Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR TERAPI ERYTHROPOIETIN

STIMULATING AGENT (ESA)

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


RSUD 3/3
ANUNTALOKO
PARIGI
STANDAR DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT :
PROSEDUR DIREKTUR RSUD ANUNTALOKO,
OPERASIONAL
(SPO)

dr. NURLAELA HARATE, MPH


NIP.197203122000122001
PENGERTIAN Tata cara pemberian terapi ESA pada pasien yang sementara menjalani
prosedur hemodialisis di RSUD Anuntaloko Parigi.

TUJUAN Sebagai acuan yang seragam dalam hal tata cara pemberian terapi ESA
pada pasien yang sementara menjalani prosedur hemodialisis, di RSUD
Anuntaloko Parigi memiliki standar prosedur yang sama dan dapat diikuti
oleh semua petugas yang terkait.

KEBIJAKAN Berdasarkan surat keputusan Direktur Nomor 49b.88/800/RSUD tentang


Revisi Pelayanan Pasien Berisiko Tinggi di RSUD Anuntaloko Parigi.

PROSEDUR 1. Data pasien yang minimal harus ada yaitu Hb, Fe serum, TIBC,
fernitin, Apusan darah tepi.
2. Indikasi pemberian terapi besi parenteral yaitu : Hb < 10 g/dl, saturasi
transferin (ST) > 20%, fernitin serum
3. Pasien rawat jalan mengambil nomor urut sesuai urutan kedatangan,
dan akan menempati mesin hemodialisis yang telah ditetapkan oleh
petugas hemodialisis
4. Pasien cuci tangan di wastafel dengan air mengalir dan menggunakan
sabun antiseptik mengandung chlorhexidine dan dikeringkan dengan
tisu.
5. Pemasangan gelang identitas pasien oleh perawat sambil melakukan
identifikasi . jika pasien dari rawat inap, cukup dilakukan identifikasi
sesuai gelang identitas yang sudah terpasang.
6. Penimbangan berat badan dan didokumentasikan.
7. Pasien naik tempat tidur.
8. Perawat cuci tangan.
9. Perawat memeriksa tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan, dan
suhu), melakukan pengkajian, dan mendokumentasikan kedalam
rekam medis.
10. Dokter jaga unit HD menilai keadaan umum, tanda vital, keluhan dan
tanda - tanda kedaruratan (seperti overload, hiperkalemi, asidosis
metabolik, dan lain – lain.
11. Dokter jaga unit HD melaporkan keadaan pasien yang
bermasalah/khusus kepada DPJP unit HD, dan peresepan dilakukan
oleh DPJP.
12. Perawat cuci tangan.

23
PROSEDUR TERAPI ERYTHROPOIETIN
STIMULATING AGENT (ESA)

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


RSUD 3/3
ANUNTALOKO
PARIGI

13. Perawat melakukan evaluasi dan menentukan akses vaskuler,


perawat menyiapkan set steril HD, spuit 3 cc / 5 cc, spoit 1 cc, spuit 20
cc, kasa steril.
14. Perawat membuka set HD, spuit dan kasa steril dimasukan kedalam
set steril, jaga sterilisasi alat.
15. Perawat cuci tangan.
16. Perawat melakukan insersi AV shunt.
17. Perawat melakukan penyambungan fistula dengan blood lines.
18. Hubungkan ujung steril arteri blood line.
19. Pegang ujung steril venous blood line dan arahkan kewadah, lalu
hidupkan pompa darah.
20. Alirkan darah dari inlet sampai darah hampir mencapai ujung venous
blood line atau sampai melewati detektor dan alarm mesin secara
otomatis akan berbunyi, dengan Qb 150 ml/mnt.
21. Setelah darah sudah hampir mencapai ujung venous blood line, klem
ujung venous blood line, matikan pompa darah.
22. Hubungkan ujun venous blood line dengan AVF outlet dan
kencangkan konektor.
23. Hidupkan pompa darah, atur Qb secara bertahap 150 ml/mnt , 5-10
menit pertama.
24. Setelah 10 menit, naikan Qb 200-300 ml/menit sesuai kondisi pasien
dan preskripsi dokter.
25. Program pengeluaran volume cairan dalam ml
26. Alat dirapikan dan APD dibuka.
27. Perawat cuci tangan.
28. Observasi tanda vital, kondisi pasien, dan mesin HD
29. Sepuluh menit sebelum HD selesai, turunkan Qb menjadi 100 – 150
ml/mnt.
30. Ukur tanda – tanda vital.
31. Setelah 4 jam program HD selesai dan alarm akan berbunyi.
32. Siapkan alat untuk terminasi HD.
33. Perawat cuci tangan.
34. Pakai sarung tangan bersih.
35. Lakukan terminasi : klem inlet AVF dan arteri blood line.
36. Kembalikan darah ketubuh pasien dengan dengan membuka klem
NaCl dan mengatur Qb 150 ml/mnt untuk mendorong darah dari
ekstrakoporeal ke dalam sirkulasi sistematik sampai NaCl memenuhi
ekstrakorpreal, klem venous blood line.
37. Matikan pompa darah, dorong NaCl yang masih ada di inlet, masukan
kedalam tubuh, klem arteri blood line.
38. Lepaskan blood line, masukan ketempat sampah infeksius.
39. Lepaskan dialiser dari mesin dan blood line, masukan kedalam tempat
yang sesuai (tempat sampah infeksius).
40. Lepaskan jarum inlet dan outlet, tekan sampai darah berhenti.
41. Bersikan area bekas insersi.
42. Tutup dengan kasa steril dan viksasi dengan hipavix.

24
PROSEDUR TERAPI ERYTHROPOIETIN
STIMULATING AGENT (ESA)

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


RSUD 3/3
ANUNTALOKO
PARIGI
43. Buka sarung dan cuci tangan.
44. Observasi tanda – tanda vital dan dokumentasikan hasil pengukuran
kedalam rekam medic.
45. Jika keadaan umum baik, hasil pengukuran tanda vital dalam batas
normal serta tidak ada kegawatdaruratan, pasien boleh pulang.
46. Jika sebaliknya dengan pernyataan diatas (no 46), pasien dirawat.
47. Timbang BB dan dokumentasikan hasil pengukuran kedalam rekam
medik.
48. Buka gelang pasien.
49. Perawat cuci tangan.
50. Pasien pulang.

UNIT TERKAIT 1. Unit Hemodialisis


2. Instalasi Farmasi
3. Bidang penunjang medik
4. Teknisi

25

Anda mungkin juga menyukai