TESIS
GOMGOM PASARIBU
1506775696
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM MAGISTER
SALEMBA
JANUARI 2017
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknik
GOMGOM PASARIBU
1506775696
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK
SALEMBA
JANUARI 2017
THESIS
GOMGOM PASARIBU
1506775696
FACULTY OF ENGINEERING
CIVIL ENGINEERING STUDY PROGRAM
SPECIALIST PROGRAM OF PROJECT MANAGEMENT
SALEMBA
JANUARI 2017
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini
dilakukan dalam rangka tahapan salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister
Teknik Jurusan Teknik Sipil, kekhususan Manajemen Proyek pada Fakultas
Teknik Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen pembimbing I saya, yaitu Bapak Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, MT , dan
Dosen pembimbing II, yaitu Bapak Rossy Armyn Machfudianto, ST, MT
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan
wawasan ilmu pengetahuan, bimbingan, saran serta masukan yang sangat
berharga kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
2. Kepada Pimpinan PT. XYZdan rekan kerja, serta segenap pihak yang
terkait yang telah membantu saya dalam pegumpulan data dan penyusunan
tesis ini.
3. Kepada segenap dosen dan civitas academica FT UI, pembimbing
akademis Ibu Leni Sagita Riantini S.T., M.T., PhD, dan khususnya
departemenTeknik Sipil yang telah membantu saya selama masa
perkuliahan hingga penyusunan tesis ini.
4. Kedua orang tua, isteri, dan ketiga anak saya, yang senantiasa memberikan
semangat, doa, serta bantuannya dari mulai awal pemilihan topik,
penyusunan tesis hingga persiapan sidang.
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah disebutkan di atas. Semoga tesis ini dapat membawa
manfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
ABSTRACT
Oil and gas industry has a high risk because it deals with flammable and
explosive materials, influenced by the constantly changing technology, education
level of employees varied, diverse capabilities and expertise as well as remote
project sites resulting in higher levels of risk.. This research conducted on risk
identification of OHSMS implementation in oil and gas project in PT XYZ.
OHSMS as a part of the management system in order to control the risk associated
with work activities to create safe, efficient and productive workplace. The
methodology is risk management and data analysis with statistical analysis and
PLS-SEM method. The results of the analysis, there are 15 dominant risk factors
as well as the 14 relationships between variables that have strong linkages to each
other. Results of the data analysis from this research can be carried out to
improvement OHSMS Implementation in oil and gas project to improve safety
performance of PT XYZ.
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
1.1 Pendahuluan
1 Universitas Indonesia
Ketiga kondisi ini di miliki oleh industri migas, sehingga tingkat risiko dalam
industri ini sangat besar. Industri migas, meskipun memberikan kontribusi bagi
kemajuan ekonomi global, dikenal juga dapat merusak lingkungan,
menghancurkan habitat dan dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat yang
tinggal di dekat lokasi operasi (R.A George, 2016). Hal ini bisa kita lihat pada
kecelakaan pemboran Horizon Deepwater di ladang Mocondo yang berdampak
lingkungan besar serta menewaskan 11 pekerja, 17 pekerja mengalami cedera,
tumpahan minyak sebanyak 3.19 juta barrels ke laut (Schwartz ,2015) serta
pengeboran di sumur Banjar Panji-1 (BJP-1) kabupaten Sidoarjo oleh Lapindo
Brantas yang mengakibatkan kerusakan lingkungan yang parah di daerah
kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. (SKK Migas, 2006).
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi ( SKK Migas) sebagai pengelola di dalam Industri migas hulu di Indonesia
menerbitkan SMK3 di lingkungan Industri Migas di Indonesia melalui PTK
(Pedoman Tata Kerja) No. 016-PTK-III-2007_SMK3L-K3S dan PTK Kpts-19-
BP00000-2007-S8-SMK3 K3S tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Kontraktor KKS. Semua perusahaan Migas di Indonesia
harus memiliki SMK3 yang menyatu dengan sistem manajemen perusahaan.
SMK3 ini berisikan satu set kebijakan, strategi, pelaksanaan, prosedur dan
fungsi yang berkaitan dengan keselamatan (Fernandez-Muniz et.al. 2007).
Sedangkan tujuannya sesuai dengan penelitian Burrage (1995) adalah untuk
pengukuran, membuat metode dan aplikasi kontrol terhadap aktifitas kerja untuk
meminimalkan risiko dan memaksimalkan keselamatan.Sistem manajemen
keselamatan yang baik harus benar-benar terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaandan mengikat, sebuahsistem kebijakan yang kohesif, strategi dan
prosedur yang di buat memberikan konsistensi dan harmonisasi(Fernández-Muniz
et al., 2009). Penerapan SMK3 di proyek proyek Migas sudah di lakukan dengan
konsisten dan mengadopsi SMK3 dari OHSAS 18001, API 75, ISO 9001.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
pekerja. Hal ini dapat di lihat dari laporan Safety Performance Indicator Report
2015 oleh IOGP. Dari laporan tersebut di ketahui terjadi peningkatan jumlah
kecelakaan kerja yang merengut jiwa pekerja minyak yang terjadi di seluruh
daerah operasi minyak. Dari laporan tersebut di ketahui Tingkat kecelakaan
Fatal,(FAR, Fatal accident Rate) yang melaporkan telah meningkat sebesar 41%
dibandingkan dengan tahun 2014. Jumlah kematian telah meningkat dari 45 kasus
di tahun 2014 menjadi 54 kasus pada tahun 2015.
Universitas Indonesia
Jian Kang et.al (2016) dengan metode kombinasi Analisa fuzzy cognitive
maps and relative degree pada kilang pada industri migas pada aspek kepuasan
kerja, produktifitas karyawan dan reputasi pada masyarakat.Penelitian ini untuk
mendapatkan akibat langsung dan tidak langsung dari element SMK3 pada sistem
indikator kinerja dan mengembangkan faktor leading untuk membantu
management dalam pembuatan keputusan.
Untuk mempertajam penelitian maka perlu di lakukan penelitian mengenai
Evaluasi Penerapan SMK di proyek Migasdengan menganalisa Risiko yang terjadi
pada setiap tahap proyek yaitu tahap perencanaan, pelelangan, pelaksanaan dan
monitoring dan evaluasi. Analisa risiko dengan mempergunakan metoda Partial
Least Square – Structural Equation Model (PLS-SEM). Dengan penelitian ini akan
di ketahui faktor faktor risikoada di dalam siklus proyek di PT XYZ. Dengan
analisa faktor risiko dengan metode PLS-SEM akan diketahui faktor risiko yang
dominan pada siklus proyek yang mempengaruhi penerapan SMK3 sehingga
dengan mengetahui faktor risiko tersebut dapat dilakukan perbaikan pada Sistem
manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT XYZ dan diharapkan kinerja
keselamatan dan Kesehatan kerja di lingkungan proyek Migas PT XYZ meningkat.
Industri Migas adalah industri yang memiliki risiko yang tinggi kerena
berhubungan dengan bahan yang mudah terbakar dan meledak. Juga lingkungan
kerja di industri migas dipengaruhi teknologi yang terus menerus berubah, tingkat
pendidikan karyawan yang bervariasi, kemampuan dan keahlian yang beragam,
lokasi proyek yang semakin terpencil yang mengakibatkan tingkat risikonya makin
tinggi.Penerapan Sistem Manajemen K3 Kontraktor KKS agar kinerja keselamatan
kerja di industri migas hulu tetap baik. Namun tetap saja ada kecelakaan kerja yang
terjadi yang berdampak terhadap orang, aset, lingkungan, perekonomian.
Masih belum semua karyawan dari setiap level untuk aktif dalam
menjalankan perannya dalam sistem manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja.
Perubahan Lingkungan kerja pada proyek Migas akibat kondisi lokasi kerja, letak
lokasi kerja, peraturan pemda setempat dan kondisi pasar migas dunia yang
berubah. Ini mengakibatkan risiko yang berbeda dari setiap proyek.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Daftar Faktor
Faktor risiko apa saja risiko beserta
beserta penyebab dan Studi literatur,
Identifikasi penyebab dan
dampaknya yang Teori Reori dan
risiko dampaknya
mempengaruhi Penelitian
terdahulu yang penerapan dalam
penerapan SMK3 di SMK3 di dalam penerapan
dalam project lifecycle relevan
Project life SMK3 di dalam
Migas ? cycle project lifecycle
migas
Faktor risiko dominan
apa yang yang
mempengaruhi Faktor Faktor Faktor Faktor
penerapan SMK3 Migas Analisa Data risiko dominan
risiko yang
di dalam project Faktor Risiko pada penerapan
sudah dapat di
lifecycle yang dengan SEM-PLS SMK3 di dalam
identifikasi
mempengaruhi kinerja Project life cycle
keselamatan
Bagaimana
memperbaiki SMK3 di Perbaikan Siste
dalam project lifecycle Faktor Faktor Manajemen
di industri migas Risiko dominan Analisa Kebijakan Keselamatan
untuk peningkatan dalam project dan Kesehatan
kinerja keselamatan Life cycle Kerja di Migas
Universitas Indonesia
10 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
9 Improving Jian Kang Adanya kebutuhan Melakukan Sistem Meningka 1. Identifikasi Fuzzy Cognitive (1) FCM, memetakan
performance ,Jixin untuk melakukan peningkatkan Manajemen tkan elemen dari Maps (FCM) dan hubungan antara unsur-unsur
evaluation of Zhang, perbaikan kinerja evaluasi Keselamatan kinerja HSE Relative Degree dan menunjukkan sebab dan
health, safety Jiancun terhadap sistem dan keselamat manajemen Analysis (RDA) akibat kemudian dibangun
and environmen Gao(2016) manajemen Kesehatan an, system indikator untuk kinerja sistem,
management Juonal keselamatan, serta kesehatan berdasarkan (2) Model distribusi berat
system by Safety kesehatan dan lingkungan dan karakteristik dikembangkan berdasarkan
combining fuzzy science. lingkungan lingkunga perusahaan.. sebagian pada FCM sebagian
cognitive maps n 2.Memberika pada RDA, yang akan
and relative n penilaian memperkaya data pada FCM
degree analysis atas element yang akan membantu
dari HSE MS mnanagement mengambil
sesuai dengan keputusan.
panel expert
10 Quantitative Jon Espen Banyak kritik telah Untuk pelajari Pengemban Untuk Melakukan Mengembangkan Dapat di tentukan level dari
risk analysis Skogdalen diberikan kepada bagaimana gan metoda meminima studi literatur QRA untuk keterlibatan Manusia dan
offshore— , Jan Erik keterbatasan peraturan yg QRA lkan risiko mengenai memasukkan Organisasi dari level 1 sampai
Human and Vinnem terkait dengan mendukung bahaya QRA faktor Manusia level 4 dalam analisa QRA
organizational (2011) QRA-model pengembangan dan Organisasi
factors dimana QRAs QRA dan
secara tradisional Penyelidikanfa
telah difokuskan ktor manusia
padasistem teknis danorgmasuk
dan kemampuan. dalam QRA
Tidak terlampau 3.Klassifikasi
banyak perhatian level yg beda
pada manusia dan untuk integrasi
faktor manusia
Universitas Indonesia
13 Evaluation of F Ayayo Kurangnya Identifikasi dan Pengemban Peningkat Pengumpulan Kendall‟s Identifikasi Bahaya
Occupational (2014) perhatian dari menilai bahaya gan Sistem an kinerja data kualitatif Coefficient of Kesehatan Kerja , kesadaran
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Treacy Shea (2016) dalam journal Safety science, meneliti metode yang
paling baik untuk meneliti leading indikator SMK3. Dengan menggunakan analisa
Explatory Factor, Rasch model, menunjukkan bahwa sistem OHU-MU menjadi
ukuran yang handal dan valid yang dapat di gunakan sebagai bendera awal dari
indikator utama kinerja SMK3.
Sementara penelitian dengan menggunakan metoda analisa risiko di
lakukan oleh Wei-ShingWu dkk, (2014) yang meneliti risiko-risiko yang ada
dalam pembangunan jalur pipa di China. Penelitian mengenai risiko juga di
lakukan oleh Jon Espen Skogdalen dan Jan Erik Vinnem (2011) yang berkaitan
dengan kecelakaan pebgeboran lepas pantai di Mocondo, Teluk Mexico. Penelitian
di lakukan untuk menghindarkan kecelakaan yang serupa tidak terjadi. Penelitian
menganalisa semua risiko yang ada dalam tahapan pengeboran mulai dari
perencanaan sampai selesai. Hasil dari penelitian ini merekomendasikan agar
pendekatan proaktif dengan kinerja berbasis risiko spesifik untuk masing-masing
fasilitas, operasi dan lingkungan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dalam gambar 2.2. diatas dijelaskan proses dalam industri migas dan faktor faktor
yang mempengaruhi dalam penyelesaian suatu proyek.
Pada gambar di bawah menggambarkan tahapan proses proses yang terjadi
dalam industri migas mulai dari pencarian sumber minyak dan gas sampai dengan
produksi migas.
Secara umum pembagian tahapan dalam industri migas di bagi atas 5 tahapan
yaitu:
Exploration Seismic ( Pekerjaan Seismik )
Sesudah suatu perusahaan migas mendapatkan konsesi ladang migas,
perusahaan migas melakukan pekerjaan seimik. Pekerjaan sesimik tersebut adalah
untuk melakukan identifikasi formasi batuan dengan menggunakan gelombang
suara untuk menciptakan peta dari formasi tersebut. Peta ini membantu untuk
identifikasi formasi batuan yang mengandung minyak dan gas.
Hasil dari pekerjaan seismik tersebut akan memberikan peta mengenai
cadangan hidrokarbon yang potensial. Lokasi dari potensial cadangan karbon ini
akan di cari koordinat permukaannya untuk mengetahui lokasi untuk pengeboran.
Site Surveys (Survey Lapangan)
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih banyak mengenai
kondisi permukaan dari lokasi yang mengandung hidrokarbon tersebut untuk
lokasi yang di daratan sedangkan untuk lokasi yang berada di laut, survey lapangan
mencakup kedalaman dari laut, ombak serta lingkungan sekitarnya. Jika hasil dari
Universitas Indonesia
analisa data yang di dapat mengenai lokasi potensial pengeboran, dapat ditentukan
lokasi yang potensial sebagai lokasi pengeboran.
Exploration Drilling (Pengeboran Eksplorasi)
Pengeboran di lakukan untuk memastikan jika prospek tersebut ada
mengandung migas. Jika ada cadangan hidrokarbon ada maka selanjutnya di
lakuakan pengetesan untuk mengetahui apakah cadangan tersebut bisa di lakukan
produksi.
Appraisal Drilling (Pengeboran penilai)
Jika jumlah minyak dan gas adalah banyak sesuai hasil dari pengeboran
eksplorasi perlu dilakukan konfimasi, penilaian lapangan digunakan untuk
menetapkan ukuran lapangan dan metode produksi yang paling tepat, untuk
menilai apakah lapangan tersebut komersial. Appraisal mungkin membutuhkan
beberapa tahun untuk menyelesaikan. Sumur appraisal yang dibor untuk
mengkonfirmasi ukuran dan struktur lapangan. Well logging (analisis)
menyediakan data di bebatuan hidrokarbon. Hasil pengujian memberikan sampel
hidrokarbon dan informasi di laju alir, suhu dan tekanan. Jika hasil dari pengeboran
penilaian menegaskan reservoir bernilai komersial, operator dapat melanjutkan
pada proses pengembangan.
Development (Pengembangan)
Jika suatu prospek telah terbukti layak secara teknis dan komersial,
Rencana pengembangan disampaikan kepada instansi yang berwenang untuk
disetujui. Sebelum lapangan dikembangkan, bahan dan jasa yang dibeli dan
peralatan diproduksi dan diinstal, termasuk sistem untuk mengangkut minyak atau
gas. Dalam beberapa kasus sumur produksi dapat dibor secara horizontal dari
kepala sumur. Setelah pengeboran pengembangan selesai, fasilitas diuji untuk
mencapai tingkat produksi yang stabil. Akhirnya pembangunan fasilitas produksi
dan pengolahan sehingga bisa on-stream dan mulai produksi.
Universitas Indonesia
Production ( Produksi )
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Untuk mencapai tujuan ini, organisasi harus merencanakan apa yang akan
diukur, di mana dan kapan harus diukur, apa metode pengukuran harus digunakan,
dan persyaratan kompetensi bagi orang-orang yang akan melakukan pengukuran.
Untuk memfokuskan sumber daya pada pengukuran yang paling penting,
organisasi harus menentukan karakteristik proses dan kegiatan yang dapat
diukur dan pengukuran yang memberikan informasi yang paling berguna.
Organisasi perlu menetapkan prosedur untuk pengukuran kinerja dan pemantauan
untuk memberikan konsistensi dalam pengukuran dan meningkatkan keandalan
data yang dihasilkan.
Hasil pengukuran dan pemantauan harus dianalisis dan digunakan untuk
mengidentifikasi keberhasilan dan sektor yang membutuhkan koreksi atau
perbaikan. Pengukuran dan pemantauan organisasi harus menggunakan langkah-
langkah baik reaktif dan proaktif kinerja, tetapi harus diutamakan fokus pada
langkah-langkah proaktif untuk mendorong peningkatan kinerja dan pengurangan
jumlah kecelakaan. Fungsi Pengukuran Kinerja Keselamatan: Pengukuran Kinerja
Keselamatan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
di tempat kerja dengan menghilangkan, atau mengelola lebih baik bahaya yang
berkaitan keselamatan dan kesehatan kerja.
SMK3 yang merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Saat ini ada tiga teori yang mendominasi mengenai manajemen
keselamatan yaitu:
a) Charles Perrow 1984) denganNormal Accident Theory (NAT) yang
mengatakan kegagalan yang beruntun dan tidak terduga terbentuk dalam
sistem yang kompleks dan saling berkaitan dan tidak dapat di hindarkan.
Menurut Perrow kegagalan itu penyebab utamanya adalah management dan
Organisasi.
b) James Reason (1990) dengan Teori The Swiss cheese model of accident
causation menggambarkan bahwa, meskipun banyak lapisan pertahanan antara
bahaya dan kecelakaan, ada kekurangan dalam setiap lapisan itu, jika saling
berhubungan, dapat memungkinkan kecelakaan terjadi. Hipotesis dari Reason
bahwa sebagian besar kecelakaan dapat ditelusuri ke salah satu atau lebih dari
empat domain kegagalan: pengaruh organisasi, pengawasan, prasyarat dan
tindakan tertentu.
c) La Porte’s et al (1999) dengan teori High Reliability Organisations (HRO).
Teori ini menggambarkan sebuah organisasi yang telah berhasil menghindari
bencana dalam lingkungan di mana kecelakaan normal dapat diduga karena
faktor risiko dan kompleksitasnya. Agak berbeda dengan Teori NAT Perrow
dimana kecelakan dalan industri yang kompleks dan berkaitan erat tidak dapat
di hindarkan atau di elakkan meskipun sistem manajemen dan operasionalnya
sudah baik. Sedangkan La Porte berkeyakinan bahwa organisasi dengan risiko
tinggi atau tingkat bahaya tinggi dapat di operasikan dengan aman.
Fungsi dari SMK3 baik bagi orgasinasi kecil maupun organisasi yang
memiliki sistem yang kompleks adalah:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Penerapan SMK3 didasari oleh dua faktor yaitu potensi atau sifat risiko dan
kompleksitas operasi perusahaan yaitu:
a) Bagi perusahaan yang sederhana dengan skala kegiatan kecil dan risiko
rendah, dapat membangun SMK3 yang sederhana dengan sistem
pengawasan dan pengendalian K3 yang sederhana pula.
b) Perusahan dengan tingkat risiko tinggi, disertai dengan kegiatan yang
luasdan rumit, diperlukan SMK3 yang komprehensif disertai sistem
pengendalian dan pengawasan yang intensif.
Universitas Indonesia
Dalam proses perencanaan ini ada 2 pokok yang sangat yang sangat penting yaitu:
a) Aspek Organisasi, yang berkaitan dengan struktur organisasi , peran dan
tanggung jawab semua unsur dalam perusahaan serta sistem dokumentasi
SMK3 yang efektif
b) Aspek Manajemen risiko, yng menjadi landasan perencanaan, pengembangan
sistem K3. Semua rencana dan pengembangan SMK3 harus memiliki kaitan
dengan hasil identifikasi dan evaluasi bahaya.
Universitas Indonesia
melindungi keselamatan dan kesehatan karyawan dan orang lain yang terlibat
dalam operasi dan masyarakat tetangga, dan untuk meminimalkan dampak buruk
pada lingkungan fisik di mana ia beroperasi. Kerangka kerja ini mencakup
organisasi dan tanggung jawab, kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, audit dan review, dan pelatihan. Semua karyawan yang terlibat dalam
operasi PT XYZ akan menggunakan sistem ini, mengamati dan berpegang pada
persyaratan dan prosedur yang dikembangkan untuk keperluan pengelolaan risiko.
Secara Umum SMK3 PT XYZ berpedoman kepada SMK3 yang di
keluarkan oleh SKK Migas yaitu PTK (Pedoman Tata Kerja) No. 016-PTK-III-
2007_SMK3L-K3S. Semua kegiatan operasional dari PT XYZ akan
memperhatikan keselamatan kerja bagi setiap pekerjanya dengan membuat
lingkungan kerja yang aman dan nyaman serta tidak memberikan pengaruh yang
buruk terhadap lingkungan sekitar lokasi kerja. Penerapan SMK3 di proyek yang
ada di PT XYZ dilakukan dalam setiap tahap dari siklus proyek. Penerapan SMK3
ini dilakukan untuk mengendalikan risiko risiko dalam setiap tahap proyek.
Menurut R Bulger (2013) integrasi managemen proyek dengan manajemen
keselamatan kerja harus melibatkan manajemen dari organisasi. Keterlibatan
manajemen keselamatan dalam manajemen proyek akan mengurangi dampak
risiko terhadap proyek sehingga meningkatkan kinerja dari proyek. Perpaduan
kedua manajemen ini dengan proses dan pendekatan prosedural keselamatan kerja
serta pendekatan yang konsisten untuk memastikan bahwa setiap karyawan pulang
kerumah dengan aman dan sehat sesudah bekerja. Penerapan SMK3 di proyek PT
XYZ saat ini dapat di lihat pada diagram alur yang ada di Gambar 2.6. di bawah
dan penjelasannya sebagai berikut
a) Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan maka , User (Pengguna) akan membuat rencana
proyek termasuk scope pekerjaan, spesifikasi teknis, kualitas yang di perlukan.
Juga pihak User, melalui para engineernya melakukan Analisa Risiko Proyek
termasuk:
1. Melakukan analisa resiko keselamatan terhadap prosesnya proyek.
Universitas Indonesia
Bagi para calon kontraktor yang lolos maka mereka di minta memasukan
dokumen penawaran bersamaan dengan dokumen Safety Plan (Rencana
Keselamatan) sesuai dengan scope of work dari proyek yang di lelang.
Pihak HSE dept akan melakukan review safety plan dari setiap kontraktor
dengan membandingkan dengan HSE requirement yang ada dalam dokumen
lelang. Penilaian dari HSE ini Akan menjadi salah satu faktor penentu dalam
penetuan pemenang pemilu. Pembobotan komponen Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Lindungan Lingkungan, biasanya 10 – 30 %. Dokumen Safety Plan yang
di berikan oleh kontraktor akan menjadi panduan dalam melakukan pelaksanaan
sistem manajemen keselamatan K3 di dalam pelaksanaan Proyek
Universitas Indonesia
Persetujuan
Pemenang
/Contract Manajemen
Review
( ENGINEERING)
Pelelangan
Monitor
Review dan Pre
Mempersiapkan Pengumum Qualified Review
an Lelang Qualification
document Tender Safety Plan
KONTRAKTOR
Peralatan
Universitas Indonesia
Hasil dari review HSE dan review department lainnya yang berkaitan dengan
proses tender di gabung dan Bid Committee memberikan rekomendasi kepada
Manajemen pemenang dari Pelelangan beserta hasil penilaian. Jika pihak
manajemen menentukan pemenangnya maka pihak Pemenang akan di berikan
pemberitahuan dan pihak yang kalah di berikan pemberitahuan gagal dalam
pelelangan
Tahap Pelaksanaan
Mobilisasi
Rencana K3LL harus dikomunikasikan ke semua personil yang ikut dalam
proyek termasuk Kontraktor yang terkait dengan pekerjaan. Beberapa kegiatan
dasar dalam tahap ini antara lain:
a) Rapat awal lokal,
b) Mobilisasi staf dan perlengkapan kontraktor,
c) Finalisasi Safety Plan,
d) Mengadakan audit mobilisasi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
HEMP adalah salah satu metodologi penilaian risiko(risk assessment) yang sesuai
dengan objektif ini. Terdiri dari beberapa tahap:
Sumber: PT XYZ
Universitas Indonesia
3. ALARP
Universitas Indonesia
3. Region dimana pekerjaan itu tidak mengandung risiko yang tinggi sehingga
metoda ALARP tidak di lakukan
Universitas Indonesia
0.90 0.05 0.09 0.18 0.36 0.72 0.72 0.36 0.18 0.09 0.05 0.90
0.70 0.04 0.07 0.14 0.28 0.56 0.56 0.28 0.14 0.07 0.04 0.70
0.50 0.03 0.05 0.10 0.20 0.40 0.40 0.20 0.10 0.05 0.03 0.50
0.30 0.02 0.03 0.06 0.12 0.24 0.24 0.12 0.06 0.03 0.02 0.30
0.10 0.01 0.01 0.02 0.04 0.08 0.08 0.04 0.02 0.01 0.01 0.10
0.05 0.10 0.20 0.40 0.80 0.80 0.40 0.20 0.10 0.05
Very low Low Moderate High Very High Very High High Moderate Low Very low
1. Mulainya Proyek
2. Organisasi dan persiapan
3. Melakukan pekerjaan proyek
4. Penyelesaian Proyek ( closing)
Universitas Indonesia
Closing
Starting Organizing and
Carrying out the work The
the Project preparing
Project
Demikian juga dengan risiko dalam proyek ada dalam setiap tahapan dari
proyek. Risiko tersebut di identifikasi dalam setiap tahap dari siklus proyek dan
kemudan di analisa dan di respon. Dengan adanya respon tersebut maka potensi
kecelakaan akibat risiko tersebut dapat di hilanhkan atau di cegah.
Seperti yang di jelaskan untuk mengetahui risiko yang ada dalam
penerapan SMK3 dalam proyek dilakukan identifikasi risiko untuk mendapatkan
daftar risiko yang ada dalam siklus proyek migas. Dalam penerapan Sistem
Manajemen K3 dalam siklus proyek dapat dibagi dalam 4 tahap dari siklus proyek:
Universitas Indonesia
Tujuan dari penilaian risiko dari suatu proyek adalah untuk menjelaskan
dan menilai risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan dengan
pekerjaan yang akan di laksanakan. Penilaian risiko ini mencakup sifat dari
pekerjaan, lokasi dari pekerjaan, peralatan dan bahan yang di pergunakan, potensi
bahaya yang memapari lokasi kerja, potensi bahaya yang memapari pekerja.
Universitas Indonesia
menentukan peserta lelang, kriteria yang harus di penuhi oleh kontraktor yang
berkaitan dengan HSE sehingga dapat mengikuti proses pelelangan.
Pada tahap ini adalah tahap untuk menilai apakah perusahaan yang ikut
proses pelelangan memiliki budaya keselamatan serta sistem manajemen K3 yang
sudah diterapkan dalam operasi perusahaan tersebut. Resiko yang terjadi di dalam
tahapan ini adalah kontraktor memberikan data yang tidak sesuai dengan
kemampuan perusahaan dengan tujuan agar bisa melewati proses tersebut.
Proses ini adalah proses pemilihan salah satu dari bebrapa peserta tender
yang dilakukan berbarengan dengan penilaian dari segi teknis, komersial dan
administrasi. Penilaian dokumen lelang yangberkaitan dengan SMK3 adalah :
1. Pernyataan kebijakan mengenai penerapan SMK3
2. Penjelasan ruang lingkup rencana K3 dan potensi bahaya yang telah di
ketahui serta yang mungkin akan di hadapi.
3. Serta persayaratan lain yang berkaitan dengan SMK3.
Universitas Indonesia
Pre Mobilisasi
Dalam tahapan ini untuk memastikan semua aspek yang berkaitan dengan
penilaian risiko kontrak sudah di komunikasikan kepada semua pihak. yang
termasuk dalam kegiatan ini adalah Rapat awal, pemeriksaan dan audit, Orientasi
lokasi kerja, Pelatihan K3l dan Rapat K3l.
Mobilisasi
Sebelum melakukan mobilisasi alat, perlengkapan, material, serta personil
kelokasi kerja, rencana K3 ( safety Plan) sudah dikomunikasikan dan di mengerti
oleh setiap anggota tim proyek. Kegiatan dasar dalam tahap ini adalah Rapat awal
local, Mobilisasi staff ,Finalisasi rencana K3 serta melakukan audit Mobilisasi..
b) TahapPelaksanaan Pekerjaan.
Analisa risiko di lakukan pada tahap ini adalah agar menjamin pelaksanaan
pekerjaan yang di lakukan sesuai dengan rencana Keselamatan dan kesehatan kerja
yang telah di sepakati serta kebutuhan keselamatan dan kesehatan kerja yang di
temukan selama pelaksanaan proyek. serta melakukan analisa dan pertanyaan
mengenai pelaksanaan proyek seperti:
a) Proyek execution Plan dari kontraktor yang berkaitan dengan Safety Plan
b) Kelengkapan pelaksanaan proyek serta kualifikasi yang memadai
c) Sistem Monitoring proyek yang berkaitan dengan Keselamatan kerja
d) Pelatihan pelatihan yang di lakukan.
e) Segala sertifikat dan ijin yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
f) Peralatan , material dan pekerja yang sesuai dengan jenis pekerjaan.
g) Sistem Laporan dan Prosedur yang di gunakan.
Universitas Indonesia
Melakukan analisa mengenai data data dari hasil monitoring serta audit dan
metoda evaluasi terhadap pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta
bahan umpan balik untuk pekerjaan berikutnya. Pada tahapan ini dilakukan:
Evaluasi dan Tahap akhir
Merupakan analisa yang di dasarkan pada pelaksanan SMK 3 dilingkungan
proyek. Analisa di lakukan pada keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan
kontrak. Pada evaluasi ini juga perlu di tindak lanjuti dengan Laporan aktifitas
kerja,
2.7.5 Faktor Faktor resiko penerapan Sistem Manajemen K3
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Umumnya terdapat dua jenis tipe SEM yang sudah dikenal secara luas yaitu
covariace-based structural equation modeling (CB-SEM) yang dikembangkan
oleh Joreskog (1969) dan partial least square (SEM-PLS) sering disebut variance
atau component-based structural equation modeling yang dikembangkan oleh
Wold (1974).
Covariance based SEM merupakan tipe SEM yang mengharuskan
konstruk maupun indikator-indikatornya untuk saling berkorelasi satu dengan
lainnya dalam suatu model struktural. Lebih lanjut, variance atau component based
SEM merupakan tipe SEM yang menggunakan variance dalam proses iterasi
sehingga tidak memerlukan korelasi antara indikator maupun konstruk latennya
dalam suatu model struktural.Konsekuensi penggunaan CB- SEM adalah
menuntut basis teori yang kuat, memenuhi berbagai asumsi parametrik dan
memenuhi uji kelayakan model (goodness of fit). Karena itu, CB- SEM sangat
tepat digunakan utuk menguji teori dan mendapatkan justifikasi atas pengujian
tersebut dengan serangkaian analisis yang kompleks.
Sementara SEM-PLS bertujuan untuk menguji hubungan prediktif antar
konstruk dengan melihat apakah ada hubungan atau pengaruh antar konstruk
dengan melihat apakah ada hubungan atau pengaruh antar onstruk tersebut.
Konsekuensi penggunaan SEM-PLS adalah pengujian dapat dilakukan tanpa
dasar teori yang kuat, mengabaikan beberapa asumsi (non-parametrik) dan
parameter ketepatan model prediksi dilihat dari nilai koefisien determinasi (R-
Square).
Universitas Indonesia
SEM-PLS dapat bekerja secara efisien dengan ukuran sampel yang kecil
dan model yang kompleks, selain itu asumsi distribusi data dalam SEM-PLS lebih
longgar dibandingkan CB-SEM. SEM-PLS juga dapat menganalisis model
pengukuran reflektif dan formatif serta variabel laten dengan satu indikator tanpa
menimbulkan masalah identifikasi.
Sumber: Chin & Newsted, 1999; Hair et. al., 2010; Hair et. al., 2011 (Latan & Ghozali, 2012)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Robert Yin juga telah mengelompokkan strategi penelitian seperti pada tabel
berikut:
64 Universitas Indonesia
Berdasarkan penjelasan di atas, maka untuk mencapai tujuan penelitian ini penulis
menggunakan beberapa strategi penelitian sebagai berikut:
Survey
Analisa Arsip
Universitas Indonesia
Studi kasus
Studi kasus ini dilakukan untuk observasi dan menganalisa fenomena dari
permasalahan Penerapan Sistem Manajemen K3 pada proyek migas untuk
meningkatkan kinerja keselamatan kerja. . Penelitian studi kasus sangat tepat
digunakan pada penelitian yang bertujuan menjawab pertanyaan ‘bagaimana’ dan
‘mengapa’ (Yin,1994) terhadap sesuatu yang diteliti. Dengan melakukan startegi
ini dapat menjawab pertanyaan bagaimana, dan mengapa atas suatu permasalahan
yang diteliti.Melalui pertanyaan penelitian yang demikian, substansi mendasar
yang terkandung di dalam kasus yang diteliti dapat digali dengan mendalam.
Dengan kata lain, penelitian studi kasus tepat digunakan pada penelitian yang
bersifat eksplanatori, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk menggali penjelasan
kasualitas, atau sebab dan akibat yang terkandung didalam obyek yang diteliti. Pada
penelitian ini, studi kasus dilakukan terhadaplingkup Evaluasi Penerapan SMK3 di
proyek Migas berbasis Risiko untuk meningkatkan Kinerja Keselamatan di PT.
XYZ. Studi kasus dilakukan untuk mengetahuipertanyaan seberapa besar baik
peluang dan dampak dari masing-masing factor risiko-risiko dominan yang telah
teridentifikasi sebelumnya. sehingga faktor faktor yang menjadi penyebab risiko
tersebut dapat diminimalkan untuk meningkatkan kinerja keselamatan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada penelitian ini terdapat 2 jenis variabel, yaitu variabel independent (X)
yaitu faktor faktor risiko dalam penerapan SMK3 di proyek Migas, karena sifatnya
yang bebas mempengaruhi variabel lainnya. Sementara variabel dependen, yang
dipengaruhi oleh variabel independen pada penelitian ini adalah kinerja
keselamatan (Y). Kedua variabel ini kemudian akan diteliti dengan menggunakan
metode analisa data Statistik dan SEM-PLS. Metode tersebut digunakan untuk
menguji ada atau tidak adanya hubungan kausatif antar variabel. Dengan melihat
keterkaitan tersebut, dapat dihasilkan pengembangan sistem pengadaan yang lebih
tepat untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu kinerja keselamatan yang lebih baik.
Universitas Indonesia
Kuisioner tahap 1
Universitas Indonesia
yang akan diteliti dalam menjawab permasalahan penelitian pertama. Data dari
kuisioner ini akan dianalisa dengan menggunakan metode Delphi.
Apakah
Variabel
Rating Rating
Faktor risiko Penerapan SMK3 dalam T ersebut Respon Respon
No Project Life Cycle Mudah di
Peluang Dampak Penyebab Dampak
Penyebab Dampak
pahami
Ya Tidak 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
A. Tahap Perencanaan Proyek
1 Project Risk Level
Tidak mematuhi Prosedure perusahaan
X1
dalam penilaian Risiko suatu Proyek
Ketidakmampuan Personnel dalam
X2 melakukan Penilaian Risk Level suatu
Proyek
Universitas Indonesia
Kuisioner tahap 3
Dilakukan kepada responden. Kuisioner ini dilakukan untuk menilai frekuensi
dan dampak dari faktor-faktor risiko pada penerapan Sistem manajemen K3
pada proyek migas yang berdampak pada kinerja keselamatan kerja. Hasil dari
kuisioner ini akan dilakukan pengecekan homogenitas, kemudian dilakukan
pengecekan valliditas dan reliabilitas, variable eksternal, dan koneksi. Analisa
data dari kuisioner tahap 3 ini adalah dengan metode SEM PLS, dalam menguji
ada atau tidak adanya keterkaitan antara variabel-variabel maupun indikator
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja dengan Kinerja Keselamatan Kerja.
Rating Rating
Faktor risiko Penerapan SMK3
No Peluang Dampak
dalam Project Life Cycle
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Penyebab Dampak
A. Tahap Perencanaan Proyek
1 Project Risk Level
Tidak mematuhi Prosedure
X1 perusahaan dalam penilaian
Risiko suatu Proyek
Ketidakmampuan Personnel
X2 dalam melakukan Penilaian Risk
Level suatu Proyek
Pengetahuan mengenai Lokasi
X3
Proyek
X4 Penentuan Jadwal Proyek
Kuisioner Tahap 4
Pada tahap ini dilakukan validasi pakar kembali untuk finalisasi akhir, sebelum
sampai ke kesimpulan peneltian. Hasil dari analisa data SEM PLS di tahap ke
3divalidasi kembali kepada para pakar untuk meminta pendapat mereka atas
kesesuaian hasil penelitian. Pendapat pakar ini perlu dilakukan agar haisl dari
penelitian benar-benar dapat diaplikasikan.
Universitas Indonesia
b. Arsip data.
Arsip data pada penelitian ini digunakan sebagai sumberhistorical data terkait,
untuk melihat secara pasti seberapa besar dampak dari masing-masing faktor
dominan yang kemudian akan diolah untuk membuat simulasi model risiko
Universitas Indonesia
Sangat
1 Tidak pernah terjadi di Industri Migas
Rendah
2 Rendah Pernah terjadi di Industri Migas ( Internasional)
Universitas Indonesia
1 Sangat Tidak berpangaruh Semua Faktor Risiko sangat tidak berpengaruh pada kinerja keselamatan
2 Tidak Berpengaruh Semua Faktor Risiko tidak berpengaruh pada kinerja keselamatan
5 Sangat Berpengaruh Semua Risiko Sangat Berpengaruh pada kinerja keselamatan kerja
Pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder.
Pengumpulan data tersebut dilakukan dalam 4 tahap, yaitu:
a. Pakar praktisi
Pengalaman di bidang penerapan sistem manajemen K3 di proyek migas.
Pendidikan minimal S1
Pengalaman Kerja minimal 10 tahun
Universitas Indonesia
Pendidikan minimal D3
Pengalaman minimal 10 tahun di proyekmigas, terutama di pengeboran sumur
gas dan minyak di Proyek PT XYZ.
Memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan kerja.
Universitas Indonesia
Pada pengumpulan data tahap 4 akan dilakukan validasi tahap akhir, yaitu
validasi terhadap data responden yang telah diolah. Hal ini bertujuan untuk
meminta pendapat minimal 5 pakar terhadap kesesuaian hasil penelitian dengan
kondisi eksisting. Selain itu, pada tahap validasi akhir ini juga akan didiskusikan
mengenai penyusunan strategi preventive maupun corrective yang tepat sebagai
respon terhadap risiko dominan tersebut. Adapun ketentuan pakar yang disertakan
pada penelitian ini adalah;
Pakar dari bidang praktisi; memiliki pengalaman minimal 10 tahun dalam
menangani penerapan SMK3 di proyek Migas dan memiliki reputasi yang baik,
juga diusahakan dari perusahaan yang berbeda.
Pakar dari bidang akademisi; memiliki pendidikan dan pengetahuan yang
menujang dengan tingkat pendidikan minimal S2 dan memiliki pengalaman
mengajar minimal 10 tahun serta memiliki reputasi yang baik.
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan
pentahapan pengumpulan data, dan menyesuaikan dengan tujuan dari penelitian.
Universitas Indonesia
Pada analisa data tahap 3 dilakukan analisa kualitatif dan analisa kuantitatif
tehadap variabel risiko. Dimana, analisa kualitatif dilakukan dengan bantuan
metode perhitungan statistik dan analisa kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan nilai nilai analisis numerik.
Universitas Indonesia
1989, hal. 3). Jika nilai r hitung > r tabel, maka item pertanyaan atau
pernyataan dalam angket berkorelasi signifikan terhadap skor total (artinya
item angket dinyatakan valid), begitu pun sebaliknya. Sementara untuk uji
reabilitas Jika nilai alpha > 0.60, disebut maka instrumen dapat dikatakan
reliable (Singarimbun, 1989, hal. 57).
Uji Deskriptif, dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum statistik
mengenai data yang telah diperoleh seperti mean, median dan modusnya.
Uji korelasi, bertujuan unutk menentukan variabel - variabel bebas yang
berkolerasi secara signifikan dengan variabel terikat (Murniati, 2013 hal.57).
dapat diukur karakteristik hubungan serta arti dan implikasinya dari hubungan
positif (+) maupun negatif (-). Dalam korelasi Spearman Rank, sumber data
untuk kedua variabel yang akan dikonversi dapat berasal dari sumber yang
tidak sama, jenis yang dikorelasikan adalah data ordinal, serta data dari kedua
variabel tidak harus membentuk distribusi normal.
Analisa Faktor dan Kecukupan Data, bertujuan untuk menguji apakah
sample (responden) yang digunakan sebagai input data yang menghasilkan
Uji korelasi signifikan tersebut telah cukup, dibuktikan dengan nilai Kaiser-
Meyer-Olkin (KMO).
Universitas Indonesia
Besarnya dampak risiko yang dapat ditoleransi oleh suatu organisasi harus
dirumuskan secara jelas.Ini dikenal dengan istilah selera risiko atau toleransi risiko
(risk apetite).
Tabel 3.10. Variabel Penilaian Dampak
DampakRisiko
Keterangan Nilai
Sangat Ringan 0,05
Ringan 0,1
Sedang 0,2
Berat 0,4
Ekstrem 0,8
Nilai 1 2 3 4 5
Nilai Rata-rata
Lokal Nilai
Sangat Dampak Dampak
Ringan Sedang Berat Ekstrim
Variabel Ringan
0.05 0.1 0.2 0.4 0.8
X1 …. …. …. …. …. …. ….
X2 …. …. …. …. …. …. ….
Xn …. …. …. …. …. …. ….
Universitas Indonesia
b. Frekuensi
Kriteria Probabilitas
Sangatkecil 0,10
Kecil 0,30
Sedang 0,50
Besar 0,70
Sangatbesar 0,90
Nilai 1 2 3 4 5
Rata-rata
Nilai Nilai
Variabel Sangat Sering Selalu
Rendah Sedang Frekuensi Frekuensi
Rendah Terjadi Terjadi
Sumber:olahan sendiri
Universitas Indonesia
3.4.5 PeringkatRisiko
Dampak
Sumber : PMBOK Ver 2013
Universitas Indonesia
DarihasilperkalianNilaiDampakdanNilaiKemungkinanakanmenghasilkan
peringkatrisiko sepertidibawah ini;
Ranking Peringkat
Variabel Dampak Probabilitas Risiko= Dx K
Risiko Risiko
X1 … …. … Rank1 Tinggi
. .
X2 … …. … Rank2 Tinggi
. .
X3 … …. … Rank3 Sedang
. .
X4 … …. … Rank4 Sedang
. .
Xn … …. … Rankn Rendah
. .
Dari data yang dihasilkan, kemudian dilakukan analisa data lebih lanjut
menggunakan metode SEM PLS untuk menguji keterkaitan antara variable X dan
Y. Metode SEM PLS ini dilakukan untuk pembuatan dan pengembangan teori pola
interaksi hubungan antar kelompok variabel dari pendapat yang disampaikan
responden. Pelaksanaan analisa dilakukan dengan menghitung hubungan antara
variabel yang ada. Hasil analisa uji tersebut kemudian dilakukan analisa
Universitas Indonesia
3.5 Kesimpulan
Universitas Indonesia
Setelah melakukan diskusi dan validasi oleh para pakar, maka di dapat
beberapa tanggapan, koreksi dan masukan terkait variabel-variabel faktor risiko
yang di pergunakan dalam penelitian ini. Adapun tanggapan dan koreksi yang di
berikan para pakar termasuk tatabahasa, kemudian untuk memastikan apakah
variabel tersebut mempengaruhi terhadap kinerja keselamatan dalam penerapan
SMK3 di proyek Migas. Berikut tanggapan dan masukan dari masing-
masingpakar;
85 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Ketidakmampuan Kontraktor
SKK Migas,
x14 menjelaskan sistem pengawasan dan
SKEP 040/ 2016 √ √ √ √ √ Ya
audit kontraktor
Kesesuaian safety Plan dengan jenis SKK Migas,
2 Tahap Pelelangan x15
Proyek SKEP 040/ 2016 √ √ √ √ √ Ya
Ketidakmampuan Kontraktor
SKK Migas,
x16 menerapkan Tingkat resiko Project
SKEP 040/ 2016 √ √ √ √ √ Ya
dalam Project execution plan
Sistem Organisasi kontraktor tidak
SKK Migas,
x17 sesuai dengan penerapan SMK3 dan
SKEP 040/ 2016 √ √ √ √ √ Ya
Safety Plan.
C Pelaksanaan Proyek
Tingkat kemampuan Personel tidak SKK Migas,
1 Kualifikasi Personel X18
sesuai dengan kebutuhan Proyek SKEP 040/ 2016 √ √ √ √ √ Ya
Adel Badri
X19 Perilaku pekerja yang berisiko tinggi
(2011) √ √ √ √ √ Ya
SKK Migas,
3 Mobilisasi X22 Tidak mengikuti Prosedure Mobilisasi
SKEP 040/ 2016 √ √ √ √ √ Ya
SKK Migas,
X30 Tidak ada latihan Tanggap Darurat
SKEP 040/ 2016 √ √ √ √ √ Ya
Monitoring dan
D
Evaluasi
Bagaimana Sistem pemantauan SKK Migas,
X33
Kinerja SMK3 SKEP 040/ 2016 √ √ √ √ √ Ya
SKK Migas,
X34 Manajemen tidak melakukan review
SKEP 040/ 2016 √ √ √ √ √ Ya
Universitas Indonesia
Tahap pelelangan
X4 Penentuan Jadwal Proyek tidak Tidak akurat dalam menentukan Durasi setiap item pekerjaan
akurat
X5 Tidak adanya Prosedur penentuan Resiko
Perusahaan
Project tidak memiliki prosedur yang resmi dalam
menentukan Risiko Proyek
X6 Terjadinya Dampak negatif Tidak akurat dalam melakukan Analisa Dampak Lingkungan
terhadap Lingkungan yang berkaitan dengan proyek
X7 Tidak mampu mencari data yang akuratKesalahan/tidak lengkapnya data atapun informasi mengenai
proyek yang di rencanakan.
X8 Tingkat kemampuan personnel Kesalahan dalam melakukan Disain Teknis
melakukan Disain tidak mencukupi.
X9 Pemilihan Jenis Kontrak dengan Contractor
Ketidak tepatan jenis kontrak dengan jenis pekerjaan serta
kondisi lokasi proyek
X10 Kontrak yang tidak Jelas dan detail S.O.W ( scope of work) yang tidak terperinci dengan tepat.
x11 Kurangnya Tingkat Pemahaman Kontraktor tidak lulus dalam pra kualifikasi
Calon Peserta Lelang tentang SMK3
x12 Ketidak mampuan Peserta lelang Ketidak mampuan Peserta lelang menjelaskan kebijakan K3
menjelaskan kebijakan K3 yang sudah di miliki.
x13 Tidak ada kontraktor yang lulus Tidak ada kontraktor yang lulus prakualifikasi
prakualifikasi
x14 Ketidakmampuan Kontraktor Kontraktor tidak mampu memperlihatkan sistem pengawasan
menjelaskan sistem pengawasan dan dan audit K3 dalam pelaksanaan Proeyk
audit kontraktor
x15 Kesesuaian safety Plan dengan jenis Kontraktor menyampaikan Safety Plan ( Rencana
Proyek Keselamatan ) yang tidak sesuai dengan kebutuhan Proyek
x16 Ketidakmampuan Kontraktor Project Execution Plan dari kontraktor tidak
menerapkan Tingkat resiko Project memperhitungkan dengan cermat faktor Project Risk Level (
dalam Project execution plan Tingkat Risiko Proyek).
x17 Sistem Organisasi kontraktor tidak Sistem Organisasi kontraktor yang diajukan dalam dokumen
sesuai dengan penerapan SMK3 tender tidak mendukung penerapan SMK3 dan Safety Plan
dan Safety Plan.
Universitas Indonesia
Pelaksanaan Proyek
X18 Tingkat kemampuan Personel tidak Kualifikasi Tenaga kerja yang di kontrak tidak sesuai dengan
sesuai dengan kebutuhan Proyek kualifikasi yang di tawarkan dalam kontrak
X19 Perilaku pekerja yang berisiko tinggi Adanya karyawan yang memiliki perilaku Yang Berisiko
Tinggi ( Minuman Keras, Narkoba)
X20 Jenis Peralatan Yang tidak sesuai Penggunaan alat yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaan
dengan kebutuhan Proyek
X21 Sertifikasi peralatan yang di gunakan Peralatan dan Alat Kerja tidak memiliki Sertifikat layak
tidak tersedia Operasi
X22 Tidak mengikuti Prosedure Mobilisasi Penggunaan alat yang tidak sesuai akibat mobilisasi yang
terlambat
X23 Rencana Mobilisasi yang tidak lengkapPelaksanaan Mobilisasi alat yang tidak aman
X24 Proyek Execution Plan tidak Pelaksanaan Mobilisasi tidak sesuai dengan Rencana yang
dimengerti oleh Project Manager dan disampaikan dalam Project Execution Plan
Supervisor lapangan
X25 Tingkat Pemahaman yang berbeda Para pelaksanaa Proyek tidka memeiliki kesamaan
dari Semua level pekerja Proyek pandangangan mengenai pelaksanaan safety Plan di dalam
mengenai Safety Plan proyek
X26 Tidak Tersedianya semua SOP dari Pekerjaan dilakukan tanpa mengikuti SOP
setiap proses pekerjaan.
X27 Tidak adanya Pengaturan Jadwal Pemilihan sistem Cuti yang tidak sesuai dengan lokasi Kerja
kerja dan Jadwal Cuti
X28 Tidak Adanya sistem pelaporan Kontraktor tidak melakukan pelaporan mengenai kinerja K3
Kecelakaan Kerja proyek secara berkala
X29 Tidak dilakukannya Inspeksi PeralatanTidak dilakukannya Inspeksi Peralatan secara Berkala
X30 Tidak ada latihan Tanggap Darurat Tidak tersedia E.R.P ( Emergency Respon Plan- Rencana
Tanggap Darurat) pada proyek.
X31 Kondisi tempat Tinggal dan Makan Perusahaan tidak menyediakan tempat tinggal ( camp) dan
Karyawan yang tidak sehat dan makanan yang layak
nyaman
X32 Terganggunya Kondisi Lingkungan / Terganggunya Kondisi Lingkungan / Alam di lokasi Kerja
Alam di lokasi Kerja akibat dari pelaksanaan kerja
Monitoring dan Evaluasi
X33 Bagaimana Sistem pemantauan KinerjaTidakSMK3 berjalan Sistem pemantauan Kinerja SMK3
X34 Manajemen tidak melakukan review Manajemen tidak melakukan review kinerja Keselamatan
Setelah variabel faktor risiko divalidasi oleh pakar, maka dilakukan pilot
survey dalam mengujike-efektifan kuesioner yang diajukan sebagai instrument
survey. Dimana, pilot survey pada penelitian ini merupakan sample (bagian) dari
calon responden yang akan di ikut sertakan pada penelitian ini. Jumlah pilot survey
pada penelitian ini adalah sebanyak 3 orang dan dilaksanakan untuk mengetahui
Universitas Indonesia
isi kuisioner apakah sudah dapat dipahami atau tidak dengan memberikan komentar
atau tanggapan maupun koreksi untuk masing-masing variabel faktor risiko.
Pengalaman Pendidikan
No Instansi Jabatan
(Tahun)
PR1 PT.XYZ Sr Civil Engineer 1 S1
PR2 PT.XYZ Sr HSE Engineer 92 S2
PR3 PT.XYZ Sr Drilling Engineer 02 S1
2
Sumber: Hasil Olahan Penulis
Tabel berikut ini menunjukan hasil dari pilot survey terhadap3 orang responden
pilot urvey.
Tabel 4.6. Hasil Responden Pilot Survey
Universitas Indonesia
Pelaksanaan Proyek
X18 Kualifikasi Tenaga kerja yang di kontrak tidak sesuai dengan
kualifikasi yang di tawarkan dalam kontrak
√ √ √
X19 Adanya karyawan yang memiliki perilaku Yang Berisiko
Tinggi ( Minuman Keras, Narkoba)
√ √ √
X20 Penggunaan alat yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaan √ √ √
X21 Peralatan dan Alat Kerja tidak memiliki Sertifikat layak
Operasi
√ √ √
X22 Penggunaan alat yang tidak sesuai akibat mobilisasi yang
terlambat
√ √ √
X23 Pelaksanaan Mobilisasi alat yang tidak aman √ √ √
X24 Pelaksanaan Mobilisasi tidak sesuai dengan Rencana yang
disampaikan dalam Project Execution Plan
√ √ √
X25 Para pelaksanaa Proyek tidka memeiliki kesamaan
pandangangan mengenai pelaksanaan safety Plan di dalam √ √ √
proyek
X26 Pekerjaan dilakukan tanpa mengikuti SOP √ √ √
X27 Pemilihan sistem Cuti yang tidak sesuai dengan lokasi Kerja √ √ √
X28 Kontraktor tidak melakukan pelaporan mengenai kinerja K3
proyek secara berkala
√ √ √
X29 Tidak dilakukannya Inspeksi Peralatan secara Berkala √ √ √
X30 Tidak tersedia E.R.P ( Emergency Respon Plan- Rencana
Tanggap Darurat) pada proyek.
√ √ √
X31 Perusahaan tidak menyediakan tempat tinggal ( camp) dan
makanan yang layak
√ √ √
X32 Terganggunya Kondisi Lingkungan / Alam di lokasi Kerja
akibat dari pelaksanaan kerja
√ √ √
Monitoring dan Evaluasi
X33 Tidak berjalan Sistem pemantauan Kinerja SMK3 √ √ √
X34 Manajemen tidak melakukan review kinerja Keselamatan √ √ √
Universitas Indonesia
Nama
Pengalaman
Nama Pendidikan Perusahaan Jabatan
R1 S2 PT XYZ Operation Geologist 9
Universitas Indonesia
Nama
Pengalaman
Nama Pendidikan Perusahaan Jabatan
R7 S2 PT XYZ Jr Ops Geologist 5
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Kode Jabatan
1 Staff
2 Senior Staff
3 >Manager
Jabatan
15%
33% Staff
Senior Staff
52%
> Manager
Universitas Indonesia
Dari hasil olahan SPSS seperti yang disajikan pada kolom A symp.Sig pada
tabel diatas dari semua variabel (X01s/dX34) >0.05, yang berarti H0 diterima, atau
tidak terdapat perbedaan persepsi responden yang berbeda jabatan.
Universitas Indonesia
21 Thn s/d
keatas
Pengalaman 1 Thn s/d
10 Thn
13% 27%
11 Thn s/d
20 Thn
60%
Test Statisticsa,b
Chi- Asymp. Chi- Asymp.
df df
Square Sig. Square Sig.
X1 3.752 2 0.153 X19 2.646 2 0.266
X2 1.425 2 0.491 X20 1.375 2 0.503
X3 0.436 2 0.804 X21 0.789 2 0.674
X4 0.255 2 0.88 X22 0.942 2 0.625
X5 0.066 2 0.967 X23 0.804 2 0.669
X6 3.001 2 0.223 X24 0.719 2 0.698
X7 0.673 2 0.714 X25 3.105 2 0.212
X8 3.517 2 0.172 X26 3.105 2 0.212
X9 3.022 2 0.221 X27 0.24 2 0.887
X10 0.344 2 0.842 X28 4.347 2 0.114
X11 1.735 2 0.42 X29 0.977 2 0.613
X12 2.281 2 0.32 X30 5.962 2 0.051
Universitas Indonesia
Test Statisticsa,b
Chi- Asymp. Chi- Asymp.
df df
Square Sig. Square Sig.
X13 1.537 2 0.464 X31 4.628 2 0.099
X14 0.564 2 0.754 X32 1.155 2 0.561
X15 1.44 2 0.487 X33 2.812 2 0.245
X16 0.561 2 0.755 X34 1.463 2 0.481
X17 0.344 2 0.842 Y 1.061 2 0.588
X18 3.261 2 0.196
Dari hasil olahan SPSS seperti yang disajikan pada kolom Asymp.Sigpada
tabel diatas dari semua variabel (X01s/dX38) >0.05, yang berarti H0 diterima, atau
tidak terdapat perbedaan persepsi responden yang berbeda pengalaman kerjanya.
Kode Pendidikan
1 S1
2 S2
Universitas Indonesia
Pendidikan
S1
20%
S2
80%
Sumber:OlahanPenulis
Test Statisticsa
Mann- Asymp.
Whitney Wilcoxon Sig. (2- Exact Sig. [2*(1-
U W Z tailed) tailed Sig.)]
X1 88.500 616.500 -1.364 .173 .185b
X2 123.000 651.000 -.172 .864 .881b
X3 104.000 632.000 -.823 .410 .434b
X4 103.500 631.500 -.842 .400 .415b
X5 123.000 651.000 -.173 .862 .881b
X6 125.500 653.500 -.086 .932 .934b
X7 113.000 641.000 -.518 .605 .630b
X8 118.500 646.500 -.327 .744 .753b
X9 83.000 611.000 -1.540 .124 .134b
X10 109.000 637.000 -.655 .513 .539b
X11 95.000 623.000 -1.127 .260 .278b
X12 87.500 615.500 -1.392 .164 .174b
X13 110.500 638.500 -.599 .549 .561b
X14 98.500 626.500 -1.011 .312 .325b
X15 99.000 627.000 -.998 .318 .342b
X16 125.500 161.500 -.086 .932 .934b
Universitas Indonesia
Test Statisticsa
Mann- Asymp.
Whitney Wilcoxon Sig. (2- Exact Sig. [2*(1-
U W Z tailed) tailed Sig.)]
X17 102.000 630.000 -.909 .364 .396b
X18 127.500 163.500 -.017 .986 .987b
X19 108.500 636.500 -.673 .501 .517b
X20 125.000 653.000 -.104 .917 .934b
X21 107.000 635.000 -.726 .468 .496b
X22 111.500 639.500 -.567 .571 .584b
X23 93.500 621.500 -1.184 .237 .249b
X24 119.000 155.000 -.310 .756 .778b
X25 112.500 148.500 -.530 .596 .607b
X26 112.500 148.500 -.530 .596 .607b
X27 119.500 647.500 -.292 .770 .778b
X28 124.500 160.500 -.122 .903 .908b
X29 86.500 614.500 -1.427 .154 .164b
X30 126.500 654.500 -.052 .959 .960b
X31 127.500 655.500 -.017 .986 .987b
X32 102.500 630.500 -.873 .382 .396b
X33 107.500 635.500 -.703 .482 .496b
X34 93.500 621.500 -1.191 .233 .249b
Y 120.500 156.500 -.285 .776 .804b
a. Grouping Variable: Pendidikan
b. Not corrected for ties.
Universitas Indonesia
Pada pengujian validitas internal ini dengan mengacu pada kolom nilai corrected
item total correlation (rhitung) yang dibandingkan dengan nilai rtabel. Nilai rtabel untuk
uji 2 (dua) sisi dengan tingkat kepercayaan 95% atau signifikansi 5% dengan
jumlah responden (N) = 40 dan degree of freedom (df) = N – 2 = 40 –2 = 38 adalah
0.3120. Jika rhitung > rtabel dinyatakan valid. Hasil uji validitas ditampilkan pada
tabel-tabel berikut:
Tabel.4.14. Hasil Uji Validitas Internal
Scale Cronbach's
Scale Mean Variance if Corrected Alpha if
if Item Item Item-Total Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
X1 8.532 28.733 .739 .979
X2 8.557 28.939 .694 .979
X3 8.569 28.781 .777 .979
X4 8.634 29.292 .636 .980
X5 8.515 28.580 .765 .979
X6 8.548 28.740 .744 .979
X7 8.543 28.949 .706 .979
X8 8.542 28.645 .719 .979
X9 8.614 29.405 .529 .980
X10 8.583 28.879 .757 .979
X11 8.539 28.497 .778 .979
X12 8.615 28.845 .805 .979
X13 8.616 29.052 .742 .979
X14 8.565 28.816 .743 .979
X15 8.582 28.902 .847 .979
X16 8.549 28.593 .843 .979
X17 8.565 28.882 .832 .979
X18 8.544 28.770 .811 .979
X19 8.471 28.432 .763 .979
X20 8.538 28.618 .792 .979
X21 8.530 28.734 .703 .979
X22 8.569 28.648 .782 .979
X23 8.602 28.978 .779 .979
X24 8.585 28.674 .762 .979
X25 8.575 28.828 .799 .979
X26 8.529 28.544 .839 .979
Universitas Indonesia
Scale Cronbach's
Scale Mean Variance if Corrected Alpha if
if Item Item Item-Total Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
X27 8.593 29.051 .718 .979
X28 8.595 29.013 .734 .979
X29 8.532 28.551 .798 .979
X30 8.522 28.386 .777 .979
X31 8.619 28.936 .799 .979
X32 8.604 28.887 .793 .979
X33 8.607 28.804 .841 .979
X34 8.579 28.775 .794 .979
Berdasarkan hasil uji validasi pada tabel diatas, rhitung (semua nilai pada kolom
corrected item-total correlation) >rtabel ( 0.3120) sehingga variabel faktor risiko
dariX01– X34 dinyatan valid.
Selanjutnya dilakukan pengujian reabilitas untuk menunjukan sejauh mana
alat ukur tersebut menghasilkan pengukuran yang sama dan konsisten. Dimana,
ketentuan dari pengukuran ini menurut Yamin dan Kurniawan (2014:282) adalah:
Nilai≥ 0,8Cronbach Alpha≤ 1,0 reliabelitas penelitian sangat tinggi.
Nilai≥ 0,6Cronbach Alpha<0,8 reliabelitas penelitian tinggi.
Nilai≥0,4 Cronbach Alpha<0,6 reliabelitas penelitiansedang
Nilai CronbachAlpha< 0,4reliabelitas penelitian rendah.
Universitas Indonesia
Uji validasi eksternal atau korelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara variabel-variabel bebas (X) dan variabel terikat(Y). Dalam
penelitian ini digunakan korelasi Spearman karena data yang diteliti adalah data
non parametrik dengan tipe skala ordinal.
Pada pengujian validitas data dengan mengacu pada kolom nilai correlation
coefficient (rhitung) yang dibandingkan dengan nilai rtabel. Nilai rtabel untuk uji 2 sisi
dengan tingkat kepercayaan 95% atau signifikansi 5% dengan jumlah responden
40 adalah 0.3020 untuk korelasi Spearman.
Untuk pengambilan keputusan statistik adalah sebagai berikut:
Ho = apabila correlation coefficient > 0.3020 atau nilai Sig (2-tailed) < 0.05
Korelasi signifikan
Ha = apabila correlation coefficient < 0.3020 atau nilai Sig (2-tailed) > 0.05
Tidak ada korelasi signifikan
Tabel berikut menunjukkan output dari SPSS hasil uji korelasi variabel X (faktor
risiko) terhadap variabel Y (kepuasan pelanggan):
Universitas Indonesia
No Kode Deskripsi
Tahap Perencanaan Proyek
1 X1 Penentuan Tingkat Risiko suatu Proyek Tidak akurat
Assessor yang melakukan Analisa Risiko tidak memiliki
2 X2
kemampuan yang cukup
Tidak melakukan survey lapangan serta mendata semua
3 X3 informasi yang berkaitan dengan proyek yang akan dilakukan
4 X8 Kesalahan dalam melakukan Disain Teknis
Tahap Pelelangan
5 X10 S.O.W ( scope of work) yang tidak terperinci dengan tepat.
6 X11 Kontraktor tidak lulus dalam pra kualifikasi
Pelaksanaan Proyek
Kualifikasi Tenaga kerja yang di kontrak tidak sesuai dengan
7 X18 kualifikasi yang di tawarkan dalam kontrak
8 X20 Penggunaan alat yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaan
Penggunaan alat yang tidak sesuai akibat mobilisasi yang
9 X22
terlambat
10 X26 Pekerjaan dilakukan tanpa mengikuti SOP
11 X27 Pemilihan sistem Cuti yang tidak sesuai dengan lokasi Kerja
12 X29 Tidak dilakukannya Inspeksi Peralatan secara Berkala
Universitas Indonesia
No Kode Deskripsi
Tidak tersedia E.R.P ( Emergency Respon Plan- Rencana
13 X30 Tanggap Darurat) pada proyek.
Monitoring dan Evaluasi
14 X33 Tidak berjalan Sistem pemantauan Kinerja SMK3
15 X34 Manajemen tidak melakukan review kinerja Keselamatan
Pada analisis faktor ini, kita akan menguji apakah sample (responden) yang
digunakan sebagai input data terhadap 15 variabel yang memiliki korelasi signifikan
tersebut telah cukup. Analisa faktor ini juga adalah salah satu teknis statistic
multivariate yang digunakan untuk melihat variabel hasil analisis korelasi memiliki
hubungan ketergantungan sehingga variabel akan tereduksi dan menghasilkan
pengelompokkan variabel baru atau disebut juga variabel laten.
Analisis faktor pada penelitian ini dilakukan dengan jumlah faktor
independen yang berkorelasi dengan masing-masing variabel dependen adalah 15
faktor. Data yang menjadi input SPSS untuk analisis faktor adalah hanya variabel
yang memiliki korelasi signifikan terhadap variabel Y.
Kecukupan data dapat diidentifikasi melalui nilai KMO. Sekelompok data
dikatakan memenuhi asumsi kecukupan data adalah jika:
KMO (Kaiser-Meyer-Olkin Measure) > 0.5; dan
Signifikansi Barlett Test of Spehricity < 0,05 (5%).
Berikut tabel KMO dan Barlett’s Test:
Selain itu, analisa faktor juga digunakan dalam melihat apakah analisa
tersebut saling berhubungan sehingga pengelompokkan dari banyak variabel
Universitas Indonesia
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data dapat dibedakan menjadi 3 kelas
faktor karena terdapat 3 komponen yang memiliki Eigen Values lebih dari 1.
Pengelompokan tersebut didasarkan kepada matriks rotasi komponen.
Component
1 2 3
X1 .285 .867 .151
X2 .267 .858 .045
X3 .399 .514 .476
X8 .378 .142 .892
Universitas Indonesia
Component
1 2 3
X10 .378 .142 .892
X11 .177 .648 .575
X18 .544 .518 .310
X20 .772 .289 .296
X22 .752 .228 .338
X26 .688 .450 .117
X27 .711 .131 .358
X29 .852 .256 .214
X30 .697 .486 .191
X33 .671 .412 .382
X34 .789 .213 .353
X27 0.711
X30 0.697
X26 0.688
X33 0.671
X18 0.544
Universitas Indonesia
Dampak
Risiko ( Fx Risk
Variabel Frekuensi Dampak Peringkat
D) Level
1 0.5850 0.4700 0.2750 T 2
2 0.5700 0.4350 0.2480 T 5
3 0.5900 0.3950 0.2331 T 6
4 0.5600 0.3000 0.1680 S 11
5 0.6150 0.4700 0.2891 T 1
Universitas Indonesia
Risiko ( Fx Risk
Variabel Frekuensi Dampak Peringkat
D) Level
6 0.5950 0.4225 0.2514 T 4
7 0.6100 0.4213 0.2570 T 3
8 0.4720 0.3420 0.1614 S 14
9 0.4440 0.2700 0.1199 S 33
10 0.4720 0.2910 0.1374 S 26
11 0.4560 0.3520 0.1605 S 16
12 0.4600 0.2570 0.1182 S 34
13 0.4360 0.2820 0.1230 S 31
14 0.4840 0.3140 0.1520 S 19
15 0.4520 0.3170 0.1433 S 22
16 0.4680 0.3480 0.1629 S 17
17 0.4680 0.3280 0.1535 S 18
18 0.4760 0.3490 0.1661 S 15
19 0.4960 0.4120 0.2044 T 7
20 0.4960 0.3330 0.1652 S 12
21 0.5080 0.3300 0.1676 S 9
22 0.4840 0.2990 0.1447 S 21
23 0.4800 0.2670 0.1282 S 28
24 0.4760 0.2760 0.1314 S 27
25 0.4680 0.3060 0.1432 S 20
26 0.4760 0.3530 0.1680 S 10
27 0.4840 0.2800 0.1355 S 23
28 0.4600 0.2900 0.1334 S 25
29 0.4840 0.3500 0.1694 S 8
30 0.5020 0.3440 0.1727 S 13
31 0.4560 0.2580 0.1176 S 32
32 0.4360 0.2820 0.1230 S 30
33 0.4480 0.2790 0.1250 S 29
34 0.4360 0.3020 0.1317 S 24
Selanjutnya variabel faktor risiko yang dominan yang dihasilkan oleh analisa
korelasi dipadukan dengan variabel risiko seperti yang dijelaskan dibawah ini:
Universitas Indonesia
Faktor Kategori
No Deskripsi
Risiko Resiko
Tahap Perencanaan Proyek
Penentuan Tingkat Risiko suatu Proyek Tidak
1 X1 Tinggi
akurat
Assessor yang melakukan Analisa Risiko tidak
2 X2 Tinggi
memiliki kemampuan yang cukup
Tidak melakukan survey lapangan serta
3 X3 mendata semua informasi yang berkaitan Tinggi
dengan proyek yang akan dilakukan
4 X8 Kesalahan dalam melakukan Disain Teknis Sedang
Tahap Pelelangan
S.O.W ( scope of work) yang tidak terperinci
5 X10 Sedang
dengan tepat.
6 x11 Kontraktor tidak lulus dalam pra kualifikasi Sedang
Pelaksanaan Proyek
Kualifikasi Tenaga kerja yang di kontrak tidak
7 X18 sesuai dengan kualifikasi yang di tawarkan Sedang
dalam kontrak
Penggunaan alat yang tidak sesuai dengan
8 X20 Sedang
jenis pekerjaan
Penggunaan alat yang tidak sesuai akibat
9 X22 Sedang
mobilisasi yang terlambat
10 X26 Pekerjaan dilakukan tanpa mengikuti SOP Sedang
Pemilihan sistem Cuti yang tidak sesuai
11 X27 Sedang
dengan lokasi Kerja
Tidak dilakukannya Inspeksi Peralatan secara
12 X29 Sedang
Berkala
Tidak tersedia E.R.P (Emergency Respon
13 X30 Sedang
Plan- Rencana Tanggap Darurat) pada proyek.
Monitoring dan Evaluasi
Tidak berjalan Sistem pemantauan Kinerja
14 X33 Sedang
SMK3
Manajemen tidak melakukan review kinerja
15 X34 Sedang
Keselamatan
Setelah dilakukan pengolahan data melalui metode statistik dan model risiko
sehingga didapatkan risiko dominan, maka selanjutnya dilakukan respon risiko
dengan melakukan analisis dampak dan penyebab; serta tindakan-tindakan
Universitas Indonesia
X1 Penentuan Tingkat Risiko suatu Tidak Mengikuti Prosedur perusahaan dalam P1.1
Proyek Tidak akurat melakukan analisa risiko proyek
Alokasi waktu untuk analisa risiko Terbatas P1.2
Memakai Analisa Risiko dari proyek sejenis P1.3
yang sudah selesai di kerjakan
X2 Assessor yang melakukan Penentuan Assessor tanpa melalui prosedur P2.1
Analisa Risiko tidak memiliki yang baku
kemampuan yang cukup Tidak ada tenaga assessor yang memiliki P2.2
kualifikasi di dalam perusahaan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tahap pelelangan
P8.1 Tidak melakukan Survey TP8.1 Perusahaan harus memastikan D8.1 Membahayakan para pekerjaa TK8.1 Melakukan kondisi lokasi
Kesalahan/tidak lapangan yang lengkap semua informasi mengenai Konstruksi sewaktu tahapan serta potensi risikonya
lengkapnya data dan lokasi proyek sudah lengkap pelaksanaan. sudah di identifikasi dan di
respon
X8 informasi mengenai P8.2 Tenaga ahli tidak tersedia untuk TP8.2 Melakukan kerjasama dengan D8.2 Mutu Bangunan yang tidak TK8.2 Melakukan penilaian ulang
proyek yang di mengumpulkan dan tenaga ahli/konsultan untuk sesuai dengan harapan tehadap desain bangunan
rencanakan. menganalisa data melakukan pengumpulan yang akan di kerjakan
data/survey serta analisa dara
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Manajemen tidak P34.2 K3 bukan menjadi perhatian TP34.2 Manajemen harus menyadari D34.2 Perbaikan SIstem Manajemen TK34.2 Manajemen segera
X34 melakukan review utama Manajemen pentingnya K3 K3 perusahaan tidak dapat melakukan review
kinerja Keselamatan dilaksanakan penerapan SMK3
P34.3 Laporan dan Data Kinerja K3 TP34.3 Pimpinan Proyek harus D34.3 Kinerja Keselamatan PerusahaanTK34.3
menurun
Management segera
tidak tersedia memastikan Laporan dan data melakukan perbaikan
K3 di record dengan baik. sistem SMK3 agar kinerja
keselamatan dapat di
tingkatkan
Universitas Indonesia
Pada analisa SEM PLS ini menggunakan software Smart PLS 3.0. Tujuan dari
penggunaan SmartPLS 3.0 ini adalah untuk mengestimasi hubungan berupa
causal-predictive antar variabel penerapan SMK3 di dalam siklus proyek dari
proyek Migas yang mempengaruhi Konerja Keselamatan. Modelnya dapat di lihat
dibawah ini
Universitas Indonesia
b) Variabel Y ( dependent)
a) Kinerja Keselamatan di refleksikan dengan 1 (satu) indikator.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tabel 4.27 Nilai Loading Factor dari setiap indikator terhadap variabel laten
Universitas Indonesia
Tabel di atas menunjukkan bahwa loading factor memberikan nilai di atas nilai
yangdisarankan yaitu sebesar 0,5. Contohnya variabel X9 nilai loading factor-
nya0.891> 0.5, hal ini menjelaskan bahwa indikator X9 adalah valid atau telah
memenuhi convergent validity..
Average
Cronbach's Composite
rho_A Variance
Alpha Reliability
Extracted (AVE)
Kinerja
1.000 1.000 1.000 1.000
Keselamatan
Kualifikasi
0.895 0.898 0.950 0.905
Karyawan
Kualifikasi awal 0.933 0.935 0.952 0.833
Mobilisasi 0.902 0.906 0.939 0.837
Monitoring dan
0.939 0.939 0.970 0.942
evaluasi
Universitas Indonesia
Average
Cronbach's Composite
rho_A Variance
Alpha Reliability
Extracted (AVE)
Pelaksanaan Proyek 0.961 0.962 0.967 0.786
Peralatan dan alat 0.904 0.908 0.954 0.913
Peringkat Resiko
0.928 0.934 0.944 0.739
Proyek
Sistm Kontrak 0.806 0.846 0.910 0.836
Tahap Disain Teknis 0.820 0.821 0.917 0.847
Tahapan Pelelangan 0.915 0.916 0.947 0.855
Universitas Indonesia
R Square
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Original Standard
Sample T Statistics
Sample Deviation
Mean (M) (|O/STDEV|)
(O) (STDEV)
X1 <- Peringkat Resiko Proyek 0.767 0.759 0.078 9.885
X10 <- Sistm Kontrak 0.937 0.939 0.013 69.554
X11 <- Kualifikasi awal 0.882 0.880 0.034 26.267
X12 <- Kualifikasi awal 0.942 0.940 0.020 47.814
X13 <- Kualifikasi awal 0.899 0.895 0.036 25.132
X14 <- Kualifikasi awal 0.928 0.924 0.026 35.898
X15 <- Tahapan Pelelangan 0.939 0.937 0.017 54.459
X16 <- Tahapan Pelelangan 0.923 0.921 0.025 36.325
X17 <- Tahapan Pelelangan 0.912 0.910 0.028 32.988
X18 <- Kualifikasi Karyawan 0.955 0.954 0.013 74.290
X19 <- Kualifikasi Karyawan 0.948 0.946 0.016 58.826
Universitas Indonesia
Original Standard
Sample T Statistics
Sample Deviation
Mean (M) (|O/STDEV|)
(O) (STDEV)
X2 <- Peringkat Resiko Proyek 0.900 0.898 0.034 26.689
X20 <- Peralatan dan alat 0.959 0.958 0.012 78.119
X21 <- Peralatan dan alat 0.952 0.952 0.016 60.255
X22 <- Mobilisasi 0.880 0.877 0.036 24.302
X23 <- Mobilisasi 0.902 0.898 0.030 29.802
X24 <- Mobilisasi 0.961 0.960 0.011 85.329
X25 <- Pelaksanaan Proyek 0.906 0.905 0.031 29.633
X26 <- Pelaksanaan Proyek 0.907 0.906 0.031 29.500
X27 <- Pelaksanaan Proyek 0.842 0.836 0.045 18.711
X28 <- Pelaksanaan Proyek 0.906 0.904 0.025 35.674
X29 <- Pelaksanaan Proyek 0.926 0.926 0.018 51.186
X3 <- Peringkat Resiko Proyek 0.898 0.893 0.029 30.898
X30 <- Pelaksanaan Proyek 0.863 0.863 0.036 23.803
X31 <- Pelaksanaan Proyek 0.866 0.861 0.050 17.180
X32 <- Pelaksanaan Proyek 0.873 0.871 0.048 18.354
X33 <- Monitoring dan evaluasi 0.971 0.971 0.009 102.397
X34 <- Monitoring dan evaluasi 0.970 0.970 0.011 90.606
X4 <- Peringkat Resiko Proyek 0.769 0.761 0.065 11.861
X5 <- Peringkat Resiko Proyek 0.883 0.884 0.027 32.748
X6 <- Peringkat Resiko Proyek 0.928 0.928 0.018 50.411
X7 <- Tahap Disain Teknis 0.924 0.922 0.018 51.118
X8 <- Tahap Disain Teknis 0.917 0.914 0.024 38.393
X9 <- Sistm Kontrak 0.891 0.887 0.049 18.100
Y1 <- Kinerja Keselamatan 1.000 1.000 0.000
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hubungan antar
No proses dalam Kesimpulan Tanggapan pakar terhadap hubungan antar dimensi dalam membangun P1 P2 P3 P4 P5
proyek Migas budaya keselamatan kerja
Kualifikasi Perusahaan harus memastikan semua karyawan dan pimpinan proyek memiliki
Karyawan -> kualifikasi yang sesuai dengan pekerjaan yang di lakukan. Hal ini akan memastikan
1 Pelaksanaan S S S S
pelaksanaan pekerjaan proyek di jalankan dengan aman. Proses penentuan kualifikasi di
Proyek mulai pada saat melakukan desain teknis serta pembuatan scope of work dari proyek.
Kualifikasi Setiap Karyawan yang mengoperasikan peralatan atapun mempergunakan alat, harus
Karyawan -> memiliki kualifikasi yang sesuai. Untuk hal itu, perusahaan harus memastikan
2 Peralatan dan alat S S S S
persyaratan kualifikasi karyawan tertera di dalam kontrak. Dengan demikian potensi
kecelakaan kerja akibat penggunaan peralatan dan alat kerja dapat di hindari
Kualifikasi awal -> Pada tahapan Kualifikasi awal, semua calon kontraktor di nilai mengenai kinerja
Tahapan keselamatannya. Hal ini untuk memastikan perusahaan yang mengikuti proses
3 Pelelangan S S S S
pelelangan sudah memiliki kemampuan dalam melakukan Sistem Manajemen K3
dengan baik
Mobilisasi -> Perencanaan Mobiliasi harus di lakukan dengan baik. Rencana Mobilisasi termasuk :
4 Pelaksanaan Jadwal mobilisasi, memeriksa kondisi semua material, peralatan dan alat serta personel S S S S
Proyek sudahmemenuhi syarat seperti yang tercantum dalam kontrak dan Safety Plan
Pelaksanaan Pelaporan Kinerja keselamatan serta kampanye K3 selama pelaksanaan proyek sangat
Proyek -> perlu di lakukan agar data data yang ada dalam laporan dapat di evaluasi. Proses
5 Monitoring dan S S S S
evaluasi ini menjadi masukan untuk perbaikan dalam pelaksanaan Sistem Manajemen
evaluasi K3 di proyek Migas.
Peralatan dan alat -> Pemeriksaan Peralatan dan alat mulai dari kondisi alat, sertifikat, surat surat yang
Mobilisasi berkaitan dengan pengoperasian alat sudah tersedia sebelum di kirim kelokasi proyek.
6 S S S S
Hal ini untuk memastikan alat dan peralatan aman di gunakan serta kondisi nya dalam
keadaan prima
Peringkat Resiko
7 Proyek -> Kinerja Keakuratan dalam menentukan tingkat Risiko (risk Level) suatu proyek sangat penting. S S S S
Keselamatan Hal ini menjadi dasar untuk menentukan safety Plan untuk merespon Risikoproyek yang
Universitas Indonesia
Hubungan antar
No proses dalam Kesimpulan Tanggapan pakar terhadap hubungan antar dimensi dalam membangun P1 P2 P3 P4 P5
proyek Migas budaya keselamatan kerja
sudah di identifikasi. Dengan identifikasi risiko yang akurat dan respon risiko yang sesuai
maka kinerja keselamatan akan meningkat.
Peringkat Resiko Dengan di tentukan nya tingkat risiko proyek (Risiko Tinggi, risiko menengah, dan Risiko
8 Proyek -> rendah) maka persyaratan perusahaan yang boleh ikut tender dapat di tentukan sesuai S S S S
Kualifikasi awal dengan kondisi tingkat risiko proyek.
Peringkat Resiko Setiap Risiko yang sudah di identifikasi dan di analisa tingkat risikonya, maka tenaga ahli
9 Proyek -> Tahap yang melakukan disain teknis dapat melakukan desain engineering untuk merespon S S S S
Disain Teknis risiko yang sudah di identifikasi sehingga kecelakaan dalam peroyek dapat di hindari.
Peringkat Resiko
10 Proyek -> Tahapan Kontraktor yang ikut lelang, harus dapat membuat suatu safety plan sesuai dengan S S S S
Pelelangan tingkat risiko proyek yang sudah di berikan oleh Owner.
Sistim Kontrak -> Sistem Kontrak yang terjadi antar owner dengan kontraktor akan menentukan proses
Mobilisasi mobilisasi semua peralatan serta personnel ke lokasi proyek. Termasuk mengenai
11 S S S S
penanggung jawab moda transportasinya. Dengan demikian pelaksanaan mobilisasi
dapat di rencanakan dan dilaksanakan dengan aman.
Tahap Disain Disain pekerjaan serta di ikuti dengan kondisi risiko proyek akan mempengaruhi sistem
12 Teknis -> Sistem kontrak yang di lakukan. Dengan sistem kontrak yang sesuai maka pelaksanaan proeyke S S S S
Kontrak dapat di lakukan dengan aman.
Tahapan Pada proses pelelangan, perusahaan harus memastikan semua peserta lelang mampu
Pelelangan -> menyediakan karyawan sesuai dengan kebutuhan proyek.
13 S S S S
Kualifikasi
Karyawan
Universitas Indonesia
4.8 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada penelitian
ini telah dilakukan pengumpulan data, pengolahan data beserta analisanya.
Pengumpulan data terdiri dari beberapa tahap yaitu proses wawancara
kepada pakar, pilot survey kuisioner, dan pengumpulan data melalui
responden penelitian untuk selanjutnya dilakukan proses pengolahan data
dengan menggunakan software SPSS statistic 23 serta analisa SEM PLS
dengan menggunakan software smartPLSversi 3.0. Adapun pengujian
terhadap data primer dibagi menjadi enam bagian yaitu, uji statistik non
parametric, uji validitas, uji reabilitas, outer loading, path coefficient, dan R
square.
Untuk pembahasans elanjutnya mengenai temuan yang didapat
darihasil pengumpulan dan analisa data serta kesimpulan apa yang dapat
iambil dari hasil temuan tersebut akan dianalisa dan dibahas pada bab
selanjutnya.
Universitas Indonesia
5.1 Pendahuluan
Pada Bab 4 telah diuraikan mengenai data dan analisa yang dilakukan untuk
melakukan evaluasi terhadap variable risiko pada penerapan SMK3 yang
mempengaruhi kinerja keselamatan didalam siklus proyek migas.
Sesuai dengan penelitian pada literatur dan diskusi dengan pakar ada 34
faktor Risiko dalam penerapan SMK3 di proyek migas (lihat Tabel 2.3.) yang
berhubungan dengan kinerja keselamatan.
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dari analisa data yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini terbukti bahwa
hubungan sebab akibat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) dengan Kinerja Keselamatan (Y) yang dibuktikan dengan ditemukannya
15 (limabelas) faktor risiko dominan dalam penerapan SMK3 yang berpengaruh
signifikan terhadap k i n e r j a K e s e l a m a t a n . Hal ini dapat dibuktikan melalui
penjelasan berikut:
1. Hypotesa-1.
Dari hasil analisis terdapat 3 (tiga) aspek kelompok variabel risiko yang
mempengaruhi terjadinya kinerja keselamatan yaitu: Kelompok 1: Tahap
pelaksanan Proyek, Monitoring dan evaluasi, kualifikasi Personel dan Peralatan
dan alat. Kelompok 2: Project Risk Level (Tingkat risiko proyek), dan Pre
qualification (Kualifikasi awal kontraktor). Kelompok 3: Sistem kontrak.
2. Hypotesa-2.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tabel 5.3 Pola Hubungan antar Dimensi yang Signifikan dan Saling
mempengaruhi
Original
Hubungan antar T
Sample Hasil
Variabel Statistics
(O)
Kualifikasi T statistics > 1,96 sehingga pola
Karyawan -> hubungan inisignifikan saling
0.433 3.701
Pelaksanaan mempengaruhi dan
Proyek hipotesapenelitian diterima
Kualifikasi T statistics > 1,96 sehingga pola
Karyawan -> hubungan inisignifikan saling
0.803 16.096
Peralatan dan mempengaruhi dan
alat hipotesapenelitian diterima
Kualifikasi T statistics > 1,96 sehingga pola
awal -> hubungan inisignifikan saling
0.567 3.918
Tahapan mempengaruhi dan
Pelelangan hipotesapenelitian diterima
T statistics > 1,96 sehingga pola
Mobilisasi ->
hubungan inisignifikan saling
Pelaksanaan 0.326 2.757
mempengaruhi dan
Proyek
hipotesapenelitian diterima
Pelaksanaan T statistics > 1,96 sehingga pola
Proyek - hubungan inisignifikan saling
0.932 50.999
>Monitoring mempengaruhi dan
dan evaluasi hipotesapenelitian diterima
Universitas Indonesia
Original
Hubungan antar T
Sample Hasil
Variabel Statistics
(O)
T statistics > 1,96 sehingga pola
Peralatan dan
hubungan inisignifikan saling
alat -> 0.524 3.490
mempengaruhi dan
Mobilisasi
hipotesapenelitian diterima
Peringkat T statistics > 1,96 sehingga pola
Resiko Proyek hubungan inisignifikan saling
0.787 2.081
-> Kinerja mempengaruhi dan
Keselamatan hipotesapenelitian diterima
Peringkat T statistics > 1,96 sehingga pola
Resiko Proyek hubungan inisignifikan saling
0.605 5.288
-> Kualifikasi mempengaruhi dan
awal hipotesapenelitian diterima
Peringkat T statistics > 1,96 sehingga pola
Resiko Proyek hubungan inisignifikan saling
0.855 18.507
-> Tahap mempengaruhi dan
Disain Teknis hipotesapenelitian diterima
Peringkat T statistics > 1,96 sehingga pola
Resiko Proyek hubungan inisignifikan saling
0.360 2.738
-> Tahapan mempengaruhi dan
Pelelangan hipotesapenelitian diterima
Peringkat T statistics > 1,96 sehingga pola
Resiko Proyek hubungan inisignifikan saling
0.352 2.853
-> Tahapan mempengaruhi dan
Pelelangan hipotesapenelitian diterima
T statistics > 1,96 sehingga pola
Sistm Kontrak hubungan inisignifikan saling
0.395 2.814
-> Mobilisasi mempengaruhi dan
hipotesapenelitian diterima
T statistics > 1,96 sehingga pola
Tahap Disain
hubungan inisignifikan saling
Teknis -> 0.823 16.740
mempengaruhi dan
Sistm Kontrak
hipotesapenelitian diterima
Tahapan T statistics > 1,96 sehingga pola
Pelelangan -> hubungan inisignifikan saling
0.883 31.679
Kualifikasi mempengaruhi dan
Karyawan hipotesapenelitian diterima
Universitas Indonesia
Gambar 5.1 Model Pola Hubungan Antar Variabel yang Signifikan dan saling
mempengaruhi
Sumber : Olah data primer dengan smart pls 3.0
Berdasarkan hasil tabel dan gambar di atas, maka didapat kesimpulan Hipotesis
sebagai berikut
Tabel 5.4. Penjelasan Pola Hubungan Antar Dimensi yang Signifikan dan
saling mempengaruhi
Hubungan antar
Hasil
Variabel
Karyawan yang akan berkerja di Proyek Migas harus
Kualifikasi Karyawan
memiliki kualifikasi yang sesuai dengan jenis pekerjaan
-> Pelaksanaan
Proyek yang di lakukan agar tidak terjadi kecelakaan kerja (SKK
Migas, SKEP 040/ 2016)
Universitas Indonesia
Hubungan antar
Hasil
Variabel
Setiap karyawan yang akan mengoperasikan peralatan
Kualifikasi Karyawan harus memiliki kualifikasi ( sertifikat) yang memadai agar
-> Peralatan dan alat dalam pengoperasian alat tidak terjadi kecelakaan (SKK
Migas, SKEP 040/ 2016)
Semua Kontraktor yang akan mengikuti pelelangan harus
dapat melewati tahapa pra kualifikasi. Kualifikasi awal
Kualifikasi awal ->
Tahapan Pelelangan
adalah kontraktor mampu membuktikan kemampuannya
untuk melakukan SMK3 sesuai dengan syarat dari owner
(SKK Migas, SKEP 040/ 2016)
Persiapan Mobilisasi yang cermat dan terpadu sehingga
Mobilisasi ->
Pelaksanaan Proyek
dalam pelaksanaanya dapat dilakukan dengan aman dan
sesuai dengan jadwal proyek (SKK Migas, SKEP 040/ 2016)
Pelaksanaan Proyek Data data mengenai K3 selama pelaksanaan proyek harus
-> Monitoring dan dimonitor dan di evaluasi sehingga penerapan SMK3 dapat
evaluasi di perbaiki untuk meningkatkan kinerja keselamatan
Persiapan dn pemeriksaan Peralatan sebelum dilakukan
Peralatan dan alat -> mobilisasi sangat mutlak di lakukan , agar alat dan
Mobilisasi peralatan yang di kirim sesuai dengan kebutuhan proyek
dan dalam kondisi baik
Penentuan Peringkat Risiko Proyek (Project risk Level)
Peringkat Resiko
dengan akurat akan membuat proses selanjutnya dapat
Proyek -> Kinerja
Keselamatan dilakukan dengan benar sehingga mempengaruhi
peningkatan kinerja keselamatan.
Hasil dari Tingkat risiko proyek akan menajadi dasar untuk
Peringkat Resiko
menentukan kriteria K3 yang harus di penuhi oleh
Proyek -> Kualifikasi
awal kontraktor dalam tahap kualifikasi awal (SKK Migas, SKEP
040/ 2016)
Perencanaan disain Teknis akan mengikuti kondisi Tingkat
Peringkat Resiko risiko proyek, dimana semakin tinggi tingkat risikonya maka
Proyek -> Tahap
Disain Teknis respon risikonya dapat di rencanakan sehingga
kemungkinan terjadinya kecelakaan akan kecil
Peringkat Resiko Dalam Tahap pelelangan akan di ketahui kemampuan dari
Proyek -> Tahapan para peserta dalam melakukan safety Plan yang sesuai
Pelelangan dengan Tingkat risiko proyek (SKK Migas, SKEP 040/ 2016)
Dengan di tentukannya sistim kontrak antara kontraktor
dan owner, maka dapat di ketahui tanggung jawab setiap
Sistm Kontrak ->
Mobilisasi
pihak dalam setiap proses mobilisasi. Proses mobilisasi
termasuk alat, peralatan, material serta
karyawan.(Kumar,2016)
Hasil dari disain Teknis yang berkaitan dengan K3 menjadi
Tahap Disain Teknis
-> Sistm Kontrak
dasar dalam membuat scope of works dan juga dalam
pembuatan kontrak (kumar, 2016)
Tahapan Pelelangan Dalam tahap pelelangan , akan di tentukan kualifikasi
-> Kualifikasi karyawan yang harus dipenuhi selama melakukan
Karyawan pekerjaan di proyek tersebut
Universitas Indonesia
5.4 Rekomendasi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Peralatan dan Alat Pemeriksaan alat Pemeriksaan hanya Perlu di buat SOP HSE Dept
dilaksanakan di lokasi kerja dilakukan pada saat pemeriksaan setiap
PT XYZ alat pertama kali di peralatan, alat dan
pergunakan dan pada kendaraan secara
saat alat mengalami berkala sesuai dengan
kerusakan. jenis peralatannya.
Peringkat Resiko Setiap proyek sudah ada Penentuan tingkat Perlu dilakukan User, HSE
Proyek Tingkat risiko yang di risiko berdasarkan identifikasi risiko serta
tentukan rekomendasi dari analisa risiko yang
Surat Keputusan SKK berkaitan dengan
Migas 074/2016. proyek yang mau di
kerjakan.
Tahap Disain Teknis PT XYZ dalam setiap User dengan di bantu Pelaksanaan Disain User ,
melakukan disain teknis ( team lapangan teknis perlu kerjasasam management
engineering design) selalu melakukan surevy semua dept agar dapat
memperhatikan process lokasi secara lengkap, di lakukan disain
safety termasukfaktor namun belum ada berdasarkan data data
keselamatan kerja prosedur yang baku yang akurat
dala melakukan
survey dan desain
teknis
Universitas Indonesia
Tahapan Pelelangan PT XYZ sudah melakukan setiap proses memalui Dalam melakukan Managemen
prosedure Tahap tahapan sesuai dengan penilaian HSE perlu t
Pelelangan sesuai dengan PTK 007 melibatkan User dalam
PTK 007/skk Migas/2014 melakukan penilaian
kualifikasi dari setiap
kontraktor
Universitas Indonesia
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,
maka pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan kesimpulan sebagai berikut:
a) Pada evaluasi Penerapan Sistem manajemen K3 pada proyek Migas berbasis
Risiko dalam tahapan siklus proyek, faktor risiko penerapam SMK3 diproyek
Migas adalah sebagai berikut:
156Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Faktor risiko dominan dalam penerapan SMK3 di Proyek PT XYZ adalah faktor
risiko x1,x2,x3,x8,x10,x11,x18,x20,x22,x26,x27,x29,x30,x 33,x34. Faktor risko
terebut ada pada tabel di bawah;
Dari Hasil penelitian dapat di lihat bahwa ada 15 faktor risiko dominan
yang mempengaruhi penerapan Sistem SMK3 di PTXYZ serta dari penelitian
dengan analisa SEM diketahui ada 14 variable yang saling mempengaruhi dalam
penerapan SMK3 yang berpengaruh terhadap kinerja keselamatan.
Dari hasil penelitian, analisis dan pembahasan secara garis besar disampaikan
saran sebagaimana diuraikan di bawah ini.
Bahwa di dalam evaluasi penerapan SMK3 yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja keselamatan dari hasil penelitian, analisis dan validasi pakar
telah didapatkan faktor-faktor risiko dominan yang berpengaruh besar terhadap
peningkatan kinerja keselamatan, termasuk tindakan-tindakanpencegahan dan
perbaikannya, Maka PT. XYZ disarankan perlu memperhitungkan risiko-risiko
dominan ini dalam memperbaiki sistim manajemen K3 .
Penelitian ini menghasilkan faktor risiko dominan pada penerapan Sistem
manajemen K3 yang berpengaruh terhadap kinerja keselamatan di proyek PT XYZ
Penelitian dan menghasilkan beberapa respon risikoterkait tindakan pencegahan
dan tindakan korektif, selanjutnya diharapkan untuk melakukan memilih respon
risiko yang efektif yang dapat menurunkan rating frekuensi dan dampak,
menurunkan level risiko yang memiliki nilai manfaat yang tinggi sehingga tingkat
risiko dalam pelaksanaan proyek migas dapat diturunkan.
Kaji ulang peristiwa risiko
Simulasi respon risiko
Universitas Indonesia
Dari hasil analisa faktor digabung dengan analisa peringkat risiko di dapat 15
faktor risiko yang mana risiko tersebut terdiri dari :
Universitas Indonesia
2. Hasil SEM
Pada hasil analisa SEM di dapat beberapa hubungan antara variabel yang saling
mempengaruhi dalam penerapan SMK3 di Proyek Migas di PT XYZ.
1. Kualifikasi Karyawan dengan Peralatan dan Alat. Dari peristiwa ini dapat
dilihat bahwa keahlian dan kualifikasi karyawan sangat di perlukan dalam
mengoperasikan alat dan peralatan. Jika oprator alat tidak memiliki kualifikasi
yang cukup maka akan menimbulkan kecelakaan kerja.
2. Kualifikasi awal ( Pre qualification) dengan Tahapan Pelalangan. Pada
tahapan ini , hasil dari pre qualification menjadi penyaring kontraktor yang
tidak memeiliki kemampuan dalam penerapan K3l sudah di keluarkan dari
tahapan berikutnya yaitu tahapan pelelangan. Sehingga perusahaan yang ikut
adalah perusahaan yang benar benar memiliki kemampuan dalam penerapan
K3L setidaknya dilihat dari rekam jejak mereka yang d periksa dalam tahapan
kualifikasi awal.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada tahap pelelangan yang menjadi titik perhatian dari PT XYZ adalah
kebijakan dalam penentuan kualifikasi karyawan sangat penting. Proses
rekrutmen dari kontraktor harus di perhatikan dan setiap karyawan yang di
ajukan harus di periksa ulang kualifikasinya. Untuk memastikan hal
tersebut maka PT XYZ harus:
Adanya Standard and requirement orang agar karyawan yang
direkrut mampu/memiliki kompetensi yang cukup sesuai dengan
keluarganya.
Melakukan evaluasi terhadap kinerja orang tersebut.
Dalam dokumen lelang di cantumkan secara lengkap mengenai
kualifikasi orang yang dibutuhkan untuk menangani proyek
tersebut. Hal ini sering digunakan becak.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO BESERTA PENYEBAB DAN DAMPAK PADA PENERAPAN SISTEM
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK MIGAS
(STUDI KASUS PT. XYZ)
Universitas Indonesia
No Faktor risiko Penyebab Respon Penyebab Dampak terhadap Respon Dampak Sumber
Kinerja
Keselamatan
A. Tahap
Perencanaan
Proyek
1 Project Risk
Level
X1 Tidak mematuhi o. Adanya intervensi o. Komitmen Penuh o. Gagal dalam o. memastikan segala SKK
Prosedure untuk meloloskan dari pimpinan mengantisipasi Risiko intervensi tidak terjadi Migas,
perusahaan dalam kontraktor tertentu Perusahaan untuk yang membahayakan dan team penilai bekerja SKEP
penilaian Risiko memastikan proses keselamatan Pekerja dengan professional 040/ 2016
suatu Proyek penilaian risiko sesuai
dengan SOP
o. Salah melakukan o.Penilaian Risiko o. Mengakibatkan o. Melakukan
penilaian Risiko harus melihat segala kecelakaan yang Pemeriksaan ulang
aspek parameter membahayakan segala aspek Parameter
Proyek pekerja untukmelakukan
penilaian Risiko
X2 Ketidakmampuan o. Yang melakukan o. Hanya Personel Kesalahan dalam o Memeriksa analisa SKK
Personnel dalam penilaian tidak yang memiiki melakukan analisa risiko yang ada oleh Migas,
melakukan memiliki keahlian kemampuan analisa Risiko pakar Analisa risikUo SKEP
Penilaian Risk dalam analisa Risiko risiko yang boleh 040/ 2016
Level suatu melakukan penilaian
Proyek Risiko Proyek
o. Tidak adanya o. Memberikan tugas o. Kesalahan dalam o Memeriksa analisa
personal dalam penilaian risiko ke melakukan analisa risiko yang ada oleh
perusahaan yang pada pihak ketiga risiko yang pakar Analisa risiko
memiliki berdampak pada
kemampuan keselamatan kerja
penilaian risiko
Universitas Indonesia
No Faktor risiko Penyebab Respon Penyebab Dampak terhadap Respon Dampak Sumber
Kinerja
Keselamatan
X3 Pengetahuan o. Informasi Lokasi o. Mencari informasi o. Kesalahan dalam 0. Menganalisa kembali SKK
mengenai Lokasi proyek yang tidak yang lebih akurat mengantisipasi kondisi lokasi proyek Migas,
Proyek lengkap mengenai kondisi kondisi lokasiproyek yang berkaitan dengan SKEP
lokasi proyek baik dari yang bisa HSE plan 040/ 2016
kondisi geografis, mengakibatkan
sosial maupun kesalahan dalam
infrastruktur membuat safety plan
maupun emergency
Respon Plan
o. Lokasi Proyek o. Melakukan 0. Kebijakan dalam 0. Menganalisa kembali
yang sangat remote peninjauan lokasi Menentukan kondisi lokasi proyek
proyek untuk parameter yang berkaitan dengan
mendapatkan keselamatan serta HSE plan
informasi yang antisipasi kondisi
lengkap emergensi
X4 Penentuan Jadwal o. Ketidak pastian 0. memeriksa rencana 0. lamanya proyek o. menganalisa jadwal SKK
Proyek durasi proyek proyek yang berkaitan berdampak terhadap proyek dengan jadwal Migas,
dengan jadwal jadwal cuti karyawan cuti karyawan serta SKEP
bagi proyek yang jauh kebutuhan proyek 040/ 2016
dari keramaian
X5 Tidak adanya 0. Belum tersedianya o.Mempergunakan o. Tidak jelasnya 0. Memastikan SKK
Prosedur SOP dalam SOP yang di risiko dalam proyek perusahaan untuk Migas,
penentuan Risiko melakukan Analisa keluarkan suatu membuat SOP Analisa SKEP
Project risiko lembaga Risiko Proyek 040/ 2016
X6 Risiko Dampak o. Tidak adanya o. Melakukan Analisa o. Lingkungan yang o. memastikan analisa
terhadap analisa lingkungan Lingkungan yang terganggu akan lingkungan sudah di
Lingkungan yang memamdai lengkap membuat lingkungan lakukan dalam
kerja tidak sehat dan menentukan analisa
aman risiko proyek
2 Rencana Desain
Universitas Indonesia
No Faktor risiko Penyebab Respon Penyebab Dampak terhadap Respon Dampak Sumber
Kinerja
Keselamatan
X7 Kelengkapan data o. Tidak melakukan 0. mengumpulkan Kesalahan dalam o. Memastikan semua Kumar
untuk melakukan invetarisasi mengenai informasi mengenai melakukan disain informasi yang (2016)
Desain informasi yang kondisi lokasi, yang bisa terjadi mendukung disain suatu
berkaitan dengan infstruktur, serta kecelakaan kerja yang rencana proyek lebih
proyek informasi yang mengakibatkan lengkap
mendukung proyek kerugian aset dan
cedera para pekerja
0. membuat desain o. Team Disain untuk Kesalahan dalam o. Memastikan semua
teknis yang tipikal memperhatikan melakukan disain informasi yang
seperti sebelumnya informasi informasi yang bisa terjadi mendukung disain suatu
tanpa memperhatikan yang membedakan kecelakaan kerja yang rencana proyek lebih
karakteristik sebuah proyek baru dengan mengakibatkan lengkap
proyek baru proyek terdahulu kerugian aset dan
cedera para pekerja
X8 Tingkat o. Belum memiliki o. Memberikan tugas o. Disain yang tidak o. Memeriksa Ulang SKK
kemampuan pengalaman dalam kepada angota team baik akan Disain yang sudah Migas,
personnel melakukan pekerjaan yang sudah mengakibatkan dikerjakan oleh pakar. SKEP
melakukan Disain yang similar berpengalaman potensi kecelakaan 040/ 2016
kerja
o Tingkatan o. Mengganti anggota o. Disain yang tidak o. Memeriksa Ulang
pendidikan tidak team disain yang tidak baik akan Disain yang sudah
sesuai memiliki kemapuan mengakibatkan dikerjakan oleh pakar.
yang sesuai potensi kecelakaan
kerja
3 Sistem Kontrak
X9 Pemilihan Jenis o. Kesalahan 0. Melakukan o. Sistem kontrak o. Memastikan setiap Kumar
Kontrak dengan melakukan analisa perubahan terhadap yang berbeda akan kontrak yang di jalankan (2016)
Contractor tidak Risiko Proyek sistem kontrak membuat sistem melakun penerapan
sesuai. penangan SMK3 nya SMK3
juga akan berbeda
Universitas Indonesia
No Faktor risiko Penyebab Respon Penyebab Dampak terhadap Respon Dampak Sumber
Kinerja
Keselamatan
X10 Kontrak yang o. Kesalahan dalam o. Melakukan o. Penerapan kontrak o. Memastikan semua Kumar
tidak Jelas dan membuat scope of perubahan scope of yangtidak jelas akan informasi mengenai (2016)
detail work work yang lebih detail membuat pekerjaan di proyek di berikan ke
lapangan tidak jelas team procurement
dan membuat orang
bingung yang
berakibat pada
kecelakaan
B Tahap
pelelangan
1 Kualifikasi awal
X11 Tingkat o. Informasi yang di 0, Memastikan Pelaksanaan Memastikan pekerjaan SKK
Pemahaman berikan perusahaan informasi tentang Pekerjaan akan di lakukan sesuai dengan Migas,
Calon Peserta ke kontraktor tidak SMK3 diterima oleh mengabaikan aturan SMK3 SKEP
Lelang tentang lengkap dan jelas calon kontraktor keselamatan pekerja 040/ 2016
SMK3 dan berpotensi besar
terjadinya kecelakaan
o. Perusahaan yang o. Memberikan Pelaksanaan Memastikan pekerjaan
belum memiliki informasi tentang Pekerjaan akan di lakukan sesuai dengan
SMK3 kewajiban perusahaan mengabaikan aturan SMK3
melindungi keselamatan pekerja
pekerjanya dan berpotensi besar
terjadinya kecelakaan
X12 Ketidak 0 Perusahaan yang Melakukan Mengakibatkan Melakukan pengawasan SKK
mampuan Peserta belum menjalankan diskualifikasi pekerjaan di site tanpa ketat jika perusahaan ini Migas,
lelang SMK3 dalam setiap terhadap perusahaan mengindahkan kinerja menagn tender SKEP
menjelaskan kegiatannya yang mengikuti lelang keselamatan 040/ 2016
kebijakan K3 tanpa pemahaman
tentang SMk3
Universitas Indonesia
No Faktor risiko Penyebab Respon Penyebab Dampak terhadap Respon Dampak Sumber
Kinerja
Keselamatan
Universitas Indonesia
No Faktor risiko Penyebab Respon Penyebab Dampak terhadap Respon Dampak Sumber
Kinerja
Keselamatan
x17 Sistem Organisasi Tidak adanya Semua kontraktor Jika Struktur Menerapkan sistem SKK
yang berkaitan personel yang khusus wajib membuat organisasi yang tidak Organisasi yang Migas,
dengan penerapan menangani Struture organisasi membantu penerapan berkaitan dengan SKEP
SMK3 keselamatan kerja yang mencakup SMK3 maka akan penerapan SMK3 040/ 2016
penerapan smk3 berpotensi
ditempat kerja menimbulakn bahaya
C Pelaksanaan
Proyek
1 Kualifikasi
Personel
X18 Tingkat o Tidak tersedianya Meminta kontraktor Pekerja yang tidak Memastikan semua SKK
kemampuan tenaga kerja yang untuk memberikan memiliki yang sesuai pekerja sudah memiliki Migas,
Personel tidak sesuai dengan personel yang dengan jenis tingkat kemampuan SKEP
sesuai dengan kebutuhan proyek mengerti pekerjaan pekerjaan akan karyawan serta 040/ 2016
kebutuhan Proyek yang di lakukan menimbulkan komandan.
kecelakaan baik
terhadapat diri sendir,
teman dan saudara.
X19 Perilaku berisiko Alkoholik /Narkoba Memastikan semua Membahayakan diri, Memastikan orang yang Adel
tinggi karyawan mengikuti maupun aset serta bekerja di lapangan Badri
pemeriksaan orang lain terutama sudah bebas dari alkohol ( 2011)
kesehatan jika membawa alat dan Narkoba
berat.
2 Peralatan dan
alat
X20 Jenis Peralatan 0 . Perusahaan Memastikan semua Peralatan yang tidak Menghentikan semua SKK
Yang tidak sesuai mempergunakan peralatan di periksa sesuai akan membuat peralatan yang tidak Migas,
dengan kebutuhan peralatan yang murah terlebih dahulu pekerjaan akan tidak sesuai dengan kontrak SKEP
Proyek sebelum di gunakan' aman 040/ 2016
X21 Sertifikasi Perusahaan tidak Memeriksa kelayakan Peralatan yang tidak Menghentikan semua SKK
peralatan yang di melakukan sertifikasi dan sertifikasi semua sesuai akan membuat peralatan yang tidak Migas,
gunakan terhadap alat dan alat pekerjaan akan tidak sesuai dengan kontrak SKEP
peralatannya aman 040/ 2016
Universitas Indonesia
No Faktor risiko Penyebab Respon Penyebab Dampak terhadap Respon Dampak Sumber
Kinerja
Keselamatan
3 Mobilisasi
X22 Prosedure Kontraktor tidak Prosedure mobilisasi Pemeriksaan Memastikan kontraktor SKK
Mobilisasi memiliki SOP termasukpemeriksaan peralatan dan membuat prosedur Migas,
mobilisasi alat sebelum di kesehatan karyawan mobilisasi SKEP
berangkatkan agar tidak kerjadi 040/ 2016
termasuk hasil kecelakaan
pemeriksaan
Kesehatan karyawan
X23 Kemampuan 0. Kontraktor tidak Memastikan semua Proses mobilsasi yang Setiap kontraktor SKK
Kontraktor memiliki saran a proses mobilisasi tidak baik akan memiliki SOP mobilsasi Migas,
melakukan untuk mobilisasi dengan menimbulkan potensi SKEP
mobilisasi mengutamakan kecelakaan 040/ 2016
keselamatan'
X24 Proyek Execution 0. Project Exceution Memberikan Penerapan Mengarahkan Skogdalen
Plan dimengerti Plan tidak di informasi mengenai Pelaksanaan Rencana Kontraktor agar (2011)
oleh Project sialisasikan PEP kepada semua Kerja harus di melaksanakan pekerjaan
Manager dan karyawan sehingga mengerti pelaksana sesuai dengan PEP
Supervisor dapat di mengrti kerja di lapangan agar
lapangan semua karyawan semua pekerjaan
terkoordinasi serta
kinerja proyek tetap
baik
4 Perencanaan
Pelaksanaan
Proyek
X25 Tingkat Informasi Safety Plan Sosialisasi Safety Plan Penerapan Safety Plan Memastikan penerapan SKK
Pemahaman yang tidak di berikan di semua tingkatan akan mengurangi safety plan agar tidak Migas,
Semua level secar jelas karyawan risiko yang berkaitan terjadi kecelakaan kerja SKEP
pekerja Proyek dengan keselamatan 040/ 2016
mengenai Safety kerja.
Plan
X26 Tersedianya Belum di buat SOP Memastikan SOP Adanya SOP dalam Memastikan semua SKK
semua SOP dan di dibuat dan di jalankan melakukan pekerjaan pekerjaan yang belum Migas,
mengerti pekerja akan mengurangi ada SOP di berhentikan SKEP
yang melakukan potesi kecelakaan sampai aanya SOP 040/ 2016
Kerja
Universitas Indonesia
No Faktor risiko Penyebab Respon Penyebab Dampak terhadap Respon Dampak Sumber
Kinerja
Keselamatan
X27 Pengaturan Tidak adanya jadwal Setiap pekerja Karyawan yang sudah Memastikan semua SKK
Jadwal kerja dan Kerja dan cuti membutuhkan waktu berbulan bulan di site karyawan mendapatkan Migas,
Jadwal Cuti istirahat karena berada cendrung tidak jadwal cuti SKEP
di lokasi yang sangat konsentrasi bekerja 040/ 2016
remote' dan rentan terhadap
kinerja keselamatan
X28 Tidak Adanya Sistem Pelaporan sistem pelaporan Informasi mengenai Mematikan semua SKK
sistem pelaporan Kecelakaan kerja kecelakaan di pastikan near miss, kecelakaan kecelakaan di investigasi Migas,
Kecelakaan Kerja belum tersedia ada dalam ringan, first aid tidak dan membuat laporan SKEP
menjalankan poyek terdaftar jika sistem lengkap 040/ 2016
yang berisiko tinggi pelaporan tidak di
lakukan.
X29 Daftar Inspeksi Tidak tersedia Inspeksi peralatan di Peralatan yang baik Semua kontraktor harus SKK
Peralatan lakukan agar semua akan memberikan melakukan Inspeksi Migas,
peralatan layak pakai. kemungkinan Peralaan SKEP
terhindarnya dari 040/ 2016
kecelakaan
X30 APakah ada Belum pernah di latihan tanggap Jika terjadikecelakan Semua kontraktor harus SKK
latihan Tanggap lakukan latihan darurat untuk maka pertolongan memilki sistem Tanggap Migas,
Darurat memastikan semua akan lebih cepat Darurat SKEP
karwayan proseur 040/ 2016
tanggap darurat jik
aterjadi
X31 Kondisi tempat Tempat tinggal tidak Perusahaan Harus Dengan tinggal di Semua karyawan harus SKK
Tinggal dan bersih menyediakan tempat lingkungan yang mendapatkan tempat Migas,
Makan Karyawan tinggal dan makanan bersih maka tingkat tinggal dan makanan SKEP
yang layak agar asent karyawan akibat yang layak selama di 040/ 2016
karyawan tetap sehat sakit. lokasi Proyek
X32 Kondisi Kondisi cuaca Memastikan pekerja Cuaca buruk Mematikan semua pihak Skogdalen
Lingkungan / melakukan berpotensi membuat di lapangan agar (2011)
Alam di lokasi pekerjaannya dalam kecelakaan kerja mnegantisipasi kondisi
Kerja kondisi aman cuaca ( misalnya hujan
berhari hari)
Universitas Indonesia
No Faktor risiko Penyebab Respon Penyebab Dampak terhadap Respon Dampak Sumber
Kinerja
Keselamatan
Lokasi Kerja berada Memastikan pekerjaan Hutan lindung banyak Melarang semua
di Hutan Lindung tidak mengganggu terdapat binatang liar karyawan memasuki
hutan tersebut' dan Buas Hutan Lindung'
D Monitoring dan
Evaluasi
x33 Bagaimana Belum ada Membuat Sistem Pemantauan kinerja Pemantauan Kinerja SKK
Sistem Pemantauan Kinerja berguna untukmelihat keselamatan dilakukan Migas,
pemantauan Keselamatan kondisi proyek yang secara terus menerus SKEP
Kinerja SMK3 berkaitan dengan 040/ 2016
keselamatan dan
kesehatan Kerja
Universitas Indonesia
KUESIONERPENELITIANTESISKEPADAPAKAR
(VALIDASI,VERIFIKASI,DAN KLARIFIKASI VARIABEL)
OLEH:
Gomgom Pasaribu
PROGRAM MAGISTER-BIDANGILMUMANAJEMENPROYEK
FAKULTASTEKNIK–UNIVERSITASINDONESIA
2016
Universitas Indonesia
Abstrak Penelitian
Pekerjaan pada operasi di Industri Migas menghadapi risiko dan bahaya
bagi pekerjanya. Untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja
dilingkungan migas maka di terapkan Sistem Manajemen K3. Namun masih
terjadi kecelakaan kerja baik cedera ringan sampai kepada kematian terhadap
pekerja. Evaluasi perlu dilakukan terhadap penerapan SMK3 dengan melihat
risiko risiko yang terjadi di setiap proses siklus proyek Migas. Penulis melakukan
evaluasi di PT XYZ dengan menggunakan metode analisa SEM PLS untuk
mendapatkan faktor-faktor risiko dominan yang mempengaruhi penerapan
Sistem Manajemen K3 sehingga dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan
pada sistem manajemen K3 yang pada akhirnya meningkatkan Kinerja
keselamatan Kerja.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko beserta penyebab dan
dampak dari risiko tersebut, yang selanjutnya akan dibuat sebuah model untuk
mengetahui risiko dominan dan strategi yang tepat dalam merespon risiko
tersebut.
KerahasianInformasi
“Terima kasih tas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi
kuesioner penelitian ini. Semua informasi yang Bapak/Ibu berikan dalam penelitian
ini dijamin kerahasiaannya dan hanya akan dipakai untuk keperluan penelitian
saja.”
Universitas Indonesia
DataResponden
1. Nama Responden :
2. JenisKelamin :
3. Umur :
4. Perusahaan/Instansi :
5. Jabatan/Posisi :
6. Pengalaman Kerja : (tahun)
7. PendidikanTerakhir : D3/S1/S2/S3 (coret yang tidak perlu)
8. Tanda Tangan :
Universitas Indonesia
A. Tahap
Perencanaan
Proyek
1 Project Risk
Level
X1 Penentuan Tidak Mengikuti Penentuan risiko
Tingkat Risiko Prosedur risiko dalam proyek
suatu Proyek perusahaan dalam tidak akurat
Tidak akurat melakukan analisa
risiko proyek
Memakai Analisa Pembuatan safety
Risiko dari proyek Plan Proyek idak
sejenis yang sudah sesuai dengan
selesai di kerjakan kondisi proyek
X2 Assessor yang Penentuan Assessor Kesalahan dalam
melakukan tanpa melalui menentukan Level
Analisa Risiko prosedur yang baku Risiko Proyek
tidak memiliki Tidak ada tenaga Analisa Risiko yang
kemampuan assessor yang tidak akurat yang
yang cukup memiliki kualifikasi berakibat
di dalam membahayakan
perusahaan keselamatan
Pekerja.
Tidak ada dalam Rencana
struktur organisasi perlindungan bagi
personel yang pekerja tidak
bertanggung jawab maksimal.
melakukan analisa
risiko
X3 Tidak Perusahaan Perusahaan
melakukan mengalokasi mengandalkan data
survey Budget yang sekunder dari
lapangan serta terbatas untuk proyek yang sudah
mendata melakukan survey di lakukan
semua lapangan
informasi Perusahaan
yang berkaitan mengandalkan data
dengan proyek sekunder dari
yang akan proyek yang sudah
dilakukan di lakukan
X4 Tidak akurat Informasi mengenai Pekerja akan sering
dalam kondisi lokasi bekerja lembur jika
menentukan proyek yang tidak durasi waktu terlalu
Durasi setiap akurat pendek.
item Penilaian durasi Pekerjaan Lembur
proyek tidak yang terlampau
melalui analisa sering akan
yang lengkap membahayakan
pekerja
Tidak memiliki Penggunaan Tenaga
tenaga ahli untuk Kerja akan
menghitung durasi bertambah sehingga
penyelesaian meningkatkan
pekerjaan risiko keselamatan
kerja
X5 Perusahaan Perusahaan belum Analisa Risiko
tidak memiliki memiliki Budaya Proyek tidak dapat
prosedur yang safety yang baik di lakukan dengan
resmi dalam akurat
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
pekerjaan terhadap
serta kondisi keselamatan kerja
lokasi proyek Kesalahan dalam Meningkatkan
identifikasi risiko Risiko terhadap
proyek keselamatan kerja
Tidak lengkapnya Terjadinya
kondisi lokais keterlambatan
proyek penyelesaian
Proyek
X10 S.O.W ( scope Survey lapangan Kesalahan dalam
of work) yang yang terbatas migitasi risiko yang
tidak berkaitan dengan
terperinci keselamatan kerja
dengan tepat. Tidak melakukan Pekerjaan
analisa risiko dilakukan dengan
proyek mengabaikan
keselamatan kerja
Mempergunakan Kontraktor
Lingkup Kerja dari membuat kesalahan
proyek yang sudah dalam membuat
pernah dilakukan penawaran
Pekerjaan
B. Tahap Pelelangan
1. Pra-Kualifikasi
X11 Kontraktor Penilaian Kinerja Pelaksanaan Proyek
tidak lulus pelaksanaan K3 Tertunda
dalam pra kontraktor tidak
kualifikasi mencapai nilai
lulus.
Kontraktor tidak Pelelangan Paket
menjalankan K3 Proyek di ulang
dalam kegiatan
operasinya
Kontraktor tidak
bisa memberikan
bukti terhadap
pelaksanaan K3
X12 Ketidak Sistem Manajemen Pelaksanaan proyek
mampuan K3 yang di miliki tidak
Peserta lelang hanya sebagai mengindahkan
menjelaskan pelengkap keselamatan kerja
kebijakan K3 administrasi saja karyawan
yang sudah di Pimpinan dari Tidak mampu
miliki. perusahaan tidak mengidentifikasi
memiliki kesadaran bahaya yang ada
akan keselamatan dalam proyek
kerja
Sistem Penerapan Terjadi kecelakaan
SMK3 tidak kerja yang
dilakukan dengan mengakibatkan
konsisten cedera sampai
fatality
X13 Tidak ada semua kontraktor Tender Ulang
kontraktor memiliki catatan dilakukan
yang lulus buruk dalam
prakualifikasi pelaksanaan
keselamatan kerja
pada proyek
terdahulu.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
KUESIONERPENELITIANTESISKEPADARESPONDEN
(ANALISAVARIABEL RISIKOPENERAPAN SMK3 DI PROYEK MIGAS
OLEH:
Gomgom Pasaribu
PROGRAM MAGISTER-BIDANGILMUMANAJEMENPROYEK
FAKULTASTEKNIK–UNIVERSITASINDONESIA
2016
Universitas Indonesia
Abstrak Penelitian
Pekerjaan pada operasi di Industri Migas menghadapi risiko dan bahaya bagi
pekerjanya. Untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan
migas maka di terapkan Sistem Manajemen K3. Namun masih terjadi kecelakaan
kerja baik cedera ringan sampai kepada kematian terhadap pekerja. Evaluasi
perlu dilakukan terhadap penerapan SMK3 dengan melihat risiko risiko yang
terjadi di setiap proses siklus proyek Migas. Penulis melakukan evaluasi di PT
XYZ dengan menggunakan metode analisa SEM PLS untuk mendapatkan faktor-
faktor risiko dominan yang mempengaruhi penerapan Sistem Manajemen K3
sehingga dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan pada sistem manajemen
K3 yang pada akhirnya meningkatkan Kinerja keselamatan Kerja.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko beserta penyebab dan
dampak dari risiko tersebut, yang selanjutnya akan dibuat sebuah model untuk
mengetahui risiko dominan dan strategi yang tepat dalam merespon risiko
tersebut.
Setelah seluruh informasi yang masuk dianalisis, temuan dari studi ini akan
disampaikan kepada perusahaan Bapak/Ibu. Apabila Bapak/Ibu memiliki
pertanyaan mengenai penelitian ini, dapat menghubungi:
1. Penulis/Mahasiswa:Gomgom Pasaribu ( Mobile : 08121072030, email :
gom.pasaribu@gmail.com
2. DosenPembimbing :Prof.Dr. Ir.Yusuf Latief, M.T. (Mobile:08128099019,
Email: latief73@eng.ui.ac.id)
3. Dosen Pembimbing II: Rossy Armyn ST., MT. (Mobile: 0811253573), atau
email : rossyarmyn@gmail.com
5
Universitas Indonesia
Kerahasian Informasi
DataResponden
1.Nama Responden :
2.JenisKelamin :
3.Umur :
4.Perusahaan/Instansi :
5.Jabatan/Posisi :
5.PengalamanKerja : (tahun)
6.PendidikanTerakhir : S1/S2/S3 (coretyangtidakperlu)
7.Tanda Tangan :
SkalaPengukuran
Berikutskala pengukuranyangdigunakanuntukmenilairatingpengukuranfrekuensi
danratingdampakdarimasing-masingvariabel
1,Skala pengukuranfrekuensi
Skala Penilaian Keterangan
1 SangatRendah Sangatkecilkemungkinanterjadi, hanyapadakondisitertentu
2 Rendah Kemungkinankecilterjadipadakondisitertentu
3 Sedang Cukupmungkinterjadipada kondisitertentu
4 Tinggi Mungkinterjadipada setiapkondisi
5 SangatTinggi Sangatmungkinterjadi
5
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
1. Pra-Kualifikasi
5
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
KUESIONERPENELITIANTESISKEPADARESPONDEN
(ANALISAVARIABEL RISIKOPENERAPAN SMK3 DI PROYEK MIGAS
OLEH:
Gomgom Pasaribu
5
Universitas Indonesia
Lampiran5 Lanjutan)
Abstrak Penelitian
Pekerjaan pada operasi di Industri Migas menghadapi risiko dan bahaya bagi
pekerjanya. Untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan
migas maka di terapkan Sistem Manajemen K3. Namun masih terjadi kecelakaan
kerja baik cedera ringan sampai kepada kematian terhadap pekerja. Evaluasi
perlu dilakukan terhadap penerapan SMK3 dengan melihat risiko risiko yang
terjadi di setiap proses siklus proyek Migas. Penulis melakukan evaluasi di PT
XYZ dengan menggunakan metode analisa SEM PLS untuk mendapatkan faktor-
faktor risiko dominan yang mempengaruhi penerapan Sistem Manajemen K3
sehingga dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan pada sistem manajemen
K3 yang pada akhirnya meningkatkan Kinerja keselamatan Kerja.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko beserta penyebab dan
dampak dari risiko tersebut, yang selanjutnya akan dibuat sebuah model untuk
mengetahui risiko dominan dan strategi yang tepat dalam merespon risiko
tersebut.
Setelah seluruh informasi yang masuk dianalisis, temuan dari studi ini akan
disampaikan kepada perusahaan Bapak/Ibu. Apabila Bapak/Ibu memiliki
pertanyaan mengenai penelitian ini, dapat menghubungi:
4. Penulis/Mahasiswa:Gomgom Pasaribu ( Mobile : 08121072030, email :
gom.pasaribu@gmail.com
5. DosenPembimbing :Prof.Dr. Ir.Yusuf Latief, M.T. (Mobile:08128099019,
Email: latief73@eng.ui.ac.id)
6. Dosen Pembimbing II: Rossy Armyn ST., MT. (Mobile: 0811253573), atau
email : rossyarmyn@gmail.com
214Universitas Indonesia
Kerahasian Informasi
DataResponden
1.Nama Responden :
2.JenisKelamin :
3.Umur :
4.Perusahaan/Instansi :
5.Jabatan/Posisi :
5.PengalamanKerja : (tahun)
6.PendidikanTerakhir : S1/S2/S3 (coretyangtidakperlu)
7.Tanda Tangan :
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
1. Pre Mobilisasi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia