PEKERJAAN JALAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Sebelum pekerjaan-pekerjaan dimulai terlebih dahulu masing – masing areal
pekerjaan harus dipersiapkan dan dibersihkan dari kotoran, humus tanah, bahan
organik dan akar-akar pepohonan, perataan atau pengeprasan tanah, pembabatan
semak. Rumput, penutupan/penimbunan lubang dan lain-lain.
2. Membuat satu papan nama proyek dan ditempatkan pada tempat yang dianggap
tepat dan dapat dilihat dari jalan yang dapat dikonsultasikan dengan
Pengawas/Pimpro. Dimensi, warna, bentuk, tulisan dan ketentuan-ketentuan yang
lain dapat dilihat pada lampiran dan atau Gambar Kerja
3. Membuat dan memasang rambu-rambu pengaman yang memadai sesuai kebutuhan
untuk keselamatan pemakai jalan dan pekerja proyek di setiap lokasi pekerjaan yang
dianggap perlu. Setiap terjadi kecelakaan yang ditimbulkan oleh kelalaian
Rekanan/Kontraktor baik karena menyangkut rambu-rambu dan peringatan
maupun peletakan alatalat dan bahan bangunan yang tidak teratur menjadi
tanggung jawab Rekanan/ Kontraktor
4. Membuat dan memasang papan piket (bouwplank) pada lokasi-lokasi masingmasing
pekerjaan sesuai kebutuhan Semua bouwplank harus dipasang kuat agar
tidak mudah berubah kedudukannya dan tidak boleh hilang atau rusak.
5. Pengukuran ulang lokasi-lokasi pekerjaan sesuai yang dibutuhkan
6. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam centimeter (cm)
kecuali untuk ukuran besi beton yang dinyatakan dalam milimeter (mm).
V. PERSYARATAN TEKNIS
1. Tanah Padas
Tanah padas yang digunakan adalah Tanah padas dengan kualitas baik
Tanah padas dengan keadaan bersih tidak mengandung lumpur dan zat-zat yang
berbahaya
Tanah Padas yang sudah dipasang atau diratakan atau dipadatan dengan mesin
gilas tiga roda 8 - 10 ton
Dalam pemadatan mesin gilas diberi air agar pemadatan dapat memadat dengan
sempurna
2. Batu pecah / agregat kasar
Agregat kasar berupa batu pecah yang diperoleh dari batu. Yang dimaksudkan
dengan agregat kasar umumnya adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5
mm.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
Butirbutir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur, Apabila mengandung kadar
lumpur maka agregat kasar harus dicuci.
3. S p l i t
Split adalah batu pecah yang harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 25
mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang persegi 2 mm
Split untuk beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI
1971-NI.2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia), diantaranya : harus terdiri
dari butir-butir yang keras, tidak berpori, tidak pecah/hancur oleh pengaruh
cuaca
Split untuk pembuatan jalan harus memenuhi syarat-syarat yang disetujui oleh
Direksi
Split untuk maksud-maksud lain daripada tersebut dalam ayat (2) bergantung
pada peruntukkannya, harus cukup keras dan bersih
4. Agregat halus (butiran pasir)
Agregat halus keras, bebas lumpur, bersih dari atau tidak boleh tercampur
dengan tumbuh-tumbuhan, bijibijian, akar-akaran dan zat organik/ non
organik lainnya yang nantinya akan mempengaruhi kekuatannya.
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
Butiran pasir halus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari
Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%
Untuk adukan plesteran dan adukan pasangan, butiran-butirannya harus dapat
melalui ayakan berlubang persegi 3 mm
Pasir untuk pengurugan, peninggian dan tujuan lain harus bersih dan keras.
Pasir laut untuk maksud-maksud tersebut dapat dipergunakan asal dicuci
terlebih dahulu dan seijin tertulis dari Direksi Pekerjaan
5. A i r
Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam,
bahan-bahan organik atau bahanbahan lain yang dapat merusak struktur.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum
Apabila terdapat keraguan mengenai air, Rekanan/Kontraktor diharuskan untuk
mengirimkan contoh air ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui
untuk diselidiki sampai seberapa banyak air itu mengandung zat-zat yang dapat
merusak. Dalam hal yang demikian pekerjaan harus dihentikan sampai di dapat
keputusan yang pasti mengenai air yang dapat dipakai untuk konstruksi dan
penghentian pekerjaan ini tidak membebaskan rekanan dari waktu pelaksanaan
seluruh pekerjaan yang telah ditetapkan
Apabila pemeriksaan contoh air seperti disebut dalam ayat (b) itu tidak dapat
dilakukan maka dalam hal adanya keraguan mengenal air, harus dengan
memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari
Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat setepat tepatnya.
6. Semen Portland
Semen adalah bahan ikat hidrolis yang digunakan dalam pekerjaan struktur beton
dan pasangan Agar daya ikat semen tidak mengalami penurunan, maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Semen harus terlindung dari hujan dan udara lembab
Penumpukan zak semen diusahakan minimum 25 cm dari dinding gudang, dan
disusun diatas balok-balok kayu minimum 20 cm diatas lantai
Tumpukan semen dibatasi maksimum 12 zak. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari pengerasan semen akibat berat diatas tumpukan semen tersebut.
Penumpukan diatur berurutan sesuai urutan datangnya Pemeriksaan terhadap
kualitas semen di lapangan dilakukan dengan cara meremas butiran semen
memakai tangan, jika semen telah menggumpal atau mengeras tidak boleh dipakai.
7. Platik Kedap Air
Plastik yang digunakan adalah plastik yang baik tidak mudah sobek
Plastik yang akan dipasang dalam keadaan bersih
8. Besi Beton
Besi beton yang digunakan sesuai Standar SNI
Besi yang dipasang sesuai dengan gambar kerja
Ukuran
diameter
besi
sesuai
dengan
gambar
kerja
dan
dipasangan
sepengetahuan pengawas
9. Begesting
Begesting menggunakan kayu atau plat baja yang kuat, rata dan tidak mudah
patah atau rusak
Begesting yang akan dipasang ditata dengan rapi dan lurus
10. Dowel U.24
Diamater dowel U.24 sesuai dengan gambar kerja
Dowel U.24 diberi selang atau pralon setengah atau separo panjang satu buah
dowel U.24
11. Tanah Padas
Tanah padas yang digunakan dengan mutu baik
Tanah padas dalam keadaan baik tidak mengandung lumpur dan kotor
Padas dipasang atau dikerjaan untuk bahu jalan yang sudah dibeton atau dicor
12. Aspal
Aspal yang digunakan aspal curah yang dipanaskan yang digunkan untuk
menutup celah-celah pembatas antara cor persegmen
13. Lain – lain
Komposisi campuran setiap pekerjaan harus sesuai dengan syarat-syarat dan
petunjuk Pengawas/ Direksi lapangan
Mutu semua bahan yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat bahan
dan mendapat persetujuan Pengawas/ Direksi lapangan
Semua bahan yang tidak mendapat ijin atau persetujuan dari direksi, maka
Pemborong harus menyingkirkan dari lokasi pekerjaan maksimum 1 x 24 jam
Bahan-bahan lain yang dipergunakan dan belum diuraikan dalam RKS ini
haruslah barang-barang yang berkualitas baik dan mendapatkan persetujuan
dari Direksi Proyek.
14. Gambar Dokumen
Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan / atau ketidak
sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan
melaporkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas gambar mana yang akan
dijadikan pegangan. Hal tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan dan
Kontraktor
untuk memperpanjang / meng- claim biaya maupun waktu pelaksanaan
15. Shop Drawing
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta
oleh Direksi / Konsultan Pengawas / Perencana.
Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan / atau spesifikasi / persyaratan khusus sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
16. Ukuran
Pada dasarnya semua ukuran dalam Gambar Kerja A (Arsitektur) pada dasarnya
adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran yang tercantum
di dalam Gambar Pelaksanaan/Dokumen Kontrak tanpa sepengatahuan Direksi.
17. Sarana Kerja
Kontraktor wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing
anggota
kelompok
kerja
pelaksana
dan
inventarisasi
peralatan
yang
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini,
kecuali ada ketentuan lain yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi /
Konsultan Pengawas / Perencana
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas / Perencana sebanyak empat buah dari satu bahan yang
ditentukan untuk menetapkan standard of appearence.
Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua minggu setelah SPMK
turun
21. Contoh Bahan/Material & Komponen Jadi
Untuk detail-detail hubungan tertentu, Kontraktor diwajibkan membuat
komponen jadi (mock up) yang harus diperlihatkan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas / Perencana untuk mendapat persetujuan.
Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan
standard yang berlaku.
22. Koordinasi Pelaksanaan
Penunjukan Supplier dan atau Sub Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
dari Direksi / Konsultan Pengawas
Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Direksi /
Konsultan Pengawas / Perencana dengan Kontraktor bawahan atau Supplier
bahan
Supplier wajib hadir mendampingi Direksi / Konsultan Pengawas / Perencana di
lapangan untuk pekerjaan tertentu atau khusus sesuai instruksi Pabrik
23. Persyaratan Pekerjaan
Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk
dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan uraian Pekerjaan & Persyaratan Pelaksanaan Teknis
dan / atau khusus sesuai intruksi Pabrik
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di Lapangan, Kontraktor wajib
memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang
menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing /
Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Direksi.
24. Pelaksanaan Pekerjaan
Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di Lapangan harus
tepat sesuai Gambar Kerja.
Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke
selokan yang ada di sekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang
tertera di dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib meneliti Gambar
Kerja dan melakukan pengukuran kondisi lapangan
Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi / Konsultan Pengawas sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus dilindungi
dari kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.
Kontraktor tidak boleh menclaim sebagai pekerjaan tambah bila terjadi
Kerusakan suatu pekerjaan akibat keteledoran Kontraktor, Kontraktor harus
memperbaikinya sesuai dengan keadaan semula.
Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang
berlaku/Gambar pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.
Penunjukan Tenaga Ahli oleh Direksi / Konsultan Pengawas yang sesuai dengan
kegiatan suatu pekerjaan.
Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan harus
dilaksanakan oleh Kontraktor.
25. Pelaporan dan Dokumentasi
Laporan Harian disiapkan Kontraktor dan dibuat bersama oleh Pelaksana serta
diketahui oleh Koordinator Pengawas Lapangan
Laporan Prestasi pekerjaan dua mingguan dibuat oleh Pemborong dan diketahui
oleh Koordinator Pengawas Lapangan sesuai dengan form yang telah ditentukan
Penilaian prestasi pekerjaan atas dasar pekerjaan yang telah diselesaikan, tidak
termasuk bahan-bahan yang telah didatangkan dan tidak atas dasar besarnya
biaya yang telah dikeluarkan oleh pemborong
Foto dokumentasi berwarna sebagai laporan visual pelaksanaan pekerjaan
disusun dalam album laporan visual (fisik 0% s/d 100%)
As Build Drawing di buat diatas kertas ukuran A3 dijilid rapi dan dibukukan
serta berisi :
Gambar pelaksanaan dan perubahannya.
Volume/ukuran komponen pekerjaan yang dilaksanakan.
As Build Drawing ini dipakai sebagai syarat kelengkapan dalam serah terima
pertama pekerjaan.
26. Lain – lain
Semua jenis material yang tidak tercantum dalam RKS terlebih dahulu harus
seijin Pengawas/Pimpro/Direksi dalam penggunaannya
Hal-hal yang bersifat teknis yang belum atau tidak dapat dijabarkan dan
diuraikan dalam syarat-syarat teknis, maka Rekanan/kontraktor harus
berpedoman pada Gambar Kerja yang merupakan satu kesatuan dengan RKS ini.
VI. PENUTUP
1. Rekanan/kontraktor harus dapat menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan
(100%) dengan tepat mutu dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang ada dalam Dokumen Kontrak secara keseluruhan serta petunjuk
Direksi/Pimpro atau Pengawas.
2. Hal-hal yang belum diatur atau belum tercantum dalam RKS ini ataupun
perubahan/tambahan yang mungkin ada akan dijelaskan dalam aanwijzing dan
atau diberi petunjuk Direksi/Pimpro atau Pengawas
3. Sebelum menyerahkan pekerjaan yang pertama/kedua, pelaksana berkewajiban
menyelesaikan semua jenis pekerjaan dan pembersihan lapangan sehingga hasil
pekerjaan nampak bersih dan sempurna
4. Syarat-syarat dan peraturan teknik ini mengikat sampai pekerjaan selesai 100%
dan diserahkan untuk kedua kalinya pada Pemimpin Proyek.
PPK di Bidang Bina Marga