Anda di halaman 1dari 2

1.

Rantai respirasi

H → hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADH. H dari NADH ditransfer
ke → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c → sitokrom aa3 → terus direaksikan
dengan O2 → H2O + E

Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai respirasi. Rantai Respirasi
terjadi didalam mitokondria → transfer atom H antar carrier memakai enzim Dehidrogenase →
sedangkan reaksi H + O2 memakai enzim Oksidase. tidak semua substrat masuk ke dalam rantai
respirasi lewat enzim dehidrogenase-nad, sebagian substrat karena potensial redoksnya lebih positif
(misalnya fumarat/suksinat) berhubungan langsung dengan enzim flavoprotein dehidrogenase yg
selanjutnya akan berhubungan dengan sitokrom pada rantai respirasi.

Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi
merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi
berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah “pembangkit tenaga” bagi sel.

Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi dalam bentuk
ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi
oleh O2¬ menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul
ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis
hanya dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai fosforilasi
oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan kompleks enzim yang terdapat
pada membran bagian dalam mitokondria. Proses pembentukan ATP melibatkan proses transpor
elektron dengan bantuan empat kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase),
kompleks II (suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q – sitokrom C reduktase), kompleks IV
(sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator
(ANT) [Wallace, 1997].

Adenosin trifosfat (ATP) salah satu gugus berenergi tinggi yang terpenting. Bila kedua gugus fosfatnya
dihidrolisis masing-masing menghasilkan 12000 kal/fosfat, sedang fosfat yang ketiga hanya
menghasilkan 1500 kal. Energi yang dibebaskan ATP tergantung pada keadaan hidrolisisnya, terutama
pH dan kadar reaktan.

Meskipun ATP mengandung 2 fosfat berenergi tinggi, dalam reaksi umumnya hanya satu fosfat
berenergi tinggi digunakan untuk aktivasi. Oksidasi dalam sel dikatalisis oleh ensim yang mempunyai
kofaktor atau gugus prostetis penerima proton atau elektron dari substrat dan memberikannya
kepada aseptor lewat perantara yang mempunyai potensial redoks (Eo’) lebih tinggi dari pada
donornya. Pembawa elektron yang terpenting adalah NAD, FMN, dan sitokrom.

Rantai respirasi terjadi di dalam mitokondria sebagai pusat tenaga. Di dalam mitokondria inilah
sebagian besar peristiwa penangkapan energi yang berasal dari oksidasi respiratorik berlangsung.
Sistem respirasi dengan proses pembentukan intermediat berenergi tinggi (ATP) ini dinamakan
fosforilasi oksidatif. Fosforilasi oksidatif memungkinkan organisme aerob menangkap energi bebas
dari substrat respiratorik dalam proporsi jauh lebih besar daripada organisme anaerob.

2. Transfer elektron
Transfer elektron ditemukan oleh Eugene Kennedy dan Albert Lehniger pada tahun 1948. Transpor
elektron sendiri terjadi pada membran bagian dalam mitokondria. Rantai transpor elektron adalah
tahapan terakhir dari reaksi respirasi aerob. Trasnpor elektron juga disebut sebagai rantai respirasi
atau sistem oksidasi terminal. Molekul yang berperan penting dalam reaksi transpor elektron adalah
NADH dan FADH2, yang dihasilkan darireaksi glikolisis, dekarboksilat oksidatif dan siklus Krebs.
Molekul lain yang berperan yaitu molekul oksigen, koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c
dan sitokrom a. Proses pembentukan ATP pada transpor elektron pertama-tama NADH dan FADH2
mengalami oksidasi kemudian elektron dari reaksi oksidasi ditrasnfer pada koenzim Q. Energi yang
dihasilkan ketika NADH dan FADH2 melepaskan elektronnya cukup besar untuk menyatukan ADP dan
fosfat anorganik menjadi ATP. Setelah itu, koenzim Q dioksidasi oleh sitokrom b, selain melepaskan
elektron koenzim Q melepaskan 2 ion H+. Kemudian sitokrom b dioksidasi oleh sitokrom c. Energi yang
dihasilkan dari proses oksidasi sitokrom b oleh sitokrom c juga menghasilkan cukup energi untuk
menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP.

proses transpor elektron disebut juga sebagai fosforilasi oksidatif. Transfer elektron terjadi pada
membran dalam mitokondria dan menghasilkan ATP dan H2O. Transpor elektron adalah tahapan
terakhir dari respirasi aerob yang merupakan proses produksi ATP atau energi dari NADH dan FADH2
yang dihasilkan dalam glikolisis, dekarboksilasi oksidatif dan siklus Krebs yang dibantu oleh protein
yang terdapat pada membran tersebut.

Berdasarkan gambar diatas, pembentukan ATP didalam mitokondria merupakan hasil dari
pemecahan glukosa atau asam lemak (glyserol) secara aerobic menjadi asam piruvat hingga proses
akhir berupa transport elektron. Pada dasarnya mitokondria dapat memperbanyak dirinya sendiri, hal
ini dilakukan untuk keperluan sel meningkatkan jumlah ATP-nya. Dalam proses pemecahan
karbohidrat, asam piruvat kehilangan CO2 menjadi Asetyl yang berkombinasi dengan koenzim A
membentuk acetyl-CoA sebelum memasuki siklus krebs. Menurut Hasyim., (2010) pada reaksi sistem
aerobic yang terjadi di dalam mitokondria terdapat beberapa reaksi, yaitu glikolisis aerobik, siklus
krebs, dan sistem transport elektron, dimana glikolisis aerobik merupakan reaksi pertama dalam
pemecahan glikogen menjadi CO2 dan H2O yang disebut sebagai glikolisis. Terdapat perbedaan antara
glikolisis anaerobic dan aerobic, yaitu tidak terjadi akumulasi asam laktat pada glikolisis aerobic. Dalam
glikolisis, hasil akhirnya berupa dua molekul asam piruvat, dua ATP dan 4H.

Tahap selanjutnya, yaitu siklus krebs dimana suatu urutan reaksi kimia dimana Asetil co-A
berikatan dengan senyawa oksaloasetat sehingga menghasilkan sitrat. Reaksi ini dibantu oleh enzim
sitrat sintase. Enzim isositrat dehidrogenase selanjutnya mengubah isositrat menjadi alf-ketoglutarat.
Apada tahap ini akan dilepaskan molekul CO2 serta dihasilkan NADH. Kemudian enzim suksinil ko-A
sintetase mengubah suksinil ko-A menjadi suksinat. Reaksi ini akan menghailkan GTP yang diubah
menjadi ATP. Enzim suksinat dehidrogenase, mengubah suksinat menjadi fumarat dan menghasilkan
FADH2. Dengan bantuan enzim fumarase, fumarat akan diubah bentuk menjadi malat, dimana malat
menjadi oksaloasetat dan menghasilkan NADH. Setelah proses siklus krebs selesai maka tahap
selanjutnya adalah sistem transpor elektron.

Tahapan pertama proses transpor elektron yakni NADH melepaskan elektron kepada kompleks
protein I. Peristiwa ini membebaskan energi yang memicu dipompanya H+ dari matriks mitokondria
menuju ruang antar membran NADH menjadi NADH+ kemudian elektron diteruskan ke ubiquinon.
Elektron ditruskan ke kompleks protein III. Hal ini memacu dipompanya H+

Anda mungkin juga menyukai