiran/madzab Ahmad dan
dalil-dalil para ulama‟ dari berbagai madzab, untuk
membimbing ilmuwan fiqih yang berkemampuan dan
berbakat kearah penggalian metode ijtihad)
6. Manasik al-Hajj
7. Rawdhat an-Nazhir (Ushul al-Fiqih)
8. Mukhtasar fi Gharib al-Hadits
9. Al-Burhan fi Mas’alat al-Quran
10. Al-Qaqdr
11. Fadha’il ash-Shahabah
12. Al-Mutahabbin Fillah
13. Al-Riqqah wal Buka’
14. Dzamm at-Ta’wil
15. Dzamm al-Muwaswasin
16. Al-Tbyin fi Nasab al-Qurassiyin
17. Minhaj Al-Qashidin.

Perkataan Ulama Tentang Beliau:

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: ”setelah Al-Auza‟i,


tidak ada orang yang masuk ke negri Syam yang lebih
mapan di bidang fiqih melebihi Al-Muwaffaq”.
Ibnu Ash-Shalah asy-Syafi‟i berkata: ”Saya tidak pernah
melihat orang sealim seperti Al-Muwaffaq”.

Imam Adz-Dzahabi asy-Syafi‟i berkata: "Dia termasuk


salah seorang dari para imam yang ternama dan pengarang
beberapa kitab."

Ibnu Katsir asy-Syafi‟i berkata: "Dia adalah Syaikhul


Islam, seorang Imam yang alim dan pandai, tidak ada orang
di zamannya dan juga zaman sebelumnya dalam waktu yang
berdekatan yang lebih faqih dari dia.

Disalin dari Id.Wikipedia dan Blog Abu Almaira.


MUQADDIMAH PENULIS

‫بسمميحرلا نمحرلا هللا‬

‫ اَلَّ ِذي َال َِيْلُو ِم ْن‬،‫ان‬ َ ّ ُْ َ


ٍ ‫ود بِ ُك ِل لِس‬
ِ ‫ اَلْمعب‬،‫ان‬
ٍ ‫ود ِِف ُك ِل َزم‬
َ ّ
ِ ‫اَ ْحلم ُد َِّلِلِ اَلْمحم‬
ُْ َ َْ
ِ ِ ٍ ِِ ِ
َ‫ َوتَـنَـَّزه‬،‫ َج َّل َع ْن اَْْلَ ْشبَاه َو ْاْلَنْ َداد‬،‫ َوَال يَ ْشغَلُوُ َشأْ ٌن َع ْن َشأْن‬،‫ع ْلمو َم َكا ٌن‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ َ‫عن ا‬
‫ول‬
ُ ‫اَلْعُ ُق‬ ُ‫ َال ُِتَثّلُو‬،‫ َونَـ َف َذ ُح ْك ُموُ ِِف ََجي ِع اَلْعبَاد‬،‫لصاحبَة َو ْاْل َْوَالد‬ َْ
ِ
ْ ‫وب ِابلت‬
‫َّص ِوي ِر‬ ُ ُ‫ َوَال تَـتَـ َوََّّهُوُ اَلْ ُقل‬،‫ِابلتَّـ ْفك ِري‬

Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji milik Allah yang Maha Terpuji lewat setiap lisan,
Yang disembah di setiap waktu, Yang tidak ada tempat
manapun yang bebas dari ilmu-Nya. Dia tidak disibukkan
oleh urusan demi urusan. Dia Mahatinggi dari segala bentuk
keserupaan dan tandingan. Dia tersucikan dari istri dan anak.
Hukum-Nya berlaku kepada seluruh hamba. Akal pikiran
tidak bisa menggambarkan-Nya, tidak pula hati bisa
membayangkannya dengan khayalan.

ِ ‫الس ِميع الْب‬


]11 :‫صريُ} [الشورى‬ ِ ِ ِ ‫{لَي‬
َ ُ َّ ‫س َكمثْلو َش ْيءٌ َوُى َو‬
َ ْ
“Tidak ada yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha
Mendengar dan Maha Melihat.” [QS. Asy-Syura [42]: 11]

‫{الر ْمحَ ُن َعلَى الْ َعْر ِش ا ْستَـ َوى * لَوُ َما ِِف‬
َّ :‫ات اَلْعُ َال‬ ِ
ُ ‫الص َف‬
ّ ‫َْسَاءُ اَ ْحلُ ْس ََن َو‬
ْ ‫لَوُ اَْْل‬

‫ت الثـََّرى * َوإِ ْن ََْت َهْر ِابلْ َق ْوِل‬ ِ ‫السماو‬


ِ ‫ات َوَما ِِف ْاْل َْر‬
َ ‫ض َوَما بَـْيـنَـ ُه َما َوَما ََْت‬ َ َ َّ
ِ ِ
]7-5:‫َخ َفى} [طو‬ ّ ‫فَإنَّوُ يَـ ْعلَ ُم‬
ْ ‫السَّر َوأ‬

Dia memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang


mulia. “Ar-Rahman bersemayam di atas „Arsy. Milik-Nya
segala di langit dan di bumi serta di antara keduanya juga di
perut bumi. Jika kamu mengeraskan suara sungguh Dia
mengetahui apa yang nampak dan tersembunyi.” [QS. Thaha
[20]: 5-7]

‫ َوَو ِس َع ُك َّل َش ْي ٍء‬،‫وق ِعَّزةً َو ُح ْك ًما‬


ٍ ُ‫ وقَـهر ُك َّل سلَْل‬،‫أَحا َط بِ ُك ِل َشي ٍء عِ ْلما‬
ََ َ ً ْ ّ َ
:‫ْي أَيْ ِدي ِه ْم َوَما َخ ْل َف ُه ْم َوَال ُُِييطُو َن بِِو ِع ْل ًما} [طو‬ ِ
َ ْ َ‫ {يَـ ْعلَ ُم َما بـ‬:‫َر ْمحَةً َوع ْل ًما‬
]116

Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dia menguasai seluruh


makhluk dengan keperkasaan dan hikmah. Rahmat dan ilmu-
Nya meliputi segala sesuatu. “Dia mengetahui apa yang ada
di depan mereka dan apa yang ada di belakang mereka dan
mereka tidak bisa menjangkau ilmu-Nya.” [QS. Thaha [20]:
110]

ِ ‫وف ِِبَا وصف بِِو نـَ ْفسو ِِف كِتَابِِو اَلْع ِظي ِم وعلَى لِس‬
‫ان نَبِيِّ ِو اَلْ َك ِرمي‬ َ ََ َ َُ َ ََ ٌ ‫ص‬ ُ ‫َم ْو‬

Dia disifati dengan sifat yang ditentukan sendiri oleh-Nya di


Kitab-Nya yang agung dan lewat lisan Nabi-Nya yang mulia.

WAJIB BERIMAN KEPADA KABAR AL-QUR`AN


DAN HADITS SHAHIH TENTANG SIFAT

ِ ‫لس َالم ِمن ِص َف‬ ‫صطََفى َعلَْي ِو‬ ِ


‫ات‬ ْ ُ َّ َ‫ا‬ َ ‫َوُك ُّل َما َجاءَ ِِف اَلْ ُق ْرآن أ َْو‬
ْ ‫ص َّح َع ْن اَلْ ُم‬
‫ض لَوُ ِاب َّلرِّد‬ ِ ِ ‫ وتَـلَ ِّق ِيو ِابلت‬،‫اَ َّلر ْمح ِن وجب اَِْْلّيا ُن بِِو‬
َ ‫ َوتَـْرُك اَلتـ‬،‫َّسلي ِم َوالْ َقبُول‬
ِ ‫َّعُّر‬ ْ َ َ َ ََ َ

‫َوالتَّأْ ِو ِيل َوالتَّ ْشبِ ِيو َوالت َّْمثِ ِيل‬

Setiap kabar al-Qur`an dan hadits shahih tentang sifat-sifat


ar-Rahman wajib diimani dan diterima dengan pasrah dan
tidak mempertentangkannya dengan menolak, mentakwil,
tasybih, dan tamtsil.
ِ ِ ِ ‫ وتَـرُك اَلتـَّعُّر‬،‫وما أَ ْش َكل ِمن َذلِك وجب إِثْـباتُو لَْفظًا‬
ُ‫ َونَـُرُّد ع ْل َمو‬،ُ‫ض ل َم ْعنَاه‬ َ َْ ُ َ َ ََ َ ْ َ ََ
ِ َّ ِ ِ ‫ اِتِّباعا لِطَ ِر ِيق اَ َّلر ِاس ِخ‬،‫ وَصلعل عه َدتَو علَى ََنقِلِ ِو‬،‫إِ َىل قَائِلِ ِو‬
َ ‫ اَلذ‬،‫ْي ِف اَلْع ْل ِم‬
‫ين‬ َ ًَ َ ُ ُْ ُ َْ َ
‫الر ِاس ُخو َن ِِف الْعِْل ِم‬
َّ ‫{و‬ َ ‫ْي بَِق ْولِِو ُسْب َحانَوُ َوتَـ َع‬
َ :‫اىل‬
ِ ِ‫أَثْـ ََن اَ َّلِل َعلَْي ِهم ِِف كِتَابِِو اَلْمب‬
ُ ْ ُ
]7 :‫يَـ ُقولُو َن َآمنَّا بِِو ُكلّّ ِم ْن ِعْن ِد َربِّنَا} [آل عمران‬

Apa yang tersamar dari kabar tersebut maka wajib


menetapkannya secara lafazh dan tidak menolak maknanya
dan mengembalikan ilmunya kepada Pengucapnya. Kita
menyerahkannya kepada penukilnya untuk meneladani jalan
orang-orang yang dalam keilmuannya yang Allah puji
mereka dalam Kitab-Nya yang jelas dalam firman-Nya
Subhanahu wa Ta’ala, “Dan orang-orang yang dalam ilmunya
berkata, „Kami beriman kepadanya karena semuanya berasal
dari sisi Rab kami.‟” [QS. Ali Imran [3]: 7]

‫ين ِِف قُـلُوِبِِ ْم َزيْ ٌغ‬ ِ َّ ِِ ِ ِ ِ ‫ال ِِف َذِّم‬


َ ‫ {فَأ ََّما الذ‬:‫ُمْبـتَغي اَلتَّأْ ِو ِيل ل ُمتَ َشابو تَـْن ِزيلو‬ َ َ‫َوق‬

َّ ‫َوابْتِغَاءَ ََتْ ِويلِ ِو َوَما يَـ ْعلَ ُم ََتْ ِويلَوُ إَِّال‬


}ُ‫الِل‬ ‫فَـيَـتَّبِعُو َن َما تَ َشابَوَ ِمْنوُ ابْتِغَاءَ الْ ِفْتـنَ ِة‬

]7 :‫[آل عمران‬

Allah berfirman mencela orang-orang yang suka mencari-cari


takwil ayat-ayat mutasyabihat (masih tersamar), “Adapun
orang-orang yang di dalam hatinya ada ‘zaigh‟
(penyimpangan/kesesatan/kekufuran) akan mengikuti yang
samar-samar untuk mencari-cari fitnah dan mencari-cari
takwilnya. Padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya
kecuali Allah.” [QS. Ali Imran [3]: 7]

‫ مث‬،‫ َوقَـَرنَوُ ِاببْتِغَ ِاء اَلْ ِفْتـنَ ِة ِف الذم‬،‫فَ َج َع َل اِبْتِغَاءَ اَلتَّأْ ِو ِيل َع َال َمةً َعلَى اَ َّلزيْ ِغ‬

‫{وَما‬
َ :‫ بقولو سبحانو‬،‫ وقطع أطماعهم عما قصدوه‬،‫حجبهم عما أملوه‬
َّ ‫يَـ ْعلَ ُم ََتْ ِويلَوُ إَِّال‬
}ُ‫الِل‬

Dia menjadikan mencari-cari takwil sebagai tanda zaigh dan


mengiringinya dengan mencari-cari fitnah dalam celaan.
Kemudian Dia menghalangi mereka dari cita-cita itu dan
memutus ketamakan mereka dari yang mereka inginkan itu
lewat firman-Nya, “Padahal tidak ada yang mengetahui
takwilnya kecuali Allah.” [QS. Ali Imran [3]: 7]

PENDAPAT IMAM AHMAD


TENTANG SIFAT ALLAH

ِ ِ ِ
:‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص‬ ٍ ِ ٍ ْ ‫ال اَِْْل َم ُام أَبُو َعْب ِد اَ َّلِلِ أ‬
ِّ ‫َمحَ ُد بْ ُن ُزلَ َّمد بْن َحْنـبَل هنع هللا يضر ِف قَـ ْول اَلن‬ َ َ‫ق‬
ِ‫الدنْـيا» أو «إِ َّن هللا يـرى ِِف الْ ِقيام ِة» وما أَ ْشبو ى ِذه‬ ِ ِ ِ
َ ََ ََ َ َ َُ َ َ ُّ ‫«إ َّن هللاَ يَـْن ِزُل إ َىل َْسَاء‬
،‫ َوَال نَـُرُّد َشْيـئًا ِمْنـ َها‬،‫ َوَال َم ْع ََن‬،‫ف‬ ِ ِ ُ‫ ون‬،‫ نـُؤِمن ِِبا‬:‫ث‬
ِ ‫اَْْلَح ِادي‬
َ ‫ َال َكْي‬،‫ص ّد ُق ِبَا‬
َ َ َ ُ ْ َ
ِ‫ول اَ َّلِل‬
ِ ‫ وَال نَـرُّد َعلَى رس‬،‫ول ح ّّق‬ ِِ‫َن ما جاء ب‬
َُ ُ َ َ ُ ‫س‬
ُ ‫لر‬
َّ ‫ا‬
َ ‫و‬ َ َ َ َّ ‫َونَـ ْعلَ ُم أ‬

‫س َك ِمثْلِ ِو‬ ‫ي‬َ‫ل‬ { :‫ة‬ٍ ‫ بِ َال ح ٍّد وَال َغاي‬،‫صف اَ َّلِل ِِبَ ْكثَـر ِشلَّا وصف بِِو نَـ ْفسو‬ِ َ‫وَال ن‬
َ ْ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ ُ َ
‫ص ُفوُ ِِبَا‬
ِ َ‫ ون‬،‫ال‬
َ َ َ‫ول َك َما ق‬
ُ ‫] َونَـ ُق‬11 :‫صريُ} [الشورى‬ ِ ‫الس ِميع الْب‬
َ ُ َّ ‫َش ْيءٌ َوُى َو‬
ِِ ِ
‫ْي‬
َ ‫ف اَلْ َواصف‬
ُ ‫ص‬ َ ‫ َال نـَتَـ َعدَّى ذَل‬،ُ‫ف بِِو نـَ ْف َسو‬
ْ ‫ َوَال يَـْبـلُغُوُ َو‬،‫ك‬ َ ‫ص‬
َ ‫َو‬

‫اع ٍة‬ ِ ِِ ِ ِ ِ ُِ‫ َوَال ن‬،‫آن ُكلِّوُ ُْزل َك ِم ِو َوُمتَ َشاِبِِِو‬


ِ ‫نـُ ْؤِمن ِابلْ ُقر‬
َ َ‫يل َعْنوُ ص َفةً م ْن ص َفاتو ل َشن‬
ُ ‫ز‬ ْ ُ
‫ص ِد ِيق‬
ْ َ‫ك إَِّال بِت‬
ِ
َ ‫ف ُكْنوُ َذل‬
َ ‫ َوَال نَـ ْعلَ ُم َكْي‬،‫يث‬
ِ
َ ‫ َوَال نَـتَـ َعدَّى اَلْ ُقْرآ َن َوا ْحلَد‬،‫ت‬ ِ
ْ ‫ُشنّ َع‬
‫آن‬ ِ ِ‫ول ملسو هيلع هللا ىلص وتَـثْب‬
ِ ‫يت اَلْ ُقر‬ ِ ‫اَ َّلرس‬
ْ َ ُ
Imam Abu „Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal
radhiyallahu ‘anhu tentang sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “Sesungguhnya Allah turun ke langit dunia,” atau,
“Sesungguhnya Allah dilihat di Hari Kiamat,” atau hadits-
hadits yang serupa dengannya, “Kami mengimaninya,
membenarkannya tanpa takyif dan makna (mempertanyakan
hakikatnya dan makna), juga kami tidak menolak sedikitpun.
Kami meyakini bahwa kabar dari Rasulullah benar dan kami
tidak menolak apapun dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
Kami tidak mensifati Allah melebihi apa yang Dia sifati diri-
Nya sendiri tanpa batas dan ujung, „Tidak ada yang serupa
dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.‟
[QS. Asy-Syura: 11] Kami berucap seperti firman-Nya dan
mensifati-Nya seperti sifat yang diberikan-Nya sendiri. Kami
tidak melampaui batas akan itu karena orang yang mensifati-
Nya tidak akan mampu melampaui-Nya.

Kami beriman kepada al-Qur`an seluruhnya baik yang


muhkam (ayat yang jelas maknanya) dan mutasyabihat
(ayat yang tersamar maknanya). Kami tidak menyimpangkan
sifat-Nya dengan sifat-sifat yang dibuat-buat. Kami tidak
melampaui al-Qur`an dan hadits. Kami tidak tahu kaifiyat-
nya (hakikatnya) seperti apa (hakekatnya) melainkan hanya
membenarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
menetapkan al-Qur`an.”

PENDAPAT IMAM ASY-SYAFI‟I


TENTANG SIFAT ALLAH

ِ ِ ‫ آمْن‬:‫ال اَِْْلمام أَبو عب ِد اَ َّلِلِ ُزل َّم ُد بن إِد ِريس اَلشَّافِعِي هنع هللا يضر‬
َ‫ت ابَ َّلِل َوِِبَا َجاء‬
ُ َ ُّ َ ْ ُْ َ َْ ُ ُ َ َ َ‫ق‬
‫ َعلَى‬،ِ‫ول اَ َّلِل‬
ِ ‫ وِِبَا جاء َعن رس‬،ِ‫ول اَ َّلِل‬
َُ ْ َ َ َ
ِ ‫ت بِرس‬ ِ ِ
ُ َ ُ ‫ َو َآمْن‬،ُ‫َع ْن اَ َّلِل َعلَى ُمَراد اَ َّلِل‬
ِ‫ول اَ َّلِل‬
ِ ‫مر ِاد رس‬
ُ َ َُ
‫‪Imam‬‬ ‫‪Abu‬‬ ‫‪„Abdillah‬‬ ‫‪Muhammad‬‬ ‫‪bin‬‬ ‫‪Idris‬‬ ‫‪asy-Syafi‟i‬‬
‫‪radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku beriman kepada Allah dan‬‬
‫‪apa-apa yang datang dari Allah sesuai yang dikehendaki‬‬
‫‪Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang‬‬
‫”‪datang dari Rasulullah sesuai yang dikehendaki Rasulullah.‬‬

‫‪PENDAPAT SALAF DAN KHALAF‬‬


‫‪TENTANG SIFAT ALLAH‬‬

‫ف َر ِض َي اَ َّلِلُ َعْنـ ُه ْم ُكلُّ ُه ْم ُمت َِّف ُقو َن َعلَى‬‫ف‪ ،‬وأَئِ َّمةُ اَ ْخلَلَ ِ‬
‫لسلَ ُ َ‬
‫َو َعلَى َى َذا َد َر َج اَ َّ‬

‫اب اَ َّلِلِ‪َ ،‬و ُسن َِّة‬


‫ات ِِف كِتَ ِ‬ ‫لص َف ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اْلمرا ِر‪ ،‬و ِْ ِ ِ‬
‫اْلثْـبَات ل َما َوَرَد م ْن اَ ّ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫اَْْلقْـَرار‪َ ،‬و ْ ْ َ َ‬
‫ض لِتَأْ ِويلِ ِو‪َ ،‬وقَ ْد أ ُِمْرََن ِابِالقْتِ َف ِاء ِِل ََث ِرِى ْم‪َ ،‬و ِاال ْىتِ َد ِاء‬
‫َر ُسولِِو‪ِ ،‬م ْن َغ ِْري تَـ َعُّر ٍ‬

‫ِِبَنَا ِرِى ْم‬

‫َّالَال ِ‬
‫ُخِ ِْبََن أَنـَّ َها ِم ْن اَلض َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ال اَلنِ ُّ‬
‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص‪َ :‬علَْي ُك ْم‬ ‫ت‪ ،‬فَـ َق َ‬ ‫َو ُح ّذ ْرََن اَلْ ُم ْح َد ََثت‪َ ،‬وأ ْ‬
‫ضوا َعلَْيـ َها ِابلنـ ََّو ِاج ِذ‪،‬‬
‫ْي ِم ْن بَـ ْع ِدي‪َ ،‬ع ُّ‬ ‫ِ‬ ‫بِسن َِِّت وسن َِّة اَ ْخللَ َف ِاء اَ َّلر ِاش ِ‬
‫ين اَلْ َم ْهديِّ َ‬
‫َ‬ ‫د‬ ‫ُ َُ ُ‬
‫ٍ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫َوإِ ََّّي ُك ْم َوُْزل َد ََثت اَْْل ُُموِر‪ ،‬فَِإ َّن ُك َّل ُْزل َدثَة بِ ْد َعةٌ‪َ ،‬وُك ُّل بِ ْد َعة َ‬
‫ض َاللَةٌ‬
Metode ini dipegang oleh Salaf dan para imam Khalaf
(generasi setelah Salaf) radhiyallahu ‘anhum. Mereka semua
sepakat mengukuhkan, membiarkan, dan menetapkan sifat-
sifat yang terdapat di dalam Kitabullah dan Sunnah Rasul-
Nya tanpa mempertentangkannya dengan takwil. Kita
diperintah untuk meneladani (menapaki) jejak-jejak mereka
dan mengambil petunjuk dengan cahaya mereka. Kita juga
diperingatkan dari perkara baru yang kita diberitahu bahwa
itu termasuk kesesatan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Hendaklah kalian mengikuti Sunnahku dan
Sunnah Khulafa Rasyidin yang terbimbing. Pegang teguh ia
dan gigitlah ia dengan gigi graham. Waspadalah terhadap
perkara yang baru karena setiap perkara baru adalah bid‟ah
dan setiap bid‟ah adalah kesesatan.” [HR. Abu Dawud no.
4607 dan at-Tirmidzi no. 2676. Dishahihkan Syaikh al-
Albani]

PENDAPAT IBNU MAS‟UD DAN „UMAR BIN „ABDUL


„AZIZ TENTANG SIFAT ALLAH

‫ اتَّبِعُوا َوَال تَـْبـتَ ِدعُوا فَـ َق ْد ُك ِفيتُ ْم‬:ُ‫الِلُ َعْنو‬ ٍ ‫الِلِ بن مسع‬
َّ ‫ود َر ِض َي‬ُ ْ َ ُ ْ َّ ‫ال َعْب ُد‬
َ َ‫َوق‬

„Abdullah bin Mas‟ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Ikutilah


dan jangan berbuat bid‟ah karena kalian sudah dicukupi.”
‫ف‬ ِ َّ ‫ال عُ َمُر بْ ُن َعْب ِد الْ َع ِزي ِز َر ِض َي‬
َ َ‫ث َوق‬ ُ ‫ف َحْي‬ ْ ‫ ق‬:ُ‫الِلُ َعْنوُ َك َال ًما َم ْعنَاه‬ َ َ‫َوق‬

‫ َوُى ْم َعلَى َك ْش ِف َها َكانُوا‬،‫ص ٍر ََنفِ ٍذ َك ُّفوا‬ ِ


َ َ‫ َوبِب‬،‫ فَِإنـَّ ُه ْم َع ْن ع ْل ٍم َوقَـ ُفوا‬،‫الْ َق ْوُم‬
ِ ْ ‫ َوِابلْ َف‬،‫أَقْـ َوى‬
ْ ‫ض ِل لَ ْو َكا َن ف َيها أ‬
‫َحَرى‬

Umar bin „Abdul „Aziz rahimahullah berkata secara makna,


“Berhentilah di mana kaum (para shahabat) berhenti karena
mereka berhenti di atas ilmu, dengan pandangan terang
mereka menahan diri. Mereka lebih kuat untuk membuka
dan lebih layak dengan keutamaan andai ada di dalamnya.

ِ َ ‫فَـلَئِ ْن قُـ ْلتُ ْم َح َد‬


‫ب َع ْن‬ َ َ‫َح َدثَوُ إَِّال َم ْن َخال‬
َ ‫ َوَرغ‬،‫ف َى ْديَـ ُه ْم‬ ْ ‫ فَ َما أ‬،‫ث بَـ ْع َد ُى ْم‬
‫ فَ َما فَـ ْوقَـ ُه ْم‬،‫ َوتَ َكلَّ ُموا ِمْنوُ ِِبَا يَ ْك ِفي‬،‫ص ُفوا ِمْنوُ َما يَ ْش ِفي‬ ِ
َ ‫ َولََق ْد َو‬،‫ُسنَّت ِه ْم‬
‫آخُرو َن‬ ِ ِ
َ ‫ َوََتَ َاوَزُى ْم‬،‫صَر َعْنـ ُه ْم قَـ ْوٌم فَ َج َف ْوا‬
َّ َ‫ لََق ْد ق‬،‫صٌر‬
ّ ‫ َوَما ُدونـَ ُه ْم ُم َق‬،‫ُزلَ ّسٌر‬
‫ك لَ َعلَى ُى ًدى ُم ْستَ ِقي ٍم‬ ِ ‫ وإِنـَّهم فِيما بـ‬،‫فَـغَلَوا‬
َ ‫ْي ذَل‬
ََْ َ ْ ُ َ ْ

Jika kalian berkata, „Telah terjadi perkara baru sepeninggal


mereka.‟ Tidak ada perkara baru (yang dibuat seseorang)
melainkan orang itu menyelisihi petunjuk mereka dan
membenci sunnah mereka. Mereka telah mensifati-Nya
dengan apa yang memuaskan dan berbicara tentang-Nya
dengan apa yang mencukupi. Apa yang di luar itu hanya
kerugian dan apa yang di bawah itu hanya kehinaan.
Sungguh kaum tersebut berhenti, tetapi orang-orang justru
meremehkan atau melampaui batas sehingga mereka ghuluw
(berlebihan). Adapun kaum yang berada di antara hal
tersebut benar-benar di atas jalan yang lurus.”

PENDAPAT AL-AUZAI TENTANG SIFAT DAN


SANGGAHAN AL-ADRAMI KEPADA AHLI BID‟AH

ِ ‫اْلمام أَبو عم ٍرو ْاْلَوز‬


َّ ‫ َر ِض َي‬- ‫اع ُّي‬
َ َ‫ك ِِب ََث ِر َم ْن َسل‬
‫ف‬ َ ‫ َعلَْي‬:-ُ‫الِلُ َعْنو‬ َْ ْ َ ُ ُ َ ِْ ‫ال‬َ َ‫َوق‬

‫ك ِابلْ َق ْوِل‬
َ َ‫الر َج ِال َوإِ ْن َز ْخَرفُوهُ ل‬
ِ َ‫ َوإِ ََّّي َك َو َآراء‬،‫ك النَّاس‬
ّ ُ َ‫ض‬ َ َ‫َوإِ ْن َرف‬

Imam Abu „Umar al-Auzai radhiyallahu ‘anhu berkata,


“Hendaklah kalian mengambil jejak-jejak kaum Salaf
meskipun manusia meninggalkanmu. Waspadalah akan
pendapat-pendapat (bid‟ah) orang-orang meskipun mereka
menghiasai ucapannya kepadamu.”

:‫َّاس إِلَْيـ َها‬ ٍ ِِ َّ ِ ِ ‫ال ُزلَ َّم ُد بْ ُن َعْب ِد‬


َ ‫الر ْمحَ ِن ْاْل َْد َرم ُّي لَر ُج ٍل تَ َكل َم بب ْد َعة َوَد َعا الن‬
َّ َ َ‫َوق‬
ِ َِّ ‫ول‬
ُ ‫َى ْل َعلِ َم َها َر ُس‬
َ ‫ أ َْو ََلْ يَـ ْعلَ ُم‬،‫الِل ملسو هيلع هللا ىلص َوأَبُو بَ ْك ٍر َوعُ َمُر َوعُثْ َما ُن َو َعل ّّي‬
‫وىا؟‬

‫ فَِإِّّن‬:‫الر ُج ُل‬ ِ ِ
َّ ‫ال‬ َ ْ‫ فَ َش ْيءٌ ََلْ يَـ ْعلَ ْموُ َى ُؤَالء َعل ْمتَوُ أَن‬:‫ال‬
َ َ‫ت؟ ق‬ َ َ‫ ق‬.‫وىا‬
َ ‫ ََلْ يَـ ْعلَ ُم‬:‫ال‬
َ َ‫ق‬
ِ ِِ َّ َّ ِ ِ
ْ‫َّاس إِلَْيو أ َْم ََل‬
َ ‫ َوَال يَ ْدعُوا الن‬،‫ أَفَـ َوس َع ُه ْم أَال يَـتَ َكل ُموا بو‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬.‫وىا‬ ُ ُ‫أَق‬
َ ‫ول قَ ْد َعل ُم‬
‫ َال‬،ُ‫الِلِ ملسو هيلع هللا ىلص َو ُخلَ َفاءَه‬ َ ‫ فَ َش ْيءٌ َو ِس َع َر ُس‬:‫ال‬
َّ ‫ول‬ َ َ‫ ق‬،‫ بَـلَى َو ِس َع ُه ْم‬:‫ال‬
َ َ‫يَ َس ْع ُه ْم؟ ق‬
ِ ‫اخلَلِي َفةُ وَكا َن ح‬
‫الِلُ َعلَى‬
َّ ‫ َال َو َّس َع‬:‫اضًرا‬ َ َ ْ ‫ال‬ َ ‫ فَـ َق‬،‫الر ُج ُل‬ َ ْ‫ك أَن‬
َّ ‫ت؟ فَانْـ َقطَ َع‬ َ ُ‫يَ َسع‬

‫َم ْن ََلْ يَ َس ْعوُ َما َو ِس َع ُه ْم‬

Muhammad bin „Abdurrahman al-Adrami berkata kepada


seseorang yang berbicara bid‟ah dan mendakwahkannya
kepada manusia, “Apakah hal itu diajarkan Rasulullah, Abu
Bakar, „Umar, „Utsman, dan „Ali? Atau justru mereka tidak
mengetahuinya?” Jawabnya, “Mereka tidak mengetahuinya?”
Ia berkata, “Mungkinkah ada sesuatu yang tidak mereka
ketahui tetapi diketahui olehmu?” Lelaki itu menjawab, “Aku
ralat bahwa mereka mengajarkannya.” Al-Adrami berkata,
“Apakah mereka mampu membicarakannya tetapi tidak
mendakwahkannya kepada manusia? Atau mereka tidak
mampu?” Jawabnya, “Bahkan mereka mampu.” Al-Adrami
berkata, “Mungkinkah sesuatu yang Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan para khalifahnya merasa cukup (dengan
syariat yang mereka sampaikan) tetapi justru kamu tidak?”
Lelaki itu pun terpatahkan. Khalifah yang hadir di sana
berkata, “Allah tidak memberi kecukupan (keluasan) kepada
orang yang tidak merasa cukup apa yang membuat mereka
cukup.”
ِ َِّ ‫ول‬
َ ‫َوَى َك َذا َم ْن ََلْ يَ َس ْعوُ َما َو ِس َع َر ُس‬
َ ‫َص َحابَوُ َوالتَّابِع‬
‫ْي َذلُْم‬ ْ ‫الِل ملسو هيلع هللا ىلص َوأ‬
ِ ‫ ِمن تَِالوةِ آَّي‬،‫الر ِاس ِخْي ِِف الْعِْل ِم‬ ِِ ِ ِ ٍ
‫ت‬ َ َ ْ َ َّ ‫ َو‬،‫ َو ْاْلَئ َّمةَ م ْن بَـ ْعدى ْم‬،‫ِبِِ ْح َسان‬
‫الِلُ َعلَْي ِو‬ ِ ِ ِ ِ
ْ َ‫ َوإِ ْمَرا ِرَىا َك َما َجاء‬،‫َخبَا ِرَىا‬
َّ ‫ فَ َال َو َّس َع‬،‫ت‬ ْ ‫ َوقَراءَة أ‬،‫الص َفات‬
ّ

Demikianlah barangsiapa yang tidak merasa cukup dengan


apa yang mencukupi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
para shahabatnya, dan tabi‟in yang mengikuti mereka
dengan baik, serta para imam sepeninggal mereka dan
orang-orang yang dalam keilmuannya dalam membaca ayat-
ayat sifat dan membaca kabar-kabar-Nya dan
membiarkannya apa adanya, maka Allah tidak akan memberi
kecukupan kepadanya.

AYAT DAN HADITS TENTANG SIFAT ALLAH

ِ‫الِل‬ ِ ‫الص َف‬


ِ ‫ت‬ ِ ‫فَ ِم َّما جاء ِمن آَّي‬
َ ِّ‫{ويَـْبـ َقى َو ْجوُ َرب‬
}‫ك‬ َ :‫ل‬َّ ‫ج‬
َ ‫و‬
َ ‫ز‬
َّ ‫ع‬
َ َّ ‫ل‬
ُ ‫و‬
ْ ‫ـ‬
َ‫ق‬ ‫ات‬ ّ َ ْ ََ
]27 :‫[الرمحن‬

Di antara ayat-ayat sifat adalah firman Allah Azza wa Jalla,


“Dan kekal wajah Rabb-mu.” [QS. Ar-Rahman [55]: 27]
]64 :‫ {بَ ْل يَ َداهُ َمْب ُسوطَتَا ِن} [ادلائدة‬:‫اىل‬
َ ‫َوقَـ ْولُوُ ُسْب َحانَوُ َوتَـ َع‬

Juga firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala, “Bahkan kedua


tangan-Nya terbentang.” [QS. Al-Maidah [5]: 64]

‫ {تَـ ْعلَ ُم َما ِِف نَـ ْف ِسي َوَال‬:‫وقولو تعاىل إخبارا عن عيسى عليو السالم أنو قال‬

َ ‫أ َْعلَ ُم َما ِِف نـَ ْف ِس‬


]116 :‫ك} [ادلائدة‬

Juga firman-Nya yang mengabarkan „Isa ‘alaihissalam bahwa


ia berkata, “Engkau tahu apa yang ada di dalam jiwaku dan
aku tidak tahu apa yang di dalam Jiwa-Mu.” [QS. Al-Maidah
[5]: 116]

]22 :‫ك} [الفجر‬


َ ُّ‫{و َجاءَ َرب‬
َ :ُ‫َوقَـ ْولُوُ ُسْب َحانَو‬
Juga firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala, “Dan datanglah
Rabb-mu.” [QS. Al-Fajr [89]: 22]

َّ ‫{ى ْل يـَْنظُُرو َن إَِّال أَ ْن ََيْتِيَـ ُه ُم‬


]216 :‫الِلُ} [البقرة‬ َ :‫اىل‬
َ ‫َوقَـ ْولُوُ تَـ َع‬

Juga firman-Nya Ta’ala, “Tidak ada yang mereka tunggu


selain Allah mendatangi mereka.” [QS. Al-Baqarah [2]: 210]

]119 :‫ضوا َعْنوُ} [ادلائدة‬ َّ ‫{ر ِض َي‬


ُ ‫الِلُ َعْنـ ُه ْم َوَر‬ َ :‫اىل‬
َ ‫َوقَـ ْولُوُ تَـ َع‬
Juga firman-Nya Ta’ala, “Allah ridha kepada mereka dan
mereka ridha kepada-Nya.” [QS. Al-Maidah [5]: 119]

]54 :‫{ُيبُّـ ُه ْم َوُُِيبُّونَوُ} [ادلائدة‬


ُِ :‫اىل‬
َ ‫َوقَـ ْولُوُ تَـ َع‬

Juga firman-Nya Ta’ala, “Dia mencintai mereka dan mereka


mencintai-Nya.” [QS. Al-Maidah [5]: 54]

]6 :‫الِلُ َعلَْي ِه ْم} [الفتح‬ ِ ِ


َّ ‫ب‬ َ :‫اىل ِِف اَلْ ُك َّفار‬
َ ‫{و َغض‬ َ ‫َوقَـ ْولُوُ تَـ َع‬

Juga firman-Nya Ta’ala tentang orang kafir, “Allah murka


kepada mereka.” [QS. Al-Fath [48]: 6]

]28 :‫الِلَ} [دمحم‬


َّ ‫ط‬ ْ ‫ {اتَّـبَـعُوا َما أ‬:‫اىل‬
َ ‫َس َخ‬ َ ‫َوقَـ ْولُوُ تَـ َع‬

Juga firman-Nya Ta’ala, “Mereka mengikuti apa yang


membuat Allah murka.” [QS. Muhammad [48]: 28]

]46 :‫الِلُ انْبِ َعاثـَ ُه ْم} [التوبة‬


َّ ‫ { َك ِرَه‬:‫اىل‬
َ ‫َوقَـ ْولُوُ تَـ َع‬

Juga firman-Nya Ta’ala, “Allah membenci keberangkatan


mereka.” [QS. At-Taubah [9]: 46]

‫اىل ُك َّل لَْيـلَ ٍة إِ َىل َْسَ ِاء اَ ُّلدنْـيَا‬ ِّ ِ‫ قَـ ْو ُل اَلن‬،‫لسن َِّة‬
َ ‫ يَـْن ِزُل َربـُّنَا تَـبَ َارَك َوتَـ َع‬:‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص‬ ُّ َ‫َوِم ْن ا‬

Di antara sunnah (tentang sifat) adalah sabda Nabi


shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala
‫‪turun setiap malam ke langit dunia.” [HR. Al-Bukhari no.‬‬
‫]‪1145 dan Muslim no. 758‬‬

‫وقَـولُو‪ :‬يـعجب ربُّ َ ِ‬


‫صْبـ َوةٌ‬
‫ت لَوُ َ‬ ‫ك م ْن اَلش ِّ‬
‫َّاب لَْي َس ْ‬ ‫َ ْ ُ َْ َ ُ َ‬
‫‪Juga sabda beliau, “Rabb-mu kagum kepada pemuda yang‬‬
‫‪tidak memiliki syahwat.” [HR. Ibnul Arabi no. 887 dalam al-‬‬
‫‪Mu‟jam dan Ahmad no. 17370 dan dinilai hasan oleh al-‬‬
‫]‪Haitsami dan al-Arnauth‬‬

‫َح ُد َُّهَا اَِْل َخَر ُمثَّ يَ ْد ُخ َال ِن اَ ْجلَنَّةَ‬ ‫ك اَ َّلِل إِ َىل ر ُجلَ ْ ِ‬
‫ْي قَـتَ َل أ َ‬ ‫ض َح ُ ُ َ‬ ‫َوقَـ ْولُوُ‪ :‬يَ ْ‬

‫‪Juga sabda beliau, “Allah tertawa kepada dua orang yang‬‬


‫‪satu membunuh lainnya lalu keduanya masuk surga.” [HR.‬‬
‫]‪Al-Bukhari no. 2826 dan Muslim no. 1890‬‬

‫ت ُرَواتُوُ‪ ،‬نـُ ْؤِم ُن بِِو‪َ ،‬وَال نَـُرُّدهُ‪َ ،‬وَال‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫َوعُ ّدلَ ْ‬ ‫َسْن ُدهُ‪،‬‬ ‫فَـ َه َذا َوَما أَ ْشبَـ ُهوُ شلَّا َ‬
‫ص َّح‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْي‪،‬‬‫ظَاىَرهُ‪َ ،‬وَال نُ َشبِّ ُهوُ بِص َفات اَلْ َم ْخلُوق َ‬ ‫ف‬‫ُِيَال ُ‬ ‫َْصل َح ُدهُ‪َ ،‬وَال نَـتَأ ََّولُوُ بِتَأْ ِو ٍيل‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َوَال بِس َمات اَلْ ُم ْح َدث َ‬
‫ْي‬

‫س َك ِمثْلِ ِو َش ْيءٌ َوُى َو‬


‫َ‬ ‫ي‬
‫ْ‬‫َ‬‫ل‬ ‫{‬ ‫ري‬
‫َ‬ ‫ظ‬‫اىل َال َشبِيو لَو‪ ،‬وَال نَ ِ‬
‫َ ُ َ‬ ‫َونَـ ْعلَ ُم أ َّ‬
‫َن اَ َّلِلَ ُسْب َحانَوُ َوتَـ َع َ‬
‫صريُ} [الشورى‪َ ]11 :‬وُك ُّل َما ُُتُيِّ َل ِِف اَل ِّذ ْى ِن‪ ،‬أ َْو َخطََر ِابلْبَ ِال‪،‬‬ ‫الس ِميع الْب ِ‬
‫َّ ُ َ‬
‫اىل ِِِب َالفِو‪.‬‬
‫فَِإ َّن اَ َّلِلَ تَـ َع َ‬
Hadits ini dan yang serupa dengan sanad yang shahih dan
adil perawinya, kami mengimaninya, tidak menolaknya, tidak
mengingkarinya, dan tidak mentakwilnya dengan takwil yang
menyelisihi zhahirnya, tidak menyerupakannya dengan sifat
makhluk dan segala yang baru.

Kami yakin bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ada yang


menyerupai-Nya dan bandingan-Nya, “Tidak ada yang serupa
dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.”
[42:11] Apapun yang terbayang dalam otak atau terlintas di
akal maka dipastikan Allah tidak seperti itu.

ِ
ْ ‫{الر ْمحَ ُن َعلَى الْ َعْر ِش‬
]5 :‫استَـ َوى} [طو‬ َّ :‫اىل‬ َ ‫َوِم ْن َذل‬
َ ‫ك قَـ ْولُوُ تَـ َع‬

Di antaranya pula adalah firman-Nya Ta’ala, “Ar-Rahman


bersemayam di atas „Arsy.” [QS. Thaha [20]: 5]

]16 :‫الس َم ِاء} [ادللك‬


َّ ‫ {أَأ َِمْنـتُ ْم َم ْن ِِف‬:‫اىل‬
َ ‫َوقَـ ْولُوُ تَـ َع‬

Juga firman-Nya Ta’ala, “Apakah kalian merasa aman dari


(siksa) Yang di langit?” [QS. Al-Mulk [67]: 16]

‫ك‬ ِ ‫ ربـُّنا اَ َّلِل اَلَّ ِذي ِِف اَلسم ِاء تـقد‬:‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص‬
ِ
َ ُ‫َّس ا ْْس‬
َ َ َ َ َّ ُ ََ ِّ ‫َوقَـ ْو ُل اَلن‬
Juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rabb
kami Allah yang di atas langit, Mahasuci nama-Mu.” [HR. Abu
Dawud no. 3892 dan dinilai dhaif Syaikh al-Albani]
ِ ِ َ َ‫ ق‬،‫لسم ِاء‬ ِ ِ َ َ‫وق‬
ُ‫ َرَواه‬.ٌ‫ اَ ْعت ْق َها فَِإنـَّ َها ُم ْؤمنَة‬:‫ال‬ ْ َ‫ أَيْ َن اَ َّلِلُ؟ قَال‬:‫ال ل ْل َجا ِريَة‬
َ َّ َ‫ ِِف ا‬:‫ت‬ َ
‫ َوُم ْسلِ ٌم َو َغْيـُرَُّهَا ِم ْن اَْْلَئِ َّم ِة‬،‫س‬
ٍ َ‫ك بْ ُن أَن‬ ِ
ُ ‫َمال‬

Juga sabda beliau kepada budak wanita, “Di mana Allah?”


Jawabnya, “Di atas langit.” Beliau bersabda, “Bebaskan dia
karena ia wanita beriman.” Diriwayatkan Muslim, Malik bin
Anas dan imam-imam selain keduanya. [HR. Muslim no. 537]

ِ ‫ض وو‬ ِ َ َ‫ َك ْم إِ َذلًا تَـ ْعبُ ُد؟ ق‬:‫ْي‬


ٍْ‫ص‬ ِ
‫اح ًدا‬َ َ ِ ‫ ستَّةً ِِف اَْْل َْر‬،ً‫ َسْبـ َعة‬:‫ال‬ ُّ ِ‫ال اَلن‬
َ ُ‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص حل‬ َ َ‫َوق‬

َ َ‫ ق‬،‫لس َم ِاء‬
‫ فَاتْـُرْك‬:‫ال‬ َّ َ‫ اَلَّ ِذي ِِف ا‬:‫ال‬ َ ِ‫ك َوَرْىبَت‬
َ َ‫ك؟ ق‬ ِ َ َ‫ ق‬،‫لس َم ِاء‬
َ ِ‫ َم ْن لَر ْغبَت‬:‫ال‬ َّ َ‫ِِف ا‬

‫َسلِ َم‬ ِ ْ ‫ك َد ْعوتَـ‬ ِ‫ وأ َََن أُعل‬،‫لسم ِاء‬ ِ ِ َّ‫واعب ْد اَل‬ ِ


ُّ ِ‫َو َعلَّ َموُ اَلن‬
‫َّب‬ ْ ‫ْي فَأ‬ َ َ ‫م‬
ُ ّ َ َ َ َّ ‫ا‬
َ ‫ِف‬ ‫ي‬‫ذ‬ ُْ َ َ‫لستَّة‬
ّ َ‫ا‬
‫ اَللَّ ُه َّم أَ ْذلِ ْم ِِن ُر ْش ِدي َوقِِِن َشَّر نَـ ْف ِسي‬:‫ول‬
َ ‫ملسو هيلع هللا ىلص أَ ْن يَـ ُق‬

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ke Hushain,


“Berapa tuhan yang kamu sembah?” Jawabnya, “Tujuh.
Enam di bumi dan satu di langit.” Beliau bertanya, “Kepada
siapa yang kamu gantungkan harapanmu dan rasa
takutmu?” Jawabnya, “Kepada Yang di langit.” Kata beliau,
“Tinggalkan yang enam dan sembahlah Yang di atas langit.
Akan kuajari kamu dua doa dengan syarat masuk Islam.”
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarinya doa, “Ya
Allah bimbinglah kedewasaanku dan jagalah aku dari
keburukan jiwaku.” [HR. At-Tirmidzi no. 3483]

‫ أَنـَّ ُه ْم‬:‫وفيما نقل من عالمات النب ملسو هيلع هللا ىلص وأصحابو ِف الكتب ادلتقدمة‬

‫الس َم ِاء‬
َّ ‫َن إِ َذلَُه ْم ِِف‬ ِ ‫يَ ْس ُج ُدو َن ِابْل َْر‬
َّ ‫ض َويَـْزعُ ُمو َن أ‬

Di antara yang dinukil tentang tanda-tanda Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya dalam kitab-kitab
terdahulu adalah mereka sujud di atas bumi dan yakin Tuhan
mereka di atas langit.

‫ْي َْسَ ٍاء إِ َىل َْسَ ٍاء َم ِس َريَة‬


َ ْ ‫ إِ َّن َما بَـ‬:‫وروى أبو داود ِف سننو أن النب ملسو هيلع هللا ىلص قال‬
ِ ِ
‫ َواَ َّلِلُ ُسْب َحانَوُ فَـ ْو َق‬،‫ش‬ َ ‫ َوفَـ ْو َق َذل‬:‫َك َذا َوَك َذا َوذَ َكَر اَ ْخلَبَـَر إِ َىل قَـ ْول ِو‬
ُ ‫ك اَلْ َعْر‬
‫ك‬ ِ
َ ‫َذل‬

Abu Dawud meriwayatkan di dalam sunannya bahwa Nabi


shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya jarak
antara langit hingga langit berikutnya adalah sekian dan
sekian,” hingga disebutkan, “Di atasnya ada „Arsy dan Allah
Subhanahu wa Ta’ala di atas itu.” [HR. Abu Dawud no. 4723]
ِِ ِ ِ ِ َ‫ََجع اَلسل‬ ِ
‫ضوا‬ ُ َّ َ َ ْ ‫فَـ َه َذا َوَما أَ ْشبَـ َهوُ شلَّا أ‬
ُ ‫ َوََلْ يَـتَـ َعَّر‬،‫ف َرمحَ ُه ْم اَ َّلِلُ َعلَى نَـ ْقلو َوقَـبُولو‬
‫ َوَال ِتَْثِيلِ ِو‬،‫ َوَال تَ ْشبِي ِه ِو‬،ُ‫ َوَال ََتْ ِويلِو‬،‫لَِرِّده‬

Hadits ini dan yang serupa dengannya telah disepakati kaum


Salaf rahimahumullah atas penukilan dan diterimanya.
Mereka tidak mempertentangkannya dengan menolaknya,
mentakwilnya, tasybih, dan tamtsil.

َّ ِ‫ ََّي أ ََاب َعْب ِد اَ َّلِل‬:‫يل‬


‫{الر ْمحَ ُن َعلَى‬ َِ‫ ف‬،‫س رِمحو اَ َّلِل‬
‫ق‬ ٍ َ‫ك بْ ُن أَن‬ ِ‫سئِل اَِْْلمام مال‬
َ ُ ُ َ َ ُ ََُ َ ُ
ٍ ‫ اَِالستِواء َغيـر َْرله‬:‫ال‬
،‫ول‬ ُ ُْ ُ َ ْ َ ‫ف اِ ْستَـ َوى؟ فَـ َق‬ َ ‫] َكْي‬5 :‫استَـ َوى} [طو‬ ْ ‫الْ َعْر ِش‬
‫ ُمثَّ أ ََمَر‬،ٌ‫الس َؤ ُال َعْنوُ بِ ْد َعة‬ ِ ‫اْلّيا ُن بِِو و‬ ٍ ‫ف َغيـر مع ُق‬
ُّ ‫ َو‬،‫ب‬‫اج‬
ٌ َ َ ِْ ‫ َو‬،‫ول‬ ْ َ ُ ْ ُ ‫َوالْ َكْي‬
‫ِج‬ ْ ‫ِاب َّلر ُج ِل فَأ‬
َ ‫ُخر‬
Imam Malik bin Anas rahimahullah ditanya, “Wahai Abu
„Abdillah, ar-Rahman bersemayam di atas ‘Arsy, bagaimana
hakikat bersemayam?” Jawabnya, “Istiwa telah dimaklumi,
hakikatnya tidak diketahui, mengimaninya wajib, dan
menanyakannya bid‟ah.” Kemudian diperintahkan agar lelaki
itu diusir.
ALLAH BERBICARA DENGAN KALAM QADIM

‫ يَ ْس َم ْعوُ ِمْنوُ َم ْن َشاءَ ِم ْن‬،‫ أَنَّوُ ُمتَ َكلِّ ٌم بِ َك َالٍم قَ ِد ٍمي‬،‫اىل‬


َ ‫ات اَ َّلِلِ تَـ َع‬
ِ ‫وِمن ِص َف‬
ْ َ
‫يل َعلَْي ِو‬ِِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ َّ َ‫ا‬ ‫وسى َعلَْي ِو‬ ِ ِِ
ُ ‫ َو َْس َعوُ ج ِْب‬،‫م ْن َغ ْري َواسطَة‬ ُ‫لس َال ُم مْنو‬ َ ‫ َْس َعوُ ُم‬،‫َخ ْلقو‬
‫ َوَم ْن أ َِذ َن لَوُ ِم ْن َم َالئِ َكتِ ِو َوُر ُسلِ ِو‬،‫لس َال ُم‬
َّ َ‫ا‬

Di antara sifat Allah adalah berbicara dengan kalam qadim


(terdahulu) yang didengar oleh siapa yang dikehendaki-Nya
dari makhluk-Nya. Musa ‘alaihissalam mendengarnya tanpa
pelantara, Jibril ‘alaihissalam mendengarnya, juga siapa yang
diizinkan dari para malaikat-Nya dan rasul-rasul-Nya.

ِ ِِ ِِ ِ
ُ ‫ َو ََيْ َذ ُن َذلُْم فَـيَـُز‬،ُ‫ َويُ َكلّ ُمونَو‬،‫ْي ِِف اَِْلخَرة‬
،ُ‫ورونَو‬ َ ‫َوأَنَّوُ ُسْب َحانَوُ يُ َكلّ ُم اَلْ ُم ْؤمن‬
]164 :‫يما} [النساء‬ِ َّ ‫{وَكلَّ َم‬
ً ‫وسى تَ ْكل‬
َ ‫الِلُ ُم‬ َ :‫اىل‬
َ ‫ال اَ َّلِلُ تَـ َع‬
َ َ‫ق‬

Allah Subhanahu wa Ta’ala berbicara dengan orang-orang


beriman di akhirat dan mereka juga demikian. Dia
mengizinkan mereka mengunjungi-Nya. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman, “Allah berbicara kepada Musa dengan
sebenarnya.” [QS. An-Nisa` [4]: 164]
}‫َّاس بِ ِر َس َاالِِت َوبِ َك َال ِمي‬
ِ ‫ك َعلَى الن‬ ْ ‫وسى إِِّّن‬
َ ُ‫اصطََفْيـت‬ َ ‫{َّي ُم‬
َ :ُ‫ال ُسْب َحانَو‬
َ َ‫َوق‬

]144 :‫[اْلعراف‬

Juga firman-Nya Subhanah, “Wahai Musa sesungguhnya Aku


telah memilihmu atas seluruh manusia dengan risalah-Ku
dan kalam-Ku.” [QS. Al-A‟raf [7]: 144]

ِ :‫ال سبحانَو‬
َّ ‫{مْنـ ُه ْم َم ْن َكلَّ َم‬
]253 :‫الِلُ} [البقرة‬ ُ َ ْ ُ َ َ‫َوق‬

Juga firman-Nya Subhanah, “Di antara mereka (para nabi)


ada yang Allah ajak bicara.” [QS. Al-Baqarah [2]: 253]

‫الِلُ إَِّال َو ْحيًا أ َْو ِم ْن َوَر ِاء‬


َّ ُ‫{وَما َكا َن لِبَ َش ٍر أَ ْن يُ َكلِّ َمو‬
َ :ُ‫ال ُسْب َحانَو‬
َ َ‫َوق‬
ٍ ‫ِحج‬
]51 :‫اب} [الشورى‬ َ

Juga firman-Nya Subhanah, “Tidak patut bagi manusia untuk


Allah berbicara kepadanya kecuali lewat wahyu atau dari
belakang tabir.” [QS. Asy-Syura [42]: 51]

ِ
‫ك‬
َ ‫اخلَ ْع نَـ ْعلَْي‬ َ ُّ‫وسى * إِِّّن أ َََن َرب‬
ْ َ‫ك ف‬ َ ‫ي ََّي ُم‬
َ ‫ {فَـلَ َّما أ َََت َىا نُود‬:ُ‫ال ُسْب َحانَو‬
َ َ‫َوق‬

ِ ‫ك ِابلْ َو ِاد الْ ُم َقد‬


]12-11 :‫َّس طًُوى} [طو‬ َ َّ‫إِن‬
Juga firman-Nya Subhanah, “Ketika dia mendatanginya
(lembah Thuwa) diseru, „Hai Musa, sesungguhnya Aku adalah
Rabb-mu maka lepaskanlah kedua sandalmu. Sesungguhnya
kamu di lembah Thuwa yang disucikan.” [QS. Thaha [20]:
11-12]

ْ َ‫الِلُ َال إِلَوَ إَِّال أ َََن ف‬


]14 :‫اعبُ ْدِّن} [طو‬ َّ ‫ {إِنَِِّن أ َََن‬:ُ‫ال ُسْب َحانَو‬
َ َ‫َوق‬

Juga firman-Nya Subhanah, “Sesungguhnya Aku adalah Allah


yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali
Aku, maka sembahlah Aku.” [QS. Thaha [20]: 14]

ِ‫ول ى َذا أَح ٌد َغيـر اَ َّلِل‬ ِ


ُْ َ َ َ ‫َو َغْيـُر َجائ ٍز أَ ْن يَـ ُق‬

Tidak boleh mengatakan bahwa yang bicara ini pihak lain


selain Allah.

ِ ٍ ِ
َ ‫ َْس َع‬،‫ إِذَا تَ َكلَّ َم اَ َّلِلُ ِابلْ َو ْح ِي‬:‫ال َعْب ُد اَ َّلِل بْ ُن َم ْسعُود هنع هللا يضر‬
‫ص ْوتَوُ أ َْى ُل‬ َ َ‫َوق‬

ِّ ِ‫ك َع ْن اَلن‬
‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص‬ ِ ‫ رِو‬،‫لسم ِاء‬
َ ‫ي َذل‬
َ ُ َ َّ َ‫ا‬
‘Abdullah bin Mas‟ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Apabila
Allah berbicara wahyu maka suara-Nya didengar oleh
penduduk langit.” Ini diriwayatkan dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. [HR. Al-Bukhari IX/141 atau sebelum no.
7481. Yang benar mauquf]
‫ َُْي ُشُر اَ َّلِلُ اَ ْخلََالئِ َق يَـ ْوَم‬:‫ال‬ ِ
َ َ‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص أَنَّوُ ق‬ ٍ ِ
ِّ ‫َوَرَوى َعْب ُد اَ َّلِل بْ ُن أُنَـْيس َع ْن اَلن‬
ٍ ِ‫اَلْ ِقيام ِة عرا ًة ح َفا ًة غُرالً بـهما فَـيـنَ ِادي ِهم ب‬
ُ‫ َك َما يَ ْس َمعُو‬،‫ص ْوت يَ ْس َم ْعوُ َم ْن بَـعُ َد‬ َ ْ ُ ً ْ ُ ْ ُ َُ َ َ

ُّ ‫استَ ْش َه َد بِِو اَلْبُ َخا ِر‬


‫ي‬ ِ
ْ ‫ َو‬،ُ‫ َرَواهُ اَْْلَئ َّمة‬.‫ََّّي ُن‬
َّ ‫ أ َََن اَلد‬،‫ك‬
ُ ْ‫ب أ َََن اَلْ ُمل‬
َ ‫َم ْن قَـُر‬

Diriwayatkan dari „Abdullah bin Unais dari Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah menghimpun manusia
pada hari Kiamat dalam keadaan telanjang, tanpa alas kaki,
tanpa berkhitan, dan tanpa membawa apapun. Lalu ada yang
memanggil mereka dengan suara yang didengar oleh yang
jauh seperti didengar oleh yang dekat, “Akulah raja, di
manakah raja-raja dunia.‟” Diriwayatkan oleh para imam
[HR. At-Tirmidzi no. 3167, an-Nasai no. 2081, dan Ahmad
no. 1950] juga dijadikan penguat oleh al-Bukhari [no. 3349]

،‫ع ِمْنـ َها‬


َ ‫ فَـ َهالَْتوُ فَـ َف ِز‬،‫َّار‬ َّ َ‫وسى َعلَْي ِو ا‬
َ ‫لس َال ُم لَْيـلَةً َرأَى اَلن‬ َّ ‫ض اَِْل ََث ِر أ‬
َ ‫َن ُم‬ ِ ‫َوِِف بَـ ْع‬

،‫ك‬
َ ‫ لَبَّـْي‬:‫ال‬ ِ ‫لصو‬
َ ‫ت فَـ َق‬ ِ ً َ‫اب َس ِر ًيعا اِ ْستِْئـن‬
ْ َّ ‫اسا اب‬ َ ‫َج‬
َ ‫وسى فَأ‬
َ ‫ ََّي ُم‬:ُ‫فَـنَ َاداهُ َربُّو‬
،‫ك‬ َ َ‫ أ َََن فَـ ْوق‬:‫ال‬ َ ْ‫ فَأَيْ َن أَن‬،‫ك‬
َ ‫ت؟ فَـ َق‬ َ َ‫ َوَال أ ََرى َم َكان‬،‫ك‬
َ َ‫ص ْوت‬
َ ‫َْسَ ُع‬
ْ ‫ أ‬،‫ك‬
َ ‫لَبَّـْي‬
ِ‫الص َفةَ َال تَـْنـبغِي إَِّال َِّلِل‬
ِ ِ ِ َّ ‫ك فَـعلِم أ‬ ِ‫ وعن ِِشال‬،‫ وعن َّيِينِك‬،‫وأَمامك‬
َ ّ ‫َن َىذه‬ َ َ َ َ ََْ َ ََْ َ َ ََ
ِ ِ ِ َ َ‫ ق‬،‫اىل‬
:‫ك؟ قَا َل‬
َ ‫ أ َْم َك َال َم َر ُسول‬،‫َْسَ ُع‬ َ ‫ أَفَ َك َال َم‬،‫ت ََّي إِ َذلي‬
ْ‫ك أ‬ َ ْ‫ك أَن‬
َ ‫ َك َذل‬:‫ال‬ َ ‫تَـ َع‬

‫وسى‬ ِ
َ ‫بَ ْل َك َالمي ََّي ُم‬

Dalam sebuah atsar disebutkan bahwa Musa ‘alaihissalam


pada suatu malam melihat api yang bergejolak sehingga
membuatnya kaget, lalu Rabb-nya memanggilnya, “Hai
Musa!” Maka ia menjawab segera dengan suara, “Aku
penuhi, aku penuhi. Aku mendengar suara-Mu dan tidak
melihat tempat-Mu, maka di manakah Engkau?” Allah
berfirman, “Aku di atasmu, di depanmu, di kananmu, dan di
kirimu (maksudnya ilmu-Nya karena Allah di atas „Arsy).” Dia
pun menyadari bahwa sifat ini tidak layak kecuali milik Allah
Ta’ala. Musa berkata, “Engkau Tuhanku, apakah ini kalam-
Mu yang aku dengar atau kalam utusan-Mu? Jawab-Nya,
“Bahkan kalam-Ku hai Musa.”

AL-QUR`AN ADALAH KALAMULLAH

ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
،‫ْي‬ ُ ِ‫اب اَ َّلِل اَلْ ُمب‬
ُ ‫ َو َحْبـلُوُ اَلْ َمت‬،‫ْي‬ ُ َ‫َوم ْن َك َالم اَ َّلِل ُسْب َحانَوُ اَلْ ُقْرآ ُن اَلْ َعظ ُيم َوُى َو كت‬
ِ ْ‫ َعلَى قَـل‬،‫ْي‬
‫ب‬ ِ
ُ ‫وح اَْْلَم‬
ِِ
ُ ‫ نَـَزَل بو اَ ُّلر‬،‫ْي‬
ِ
ِّ ‫يل َر‬
َ ‫ب اَلْ َعالَم‬ ِ ‫ َوتَـْن‬،‫َو ِصراطُوُ اَلْ ُم ْستَ ِقيم‬
‫ز‬
ُ ُ َ
‫ َوإِلَْي ِو‬،َ‫ ِمْنوُ بَ َدأ‬،‫وق‬
ٍ ُ‫ منَـَّزٌل َغيـر سلَْل‬،‫ْي‬ ٍ ِِ ِ‫سيِ ِد اَلْمرسل‬
،‫ود‬
ُ ُ‫يَـع‬ ُْ ُ ٍ ِ‫ب ُمب‬
ٍِّ‫ْي بل َسان َعَر‬
َ َ ْ ُ َّ
‫ات‬ ِ ٌ ‫ وحر‬،‫ وآَّيت بـيِنات‬،‫وىو سور ُزل َكمات‬
ٌ ‫وف َوَكل َم‬ُ ُ َ ٌ ََّ ٌ َ َ ٌ َ ْ ٌ َ ُ َ ُ َ
Al-Qur`an Kalamullah dan termasuk Kalamullah adalah al-
Qur`an al-Adzim, yaitu Kitabullah yang jelas, tali-Nya yang
kokoh, dan jalan-Nya yang lurus. Yang diturunkan oleh Rabb
semesta alam. Yang dibawa turun oleh Ruhul Amin (Jibril)
kepada hari penghulu para rasul dengan bahasa Arab yang
jelas, yang diturunkan bukan makhluk. Dari-Nya ia berawal
dan kepada-Nya ia kembali. Ia adalah kumpulan surat-surat
muhkamat dan ayat-ayat yang jelas, huruf-hurufnya maupun
kalimat-kalimatnya.

ِ ٍ ٍ
ْ ‫ َوأ‬،‫ لَوُ أ ََّوٌل َوآخُر‬،‫َعَربَوُ فَـلَوُ بِ ُك ِّل َحْرف َع ْشُر َح َسنَات‬
‫َجَز ٌاء‬ ْ ‫َم ْن قَـَرأَهُ فَأ‬
ِ ُّ َ‫ َْزل ُفو ٌظ ِِف ا‬،‫ َمْتـلٌُو ِابْْلَلْ ِسنَ ِة‬،‫اض‬
ٌ ُ‫ َم ْكت‬،‫ َم ْس ُموعٌ ِابِْل َذان‬،‫لص ُدوِر‬
‫وب ِِف‬ ٌ ‫َوأَبْـ َع‬
ِ ِ ِ ِ ‫اح‬
ِ ‫اَلْمص‬
‫ َوأ َْمٌر‬،ّّ‫اص َو َعام‬ ٌ ‫ َو ََنس ٌخ َوَمْن ُس‬،ٌ‫ فيو ُْزل َك ٌم َوُمتَ َشابِو‬،‫ف‬
ّّ ‫ َو َخ‬،‫وخ‬ َ َ
ٍ ‫مح‬
َِ ‫ْي ي َدي ِو وَال ِمن خ ْل ِف ِو تَـْن ِزيل ِمن ح ِكي ٍم‬ ِ ِ ِ ِ َ ‫ونَـهي‬
}‫يد‬ َ ْ ٌ َ ْ َ ْ َ ِ ْ ‫{ال ََيْتيو الْبَاط ُل م ْن بَـ‬ ٌْ َ
]142 :‫[فصلت‬

Siapa yang membacanya dengan irab (tata bahasa „Arab)


maka dia mendapat 10 kebaikan pada setiap hurufnya. Ia
memiliki awal dan akhir, berjuz-juz dan terbagi-bagi. Yang
terbaca dengan lisan-lisan, terjaga di hati-hati, didengar di
telinga, tertulis di mushaf, mengandung muhkam dan
mutasyabihat, nasikh mansukh, khas dan amm, dan perintah
dan larangan, “Kebatilan tidak mendatanginya dari depan
dan tidak pula dari belakang. Ia diturunkan dari Yang Maha
Bijaksana dan Maha Terpuji.” [QS. Fushshilat [41]: 42]

ِ ‫اجلِ ُّن علَى أَ ْن َيْتُوا ِبِِثْ ِل ى َذا الْ ُقر‬


‫آن‬ ِ ِ ْ ‫ {قُل لَئِ ِن‬:‫اىل‬
ْ َ َ َ ْ ‫س َو‬ ُ ْ‫اجتَ َم َعت ْاْلن‬ ْ َ ‫َوقَـ ْولُوُ تَـ َع‬

ٍ ‫ض ُه ْم لِبَـ ْع‬
]88 :‫ض ظَ ِه ًريا} [اْلسراء‬ ِ ِ ِِ
ُ ‫َال ََيْتُو َن ِبثْلو َولَ ْو َكا َن بـَ ْع‬

Juga firman-Nya Ta’ala, “Katakanlah: „Sesungguhnya jika


manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang
serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain.‟” [QS. al-Isra` [17]: 88]

‫ {لَ ْن نـُ ْؤِم َن ِِبَ َذا‬:‫ين َك َفُروا‬‫ذ‬ِ َّ‫ال فِ ِيو اَل‬‫ق‬ ‫ي‬‫ذ‬ِ َّ‫اَل‬ ُّ ِ‫اب اَلْ َعَر‬
‫ب‬ ِ
َ َ َ ُ َ‫َوُى َو َى َذا اَلْكت‬
ِ ‫الْ ُقر‬
]31 :‫آن} [سبأ‬ْ

َ ‫] فَـ َق‬25 :‫ {إِ ْن َى َذا إَِّال قَـ ْو ُل الْبَ َش ِر} [ادلدثر‬:‫ض ُه ْم‬
ُ‫ال اَ َّلِلُ ُسْب َحانَو‬ ُ ‫ال بَـ ْع‬
َ َ‫َوق‬

]26 :‫ُصلِ ِيو َس َقَر} [ادلدثر‬


ْ ‫{سأ‬
َ :‫اىل‬
َ ‫َوتَـ َع‬
ِ ِّ ُ‫{وَما َعلَّ ْمنَاه‬ َ ‫ فَـ َق‬،‫ ُى َو ِش ْعٌر‬:‫ض ُه ْم‬
ُ‫الش ْعَر َوَما يَـْنـبَغي لَو‬ َ :‫اىل‬
َ ‫ال اَ َّلِلُ تَـ َع‬ ُ ‫ال بَـ ْع‬
َ َ‫َوق‬
ِ
ٌ ِ‫إِ ْن ُى َو إَِّال ذ ْكٌر َوقُـْرآ ٌن ُمب‬
]69 :‫ْي} [يس‬

Inilah kitab berbahasa Arab yang dikomentari orang-orang


kafir, “Kami tidak beriman kepada al-Qur`an ini.” [QS. Saba`
[34]: 31] dan Sebagian mereka berkata, “Sesungguhnya ini
hanya ucapan manusia.” [QS. Al-Muddatstsir [74]: 25] Lalu
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Kelak kami akan
memasukkannya ke Neraka Saqar.” [QS. Al-Muddatstsir
[74]: 26] Sebagian mereka berkata bahwa al-Qur`an
hanyalah syair lalu Allah membatah mereka, “Kami tidak
mengajarinya syair dan memang tidak layak baginya
(Muhammad). Tidaklah ia melainkan peringatan dan bacaan
yang jelas.” [QS. Yasin [36]: 69]

‫َن‬ ٍ ُ‫ ََلْ يـُْب ِق ُشْبـ َهةً لِ ِذي ل‬،‫آَن‬


َّ ‫ب ِِف أ‬ ً ‫ر‬ ‫ـ‬
ُ‫ق‬ ‫و‬ ‫ت‬
َ ‫ـ‬‫ب‬ ‫ـ‬
ْ‫ث‬َ‫أ‬
‫و‬ ،‫ر‬‫ع‬ ِ ‫فَـلَ َّما نَـ َفى اَ َّلِل عْنو أَنَّو‬
‫ش‬
ّ ْ ُ َ َ ٌ ُ َُ ُ
ْ
‫ ْلن ما‬،‫ب اَلَّ ِذي ُى َو كلمات وحروف وآَّيت‬
ُّ ِ‫اب اَلْ َعَر‬ ِ
ُ َ‫اَلْ ُقْرآ َن ُى َو َى َذا اَلْكت‬
‫ إنو شعر‬:‫ليس كذلك ال يقول أحد‬

Tatkala Allah menafikan bahwa ia adalah syair dan


menetapkannya sebagai bacaan maka tidak ada lagi
kesamaran bagi yang memiliki akal cerdas bahwa al-Qur`an
adalah Kalamullah berbahasa Arab yang kata-katanya, huruf-
hurufnya, dan ayat-ayatnya, karena jika benar bukan seperti
itu tentu tidak ada yang mengatakannya syair.

‫ورةٍ ِم ْن‬ ِ ِ ِ ٍ ِ :‫وقال عز وجل‬


َ ‫{وإ ْن ُكْنـتُ ْم ِِف َريْب شلَّا نَـَّزلْنَا َعلَى َعْبد ََن فَأْتُوا ب ُس‬
َ
]23 :‫الِلِ} [البقرة‬ ِ ‫ِمثْلِ ِو و ْادعوا ُشه َداء ُكم ِمن د‬
َّ ‫ون‬ ُ ْ ْ َ َ ُ َ

Allah Azza wa Jalla berfirman, “Dan jika kamu (tetap) dalam


keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada
hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang
semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu
selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” [QS. Al-
Baqarah [2]: 23]

‫ َوَال يـُ ْع َق ُل‬،‫ان ِبِِثْ ِل َما َال يُ ْد َرى َما ُى َو‬


ِ ‫وز أَ ْن يـتَحدَّاىم ِابِْْلتْـي‬
َ ْ ُ َ َ ُ ُ‫َوَال ََي‬

Mereka tidak akan mampu mendatangkan yang serupa apa


yang tidak diketahui hakikatnya dan (tidak dijangkau oleh)
akal.

‫ين َال يَـْر ُجو َن لَِقاءَ ََن‬ ِ َّ َ َ‫ات ق‬


َ ‫ال الذ‬
ٍ َ‫ {وإِ َذا تُـْتـلَى علَي ِهم آَّيتُـنَا بـيِن‬:‫اىل‬
َّ َ ْ ْ َ َ َ ‫ال تَـ َع‬
َ َ‫َوق‬

}‫آن َغ ِْري َى َذا أ َْو بَ ِّدلْوُ قُ ْل َما يَ ُكو ُن ِِل أَ ْن أُبَ ِّدلَوُ ِم ْن تِْل َق ِاء نَـ ْف ِسي‬ ِ
ٍ ‫ت بُِقر‬
ْ ْ‫ائ‬
‫] فأثبت أن القرآن ىو اِلَّيت الِت تتلى عليهم‬15 :‫[يونس‬
Dia Ta’ala berfirman, “Dan apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak
mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata:
„Datangkanlah Al Qur'an yang lain dari ini atau gantilah dia.‟
Katakanlah: „Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak
diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang
diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika
mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar
(kiamat).‟” [QS. Yunus [10]: 15] Dia menetapkan bahwa al-
Qur`an adalah ayat-ayat yang dibacakan kepada mereka.

}‫ين أُوتُوا الْعِْل َم‬ ِ َّ ِ


َ ‫ص ُدور الذ‬ ٌ َ‫ت بَـيِّن‬
ُ ‫ات ِِف‬ ٌ ‫آَّي‬
َ ‫ {بَ ْل ُى َو‬:‫وقال تعاىل‬
]49 :‫[العنكبوت‬

Dia Ta’ala juga berfirman, “Sebenarnya, Al Qur'an itu adalah


ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi
ilmu.” [QS. Al-„Ankabut [29]: 49]

}‫ون * َال َّيَ ُّسوُ إَِّال الْ ُمطَ َّهُرو َن‬ ٍ ِ


ٍ ُ‫اب م ْكن‬ ِ
َ َ‫ {إنَّوُ لَ ُقْرآ ٌن َك ِرميٌ * ِِف كت‬:‫وقال تعاىل‬
ِ
َ ‫] بَـ ْع َد أَ ْن أَقْ َس َم َعلَى َذل‬79 - 77 :‫[الواقعة‬
‫ك‬

Dia Ta’ala juga berfirman, “Sesungguhnya Al Qur'an ini


adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang
terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali
hamba-hamba yang disucikan.” [QS. Al-Waqiah [56]: 77-79]
setelah Dia bersumpah atas itu.

]2 - 1 :‫ عسق} [الشورى‬- ‫] {حم‬1 :‫ {كهيعص} [مرمي‬:‫وقال تعاىل‬


ِ ‫وافْـتـتح تِسعا و ِع ْش ِرين سورًة ِاب ْحلر‬
‫وف اَلْ ُم َقطَّ َع ِة‬ُُ َ ُ َ َ ً ْ َ َ َ َ

Dia Ta’ala juga berfirman: (‫ )كهيعص‬dan (‫عسق‬ - ‫)حم‬. Dia

membuka 29 surat dengan huruf-huruf terpotong (huruful


muqaththa’ah) ini.

ٍ
ٍ َ‫ف ِمْنو ع ْشر حسن‬ ِ
،‫ات‬ َ َ ُ َ ُ ‫ فَـلَوُ ب ُك ِّل َحْر‬،ُ‫َعَربَو‬ ُّ ِ‫ال اَلن‬
ْ ‫ َم ْن قَـَرأَ اَلْ ُقْرآ َن فَأ‬:‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص‬ َ َ‫َوق‬
ِ ‫يث‬ ِ ٍ ِِ
‫يح‬
ٌ ‫صح‬َ ٌ ‫ َحد‬.ٌ‫ فَـلَوُ بِ ُك ِّل َحْرف َح َسنَة‬،‫َوَم ْن قَـَرأَهُ َو َحلَ َن فيو‬

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa membaca


al-Qur`an dengan i’rab maka dia mendapatkan pada setiap
hurufnya 10 kebaikan dan siapa membacanya dengan lahn
(kesalahan irab) maka dia mendapatkan pada setiap
hurufnya satu kebaikan.” Hadits shahih. [HR. Ath-Thabrani
no. 7574 dalam al-Ausath. Al-Wardani matruk tetapi hadits
ini memiliki asal di Shahih at-Tirmidzi]2

2
Dalam sunan at-Tirmidzi:
ِ ِ ‫ال َعلَْي ِو‬
ُ ‫ اقْـَرءُوا اَلْ ُقْرآ َن قَـْب َل أَ ْن ََيِِْتَ قَـ ْوٌم يُق‬:‫الس َال ُم‬
ُ‫يمو َن ُحُروفَو‬ َّ ‫لص َالةُ َو‬
َّ َ‫ا‬ َ َ‫َوق‬
ِ َّ َ‫إِقَ َامةَ ا‬
ُ‫َجلُونَو‬ ْ ‫لس ْه ِم َال َُيَا ِوُز تَـَراقي ِه ْم يَـتَـ َع َّجلُو َن أ‬
َّ ‫َجَرهُ َوَال يَـتَأ‬

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah al-


Qur`an sebelum datang suatu kaum yang membaguskan
huruf-hurufnya dengan tepat tetapi tidak melampaui
kerongkongan mereka. Mereka minta disegerakan upahnya
(di dunia) dan tidak minta di akhirkan (di akhirat).” [HR.
Ahmad no. 12483]

ُ ُ‫احلَ َسنَةُ بِ َع ْش ِر أ َْمثَ ِاذلَا َال أَق‬


‫ اَل‬:‫ول‬ ْ ‫ َو‬،ٌ‫الِلِ فلَوُ َح َسنَة‬
َّ ‫اب‬ ِ ِ
َ َ‫َم ْن قَـَرأَ َح ْرفاً م ْن كت‬
ِ ،‫ف‬ ِ
‫ف‬
ٌ ‫وميَ ٌم َح ْر‬ ٌ ‫ َوَال ٌم َح ْر‬،‫ف‬ٌ ‫ف َح ْر‬ٌ ‫ أَل‬:‫ َولَ ِك ْن‬،‫ف‬
ٌ ‫َح ْر‬
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah maka dia
akan mendapatkan kebaikan dan kebaikan yang akan dia dapatkan
akan dilipatgandakan sehingga mencapai sepuluh kali lipat, dan aku
tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif satu
huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.

Dalam riwayat Bukhari dan Muslim:

‫ َوالَّ ِذي يَـ ْقَرأُ ال ُق ْرآ َن‬، ِ‫الكَرِام البَـَرَرة‬


ِ ِ‫الس َفرة‬
َ َّ ‫مع‬
ِِ ِ
َ ‫قرأُ ال ُق ْرآ َن َوُىو َماىٌر بو‬ َ َ‫الذي ي‬
ِ َّ

‫َجَر ِان‬ ّّ ‫ويَـتَـتَـ ْعتَ ُع فِ ِيو َوُىو َعلَْي ِو َش‬


ْ ‫اق لَوُ أ‬
Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur'an bersama para Malaikat
yang mulia lagi agung, dan orang yang membaca Al-Qur'an dengan
cara terbata-bata dan merasa sulit dengannya, maka dia mendapat
dua pahala.Ibnu Majjah
‫ب إِلَْيـنَا ِم ْن ِح ْف ِظ‬
ُّ ‫َح‬ ِ ِ
ُ ‫ إِ ْعَر‬:‫ال أَبُو بَ ْك ٍر َوعُ َمُر َرض َي اَ َّلِلُ َعْنـ ُه َما‬
َ ‫اب اَلْ ُقْرآن أ‬ َ َ‫َوق‬
‫ض ُحُروفِ ِو‬
ِ ‫بَـ ْع‬

Abu Bakar dan „Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,


“Mengirab al-Qur`an lebih kami sukai daripada menghafal
sebagian huruf-hurufnya.”

ِ ِ ٍ ِ
ُ‫ َم ْن َك َفَر ِبَْرف فَـ َق ْد َك َفَر بِو ُكلّو‬:‫ال َعلَ ّّي هنع هللا يضر‬
َ َ‫َوق‬

„Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, “Siapa mengingkari satu


huruf dari al-Qur`an berarti mengingkari seluruhnya.”

‫ َو ُحُروفِ ِو‬،‫آَّيتِِو َوَكلِ َماتِِو‬ ِ ِ ِ


َ ‫ َو‬،‫َواتَّـ َف َق اَلْ ُم ْسل ُمو َن َعلَى َع ّد ُس َوِر اَلْ ُقْرآن‬
Kaum muslimin sepakat akan jumlah surat al-Qur`an,
ayatnya, katanya, dan hurufnya.

‫ أ َْو‬،ً‫ورًة أ َْو آيَة‬ ِ ِ َّ ‫ْي ِِف أ‬ ِِ َ ‫َوَال ِخ َال‬


َ ‫َن َم ْن َج َح َد م ْن اَلْ ُقْرآن ُس‬ َ ‫ْي اَلْ ُم ْسلم‬ َ ْ ‫ف بَـ‬
‫ أ َْو َحْرفًا ُمتَّـ َف ًقا َعلَْي ِو أَنَّوُ َكافٌِر‬،ً‫َكلِ َمة‬

Tidak ada khilaf di antara kaum muslimin bahwa siapa yang


mengingkari satu surat al-Qur`an atau satu kata atau satu
huruf disepakati atas kekafirannya.

ِ َ‫وِِف ى َذا ح َّجةٌ ق‬


ٌ ‫اط َعةٌ َعلَى أَنَّوُ ُحُر‬
‫وف‬ ُ َ َ
Ini hujjah pasti bahwa ia adalah huruf-huruf.
KAUM MUKMININ MELIHAT RABB
MEREKA DI HARI KIAMAT

َ َ‫ ق‬،ُ‫ َويُ َكلِّ ُمونَو‬،‫ َويُ َكلِّ ُم ُه ْم‬،ُ‫ورونَو‬


ُ‫ال اَ َّلِل‬ ُ ‫َويَـُز‬ ‫صا ِرِى ْم‬ ِ
َ ْ‫َوالْ ُم ْؤمنُو َن يَـَرْو َن َربـَّ ُه ْم ِِبَب‬
]23-22 :‫{و ُجوهٌ يَـ ْوَمئِ ٍذ ََن ِضَرةٌ * إِ َىل َرِِّبَا ََن ِظَرةٌ} [القيامة‬
ُ :‫اىل‬
َ ‫تَـ َع‬

Kaum mukminin melihat Rabb mereka di akhirat dengan


penglihatan mereka dan mereka mengunjunginya. Allah
mengajak berbicara mereka dan mereka berbicara kepada-
Nya. Allah Ta’ala berfirman, “Wajah-wajah (orang-orang
mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah
mereka melihat.” [QS. Al-Qiyamah [75]: 22-23]

]15 :‫ { َك َّال إِنـَّ ُه ْم َع ْن َرِّبِِ ْم يَـ ْوَمئِ ٍذ لَ َم ْح ُجوبُو َن} [ادلطففْي‬:‫وقال تعاىل‬

Dia juga berfirman, “Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka


pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan
mereka.” [QS. Al-Muthaffifin [83]: 15]

‫ْي يَـَرْونَوُ ِِف َح ِال‬ِ ِ َّ ‫ د َّل علَى أ‬،‫ط‬ َ ِ‫ب أُولَئ‬


ُّ َ‫ك ِِف َح ِال ا‬
َ ‫َن اَلْ ُم ْؤمن‬ َ َ ُ ‫لس ْخ‬ َ ‫فَـلَ َّما َح َج‬
‫ َوإَِّال ََلْ يَ ُك ْن بَـْيـنَـ ُه َما فَـْر ٌق‬،‫ضى‬
َ ‫اَ ِّلر‬
Tatkala mereka dihijab dalam keadaan dimurkai,
menunjukkan bahwa kaum Mukminin melihat-Nya saat
keadaan Dia ridha, jika tidak demikian maka tidak ada
perbedaan di antara keduanya.

َ ُ‫ إِنَّ ُك ْم َستَـَرْو َن َربَّ ُك ْم َك َما تَـَرْو َن َى َذا اَلْ َق َمَر َال ت‬:‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص‬
‫ض ُّامو َن ِِف‬ ُّ ِ‫ال اَلن‬
َ َ‫َوق‬

‫يح ُمتَّـ َف ٌق َعلَْي ِو‬ ِ ‫يث‬ ِ ِِ


ٌ ‫صح‬َ ٌ ‫ َحد‬.‫ُرْؤيَتو‬

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya


kalian melihat Rabb kalian seperti kalian melihat bulan ini
tanpa berdesakan dalam melihat-Nya.” Hadits shahih
muttafaqun ‘alaih. [HR. Al-Bukhari no. 554 dan Muslim no.
633]

َ ‫ فَِإ َّن اَ َّلِلَ تَـ َع‬،‫ َال لِْل َمْرئِ ّي‬،‫َوَى َذا تَ ْشبِيوٌ لِ ُّلرْؤيَِة‬
‫ َوَال نَ ِظ َري‬،ُ‫اىل َال َشبِيوَ لَو‬

Penyerupaan ini pada cara melihat bukan satu pihak ke pihak


lainnya, karena Allah Ta’ala tidak ada yang menyerupai-Nya
dan tidak ada bandingan-Nya.
QADHA DAN QADAR

ُ ‫ال لِ َما يُِر‬


‫ َوَال‬،‫يد َال يَ ُكو ُن َش ْيءٌ إَِّال ِبَِِر َادتِِو‬ َ ‫ات اَ َّلِلِ تَـ َع‬
ُ ‫اىل أَنَّوُ اَلْ َف َّع‬ ِ ‫وِمن ِص َف‬
ْ َ
ِ ِ ِ‫َِيْرج َشيء عن م ِشيئَت‬
ْ َ‫ َوَال ي‬،ِ‫س ِِف اَلْ َعاََِل َش ْيءٌ َِيُْر ُج َع ْن تَـ ْقدي ِره‬
‫ص ُد ُر‬ َ ‫ي‬
َْ‫ل‬‫و‬َ ،‫و‬ َ َْ ٌْ ُُ

َ ‫ َوَال َِزل‬،ِ‫إَِّال َع ْن تَ ْدبِ ِريه‬


َّ ‫ َوَال يَـتَ َج َاوُز َما ُخ‬،‫يد َع ْن اَلْ َق َد ِر اَلْ َم ْق ُدوِر‬
‫ط ِِف اَللَّ ْو ِح‬
ِ
َ ‫ َولَْو َع‬،ُ‫ أ ََر َاد َما اَلْ َعا ََلُ فَاعلُوه‬،‫اَلْ َم ْسطُوِر‬
‫ َولَ ْو َشاءَ أَ ْن‬،ُ‫ص َم ُه ْم لَ َما َخالَُفوه‬

‫ يَـ ْه ِدي‬،‫آجا َذلُْم‬ ِ ِ


َ ‫ َوقَد‬،‫ َخلَ َق اَ ْخلَْل َق َوأَفْـ َعا َذلُْم‬،ُ‫يُطيعُوهُ ََج ًيعا َْلَطَاعُوه‬
َ ‫َّر أ َْرَزاقَـ ُه ْم َو‬
‫{ال يُ ْسأ َُل َع َّما‬
َ :‫اىل‬ َ َ‫ ق‬،‫ض ُّل َم ْن يَ َشاءُ ِِِب ْك َمتِ ِو‬
َ ‫ال اَ َّلِلُ تَـ َع‬ ِ ‫ وي‬،‫من ي َشاء بِر ْمحتِ ِو‬
ََ َ َ ُ َ ْ َ
]23 :‫يَـ ْف َع ُل َوُى ْم يُ ْسأَلُو َن} [اْلنبياء‬

Di antara sifat Allah Ta’ala adalah Dia berbuat sesuai


kehendak-Nya. Tidak terjadi apapun kecuali dengan
kehendak-Nya. Tidak ada di alam sesuatu pun yang keluar
dari takdir-Nya. Tidak bersandar kecuali dari pengaturan-
Nya. Tidak ada yang meliputi takdir yang ditakdirkan. Tidak
ada yang bisa melampaui apa yang tertulis di Lauhul
Mahfuzh. Dia menghendaki bukan alam yang melakukannya:
seandainya Dia menjaga mereka tentu mereka tidak
menyelisihi-Nya, seandainya Dia menghendaki mereka
semua mentaati-Nya tentu mereka akan mentaati-Nya. Dia
menciptakan makhluk dan perbuatannya. Dia menentukan
rezeki mereka dan ajalnya. Dia beri petunjuk siapa yang
dikehendaki-Nya dengan rahmat-Nya dan Dia menyesatkan
siapa yang dikehendaki-Nya dengan hikmah-Nya. Allah
Ta’ala berfirman, “Dia tidak ditanya atas perbuatan-Nya
tetapi mereka yang akan ditanya.” [QS. Al-Anbiya` [21]: 23]

]49 :‫ {إِ ََّن ُك َّل َش ْي ٍء َخلَ ْقنَاهُ بَِق َد ٍر} [القمر‬:‫قال هللا تعاىل‬

Allah Ta’ala juga befirman, “Sesungguhnya Kami Kami


ciptakan segala sesuatu dengan takdir-takdirnya.” [QS. Al-
Qamar [54]: 49]

]2 :‫َّرهُ تَـ ْق ِد ًيرا} [الفرقان‬ ٍ


َ ‫{و َخلَ َق ُك َّل َش ْيء فَـ َقد‬
َ :‫وقال تعاىل‬
Dia Ta’ala juga berfirman, “Dan Dia menciptakan segala
sesuatu lalu menentukan takdir-takdirnya.” [QS. Al-Furqan
[25]: 2]

‫ض َوَال ِِف أَنْـ ُف ِس ُك ْم إَِّال ِِف‬


ِ ‫صيبَ ٍة ِِف ْاْل َْر‬
ِ ‫ {ما أَصاب ِمن م‬:‫وقال تعاىل‬
ُ ْ َ َ َ
]22 :‫اب ِم ْن قَـْب ِل أَ ْن نَـْبـَرأ ََىا} [احلديد‬
ٍ َ‫كِت‬

Dia Ta’ala juga befirman, “Tidak ada musibah apapun di bumi


dan tidak pula di diri kalian melainkan (tercatat) di Kitab
(Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.” [QS. Al-
Hadid [57]: 22]

‫ص ْد َرهُ لِ ِْْل ْس َالِم َوَم ْن يُِرْد أَ ْن‬ ِ


َ ‫الِلُ أَ ْن يَهديَوُ يَ ْشَر ْح‬
َّ ‫ {فَ َم ْن يُِرِد‬:‫وقال تعاىل‬

]125 :‫ضيِّ ًقا َحَر ًجا} [اْلنعام‬ ِ


َ ‫يُضلَّوُ ََْي َع ْل‬
َ ُ‫ص ْد َره‬

Dia Ta’ala juga berfirman, “Barang siapa yang Allah


menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk,
niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama)
Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah
kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi
sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit.” [QS. Al-
An‟am [6]: 125]

ِّ ِ‫ال لِلن‬
َ َ‫ َما اَِْْلّيَا ُن؟ ق‬:‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص‬
‫ أَ ْن‬:‫ال‬ َّ َ‫يل َعلَْي ِو ا‬
َ َ‫لس َال ُم ق‬ ِ ِ َّ ‫روى اِبْن عُمر أ‬
َ ‫َن ج ِْب‬ َ َ ُ ََ
ِ‫و َش ِره‬ ِ‫ وِابلْ َق َد ِر خ ِريه‬،‫ والْيـوِم اَِْل ِخ ِر‬،‫ ورسلِ ِو‬،‫ وُكتبِ ِو‬،‫ وم َالئِ َكتِ ِو‬،ِ‫تـُؤِمن ِابَ َّلِل‬
ّ َ َْ َ ْ َ َ ُ َُ ُ َ ََ َ ْ
‫ َرَواهُ ُم ْسلِ ٌم‬.‫ت‬
َ ْ‫ص َدق‬
َ :‫يل‬
ُ
ِْ ‫ال ِج‬
‫ِب‬ َ ‫فَـ َق‬

Ibnu „Umar meriwayatkan bahwa Jibril „alaihissalam berkata


kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apa itu iman?”
Jawab beliau, “Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari Akhir, dan takdir
yang baik maupun buruk.” Jibril berkata, “Kamu benar.”
Diriwayatkan Muslim [no. 8]
ِ‫ وحلْ ِوهِ وم ِره‬،ِ‫ آمْنت ِابلْ َق َد ِر خ ِريهِ و َش ِره‬:‫ال اَلنَِّب ملسو هيلع هللا ىلص‬
ُّ َ ُ َ ّ َ ْ َ ُ َ ُّ َ َ‫َوق‬

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku beriman


kepada takdir yang baik maupun yang buruk dan yang manis
maupun yang pahit.” [HR. Ath-Thabrani dalam az-Zawaid lil
Haitsami no. 16111]

:‫وت اَلْ ِوتْ ِر‬ ُ َ ّ َ َْ َ َ َ َُ َ ِّ ِ‫َوِم ْن ُد َع ِاء اَلن‬


ِ ُ‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص اَلَّ ِذي علَّمو اَ ْحلسن بن علِ ٍي ي ْدعو بِِو ِِف قُـن‬

ِ
‫ت‬ َ َ‫َوق ِِن َشَّر َما ق‬
َ ‫ضْي‬

Di antara doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang


diajarkan kepada al-Hasan bin „Ali dalam qunut witir adalah,
“Jagalah aku dari keburukan apa yang Engkau takdirkan.”
[HR. Abu Dawud no. 1425 dan dishahihkan Syaikh al-Albani]

‫ بَ ْل‬،‫اب نـَ َو ِاىيو‬


ِ َ‫اجتِن‬ ِ ِ ِ
ْ ‫ضاءَ اَ َّلِل َوقَ َد َرهُ ُح َّجةً لَنَا ِِف تَـْرك أ ََوام ِرهِ َو‬
َ َ‫َوَال َْصل َع ُل ق‬
‫ال‬ ِ ُ‫َن َِّلِلِ َعلَْيـنَا اَ ْحلُ َّجةَ ِبِِنْـَز ِال اَلْ ُكت‬
َ َ‫ ق‬.‫ َوبِ ْعثَِة اَ ُّلر ُس ِل‬،‫ب‬ َّ ‫ب أَ ْن نـُ ْؤِم َن َونَـ ْعلَ َم أ‬ ِ
ُ ‫ََي‬

ُّ ‫الِلِ ُح َّجةٌ بَـ ْع َد‬


]165 :‫الر ُس ِل} [النساء‬ ِ ‫ {لِئَ َّال يَ ُكو َن لِلن‬:‫اىل‬
َّ ‫َّاس َعلَى‬ َ ‫اَ َّلِلُ تَـ َع‬

Kita tidak menjadikan qadha dan takdir Allah sebagai hujjah


kita untuk meninggalkan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Bahkan wajib kita beriman dan yakin bahwa
Allah memiliki hujjah atas kita dengan turunnya al-Kitab dan
mengutus para rasul. Allah Ta’ala berfirman, “Agar tidak ada
alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya
rasul-rasul itu.” [QS. An-Nisa` [4]: 165]

ِ ِ ِ ‫َن اَ َّلِل سبحانَو ما أَمر ونَـهى إَِّال اَلْمست ِط‬


ْ‫ َوأَنَّوُ ََل‬،‫يع ل ْلف ْع ِل َوالتـَّْرك‬
َ َْ ُ َ َ َ َ َ ُ َ ْ ُ َ َّ ‫َونَـ ْعلَ َم أ‬
َ َ‫ ق‬،‫اع ٍة‬ ِ
‫{ال‬
َ :‫اىل‬
َ ‫ال اَ َّلِلُ تَـ َع‬ ِ ْ ‫ َوَال ا‬،‫صيَ ٍة‬
َ َ‫ضطََّرهُ إِ َىل تَـْرك ط‬
ِ ‫أَح ًدا علَى مع‬
َْ َ َ ‫َُْيِ ِْب‬

]286 :‫الِلُ نَـ ْف ًسا إَِّال ُو ْس َع َها} [البقرة‬


َّ ‫ف‬ ِ
ُ ّ‫يُ َكل‬

Kita yakin bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak


memerintah dan melarang melainkan kepada yang mampu
berbuat dan meninggalkan. Dia tidak memaksa siapa pun
untuk bermaksiat dan tidak memaksanya meninggalkan
ketaatan. Allah Ta’ala berfirman, “Allah tidak membebani
jiwa melainkan sebatas kesanggupannya.” [QS. Al-Baqarah
[2]: 286]

]16 :‫استَطَ ْعتُ ْم} [التغابن‬ َّ ‫ {فَاتَّـ ُقوا‬:‫وقال تعاىل‬


ْ ‫الِلَ َما‬

Dia Ta’ala juga berfirman, “Bertakwalah kepada Allah


semampu kalian.” [QS. At-Taghabun [64]: 16]

]17 :‫ت َال ظُْل َم الْيَـ ْوَم} [غافر‬ ِ ٍ ‫ {الْيـوم َُْتزى ُك ُّل نَـ ْف‬:‫وقال تعاىل‬
ْ َ‫س ِبَا َك َسب‬ َ ََْ
Dia Ta’ala berfirman, “Pada hari ini setiap jiwa dibalas atas
perbuatannya dan tidak tidak ada kezhaliman pada hari ini.”
[QS. Ghafir [40]: 17]

ِ ‫ َُْيَزى َعلَى حسنِ ِو ِابلثـَّو‬،‫َن لِْلعْب ِد فِ ْعالً وَكسبا‬


‫ َو َعلَى َسيِّئِ ِو‬،‫اب‬ َ ُْ ًْ َ َ َّ ‫فَ َد َّل َعلَى أ‬
ِ ِ ‫ وىو واقِع بَِق‬،‫اب‬ ِ
َ ٌ َ َ ُ َ ِ ‫ِابلْع َق‬
ُ‫ضاء اَ َّلِل َوقَ َد ِره‬

Ini menunjukkan bahwa hamba memiliki perbuatan dan


usaha yang kebaikannya dibalas pahala dan keburukannya
dibalas siksa, meskipun semua terjadi dengan qadha dan
takdir Allah.

HAKIKAT IMAN

،‫اع ِة‬ ِ َ‫ان وع ْق ٌد ِاب ْجلن‬


ِ ِ ِ
َ َّ‫يد ِابلط‬
ُ ‫ يَِز‬،‫ان‬ َ َ َ ‫ َو َع َم ٌل ِابْْل َْرَك‬،‫َوا ِْْلّيَا ُن قَـ ْوٌل ِابللّ َسان‬
ِ ِ َّ ‫ {وما أ ُِمروا إَِّال لِيـعب ُدوا‬:‫اىل‬ ِ ‫ويـْنـ ُقص ِابلْعِصي‬
ُ‫ْي لَو‬
َ ‫الِلَ سلُْلص‬ ُْ َ ُ َ َ َ ‫ع‬َ ‫ـ‬
َ‫ت‬ ‫لِل‬
ُ َّ ‫ا‬
َ ‫ال‬
َ ‫ق‬
َ ،‫ان‬ َْ ُ ََ
]5 :‫ين الْ َقيِّ َم ِة} [البينة‬ ِ ِ‫الزَكا َة و َذل‬ ِ ِ
ُ ‫كد‬َ َ َّ ‫الص َالةَ َويـُ ْؤتُوا‬
َّ ‫يموا‬
ُ ‫ين ُحنَـ َفاءَ َويُق‬
َ ‫ال ّد‬
Iman adalah ucapan lisan, perbuatan anggota badan, dan
keyakinan hati yang bertambah dengan ketaatan dan
berkurang dengan maksiat. Allah Ta’ala berfirman, “Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus.” [QS. Al-Bayyinah [98]: 5]

ِ ِ َّ َ‫ وإِقَام ا‬،‫ب‬
ُ‫ َوإِيتَاءَ اَ َّلزَكاة ُكلَّو‬،‫لص َالة‬ َ َ ِ ‫ص اَلْ َق ْل‬ ِ َ ‫فَج َعل َعب َاد َة اَ َّلِلِ تَـ َع‬
َ ‫ َوإ ْخ َال‬،‫اىل‬ َ َ َ
‫ِم ْن اَل ِّدي ِن‬

Dia menjadikan ibadah kepada Allah Ta’ala dan ikhlasnya


hati juga menegakkan shalat dan menunaikan zakat
semuanya termasuk agama.

ْ ِ‫ اَِْْلّيَا ُن ب‬:‫ول اَ َّلِلِ ملسو هيلع هللا ىلص‬


َ‫ أ َْع َال َىا َش َه َادةُ أَ ْن َال إِلَو‬،ً‫ض ٌع َو َسْبـعُو َن ُش ْعبَة‬ ُ ‫ال َر ُس‬
َ َ‫َوق‬

‫ َوأ َْد ََن َىا إِ َماطَةُ اَْْلَ َذى َع ْن اَلطَِّر ِيق‬،ُ‫إَِّال اَ َّلِل‬

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman ada

70 cabang lebih. Yang paling tinggi adalah syahadat ( ‫َال إِلَوَ إَِّال‬

ُ‫ )اَ َّلِل‬dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan


dari jalan.” [HR. Muslim no. 35]

ِ َ‫فَجعل اَلْ َقوَل والْعمل ِمن اَِْْلّي‬


‫ان‬ ْ َ ََ َ ْ َ ََ
Dia menjadikan ucapan dan perbuatan termasuk iman.
ً َ‫ {فَـَز َادتْـ ُه ْم إِّي‬:‫وقال تعاىل‬
]124 :‫اَن} [التوبة‬

Dia Ta’ala juga berfirman, “Lalu imam mereka bertambah.”


[QS. At-Taubah [9]: 124]

ً َ‫ {لِيَـْزَد ُادوا إِّي‬:‫وقال‬


]4 :‫اَن} [الفتح‬

Dia Ta’ala juga berfirman, “Supaya mereka bertambah


imannya.” [QS. Al-Fath [48]: 4]

‫ال‬ َ َ‫ َِيُْر ُج ِم ْن اَلنَّا ِر َم ْن ق‬:‫ول اَ َّلِلِ ملسو هيلع هللا ىلص‬


ُ ‫ال َال إِلَوَ إَِّال اَ َّلِلُ َوِِف قَـ ْلبِ ِو ِمثْـ َق‬ ُ ‫َوقَا َل َر ُس‬
ِ ‫ان فَجعلَو متَـ َف‬
ِ ِ ٍ
ً‫اضال‬ ُ ُ َ َ َ‫ أ َْو ذَ َّرةٍ م ْن اَِْْلّي‬،‫ أ َْو َخْرَدلَة‬،ٍ‫بـَُّرة‬

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan

ِ ِ
keluar dari neraka siapa yang mengucapkan (‫لِل‬
َّ َ‫ا‬ ُ ‫)َال إلَوَ إَّال‬
sementara di dalam hatinya ada iman meskipun seberat butir
gandum atau biji atau dzarrah (debu).” [HR. Al-Bukhari no.
22 dan lain-lain] Dia menjadikan iman bertingkat-tingkat.
MENGIMANI SEMUA KABAR DARI RASULULLAH

،ُ‫اى ْد ََنه‬ ِ ِِ ‫وََِيب اَِْْلّيَا ُن بِ ُك ِل ما أَخبـر بِِو اَلنَِّب ملسو هيلع هللا ىلص و‬
َ ‫يما َش‬
َ ‫ص َّح بو اَلنَّـ ْق ُل َعْنوُ ف‬
َ َ ُّ ََ ْ َ ّ َ َ
ِ ِ
َ ‫ َو َس َواءٌ ِِف َذل‬،‫ نَـ ْعلَ ُم أَنَّوُ َح ّّق َو ِص ْد ٌق‬،‫اب َعنَّا‬
ْ‫ َوََل‬،ُ‫ك َما َعق ْلنَاهُ َو َج ِه ْلنَاه‬ َ ‫أ َْو َغ‬
‫يث اَِْْل ْسَر ِاء َوالْ ِم ْعَر ِاج َوَكا َن يَـ َقظَةً َال‬
ِ ‫ ِمثْل ح ِد‬،‫علَى ح ِقي َق ِة معنَاه‬
َ َ ُ َْ َ َ ‫نَطَّلِ ْع‬
ِ ‫ وََل تـُْن ِكر اَلْمنَام‬،‫ فَِإ َّن قُـري ًشا أَنْ َكرتُو وأَ ْكبـرتَو‬،‫منَاما‬
‫ات‬ َ َ ْ ْ َ ُ ََ َ ُ َ َْ ً َ

Wajib mengimani semua kabar dari Nabi shallallahu ‘alaihi


wa sallam yang telah shahih sanadnya baik yang kita ketahui
maupun yang tidak kita ketahui. Kita yakin bahwa ia benar
dan jujur, sama saja akal kita bisa mencernanya atau tidak.
Kita tidak memaksa diri mengetahui hakikat maknanya.
Seperti hadits Isra-Mi‟raj adalah dalam keadaan sadar bukan
mimpi, karena orang-orang Quraisy mengingkarinya dan
mengganggapnya mustahil tetapi tidak mengingkari mimpi-
mimpi.

ِ ‫لس َالم لِيـ ْقبِض ر‬


‫وح ِو‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫َوِم ْن َذل‬
َّ ‫ك أ‬
ُ َ َ ُ َّ َ‫وسى َعلَْيو ا‬
َ ‫ك اَلْ َم ْوت لَ َّما َجاءَ إ َىل ُم‬
َ َ‫َن َمل‬
ِ ِ
ُ‫ فَـَر َج َع إِ َىل َربِّو فَـَرَّد َعلَْيو َعْيـنَو‬،ُ‫لَطَ َموُ فَـ َف َقأَ َعْيـنَو‬
Termasuk pula adalah Malaikat Maut ketika mendatangi Musa
‘alaihissalam untuk mencabut nyawanya memukulnya hingga
tercongkel mata malaikat tersebut. Lalu ia kembali kepada
Rabb-nya sehingga matanya disembuhkan.” [HR. Al-Bukhari
no. 1339 dan Muslim no. 2372]

‫يسى ابْ ِن َمْرَميَ َعلَْي ِو‬ ِ ِ ِ ‫اع ِة ِمثْ ُل ُخُر‬ ِ


ِ َّ ‫وج الد‬
َ ‫ َونـُُزول ع‬،‫َّجال‬ َ ‫َوِم ْن َذل‬
َّ ‫ك أَ ْشَرا ُط‬
َ ‫الس‬
ِ ‫َّم‬
‫س‬ ِ ُ‫ َوطُل‬،‫وج الدَّابَِّة‬
ْ ‫وع الش‬ َ ‫وج َوَمأْ ُج‬
ِ ‫ َو ُخُر‬،‫وج‬ َ ‫وج ََيْ ُج‬
ِ ‫ َو ُخُر‬،ُ‫الس َال ُم فَـيَـ ْقتُـلُو‬
َّ

‫ص َّح بِِو النَّـ ْق ُل‬ ِ ِ‫ وأَشباهِ َذل‬،‫ِمن مغ ِرِِبا‬


َ ‫ك شلَّا‬
َ َْ َ َ ْ َ ْ

Diantaranya pula adalah tanda-tanda hari Kiamat, seperti


munculnya Dajjal, turunya „Isa bin Maryam „alaihissalam lalu
membunuhnya, keluarnya Yajuj dan Majuj, keluarnya
Dabbah, Terbitnya matahari dari arah barat, dan yang
semisalnya dari kabar yang shahih periwayatannya.

ٍ‫ وأَمر بِِو ِِف ُك ِل ص َالة‬،‫ وقَ ْد استـعا َذ النَِّب ملسو هيلع هللا ىلص ِمْنو‬،‫وع َذاب الْ َق ِِب ونَعِيمو ح ّّق‬
َ ّ ََ َ ُ ُّ َ َْ َ َ ُ ُ َ ْ ُ َ َ

Begitu juga siksa kubur dan nikmat kubur adalah benar


adanya. Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
berlindung darinya dan memerintahkan itu di setiap shalat.
ِ ‫ث بـع َد الْمو‬
،‫ت َح ّّق‬ ِ
ْ َ ْ َ ُ ‫ َوالْبَـ ْع‬،‫ َو ُس َؤ ُال ُمْن َك ٍر َونَك ٍري َح ّّق‬،‫َح ّّق‬ ‫َوفِْتـنَةُ الْ َق ِِْب‬

ُّ ‫{ونُِف َخ ِِف‬
‫الصوِر فَِإ َذا‬ ِ ُّ ‫الس َال ُم ِِف‬
َ :‫الصور‬ َّ ‫يل َعلَْي ِو‬ِ ِ
ُ ‫ْي يَـْنـ ُف ُخ إ ْسَراف‬
َ‫كح‬
ِ َ ِ‫و َذل‬
َ
ِ ‫ىم ِمن ْاْلَج َد‬
]51 :‫اث إِ َىل َرِّبِِ ْم يَـْن ِسلُو َن} [يس‬ ْ َ ُْ

Fitnah kubuh benar adanya. Pertanyaan Munkar dan Nakir


benar adanya. Kebangkitan setelah mati benar adanya, yaitu
ketika Israfil ‘alaihissalam meniup sangkakala, “Dan ditiuplah
sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera
dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.” [QS. Yasin
[36]: 51]

،‫ف اَلْ ِقيَ َام ِة‬


ِ ِ‫ فَـي ِق ُفو َن ِِف موق‬،‫وُُْي ُشر اَلنَّاس يـوم اَلْ ِقيام ِة ح َفاةً عُراةً غُرالً ِبِِما‬
َْ َ َ ْ َ ُ َ َ َ َْ ُ ُ َ
‫َح ََّّت يَ ْش َف َع فِي ِه ْم نَبِيُّـنَا ُزلَ َّم ٍد ملسو هيلع هللا ىلص‬

Manusia dihimpun pada hari Kiamat dalam keadaan tidak


beralas kaki, telanjang, tidak berkhitan, dan tanpa membawa
apa-apa. Mereka terhenti di tempat pemberhentian Kiamat
hingga Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberi syafaat.

ِ ِ ‫وُُي‬
ُ ‫َّوا ِو‬
‫ َوتَـتَطَايَـُر‬،‫ين‬ َ ‫ َوتُـْن ُشُر اَلد‬،‫ين‬
ُ ‫ب اَلْ َم َواز‬
ُ‫ص‬َ ‫ َوتـُْن‬،‫اىل‬
َ ‫اسبَـ ُه ْم اَ َّلِلُ تَـبَ َارَك َوتَـ َع‬ََ
* ‫ُوِتَ كِتَابَوُ بِيَ ِمينِ ِو‬
ِ ‫ {فَأ ََّما َم ْن أ‬:‫َّمائِ ِل‬ ِ ِ ِ ِ ْ ‫صحائِف اَْْل‬
َ ‫َع َمال إ َىل اَْْلّيَان َوالش‬ ُ ََ
ِ ِ ِ ِ ِ‫ف ُُياسب ِحسااب ي ِسريا * ويـْنـ َقل‬
َ‫ورا * َوأ ََّما َم ْن أُوِت‬
ً ‫ب إ َىل أ َْىلو َم ْسُر‬
ُ َ َ ً َ ً َ ُ َ َ َ ‫فَ َس ْو‬
-7 :‫صلَى َسعِ ًريا} [االنشقاق‬
ْ َ‫ورا * َوي‬ َ ‫كِتَابَوُ َوَراءَ ظَ ْه ِرهِ * فَ َس ْو‬
ً ُ‫ف يَ ْدعُو ثـُب‬
]12

Allah tabaraka wa Ta’ala menghisab dan diletakkan mizan


(timbangan-timbangan). Buku catatan dihamparkan dan
catatan amal diserahkan ke tangan kanan dan tangan kiri,
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah
kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan
yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang
sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang
diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak:
„Celakalah aku.‟ Dan dia akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka).” [QS. Al-Insyiqaq [84]: 7-12]

َ ِ‫ت َم َوا ِزينُوُ فَأُولَئ‬


‫ك ُى ُم‬ ْ َ‫ {فَ َم ْن ثَـ ُقل‬:‫وادليزان لو كفتان ولسان توزن بو اْلعمال‬
‫ين َخ ِسُروا أَنْـ ُف َس ُه ْم ِِف َج َهن ََّم‬‫ذ‬ِ َّ‫الْم ْفلِحو َن * ومن خ َّفت موا ِزينو فَأُولَئِك ال‬
َ َ ُُ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ ُ
]163-162 :‫َخالِ ُدو َن} [ادلؤمنون‬

Mizan memiliki dua daun timbangan dan lisan untuk


menimbang amal perbuatan. “Barang siapa yang berat
timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang
yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan
timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang
merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka
Jahanam.” [QS. Al-Mu`minun [23]: 102-103]

‫َحلَى ِم ْن‬ ِ َ َّ‫اضا ِم ْن اَلل‬ ِ ٍ ِ


ْ ‫ َوأ‬،‫ب‬ َ ‫ َم ُاؤهُ أ‬،‫ض ِِف اَلْقيَ َام ِة‬
ً َ‫َش ُّد بـَي‬ ٌ ‫َولنَبِيِّنَا ُزلَ َّمد ملسو هيلع هللا ىلص َح ْو‬
‫ب ِمْنوُ َشْربَةً ََلْ يَظْ َمأْ بَـ ْع َد َىا أَبَ ًدا‬ ِ َّ َ‫ وأَاب ِري ُقو عدد ُصل ِوم ا‬،‫اَلْعس ِل‬
َ ‫ َم ْن َش ِر‬،‫لس َماء‬ ُ ُ ََ ُ َ َ َ َ

Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki


telaga pada hari Kiamat yang airnya sangat putih melebihi
susu dan sangat manis melebihi madu. Gayung-gayungnya
sejumlah bintang-bintang di langit. Siapa yang minum
darinya tidak akan haus selama-lamanya setelah itu. [HR. Al-
Bukhari no. 6583 dan Muslim no. 2290-2291]

‫ َويَِزُّل َعْنوُ اَلْ ُف َّج ُار‬،‫وزهُ اَْْلَبْـَر ُار‬ ِ


ُ ُ‫ ََي‬،‫الصَرا ُط َح ّّق‬
ّ ‫َو‬

Shirat (jembatan yang membentang di punggung neraka


menuju surga) benar adanya yang akan dilewati oleh orang-
orang baik, sementara orang-orang pendosa akan terpleset.

‫ فَـيَ ْخُر ُجو َن‬،‫َّار ِم ْن أ َُّمتِ ِو ِم ْن أ َْى ِل اَلْ َكبَائِِر‬ ِ ِ


َ ‫يم ْن َد َخ َل اَلن‬
َ ‫َويَ ْش َف ُع نَبيُّـنَا ملسو هيلع هللا ىلص ف‬
،‫اعتِ ِو‬ ِ ِ ِ ‫بِ َش َف‬
َ ‫ فَـيَ ْد ُخلُو َن اَ ْجلَنَّةَ بِ َش َف‬،‫ص ُاروا فَ ْح ًما َو ُمحَ ًما‬
َ ‫اعتو بَـ ْع َد َما ا ْحتَـَرقُوا َو‬ َ
ِ ِ ِِ ِ ِ ِ
‫ْي‬
َ ْ ‫ {يَـ ْعلَ ُم َما بَـ‬:‫اىل‬
َ ‫ال تَـ َع‬
َ َ‫ات ق‬
ٌ ‫اع‬ َ ‫َول َسائ ِر اَْْلَنْبِيَاء َوالْ ُم ْؤمن‬
َ ‫ْي َوالْ َم َالئ َكة َش َف‬
}‫ضى َوُى ْم ِم ْن َخ ْشيَتِ ِو ُم ْش ِف ُقو َن‬ ِ ِ
َ َ‫أَيْدي ِه ْم َوَما َخ ْل َف ُه ْم َوَال يَ ْش َفعُو َن إَِّال ل َم ِن ْارت‬

‫ْي‬ِِ ِ
َ ‫اعةُ اَلشَّافع‬
َ ‫] َوَال تَـْنـ َف ُع اَلْ َكافَر َش َف‬28 :‫[اْلنبياء‬

Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memberi syafaat


kepada orang yang masuk neraka dari umatnya pelaku dosa
besar. Mereka keluar dengan syafaat beliau setelah terbakar
dan menjadi berasap serta menghitam. Lalu mereka masuk
surga dengan syafaat beliau. Seluruh para nabi, orang-orang
beriman, dan para malaikat juga memiliki syafaat-syafaat.
Dia Ta’ala berfirman, “Dia mengetahui segala sesuatu yang
di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka,
dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang
yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena
takut kepada-Nya.” [QS. Al-Anbiya` [21]: 28] Dan orang-
orang kafir tidak akan berlaku untuk mereka syafaat siapa
pun yang memberi syafaat.

،‫اب ِْل َْع َدائِِو‬‫ق‬ ِ ‫ والنَّار‬،‫اجلنَّةُ مأْوى أَولِيائِِو‬


‫ع‬ ِ ِ
ُ َ ُ َ َ ْ َ َ َْ َ‫َّار سلَْلُوقَـتَان َال تَـ ْفنَـيَان ف‬
ُ ‫اجلَنَّةُ َوالن‬
ْ ‫َو‬

‫اب َج َهن ََّم َخالِ ُدو َن * َال‬


ِ ‫ْي ِِف َع َذ‬ ِ
َ ‫وأىل اجلنة فيها سللدون {إِ َّن الْ ُم ْج ِرم‬
]75-74 :‫يـُ َفتـَُّر َعْنـ ُه ْم َوُى ْم فِ ِيو ُمْبلِ ُسو َن} [الزخرف‬
Surga dan neraka adalah dua makhluk yang tidak akan
punah. Surga adalah tempat wali-wali-Nya dan neraka
adalah sika bagi musuh-musuh-Nya. Penduduk surga kekal
di dalamnya dan “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa
kekal di dalam azab neraka Jahanam. Tidak diringankan azab
itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa.” [QS.
Az-Zukhruf [43]: 74-75]

ُ ‫ ُمثَّ يـُ َق‬،‫ْي اَ ْجلَن َِّة َوالنَّا ِر‬ ِ


‫ ََّي‬:‫ال‬ ٍ ‫ورةِ َكْب‬
َ ْ َ‫ فَـيُ ْذبَ ُح بـ‬،‫ش أ َْملَ َح‬ َ‫ص‬ ُ ‫َويـُ ْؤتَى ِابلْ َم ْوت ِِف‬
‫ت‬ ٌ ُ‫ َوََّي أ َْى َل اَلنَّا ِر ُخل‬،‫ت‬
َ ‫ود َوَال َم ْو‬ ٌ ُ‫أ َْى َل اَ ْجلَن َِّة ُخل‬
َ ‫ود َوَال َم ْو‬

Kematian akan didatangkan dalam rupa kambing gibas


bertanduk. Lalu disembelih di antara surga dan neraka.
Kemudian dikatakan, “Wahai penduduk surga kekallah dan
tidak ada kematikan. Wahai penduduk neraka kekallah dan
tidak ada kematian.” [HR. Al-Bukhari no. 6544]

KEDUDUKAN RASULULLAH
DAN PARA SHAHABATNYA

‫ص ُّح إِّيَا ُن َعْب ٍد َح ََّّت‬


ِ ‫ َال ي‬،‫ول اَ َّلِلِ ملسو هيلع هللا ىلص خ َاَت اَلنَّبِيِْي وسيِ ُد اَلْمرسلِْي‬
َ َ َ ْ ُ َّ َ َ ّ ُ َ ُ ‫َوُزلَ َّم ٌد َر ُس‬

،‫اعتِ ِو‬ ِ ِ ِِ ِِ ِ
َ ‫َّاس ِِف اَلْقيَ َامة إَِّال بِ َش َف‬
ِ ‫ْي اَلن‬ َ ‫ َوَال يـُ ْق‬،‫يـُ ْؤم َن بِ ِر َسالَتو َويَ ْش َه َد بِنُـبُـ َّوتو‬
َ ْ ‫ضى بَـ‬
‫ َوالْ َم َق ِام‬،‫ب لَِو ِاء اَ ْحلَ ْم ِد‬ ِ ،‫ول أ َُّمتِ ِو‬
ُ ‫صاح‬
َ
ِ ‫وَال ي ْدخل اَ ْجلنَّةَ أ َُّمةٌ إَِّال بـع َد ُدخ‬
ُ َْ َ ُُ َ َ
‫ب‬ ِ
ِ ‫ و‬،‫ وخ ِطيبـهم‬،‫ وىو إِمام اَلنَّبِيِْي‬،‫ود‬ ِ ‫احلَْو‬ ِ ‫اَلْمحم‬
ُ ‫صاح‬
َ َ ْ ُ ُ َ َ َ ّ ُ َ َ ُ َ ‫ض اَلْ َم ْوُر‬ ْ ‫ َو‬،‫ود‬ ُْ َ
‫اعتِ ِه ْم‬
َ ‫َش َف‬

Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam penutup


para nabi dan penghulu para rasul. Iman seorang hamba
tidak sah hingga beriman kepada risalahnya dan mengakui
kenabiannya. Manusia tidak akan diadili pada hari Kiamat
kecuali dengan syafaatnya. Tidak ada umat yang masuk
surga kecuali setelah masuknya umatnya yaitu pemilik
bendera pujian, kedudukan yang terpuji, dan telaga yang
didatangi, yaitu imam para nabi dan juru bicara mereka serta
pemilik syafaat mereka (Nabi Muhammad).

َّ َ‫اب اَْْلَنْبِيَ ِاء َعلَْي ِه ْم ا‬


‫لس َال ُم‬ ِ ‫َصح‬ ْ ‫ َوأ‬،‫أ َُّمتُوُ َخْيـُر اَْْل َُم ِم‬
َ ْ ‫َص َحابُوُ َخْيـُر أ‬

Umatnya adalah umat terbaik dan shahabatnya adalah


shahabat para nabi terbaik ‘alaihimussalam.

َّ‫ ُمث‬،‫ُّوريْ ِن‬ ِ ِ َ‫وأَفْضل أ َُّمتِ ِو أَبو ب ْك ٍر ا‬


َ ‫ ُمثَّ عُثْ َما ُن ذُو اَلن‬،‫وق‬
ُ ‫ ُمثَّ عُ َمُر اَلْ َف ُار‬،‫يق‬
ُ ‫لص ّد‬
ّ َ ُ َُ َ
ِ ِ ِ ِ‫ََجع‬ ِ َ َ‫علِي اَلْمرت‬
ُ‫ْي; ل َما َرَوى َعْب ُد اَ َّلِل بْ ُن عُ َمَر َرض َي اَ َّلِل‬
َ َ ْ ‫ضى َرض َي اَ َّلِلُ َعْنـ ُه ْم أ‬ ْ ُ ّّ َ
َّ‫ ُمث‬،‫ ُمثَّ عُثْ َما ُن‬،‫ ُمثَّ عُ َمُر‬،‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص َح ّّي أَبُو بَ ْك ٍر‬
ُّ ِ‫ول َوالن‬
ُ ‫ ُكنَّا نَـ ُق‬:‫ال‬
َ َ‫َعْنـ ُه َما ق‬
ِ ِ
َّ ِ‫ك اَلن‬
ُ‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص فَ َال يـُْنكُره‬ َ ‫ فَـيَـْبـلُ ُغ َذل‬،‫َعلَ ّّي‬

Yang terbaik dari umatnya adalah Abu Bakar ash-Shiddiq,


kemudian „Umar al-Faruq, kemudian „Utsman Dzunnurain,
kemudian „Ali al-Murtadha radhiyallahu ‘anhum ajmain,
berdasarkan riwayat „Abdullah bin „Umar radhiyallahu
‘anhuma bahwa dia berkata, “Kami berpendapat saat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup bahwa yang terbaik
dari umat ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar, kemudian
„Umar, kemudian „Utsman, kemudian „Ali. Hal itu sampai
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau tidak
mengingkarinya.” [HR. Abu Dawud no. 4628 dan lain-lain.
Dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani]

‫ َخْيـُر َى ِذهِ اَْْل َُّم ِة بَـ ْع َد نَبِيِّ َها أَبُو بَ ْك ٍر‬:‫ال‬


َ َ‫ت اَ ِّلرَوايَةُ َع ْن َعلَ ٍّي هنع هللا يضر أَنَّوُ ق‬
ْ ‫ص َّح‬
َ ‫َو‬
‫ث‬ ِ ِ
َ ‫ت اَلثَّال‬
َ ‫ت َْسَّْي‬
َ ‫ َولَْو شْئ‬،‫ُمثَّ عُ َمُر‬

Terdapat riwayat yang shahih dari „Ali radhiyallahu ‘anhu


bahwa dia berkata, “Yang terbaik dari umat ini setelah
Nabinya adalah Abu Bakar kemudian „Umar dan seandainya
kamu mau akan kuberitahu yang ketiga.” [HR. Ahmad no.
879 dan dishahihkan Syaikh al-Arnauth]
‫س‬ َ َ‫َّب صلى هللا عليو وسلمأَنَّوُ ق‬ ِ ِ
ُ ‫َّم‬
ْ ‫ت اَلش‬
ْ ‫ َما طَلَ َع‬:‫ال‬ ِّ ‫َوَرَوى أَبُو اَلد َّْرَداء َع ْن اَلن‬
‫ض َل ِم ْن أَِب بَ ْك ٍر‬ ِ
َ ْ‫ْي َعلَى أَف‬ َ ِّ‫ت بَـ ْع َد اَلنَّبِي‬
َ ‫ْي َوالْ ُمْر َسل‬ ْ َ‫َوَال َغَرب‬

Abu Darda meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam bahwa beliau bersabda, “Tidaklah matahari terbit dan
tenggelam setelah para nabi dan rasul yang lebih utama
selain Abu Bakar.” [HR. Ahmad no. 135 dalam Fadhail ash-
Shahabah]

ِّ ِ‫ َوتَـ ْق ِد ِمي اَلن‬،‫َو َسابَِقتِ ِو‬


‫َّب‬ ‫ضلِ ِو‬
ْ ‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص لَِف‬
ِّ ِ‫َح ُّق َخ ْل ِق اَ َّلِلِ ِاب ْخلَِالفَِة بَـ ْع َد اَلن‬
َ ‫َوُى َو أ‬
‫لص َحابَِة‬
َّ َ‫ َوإِ َْجَ ِاع ا‬،‫لص َحابَِة َر ِض َي اَ َّلِلُ َعْنـ ُه ْم‬ َِ ‫لص َالةِ علَى‬
َّ َ‫َجي ِع ا‬ َ َّ َ‫ملسو هيلع هللا ىلص لَوُ ِِف ا‬
‫ض َاللٍَة‬ ِ ِِ ِِ ِ
َ ‫ َوََلْ يَ ُك ْن اَ َّلِلُ ليَ ْج َم َع ُه ْم َعلَى‬،‫َعلَى تَـ ْقدّيو َوُمبَايَـ َعتو‬

Abu Bakar makhluk Allah yang berhak terhadap khilafah


setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena
keutamaannya dan keterdahuluan masuk Islam, juga karena
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruhnya maju menjadi
imam shalat atas seluruh para shahabat radhiyallahu
‘anhum, juga kesepakatan para shahabat atas lebih
mendahulukannya dan membaiatnya dan Allah tidak pernah
menjadikan mereka sepakat dalam kesesatan.

‫ضلِ ِو َو َع ْه ِد أَِب بَ ْك ٍر إِلَْي ِو‬


ْ ‫ُمثَّ ِم ْن بَـ ْع ِدهِ عُ َمُر هنع هللا يضر لَِف‬
Kemudian setelahnya adalah „Umar radhiyallahu ‘anhu
karena keutamaannya dan penunjukan Abu Bakar atasnya.

‫ضلِ ِو َوإِ َْجَ ِاع‬


ْ ‫الِلُ َعْنوُ لَِف‬
َّ ‫ ُمثَّ َعلِ ّّي َر ِض َي‬،ُ‫ُّورى لَو‬ ِ ِ
َ ‫ُمثَّ عُثْ َما ُن هنع هللا يضر لتَـ ْقد ِمي أ َْى ِل الش‬
‫ص ِرهِ َعلَْي ِو‬
ْ ‫أ َْى ِل َع‬

Kemudian „Utsman radhiyallahu ‘anhu karena ahli


musyawarah mendahulukannya, kemudian „Ali radhiyallahu
‘anhu karena keutamaannya dan ijma‟ orang-orang di
zamannya.

‫ َعلَْي ُك ْم‬:‫الِلِ ملسو هيلع هللا ىلص فِي ِه ْم‬


َّ ‫ول‬ َ َ‫الر ِاش ُدو َن الْ َم ْه ِديُّو َن الَّ ِذي َن ق‬
ُ ‫ال َر ُس‬ ْ ‫َوَى ُؤَال ِء‬
َّ ُ‫اخلُلَ َفاء‬

‫ضوا َعلَْيـ َها ِابلنـ ََّو ِاج ِذ‬


ُّ ‫ َع‬،‫ْي ِم ْن بَـ ْع ِدي‬ ِ ِِ ِ ِ
َ ِّ‫ين اَلْ َم ْهدي‬ ِ
َ ‫ب ُسن َِِّت َو ُسنَّة اَ ْخلُلَ َفاء اَ َّلراشد‬
Mereka adalah para khalifah ar-Rasyid yang terbimbing yang
mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
tentang mereka, “Hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan
sunnah Khulafa Rasyidin yang terbimbing sepeningalku.
Gigitlah ia dengan gigi graham.” [HR. Abu Dawud no. 4607
dan dishahihkan Syaikh al-Albani]

ِ ‫ اَ ْخلَِالفَةُ ِمن بـع ِدي ثََالثُو َن سنَةً فَ َكا َن‬:‫ال ملسو هيلع هللا ىلص‬
‫آخُرَىا ِخ َالفَةَ َعلَ ٍّي هنع هللا يضر‬ َ َ‫َوق‬
َ َْ ْ

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Khilafah


sepeninggalku berjumlah 30 tahun.” [HR. Abu Dawud no.
4646 dan dinilai hasan shahih Syaikh al-Albani] Akhir
kekhilafahan adalah „Ali radhiyallahu ‘anhu.

،‫ أَبُو بَ ْك ٍر ِِف اَ ْجلَن َِّة‬:‫ال‬ ِ


ُّ ِ‫ َك َما َش ِه َد َذلُْم اَلن‬،‫ِاب ْجلَنَّة‬
َ ‫ فَـ َق‬،‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص‬ ِ‫ونَ ْش َه ُد لِْل َع َشرة‬
َ َ
ُّ ‫ َو‬،‫ َوطَْل َحةُ ِِف اَ ْجلَن َِّة‬،‫ َو َعلِ ُّي ِِف اَ ْجلَن َِّة‬،‫ َوعُثْ َما ُن ِِف اَ ْجلَن َِّة‬،‫َوعُ َمُر ِِف اَ ْجلَن َِّة‬
‫الزبَـْيـُر‬
ٍ ‫ وعب ُد اَ َّلر ْمح ِن بن عو‬،‫ وسعِي ٌد ِِف اَ ْجلن َِّة‬،‫ وسع ٌد ِِف اَ ْجلن َِّة‬،‫ِِف اَ ْجلن َِّة‬
،‫ف ِِف اَ ْجلَن َِّة‬ َْ ُ ْ َ َْ َ َ ََ َ َْ َ َ
‫َوأَبُو عُبَـْي َد َة بْ ِن اَ ْجلََّر ِاح ِِف اَ ْجلَن َِّة‬

Kami bersaksi terhadap 10 orang yang dijamin masuk surga


seperti persaksian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada
mereka, di mana beliau bersabda, “Abu Bakar di surga,
„Umar di surga, „Utsman di surga, „Ali di surga, Thalhah di
surga, az-Zubair di surga, Sa‟ad di surga, Sa‟id di surga,
„Abdurrahman bin „Auf di surga, dan Abu „Ubaidah bin Jarrah
di surga.” [HR. At-Tirmidzi no. 3747 dan dishahihkan Syaikh
al-Albani]

‫ اَ ْحلَ َس ُن‬:‫ َك َق ْولِِو ملسو هيلع هللا ىلص‬،‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص ِاب ْجلَن َِّة َش ِه ْد ََن لَوُ ِِبَا‬
ُّ ِ‫َوُك ُّل َم ْن َش ِه َد لَوُ اَلن‬
‫اب أ َْى ِل اَ ْجلَن َِّة‬
ِ ‫ْي سيِ َدا َشب‬
َ ّ َ ُ ْ ‫احلُ َس‬
ْ ‫َو‬

Setiap orang yang dipersaksikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi


wa sallam juga kami persaksikan seperti sabda beliau,
“Hasan dan al-Husain adalah dua pemimpin pemuda-pemuda
penduduk surga.” [HR. At-Tirmidzi no. 3768 dan dishahihkan
Syaikh al-Albani]

‫ إِنَّوُ ِم ْن أ َْى ِل اَ ْجلَن َِّة‬:‫س‬ ِ ِ‫وقَـولِِو لِثَاب‬


ٍ ‫ت بْ ِن قَـْي‬ َْ
Juga sabda beliau kepada Tsabit bin Qais bahwa “Ia
termasuk penduduk surga.” [HR. Muslim no. 119]

TIDAK SUKA MEMVONIS SURGA DAN NERAKA

ُ ‫ إَِّال ِم ْن َجَزَم لَوُ اَ َّلر ُس‬،‫َح ٍد ِم ْن أ َْى ِل اَلْ ِقْبـلَ ِة ِِبَن ٍَّة َوَال ََن ٍر‬
‫ول صلى‬ ‫ْل‬ِ ‫وَال َصل ِزم‬
َ ُْ َ
‫َح ًدا‬ ِ ِ ِ ُ َ‫ َوََن‬،‫هللا عليو وسلم لَكِنَّا نَـْر ُجو لِْل ُم ْح ِس ِن‬
َ ‫اف َعلَى اَلْ ُمسيء َوَال نُ َك ّفُر أ‬
ٍ ْ‫ِم ْن أ َْى ِل اَلْ ِقْبـلَ ِة بِ َذن‬
‫ َوَال َُنْ ِر ُجوُ َع ْن اَِْْل ْس َالِم بِ َع َم ٍل‬،‫ب‬

Kami tidak memastikan seorang pun dari ahli kiblat dengan


surga atau neraka kecuali orang yang dipastikan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi kami
berharap bagi orang-orang yang berbuat baik dan
mengkhawatirkan kepada orang yang berbuat buruk. Kami
tidak mengkafirkan seorang pun dari ahli kiblat karena
dosanya dan kami tidak mengeluarkannya dari Islam karena
amalnya.
ِ ٍ ِ َ‫ْي مع ط‬ ِ ِْ ‫ونَـرى اَ ْحل َّج و‬
َ ‫ َو‬،‫ ًبرا َكا َن أ َْو فَاجًرا‬،‫اعة ُك ِّل إِ َمام‬
ُ‫ص َالة‬ َ َ َ ِ ْ ‫اجل َه َاد َماضيَـ‬ َ َ ََ
ٌ‫اَ ْجلُ ُم َع ِة َخ ْل َف ُه ْم َجائَِزة‬

Kami berpandangan haji dan jihad berlaku bersama ketaatan


kepada setiap pemimpin yang baik maupun yang jahat, dan
boleh shalat di belakang mereka.

ِ َ‫ث ِمن أَص ِل اَِْْلّي‬


َ‫ال َال إِلَو‬
َ َ‫ف َع َّم ْن ق‬
ُّ ‫ اَلْ َك‬،‫ان‬ ُّ ِ‫ال اَلن‬
ْ ْ ٌ ‫ ثََال‬:‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص‬ ٌ َ‫ال أَن‬
َ َ‫س ق‬ َ َ‫ق‬

ٍ ِ ِ
ِْ ‫ و‬،‫ وَال َُنْ ِرجو ِمن اَِْْلس َالِم بِعم ٍل‬،‫ب‬ ِ
ٍ ‫اد َم‬
‫اض ُمْن ُذ‬ ُ ‫اجل َه‬ َ ََ ْ ْ ُُ َ ْ‫ َوَال نُ َك ّفُرهُ ب َذن‬،ُ‫إَّال اَ َّلِل‬
‫ َوَال َع ْد ُل‬،‫َج ْوُر َجائٌِر‬ ِ ِ ِ
ِ َّ ‫آخر أ َُّم ِِت اَلد‬
ُ‫ َال يـُْبطلُو‬،‫َّجال‬ ُ ‫بَـ َعثَِِن اَ َّلِلُ َح ََّّت يـُ َقات َل‬
ِْ ‫ و‬،‫َع ِاد ٍل‬
‫ رواه أبو داود‬.‫اْلّيَا ُن ِابْْلَقْ َدا ِر‬ َ
Anas berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tiga pondasi iman adalah menahan diri (tidak
membunuh, merampas, dan menodai) dari orang yang

mengucapkan (‫هللا‬ ‫)ال إلو إال‬ dan tidak mengkafirkan mereka

karena dosa, dan tidak mengeluarkan mereka dari Islam


karena perbuatannya. Jihad tetap berlaku semenjak Allah
mengutusku hingga akhir umatku memerangi Dajjal dan
tidak bisa dibatalkan oleh pelaku kejahatan dan pelaku
keadilan. Dan iman kepada takdir.” [HR. Abu Dawud no.
2532]

WAJIB MENCINTAI PARA SHAHABAT

ِ ‫ وِذ ْكر َزل‬،‫ول اَ َّلِلِ ملسو هيلع هللا ىلص وَزلبَّـتُـهم‬


‫ َوالتـََّر ُّح ُم‬،‫اسنَـ ُه ْم‬ ِ ْ ‫لسن َِّة تَـوِِّل أ‬
ِ ‫اب رس‬ ِ‫و‬
َ ُ َ ُْ َ َ ُ َ ‫َص َح‬ َ ُّ ‫ا‬
َ ‫ن‬
ْ ‫م‬ َ
‫ َوَم ْع ِرفَةُ َسابَِقتِ ِه ْم‬،‫ضلِ ُه ْم‬ ِ
ُ ‫ َو ْاعت َق‬،‫َعلَْي ِه ْم‬
ْ َ‫اد ف‬

Termasuk sunnah adalah berloyal kepada para shahabat


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mencintai mereka,
menyebut kebaikan-kebaikan mereka, mendoakan rahmat
kepada mereka, mendoakan ampunan untuk mereka, dan
menahan diri dari menyebut keburukan-keburukan yang
terjadi di antara mereka. Juga meyakini keutamaan mereka
dan mengenal keterdahuluan mereka (dalam berislam).

‫ين َجاءُوا ِم ْن بَـ ْع ِد ِى ْم يَـ ُقولُو َن َربـَّنَا ا ْغ ِفْر لَنَا َوِِْل ْخ َوانِنَا‬ ِ َّ :‫وقال تعاىل‬
َ ‫{والذ‬َ
]16 :‫ين َآمنُوا} [احلشر‬ ِ َّ‫ان وَال ََتعل ِِف قـُلُوبِنا ِغ ِّال لِل‬
‫ذ‬ ِ َ‫وَن ِابِْْلّي‬
َ ‫ق‬
ُ ‫ـ‬‫ب‬ ‫س‬ ‫ين‬ ِ َّ‫ال‬
‫ذ‬
َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ
Allah Ta’ala berfirman, “Dan orang-orang yang datang
sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: „Ya
Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami
yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap
orang-orang yang beriman.‟” [QS. Al-Hasyr [59]: 10]

ِ ِ ِ َّ َِّ ‫ول‬
ُ‫ين َم َعوُ أَشدَّاءُ َعلَى الْ ُك َّفار ُر َمحَاء‬
َ ‫الِل َوالذ‬ ُ ‫{زلَ َّم ٌد َر ُس‬
ُ :‫وقال تعاىل‬

]29 :‫بَـْيـنَـ ُه ْم} [الفتح‬

Dia Ta’ala juga berfirman, “Muhammad itu adalah utusan


Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka.” [QS. Al-Fath [48]: 29]

‫ َما‬،‫ُح ٍد َذ َىبًا‬ ِ
ُ ‫َح َد ُك ْم لَْو أَنْـ َف َق مثْ َل أ‬
ِ
َ ‫ فَإ َّن أ‬،‫َص َح ِاب‬ ُّ ِ‫ال اَلن‬
ْ ‫ َال تَ ُسبُّوا أ‬:‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص‬ َ َ‫َوق‬
ِ ِ ِ ‫بـلَغ م َّد أ‬
ُ‫ َوَال نَصي َفو‬،‫َحدى ْم‬
َ ََُ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian jangan


mencela para shahabatku, karena jika salah seorang dari
kalian seandai menginfakkan emas seperti gunung Uhud
tidak akan menyamai satu mud salah seorang dari mereka
bahkan tidak pula setengahnya.” [HR. Al-Bukhari no. 3673
dan Muslim no. 2540]
ِ ‫ات اَلْمؤِمنِْي اَلْمطَ َّهر‬
‫ات‬ ِ ‫ول ملسو هيلع هللا ىلص أ َُّمه‬ ِ ِ ُّ َ‫وِمن ا‬
ِ ‫ضي َعن أ َْزو ِاج اَ َّلرس‬
َ ُ َ ُْ َ ُ َ ْ ّ ‫لسنَّة اَلتـََّر‬ ْ َ

ُ‫لص ِّدي َقة‬ ِ ٍِ ِ ٍ ِ ‫اَلْمبـَّر‬


ِ ِّ َ‫ أُف‬،‫آت ِم ْن ُك ِّل ُسوء‬
ُ ‫ضلُ ُه َّن َخدَيَةُ بِْن‬
ّ َ‫ َو َعائ َشةُ ا‬،‫ت ُخ َويْلد‬ َُ
ِّ ِ‫ َزْو ُج اَلن‬،‫لص ِّد ِيق اَلَِِّت بَـَّرأ ََىا اَ َّلِلُ ِِف كِتَابِِو‬
،ِ‫َّب ملسو هيلع هللا ىلص ِِف اَ ُّلدنْـيَا َو ْاِل ِخَرة‬ ِ
ّ َ‫ت ا‬ ُ ‫بِْن‬
‫فَ َم ْن قَ َذفَـ َها ِِبَا بَـَّرأ ََىا اَ َّلِلُ ِمْنوُ فَـ َق ْد َك َفَر ِابَ َّلِلِ اَلْ َع ِظي ِم‬

Termasuk sunnah adalah ridha istri-istri Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai ibu-ibu kaum Mukminin
yang suci dan terbebas dari segala keburukan. Yang paling
utama dari mereka adalah Khadijah bintu Khuwailid dan
„Aisyah ash-Shiddiqah bintu ash-Shiddiq yang Allah telah
membebaskannya dalam kitab-Nya (dari tuduhan keji orang
munafik). Ia adalah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di
dunia dan di akhirat. Siapa yang menuduhnya padahal Allah
telah membebaskan ia darinya maka dia kafir kepada Allah
yang Mahaagung.

ِ ‫ أَح ُد خلَ َف ِاء اَلْمسلِ ِم‬،ِ‫ وَكاتِب وحي اَ َّلِل‬،‫ال اَلْم ْؤِمنِْي‬
ُ‫ْي َرض َي اَ َّلِل‬
َ ُْ ُ َ ْ َ ُ َ َ ُ ُ ‫َوُم َعا ِويَةُ َخ‬
‫َعْنـ ُه ْم‬

Mu‟awiyah adalah paman kaum Mukminin, penulis wahyu


Allah, dan salah satu khalifah kaum muslimin radhiyallahu
‘anhum.
WAJIB TAAT KEPADA PENGUASA
MUSLIM MESKI KEJAM

‫ بَـِّرِى ْم‬،‫ْي‬ِِ ِ ِِ ِ ِ ِ َّ‫لسمع والط‬ ِ ُّ َ‫وِمن ا‬


َ ‫ْي َوأ َُمَراء اَلْ ُم ْؤمن‬
َ ‫اعةُ ْلَئ َّمة اَلْ ُم ْسلم‬
َ َ ُ ْ َّ َ‫لسنَّة ا‬ ْ َ
ِ‫صي ِة اَ َّلِل‬
ِ ٍ ‫ فَِإنَّو َال طَاعةَ ِْل‬،ِ‫صي ِة اَ َّلِل‬
ِ ِ ِ ِ
َ ‫َحد ِِف َم ْع‬
َ َ ُ َ ‫ َما ََلْ ََيْ ُمُروا ِبَْع‬،‫َوفَاج ِرى ْم‬

Termasuk sunnah adalah mendengar dan taat kepada para


imam kaum Muslimin dan pemimpin kaum Mukminin yang
baik maupun yang jahat, selagi mereka tidak menyuruh
maksiat kepada Allah, karena tidak ada ketaatan kepada
seorang pun dalam bermaksiat kepada Allah.

‫ أ َْو َغلَبَـ ُه ْم بِ َسْي ِف ِو َح ََّّت‬،‫ضوا بِِو‬


ُ ‫ َوَر‬،‫َّاس‬
ُ ‫اَلن‬ ‫اجتَ َم َع َعلَْي ِو‬ ِ ِ‫ومن و‬
ْ ‫ِل اَ ْخل َالفَةَ َو‬
َ َ ْ ََ
‫وج‬ ِِ ِ ِ ِ
ُ ‫اخلُُر‬
ْ ‫ َو‬،ُ‫ت ُسلَالََفتُو‬
ْ ‫ َو َحُرَم‬،ُ‫اعتُو‬
َ َ‫ت ط‬
ْ َ‫ َو َجب‬،‫ْي‬
َ ‫ َو ُْسّ َي أَم َري اَلْ ُم ْؤمن‬،ً‫ص َار َخلي َفة‬
َ
‫ْي‬ ِِ ِ
َ ‫ َو َش ُّق َعصا اَلْ ُم ْسلم‬،‫َعلَْيو‬

Siapa yang menjadi khalifah dan manusia menyepakatinya


dan meridhainya atau ia mengalahkan mereka dengan
pedang hingga menjadi khalifah atau ia dipanggil Amirul
Mukminin, maka wajib mentaatinya dan haram
menyelisihinya, dan memberontaknya dan membelah
tongkat (memecah belah) kaum Muslimin.
WAJIB MENJAUHI AHLI BID‟AH

ِ ‫ وتَـرُك اَ ْجلِ َد ِال وا ْخلصوم‬،‫لسن َِّة ىجرا ُن أَى ِل اَلْبِ َد ِع ومبايـنَـتُـهم‬


‫ات ِِف‬ ِ
َُُ َ ْ َ ْ ُ َ َُ َ ْ َ ْ ُ ُّ َ‫َوم ْن ا‬
‫صغَ ِاء إِ َىل َك َال ِم ِه ْم‬ ِْ ‫ب اَلْمْبـتَ ِد َعة و‬
ْ ‫اْل‬ َ
ِ ِ
ُ ُ‫ َوتَـْرُك اَلنَّظَ ِر ِِف ُكت‬،‫اَل ّدي ِن‬
Termasuk Sunnah adalah hijrah dari ahli bid‟ah dan menjauhi
mereka, meninggalkan perdebatan dan debat kusir dalam
agama, meninggalkan memperdalam kitab-kitab bid‟ah dan
condong kepada ucapan-ucapan mereka.

،ٌ‫السن َِّة ُمْبـتَ ِدع‬ ِ ‫ وُك ُّل مت‬،ٌ‫وُك ُّل ُْزل َدثٍَة ِِف اَل ِّدي ِن بِ ْدعة‬
ُّ ‫َّس ٍم بِغَ ِْري اَِْْل ْس َالِم َو‬ ُ َ َ َ
،‫ َوالْ َكَّر ِاميَّ ِة‬،‫ َوالْ ُم ْعتَ ِزلَِة‬،‫ َوالْ ُمْرِجئَ ِة‬،‫ َوالْ َق َد ِريَِّة‬،‫اخلََوارِِج‬
ْ ‫ َو‬،‫ َوا ْجلَ ْه ِميَّ ِة‬،‫ض ِة‬ ِ َّ ‫َك‬
َ ‫الراف‬
‫َعا َذ ََن اَ َّلِلُ ِمْنـ َها‬ ِ َ ‫ فَـ َه ِذهِ فَِر ُق اَلض‬،‫ َونَظَائِِرِى ْم‬،‫وال ُك َّالبِيَّ ِة‬
ُ ‫ َوطََوائ‬،‫َّال ِل‬
َ ‫ أ‬،‫ف اَلْبِ َد ِع‬

Setiap perkara baru dalam agama adalah bid‟ah dan setiap


pencetus nama baru selain Islam dan Sunnah adalah
mubtadi (ahli bid‟ah) seperti Rafidhah, Jahmiyyah, Khawarij,
Qadariyyah, Murjiah, Mu‟tazilah, Karamiyah, Kilabiyah, dan
yang semisal mereka. Mereka semua ini kelompok sesat,
golongan ahli bid‟ah. Semoga Allah melindungi kita dari
mereka.
‫ فَِإ َّن‬،‫س ِِبَ ْذ ُم ٍوم‬ ِ ِ َّ ِ ِ ِ ‫َوأ ََّما اَلنِّ ْسبَةُ إِ َىل إِ َم ٍام ِِف فُـُر‬
َ ‫ َكالط َوائف اَْْل َْربَ ِع فَـلَْي‬،‫وع اَل ّدين‬
‫ ُمثَابُو َن‬،‫ َوالْ ُم ْختَلِ ُفو َن فِ ِيو زلمودون ِِف اِ ْختِ َالفِ ِه ْم‬،ٌ‫وع َر ْمحَة‬ َ ‫اَِال ْختِ َال‬
ِ ‫ف ِِف اَلْ ُفُر‬
ِ َ‫ واتَِّفاقُـهم ح َّجةٌ ق‬،ٌ‫ واختِ َالفِ ِهم ر ْمحةٌ و ِاسعة‬،‫ِِف اِجتِه ِاد ِىم‬
ٌ‫اط َعة‬ ُ ُْ َ َ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ ْ

Adapun menisbatkan diri kepada imam dalam cabang agama


seperti imam madzhab empat maka tidak tercela, karena
perbedaan dalam cabang adalah rahmat. Orang-orang yang
berselisih dalam masalah cabang adalah orang-orang terpuji
dalam khilaf mereka, mendapat pahala dalam ijtihad
mereka.3 Khilaf mereka adalah rahmat luas sementara
kesepakatan mereka adalah hujjah yang pasti.

،‫ وُييينا على اْلسالم والسنة‬،‫نسأل هللا أن يعصمنا من البدع والفتنة‬

‫ وُيشرَن ِف زمرتو بعد ادلمات‬،‫وَيعلنا شلن يتبع رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص ِف احلياة‬

‫برمحتو وفضلو آمْي‬

3
Apa yang beliau katakan adalah untuk para mujtahid; adapun bagi
kita adalah mengikuti pendapat Ulama yang paling mendekati dalil,
bukan mencari-cari pendapat yang paling ringan (tatabbu' rukhosh)
walaupun jelas nyelenehnya, dan bukan pula perbedaan pendapat
ulama yang dijadikan dalil, namun dalil adalah Al-Qur‟an dan Sunnah
sebagaimana rasulullah dan sahabatnya menjalankannya.Ibnu Majjah.
Kita memohon kepada Allah agar menjaga kita dari
kebid‟ahan dan fitnah, menghidupkan kita dalam Islam dan
Sunnah, dan menjadikan kita termasuk orang yang
mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selama
hidup dan menghimpun kita di dalam rombongan beliau
setelah meninggal dengan rahmat-Nya dan karunia-Nya.
Amin.

‫وىذا آخر ادلعتقد واحلمد هلل وحده وصلى هللا على سيدَن دمحم وآلو وصحبو‬

.‫وسلم تسليما‬

Inilah akhir keyakinan dan segala puji milik Allah semata dan
semoga shalawat Allah dan salam-Nya tercurah kepada
penghulu kita Muhammad, keluarganya, dan para
shahabatnya.[]

Anda mungkin juga menyukai