KEWARGANEGARAAN

“BUDAYA BIMA DAN PANCASILA”

OLEH :

FARAH TRIA NINGRUM (F1D018073 )

MUHAMMAD ARIAN FAHDY (F1D018067 )

FIKRI RAHMAN (F1D018017)

TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MATARAM

2019
 Identifikasi Makna pesan dari budaya
pesan dari daerah bima
budaya daerah
bima
MAJA LABO MAJA LABO DAHU diartikan
DAHU dengan malu dan taut. Di dalam
kitab “BO” kitab kesultanan Bima
maja labo dau berarti malu untuk
berbuat hal-hal yang di luar batas
norma susila dan takut untuk
melakukan hal-hal yang dilarang
oleh agama. Secara sederhana
falsafah ini mengisaratkan pesan
untuk malu kepada manusia jika
melakukan tindakan tercela dan
takut terhadap balasan dari Allah
atass perbuatannya. Petuah ini
menunjukan eksistensi dou Mbojo
yang menjunjung tinggi rasa
kebersamaan sesame insn (hablum
minnas) dan sinergitas dengn
ketundukan kepada sang al-khalik
(hablum minallah).
NGGAHI RAWI Nggahi Rawi Pahu bila diartikan
PAHU secara bahasa, maka istilah
“Nggahi” berarti kata atau ucapan,
“Rawi” berarti perbuatan termasuk
sikap dan , “pahu” berarti muka
atau bentuk. Maka bila disatukan
“Nggahi Rawi Pahu” berarti kata
dan perbuatan tersebut harus
memiliki bentuk. Atau dengan
makna lain, apa saja yang telah
diungkap dan diucapkan harus
direalisasikan dalam bentuk
perbuatan dan tindakan yang
bermanfaat bagi orang lain. Tidak
hanya bermanfaat bagi manusia,
akan tetapi juga bermanfaat bagi
seluruh isi alam termasuk tumbuh-
tumbuhan dan hewan.
KALEMBO ADE Kalembo ade artinya bersabar yang
bermula dari keikhlasan hati –
nurani . Namun demikian, dalam
penerapannya oleh
pengguna nggahi Mbojo ( bahasa
Kaitan budaya di daerah bima dengan
pancasila
Maja Labo Dahu adalah tatanan nilai yang
dibangun dari 5 sikap hidup Dou Mbojo
yaitu Maja,Dahu, Su’u Sawa’u Sia
Sawale, Nggahi Rawi Pahu dan Katoho
mpara Weki sura Dou Ma Labo Dana.
Maja atau Malu adalah landasan keimanan
untuk tidak melakukan hal-hal yang
melanggar norma adat dan agama.
Demikian pula Dahu atau takut hanya
kepada Allah SWT. Dua nilai ini adalah
manifestasi dari keimanan dan ketaqwaan
sebagai bagian dari Ketuhanan Yang Maha
Esa.
Nggahi Rawi Pahu adalah menyatukan
kata dan perbuatan, bukan Nggahi Rawi
Pahu yang bermakna setelah berkata
berpaling muka. Renta ba lera kapoda ma
ade karawiba weki. Jika telah diikrarkan
oleh lidah, dimantapkan oleh hati dan
dikerjakan oleh raga. Falsafah ini
mengandung unsur persatuan dan kesatuan
dalam gerak kehidupan sebagai
manifestasi kehidupan bermasyarakat.
Pancasila sebagai bentuk refleksi nilai-
nilai luhur bangsa meletakkan kesemua
nilai itu pada kedudukan yang sangat
diagungkan sebagai prinsip pengarah yang
telah membawa bangsa pada kejayaan
 Bima) justru
ungkapan kalemboade mengandung
banyak makna.
Pertama,kalemboade bermakna:
tidak mudah putus-asa.Ketika kita
mengalami kesulitan.
Kedua, kalemboade bermakna:
tidak tergesa-gesa. Kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa
banyak di antara kitadalam
menyelesaikan sebuah pekerjaan
dengan cepatselesai.
Ketiga, kalemboade bermakna :
teliti dan tekun.Dalam hal belajar.
Belajar harus sepenuh hati
Keempat, kalemboade bermakna
: jengkel atau marah.
Kelima, kalemboade bermakna:
merendahkan diri.
Keenam, kalemboade bermakna:
mohon maaf.
Ketujuh, kalemboade bermakna:
tegur – sapa.
NGAHA AINA “Ngaha Aina Ngoho” artinya
NGOHO makanlah tapi jangan serakah.
Makna dari “ngaha aina ngoho”
berarti bersyukur apa yang telah
Allah berikan, sisakan untuk orang
lain.
Ungkapan ini bermakna nasehat
untuk hidup hemat dalam arti luas.
Berhemat dalam segi ekonomi,
berhemat dalam menggunakan
sumberdaya alam untuk kehidupan
di masa mendatang bagi yang
hidup saat ini dan anak cucu.
TOHOP RA Makna dari “Tohop Ra Ndai Sura
NDAI SURA Dou Labo Dana” yaitu apapun
DOU LABO kesulitan pada diri saya itu tak
DANA masalah, tapi untuk masarakat
saya itu lebih penting.
kemerdekaan. Prinsip-prinsip itu
mengambil bentuk “sikap bijaksana”
seperti kesediaan berkorban untuk
mengorbankan kepentingan sendiri untuk
kepentingan orang lain, melakukan banyak
hal untuk orang lain tanpa mengharap
imbalan (sepi ing pamrih, rame ing gawe),
kesabaran di hadapan kesulitan dan
penderitaan, dan seterusnya. Karena
adanya sikap yang demikian bijaksana
dalam dirinya, bangsa Indonesia menjadi
bangsa pencinta perdamaian, sopan kepada
orang lain tanpa sedikit pun menyerahkan
diri kepada akibat-akibat koruptif dari
modernisasi, giat berkarya, tetapi memiliki
akar yang dalam pada kehidupan yang
kaya dengan refleksi dan meditasi, serta
sabar tetapi tekun dalam membangun
masyarakat yang adil bagi masa depan.
Dalam hal ini istilah ngaha aina ngoho
merujuk pada sikap jujur dan adil sesuai serta
menjauhi sikap korupsi, korupsi berkaitan
penting dengan pelanggaran penghayatan
nilai-nilai dalam pancasila khususnya sila
keempat. Pancasila sila keempat
sebenarnya mengandung nilai --nilai
demokrasi salah satunya yaitu hikmat
kebijaksanaan yang berarti penggunaan
pikiran yang logis yang selalu
mempertimbangkan persatuan dan
kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan
dilaksanakan dengan tanggung jawab,
jujur, dan bertanggung jawab, serta di
dorong oleh hati nurani dengan tujuan
yang baik.
Katohompara weki sura dou ma labo dana
( Tidak penting untuk diri sendiri dan
kelompok, yang penting untuk
rakyat,tanah dan negeri). Nilai ini
berkaitan erat dengan nilai-nilai
kerakyatan dan keadilan sosial.
SU’U SAWA’U Secara denotatif Su”u berarti Su’u Sawa’u Sia Sawale berarti
SIA SAWALE menjunjung. Sa wa’u berarti menjunjung tinggi amanah yang
sekemampuan. Sia berarti menahan dibebankan serta senantiasa bersifat jujur
atau bertahan. Sawale berarti dalam bertindak sebagai manivestasi nilai
sekuat atau dengan kuat. Secara kemanusiaan yang adil dan beradab.
konotatif Su’u Sawa’u Sia Sawale
bermakna bahwa amanah yang
diemban atau dijalankan sesuai
kapasitas diri, sesuai bidang ilmu
dan keahlian masing masing. Istilah
kerennya adalah The Right Man On
The Right Place, artinya orang
yang benar atau tepat di tempat
yang benar atau tepat pula. Su’u
Sawa’u Sia Sawale juga
mengandung makna bahwa kita
harus betul betul menahan beban
dan melaksanakannya sekuat
tenaga dan pikiran.