Anda di halaman 1dari 4

PEMBERIAN ZAT BESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit
Standar Prosedur
Operasional

PENGERTIAN Tata cara pemberian terapi besi parenteral pada pasien yang
sementara menjalani prosedur hemodialisis

Sebagai acuan yang seragam dalam hal tata cara pemberian


TUJUAN terapi besi parenteral pada pasien yang sementara menjalani
prosedur hemodialisis di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar memiliki standar prosedur yang sama dan dapat diikuti
oleh semua petugas yang terkait.

KEBIJAKAN
1. Data pasien yang minimal harus ada yaitu Hb, Fe serum,
PROSEDUR TIBC, Ferritin, Apusa darah tepi
2. Indikasi pemberian terapi besi parenteral yaitu : Hb < 12
g/dl, saturasi transferin (ST) <20%, ferritin serum
3. Pasien rawat jalan mengambil nomor urut sesuai urutan
kedatangan, dan akan menempati mesin hemodialisis
yang telah ditetapkan oleh petugas hemodialisis.
4. Pasien cuci tangan di wastafel dengan air mengalir dan
menggunakan sabun antiseptik mengandung
chlorhexidine dan dikeringkan dengan tisu.
5. Pemasangan gelang identitas pasien oleh perawat
sambil melakukan identifikasi. Jika pasien dari ruang
rawat inap, cukup dilakukan identifikasi sesuai gelang
identitas yang sudah terpasang.
6. Penimbangan berat badan dan didokumentasikan.
7. Pasien naik ke tempat tidur.
8. Perawat cuci tangan.
9. Perawat memeriksa tanda vital (tekanan darah, nadi,
pernapasan dan suhu), melakukan pengkajian, dan
mendokumentasikan ke dalam rekam medis.
10. Dokter jaga unit HD menilai keadaan umum, tanda vital,
keluhan dan tanda-tanda kedaruratan (seperti overload,
hiperkalemi, asidosis metabolik, dan lain-lain).
Dokter jaga unit HD melaporkan keadaan pasien yang
PEMBERIAN ZAT BESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

bermasalah/khusus kepada DPJP unit HD, dan


peresepan dilakukan oleh DPJP.
11. Perawat cuci tangan.
12. Perawat melakukan evaluasi dan menentukan akses
vaskuler
13. Perawat menyiapkan set steril HD, spoit 3 cc / 5 cc, spoit
1 cc, spoit 20 cc, kasa steril
14. Perawat membuka set HD, spuit dan kasa steril
dimasukkan ke dalam set steril, jaga sterilisasi alat
15. Perawat cuci tangan
16. Perawat melakukan insersi AV shunt
17. Perawat melakukan penyambungan fistula dengan blood
lines.
18. Hubungkan ujung steril arteri blood line dengan AVF
inlet, buka klem AVF dan arteri blood line
19. Pegang ujung steril venous blood line dan arahkan ke
wadah, lalu hidupkan pompa darah
20. Alirkan darah dari inlet sampai darah hampir mencapai
ujung venous blood line atau sampai melewati detektor
dan alarm mesin secara otomatis akan berbunyi, dengan
Qb 150ml/mnt
21. Setelah darah sudah hampir mencapai ujung venous
blood line, klem ujung venous blood line, matikan pompa
darah
22. Hubungkan ujung venous blood line dengan AVF outlet
dan kencangkan konektor
23. Hidupkan pompa darah, atur Qb secara bertahap 150
ml/mnt, 5-10 menit pertama
24. Setelah 10 menit, naikkan Qb 200-300ml/mnt sesuai
kondisi pasien dan preskripsi dokter
25. Program pengeluaran volume cairan dalam ml
26. Alat dirapikan dan APD di buka
27. Perawat cuci tangan
28. Observasi tanda vital, kondisi pasien dan mesin HD
29. Sepuluh menit sebelum HD selesai, turunkan Qb
menjadi 100 – 150 ml/mnt
30. Ukur tanda – tanda vital
31. Setelah 4 jam program HD selesai dan alarm akan
berbunyi
PEMBERIAN ZAT BESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

32. Siapkan alat untuk terminasi HD


33. Perawat cuci tangan
34. Pakai sarung tangan bersih
35. Lakukan terminasi : klem inlet AVF dan arteri Blood line
36. Kembalikan darah ke tubuh pasien dengan membuka
klem NaCL dan mengatur Qb 150 ml/mnt untuk
mendorong darah dari ekstrakoporeal ke dalam sirkulasi
sistemik sampai NaCl memenuhi ekstrakorpreal, klem
venous blood line
Matikan pompa darah, dorong NaCl yang masih ada di
inlet, masukkan ke dalam tubuh, klem arteri blood line
37. Lepaskan blood line, masukkan ke tempat sampah
infeksius
38. Lepaskan dialiser dari mesin dan blood line, masukkan
ke dalam tempat yang sesuai (tempat sampah
infeksius)
39. Lepaskan jarum inlet dan outlet, tekan sampai darah
berhenti
40. Bersihkan area bekas insersi
41. Tutup dengan kasa steril dan fiksasi dengan hipavix
42. Buka sarung dan cuci tangan
43. Observasi tanda-tanda vital dan dokumentasikan hasil
pengukuran ke dalam rekam medik
44. Jika keadaan umum baik, hasil pengukuran tanda vital
dalam batas normal serta tidak ada kegawatdaruratan,
pasien boleh pulang
45. Jika sebaliknya dengan pernyataan diatas (no 46),
pasien dirawat
46. Timbang BB dan dokumentasikan hasil pengukuran ke
dalam rekam medik
47. Buka gelang pasien bagi pasien rawat jalan
48. Perawat cuci tangan
Pasien pulang
1. Unit Hemodialisis
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Farmasi
3. Instalasi penyediaan alat dan bahan
Teknisi
PEMBERIAN ZAT BESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

DOKUMEN TERKAIT Pedoman Pelayanan Instalasi Hemodialisis

Anda mungkin juga menyukai