Biopulping PDF
Biopulping PDF
2 (Agustus 2008) 69 - 74
Fitria
ABSTRACT
Pulp (cellulose fiber suspension) is the main raw material in paper and medium
density fiber (MDF) board industry. The critical process in pulping is to break down the
linkage of cell wall component among lignin, hemicellulose and cellulose in order to get
individual fiber of cellulose. To enhance fiber refining, pretreatment method can be
applied on biomass before pulping either chemical, mechanical, thermal, biological or
combination of the processes. Biological process can be chosen due to its ability to
degrade the lignin so that the cellulose fiber can be taken easier. This process, called
biopulping uses a set of enzymes produced by white rot fungi. This paper reviews broad
improvement of biopulping and its impact to the environmental friendly goal.
69
Tinjauan Pengolahan Biomassa Berlignoselulosa secara Enzimatis (Fitria)
kayu (bambu, sisal, kenaf, rami, dll) serta Rantai selulosa pada dinding
residu pertanian (bagasse, jerami padi, selulosa bergabung membentuk serat
tandan kosong kelapa sawit, dll). selulosa yang secara keseluruhannya
membentuk struktur yang lebih besar
PEMBUATAN PULP DARI BIOMASSA yang disebut bundelan serat. Proses
BERLIGNOSELULOSA pulping bertujuan untuk menguraikan
bundelan serat menjadi unit serat yang
Sumber utama pembuatan pulp dapat dilakukan secara mekanis, termal,
adalah biomassa berlignoselulosa yang kimiawi atau kombinasinya. Pada
disusun oleh tiga jenis polimer, yaitu umumnya, pulp dibuat dengan cara
selulosa, hemiselulosa dan lignin. Bahan delignifikasi kimiawi, penguraian serat
ini merupakan sumber utama bahan secara mekanik, atau kombinasi kimiawi
terbarukan karena ketersediannya yang dan mekanik. Pulping secara mekanik
melimpah di alam. Ketiga polimer ini lebih banyak digunakan karena
berikatan sangat kuat sehingga sulit memberikan rendemen yang lebih tinggi
dirombak. daripada dengan metode kimiawi dan
Selulosa disusun oleh sub unit D- membutuhkan investasi modal yang lebih
glukosa yang berikatan membentuk kecil. Pembuatan pulp dapat dibagi dalam
molekul selobiosa yang membentuk rantai beberapa cara dengan istilah yang umum
panjang (elemental fibrils). Hemiselulosa digunakan yaitu stone ground-wood
dan lignin tersusun melingkupi (SGW) pulping, refiner mechanical
microfibrils (yang dibentuk oleh pulping (RMP), thermomechanical pulping
elemental fibrils). Kumpulan microfibrils (TMP), chemi-thermomechanical pulping
inilah yang membentuk serat selulosa (CTMP) dan chemi-mechanical pulp
(Perez et al., 2002). Hemiselulosa (CMP). Setiap metode menggambarkan
merupakan polisakarida dengan berat kondisi proses selama pembuatan pulp
molekul yang lebih rendah daripada (Bajpai, Bajpai and Kondo, 1999). Proses
selulosa dan lebih mudah terhidrolisis. mekanis dilakukan untuk mencabik serat
Lignin merupakan komponen yang dan bundelan serat dari matriks. Pada
terletak di antara serat yang berfungsi proses semimekanis, bahan baku diberi
sebagai pengikat antar serat. Selain itu, perlakuan dengan bahan kimia untuk
lignin juga terdapat pada dinding sel. melarutkan lignin sebelum dilanjutkan
Lignin tidak mudah larut karena dengan proses mekanis untuk
strukurnya yang kompleks tapi dapat memisahkan serat (Sachs et al., 1989).
dilarutkan dengan bahan kimia tertentu. Dengan proses kimia, tidak hanya hampir
Tujuan penggunaan bahan kimia pada semua lignin terlarut tetapi juga sejumlah
pembuatan pulp adalah untuk melarutkan selulosa dan hemiselulosa. Rendemen
dan memisahkan lignin dari bahan. pembuatan pulp secara kimia relatif lebih
Keberadaan lignin menyebabkan rendah dibandingkan secara mekanik.
lemahnya ikatan antar serat selulosa Rendemen pembuatan pulp secara
yang pada akhirnya menurunkan kualitas mekanik paling tinggi dibandingkan
kertas yang dihasilkan (Karlsson, 2006). proses lain yaitu sekitar 90-95%, secara
Berdasarkan struktur serat di atas, usaha kimiawi antara 40-55% dan sekitar 55-
untuk menghasilkan pulp dengan kualitas 90% bila menggunakan proses kombinasi
baik bertolak dari usaha menghilangkan keduanya. Kualitas pulp yang baik dapat
lignin dari bahan. Keberadaan lignin yang dilihat dari beberapa parameter
mengikat selulosa dan hemiselulosa diantaranya drainability (resistensi serat
membentuk semacam penghalang fisik terhadap aliran air) dan bilangan kappa
pada dua komponen tersebut yang (menunjukkan kandungan lignin yang
mengakibatkan sulitnya penetrasi larutan tersisa) (Karlsson, 2006).
dan enzim pada bahan.
70
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 9 No.2 (Agustus 2008) 69 - 74
71
Tinjauan Pengolahan Biomassa Berlignoselulosa secara Enzimatis (Fitria)
72
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 9 No.2 (Agustus 2008) 69 - 74
73
Tinjauan Pengolahan Biomassa Berlignoselulosa secara Enzimatis (Fitria)
74